Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan landasan hukum Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) serta tata kelola keuangan BLUD mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan kas, piutang, utang, investasi, kerjasama, pengadaan barang dan jasa, pengelolaan barang, hingga pengelolaan surplus dan defisit anggaran BLUD.
3. Dasar Hukum BLUD
UU 17/2003 UU 1/2004
Permendagri 13/2006 terakhir
Diubah dengan Permendagri
No.21 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuda
PP 58/2005:
Pengelolaan
Keuda
(Omnibus Regulation)
Permendagri No.22 Tahun
2011 ttg Pedoman Umum
Penyusunan APBD
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis PPK-
BLUD
PP 23/2005 tentang
Pengelolaan
Keuangan BLU
4. Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD)
. Pasal 1 PP 58/2005
adalah
SKPD/unit kerja pada SKPD di lingkungan
pemerintah daerah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan,
dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan
pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
5. Badan Layanan Umum Daerah
Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit
Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
di ingkungan pemerintah daerah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan, dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan
pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Pasal 1 ayat 1 Permendagri No. 61 Tahun 2007
6. Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD)
BLUD
BLUD dibentuk oleh Pemerintah Daerah
Kekayaan BLUD merupakan kekayaan daerah
yang tidak dipisahkan serta dikelola dan
dimanfaatkan sepenuhnya untuk
menyelenggarakan kegiatan BLUD yang
bersangkutan.
Seluruh pendapatan BLUD dapat digunakan
langsung untuk membiayai belanja BLUD yang
bersangkutan
BLUD dapat memperoleh hibah atau sumbangan
dari masyarakat/badan lain
7. Tujuan Pembentukan BLUD
menyediakan barang dan/atau jasa
untuk layanan umum
mengelola dana khusus dalam rangka
meningkatkan ekonomi dan/atau
pelayanan kepada masyarakat
meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa
8. Pembinaan BLUD
Pembinaan Keuangan
Pembinaan Teknis
Pembinaan
PPKD
Kepala SKPD yang
bertanggungjawab atas bidang
pemerintahan yang bersangkutan
Dilakukan oleh
Pedoman teknis mengenai pengelolaan keuangan BLUD diatur
lebih lanjut oleh Menteri Dalam Negeri setelah memperoleh
pertimbangan Menteri Keuangan
9. Pengaturan Pengelolaan Keuangan Daerah
Ketentuan tentang pokok-pokok pengelolaan
keuangan daerah diatur dengan peraturan
daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Berdasarkan peraturan daerah kepala daerah
menetapkan peraturan kepala daerah tentang
sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah
15. • Pendapatan BLUD dapat bersumber dari:
a. Jasa layanan,
b. Hibah.,
c. Hasil kerjasama dengan pihak lain
d. Pendapatan BLUD yang bersumber dari APBD
e. Pendapatan BLUD yang bersumber dari APBN
f. Lain-lain pendapatan BLUD yang sah antara lain:
PENDAPATAN BLUD
17. 17
PENYUSUNAN ANGGARAN BLUD
DOKUMEN ANGGARAN BLUD
Rencana Bisnis dan Anggaran BLUD, yang selanjutnya disingkat RBA
adalah dokumen perencanaan bisnis dan pengangaran tahunan yang
berisi program, kegiatan, target kinerja dan anggaran BLUD.
Dokumen Pelaksanaan Anggaran BLUD yang selanjutnya disingkat
DPA-BLUD adalah dokumen yang memuat pendapatan dan biaya,
proyeksi arus kas, jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa yang
akan dihasilkan dan digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran
oleh BLUD.
18. 18
PEDOMAN PENYUSUNAN
ANGGARAN BLUD
• PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR
61 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS
PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN
UMUM DAERAH
• PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI ENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA DAERAH.
19. 19
RENCANA BISNIS ANGGARAN
RBA merupakan penjabaran lebih
lanjut dari program dan kegiatan
BLUD dengan berpedoman pada
pengelolaan keuangan BLUD.
20. 20
RBA memuat:
• kinerja tahun berjalan;
• asumsi makro dan mikro;
• target kinerja;
• analisis dan perkiraan biaya satuan;
• perkiraan harga;
• anggaran pendapatan dan biaya;
• besaran persentase ambang batas;
• prognosa laporan keuangan;
• perkiraan maju (forward estimate);
• rencana pengeluaran investasi/modal; dan
• ringkasan pendapatan dan biaya untuk konsolidasi dengan RKA-
SKPD/APBD.
21. 21
RBA DEFINITIF
• Setelah Rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah, pemimpin
BLUD melakukan penyesuaian terhadap RBA
untuk ditetapkan menjadi RBA definitif.
• RBA definitif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dipakai sebagai dasar penyusunan DPA-BLUD
untuk diajukan kepada PPKD.
22. 22
DPA-BLUD
• DPA-BLUD mencakup antara lain:
pendapatan dan biaya;
proyeksi arus kas;
jumlah dan kualitas barang dan/atau
jasa yang akan dihasilkan.
23. 23
KONSOLIDASI PENDAPTAN BLUD
Seluruh pendapatan BLUD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 60 huruf a, huruf b,
huruf c, dan huruf f, dilaksanakan melalui
rekening kas BLUD dan dicatat dalam kode
rekening kelompok pendapatan asli daerah
pada jenis lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah dengan obyek pendapatan BLUD.
24. 24
KONSOLIDASI BIAYA
• Seluruh pengeluaran biaya BLUD yang bersumber
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 huruf a,
huruf b, huruf c, dan huruf f disampaikan kepada
PPKD setiap triwulan.
• Seluruh pengeluaran biaya BLUD yang bersumber
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
dengen menerbitkan SPM Pengesahan yang
dllampiri dengan Surat Pernyataan
Tanggungjawab (SPTJ).
25. 25
DPA BLUD
• DPA-BLUD yang telah disahkan oleh PPKD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 80 ayat (2), menjadi dasar penarikan dana yang
bersumber dari APBD.
• Penarikan dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digunakan
untuk belanja pegawai, belanja modal, barang dan/atau jasa,
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Penarikan dana untuk belanja barang dan/atau jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), sebesar selisih (mismatch) jumlah kas yang
tersedia ditambah dengan aliran kas masuk yang diharapkan dengan
jumlah pengeluaran yang diproyeksikan, dengan memperhatikan
anggaran kas yang telah ditetapkan dalam DPA-BLUD.
27. DOKUMEN PELAKSANAAN
ANGGARAN BLUD (DPA BLUD)
Rencana
Bisnis
Anggaran
(RBA)
DOKUMEN
PELAKSANAAN
ANGGARAN
(DPA)
Pendapatan dan
biaya
Proyeksi arus kas
jumlah dan kualitas
barang dan/atau jasa
yang akan dihasilkan
28. PELAKSANAAN ANGGARAN BLUD
• PPKD mengesahkan DPA-BLUD.
• Dalam hal DPA-BLUD belum disahkan oleh
PPKD, BLUD dapat melakukan pengeluaran
uang setinggi-tingginya sebesar angka DPA-
BLUD tahun sebelumnya.
• DPA-BLUD yang telah disahkan oleh PPKD,
menjadi dasar penarikan dana yang
bersumber dari APBD
29. Perjanjian Kinerja
• Kepala daerah menugaskan pemimpin BLUD
untuk menyeienggarakan kegiatan pelayanan
umum dan berhak mengelola dana sesuai yang
tercantum dalam DPA-BLUD
• DPA-BLUD menjadi lampiran perjanjian kinerja
yang ditandatangani oleh kepala daerah dengan
pemimpin BLUD
• Materi antara lain :
a. kinerja pelayanan bagi masyarakat;
b. kinerja keuangan;
c. manfaat bagi masyarakat.
32. Pengelolaan Piutang
• BLUD dapat memberikan piutang sehubungan dengan
penyerahan barang, jasa, dan/atau transaksi yang
berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan
kegiatan BLUD.
• Penagihan piutang dimaksud yang sulit ditagih dapat
dllimpahkan penagihannya kepada kepala daerah
dengan dilampiri bukti-bukti valid dan sah.
• Piutang dapat dihapus secara mutlak atau bersyarat
oleh pejabat yang berwenang, yang nilainya ditetapkan
secara berjenjang.
• Kewenangan penghapusan piutang dimaksud
ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.
• Kadaluarsa Penagihan Piutang BLUD, 5 tahun Kecuali
ditetapkan lain dengan undang-undang.
34. Pengelolaan Utang
• Perikatan pinjaman dilakukan oleh pejabat
yang berwenang secara berjenjang berdasar
nilai pinjaman. Kewenangan perikatan
pinjaman sebagaimana diatur dengan
peraturan kepala daerah.
• Pembayaran kembali pinjaman/utang
sehubungan dengan kegiatan operasional
dan/atau perikatan pinjaman dengan pihak
lain, menjadi tanggung jawab BLUD.
36. Kerjasama
Kerjasama dengan pihak lain dimaksud
antara lain:
• kerjasama operasi;
• sewa menyewa;
• usaha lainnya yang menunjang tugas
dan fungsi BLUD.
37. Pengadaan Barang dan/atau Jasa
• BLUD dengan status penuh dapat diberikan
fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau
seluruhnya dari ketentuan yang berlaku umum
bagi pengadaan barang dan/atau jasa
pemerintah, apabila terdapat alasan efektivitas
dan/atau efisiensi.
• Fleksibilitas diberikan terhadap pengadaan
barang dan/atau jasa yang sumber dananya
berasal dari:
– jasa layanan;
– hibah tidak terikat;
– hasil kerja sama dengan pihak lain; dan
– lain-lain pendapatan BLUD yang sah.
39. Pengelolaan Barang
BLUD tidak boleh mengalihkan
dan/atau menghapus aset tetap
Kecuali kecuali atas persetujuan
pejabat yang berwenang
40. Surplus dan Defisit Anggaran
• Surplus anggaran BLUD merupakan selisih lebih antara
realisasi pendapatan dan realisasi biaya BLUD pada satu
tahun anggaran.
• Surplus anggaran BLUD dapat digunakan dalam tahun
anggaran berikutnya kecuali atas permintaan kepala
daerah disetorkan sebagian atau seluruhnya ke kas
daerah dengan mempertimbangkan posisi likuiditas
BLUD.
• Defisit anggaran BLUD merupakan selisih kurang antara
realisasi pendapatan dengan realisasi biaya BLUD pada
satu tahun anggaran. Defisit anggaran BLUD dapat
diajukan usulan pembiayaannya pada tahun anggaran
berikutnya kepada PPKD.