Dokumen ini membahas penelitian tentang penanganan pascapanen buah pisang dengan tiga varietas (ambon, janten, muli) dan tiga perlakuan (kontrol, memar, luka). Penelitian mengamati jenis jamur dan gejala busuk pada setiap varietas dan perlakuan selama enam hari. Hasilnya menunjukkan pisang ambon lebih rentan terhadap busuk dibanding jenis lain karena diinfeksi Lasiodiplodia theobromae dan T.
1. OLEH : MORALITA TAUHID (09240510) SEFANADIA PUTRI (0924051020) MAGISTER TEKNOLOGI AGROINDUSTRI UNIVERSITAS LAMPUNG 2010
2. Latar Belakang tanaman hortikultura, produksinya tinggi dengan prospek pemasaran yang cukup baik sering mengalami kerusakan pascapanen luka pada permukaan kulit buah, pembentukan warna kulit dan daging tidak sempurna, kandungan nutrisi kurang dan bercak-bercak atau busuk pada permukaan buah akibat infeksi mikroorganisme. kurangnya pengetahuan tentang penanganan pascapanen Akibat dilakukan percobaan mengenai penanganan pascapanen buah pisang dengan tiga perlakuan tanpa perlakuan (kontrol) memar Luka
6. Inokulasi Jamur Pada Bahan Inokulasi Perlakuan (Kontrol, Memar dan Luka) Penyimpanan (suhu ruang) Pengamatan Pisang Inokulum
7. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan A. Persiapan Inokulum Pisang Proses Pembusukan Proses Penumbuhan Jamur
8. 1. Pisang Ambon No Pengamatan Hasil Pengamatan 1 Sebelum Perlakuan 2. Hari Pertama 3. Hari Kedua No Hasil pengamatan 4. Hari Ketiga 5. Hari Keempat 6. Hari Kelima 7. Hari Keenam
9. 2. Pisang Janten No Pengamatan Hasil Pengamatan No 1 Sebelum Perlakuan 4. Hari Ketiga 2 Hari Pertama 5 . Hari Keempat 3 Hari Kedua
10. 3. Pisang Muli No Pengamatan Hasil Pengamatan No 1 Sebelum Perlakuan 4. Hari Ketiga 2 Hari Pertama 5 . Hari Keempat 3 Hari Kedua
11.
12. 1. Penampakan hari ke-3 Terjadi perubahan warna menjadi kuning pudar disertai timbulnya bintik-bintik spot hitam pada kulit pisang terutama pada pisang yang diiris dan dimemarkan Hari ke-4 hari ke-5 bintik-bintik atau spot hitam pada kulit pisang semakin membesar sebagian besar kulit pisang dari semua perlakuan mengalami perubahan warna menjadi hitam dan ketiga pisang dengan perlakuan berbeda mengeluarkan cairan dari buah hari ke-6 Pisang Ambon
13. Pisang Janten Warna kuning menjadi berubah semakin terang. Bagian yang memer dan teriris lebih dahulu mengalami perubahan warna menjadi coklat kehitaman perubahan warna semakin melebar dan hitam serta adanya pertumbuhan jamur pada perlakuan pisang yang dimemarkan dan dilukai hari ke-3
15. 2. Susut bobot susut bobot selama penyimpanan dapat disebabkan transpirasi dan respirasi. Dalam percobaan ini buah pisang dibungkus dalam plastik berpori sehingga kelembapan udara relatif di sekitar buah tinggi dan laju transpirasi rendah. PISANG AMBON kelunakan terjadi pada setengah bagian pisang dari ketiga perlakuan hari ke-4 hari ke-3 hari ke-6 ketiga pisang dengan perlakuan berbeda mengalami peningkatan kelunakan dan munculnya cairan dipermukaan buah pisang. hari ke-5 kelunakan terjadi pada perlakuan pisang ambon yang diiris dan dimemarkan.
16. pisang janten dan pisang muli Pisang dengan perlakuan pelukaan terlihat lebih cepat mengalami Pelunakan jaringan dibandingkan dengan pisang yang dimemarkan. terjadinya pelunakan jaringan terjadi mulai hari ke-3 dan terus berkembang pada hari berikutnya. pelunakan pada pisang janten dan muli lebih lambat dibandingkan pisang ambon karena ketika ditekan teksturnya jauh lebih padat dibandingkan pisang ambon. Hal ini dikerenakan pada tidak banyak cairan yang keluar dari permukaan buah pisang.
17. Serangan patogen disebabkan oleh jamur, bakteri dan virus tiga cara patogen pascapanen dapat menginfeksi permukaan buah atau produk pascapanen lainnya (Soesanto, 1990) lubang alami (lentisel) luka infeksi langsung ke dalam produk
18. PISANG AMBON Lasiodiplodia theobromae menghambat pertumbuhan dan perkembangan buah pisang sampai menyebabkan busuk buah dan keluarnya cairan pada buah pisang karena Lasiodiplodia theobromae masuk kepenghalang bergabus disekitar rongga Gejala infeksi yang terlihat berupa pembusukan buah, tetapi tidak disertai dengan adanya pertumbuhan jamur pada permukaannya sampai pada hari keenam. penyakit botryodiplodia oleh Lasiodiplodia theobromae dan T. Paradoxa Mekanisme pembusukan Permukaan kulit pisang hitam
19. pisang janten dan pisang muli mempertahankan pisang dari serangan colletrichum musae penyebab antraknosa dan menyebabkan ketidakaktifan enzim hidrolisis luar sel memiliki kandungan senyawa penghambat anti jamur seperti tannin, senyawa fenol, fitoaleksin dan lainnya yang tinggi dan aktivitas senyawa tersebut meningkat bila terjadi pelukaan sel serta infeksi patogen . terlihat infeksi patogen pada pisang ambon terjadi pada hari ketiga penyimpanan berupa pertumbuhan jamur pada permutan pisang dengan perlakuan pememaran terdapat bercak-bercak hitam Pertumbuhan jamur hanya terlihat pada bagian buah yang tidak dilukai terutama dibagian tangkai buah perlakuan pelukaan tidak berjamur jamur memasuki tahap diam atau tak bergerak
20. spot atau bintik hitam, berlunak, keluarnya cairan dan bertumbuh jamur disekitar kulit buah pisang. Jamur bewarna putih-hitam /kehijauan pembusukan pada buah pisang janten dan muli Jamur ( Colletotrichum musae) penyebab penyakit antraknosa bercak coklat kehitaman bundar dan bercak dapat memperbesar bergabung menjadi satu sampai menutupi permukaan buah. gejala 1. adanya infeksi dari jamur Ceratocystis paradoxa jamur sooty merupakan jamur yang tumbuh pada permukaan buah pisang gejala gejala 2. 3.