Dokumen tersebut merangkum hasil percobaan menentukan faktor riak dari penyearah setengah gelombang dengan dan tanpa filter. Percobaan dilakukan dengan variasi filter C, RC, dan CRC. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan filter dapat mengurangi nilai faktor riak. Semakin banyak filter digunakan, faktor riak akan semakin kecil.
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain
MATERI PRESENTASI FISIKA UNTUK ANAK SMA KELAS XII PADA SEMESTER GANJIL. SUDAH SAYA SUSUN DENGAN RINCI, MENARIK DAN DETAIL, SEHINGGA MEMUDAHKAN ANDA UNTUK MEMPELAJARINYA. Kunjungi saya di http://aguspurnomosite.blogspot.com
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain
MATERI PRESENTASI FISIKA UNTUK ANAK SMA KELAS XII PADA SEMESTER GANJIL. SUDAH SAYA SUSUN DENGAN RINCI, MENARIK DAN DETAIL, SEHINGGA MEMUDAHKAN ANDA UNTUK MEMPELAJARINYA. Kunjungi saya di http://aguspurnomosite.blogspot.com
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...Andrean Yogatama
Β
Konten Materi :
1. Pengertian Motor Listrik
2. Prinsip Kerja Motor Listrik
3. Pengertian Generator Listrik
4. Dasar Hukum Generator Listrik
5. Prinsip Kerja Generator Listrik
6. Perbedaan Motor Listrik dan Generator Listrik
7. Jenis - Jenis Motor Listrik
8. Perbedaan Motor AC dan Motor DC
9. Motor AC 1 Fasa
10. Penjelasan Kapasitor Motor AC 1 Fasa
11. Motor AC 3 Fasa
12. Prinsip Kerja Motor AC 3 Fasa
13. Motor DC
14. Cara Kerja Motor DC
15. Stepper Motor
16. Pengertian Motor Stepper
17. Bagian Motor Stepper
18. Macam - Macam Motor Stepper
19. Model Perancangan Motor Stepper
20. Keunggulan Motor Stepper
21. Prinsip Kerja Stepper Motor
22. Bagian - Bagian Stepper Motor
23. Servo Motor
24. Cara Kerja dan Bagian - Bagian Motor Servo
25.
Pengetahuan Dasar Motor Listrik ( Motor AC 1 Fasa , Motor AC 3 Fasa , Motor D...Andrean Yogatama
Β
Konten Materi :
1. Pengertian Motor Listrik
2. Prinsip Kerja Motor Listrik
3. Pengertian Generator Listrik
4. Dasar Hukum Generator Listrik
5. Prinsip Kerja Generator Listrik
6. Perbedaan Motor Listrik dan Generator Listrik
7. Jenis - Jenis Motor Listrik
8. Perbedaan Motor AC dan Motor DC
9. Motor AC 1 Fasa
10. Penjelasan Kapasitor Motor AC 1 Fasa
11. Motor AC 3 Fasa
12. Prinsip Kerja Motor AC 3 Fasa
13. Motor DC
14. Cara Kerja Motor DC
15. Stepper Motor
16. Pengertian Motor Stepper
17. Bagian Motor Stepper
18. Macam - Macam Motor Stepper
19. Model Perancangan Motor Stepper
20. Keunggulan Motor Stepper
21. Prinsip Kerja Stepper Motor
22. Bagian - Bagian Stepper Motor
23. Servo Motor
24. Cara Kerja dan Bagian - Bagian Motor Servo
25.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
Β
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Β
Penyearah Setengah Gelombang
1. Laboratorium Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin 1
AbstrakβTujuan untuk mengetahui kegunaan dioda
sebagai penyearah, membuat rangkaian penyearah
setengah gelombang biasa dan menggunakan filter, dan
menentukan faktor riak dari penyearah setengah
gelombang dengan dan tanpa menggunakan filter.
Dilakukan 4 percobaan yaitu tanpa filter,filter C, filter
RC dan filter CRC. Tegangan output percobaan
berturut-turut: multimeter {( ππ, ππ Β± π, ππ)V,(π, ππ Β±
π, ππ)π, ( π, ππ Β± π, ππ) π &(ππ, ππ Β± π, ππ)π}.Osiloskop
{ (π, π Β± π, π)π, ( π, ππ Β± π, ππ) π &(π, ππ Β± π, ππ)π,
(π, ππ Β± π, ππ)π }. Dengan memasukkan ke pesamaan
π« =
ππ«βπ«π¦π¬
πππβππ―π
, didapat faktor riak:multimeter {( π, ππ Β±
π, ππ), (π, π Β± π, π), ( π, π Β± π, π) &(π, ππ Β± π, ππ)}.
Osiloskop {( π, π Β± π, π), (π, π Β± π, π), ( π, ππ Β±
π, ππ) &(π, ππ Β± π, ππ)}.
Percobaan memiliki KR yang besar, hal ini disebabkan
ketidaktelitian praktikan dalam melakukan percobaan.
Kata Kunciβdioda,penyearah,filter,faktor riak.
I. PENDAHULUAN
Dalam dunia elektronika, kita tidak terlepas dari
kebutuhan akan tegangan DC atau tegangan searah.
Salah satu cara untuk mengubah tegangan bolak-
balik/AC adalah dengan memanfaatkan dioda.
Dioda adalah suatu komponen elektronika yang
memiliki banyak fungsi, antara lain dapat
menghasilkan cahaya yang terang menggunakan
dioda LED (light emmiting Diode), mengatur
tegangan agar tetap (dioda zener) dam dioda yang
berfungsi menyearahkan tegangan (diode rectifier).
Pada praktikum kali ini kita akan membahas dioda
penyearah yang menyearahkan/sebagai penyearah
setengah gelombang.
Penggunaan dioda rectifier ini memiliki fngsi untuk
menyearahkan tegangan bolak-balik (AC) menjadi
satu arah (DC). Pada dasarnya,telah banyak sumber
tegangan DC, contohnya penggunaan aki dan
baterai, namun sumber ini ternyata kurang efektif
dan effisien karena setelah beberapa lama dipakai
sumber tegangan ini akan habis dan harus diganti
dengan yang baru dan secara ekonomis pemakaian
sumber tegangan ini merugikan. Alternatif yang
dapat ditempuh adalah dengan memanfaatkan
sumber tegangan AC dengan
mengubahnya menjadi tegangan DC menggunakan
dioda rectifier/penyearah,
Berdasarkan penjabaran tersebut didapatkan
rumusan masalah βBagaimanakah kegunaan dioda
sebagai penyearah?β, βBagaimanakah rangkaian
penyearah setengah gelombang biasa dan
menggunakan filter?β, dan βBagaimanakah
menentukan faktor riak dari penyearah setengah
gelombang dengan dan tanpa menggunakan filter?β.
Adapun tujuan praktikum kali ini adalah untuk
mengetahui kegunaan dioda sebagai penyearah,
membuat rangkaian penyearah setengah gelombang
biasa dan menggunakan filter, dan menentukan
faktor riak dari penyearah setengah gelombang
dengan dan tanpa menggunakan filter.
II. KAJIAN TEORI
Dioda berasal dari Di=dua dan Oda=elektroda atau
dua elektroda, dimana elektroda-elektrodanya tersebut
adalah anoda yang berpolaritas positif dan katoda yang
berpolaritas negatif. Dalam rangkaian elektronik dioda
berfungsisebagaipenyearah arus.Dioda terbentuk dari
semi konduktor tipe P dan N yang digabungkan.
Dengan demikian dioda sering disebut JP Junction.
Dioda dilambangkan seperti anak panah yang
arahnya dari sisi P ke N.
[1]
Macam-macam dioda.
Dioda terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain :
1. Dioda bandangan
Dioda yang menghantar pada arah terbalik ketika
tegangan panjar mundur melebihi tegangan dadal dari
pertemuan P-N. Secara listrik mirip dan sulit dibedakan
dengan diode Zener, dan kadang-kadang salah disebut
sebagai diode Zener, padahal diode ini menghantar
PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG
(E-6)
Wahyu Aji Pratama, Fitriani Setiasih, , ichwan Rismayandie, Nanik Lestari, Siva soraya, Syara Suciati, Viky
Fatmawati, asisten praktikum Rahmat Nur Maulani
Jurusan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat
Jl. Brigjend H. Hasan Basry, Banjarmasin 70123
e-mail: info@unlam.ac.id
2. Laboratorium Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin 2
dengan mekanisme yang berbeda yaitu efek
bandangan. Efek ini terjadi ketika medan listrik
terbalik yang membentangi pertemuan p-n
menyebabkan gelombang ionisasi pada pertemuan,
menyebabkan arus besar mengalir melewatinya,
mengingatkan pada terjadinya bandangan yang
menjebol bendungan.
2. Dioda arus tetap
Ini sebenarnya adalah sebuah JFET dengan kaki
gerbangnya disambungkan langsung ke kaki sumber,
dan berfungsi seperti pembatas arus dua saluran
(analog dengan Zener yang membatasi tegangan).
Peranti ini mengizinkan arus untuk mengalir hingga
harga tertentu, dan lalu menahan arus untuk tidak
bertambah lebih lanjut.
3. Penyearah arus
Penyearah arus dibuat dari diode, dimana diode
digunakan untuk mengubah arus bolak-balik (AC)
menjadi arus searah (DC). Contoh yang paling banyak
ditemui adalah pada rangkaian adaptor. Pada adaptor,
diode digunakan untuk menyearahkan arus bolak-balik
menjadi arus searah. Sedangkan contoh yang lain
adalah alternator otomotif, dimana diode mengubah
AC menjadi DC dan memberikan performansi yang
lebih baik dari cincin komutator dari dinamo DC. [5]
Penggunaan Dioda Sebagai Penyearah
Penyearahan merupakan proses di mana arus (atau
tegangan) bolak-balik diubah menjadi arus (atau
tegangan) searah. Setiap peralatan listrik yang
memberikan resistansi rendah ke arus menurut satu
arah dan resistansi tinggi pada arah yang berlawanan
dinamakan penyearah. Karena resistansi maju dari
dioda hampa rendah dan resistansi baliknya sangat
tinggi, dioda dapat digunakan sebagaipenyearah. Sifat
penyearahan dari dioda dapat dipelajari dengan
pertolongan karakteristik dinamisnya. Penyearah
terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Rangkaian penyearah setengah gelombang
2. Rangkaian penyearah gelombang penuh [2]
Penyearah Setengah Gelombang
Rangkaian yang menggunakan satu dioda dan dikenal
sebagai penyearah setengah gelombang. Rangkaian
setengah gelombang prakths ditunjukkan dalam
Gambar 1. Suatu transformator digunakan pada
masukan dalam Gambar 1; tugasnya adalah
menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (ac)
utama ke kumparan primer. Kalau tegangan utama ac
πΈπ π ππ ππ‘ , tegangan masuk penyearah sama dengan
e=πΈπ π ππ ππ‘=n πΈπ π ππ ππ‘, dimana n adalah
perbandingan jumlah lilitan transformator sekunder ke
primer. Dari pembahasan sebelumnya diketahui bahwa
tegangan keluaran e
hanya berisi setengah siklus positif, karena dioda
menghantar hanya selama interval-interval tersebut. [2]
Penyearahan arus bolak balik
Misalkan sumber tegangan v DD diganti dengan
sumber tegangan bolaK-balik (gambar 4.18), Bentuk
isyarat keluaran dapat diperoleh secara grafik seperti
pada gambar 4,19. Pada saat t2' VDD Vp, arus dioda
id(t) ditentukan oleh titik q2. Untuk mendapatkan Vo
(t2) kita buat grafik id terhadap Vo , dan diperoleh
bentuk isyarat keluaran. Pada waktu isyarat masukan
Vi negatif garis beban memotong lengkung ciri pada
q3 dengan arus dioda i 0, sehingga tegangan keluaran
vo juga. Tampak isyarat keluaran hanya mempunyai
nilai positif saja. V DI) (t)
Gambar 1a
Gambar 1b
Perhatikan bahwa untuk tegangan masukan Vi V
(tegangan potong), tak ada tegangan keluaran, karena
arus maju pada VD 0,7 V (Si) sangat kecil. Di samping
itu tegangan keluaran pada daerah ini cacad karena
lengkung ciri ber-Dioda semikonduktor. [3]
Ukuran kehalusan riak gelombang ditentukan oleh
faktor riak yang dirumuskan :
outputTegangan
inputTegangan
V
V
r
DC
rms
ο½ο½
........................................ (1)
3. Laboratorium Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin 3
Penyearah setengah gelombang
memperlihatkan riak gelombang yang besar, padahal
idealnya sebuah tegangan DC tidak ada riak sama
sekali. Untuk itu, diperlukan suatu alat penapis agar
riak gelombang dapat diperkecil. Alat penapis yang
dimaksud terdiri dari komponen-komponen filter-C,
filter-RC dan filter-CRC. Ketiga filter ini berfungsi
sebagai penghalus riak gelombang penyearah.
1. Filter-C
Bentuk rangkaian penyearah dengan menggunakan
filter-C adalah seperti gambar berikut ini
Gambar 2a
Gambar rangkaian penyearah setengah gelombang
dengan filter
Tampak pada gambar di atas, faktor riak dari grafik
setengah gelombang yang diberi filter-C dipasang
paralel dengan hambatan beban. Proses penghalusan
riak untuk penyearah setengah gelombang adalah
dijelaskan melalui gambar gelombang berikut ini :
Gambar 2b. bentuk gelombang penyearah setengah
gelombang dengan menggunkan filter-C
Sementara, faktor riak penyearah setengah gelombang
dengan menggunakan filter-C adalah dinyatakan
dengan perbandingan antara Vr dan VDC yaitu :
DC
r
V
V
r ο½
Dimana VDC = 1,42
2. Filter-RC
Selanjutnya untuk penyearah setengah gelombang
dengan menggunakan filter-RC adalah diperlihatkan
oleh gambar dibawah ini :
Gambar 2c
Gambar rangkaian penyearah setengah gelombang
dengan filter-RC
3. Filter-CRC
Gambar 2d. rangkaian penyearah setengah gelombang
dengan filter-CRC [5]
III. M ETODE PERCOBAAN
1. Alat & bahan
Dalam melakukan percobaan ini, diperlukan
beberapa alat dan bahan antara lain komponen dioda 1
buah, resistor & kapasitor masing-masing 2 buah,
transformator step down 1 buah, osiloskop dan
multimeter masing-masing 1 buah, papan rangkaian 1
buah dan kabel penghubung sebanyak 10 buah.
Rumusan hipotesis yang dapat diambil pada
percobaan ini adalah sebagai berikut:
βSemakin banyakfilter yang digunakan maka faktor
riak akan semakin kecil.β
Pada percobaan ini, dengan mengidentifikasi
variabel manipulasinya adalah filter; variabel kontrol
yaitu jenis dioda, resistordan kapasitor, serta frekuensi
aliran listrik AC; dan variabel responnya adalah
tegangan output (Vout).
Selama percobaan, dengan memanipulasi filter
sebanyak4 percobaan, yaitu tanpa filter, filter C, filter
RC dan filter CRC. Selama percobaan ditetapkan 1
jenis dioda yang digunakan, kapasitor yang digunakan
sebesar2,2.10-3 F dan 10-4 F, R=820 β¦, RL=220 β¦ serta
frekuensi PLN sebesar50 Hz. Adapun pada responnya
yaitu mengukur besarnya nilai tegangan output yang
terbaca pada osiloskop dan multimeter.
Adapun beberapa langkah-langkah dalam percobaan
ini yaitu sebagai berikut.
I. Tanpa Filter (sederhana)
membuat rangkaian seperti gambar 3a. Setelah
yakin, menentukan tegangan input (Vmaks) dengan
menggunakan osiloskop dan gambarkan juga bentuk
gelombangnya . Mengukur pula tegangan riak (Vmaks)
RL Vo
Vi
CTPLN C
Vr
VDC
RL Vo
Vi
CTPLN
C
R
RL Vo
Vi
CTPLN
C
R
C
4. Laboratorium Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin 4
untuk tegangan output dan gambarkan bentuk
gelombangnya. Setelah itu, mengukur Vrms (tegangan
input) dan VDC (tegangan output) dengan multimeter.
Kemudian mencatat hasil pengamatan pada lembar
pengamatan
Gambar 3a
II. Filter-C
Membuat rangkaian seperti gambar 3b. Menentukan
nilai masing-masing komponen yang anda gunakan
dan frekuensi PLN. Mengukur pula tegangan riak
(Vmaks) untuk tegangan output dan gambarkan bentuk
gelombangnya. Dari gambar tampilan osiloskop untuk
keluaran menentukan Vr dan Vdc. Mencatat hasil
pengamatan andapada lembar pengamatan
Gambar 3b
III. Filter-RC
Membuat rangkaian seperti gambar 3c. Melakukan
kegiatan ini, sesuai instruksi bagian II
Gambar 3c
IV. Filter-CRC
Membuat rangkaian seperti gambar 3d. Meakukan
kegiatan ini, sesuai instruksi bagian II
gambar 3d
Tabel Pengamatan
No Bentuk gelombang input Bentuk gelombang
output
1. Tanpa Filter
(sederhana)
Vr =
Vdc =
r =
2. Filter-C
Vr =
Vdc =
r =
3. Filter-RC
Vr =
Vdc =
r =
4. Filter-CRC
Vr =
Vdc =
r =
Teknik Analisis
Vpp = Vout
Vp= 0,5x Vpp
Vdc-avg=0,38x Vpp
Vac-rms = 0,5x Vpp
r =
Vrβrms
Vdcβavg
βπ = (
βVrβrms
Vrβrms
+
βVdcβavg
Vdcβavg
)
PEMBAHASAN
Tujuan dari percobaaan kali ini adalah untuk
mengetahui kegunaan dioda sebagai penyearah,
membuat rangkaian penyearah setengah gelombang
biasa dan menggunakan filter, dan menentukan faktor
riak dari penyearah setengah gelombang dengan dan
tanpa menggunakan filter.
Percobaan dilakukan dengan memanipulasi
penggunaa filter yang dimanipulasi sebanyak 4 kali,
yaitu tanpa menggunakan filter, filter C, filter RC, dan
filter RC. Variabel respon yang diamati yaitu tegangan
keluaran yang terbaca pada osiloskop dan multimeter.
Variabel yang dijaga agar nilainya tetap yaitu f=50 Hz,
RL=220 β¦, C1=2,2.10-3 F, C2=10-4 F dan R=820 β¦.
Pada awal sebelum mengukur tegangan output
yang terbaca pada osiloskop dan multimeter, kami
mengukur terlebih dahulu Vin pada rangkaian. Dengan
RL Vo
Vi
CTPLN C
RL Vo
Vi
CTPL
N C
R
R
L
Vo
Vi
C
T
P
L
N
C
R
C
5. Laboratorium Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin 5
menggunakan multimeter didapatkan nilai tegangan
masuk sebesar (13,10 Β± 0,01)V. Sedangkan dengan
menggunakan Osiloskop didapatkan nilai tegangan
masuknya sebesar(20,0 Β± 0,2)V. gambar grafik pada
osiloskop ditunjukkan dibawah ini :
Terlihat bahwa arus dan tegangan yang masuk pada
rangkaian masih Bolak-balik/AC.
Pada percobaan pertama, kami merangkai rangkaian
tanpa menggunakan filter. Kemudian kami mengukur
dengan menggunakan multimeter dan osiloskop.
Tegangan keluar yang terukur pada multimeter sebesar
(6,96 Β± 0,2)V dan tegangan keluar yang terukur pada
osiloskop sebesar (9,6 Β± 0,2)V. Dengan
menggunakan r =
Vrβrms
Vdcβavg
didapatkan faktor riak
sebesar (1,21 Β± 0,02)V dengan KR= 1,6483 % yang
diukur menggunakan multimeter dan tegangan riak
sebesar (1,2 Β± 0,4)V KR= 28,87 % yang diukur
menggunakan osiloskop. Nilai tegangan riak pada
osiloskop dan multimeter hampir sama dan jika lebih
teliti akan mendapatkan nilai yang sama. Adapun
grafik yang terbaca pada osiloskop seperti di bawah ini
:
Dari gambar terlihat, sinyal positif diterima dan sinya
negatif menjadi nol. Hal ini merupakan pengaruh dari
dioda yang berfungsi sebagai penyearah gelombang.
Pada percobaan Kedua, kami merangkai rangkaian
menggunakan filter C. Kemudian kami mengukur
dengan menggunakan multimeter dan osiloskop.
Tegangan keluar yang terukur pada multimeter sebesar
(0,30 Β± 0,01)V dan tegangan keluar yang terukur
pada osiloskop sebesar (0,50 Β± 0,05)V. Dengan
menggunakan r =
Vrβrms
Vdcβavg
didapatkan faktor riak
sebesar (1,21 Β± 0,02) dengan KR= 33,96 % yang
diukur menggunakan multimeter dan tegangan riak
sebesar (1,2 Β± 0,4) KR= 701% yang diukur
menggunakan osiloskop. Nilai tegangan riak pada
osiloskop dan multimeter sudah sangat tepat. Namun
praktikan merasa heran nilai KR yang didapat pada
osiloskop sangat besar.Padahaljika nilai menunjukkan
nilai yang sama, KR nya akan menunjukkan nilai yang
kecil, karena kesalahan relatif menunjukkan kesalahan
dan ketidaksesuaian yang dapat dilihat salah satunya
dengan melihat nilainya. Adapun grafik yang terbaca
pada osiloskop seperti di bawah ini :
Dari gambar terlihat, sinyal positif diterima dan
sinya negatif tidak menjadi nol, karena dipasang filter
C yang dapat memperhalus riak.
Adapun nilai faktor riak recara teoriti, yaitu dengan
memasukkan ke dalam persamaan
LRCf
r
32
1
ο½
Didapatkan faktor riak sebesar 0,01192.
Ketidaksesuaian antara teoritis dan percobaanlah yang
menyebabkan nilai KR yang terukur pada percobaan
sangat besar, bahkan melebihi 100%.
Pada percobaan Ketiga, kami merangkai rangkaian
menggunakan filter RC. Kemudian kami mengukur
dengan menggunakan multimeter dan osiloskop.
Tegangan keluar yang terukur pada multimeter sebesar
(0,09 Β± 0,01)V dan tegangan keluar yang terukur
pada osiloskop sebesar (0,04 Β± 0,01)V. Dengan
menggunakan r =
Vrβrms
Vdcβavg
didapatkan faktor riak
sebesar (1,2 Β± 2,3) dengan KR= 191 % yang diukur
menggunakan multimeter dan tegangan riak sebesar
(0,85 Β± 2,44) KR= 285% yang diukur menggunakan
osiloskop. Nilai tegangan riak pada osiloskop dan
multimeter sudah hampir tepat. Namun praktikan
merasa heran karena nilai KR yang didapat pada
osiloskop dan multimeter lebih dari 100%. sangat
besar.Padahal jika nilai menunjukkan nilai yang sama,
KR nya akan menunjukkan nilai yang kecil, karena
kesalahan relatif menunjukkan kesalahan dan
ketidaksesuaian yang dapat dilihat salah satunya
dengan melihat nilainya. Adapun grafik yang terbaca
pada osiloskop seperti di bawah ini :
Dari gambar terlihat, sinyal positif diterima dan
sinya negatif tidak menjadi nol, karena dipasang filter
RC yang dapat memperhalus riak. Adapun nilai faktor
6. Laboratorium Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin 6
riak recara teoriti, yaitu dengan memasukkan ke dalam
persamaan
LRRCf
r
24
1
ο½
Didapatkan faktor riak teoritis sebesar 8,9.10-6 .
Ketidaksesuaian antara teoritis dan percobaan sangat
jauh. Hal ini yang menyebabkan nilai KR yang terukur
pada percobaan sangat besar, bahkan melebihi 100%.
Pada percobaan Keempat, kami merangkai
rangkaian menggunakan filter CRC. Kemudian kami
mengukur dengan menggunakan multimeter dan
osiloskop. Tegangan keluar yang terukur pada
multimeter sebesar (0,08 Β± 0,01)V dan tegangan
keluar yang terukur pada osiloskop sebesar (0,02 Β±
0,01)V. Dengan menggunakan r =
Vrβrms
Vdc βavg
didapatkan faktor riak sebesar (0,85 Β± 1,22) dengan
KR= 142,7 % yang diukur menggunakan multimeter
dan tegangan riak sebesar (0,85 Β± 4,55) KR= 568%
yang diukur menggunakan osiloskop. Nilai tegangan
riak pada osiloskop dan multimeter sudah sangat tepat.
Namun praktikan merasa heran nilai KR yang didapat
pada osiloskop serta multimeter sangat besar. Padahal
jika nilai menunjukkan nilai yang sama, KR nya akan
menunjukkan nilai yang kecil, karena kesalahan relatif
menunjukkan kesalahan dan ketidaksesuaian yang
dapat dilihat salah satunya dengan melihat nilainya.
Adapun grafik yang terbaca pada osiloskop seperti di
bawah ini :
Dari gambar terlihat, sinyal positif diterima dan
sinyal negatif tidak menjadi nol, karena dipasang filter
CRC yang dapat memperhalus riak. Adapun nilai
faktor riak recara teoriti, yaitu dengan memasukkan ke
dalam persamaan
LRRCCf
r
21
2
1
ο·
ο½
Didapatkan faktor riak teoritis sebesar 5,111.10-6 .
Ketidaksesuaian antara teoritis dan percobaan sangat
jauh. Hal ini yang menyebabkan nilai KR yang terukur
pada percobaan sangat besar, bahkan melebihi 100%,
hal ini dikarenakan tidak sesuai dengan nilai hasil
teoritis.
IV. SIMPULAN
Dari percobaan, saya menyimpulkan bahwa dioda
dapat membuat arus dan tegangan yang pada awalnya
blak-balik/Alternatif current menjadi arus searah
/Direct current. Faktor riak dapat diperhalus dengan
memasang filter. Semakin banyak filter yang
digunakan semakin halus juga faktor riaknya dan
menjadi tegangan DC yang konstan nilainya. Adapun
nilai faktor riak secara teoritis dan percobaan sangat
berbeda. Hal inilah yang merupakan kekurangan dari
praktikum kali ini, hal ini disebabkan karena
ketidaktelitian praktikan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT
karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan lancar. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Misbah, M.Pd selaku dosen
pembimbing. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada Rahmat Nur Maulani selaku asisten praktikum
selama pengambilan data dan pembimbingan
pembuatan laporan. Serta tidak lupa ucapan
terimakasih ditujukan kepada kedua orang tua yang
selalu mendukung dan mendoakan. Terakhir untuk
teman-teman di kelompok yang telah membantu
banyak hal dalam menyelesaikan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Misbah. 2015. Handout Elektronika daasar.
Banjarmasin : Unlam.
[2] Sutanto (ed). 1989. Dasar Elektronika.Jakarta:UI
Press.
[3] Sutrisno. 1986. Elektronika teori &
penerapannya. Bandung: ITB.
[4] Tim Dosen Elektronika Dasar.2015.Penuntun
praktikum elektronika dasar 1.Banjarmasin :
Unlam
[5] βDiodeβ.Diakses 9 Oktober 2015.
http://wikipedia.org/wiki/diode.