Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh senam diabetes terhadap kadar gula darah pada pasien diabetes di Klinik Puti Bungsu, Lampung Tengah. Populasi penelitian adalah 61 pasien diabetes di klinik tersebut. Sampel penelitian adalah 30 pasien yang melakukan senam diabetes dan 30 pasien yang tidak melakukan senam, diukur kadar gula darahnya sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan kadar g
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...IsmaLia7
Â
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif. Diabetes melitus berhubungan dengan risiko aterosklerosis dan merupakan predisposisi untuk terjadinya kelainan mikrovaskular seperti retinopati, nefropati dan neuropati. Penyakit diabetes melitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan terjadinya berbagai penyulit menahun, seperti penyakit serebrovaskular, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, gangguan pada mata, ginjal dan syaraf. Penyandang diabetes melitus mempunyai risiko 2 kali lebih besar untuk mengalami penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah otak, 5 kali lebih mudah menderita ulkus/gangren, 7 kali lebih mudah mengidap gagal ginjal terminal, dan 25 kali lebih mudah mengalami kebutaan akibat kerusakan retina daripada pasien non diabetes. Usaha untuk menyembuhkan kembali menjadi normal sangat sulit jika sudah terjadi penyulit, karena kerusakan yang terjadi umumnya akan menetap.
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesNiakhairani
Â
penyakit Diabetes adalah penyakit degeneratif, di mana ada beberapa gangguan dalam metabolisme tubuh karbohidrat, lemak, protein, dan juga ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh tidak memproduksi insulin sama sekali. Sel-sel dalam tubuh manusia membutuhkan energi dari gula (glukosa) untuk bisa berfungsi dengan normal.
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...Aji Wibowo
Â
Salah satu intervensi yang komprehensif untuk pasien penyakit degeneratif adalah home pharmacy care. Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh peran home Pharmacy Care pada pasien diabetes melitus dalam meningkatkan kepatuhan dan keberhasilan terapi. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian pra experimental yang dilakukan di Bp Sentra
Medika dan konseling di rumah masing-masing responden di Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal dengan metode one group pretest posttest design. Sampel diperoleh dengan metode purposive sampling dan didapat 35 responden. Pengukuran dilakukan menggunakan instrumen kuesioner MMAS-8 (pretest-postest) dan pill count untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien serta glucotest untuk mengukur keberhasilan terapi yang
ditandai dengan nilai kadar gula darah.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKesAISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
JUDUL
PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES
MELITUS DI KLINIK PUTI BUNGSU BANDAR JAYA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2014
Diabetes Mellitus (DM) is a chronic and degenerative diseases. The prevalence of diabetes
in the world has reached the number of outbreaks or epidemics. The World Health Organization
or the World Health Organization (WHO) estimates that currently more than
reaching the proportion of 6% of the adult population. Increased prevalence of diabetes mellitus
is associated with lifestyle. Efforts to menurunklan blood glucose levels can be done with routine
physical activity. The purpose of the s
diabetes mellitus in patients with DM in the region of Bandar Jaya Youngest Puti Clinic 2014.
This study is a design experiment with pretest
in this study were patients with diabetes mellitus in the region
61 patients, whereas samples taken by purposive sampling technique to sample journal
gymnastics DM 30 and DM 30 does not exercise conducted in May
univariate analysis the frequency distribution and bivariate tests using independent t test.
The results of blood glucose levels in diabetic patients who do not perform gymnastics with
an average DM 230.58 and SD: 59.87. Blood glucose levels in diabetic patients who do
gymnastics with an average DM 208.20 and SD: 37.84. The results of t
influence DM test on blood glucose levels in diabetic patients in the region Clinic Puti
Central Lampung 2014 with p value: 0.000. The conclusion of this study is exercise effect
blood glucose levels in diabetic patients so diabetic pat
held by health facilities.
Keywords: Blood Glucose, Gymnastics DM
Bibliography: 32 (2001 - 2012)
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan
penyakit degeneratif dan kronis, yang
memerlukan pengobatan jangka panjang
dan perawatan pasien secara mandiri, untuk
dapat mencegah efek komplikasi akut dan
komplikasi jangka panjang.Angka prevalensi
DM di dunia telah mencapai jumlah wabah
atau epidemi. Badan Kesehatan Dunia atau
World Health Organization (WHO
memperkirakan pada negara berkembang
pada tahun 2025 akan muncul 80% kasus
baru. Saat ini, DM di tingkat dunia
diperkirakan lebih dari 230 juta, hampir
mencapai proporsi 6% dari populasi orang
dewasa. Diperkirakan 20 tahun mendatang
jumlah penderita DM akan mencapai 350
juta. Setiap 10 detik ada orang yang
meninggal terkait dengan DM. DM
merupakan penyakit epidemi tersembunyi
Deni Asnawi – NPM: 1001081
JURNAL PENELITIAN
Deni Asnawi, NPM: 100108
ABSTRACT
230 million, almost
study to determine the effect of exercise on blood sugar of
pretest-posttest Group Two Design. The population
Puti Bungsu Clinic amounted to
May-June 2014 is used
te t-test exerc
patients to participate in gymnastics DM
tan WHO)
kan yang memakan korban setiap tahunnya
setara dengan angka kematian yang
disebabkan oleh HIV/AIDS (Pranoto, 2012).
Berdasarkan survei WHO yang
dilakukan tahun 2011 jumlah penderita
diabetes melitus di dunia 200 juta jiwa,
Indonesia menempati urutan keempat
terbesar dalam jumlah penderita diabetes
melitus di dunia setelah India, Cina, dan
Amerika Serikat. Data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menyatakan
bahwa prevalensi nasional penyakit DM di
Indonesia sebanyak 5,7%. Pada tahun
2011, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk
Indonesia yang mengidap diabetes melitus.
Prevalensi Diabetes Melitus untuk
Provinsi Lampung tahun 2007adalah
sebesar 0,4%. Menurut kabupaten dan kota
Provinsi Lampung prevalensi diabetes
melitus adalah berkisar 0,1-0,9% dengan
prevalensi tertinggi di Bandar Lampung.
Berdasarkan dinas kesehatan Provinsi
tudy exercises no
Bungsu
effected on
ients sdas)
2. Lampung jumlah penderita diabetes melitus
mengalami peningkatan sebesar 12% yaitu
sebanyak 6.256 penderita (Heltomi, 2010).
Peningkatan prevalensi DM
dihubungkan dengan gaya hidup dan diet.
Gaya hidup yang saat ini banyak dianut
adalah gaya hidup kebarat-baratan yang
dicirikan dengan kurangnya aktifitas fisik dan
pemilihan makanan yang tidak sehat yang
merupakan pencetus terjadinya DM
(Pusthika, 2011).
Diabetes umumnya terjadi pada saat
pola gaya hidup dan perilaku setelah
terbentuk dengan kokoh. Keberhasilan
pengelolaan diabetes mandiri membutuhkan
partisipasi aktif pasien, keluarga dan
masyarakat.Untuk mencapai keberhasilan
perubahan perilaku, dibutuhkan upaya
pencegahan yang komprehensif.Rutin
berolahraga merupakan usaha di bidang
kesehatan untuk membantu individu,
kelompok atau masyarakat dalam
meningkatkan derajat kesehatan seseorang
(Widhayati, 2009).
Peningkatan prevalensi DM
menunjukkan pentingnya upaya
pencegahan. Pencegahan DM adalah
dengan mengupayakan kadar glukosa darah
dalam tubuh menjadi normal. Upaya untuk
menurunkan kadar gula darah yaitu melalui
empat pilar penatalaksanaan DM seperti
edukasi, perencanaan makan, latihan
jasmani dan terapi farmakologi.
Pemantauan kadar gula darah sangat
penting karena glukosa darah adalah
indikator untuk menentukan diagnosa
penyakit DM. Kadar glukosa darah dapat
diperiksa sewaktu, dan ketika puasa.
Seseorang di diagnosa menderita DM jika
dari hasil pemeriksaan kadar gula darah
sewaktu ≥ 200 mg/dl, sedangkan kadar
gula darah ketika puasa ≥126 mg/dl
(Waspadji, 2007).
Menurut Perkeni (2011), salah satu dari
5 pilar pengendalian DM adalah dengan
latihan jasmani dengan senam diabetes
melitus. Dengan rutin latihan jasmani dan
senam khusus penderita diabetes terbukti
dapat meningkatkan kebugaran juga dapat
menurunkan berat badan dan memperbaiki
sensitivitas insulin, sehingga akan
memperbaiki kendali glukosa secara
signifikan jika dilakukan secara teratur 3-4
kali seminggu. Namun yang menjadi
fenomena dalam penelitian ini adalah masih
kurangnya keiikut sertaan pada pasien
diabetes melitus dalam pelaksanaan senam
diabetes melitus tersebut, dimana hal ini
Deni Asnawi – NPM: 1001082
dapat dimungkinkan kurangnya
pengetahuan mereka tentang manfaat nyata
dari senam tersebut khususnya terhadap
penurunan kadar gula darah mereka. Hasil
riset yang dilakukan Kelly DE., dkk tentang
Effects of exercise on glucose homeostasis
in Type 2 diabetes melitus dengan hasil
bahwa terdapat hubungan antara latihan
senam dengan kadar glukosa dimana pada
penderita yang melakukan senam
mengalami penurunan 14% glukosa darah.
Senam diabetes dapat memberikan
manfaat diantaranya yaitu menghambat dan
memperbaiki faktor resiko penyakit
kardiovaskuler yang banyak terjadi pada
penderita DM, olah raga dapat membantu
memperbaiki profil lemak darah,
menurunkan kolesterol total, LDL,
Trigliserida dan menaikkan HDL kolesterol
45-65% serta memperbaiki sistem
hemostatik dan tekanan darah.Kondisi
tersebut dapat menghambat terjadinya
arteroskelorosis dan penyakit-penyakit
vaskuler yang berbahaya seperti penyakit
jantung koroner, stroke, penyakit pembuluh
darah perifer.Menurunkan berat badan,
pengaturan olah raga secara optimal dan
diet DM pada penderita kegemukan (obese)
dapat menurunkan berat badan.Penurunan
berat badan menguntungkan dalam regulasi
NIDDM obese, yaitu memperbaiki insulin
resisten, mengontrol gula darah dan
memperbaiki resiko penyakit jantung
koroner (Santoso, 2008).
Hasil riset yang dilakukan oleh Moura
dkk (2011) dari British Jounal of Diabetes
and Vascular Disease menyebutkan bahwa
bahwa penggunaan resistance training
secaa teratur sangat bermanfaat digunakan
dalam pengelolaan diabetes dan
pengedalian kadar gula darah dan
mengeluarkan rekomendasi dengan
mempublikasikan pernyataan ilmiah dampak
pelatihan fisik pada pasien diabetesyang
berisi daftar manfaat fisik latihan untuk
mengurangi risiko komplikasi dan
manajemen diabetes (Moura, dkk, 2011).
Hasil pra survey pada bulan November
tahun 2013 di Klinik Puti Bungsu Bandar
Jaya Lampung Tengah, penyakit DM,
merupakan penyakit non menular dengan
prevalensi yang cukup tinggi kedua setelah
hipertensi.Berdasarkan data di Klinik Puti
Bungsu Bandar Jaya, prevalensi DM selalu
mengalami peningkatan setiap tahun. Pada
tahun 2011, prevalensi DM sebesar 43
kasus, kemudian mengalami peningkatan
pada tahun 2012 menjadi 53 kasus,
3. sedangkan pada tahun 2013 sampai dengan
bulan September telah terdapat 61 pasien
DM. Hasil survey untuk bulan Desember
2013 terhadap pelaksanaan program senam
diabetes yang dilakukan di wilayah kerja
Klinik Puti Bungsu diketahui bahwa dari 61
pasien tersebut hanya 30 orang (49,18%)
yang secara rutin mengikuti senam tersebut.
Adanya peningkatan kejadian diabetes
mellitus menyebabkan perlunya upaya
pencegahan dan perawatan pasien DM,
dimana salah satunya dengan perubahan
pola hidup sehat dengan rutin melakukan
senam bagi penderita DM yang terbukti
dapat membakar kalori dengan baik
sehingga mampu mengontrol gula
darah.Namun pada kenyataanya keikut
sertaan penderita DM pada senam tersebut
masih rendah dimana hal tersebut
dimungkinkan karena kurangnya bukti nyata
dari efektifitas senam DM tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas
mengenai kecenderungan peningkatan
kejadian DM dan belum pernah dilakukan
penelitian tentang pengaruh senam DM
terhadap kadar glukosa menjadi dasar bagi
peneliti untuk melakukan penelitian guna
mengetahui "Pengaruh senam diabetes
terhadap gula darah pada pasien DM di
wilayah Klinik Puti Bungsu Bandar Jaya
Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2014".
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat
dirumuskan permasalahan yaitu: apakah
ada pengaruh senam diabetes melitus
terhadap gula darah pada pasien DM di
wilayah Klinik Puti Bungsu Bandar Jaya
Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2014.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh senam diabetes
melitus terhadap gula darah pada pasien
DM di wilayah Klinik Puti Bungsu Bandar
Jaya Kabupaten Lampung Tengah Tahun
2014.
Tujuan Khusus
1. Diketahuinya proporsi kadar gula darah
para pasien diabetes melitus yang tidak
mengikuti senam diabetes melitus di
wilayah Klinik Puti Bungsu Bandar Jaya
Kabupaten Lampung Tengah Tahun
2014.
Deni Asnawi – NPM: 1001083
2. Diketahuinya proporsi kadar gula darah
para pasien diabetes melitus yang
melakukan senam diabetes melitus di
wilayah Klinik Puti Bungsu Bandar Jaya
Kabupaten Lampung Tengah Tahun
2014.
3. Diketahuinya pengaruh senam diabetes
melitus terhadap gula darah pada pasien
DM di wilayah Klinik Puti Bungsu Bandar
Jaya Kabupaten Lampung Tengah
Tahun 2014.
II METODELOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen (Experimental Research) yaitu
suatu penelitian yang berusaha mencari
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel
yang lain dalam kondisi yang terkontrol
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian eksperimen
ini merupakan bentuk penelitian dimana
peneliti dengan sengaja memberikan
perlakuan kepada responden, selanjutnya
mengamati dan mencatat reaksi responden,
dan kemudian melihat hubungan antara
perlakuan yang diberikan dan reaksi yang
muncul dari responden.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Klinik
Puti Bungsu Bandar Jaya Kabupaten
Lampung Tengah.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-
Juni 2014.
Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan
sebuah rancangan penelitian Two Group
Pretest-Posttest Design, yaitu sebuah
rancangan yang digunakan dengan cara
memberikan perlakuan pada jangka waktu
tertentu serta mengukurnya dengan tes
sebelum (pretest) dan sesudah (posttest)
perlakuan dilakukan. Pada paradigma ini
terdapat pretest sebelum melakukan senam
sehingga hasil perlakuan dapat diketahui
lebih akurat, karena dapat membandingkan
antara sesudah senam dengan keadaan
sebelum senam.
Subjek Penelitian
Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah
keseluruhan pasien diabetes melitus di
wilayah Klinik Puti Bungsu Bandar Jaya
Kabupaten Lampung Tengah berdasarkan
4. data terakhir pada bulan Maret tahun 2014
berjumlah 61 pasien.
Sampel
Penentuan jumlah dan tehnik sampling yang
digunakan adalah tehnik pengambilan
sampel purposive sampling, Purposive
Sampling adalah tehnik pengambilan
sampel secara sengaja oleh penelitian
berdasarkan rujuan dari penelitian, jadi
sampel dalam penelitian ini diambil tidak
secara acak tetapi ditentukan sendiri oleh
penelitian yaitu keseluruhan pasien diabetes
melitus di wilayah Klinik Puti Bungsu Bandar
Jaya Kabupaten Lampung Tengah pada
tahun 2014 sejumlah 30 orang pasien dan
yang mengikuti senam diabetes.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian secara sederhana dapat
diartikan sesuatu yang digunakan sebagai
ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau
didapatkan oleh satuan penelitian tentang
suatu konsep pengertian tertentu.Variabel
dalam suatu penelitian ada dua macam
yaitu variabel bebas dan variabel
terikat.Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi, sedangkan variabel terikat
adalah variabel yang dipengaruhi.Variabel
bebas dalam penelitian ini yaitu senam DM
sedangkan variabel terikatnya adalah gula
darah pasien DM.
Alat Ukur
Instrument penelitian ini adalah
menggunakan alat tes gula darah digital,
dan lembar checklist keikut sertaan pasien
dalam kegiatan senam DM.
Pengambilan data penelitian ini melalui
lembar checklist dengan hasil ukur untuk
masing-masing variabel adalah sebagai
berikut:
1. Variabel gula darah dikumpulkan
menggunakan alat tes pengukur gula
darah digital dengan hasil berupa kadar
gula darah pasien dalam satuan mg/DL
2. Variabel Senam DM, diperoleh dari hasil
observasi dan absensi pasien yang
dikelompokkan dalam:
a. Mengikuti senam.
b. Tidak mengikuti senam
Pengumpulan Data
Langkah-langkah pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah dilakukan dengan
langkah persiapan awal seperti
menyerahkan surat izin pra survey ke lokasi
penelitian untuk mengambil data awal yang
digunakan dalam menyusun proposal,
Deni Asnawi – NPM: 1001084
konsultasi penyusunan proposal,
mempersiapkan usulan proposal penelitian,
mengajukan proposal penelitian melalui
seminar, perbaikan usulan proposal
penelitian. Setelah langkap persiapan
tersebut maka dilakukan pelaksanaan
penelitian dengan sebelumnya mengajukan
surat izin penelitian dilanjutkan dengan
pengumpulan data dengan mengunjungi
para pasien DM yang mengikuti senam dan
tidak mengikuti senam dilanjutkan dengan
melakukan pengukuran kadar glukosa darah
menggunakan alat pengukuran gula darah
digital, dan checklist yang diisi berdasarkan
hasil absensi peserta senam, dalam
peengumpulan dat tersebut peneliti dibantu
oleh 2 orang tenaga kesehatan yang
sebelumnya telah dilakukan persamaan
persepsi mengenai tujuan peneltiian da cara
pengumpulan data. Setelah data terkumpul,
kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap
data apakah sudah benar-benar terisi,
kemudian data dikelompok sesuai dengan
variabel yang diteliti dalam bentuk tabulasi
yang pada akhirnya akan diolah dengan
batuan komputerisasi.
Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan
tahap pengolahan data. Pengolahan data
dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan program statistik komputer
dengan langkah sebagai berikut:
1. Editing
Pada kegiatan ini dilakukan pemeriksaan
terhadap hasil pengumpulan data guna
memastikan apakah terdapat kekeliruan
dalam pengisian instrumen pengumpulan
data satu persatu. Jika terdapat data
yang kurang maka dilakukan
pengecekan kembali terhadap data yang
kurang dengan melakukan pengambilan
data ulang.
2. Coding
Data yang telah diperiksa dan dianggap
lengkap kemudian dilakukan pemberian
kode sesuai dengan hasil jawaban atau
hasil observasi yang telah ditentukan
sebelumnya untuk memeudahkan
pengelompokkan dan analisa data
nantinya.
3. Cleaning
Jawaban responden yang telah diperiksa
dan diberi kode akah dipisahkan antara
yang dapat diolah ataukah masih perlu
data tambahan atau terdapat kesalahan
dalam penghitungan seperti peghitungan
5. kadar gula darah serta kelengkapan
dalam pengisian lembar observasi.
4. Prosessing
Data yang telah diperiksa kelengkapan
datanya selanjutnya dilakukan
memprosesan data dengan mengentri
data ke dalam lembar rekapitulasi data
dan selanjutnya ke dalam program
komputer untuk proses analisa data.
5. Tabulating
Hasil yang diperoleh dari pengolahan
data selanjutnya akan disajikan dalam
bentuk tabulasi agar dapat dengan
mudah dideskripsikan. Data
dikelompokkan dengan teliti dan teratur
ke dalam bentuk tabel, lalu
dideskripsikan kedalam narasi yang lebih
mudah dipahami pembaca.
Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap
variabel dan hasil penelitian.Analisis ini
hanya menghasilkan distribusi dan
prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,
2010).Dari hasil pengumpulan data terhadap
responden selanjutnya dihitung distribusi
frekuensi dari tiap variabel penelitian
dengan hasil dalam bentuk prosentase.
Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang dilakukan terhadap
dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkolerasi (Notoatmodjo, 2005). Analisis
bivariat dilakukan dengan uji hipotesis
dilakukan dengan uji analisis uji t, dimana uji
ini digunakan untuk membuktikan pengaruh
antara 2 variabel karena skala pengukuran 2
variabel tersebut ada uji dua sampel
independent. Data yang dihasilkan dalam
penelitian tersebut kemudian dihitung
menggunakan program komputerisasi.
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Klinik Puti Bungsu Bandar Jaya Kabupaten
Lampung Tengah berlokasi di Jalan S.
Parman LK. II Kelurahan Bandar Jaya
TimurKecamatanTerbanggiBesarKabupaten
Lampung Tengah, berdiri sejak tahun 1999.
Hasil Penelitan
Analisa Univariat
Setelah dilakukan analisa data secara
univariat, didapatkan hasil sebagai berikut:
Deni Asnawi – NPM: 1001085
Distribusi Frekuensi Kadar Glukosa
Darah yang Melakukan Senam DM
Variabel Mean
Std.
dev
SE
N
Sebelum 230,58 57,54 10,504 30
Sesudah 230,29 59,87 10,930 30
Rata-rata kadar glukosa darah pada
pasien DM yang tidak melakukan senam DM
dengan rata-rata pengukuran awal adalah
230,58, standar deviasi: 57,54.Pada
pengukuran akhir dengan nilai rata-rata
adalah 230,29, standar deviasi: 59,87.
Kadar glukosa darah pada pasien DM
yang melakukan senam DM
Variabel Mean
Std.
dev
SE
N
Sebelum 208,20 37,84 6,90 30
Sesudah 189,46 36,74 6,70 30
Rata-rata kadar glukosa darah pada
pasien DM yang melakukan senam DM
dengan rata-rata paa pengukuran sebelum
senam nilai rata-rata adalah 208,20, standar
deviasi: 37,84. Pada pengukuran setelah
senam senam nilai rata-rata adalah 189,46,
standar deviasi: 36,74.
Analisa Bivariat
Pengaruh senam DM terhadap kadar
glukosa darah
Variabel Mean
Std.
dev
SE t
p
value
N
Tidak
senam
DM
0.289 7.184 1.311 0.221 0.827 30
Senam
DM
18.733 6.732 1.22 15.239 0.000 30
Rata-rata kadar glukosa darah pada
pasien DM di wilayah Klinik Puti Bungsu
Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2014
yang tidak melakukan senam DM dengan
rata-rata penurunan adalah 0,289 dengan
standar deviasi 7,184, thit: 0,221 dan p
value: 0,827 yang berarti tidak ada
perbedaan rata-rata pada perhitungan awal
dan perhitungan akhir. Sedangkan pada
pasien yang melakukan senam DM untuk
pengukuran tekanan darah dengan
penurunan rata-rata glukosa darah adalah
6. 18,733, standar deviasi 6,732, thit: 15,239
dan p value: 0,000 yang menunjukkan
terdapat perbedaan kadar glukosa darah
pada pasien DM sebelum dengan sesudah
melakukan senam DM di wilayah kerja Klinik
Puti Bungsu Kabupaten Lampung Tengah
Tahun 2014.
Pembahasan
Rata-rata kadar glukosa darah yang tidak
melakukan senam DM
Pada hasil penelitian dapat diketahui
rata-rata kadar glukosa darah pada pasien
DM yang tidak melakukan senam DM di
wilayah Klinik Puti Bungsu Kabupaten
Lampung Tengah Tahun 2014 dengan rata-rata
pengukuran awal adalah 230,58,
standar deviasi: 57,54. Pada pengukuran
akhir dengan nilai rata-rata adalah 230,29,
standar deviasi: 59,87.
Hasil ini menunjukkan rata-rata glukosa
darah yang masih tinggi dimana hal ini
sesuai dengan konsep bahwa pada pasien
yang tidak melakukan kegiatan jasmani
kebugaran tubuh tidak membaik, kadar
glukosa darah cenderung meningkat,
kemungkinan terjadinya komplikasi
aterogenik, gangguan lemak darah. Hal ini
disebabkab glukosa yang disimpan dalam
otot dan hati sebagai glikogen akan
menumpuk dan dapat menyebabkan
peningkatan kadar glukosa darah
(Suhartono, 2004).
Berdasarkan penelitian yang terkait
dengan penelitian Kartika pada tahun 2011
dengan judul efek senam diabetes terhadap
gula darah sewaktu anggota Paguyuban
Diabetes Putat Jaya, dengan hasil bahwa
dari 64 pasien yang tidak mengikuti senam
DM memiliki rata-rata kadar glukosa darah
241,52 yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pasien yang mengikuti senam
dengan rata-rata kadar glukosa darah
224,32.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
rata-rata kadar glukosa darah pada pasien
DM yang tidak mengalami penurunan yang
signifikan. Hasil ini juga menggambarkan
bahwa kadar glukosa darah pasien masih
belum terkontrol dimana hal ini dapat
disebabkan karena mereka belum
melakukan aktivitas fisik guna menurunkan
kadar glukosa darah.
Deni Asnawi – NPM: 1001086
Rata-rata kadar glukosa darah yang
melakukan senam DM
Pada hasil penelitian dapat diketahui
rata-rata kadar glukosa darah pada pasien
DM yang melakukan senam DM di wilayah
Klinik Puti Bungsu Kabupaten Lampung
Tengah Tahun 2014 dengan rata-rata pada
pengukuran sebelum senam nilai rata-rata
adalah 208,20, standar deviasi: 37,84. Pada
pengukuran setelah senam senam nilai rata-rata
adalah 189,46, standar deviasi: 36,74.
Hasil ini menunjukkan bahawa rata-rata
kadar glukosa darah pada pasien yang
mengikuti senam DM lebih rendah dimana
hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
dengan melakukan latihan jasmani kerja
insulin menjadi lebih baik sehingga kadar
glukosa darah dapat menurun, sel-sel dapat
lebih merespon terhadap insulin dan
tepat mengambil glukosa dari darah. Pada
waktu latihan jasmani akan terjadi
pembakaran lemak akibat pemakaian
glukosa oleh otot sehingga glukosa dapat
dipakai untuk aktivitas fisik dan peningkatan
dalam sensitivitas insulin (Suhartono, 2004).
Berdasarkan penelitian yang terkait
dengan penelitian Kartika pada tahun 2011
dengan judul efek senam diabetes terhadap
gula darah sewaktu anggota Paguyuban
Diabetes Putat Jaya, dengan hasil bahwa
dari 64 pasien yang mengikuti senam DM
memiliki rata-rata kadar glukosa darah
224,32 lebih rendah dibandingkan dengan
pasien yang tidak mengikuti senam dengan
rata-rata kadar glukosa darah 241,52.
Hasil yang menunjukkan bahwa rata-rata
kadar glukosa darah pada pasien DM
yang melakukan senam DM memiliki kadar
yang lebih rendah dibandingkan dengan
sebelum melakukan senam. Hal ini
menunjukkan bahwa kadar glukosa
darahnya lebih terkontrol dimana hal ini
dikarenakan akibat dari aktivitas fisik yang
mereka lakukan dapat meningkatkan kerja
insulin serta membakar lemak sehingga
berpengaruh terhadap penurunan kadar
gula dalam darah. Selain itu penurunan
kadar glukosa darah pada pasien yan
mengikuti senam DM tersebut juga
dikarenakan setelah pelaksanaan senam
diabetes juga diberikan penyuluhan tentang
pola hidup sehat guna mengontrol kadar
glukosa darah sehingga pengetahuan
pasien tentang upaya untuk mengontrol
kadar dlukosa darahnya menjadi lebih baik
yang berdampak kepada penurunan kadar
glukosa darah yang lebih tinggi pada pasien
yang mengikuti senam diabetes.
7. Pengaruh senam DM terhadap kadar
glukosa darah pada pasien DM
Berdasarkan hasil analisa uji t
independent rata-rata kadar glukosa darah
pada pasien DM di wilayah Klinik Puti
Bungsu Kabupaten Lampung Tengah Tahun
2014 diperoleh hasil yang tidak melakuan
senam DM dengan rata-rata penurunan
adalah 0,289 dengan standar deviasi 7,184,
thit: 0,221 dan p value: 0,827 yang berarti
tidak ada perbedaan rata-rata pada
perhitungan awal dan perhitungan akhir.
Sedangkan pada pasien yang melakukan
senam DM untuk hasil pengukuran tekanan
darah dengan penurunan rata-rata kadar
glukosa darah adalah 18,733, standar
deviasi 6,732, thit: 15,239 dan p value:
0,000 yang menunjukkan terdapat
perbedaan kadar glukosa darah pada
pasien DM sebelum dengan sesudah
melakukan senam DM di wilayah kerja Klinik
Puti Bungsu Kabupaten Lampung Tengah
Tahun 2014.
Adanya pengaruh senam DM terhadap
glukosa darah ditunjukkan adanya
perbedaan rata-rata kadar glukosa darah
sebelum dan sesudah senam DM dimana
sesudah melakukan senam terlihat bahwa
rata-rata kadar glukosa darahnya lebih
rendah dibandingkan sebelum melakukan
senam.
Hasil ini juga menunjukkan kesesuaian
dengan teori yang menyatakan bahwa
manfaat latihan jasmani bagi para penderita
diabetes antara lain meningkatkan
penurunan kadar glukosa darah, mencegah
kegemukan, ikut berperan dalam mengatasi
kemungkinan terjadinya komplikasi
aterogenik, gangguan lemak darah,
meningkatkan kadar kolesterol HDL,
meningkatkan sensitivitas reseptor insulin,
menormalkan tekanan darah, serta
meningkatkan kemampuan kerja. Pada saat
seseorang melakukan latihan jasmani, pada
tubuh akan terjadi peningkatan kebutuhan
bahan bakar tubuh oleh otot yang aktif dan
terjadi pula reaksi tubuh yang kompleks
meliputi fungsi sirkulasi, metabolisme, dan
susunan saraf otonom. Dimana glukosa
yang disimpan dalam otot dan hati sebagai
glikogen, glikogen cepat diakses untuk
dipergunakan sebagai sumber energi pada
latihan jasmani terutama pada beberapa
atau permulaan latihan jasmani dimulai
Setelah melakukan latihan jasmani 10 menit,
akan terjadi peningkatan glukosa 15 kali dan
Deni Asnawi – NPM: 1001087
kebutuhan biasa, setelah 60 menit, akan
meningkat sampai 35 kali (Suhartono,
2004). Dimana setelah beberapa menit
berlangsung tubuh akan mengompensasi
energi dari lemak. Latihan jasmani
sebaiknya disesuaikan dengan umur dan
status kesegaran jasmani (Konsensus
Pengelolaan dan Pencegahan DM di
Indonesia, 2006).
Pada saat melakukan latihan jasmani
kerja insulin menjadi lebih baik dan yang
kurang optimal menjadi lebih baik lagi. Akan
tetapi efek yang dihasilkan dan latihan
jasmani setelah 2 x 24 jam hilang, oleh
karena itu untuk memperoleh efek tersebut
latihan jasmani perlu dilakukan 2 hari sekali
atau seminggu 3 kali. Penderita diabetes
diperbolehkan melakukan latihan jasmani
jika glukosa darah kurang dari 250 mg%
(Suhartono, 2004). Selain itu penurunan
kadar glukosa darah pada pasien yan
mengikuti senam DM tersebut juga
dikarenakan setelah pelaksanaan senam
diabetes juga diberikan penyuluhan tentang
pola hidup sehat guna mengontrol kadar
glukosa darah sehingga pengetahuan
pasien tentang upaya untuk mengontrol
kadar dlukosa darahnya menjadi lebih baik
yang berdampak kepada penurunan kadar
glukosa darah yang lebih tinggi pada pasien
yang mengikuti senam diabetes.
Hasil penelitian ini memiliki kesamaan
dengan hasil penelitian oleh Kartika, dkk
pada tahun 2011 dengan judul "Efek senam
diabetes terhadap gula darah sewaktu dan
tekanan darah anggota Paguyuban
Diabetes Putat Jaya "dengan hasil bahwa
terdapat Ada pengaruh senam diabetes
terhadap gula darah sewaktu dengan
p=0,024. Hasil penelitian Kelly DE., dkk
tentang Effects of exercise on glucose
homeostasis in Type 2 diabetes melitus
dengan hasil bawha terdapat hubungan
antara latihan senam dengan kadar glukosa
dimana pada penderita yang melakukan
senam mengalami penurunan 14% glukosa
darah. Penelitian Widiawati (2013) di Klinik
Tiara Medistra Bandar Setia Deli Serdang
dengan judul pengaruh senam diabetes
terhadap penurunan Kadar Gula Darah
pasien diabetes melitus diperoleh hasil
analisa data terjadi penurunan kadar gula
darah pada responden dengan nilai p value
0.041.
Berdasarkan hal tersebut makan
diperlukan upaya pemberian edukasi pada
pasien DM tentang pentingnya mengikuti
senam DM serta pola hidup sehat dalam
9. Perkeni, 2011, Konsensus Pengendalian dan
Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe2
di Indonesia 2011, Tersedia
http://perkeni.org diakses 10
September 2013.
Pranoto, 2012, Tantangan Diabetes Mellitus
Sebagai Wabah Penyakit Dunia,
diakses
dari:http://www.suarasurabaya.net/ref
erensikesehatan/read/26-Tantangan-
Diabetes-Mellitus-Sebagai-Wabah-
Penyakit-Dunia. Diakses 26
Desember 2013.
Price & Wilson, 2006, Patofisiologi: Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi
6, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Pusthika, 2011, Pengaruh Konselingdan Gaya
Hidup dengan Indeks Masa Tubuh
dan Glukosa Darah pada Penderita
Diabetes Mellitus, KTI, Universitas
Diponegoro Semanarang, diakses dari
http://eprints.undip.ac.id
Putri, 2009, Tetap Sehat di Usia Lanjut,
Penerbit Genius, Jakarta.
Riskesdas, 2007, Riset Kesehatan Dasar
Indonesia, Depkes, RI, Jakarta.
Sacher & McPherson, 2004, Gula Darah,
diakses dari http://digilib.unimus. ac.id/
files/disk1/125/jtptunimus-gdl-chairulper-
6215-2-babii.pdf. tanggal
26 Mei 2013.
Santoso, 2008, Senam Diabetes Indonesia,
Yayasan Diabetes Indonesia, Jakarta.
Setyanto, 2009, Senam diabetes. Diambil dari
http://kesad.mil.id/index.php?view=
article&catid59%3Ars-ciremai-cirebon&
id=153%3Asenadiabetes
&option=com_content&Itemid=50
Stang & Story, 2005, Guidelines for Adolecent
Nutrition Service, diakses dari http:
www.epi.umn.edu./let/pubs/adol_book
s. tanggal 26 September 2013.
Suwando, A.W.dkk. (2006). Ilmu Penyakit
Dalam Edisi IV. Jakarta : Pusat
Penerbit Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran UI
Deni Asnawi – NPM: 1001089
Suhartono, 2004, Naskah Lengkap PB
Persadia. Simposium Diabetes Melitus
untuk Dokter dan Diabetii. Semarang:
Universitas Diponegoro diakses dari
http://eprints.uns.ac.id/ tanggal 26
September 2013.
Suyono, S, 2006, Diabetes mellitus di
indonesia. Buku ajar ilmu penyakit
dalam jilid III. Jakarta: Pusat penerbit
Departemen Penyakit Dalam FK UI
Utami, 2009, Solusi Sehat Mengatas Diabetes,
Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta.
Waspadji, 2007, Kaki Diabetes: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid IIIEdisi IV,
Jakarta, FKUI.
Widhayati, 2009, Efek Pendidikan Gizi
terhadap Perubahan Konsumsi Energi
dan IMT padaRemaja Kelebihan Berat
Badan. Universitas Diponegoro
Semarang, diakses dari
http://www.undip.ac.id. D
Widiawati, 2011, Pengaruh Senam Diabetes
Terhadap Penurunan Kadar Gula
Darah Pasien Diabetes Mellitus di
Klinik Tiara Medistra Bandar Setia,
Deli Serdang, diakses dari
www.usu.respiratory.ac.id/ pada
tangal 20 September 2013.
Yunir & Soebardi, 2006, Terapi
nonfarmakologis pada diabetes
mellitus. Buku ajar ilmu penyakit
dalam jilid III. Jakarta: Pusat penerbit
Departemen Penyakit Dalam FK UI