3. REVIEW ITEM
Pertama dilakukan o/ peneliti sendiri
dg memeriksa ulang tiap item sdh
sesuai / belum dg indikator perilaku
yg diukur & kesesuaian dg pedoman
penulisan item
Tahap 2 dilakukan o/ org yg kompe-
ten terkait dg penguasaan masalah
konstruksi skala & masalah atribut yg
diukur
Jika ada item yg belum sesuai tahap
1 / tahap 2 mk harus ditulis ulang
Item yg diyakini dpt berfungsi baik,
boleh diloloskan u/ uji coba di
lapangan
4. Hindari item yg mengacu pada banyak peristi-
wa masa lalu dibandingkan saat ini
Contoh : “Minat thd Pelajaran Matematika”
SALAH Saat SD saya lebih sering mendapat nilai
8 dalam pelajaran Matematika
BENAR Meskipun guru dpt menerangkan pelaja-
ran Matematika dg baik, saya tetap tdk
tertarik mempelajarinya lebih dalam
YG PERLU DIPERHATIKAN u/ PENGGUNAAN
SKALA LIKERT
5. Hindari item yg dapat diinterpretasikan sebagai
fakta padahal bukan
Contoh : “Persepsi thd Poligami”
SALAH Orang yang setuju terhadap Poligami
pasti punya kecenderungan selingkuh
BENAR Menurut saya, lebih baik ber-Poligami
daripada selingkuh
YG PERLU DIPERHATIKAN u/ PENGGUNAAN
SKALA LIKERT
6. Hindari item yang dapat diinterpretasikan lebih
dr satu makna
Contoh :
Mengungkap Tenggang Rasa atau Motivasi
Belajar kah item berikut ini ?
.....Saya tetap menonton dengan teman karena su-
dah berjanji, tapi saya berusaha pulang tidak larut
malam agar masih sempat belajar.....
YG PERLU DIPERHATIKAN u/ PENGGUNAAN
SKALA LIKERT
7. Hindari item yang tidak relevan dg konteks psi-
kologis atau konstruk yg belum terbangun
Contoh : “Sikap thd Program Pendidikan Sex”
SALAH Kemampuan Guru yg mengajar Program
Pendidikan Sex perlu ditingkatkan
BENAR Program Pendidikan Sex perlu diadakan
di sekolah-sekolah
YG PERLU DIPERHATIKAN u/ PENGGUNAAN
SKALA LIKERT
8. Hindari item yg jawabannya hampir sama oleh
setiap orang / item yg tdk akan dipilih responden
Contoh : “Motivasi Kerja”
SALAH Setiap orang akan berusaha menunjuk-
kan hasil terbaik dalam bekerja
BENAR Saya memilih tidak istirahat makan siang
sebelum berhasil menyusun laporan kerja
dengan baik
YG PERLU DIPERHATIKAN u/ PENGGUNAAN
SKALA LIKERT
9. Susun item dg bahasa yg sederhana, jelas, &
langsung
Contoh : “Self Esteem”
SALAH Saya merasa banyak org cenderung mem-
berikan penilaian yg kurang baik thp peri-
laku saya dalam keseharian
BENAR Saya merasa cukup berharga krn banyak
hal baik dlm diri saya
YG PERLU DIPERHATIKAN u/ PENGGUNAAN
SKALA LIKERT
10. Buat item pendek, tdk lebih dr 20 kata
Contoh : “Motivasi Berprestasi”
SALAH Saya akan berusaha menyelesaikan tugas apa-
pun yg dibebankan pd saya oleh pimpinan di
kantor dg segenap kemampuan yg saya miliki
krn rasa tanggung jawab saya
BENAR Saya berusaha menyelesaikan tugas apapun dg
segenap kemampuan saya
YG PERLU DIPERHATIKAN u/ PENGGUNAAN
SKALA LIKERT
11. Satu item hanya berisi satu ide / pokok pikiran
Contoh : “Percaya Diri dalam Berkomunikasi”
SALAH Jantung saya berdetak sangat keras &
perut terasa mulas sehingga sulit berkon-
sentrasi saat mulai bicara di hadapan
orang lain
BENAR Saya kurang dapat santai saat mulai bi-
cara di hadapan orang lain
YG PERLU DIPERHATIKAN u/ PENGGUNAAN
SKALA LIKERT
12. Hindari terjadinya double negatif
Contoh : “Kedisiplinan Berlalu Lintas”
SALAH Tidak memperhatikan rambu lalu lintas
bukanlah tindakan yang terpuji
BENAR Memperhatikan rambu lalu lintas ada-
lah tindakan yg terpuji
YG PERLU DIPERHATIKAN u/ PENGGUNAAN
SKALA LIKERT
13. Hindari item yg menyebabkan ambiguity pd res-
ponden
Contoh :
Tidak pernah sekalipun saya absen menonton
pertandingan sepak bola di TV
Saya menonton sepak bola di TV semata-mata karena
tim favorit saya sedang berlaga
Saya sekedar ikut berpartisipasi saja ketika diajak
teman nonton pertandingan sepak bola di TV
YG PERLU DIPERHATIKAN u/ PENGGUNAAN
SKALA LIKERT
14. TUJUAN UJI COBA
Pertama Mengetahui apakah
kalimat dlm item mudah difahami
responden atau tdk (reaksi
responden thd item = komunikatif
/ tdknya item)
Kedua sbg cara praktis
memperoleh data jawaban dr
responden yg akan digunakan
u/ penskalaan / evaluasi kuali-
tas item secara statistik
15. TUJUAN UJI COBA
Subjek dlm uji coba memiliki ciri serupa dg res-
pondent riil & pelaksanaannya membutuhkan Real
Testing Pressure (suasana tes yg serupa kondisi tes
sesungguhnya), yaitu dr sisi :
a. Instrumennya (teknis penyajian, isi / itemnya, for-
matnya, instruksinya) bedanya Σ
item > dr target
b. Respondent (sebaiknya tdk tahu kalau uji coba)
c. Lingkungan Tes (Psikologis & Fisik)
d. Sample Size Makin besar / banyak, makin baik
Makin kecil sample, makin beda
hasil korelasinya
Variasi kelompok mempengaruhi
korelasi
16. JUMLAH SAMPLE UJI COBA
Tdk ada aturan baku, secara statistik
> 60 org
Crocker & Algina (’86) 200 org
Nunnally (’67) 5 s/d 10 kali lipat
banyaknya item yg akan dianalisis
Gable (’86) 6 s/d 10 kali lipat banyak
item yg dianalisis
KESIMPULANNYA :
Upayakan sebanyak mungkin
17. ANALISIS ITEM
Adalah proses pengujian parameter item u/
mengetahui apakah item memenuhi persyaratan
psikometris u/ disertakan sbg bagian dr skala
Yang diuji adalah DAYA BEDA / DAYA DISKRIMI-
NASI ITEM, analisis index validasi & index
reliabilitas item
Hasil analisis dasar seleksi item dg memper-
timbangkan proporsionalitas komponen skala dlm
blue print
Pengujian RELIABILITAS hanya ditujukan u/
item yg terpilih
Item dg daya diskriminasi item yg tinggi akan
meningkatkan koefisien reliabilitas skala
Penambahan item meningkatkan reliabilitas
18. FORMAT RESPONS ITEM
Dapat berupa bentuk perilaku spt menggambar
(pd skala proyektif), menjawab dg kata-kata,
memilih gambar, memilih pilihan jawaban, dsb
Contoh :
Variasi jawaban tingkat kesetujuan
[STS] [TS] [N] [S] [SS] atau [Ya] [Tidak]
Variasi jawaban pilihan jenjang yg menunjukkan
frekuensi kejadian
a. Tdk Pernah b. Jarang c.Kadang-kadang
d. Sering e. Selalu
19. KAIDAH PENULISAN ITEM
Gunakan kata-kata & kalimat sederhana,
jelas, mudah dimengerti tp tetap sesuai
tata tulis & tata bahasa Indonesia baku
Contoh : “Locus of Control”
Berhasil tdknya saya menjadi pemimpin
adalah tergantung pd kecakapan & ke-
mampuan saya
Kehidupan saya lebih banyak diken-
dalikan oleh orang-orang yang ber-
kuasa
20. KAIDAH PENULISAN ITEM
Jangan menimbulkan penafsiran ganda thd
istilah yg digunakan
Contoh : “Komunikasi Efektif”
Saya akan menjadi pendengar yg baik saat
ada bawahan saya mengeluh tentang pe-
kerjaannya
Catatan : pendengar yg baik dpt bermakna
ganda (tempat curahan hati /
mendengar tanpa komentar
21. KAIDAH PENULISAN ITEM
Jangan menanyakan langsung atribut /
variabel yg akan diungkap
Contoh : “Kecemasan thd Masa Pensiun”
SALAH Saya merasa cemas menghadapi
masa pensiun
BENAR Saya sulit berkonsentrasi kerja
bila mengingat masa pensiun
sudah dekat
22. KAIDAH PENULISAN ITEM
Perhatikan indikator perilaku yg akan diung-
kap shg stimulus & pilihan jawaban tetap
relevan dg tujuan pengukuran
Cobalah menguji pilihan jawaban yg telah
ditulis
Contoh : “ Semangat Kerja”
SALAH Pekerjaan saya menuntut berbagai
macam kemampuan
BENAR Saya berangkat kerja dg
perasaan senang
23. KAIDAH PENULISAN ITEM
Tdk mengandung social desirability (di-
anggap baik o/ norma sosial)
Contoh Item yg Salah :
Saya akan menegur dg baik bila ada
orang yg merokok di ruangan ber-AC
Meskipun untuk meningkatkan karir,
saya tidak boleh berbuat curang thd
teman sekerja
Membuang sampah sembarang-
an adalah perilaku buruk
24. KAIDAH PENULISAN ITEM
Sebagian item dibuat Favourable sebagi-
an Unfavourable u/ menghindari stereo-
tipe jawaban
Contoh Favourable :
“Dengan senang hati saya ikut berpartisi-
pasi dalam kerja bakti di kampung saya”
Contoh Unfavourable :
“Saya tetap datang di acara kerja bakti di
kampung meskipun tidak berpartisi-
pasi membersihkan saluran air”
25. FORMAT PENULISAN ITEM
Pernyataan dg pilihan
Disajikan dlm kalimat deklaratif ttg varia-
bel yg diukur / ttg situasi yg mengandung
indikasi perilaku tertentu
Pertanyaan
Disajikan dlm kalimat tanya ttg variabel
yg diukur / ttg permasalahan / keadaan yg
dihadapi subyek
Kombinasi Penyataan dg pilihan &
Pertanyaan
Penggunaan figur / gambar sbg stimulus
Contoh tes warteg, skala kreativitas, dll
26. CONTOH-CONTOH ITEM
Pernyataan ttg perasaan wanita yg berperan
ganda sbg ibu & wanita karir
Merasa tidak sempurna sbg ibu krn saat anak-anak pulang se-
kolah, saya belum pulang kerja [TP] [KD] [SR] [SL]
Pernyataan dg pilihan jawaban ttg situasi yg
mungkin dialami / tdk dialami sbg indikasi ting-
kat asertivitas
Seseorang menyalakan rokok dalam bis ber AC yang sedang
anda tumpangi, maka :
a. Saya tegur & ingatkan ttg larangan merokok dalam bis
b. Saya diamkan saja meskipun saya terganggu & jengkel
27. TAMPILAN & ADMINISTRASI
FORMAT & TATA LETAK
Format bentuk pilihan ganda, dikotomi ya-
tidak, setuju-tdk setuju, kontinum, dll (disesu-
aikan dg respondentnya)
Tata letak mudah, elegan, terorganisasi dg
baik, menarik
Ukuran kertas kwarto / A4, sesuaikan dg
banyak item
Tipe huruf sederhana, mudah dibaca
PENGGUNAAN WARNA
u/ memberi kesan menyenangkan, mengurangi
ketegangan, menimbulkan apresiasi asalkan
bukan warna yg menyolok shg membuat mata
lelah
28. Latihan : BUAT ITEM u/ TIAP ASPEK dari
KePRIBADIAN AGREEABLENESS
ASPEK INDIKATOR
JUMLAH
ITEM
F UF
Percaya
Mempercayai bahwa orang lain memiliki sifat yang
baik, melihat sisi positif orang lain 2 2
Langsung
Tidak suka basa-basi, tidak suka membohongi
orang lain, jujur 3 3
Penuh
Perhatian
Memperlihatkan rasa empati, mendengar dengan
penuh perhatian, mampu membuat orang lain betah
dengannya
3 3
Rendah
Hati
Menghindari pembicaraan tentang dirinya
(kelebihannya), Tidak menunjukkan prestasinya,
bahkan menyembunyikan
3 3
29. TUGAS !!
Pilihlah 1 variabel Psikologis (salah satu dr
variabel yg akan diteliti dlm Thesis anda)
Batasi kawasan ukurnya dgn membuat
definisi / konsep teoritisnya
Tentukan faktor / aspek / komponen /
dimensinya
Buat Indikator perilakunya dari masing-
masing faktor / aspek / komponen /
dimensinya
Buat Blue Print nya & buat item skalanya
(minimal masing-masing terwakili oleh 4 item
2 item favourabel & 2 item unfavorabel)
30. 30
LANGKAH-LANGKAH
PENYUSUNAN SKALA JANGAN LUPA
Menentukan konsep/construct penelitian
Menentukan dimensi/indikator construct
Membuat definisi operasional dimensi konsep/
construct penelitian
Membuat Tabel Spesifikasi (Blue Print)
Item writing dan Item review
Seleksi dan kompilasi aitem
31. 31
SELEKSI AITEM DALAM PENYUSUNAN
SKALA PSIKOLOGI
1. Seleksi berdasarkan evaluasi kualitatif, yaitu
melihat keseluruhan aitem dengan blue-print
dan kaidah-kaidah penulisan (evaluasi dari
segi Subtance and Wording)
2. Seleksi berdasarkan evaluasi kuantitatif,
yaitu melakukan analisis aitem untuk
menghitung daya beda atau daya diskriminasi
aitem
32. Mana dari ke 3 senapan itu yang “baik” ?
Mengapa ?
33. UJI VALIDITAS
Validitas = sejauh mana ketepatan &
kecermatan alat ukur dlm melakukan
fungsi ukurnya
Dinyatakan dlm koefisien validitas yaitu
korelasi antara distribusi skor tes yg
bersangkutan dg distribusi skor kriteria
yg relevan
Hanya memiliki makna bila memiliki
harga positif dg eror pengukuran yg kecil
Tipe validitas ditinjau dr sifat & fungsi
skala dikategorikan menjadi 3 :
1. CONTENT VALIDITY,
2. CONSTRUCT VALIDITY, &
3. CRITERION-RELATED VALIDITY
34. CONTENT VALIDITY
Diestimasi dr pengujian thd isi skala dg analisis
rasional / profesional judgement u/ mengetahui
“sejauhmana item dlm skala mencakup keselu-
ruhan kawasan isi objek yg akan diukur”
Tdk melibatkan perhitungan statistik, hanya
pendekatan analisis rasional
Terdiri dari :
a. Face Validity hanya didasarkan pd format
penampilan skala
b. Logic Validity menunjukkan sejauh mana isi
skala sbg representasi dr ciri2 variabel yg akan
diukur lebih berperan dlm tes prestasi
35. CONSTRUCT VALIDITY
Diestimasi dr pengujian thd sejauhmana item
dlm skala mampu mengungkap suatu trait /
konstrak teoritis yg hendak diukur
Tdk dinyatakan dlm bentuk koefisien validitas
Dukungan thd validitas konstrak dicapai dg :
a. Studi perbedaan antar kelompok yg secara
teori hrs berbeda
b. studi pengaruh perubahan yg terjadi dlm
diri individu & lingk.nya thd hasil tes
c. Studi korelasi antara berbagai variasi yg
menurut teori mengukur aspek yg sama
d. Studi ttg korelasi antar item antar belahan
tes
36. Pendekatan dlm validitas konstrak :
a. Multitrait-Multimethod
Yaitu bila ada 2 trait / lebih yg diukur o/ 2
macam metode / lebih
Dasar Pemikiran Validasi yg baik diperli-
hatkan o/ korelasi yg tinggi antara pengu -
kuran thd trait yg sama o/ 2 metode yg ber-
yg berbeda
b. Factor Analysis
Yaitu kumpulan prosedur sistematik yg
kompleks u/ menganalisis saling hubungan
antara variabel & menjelaskannya dalam
kelompok variabel yg terbatas yg disebut
‘faktor’
37. PARAMETER DAYA BEDA ITEM
Parameter yg membedakan antara individu /
kelompok individu yg memiliki & yg tdk memiliki
atribut (variabel) yg diukur
Merupakan indikator keselarasan / konsistensi
antara fungsi item dg fungsi skala secara
keseluruhan
Dasarnya adalah u/ memilih item yg mengukur
hal yg sama dg yg diukur oleh skala sbg
keseluruhan
Komputasi koefisien korelasi antara distribusi
skor item dg suatu kriteria relevan (distribusi
skor skala itu sendiri) akan menghasilkan
KOEFISIEN KORELASI ITEM TOTAL (rix) daya
beda item
38. Formula korelasi yg tepat dlm komputasi, tergan-
tung pd sifat penskalaan &distribusi skor item &
skala itu sendiri. Bila skala yg digunakan menggu-
nakan skor level interval, dpt digunakan formula
Korelasi Product Moment dr Pearson :
o Makin tinggi koefisien korelasi positif skor item
dg skor skala berarti makin tinggi konsistensinya
= Makin tinggi daya beda itemnya
o Bila koefisien korelasinya rendah (bahkan men-
dekati 0) berarti fungsi item tdk cocok dg fungsi
ukur skala = Makin rendah daya beda itemnya
INDEX DAYA DISKRIMINASI ITEM
39. Formula Pearson :
ΣiX - (Σi)(ΣX)/n
rix =
√[Σi2 - (Σi)2/n][ΣX2-
(ΣX)2/n]
Keterangan : i = skor item
X = skor skala
n = banyak subyek
41. Formula Koreksi OVERlap :
rix Sx - Si
ri (x-i) =
√[Sx
2 + Si
2 - 2 rixSiSx]
Keterangan :
r i(x-i) = Koef.Korelasi item total setelah koreksi dr
efek spurious overlap
rix = Koef.Korelasi item total sebelum koreksi
Si = Deviasi standard skor item yg dimaksud
Sx = Deviasi standard skor skala
42. Bila skala yg digunakan menggunakan skor dikoto-
mi (nominal), dpt digunakan formula Korelasi Point
Biserial dg asumsi yg sama :
o Makin tinggi koefisien korelasi positif skor item
dg skor skala berarti makin tinggi konsistensinya
= Makin tinggi daya beda itemnya
o Bila koefisien korelasinya rendah (bahkan men-
dekati 0) berarti fungsi item tdk cocok dg fungsi
ukur skala = Makin rendah daya beda itemnya
Sisi Positif koreksi thd efek overlap sdh dilaku-
kan sblm komputasi dilakukan shg korelasi yg di-
hasilkan adalah bersih
PARAMETER DAYA BEDA ITEM
43. Formula point biserial :
rpb = [(Mi - Mx)/sx] √[p/(1-
p)]
Keterangan :
Mi = Mean skor X dr seluruh subyek yg mendapat
rix = Koef.Korelasi item total sebelum koreksi
Si = Deviasi standard skor item yg dimaksud
Sx = Deviasi standard skor skala
44. MEMILIH ITEM
berdasarkan KOEFISIEN KORELASI ITEM
TOTAL
Kriteria pemilihan item berdasar korelasi
item total biasanya menggunakan batasan rix ≥
0,30
Item dg koefisien korelasi minimal 0,30 daya
bedanya, dianggap memuaskan
Item dg harga rix / ri(X-i) ≤ 0,30 diintepretasi-
kan sbg item yg punya daya diskriminasi
rendah
CATATAN : Peneliti boleh menentukan batasan-
nya kurang dr 0,30 dg mempertimbangkan isi &
tujuan skala yg diukur melalui pertimbangan
teoritis
45. FAKTOR YG MELEMAHKAN INDEX
DISKRIMINASI ITEM (VALIDITAS)
Identifikasi kawasan ukur yg tdk cukup
jelas
Operasionalisasi konsep yg tidak tepat
Penulisan item yg tdk mengikuti kaidah
Administrasi skala yg tidak hati-hati
a. validitas tampang
b. kondisi subyek
c. kondisi testing
Skoring yg tidak cermat
Intepretasi yg keliru
46. CRITERION-RELATED VALIDITY
Menghendaki tersedianya kriteria eksternal
yg dipakai sbg dasar pengujian skor skala
menghasilkan koefisien korelasi rxv’
KRITERIA = variabel perilaku yg akan
diprediksikan o/ skor skala / ukuran lain yg
relevan
Terdiri dari :
a. Validitas Prediktif
berdasarkan prediksi thd hasil tes
dlm periode waktu tertentu
b. Validitas Konkuren
berdasarkan kesesuaian dg hasil ukur
instrumen lain yg sudah teruji kualitasnya
47.
48. ESTIMASI RELIABILITAS
RELIABILITAS keterpercayaan,
keterandalan, keajegan, konsistensi
menunjukkan sejauhmana suatu
hasil pengukuran dpt dipercaya
Tinggi rendahnya reliabilitas ditun-
jukkan dr suatu angka yg disebut
KOEFISIEN RELIABILITAS rxy’
Koefisien Reliabilitas selalu
mengacu pd angka positif
49. Macam2 formula yg dapat dipakai :
a. Spearman Brown
b. Rulon
c. Koefisien Alpha (α) --} hal.87
d. Kuder Richardson
e. Kristof (u/ belah 3)
f. Feldt (u/ panjang berbeda)
g. Analisis Varians (Tek. Hoyt) --} hal. 90
Penambahan item skala (umumnya pe-
nambahan sebanyak 2 s/d 3 x lipat) akan
meningkatkan harga koefisien reliabilitas
ESTIMASI RELIABILITAS
50. Spearman Brown
Syarat : a. juml. item hrs genap
b. tdk u/ score dikotomi
Rulon
Syarat : a. juml. item hrs genap
b. bisa u/ skor dikotomi
Koefisien Alpha (α) --} hal.87
Syarat : a. juml. item hrs genap
b. bisa u/ skor dikotomi
Kuder Richardson
Syarat : a. juml. item genap/ganjil
b. hanya u/ skor dikotomi
c. dibelah sesuai juml. item
SYARAT PENGGUNAAN FORMULA
dlm ESTIMASI RELIABILITAS
51. Feldt
Syarat : a. juml. item = ganjil
b. belahan boleh tdk sama
c. bisa u/ skor dikotomi
Hoyt --} hal 90
Syarat : a. dibelah sesuai juml.item
b. bisa u/ skor dikotomi
Kristof
Syarat : a. juml. item = ganjil
b. dibelah 3, item hrs banyak
c. boleh tdk sama panjang
d. bisa u/ skor dikotomi
SYARAT PENGGUNAAN FORMULA
dlm ESTIMASI RELIABILITAS
55. ASPEK, INDIKATOR, DIMENSI
Ketiga istilah ini saya jadikan satu karena keti-
ganya berbicara tentang isi dari suatu variabel.
Mungkin akan lebih jelas jika saya memberikan
contoh. Misalnya kita akan membuat skala yang
mengukur kecemasan. Maka yang perlu kita tanya-
kan pertama adalah:Seperti apa orang yang me-
ngalami kecemasan? Jawaban yang diberikan
misalnya : badan gemetar, muka pucat, jantung
berdebar kencang, berkeringat dingin, pikiran ka-
cau, sulit berkonsentrasi, gelisah, perasaan tidak
nyaman, dll. Jawaban-jawaban ini sebenarnya
merupakan indikator dari kecemasan.
56. Indikator mungkin dapat disamakan dengan
simptom atau gejala. Indikator inilah yang
kemudian menjadi dasar menyusun item
dalam skala.
57. Jika kita amati, sebenarnya indikator-indi-
kator tadi dapat dikelompok-kelompokkan.
Misalnya badan gemetar, muka pucat, jan-
tung berdebar dapat dijadikan satu kelom-
pok yaitu ciri-ciri fisik. Sementara pikiran
kacau, sulit berkonsentrasi dapat dijadikan
satu kelompok lagi, yaitu ciri-ciri kognitif.
Kelompok-kelompok inilah yang disebut
aspek.
58. Dalam prakteknya, kita biasanya mene-
mukan aspek terlebih dulu baru kemudian
menemukan/membuat indikatornya.
Setelah item-item disusun, maka kita ke-
mudian akan menentukan penskalaannya.
59. Misalnya kita bisa menggunakan model
penskalaan Likert, dengan kategori Selalu
sampai Tidak Pernah (subjek diminta me-
nilai frekuensi) atau kategori Sangat Kuat
sampai Sangat Lemah (subjek diminta
menilai intensitas kecemasan yang dira-
sakan). Intensitas dan frekuensi inilah
yang disebut dimensi.