SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
Download to read offline
BADAN LAYANAN
UMUM (BLU)
Page 01
AGUNG DRAJAT BASRIWIJAYA
FATHIA UMARA AGUSTIN NUR
KELOMPOK 2
LAILY ROSYIDAH
SITI NURHALIZA
VITA MULYANA
Pengertian BLU dan PPK BLU
01
Badan Layanan Umum (BLU)
Instansi di lingkungan Pemerintah
yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa
yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan
pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.
02
Pola Pengelolaan Keuangan (PPK)
BLU
Pola pengelolaan keuangan yang
memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan
praktek-praktek bisnis yang sehat
untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan
bangsa, sebagai pengecualian dari
ketentuan pengelolaan keuangan
negara pada umumnya.
Psl 1 PP 23/2005
Page 02
Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) BLU adalah Dokumen perencanaan
bisnis dan penganggaran yang berisi program, kegiatan, target kinerja,
dan anggaran suatu BLU
Standar Pelayanan Minimum (SPM) adalah Spesifikasi teknis
tentang tolok ukur layanan minimum yang diberikan oleh BLU
kepada masyarakat.
Pengertian
Istilah
Page 03
Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
dengan memberikan fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip
ekonomi dan produktivitas, dan penerapan
praktek bisnis yang sehat
TUJUAN BLU
Page 04
Pasal 2 PP 23/2005
PP 74/2012
Page 05
01
BLU beroperasi sebagai unit kerja K/L/Pemda untuk tujuan pemberian layanan
umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh
instansi induk yang bersangkutan.
02
BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan K/L/Pemda sehingga status
hukum BLU tidak terpisah dari K/L/Pemda sebagai instansi induk.
Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati /walikota tertanggung jawab atas
pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikannya
kepada BLU dari segi manfaat layanan yang dihasilkan.
03
AZAS BLU
Pasal 3 PP 23/2005
AZAS BLU
Page 06
04
Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh menteri/pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/ walikota.
05 BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.
Pasal 3 PP 23/2005
Not for Profit
AZAS BLU
Page 07
07 BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktek bisnis yang
sehat.
Pasal 3 PP 23/2005
Rencana kerja dan anggaran (RKA) serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun
dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan
anggaran serta laporan keuangan dan K/L/SKPD/Pemda.
06
Pasal 68 UU No. 1 Tahun 2004
BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
Pasal 69 UU No. 1 Tahun 2004
Setiap BLU wajib menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan.
Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun dan disajikan
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan
dan kinerja Kementerian Negara/Lembaga/pemerintah daerah
Pendapatan dan belanja BLU dalam rencana kerja dan anggaran tahunan sebagaimana dimaksud
pada nomor (1) dan nomor (2) dikonsolidasikan dalam rencana kerja dan anggaran
KN/Lembaga/pemerintah daerah yang bersangkutan.
01
02
03
Page 08
Pendapatan yang diperoleh BLU sehubungan dengan jasa layanan yang diberikan
merupakan Pendapatan Negara/Daerah
BLU dapat memperoleh hibah atau sumbangan dari masyarakat atau badan lain.
Pendapatan sebagaimana dimaksud pada nomor (4) dan nomor (5) dapat digunakan
langsung untuk membiayai belanja BLU yang bersangkutan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan BLU diatur dalam peraturan pemerintah.
04
05
06
07
Page 09
Ayat 2 : Kementerian Negara/Lembaga tetap bertanggung jawab atas pelaksanaan kewenangan
yang didelegasikannya kepada BLU dan menjalankan peran pengawasan terhadap kinerja BLU
dan pelaksanaan kewenangan yang didelegasikan.
Ayat 5 : Layanan BLU dapat diarahkan untuk menghasilkan manfaat yang mendukung stabilisasi
ekonomi dan fiskal.
Ayat 10 : Dalam rangka mewujudkan konsep bisnis yang sehat, BLU harus senantiasa
meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang dapat berupa kewenangan merencanakan dan
menetapkan kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan.
Ayat 11 : Kekayaan BLU merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan serta dikelola dan
dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan BLU.
Pasal 4 PMK 202/PMPK.05/2022>PEDOMAN PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM
Page 10
PERSYARATAN BLU
Persyaratan Substantif
Persyaratan Teknis
Persyaratan Administratif
Penyediaan barang dan/ atau jasa layanan umum
Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian
masyarakat atau layanan umum
Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat
Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan
ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh
menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya
Kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah sehat
sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU
Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan
manfaat bagi masyarakat;
Pola tata kelola
Laporan keuangan pokok
Standar pelayanan minimum
Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen
Page 11
PENETAPAN STATUS BLU
Setelah instansi pemerintah mengajukan penawaran menjadi BLU kepada menteri
keuangan, maka akan dilakukan penilaian terhadap persyaratan-persyaratan yang
telah disampaikan. Penilaian yang dilakukan oleh menteri keuangan meliputi pengujian
yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan terhadap pemenuhan
persyaratan substantif, pemenuhan persyaratan teknis, dan pemenuhan persyaratan
administratif; serta penilaian yang dilakukan oleh tim penilai terhadap dokumen
persyaratan administratif.
Hasil penilaian oleh tim penilai berupa rekomendasi:
a. penetapan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLU berupa pemberian status BLU, jika
hasil penilaian terhadap dokumen persyaratan administratif terpenuhi secara
memuaskan; atau
b. penolakan, apabila hasil penilaian terhadap dokumen persyaratan administratif
tidak terpenuhi secara memuaskan.
Page 12
PENCABUTAN STATUS BLU
Page 13
Penerapan PPK-BLU berakhir apabila :
Dicabut oleh Menteri Keuangan/Gubernur/Bupati/Walikota sesuai
kewenangannya
Dicabut oleh Menteri Keuangan/Gubernur/Bupati/Walikota berdasarkan usul
dari menteri / pimpinan lembaga / kepala SKPD sesuai kewenangannya
Berubah statusnya menjadi Badan Hukum dengan kekayaan negara yang
dipisahkan
STANDAR BIAYA DAN TARIF LAYANAN BLU
UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara
PP No. 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005
Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum
PMK Nomor 100/PMK.05/2016 tentang Pedoman
Umum Penyusunan Tarif Layanan BLU
Tarif merupakan instrumen kebijakan untuk
mencapai target strategis BLU
DASAR HUKUM
URGENSI
Strategis
Legalitas pengutan
Penyusunan rencana strategis
& bisnis
Budgeting
Keuangan
Pencapaian target
pendapatan
Kontrol Biaya
Layanan
Pengembangan layanan
Page 14
PENGATURAN STANDAR BIAYA
Page 15
Pengaturan Standar Biaya : PMK 71/PMK.02/2013 tentang Pedoman Standar Biaya,
Standar Struktur Biaya dan Indeksasi dalam Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian/Lembaga
Standar Biaya adalah satuan biaya yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku
pengelola fiskal (Chief Financial Officer) baik berupa standar biaya masukan maupun
standar biaya keluaran, sebagai acuan perhitungan kebutuhan anggaran dalam
penyusunan RKA-K/L
01
02
Standar Biaya terdiri dari :
Standar Biaya Masukan (SBM)
Standar Biaya Keluaran (SBK)
03
Satker BLU harus mengikuti ketentuan Standar Biaya yang berlaku
04
STANDAR BIAYA PADA SATKER BLU
SBM & SBK
SBM ditetapkan oleh pimpinan BLU, kecuali :
SBM yang menambah penghasilan dan/atau fasilitas Dewan Pengawas, pejabat pengelola,
dan pegawai BLU
SBM perjalanan dinas dalam negeri dan luar negeri
Kedua poin ini menggunakan PMK / Persetujuan Menteri Keuangan
Untuk kegiatan yang sumber dananya berasal dari PNBP BLU
Merupakan komponen biaya dari tarif layanan
Mempertimbangkan standar biaya pasar
SB yang ditetapkan oleh Pemimpin BLU --> Estimasi
Digunakan untuk penyusunan RBA
Page 16
JENIS
KEWENANGAN
KRITERIA SBM
FUNGSI
Usulan SBK BLU disampaikan Menteri/Pimpinan Lembaga kepada Menkeu c.q. DJPb
untuk ditelaah dan selanjutnya disampaikan kepada DJA untuk ditetapkan Menkeu
SBK BLU
PPK BLU
PENGATURAN TARIF LAYANAN (1)
Page 17
PP 23/2005 jo PP 74/2012 pasal 9
Kontinuitas dan pengembangan layanan
Daya beli masyarakat
Asas kejadian dan kepatutan
Kompetisi yang sehat
Disusun segera setelah ditetapkan menjadi BLU
Disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan
Ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan PMK
01
04
03
PENGATURAN TARIF LAYANAN
TARIF LAYANAN HARUS MEMPERTIMBANGKAN :
TARIF LAYANAN
BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa
layanan yang diberikan
02
PENGATURAN TARIF LAYANAN (2)
Page 18
BLU menyusun tarif layanan dengan memperhatikan pedoman umum yang
disusun Menkeu/Gub/Bup/Walkot dan pedoman teknis yang disusun Menteri/Pim
Lembaga/Sekda/Kepala SKPD
05
Menkeu sesuai dgn kewenangannya dapat mendelegasikan kewenangan
penetapan tarif layanan kepada Menteri/Pim Lembaga dan/atau pemimpin BLU
07
Tarif Layanan diusulkan oleh pemimpin BLU secara berjenjang untuk ditetapkan
dlm Peraturan Menkeu/Gub/Bup/Walkota
06
PENGELOLAAN
PENGELOLAAN
KEUANGAN BLU
KEUANGAN BLU
Pengertian
Apakah Pengelolaan Keuangan BLU (PK BLU)?
Pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas
berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik
bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Institusi yang dapat menerapkan PK BLU:
Instansi yang langsung memberikan layanan
kepada masyarakat (organic view);
Memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan
administratif.
Page 20
PENGELOLAAN KEUANGAN BLU
Perencanaan dan Penganggaran
Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja
Pengelolaan Kas
Pengelolaan
Piutang dan Utang
Investasi
Pengelolaan
Barang
Penyelesaian
Kerugian
Akuntansi, Pelaporan, dan
Pertanggungjawaban
Keuangan
Akuntabilitas Kinerja
Surplus dan Defisit
Tata Kelola BLU
diiipknstan@2020
Page 21
Perencanaan dan Penganggaran
BLU menyusun rencana strategis bisnis (RSB) lima tahunan dengan mengacu
kepada Rencana Strategis K/L (Renstra-KL) atau Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
1.
BLU menyusun Rencana Bisnis Anggaran (RBA) Tahunan dgn mengacu kpd
RSB.
2.
RBA Tahunan disusun berdasarkan basis kinerja dan perhitungan akuntansi
biaya menurut jenis layanannya dengan mempertimbangkan kebutuhan dan
kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari masyarakat,
badan lain, dan APBN/APBD.
3.
Pasal 10 PP 23/2005 diubah dengan PP74/2012
Page 22
Perencanaan dan Penganggaran
BLU mengajukan RBA kepada menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD untuk memperoleh
persetujuan sebagai bagian dari RKA-KL atau sebagian dari rencana kerja dan anggaran
SKPD.
1.
RBA disertai dengan usulan standar pelayanan minimum dan standar biaya.
2.
RBA BLU yang telah disetujui oleh menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD diajukan kepada
Menteri Keuangan sebagai bagian RKA-KL/PPKD sebagai bahan penyusunan Perda tentang
APBD.
3.
Pagu Anggaran BLU dana RKA-K/L atau Pagu Anggaran BLU dlm rancangan Perda ttg APBD
yang bersumber dananya berasal dari pendapatan BLU dan surplus anggaran BLU, dirinci
dalam satu program, satu kegiatan, satu output dan jenis belanja.
4.
Menteri Keuangan atau Tim Anggaran Pemda sesuai dgn kewenangannya melakukan telaah
terhadap RBA sebagai bagian dari mekanisme pengajuan dan penetapan APBN/APBD.
5.
BLU menggunakan APBN/APBD yang telah ditetapkan sebagai dasar penyesuaian terhadap
RBA menjadi RBA definitif.
6.
Pasal 11 PP 23/2005 diubah dengan PP 74/2012
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BLU
Dua Tiga Empat
Disusun dengan
mengacu RBA BLU
untuk diajukan
kepada
Menkeu/PPKD.
Paling sedikit
mencakup: seluruh
pendapatan dan
belanja; proyeksi
arus kas; serta
jumlah dan kualitas
jasa dan/atau
barang yang akan
dihasilkan
Disahkan oleh Menteri
Keuangan/PPKD paling
lambat 31 Desember
menjelang awal tahun
anggaran, dan jika belum
disahkan oleh
MenteriKeuangan/PPKD,
BLU dapat melakukan
pengeluaran paling tinggi
sebesar angka DPA tahun
lalu.
DPA yang telah
disahkan: menjadi
lampiran dari
perjanjian kerja antara
pimpinan BLU dengan
menteri/pimpinan
lembaga/kepala
daerah; menjadi dasar
penarikan dana dari
APBN/APBD
DPA BLU itu:
Satu
Pasal 12 PP 23/2005 diubah dengan PP 74/2012
Page 24
Pendapatan dan Belanja BLU
Rupiah Murni (APBN/APBD), diberlakukan sebagai
pendapatan BLU.
1.
PNBP
2.
Pendapatan jasa layanan yang diberikan kepada
masyarakat merupakan pendapatan operasional
BLU.
Hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat
atau badan lain merupakan pendapatan operasional
BLU.
Hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat atau
badan lain merupakan pendapatan yang harus
diperlakukan sesuai dengan peruntukan.
Hasil kerjasama BLU dengan pihak lain dan/atau
hasil usaha lainnya merupakan pendapatan bagi
BLU.
Hasil usaha lainnya
Pendapatan Rupiah Murni
(APBN/APBD), Pendapatan jasa
layanan, H
ibah tidak terikat,
dan Hasil kerjasama BLU dapat
dikelola langsung untuk
membiayai belanja BLU sesuai
RBA.
Pendapatan jasa layanan,
H
ibah tidak terikat, H
ibah
terikat, dan Hasil kerjasama
BLU dilaporkan sebagai
pendapatan negara bukan pajak
kementerian/lembaga atau
pendapatan bukan pajak
pemerintah daerah.
Pasal 14 PP 23/2005
Pendapatan dan Belanja BLU
Belanja BLU tediri dari unsur biaya yang sesuai dengan struktur biaya yang dituangkan
dalam RBA definitif.
1.
Fleksibel berdasarkan kesetaraan antara volume kegiatan pelayanan dengan jumlah
pengeluaran mengikuti praktik bisnis yang sehat.
2.
Fleksibilitas pengelolaan belanja berlaku dlm ambang batas sesuai dgn yang ditetapkan
dlm RBA.
3.
Belanja BLU yang melampaui ambang batas fleksibilitas harus mendapat persetujuan
Menkeu/gub/bupati/walikota atas usulan menteri/pim lembaga/kep SKPD.
4.
Dalam hal kekurangan anggaran, BLU dapat mengajukan usulan tambahan anggaran
dari APBN/APBD kepada Menkeu/PPKD melalui menteri/pim lembaga/kep SKPD.
5.
Belanja BLU dilaporkan sebagai belanja barang dan jasa K/L/SKPD/pemda.
6.
Pasal 15 PP 23/2005
Page 22
Pengelolaan Kas
Merencanakan
penerimaan dan
pengeluaran kas
Melakukan pemungutan
pendapatan/tagihan
Menyimpan kas dan
mengelola rekening bank.
Rekening Bank dibuka
oleh Pimpinan BLU pada
Bank Umum
Melakukan pembayaran. Penarikan
dana yang bersumber dari
APBN/APBD dengan menerbitkan
SPM
Mendapatkan sumber dana
untuk menutup defisit jangka
pendek
Memanfaatkan surplus kas jangka
pendek untuk memperoleh
pendapatan tambahan.
Dilakukan sebagai investasi
jangka pendek pada instrumen
keuangan dengan risiko rendah.
Pengelolaan
Kas
Pengelolaan kas berdasarkan praktek bisnis yang sehat
Pasal 16 PP 23/2005
Page 23
–
Pengelolaan Utang dan Piutang
BLU dapat memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, dan/atau
transaksi lainnya yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan BLU.
a.
Piutang BLU dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah, sesuai dengan praktik bisnis yang
sehat dan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
b.
Piutang dapat dihapuskan secara mutlak atau bersyarat oleh pejabat yang berwenang, yang
nilainya ditetapkan secara berjenjang.
c.
Piutang
BLU dapat memiliki utang sehubungan dengan kegiatan operasional dan/atau perikatan
a.
peminjaman dengan pihak lain.
Utang BLU di kelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggung jawab, sesuai dengan praktik bisnis yang sehat.
b.
Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatan peminjaman jangka pendek ditujukan
hanya untuk belanja operasional.
c.
Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatan peminjaman jangka panjang ditujukan
d.
hanya untuk belanja modal.
Perikatan peminjaman dilakukan oleh pejabat yang berwenang secara berjenjang
berdasarkan nilai pinjaman.
e.
Pembayaran kembali utang merupakan tanggung jawab BLU.
f.
Hak tagih atas utang BLU menjadi kadaluarsa setelah 5 tahun sejak utang tersebut jatuh
tempo, kecuali ditetapkan lain oleh undang-undang
g.
Pasal 17 & 18 PP 23/2005
Utang
Page 24
Investasi
Keuntungan yang diperoleh dari
investasi jangka panjang
merupakan pendapatan BLU.
BLU tidak dapat melakukan investas
i
jangka panjang,
kecuali atas persetujuan Menkeu/gub/bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 19 PP 23/2005
Page 25
BLU tidak dapat mengalihkan dan/atau menghapus aset tetap, kecuali atas
persetujuan pejabat yang berwenang.
Penerimaan hasil penjualan aset akibat dari pemindahtanganan sbb:
hasil penjualan inventaris BLU mrpkn pendapatan BLU
a.
hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya selain dari APBN/APBD mpkn
pendapatan BLU & dapat dikelola langsung untuk membiayai belanja BLU.
b.
hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya sebagian atau seluruhnya berasal
c.
dari APBN/APBD bukan merupakan pendapatan BLU dan wajib disetor ke
RKUN/D.
Penggunaan asset tetap untuk kegiatan yg tidak terkait langsung dgn tugas pokok dan
fungsi satker BLU harus mendapat persetujuan Pengelola Barang.
Tanah dan bangunan BLU disertifikatkan atas nama Pemerintah RI/Pemda yang
bersangkutan
–
Pengelolaan Barang
Berdasarkan prinsip efisien & ekonomis sesuai dgn praktek bisnis yang sehat
BLU Penuh dapat diberikan fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau
seluruhnya dari ketentuan pengadaan barang dan jasa pemerintah bila terdapat
alasan efektivitas dan/atau efisiensi.
Kewenangan PBJ secara berjenjang bdsrkn nilai yg diatur oleh Menkeu/kepala
daerah (mis. PMK No.08/PMK.02/2006 ttg Kewenangan PBJ pada BLU.
Pengadaan Barang
Barang inventaris milik BLU dapat dihapuskan dan/atau dialihkan bdsrkn pertimbangan ekonomis kepada pihak
lain dgn cara dijual, dipertukarkan, atau dihibahkan.
Pengelolaan Aset
Pasal 20-23 PP 23/2005 diubah dgn PP 74/2012
Page 26
Psl 26
Akuntansi
BLU menerapkan sistem informasi
manajemen keuangan sesuai
dengan kebutuhan dan praktek
bisnis yang sehat
Menerapkan Standar Akuntansi
Keuangan yang diterbitkan oleh
Asosiasi Profesi Akuntansi
Indonesia.
Jika tidak ada standar akuntasi,
dapat menerapkan standar
akuntansi industri yang spesifik
setelah mendapat persetujuan
Menteri Keuangan
BLU mengembangkan &
menerapkan sistem akuntansi
dengan mengacu pada standar
akuntansi yang berlaku sesuai
dengan jenis layanannya dan
ditetapkan oleh menteri/pimpinan
lembaga/kepala daerah 31
Laporan Realisasi Anggaran/
Laporan Operasional
1.
Neraca
2.
Laporan Arus Kas
3.
Catatan atas LK
4.
Laporan Kinerja
5.
Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban
Psl 27
Pelaporan
Pimpinan BLU bertanggung
jawab atas penyusunan dan
penyajian laporan keuangan
BLU yang disertai dengan
surat pernyataan tanggung
jawab.
Laporan keuangan tersebut
disampaikan kepada
menteri/pimpinan
lembaga/kepala daerah secara
berkala u/ dikonsolidasi
Komponen Laporan Keuangan:
Psl 27
Pertanggung
jawaban Keu
LK BLU merupakan bagian
yang tidak terpisahkan
dari laporan
pertanggungjawaban
keuangan
KL/SKPD/pemerintah
daerah.
Penggabungan laporan
keuangan BLU pada
KL/SKPD/pemerintah
daerah dilakukan sesuai
dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan.
LK BLU diaudit oleh
auditor eksternal.
Page 27
Pimpinan BLU bertanggungjawab terhadap kinerja
operasional BLU sesuai dengan tolok ukur yang ditetapkan
dalam RBA.
Pimpinan BLU mengihktisarkan dan melaporkan kinerja
operasional BLU secara terintegrasi dengan laporan
keuangan.
Penyelesaian Kerugian & Akuntabilitas Kinerja
Setiap kerugian negara/daerah pada BLU yang disebabkan
oleh tindakan melanggar hukum atau kelalaian seseorang
disesesaikan sesuai ketentuan perundang-undangan
mengenai penyelesaian kerugian negara/daerah
KERUGIAN
Page 28
Surplus
Dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya kecuali atas perintah
Menkeu/Gub/Bupati/Walikota, sesuai dengan kewenangannya, disetor
sebagian atau seluruhnya ke Kas Umum Negara/Daerah dengan
mempertimbangkan posisi likuiditas BLU
Defisit
Defisit anggaran BLU dapat diajukan pembiayaanya dalam tahun
anggaran berikutnya kepada Menkeu/PPKD melalui menteri/pim
lembaga/kepala SKPD, sesuai dengan kewenangannya.
Menkeu/PPKD, sesuai dengan dapat mengajukan anggaran untuk
menutup defisit pelaksanaan anggaran BLU dalam APBN/APBD tahun
anggaran berikutnya.
Surplus dan Defisit
Page 29
Tata Kelola BLU
01
02
03
04
Psl 31
Untuk:
Pejabat Pengelola
Dewan Pengawas
Dan Pegawai BLU
Pembina Teknis : menteri/pimp. lembaga/kepala SKPD terkait
Pembina Keuangan : Menteri Keuangan/PPKD
Dewan Pengawas
Kelembagaan
Pejabat Pengelolaan &
Kepegawaian
Pembinaan dan
Pengawasan
Remunerasi
Kelembagaan tunduk pada peraturan
a.
perundangan sektoral.
Jika perlu terjadi perubahan kelembagaan, harus
berpedoman pada ketentuan Menteri PAN
b.
Psl 34-35
Psl 36
Psl 32-33
Pejabat pengelola BLU, terdiri dari Pemimpin
BLU; Pejabat Teknis; dan Pejabat Keuangan
a.
Pegawai BLU, terdiri dari PNS/ASN dan Tenaga
Profesional Non PNS/Non ASN
b.
Page 30
Menteri/pim
lembaga/ kep SKPD
Proses
Remunerasi
Remunerasi
Berdasarkan:
Tingkat tanggung jawab & tuntutan
profesionalisme yg diperlukan.
(Psl 36 PP 23/2005 ayat 1)
Mempertimbangkan
prinsip:
Proporsionalitas;
Kesetaraan; dan
Kepatutan.
Pemimpin
BLU
Menkeu/Gub/Bupati/
walikota
(Psl 36 PP 23/2005 ayat 2)
1. Pengusulan 2. Penyampaian Usulan
Dapat berupa:
Gaji;
Honorarium;
Tunjangan tetap;
Insentif;
Bonus atas
prestasi;
Pesangon;
dan/atau
Pensiun.
Page 31
Kasus BLU
Dugaan Korupsi BLU Rp 3,6 Miliar, Mantan
Rektor UIN Suska yaitu Akhmad Mujahidin
dan Bendahara Veni Aprilya Jadi
Tersangka korupsi Dana Badan Layanan
Umum UIN Suska Riau pada tahun 2019.
Tindakan korupsi dilakukan dengan cara,
Dalam melakukan pencairan anggaran
BLU yang diajukan oleh setiap bagian,
unit dan lembaga yang ada di UIN Suska
Riau, VA melebihkan pencairan tersebut
sebesar Rp 50 juta hingga Rp 100 juta.
Page 32
THANK YOU

More Related Content

Similar to penjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdf

Pengelolaan Keuangan.ppt
Pengelolaan Keuangan.pptPengelolaan Keuangan.ppt
Pengelolaan Keuangan.pptHMToha1
 
Ketentuan Penerapan BLU-BLUD_ Materi Workshop "Penyusunan RENCANA BISNIS & AN...
Ketentuan Penerapan BLU-BLUD_ Materi Workshop "Penyusunan RENCANA BISNIS & AN...Ketentuan Penerapan BLU-BLUD_ Materi Workshop "Penyusunan RENCANA BISNIS & AN...
Ketentuan Penerapan BLU-BLUD_ Materi Workshop "Penyusunan RENCANA BISNIS & AN...Kanaidi ken
 
Ung Implementasi Blu 010210
Ung Implementasi Blu 010210Ung Implementasi Blu 010210
Ung Implementasi Blu 010210Arbyn Dungga
 
Puskesmas sebagai blud bulletin bapelkes jogja issn
Puskesmas sebagai blud   bulletin bapelkes jogja issnPuskesmas sebagai blud   bulletin bapelkes jogja issn
Puskesmas sebagai blud bulletin bapelkes jogja issnEddy Siswanto
 
Menuju puskesmas blud
Menuju puskesmas bludMenuju puskesmas blud
Menuju puskesmas bludBhelhenkJhe
 
Teknis pembentukan rsud blud
Teknis pembentukan rsud bludTeknis pembentukan rsud blud
Teknis pembentukan rsud bludapotek agam farma
 
Paparan Sesjen PK BLU-OK.ppt
Paparan Sesjen PK BLU-OK.pptPaparan Sesjen PK BLU-OK.ppt
Paparan Sesjen PK BLU-OK.pptFatihArifin
 
Paparan Sesjen PK BLU-OK (1).ppt
Paparan Sesjen PK BLU-OK (1).pptPaparan Sesjen PK BLU-OK (1).ppt
Paparan Sesjen PK BLU-OK (1).pptARISMUNANDAR522636
 
Pmk 92 tahun 2011
Pmk 92 tahun 2011Pmk 92 tahun 2011
Pmk 92 tahun 2011bpkp
 
PEMANTAPAN IMPLEMENTASI BLUD PUSKESMAS KOTA SOLO, 1-2 SEPTEMBER, 2022.pdf
PEMANTAPAN IMPLEMENTASI BLUD PUSKESMAS KOTA SOLO, 1-2 SEPTEMBER, 2022.pdfPEMANTAPAN IMPLEMENTASI BLUD PUSKESMAS KOTA SOLO, 1-2 SEPTEMBER, 2022.pdf
PEMANTAPAN IMPLEMENTASI BLUD PUSKESMAS KOTA SOLO, 1-2 SEPTEMBER, 2022.pdfsdmkkotasurakarta
 
Permendagri 79 2018 BLUD
Permendagri 79 2018 BLUDPermendagri 79 2018 BLUD
Permendagri 79 2018 BLUDzuhrimail
 
72471 permendagri-79-tahun-2018-tentang-blud dengan lampiran
72471 permendagri-79-tahun-2018-tentang-blud dengan lampiran72471 permendagri-79-tahun-2018-tentang-blud dengan lampiran
72471 permendagri-79-tahun-2018-tentang-blud dengan lampiranssuser279f7e
 
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...Penataan Ruang
 
Gambaran Umum Keu BLUD - LPPSP UI 2023 nw.pdf
Gambaran Umum Keu BLUD - LPPSP UI 2023 nw.pdfGambaran Umum Keu BLUD - LPPSP UI 2023 nw.pdf
Gambaran Umum Keu BLUD - LPPSP UI 2023 nw.pdfjane164133
 
Permendagri no. 61 tahun 2007
Permendagri no. 61 tahun 2007Permendagri no. 61 tahun 2007
Permendagri no. 61 tahun 2007IdnJournal
 
Presentasi badan layanan umum (blu) dan blu rumah sakit
Presentasi badan layanan umum (blu) dan blu rumah sakitPresentasi badan layanan umum (blu) dan blu rumah sakit
Presentasi badan layanan umum (blu) dan blu rumah sakitanantasmiths
 

Similar to penjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdf (20)

Pengelolaan Keuangan.ppt
Pengelolaan Keuangan.pptPengelolaan Keuangan.ppt
Pengelolaan Keuangan.ppt
 
Badan layanan umum
Badan layanan umumBadan layanan umum
Badan layanan umum
 
2.-Pengelolaan-Keuangan-BLU.pptx
2.-Pengelolaan-Keuangan-BLU.pptx2.-Pengelolaan-Keuangan-BLU.pptx
2.-Pengelolaan-Keuangan-BLU.pptx
 
Ketentuan Penerapan BLU-BLUD_ Materi Workshop "Penyusunan RENCANA BISNIS & AN...
Ketentuan Penerapan BLU-BLUD_ Materi Workshop "Penyusunan RENCANA BISNIS & AN...Ketentuan Penerapan BLU-BLUD_ Materi Workshop "Penyusunan RENCANA BISNIS & AN...
Ketentuan Penerapan BLU-BLUD_ Materi Workshop "Penyusunan RENCANA BISNIS & AN...
 
Ung Implementasi Blu 010210
Ung Implementasi Blu 010210Ung Implementasi Blu 010210
Ung Implementasi Blu 010210
 
Puskesmas sebagai blud bulletin bapelkes jogja issn
Puskesmas sebagai blud   bulletin bapelkes jogja issnPuskesmas sebagai blud   bulletin bapelkes jogja issn
Puskesmas sebagai blud bulletin bapelkes jogja issn
 
Menuju puskesmas blud
Menuju puskesmas bludMenuju puskesmas blud
Menuju puskesmas blud
 
Teknis pembentukan rsud blud
Teknis pembentukan rsud bludTeknis pembentukan rsud blud
Teknis pembentukan rsud blud
 
Materi BLUD Mahulu.pptx
Materi BLUD Mahulu.pptxMateri BLUD Mahulu.pptx
Materi BLUD Mahulu.pptx
 
Paparan Sesjen PK BLU-OK (1).ppt
Paparan Sesjen PK BLU-OK (1).pptPaparan Sesjen PK BLU-OK (1).ppt
Paparan Sesjen PK BLU-OK (1).ppt
 
Paparan Sesjen PK BLU-OK.ppt
Paparan Sesjen PK BLU-OK.pptPaparan Sesjen PK BLU-OK.ppt
Paparan Sesjen PK BLU-OK.ppt
 
Paparan Sesjen PK BLU-OK (1).ppt
Paparan Sesjen PK BLU-OK (1).pptPaparan Sesjen PK BLU-OK (1).ppt
Paparan Sesjen PK BLU-OK (1).ppt
 
Pmk 92 tahun 2011
Pmk 92 tahun 2011Pmk 92 tahun 2011
Pmk 92 tahun 2011
 
PEMANTAPAN IMPLEMENTASI BLUD PUSKESMAS KOTA SOLO, 1-2 SEPTEMBER, 2022.pdf
PEMANTAPAN IMPLEMENTASI BLUD PUSKESMAS KOTA SOLO, 1-2 SEPTEMBER, 2022.pdfPEMANTAPAN IMPLEMENTASI BLUD PUSKESMAS KOTA SOLO, 1-2 SEPTEMBER, 2022.pdf
PEMANTAPAN IMPLEMENTASI BLUD PUSKESMAS KOTA SOLO, 1-2 SEPTEMBER, 2022.pdf
 
Permendagri 79 2018 BLUD
Permendagri 79 2018 BLUDPermendagri 79 2018 BLUD
Permendagri 79 2018 BLUD
 
72471 permendagri-79-tahun-2018-tentang-blud dengan lampiran
72471 permendagri-79-tahun-2018-tentang-blud dengan lampiran72471 permendagri-79-tahun-2018-tentang-blud dengan lampiran
72471 permendagri-79-tahun-2018-tentang-blud dengan lampiran
 
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Lay...
 
Gambaran Umum Keu BLUD - LPPSP UI 2023 nw.pdf
Gambaran Umum Keu BLUD - LPPSP UI 2023 nw.pdfGambaran Umum Keu BLUD - LPPSP UI 2023 nw.pdf
Gambaran Umum Keu BLUD - LPPSP UI 2023 nw.pdf
 
Permendagri no. 61 tahun 2007
Permendagri no. 61 tahun 2007Permendagri no. 61 tahun 2007
Permendagri no. 61 tahun 2007
 
Presentasi badan layanan umum (blu) dan blu rumah sakit
Presentasi badan layanan umum (blu) dan blu rumah sakitPresentasi badan layanan umum (blu) dan blu rumah sakit
Presentasi badan layanan umum (blu) dan blu rumah sakit
 

Recently uploaded

Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxssuser8905b3
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 

Recently uploaded (14)

Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 

penjelasan, dasar hukum, tujuan, dll tentang BADAN LAYANAN UMUM (BLU).pdf

  • 1. BADAN LAYANAN UMUM (BLU) Page 01 AGUNG DRAJAT BASRIWIJAYA FATHIA UMARA AGUSTIN NUR KELOMPOK 2 LAILY ROSYIDAH SITI NURHALIZA VITA MULYANA
  • 2. Pengertian BLU dan PPK BLU 01 Badan Layanan Umum (BLU) Instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. 02 Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLU Pola pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya. Psl 1 PP 23/2005 Page 02
  • 3. Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) BLU adalah Dokumen perencanaan bisnis dan penganggaran yang berisi program, kegiatan, target kinerja, dan anggaran suatu BLU Standar Pelayanan Minimum (SPM) adalah Spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan minimum yang diberikan oleh BLU kepada masyarakat. Pengertian Istilah Page 03
  • 4. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat TUJUAN BLU Page 04 Pasal 2 PP 23/2005 PP 74/2012
  • 5. Page 05 01 BLU beroperasi sebagai unit kerja K/L/Pemda untuk tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan. 02 BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan K/L/Pemda sehingga status hukum BLU tidak terpisah dari K/L/Pemda sebagai instansi induk. Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati /walikota tertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikannya kepada BLU dari segi manfaat layanan yang dihasilkan. 03 AZAS BLU Pasal 3 PP 23/2005
  • 6. AZAS BLU Page 06 04 Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/ walikota. 05 BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan. Pasal 3 PP 23/2005 Not for Profit
  • 7. AZAS BLU Page 07 07 BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktek bisnis yang sehat. Pasal 3 PP 23/2005 Rencana kerja dan anggaran (RKA) serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan K/L/SKPD/Pemda. 06
  • 8. Pasal 68 UU No. 1 Tahun 2004 BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa Pasal 69 UU No. 1 Tahun 2004 Setiap BLU wajib menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja Kementerian Negara/Lembaga/pemerintah daerah Pendapatan dan belanja BLU dalam rencana kerja dan anggaran tahunan sebagaimana dimaksud pada nomor (1) dan nomor (2) dikonsolidasikan dalam rencana kerja dan anggaran KN/Lembaga/pemerintah daerah yang bersangkutan. 01 02 03 Page 08
  • 9. Pendapatan yang diperoleh BLU sehubungan dengan jasa layanan yang diberikan merupakan Pendapatan Negara/Daerah BLU dapat memperoleh hibah atau sumbangan dari masyarakat atau badan lain. Pendapatan sebagaimana dimaksud pada nomor (4) dan nomor (5) dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja BLU yang bersangkutan. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan BLU diatur dalam peraturan pemerintah. 04 05 06 07 Page 09
  • 10. Ayat 2 : Kementerian Negara/Lembaga tetap bertanggung jawab atas pelaksanaan kewenangan yang didelegasikannya kepada BLU dan menjalankan peran pengawasan terhadap kinerja BLU dan pelaksanaan kewenangan yang didelegasikan. Ayat 5 : Layanan BLU dapat diarahkan untuk menghasilkan manfaat yang mendukung stabilisasi ekonomi dan fiskal. Ayat 10 : Dalam rangka mewujudkan konsep bisnis yang sehat, BLU harus senantiasa meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang dapat berupa kewenangan merencanakan dan menetapkan kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan. Ayat 11 : Kekayaan BLU merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan serta dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan BLU. Pasal 4 PMK 202/PMPK.05/2022>PEDOMAN PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM Page 10
  • 11. PERSYARATAN BLU Persyaratan Substantif Persyaratan Teknis Persyaratan Administratif Penyediaan barang dan/ atau jasa layanan umum Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat atau layanan umum Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya Kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah sehat sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat; Pola tata kelola Laporan keuangan pokok Standar pelayanan minimum Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen Page 11
  • 12. PENETAPAN STATUS BLU Setelah instansi pemerintah mengajukan penawaran menjadi BLU kepada menteri keuangan, maka akan dilakukan penilaian terhadap persyaratan-persyaratan yang telah disampaikan. Penilaian yang dilakukan oleh menteri keuangan meliputi pengujian yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan terhadap pemenuhan persyaratan substantif, pemenuhan persyaratan teknis, dan pemenuhan persyaratan administratif; serta penilaian yang dilakukan oleh tim penilai terhadap dokumen persyaratan administratif. Hasil penilaian oleh tim penilai berupa rekomendasi: a. penetapan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLU berupa pemberian status BLU, jika hasil penilaian terhadap dokumen persyaratan administratif terpenuhi secara memuaskan; atau b. penolakan, apabila hasil penilaian terhadap dokumen persyaratan administratif tidak terpenuhi secara memuaskan. Page 12
  • 13. PENCABUTAN STATUS BLU Page 13 Penerapan PPK-BLU berakhir apabila : Dicabut oleh Menteri Keuangan/Gubernur/Bupati/Walikota sesuai kewenangannya Dicabut oleh Menteri Keuangan/Gubernur/Bupati/Walikota berdasarkan usul dari menteri / pimpinan lembaga / kepala SKPD sesuai kewenangannya Berubah statusnya menjadi Badan Hukum dengan kekayaan negara yang dipisahkan
  • 14. STANDAR BIAYA DAN TARIF LAYANAN BLU UU No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara PP No. 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum PMK Nomor 100/PMK.05/2016 tentang Pedoman Umum Penyusunan Tarif Layanan BLU Tarif merupakan instrumen kebijakan untuk mencapai target strategis BLU DASAR HUKUM URGENSI Strategis Legalitas pengutan Penyusunan rencana strategis & bisnis Budgeting Keuangan Pencapaian target pendapatan Kontrol Biaya Layanan Pengembangan layanan Page 14
  • 15. PENGATURAN STANDAR BIAYA Page 15 Pengaturan Standar Biaya : PMK 71/PMK.02/2013 tentang Pedoman Standar Biaya, Standar Struktur Biaya dan Indeksasi dalam Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga Standar Biaya adalah satuan biaya yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal (Chief Financial Officer) baik berupa standar biaya masukan maupun standar biaya keluaran, sebagai acuan perhitungan kebutuhan anggaran dalam penyusunan RKA-K/L 01 02 Standar Biaya terdiri dari : Standar Biaya Masukan (SBM) Standar Biaya Keluaran (SBK) 03 Satker BLU harus mengikuti ketentuan Standar Biaya yang berlaku 04
  • 16. STANDAR BIAYA PADA SATKER BLU SBM & SBK SBM ditetapkan oleh pimpinan BLU, kecuali : SBM yang menambah penghasilan dan/atau fasilitas Dewan Pengawas, pejabat pengelola, dan pegawai BLU SBM perjalanan dinas dalam negeri dan luar negeri Kedua poin ini menggunakan PMK / Persetujuan Menteri Keuangan Untuk kegiatan yang sumber dananya berasal dari PNBP BLU Merupakan komponen biaya dari tarif layanan Mempertimbangkan standar biaya pasar SB yang ditetapkan oleh Pemimpin BLU --> Estimasi Digunakan untuk penyusunan RBA Page 16 JENIS KEWENANGAN KRITERIA SBM FUNGSI Usulan SBK BLU disampaikan Menteri/Pimpinan Lembaga kepada Menkeu c.q. DJPb untuk ditelaah dan selanjutnya disampaikan kepada DJA untuk ditetapkan Menkeu SBK BLU PPK BLU
  • 17. PENGATURAN TARIF LAYANAN (1) Page 17 PP 23/2005 jo PP 74/2012 pasal 9 Kontinuitas dan pengembangan layanan Daya beli masyarakat Asas kejadian dan kepatutan Kompetisi yang sehat Disusun segera setelah ditetapkan menjadi BLU Disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan Ditetapkan oleh Menteri Keuangan dengan PMK 01 04 03 PENGATURAN TARIF LAYANAN TARIF LAYANAN HARUS MEMPERTIMBANGKAN : TARIF LAYANAN BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan 02
  • 18. PENGATURAN TARIF LAYANAN (2) Page 18 BLU menyusun tarif layanan dengan memperhatikan pedoman umum yang disusun Menkeu/Gub/Bup/Walkot dan pedoman teknis yang disusun Menteri/Pim Lembaga/Sekda/Kepala SKPD 05 Menkeu sesuai dgn kewenangannya dapat mendelegasikan kewenangan penetapan tarif layanan kepada Menteri/Pim Lembaga dan/atau pemimpin BLU 07 Tarif Layanan diusulkan oleh pemimpin BLU secara berjenjang untuk ditetapkan dlm Peraturan Menkeu/Gub/Bup/Walkota 06
  • 20. Pengertian Apakah Pengelolaan Keuangan BLU (PK BLU)? Pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Institusi yang dapat menerapkan PK BLU: Instansi yang langsung memberikan layanan kepada masyarakat (organic view); Memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif. Page 20
  • 21. PENGELOLAAN KEUANGAN BLU Perencanaan dan Penganggaran Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Pengelolaan Kas Pengelolaan Piutang dan Utang Investasi Pengelolaan Barang Penyelesaian Kerugian Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban Keuangan Akuntabilitas Kinerja Surplus dan Defisit Tata Kelola BLU diiipknstan@2020 Page 21
  • 22. Perencanaan dan Penganggaran BLU menyusun rencana strategis bisnis (RSB) lima tahunan dengan mengacu kepada Rencana Strategis K/L (Renstra-KL) atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). 1. BLU menyusun Rencana Bisnis Anggaran (RBA) Tahunan dgn mengacu kpd RSB. 2. RBA Tahunan disusun berdasarkan basis kinerja dan perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanannya dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari masyarakat, badan lain, dan APBN/APBD. 3. Pasal 10 PP 23/2005 diubah dengan PP74/2012 Page 22
  • 23. Perencanaan dan Penganggaran BLU mengajukan RBA kepada menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD untuk memperoleh persetujuan sebagai bagian dari RKA-KL atau sebagian dari rencana kerja dan anggaran SKPD. 1. RBA disertai dengan usulan standar pelayanan minimum dan standar biaya. 2. RBA BLU yang telah disetujui oleh menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD diajukan kepada Menteri Keuangan sebagai bagian RKA-KL/PPKD sebagai bahan penyusunan Perda tentang APBD. 3. Pagu Anggaran BLU dana RKA-K/L atau Pagu Anggaran BLU dlm rancangan Perda ttg APBD yang bersumber dananya berasal dari pendapatan BLU dan surplus anggaran BLU, dirinci dalam satu program, satu kegiatan, satu output dan jenis belanja. 4. Menteri Keuangan atau Tim Anggaran Pemda sesuai dgn kewenangannya melakukan telaah terhadap RBA sebagai bagian dari mekanisme pengajuan dan penetapan APBN/APBD. 5. BLU menggunakan APBN/APBD yang telah ditetapkan sebagai dasar penyesuaian terhadap RBA menjadi RBA definitif. 6. Pasal 11 PP 23/2005 diubah dengan PP 74/2012
  • 24. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) BLU Dua Tiga Empat Disusun dengan mengacu RBA BLU untuk diajukan kepada Menkeu/PPKD. Paling sedikit mencakup: seluruh pendapatan dan belanja; proyeksi arus kas; serta jumlah dan kualitas jasa dan/atau barang yang akan dihasilkan Disahkan oleh Menteri Keuangan/PPKD paling lambat 31 Desember menjelang awal tahun anggaran, dan jika belum disahkan oleh MenteriKeuangan/PPKD, BLU dapat melakukan pengeluaran paling tinggi sebesar angka DPA tahun lalu. DPA yang telah disahkan: menjadi lampiran dari perjanjian kerja antara pimpinan BLU dengan menteri/pimpinan lembaga/kepala daerah; menjadi dasar penarikan dana dari APBN/APBD DPA BLU itu: Satu Pasal 12 PP 23/2005 diubah dengan PP 74/2012 Page 24
  • 25. Pendapatan dan Belanja BLU Rupiah Murni (APBN/APBD), diberlakukan sebagai pendapatan BLU. 1. PNBP 2. Pendapatan jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat merupakan pendapatan operasional BLU. Hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain merupakan pendapatan operasional BLU. Hibah terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain merupakan pendapatan yang harus diperlakukan sesuai dengan peruntukan. Hasil kerjasama BLU dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya merupakan pendapatan bagi BLU. Hasil usaha lainnya Pendapatan Rupiah Murni (APBN/APBD), Pendapatan jasa layanan, H ibah tidak terikat, dan Hasil kerjasama BLU dapat dikelola langsung untuk membiayai belanja BLU sesuai RBA. Pendapatan jasa layanan, H ibah tidak terikat, H ibah terikat, dan Hasil kerjasama BLU dilaporkan sebagai pendapatan negara bukan pajak kementerian/lembaga atau pendapatan bukan pajak pemerintah daerah. Pasal 14 PP 23/2005
  • 26. Pendapatan dan Belanja BLU Belanja BLU tediri dari unsur biaya yang sesuai dengan struktur biaya yang dituangkan dalam RBA definitif. 1. Fleksibel berdasarkan kesetaraan antara volume kegiatan pelayanan dengan jumlah pengeluaran mengikuti praktik bisnis yang sehat. 2. Fleksibilitas pengelolaan belanja berlaku dlm ambang batas sesuai dgn yang ditetapkan dlm RBA. 3. Belanja BLU yang melampaui ambang batas fleksibilitas harus mendapat persetujuan Menkeu/gub/bupati/walikota atas usulan menteri/pim lembaga/kep SKPD. 4. Dalam hal kekurangan anggaran, BLU dapat mengajukan usulan tambahan anggaran dari APBN/APBD kepada Menkeu/PPKD melalui menteri/pim lembaga/kep SKPD. 5. Belanja BLU dilaporkan sebagai belanja barang dan jasa K/L/SKPD/pemda. 6. Pasal 15 PP 23/2005 Page 22
  • 27. Pengelolaan Kas Merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas Melakukan pemungutan pendapatan/tagihan Menyimpan kas dan mengelola rekening bank. Rekening Bank dibuka oleh Pimpinan BLU pada Bank Umum Melakukan pembayaran. Penarikan dana yang bersumber dari APBN/APBD dengan menerbitkan SPM Mendapatkan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek Memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk memperoleh pendapatan tambahan. Dilakukan sebagai investasi jangka pendek pada instrumen keuangan dengan risiko rendah. Pengelolaan Kas Pengelolaan kas berdasarkan praktek bisnis yang sehat Pasal 16 PP 23/2005 Page 23
  • 28. – Pengelolaan Utang dan Piutang BLU dapat memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, dan/atau transaksi lainnya yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan BLU. a. Piutang BLU dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah, sesuai dengan praktik bisnis yang sehat dan berdasarkan ketentuan perundang-undangan. b. Piutang dapat dihapuskan secara mutlak atau bersyarat oleh pejabat yang berwenang, yang nilainya ditetapkan secara berjenjang. c. Piutang BLU dapat memiliki utang sehubungan dengan kegiatan operasional dan/atau perikatan a. peminjaman dengan pihak lain. Utang BLU di kelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab, sesuai dengan praktik bisnis yang sehat. b. Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatan peminjaman jangka pendek ditujukan hanya untuk belanja operasional. c. Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatan peminjaman jangka panjang ditujukan d. hanya untuk belanja modal. Perikatan peminjaman dilakukan oleh pejabat yang berwenang secara berjenjang berdasarkan nilai pinjaman. e. Pembayaran kembali utang merupakan tanggung jawab BLU. f. Hak tagih atas utang BLU menjadi kadaluarsa setelah 5 tahun sejak utang tersebut jatuh tempo, kecuali ditetapkan lain oleh undang-undang g. Pasal 17 & 18 PP 23/2005 Utang Page 24
  • 29. Investasi Keuntungan yang diperoleh dari investasi jangka panjang merupakan pendapatan BLU. BLU tidak dapat melakukan investas i jangka panjang, kecuali atas persetujuan Menkeu/gub/bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. Pasal 19 PP 23/2005 Page 25
  • 30. BLU tidak dapat mengalihkan dan/atau menghapus aset tetap, kecuali atas persetujuan pejabat yang berwenang. Penerimaan hasil penjualan aset akibat dari pemindahtanganan sbb: hasil penjualan inventaris BLU mrpkn pendapatan BLU a. hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya selain dari APBN/APBD mpkn pendapatan BLU & dapat dikelola langsung untuk membiayai belanja BLU. b. hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya sebagian atau seluruhnya berasal c. dari APBN/APBD bukan merupakan pendapatan BLU dan wajib disetor ke RKUN/D. Penggunaan asset tetap untuk kegiatan yg tidak terkait langsung dgn tugas pokok dan fungsi satker BLU harus mendapat persetujuan Pengelola Barang. Tanah dan bangunan BLU disertifikatkan atas nama Pemerintah RI/Pemda yang bersangkutan – Pengelolaan Barang Berdasarkan prinsip efisien & ekonomis sesuai dgn praktek bisnis yang sehat BLU Penuh dapat diberikan fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau seluruhnya dari ketentuan pengadaan barang dan jasa pemerintah bila terdapat alasan efektivitas dan/atau efisiensi. Kewenangan PBJ secara berjenjang bdsrkn nilai yg diatur oleh Menkeu/kepala daerah (mis. PMK No.08/PMK.02/2006 ttg Kewenangan PBJ pada BLU. Pengadaan Barang Barang inventaris milik BLU dapat dihapuskan dan/atau dialihkan bdsrkn pertimbangan ekonomis kepada pihak lain dgn cara dijual, dipertukarkan, atau dihibahkan. Pengelolaan Aset Pasal 20-23 PP 23/2005 diubah dgn PP 74/2012 Page 26
  • 31. Psl 26 Akuntansi BLU menerapkan sistem informasi manajemen keuangan sesuai dengan kebutuhan dan praktek bisnis yang sehat Menerapkan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntansi Indonesia. Jika tidak ada standar akuntasi, dapat menerapkan standar akuntansi industri yang spesifik setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan BLU mengembangkan & menerapkan sistem akuntansi dengan mengacu pada standar akuntansi yang berlaku sesuai dengan jenis layanannya dan ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga/kepala daerah 31 Laporan Realisasi Anggaran/ Laporan Operasional 1. Neraca 2. Laporan Arus Kas 3. Catatan atas LK 4. Laporan Kinerja 5. Akuntansi, Pelaporan, dan Pertanggungjawaban Psl 27 Pelaporan Pimpinan BLU bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan BLU yang disertai dengan surat pernyataan tanggung jawab. Laporan keuangan tersebut disampaikan kepada menteri/pimpinan lembaga/kepala daerah secara berkala u/ dikonsolidasi Komponen Laporan Keuangan: Psl 27 Pertanggung jawaban Keu LK BLU merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan pertanggungjawaban keuangan KL/SKPD/pemerintah daerah. Penggabungan laporan keuangan BLU pada KL/SKPD/pemerintah daerah dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. LK BLU diaudit oleh auditor eksternal. Page 27
  • 32. Pimpinan BLU bertanggungjawab terhadap kinerja operasional BLU sesuai dengan tolok ukur yang ditetapkan dalam RBA. Pimpinan BLU mengihktisarkan dan melaporkan kinerja operasional BLU secara terintegrasi dengan laporan keuangan. Penyelesaian Kerugian & Akuntabilitas Kinerja Setiap kerugian negara/daerah pada BLU yang disebabkan oleh tindakan melanggar hukum atau kelalaian seseorang disesesaikan sesuai ketentuan perundang-undangan mengenai penyelesaian kerugian negara/daerah KERUGIAN Page 28
  • 33. Surplus Dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya kecuali atas perintah Menkeu/Gub/Bupati/Walikota, sesuai dengan kewenangannya, disetor sebagian atau seluruhnya ke Kas Umum Negara/Daerah dengan mempertimbangkan posisi likuiditas BLU Defisit Defisit anggaran BLU dapat diajukan pembiayaanya dalam tahun anggaran berikutnya kepada Menkeu/PPKD melalui menteri/pim lembaga/kepala SKPD, sesuai dengan kewenangannya. Menkeu/PPKD, sesuai dengan dapat mengajukan anggaran untuk menutup defisit pelaksanaan anggaran BLU dalam APBN/APBD tahun anggaran berikutnya. Surplus dan Defisit Page 29
  • 34. Tata Kelola BLU 01 02 03 04 Psl 31 Untuk: Pejabat Pengelola Dewan Pengawas Dan Pegawai BLU Pembina Teknis : menteri/pimp. lembaga/kepala SKPD terkait Pembina Keuangan : Menteri Keuangan/PPKD Dewan Pengawas Kelembagaan Pejabat Pengelolaan & Kepegawaian Pembinaan dan Pengawasan Remunerasi Kelembagaan tunduk pada peraturan a. perundangan sektoral. Jika perlu terjadi perubahan kelembagaan, harus berpedoman pada ketentuan Menteri PAN b. Psl 34-35 Psl 36 Psl 32-33 Pejabat pengelola BLU, terdiri dari Pemimpin BLU; Pejabat Teknis; dan Pejabat Keuangan a. Pegawai BLU, terdiri dari PNS/ASN dan Tenaga Profesional Non PNS/Non ASN b. Page 30
  • 35. Menteri/pim lembaga/ kep SKPD Proses Remunerasi Remunerasi Berdasarkan: Tingkat tanggung jawab & tuntutan profesionalisme yg diperlukan. (Psl 36 PP 23/2005 ayat 1) Mempertimbangkan prinsip: Proporsionalitas; Kesetaraan; dan Kepatutan. Pemimpin BLU Menkeu/Gub/Bupati/ walikota (Psl 36 PP 23/2005 ayat 2) 1. Pengusulan 2. Penyampaian Usulan Dapat berupa: Gaji; Honorarium; Tunjangan tetap; Insentif; Bonus atas prestasi; Pesangon; dan/atau Pensiun. Page 31
  • 36. Kasus BLU Dugaan Korupsi BLU Rp 3,6 Miliar, Mantan Rektor UIN Suska yaitu Akhmad Mujahidin dan Bendahara Veni Aprilya Jadi Tersangka korupsi Dana Badan Layanan Umum UIN Suska Riau pada tahun 2019. Tindakan korupsi dilakukan dengan cara, Dalam melakukan pencairan anggaran BLU yang diajukan oleh setiap bagian, unit dan lembaga yang ada di UIN Suska Riau, VA melebihkan pencairan tersebut sebesar Rp 50 juta hingga Rp 100 juta. Page 32
  • 37.