SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Penjadwalan Proses
Penjadwalan Proses
 Konsep Dasar dan Definisi
 Kriteria Penjadwalan
 Algoritma Penjadwalan
Konsep Dasar Penjadwalan
 SO modern umumnya merupakan sistem
multitasking.
 Tujuan Utama : untuk mempunyai proses berjalan
secara bersamaan, untuk memaksimalkan kinerja
dari CPU.
 Pemanfaatan CPU maksimum diperoleh dengan
multiprogramming
 CPU-I/O Burst Cycle- Pelaksanaan proses terdiri
dari suatu siklus tunggu I/O dan eksekusi CPU
Proses dapat juga dibagi atas
2 macam :
a. I/O-bound process – menghabiskan waktu lebih
banyak untuk mengerjakan I/O dari pada di CPU
b. CPU-bound process – jarang melakukan permintaan
I/O, menggunakan lebih banyak waktunya di CPU
Sistem dengan kinerja yang terbaik akan memiliki
kombinasi proses CPU bound dan I/O bound yang
seimbang.
Definisi Penjadwalan Proses
 Definisi: kumpulan kebijaksanaan dan
mekanisme sistem operasi yang mengatur
urutan dan jangka waktu eksekusi proses-
proses yang aktif.
 Tugas: memilih proses, menentukan kapan
serta berapa lama proses tersebut boleh
menggunakan processor
Komponen Penjadwalan Proses
Untuk menjalankan penjadwalan, SO membutuhkan:
1. Antrian Penjadwalan (Scheduler Queue)
 Ready queue
 I/O queue
 Job queue
2. Penjadwal (Scheduler)
Suatu program dengan algoritma tertentu yang menyeleksi
proses yang akan dieksekusi
Komponen Penjadwalan Proses
Penjadwal (Scheduler)
suatu program dengan algoritma tertentu
yang menyeleksi proses yang akan
dieksekusi. Jenis scheduler :
a. penjadwal jangka pendek (short-term
scheduler)
menyeleksi proses yang berada di antrian
ready.
Komponen Penjadwalan Proses
b. Penjadwalan jangka menengah
(Medium-term Scheduler)
 Jika ruang memori utama tidak cukup menampung
proses, SO akan melakukan swapping yaitu
memindahkan image process ke memori sekunder
seperti disk.
 Umumnya yang dikorbankan adalah proses yang
berstatus blocked atau menunggu event.
 Jika event sudah selesai, image process harus
dikembalikan ke memori utama.
 Medium-term scheduler bertugas menyeleksi proses
yang akan di swapping (swap-out) dan yang akan
dikembalikan ke memori utama (swap-in).
Komponen Penjadwalan Proses
c. Dispatcher
suatu program SO yang berfungsi melakukan
pengalihan eksekusi dari proses yang running ke
proses yang dipilih oleh “short-term scheduler”.
bertugas memindahkan isi register prosesor ke PCB
proses yang dihentikan.
Dispatch latency – terdapat waktu yang terbuang
(CPU idle) dimana dispatcher menghentikan satu
proses dan menjalankan proses lain.
Kriteria Penjadwalan Proses
Dalam melakukan penjadwalan proses, SO
mempertimbangkan sejumlah faktor:
1. Keadilan (fairness)
Memastikan bahwa setiap proses mendapat
giliran yg adil, tetapi tidak selalu berarti jatah
waktu yang sama. perlu dipastikan tidak
terjadi proses yang tidak terlayani dalam
jangka waktu yang lama.
Kriteria Penjadwalan Proses
2. Efisiensi (Processor Utilization)
Penggunaan waktu CPU (CPU Time) seoptimal
mungkin  processor terpakai terus menerus
selama masih ada antrian ready.
3. Waktu tanggapan (Response time)
Mempercepat (secepat dan sependek mungkin)
waktu tanggap dengan pemakai secara interaktif.
response time adalah waktu antara pengguna
memberikan input dengan SO memberikan output
atau umpan balik ke pengguna.
Kriteria Penjadwalan Proses
4. Waiting Time
harus seminim mungkin.
merupakan durasi waktu yang dihabiskan
suatu proses dalam antrian ready selama
siklus hidupnya.
5. Turn Around Time
harus seminim mungkin.
merupakan durasi waktu dari suatu proses
aktif dalam sistem sampai dengan selesai.
Kriteria Penjadwalan Proses
6. Throughput
rata-rata proses yang dapat diselesaikan per
satuan waktu.
nilai throughput harus tinggi.
Kriteria Penjadwalan yang Optimal
 Memaksimumkan utilisasi CPU
 Memaksimumkan throughput
 Meminimumkan turn around time
 Meminimumkan waiting time
 Meminimumkan response time
Strategi Dasar Penjadwalan
 Non-preemptive (Run to completion)
Algoritma Penjadwalan dimana proses-
proses yg sedang running tidak bisa
dihentikan sementara, dan harus running
terus sampai selesai
strategi ini bisa membahayakan
sistem/proses lain bila terjadi crash,
maka SO tidak berfungsi.
umumnya digunakan pada sistem
sekuential
Strategi Dasar Penjadwalan
 Preemptive
algoritma penjadualan yg memungkinkan
beberapa proses yg sedang running, bisa
dihentikan sementara.
cocok untuk SO yang menerapkan
multitasking, real time dan time sharing.
Pemicu terjadinya penjadwalan
 Kapan keputusan untuk algoritma dilakukan:
 Saat suatu proses:
1.Switch dari status running ke waiting.
2.Switch dari status running ke ready.
3.Switch dari status waiting ke ready.
4.Terminates.
Algoritma Penjadwalan
 First-come, first-served (FCFS)
 Shortest-Job-First (SJF)
 Shortest-Remaining-Time-First (SRTF)
 Round-Robin (RR)
 Priority
 Multilevel Queue
 Multilevel Feedback Queue
First-Come, First-Served (FCFS)
 Setiap proses diberi jadwal eksekusi berdasarkan
urutan waktu kedatangan.
 FIFO jarang digunakan secara tersendiri tetapi
dikombinasikan dengan algoritma lain karena:
 Timbul masalah “waiting time” terlalu lama jika didahului
oleh proses yang waktu selesainya lama.
 Job yang pendek harus menunggu job yang panjang
 Job yang penting harus menunggu job yang kurang
penting.
First-Come, First-Served (FCFS)
 FIFO algoritma penjadwalan non-preemptive
 FIFO cocok untuk sistem batch  sangat
jarang berinteraksi dengan user.
 Sangat buruk untuk sistem interaktif atau real
time karena cenderung memberikan response
time yang buruk.
 Contoh :
 Misal ada tiga proses P1, P2, P3 yang datang dengan lama
waktu kerja CPU (CPU Burst-time) masing-masing sbb :
 Proses Burst-time
 P1 24
 P2 3
 P3 3
 Jika proses datang dengan urutan P1, P2, P3
dan dilayani dengan algoritma FIFO maka
dapat digambarkan Gantt Chart-nya :
 Dari Gantt Chart dapat diambil kesimpulan waktu tunggu untuk P1 adalah 0 milidetik,
waktu tunggu untuk P2 adalah 24 milidetik, waktu tunggu P3 adalah 27 milidetik. Jadi rata-
rata waktu tunggu (Average Waiting Time / AWT) adalah (0+24+27)/3 = 17 milidetik.
 Kemudian jika waktu kedatangan proses adalah P3, P2, P1 maka Gantt Chartnya adalah

 Turn around time (waktu penyelesaian) P1 adalah 24, P2 = 27, P3 = 30, maka rata-rata
turn around time = (24+27+30)/3 = 27 milidetik
SJF (Shortest Job First)
Pada penjadwalan SJF, proses yang memiliki CPU burst paling kecil dilayani
terlebih dahulu. Terdapat dua skema :
1. Non preemptive, bila CPU diberikan pada proses, maka tidak bisa ditunda
sampai CPU burst selesai.
2. Preemptive, jika proses baru datang dengan panjang CPU burst lebih
pendek dari sisa waktu proses yang saat itu sedang dieksekusi, proses ini
ditunda dan diganti dengan proses baru. Skema ini disebut dengan
Shortest-Remaining-Time-First (SRTF)
Ada beberapa kekurangan dari algoritma ini yaitu:
 Susahnya untuk memprediksi burst time proses yang akan dieksekusi
selanjutnya. Diasumsikan waktu running (burst time) sudah diketahui.
 Proses yang mempunyai burst time yang besar akan memiliki waiting time
yang besar pula karena yang dieksekusi terlebih dahulu adalah proses
dengan burst time yang lebih kecil.
 Misal terdapat kumpulan proses dengan burst-time sebagai berikut :
 Gantt Chart algoritma SJF :
 Dari Gantt Chart dapat diambil nilai waktu tunggu untuk :
 P1 = 3 milidetik
 P2 = 16 milidetik
 P3 = 9 milidetik
 P4 = 0 milidetik
 Jadi AWT yang dihasilkan adalah (3+16+9+0) / 4 = 7 milidetik.
Contoh :
Menentukan turn around time
Penjadwalan RR (Round Robin)
 Merupakan penjadwalan preemptive, penjadwalan tanpa prioritas.
 Semua proses dianggap penting dan diberi sejumlah waktu pemroses yang
disebut kwanta (quantum) atau time-slice dimana proses itu berjalan.
 Ketentuan algoritma RR :
 1. Jika quantum habis dan proses belum selesai maka proses menjadi runnable dan
pemroses dialihkan ke proses lain
 2. jika quantum belum habis dan proses menunggu suatu kejadian (selesainya I/O),
maka proses menjadi blocked dan pemroses dialihkan ke proses lain.
 3. jika quantum belum habis tapi proses telah selesai maka proses diakhiri dan
pemroses dialihkan ke proses lain.
 Contoh :
 Misal kumpulan proses datang pada waktu 0 dengan
spesifikasi :
 Jika digunakan quantum time 4 milidetik, maka proses P1 mendapat 4
milidetik yang pertama, 20 milidetik berikutnya akan disela oleh proses P2
dan P3 secara bergantian, sehingga Gantt Chart-nya dapat digambarkan
sbb:
 Waktu tunggu untuk tiap-tiap proses :
 AWT yang terjadi adalah (6+4+7)/3 = 5,66
milidetik
 Contoh :
 Menentukan Turn Around Time untuk quantum waktu
(q) = 3
Shortest-Remaining-Time-First (SRTF)
 Meskipun algoritma ini optimal, namun pada
kenyataannya sulit untuk diimplementasikan
karena sulit untuk mengetahui panjang CPU
burst berikutnya.
Penjadwalan Prioritas
 Algoritma:
 Setiap proses akan mempunyai prioritas (bilangan
integer).
 CPU diberikan ke proses dengan prioritas tertinggi
(smallest integer = highest priority).
 Preemptive: proses dapat di interupsi jika terdapat
prioritas lebih tinggi yang memerlukan CPU.
 Nonpreemptive: proses dengan prioritas tinggi akan
mengganti pada saat pemakain time-slice habis.
 Jika beberapa proses memiliki prioritas yang sama,
maka akan digunakan algoritma FCFS
Penjadwalan Prioritas
 Problem = Starvation
 Proses dengan prioritas terendah mungkin tidak akan
pernah dieksekusi
 Solution = Aging
 Prioritas akan naik jika proses makin lama menunggu waktu jatah CPU.
 Contoh: Setiap 10 menit, prioritas dari masing-masing proses
yang menunggu dalam queue dinaikkan satu tingkat. Maka,
suatu proses yang memiliki prioritas 127, setidaknya dalam 21
jam 20 menit, proses tersebut akan memiliki prioritas 0, yaitu
prioritas yang tertinggi (semakin kecil angka menunjukkan bahwa
prioritasnya semakin tinggi).
Starvation adalah kondisi dimana proses yang kekurangan
resource tidak akan pernah mendapat resource yang dibutuhkan
sehingga mengalami starvation (kelaparan),biasanya terjadi
setelah deadlock.
Penjadwalan Prioritas
Process Burst Time Priority
P1 10 3
P2 1 1
P3 2 3
P4 1 4
P5 5 2
 gantt chart :
Multilevel Queue
 Kategori proses sesuai dengan sifat proses:
 Interaktif (response cepat)
 Batch dll
 Partisi “ready queue” dalam beberapa tingkat
(multilevel) sesuai dengan proses:
 Setiap queue menggunakan algoritma schedule sendiri
 Foreground proses (interaktif, high prioritiy): RR
 Background proses (batch, low priority): FCFS
 Setiap queue mempunyai prioritas yang fixed.
Multilevel Queue
Multilevel Feedback Queue
 mirip sekali dengan algoritma multilevel queue
 Perbedaannya ialah algoritma ini mengizinkan proses untuk pindah
antrian
 Algoritma ini didefinisikan melalui beberapa parameter, antara lain:
a. Jumlah antrian.
b. Algoritma penjadwalan tiap antrian.
c. Kapan menaikkan proses ke antrian yang lebih tinggi.
d. Kapan menurunkan proses ke antrian yang lebih rendah.
e. Antrian mana yang akan dimasuki proses yang membutuhkan.
Multilevel Feedback Queue
 Semua proses yang baru datang akan diletakkan
pada queue 0 ( quantum= 8 ms).
 Jika suatu proses tidak dapat diselesaikan dalam 8
ms, maka proses tersebut akan dihentikan dan
dipindahkan ke queue 1 ( quantum= 16 ms).
 Queue 1 hanya akan dikerjakan jika tidak ada lagi
proses di queue 0, dan jika suatu proses di queue
1 tidak selesai dalam 16 ms, maka proses tersebut
akan dipindahkan ke queue 2.
 Queue 2 akan dikerjakan bila queue 0 dan 1
kosong, dan akan berjalan dengan algoritma
FCFS.
Multilevel Feedback Queue
Penjadwalan Multiple-Processor
 Seperti halnya pada prosesor tunggal,
prosesor jamak juga membutuhkan
penjadwalan. Namun pada prosesor jamak,
penjadwalannya jauh lebih kompleks
daripada prosesor tunggal karena pada
prosesor jamak memungkinkan adanya load
sharing antar prosesor yang menyebabkan
penjadwalan menjadi lebih kompleks
Penjadwalan Multiple-Processor
 Penjadwalan asymmetric multiprocessing atau
penjadwalan master/slave menangani semua
keputusan penjadwalan, pemrosesan I/O, dan
aktivitas sistem lainnya hanya dengan satu prosesor
( master). Dan prosesor lainnya ( slave) hanya
mengeksekusi proses.
 SMP ( Symmetric multiprocessing) adalah
pendekatan kedua untuk penjadwalan prosesor
jamak. Dimana setiap prosesor menjadwal dirinya
sendiri (self scheduling).

More Related Content

Similar to Penjadwalan-Proses.ppt

V. Penjadwalan Proses (1).ppt
V. Penjadwalan Proses (1).pptV. Penjadwalan Proses (1).ppt
V. Penjadwalan Proses (1).pptrespatibuja
 
Penjadwalan_Proses_I.pptx
Penjadwalan_Proses_I.pptxPenjadwalan_Proses_I.pptx
Penjadwalan_Proses_I.pptxapaanyaakulupa
 
Penjadwalan Proses.pptx
Penjadwalan Proses.pptxPenjadwalan Proses.pptx
Penjadwalan Proses.pptxAlbertLobo7
 
Sri Astuti - Penjadwalan CPU
Sri Astuti - Penjadwalan CPUSri Astuti - Penjadwalan CPU
Sri Astuti - Penjadwalan CPUbelajarkomputer
 
5.penjadwalan proses
5.penjadwalan proses5.penjadwalan proses
5.penjadwalan prosesnasib silaban
 
perhitungan penjadwalan cpu fcfs dan sjf premtive dan non premtive
perhitungan penjadwalan cpu fcfs dan sjf premtive dan non premtiveperhitungan penjadwalan cpu fcfs dan sjf premtive dan non premtive
perhitungan penjadwalan cpu fcfs dan sjf premtive dan non premtivesayaxioami1
 
Pertemuan 3.1. penjadwalan proses
Pertemuan 3.1. penjadwalan prosesPertemuan 3.1. penjadwalan proses
Pertemuan 3.1. penjadwalan prosesSetyady Peace
 
Penjadwalan CPU_Arya Putra Abshari (210209501101)_PTIK C 2021.pdf
Penjadwalan CPU_Arya Putra Abshari (210209501101)_PTIK C 2021.pdfPenjadwalan CPU_Arya Putra Abshari (210209501101)_PTIK C 2021.pdf
Penjadwalan CPU_Arya Putra Abshari (210209501101)_PTIK C 2021.pdfARYAPUTRAABSHARI
 
Proses Penjadwalan Pada Sistem Operasi - Copy.pptx
Proses Penjadwalan Pada Sistem Operasi - Copy.pptxProses Penjadwalan Pada Sistem Operasi - Copy.pptx
Proses Penjadwalan Pada Sistem Operasi - Copy.pptxZuhri38
 
Makalah sistem operasi
Makalah sistem operasiMakalah sistem operasi
Makalah sistem operasinovita dewi
 
Penjadwalan proses
Penjadwalan prosesPenjadwalan proses
Penjadwalan prosesDedi Mukhlas
 
Penjadwalan dan perhitungan kinerja cpu
Penjadwalan  dan perhitungan kinerja cpuPenjadwalan  dan perhitungan kinerja cpu
Penjadwalan dan perhitungan kinerja cpusoeswono
 

Similar to Penjadwalan-Proses.ppt (20)

V. Penjadwalan Proses (1).ppt
V. Penjadwalan Proses (1).pptV. Penjadwalan Proses (1).ppt
V. Penjadwalan Proses (1).ppt
 
Penjadwalan_Proses_I.pptx
Penjadwalan_Proses_I.pptxPenjadwalan_Proses_I.pptx
Penjadwalan_Proses_I.pptx
 
Penjadwalan Proses.pptx
Penjadwalan Proses.pptxPenjadwalan Proses.pptx
Penjadwalan Proses.pptx
 
Sri Astuti - Penjadwalan CPU
Sri Astuti - Penjadwalan CPUSri Astuti - Penjadwalan CPU
Sri Astuti - Penjadwalan CPU
 
5.penjadwalan proses
5.penjadwalan proses5.penjadwalan proses
5.penjadwalan proses
 
MF427_06_103754.ppt
MF427_06_103754.pptMF427_06_103754.ppt
MF427_06_103754.ppt
 
perhitungan penjadwalan cpu fcfs dan sjf premtive dan non premtive
perhitungan penjadwalan cpu fcfs dan sjf premtive dan non premtiveperhitungan penjadwalan cpu fcfs dan sjf premtive dan non premtive
perhitungan penjadwalan cpu fcfs dan sjf premtive dan non premtive
 
5 penjadwalan aplod
5 penjadwalan aplod5 penjadwalan aplod
5 penjadwalan aplod
 
s
ss
s
 
algoritma
algoritmaalgoritma
algoritma
 
Pertemuan 3.1. penjadwalan proses
Pertemuan 3.1. penjadwalan prosesPertemuan 3.1. penjadwalan proses
Pertemuan 3.1. penjadwalan proses
 
Penjadwalan CPU_Arya Putra Abshari (210209501101)_PTIK C 2021.pdf
Penjadwalan CPU_Arya Putra Abshari (210209501101)_PTIK C 2021.pdfPenjadwalan CPU_Arya Putra Abshari (210209501101)_PTIK C 2021.pdf
Penjadwalan CPU_Arya Putra Abshari (210209501101)_PTIK C 2021.pdf
 
Penjadwalan.pdf
Penjadwalan.pdfPenjadwalan.pdf
Penjadwalan.pdf
 
Proses Penjadwalan Pada Sistem Operasi - Copy.pptx
Proses Penjadwalan Pada Sistem Operasi - Copy.pptxProses Penjadwalan Pada Sistem Operasi - Copy.pptx
Proses Penjadwalan Pada Sistem Operasi - Copy.pptx
 
Algoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan prosesAlgoritma penjadwalan proses
Algoritma penjadwalan proses
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
 
Makalah sistem operasi
Makalah sistem operasiMakalah sistem operasi
Makalah sistem operasi
 
Penjadwalan proses
Penjadwalan prosesPenjadwalan proses
Penjadwalan proses
 
Ch 12-Guaranteed
Ch 12-GuaranteedCh 12-Guaranteed
Ch 12-Guaranteed
 
Penjadwalan dan perhitungan kinerja cpu
Penjadwalan  dan perhitungan kinerja cpuPenjadwalan  dan perhitungan kinerja cpu
Penjadwalan dan perhitungan kinerja cpu
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 

Penjadwalan-Proses.ppt

  • 2. Penjadwalan Proses  Konsep Dasar dan Definisi  Kriteria Penjadwalan  Algoritma Penjadwalan
  • 3. Konsep Dasar Penjadwalan  SO modern umumnya merupakan sistem multitasking.  Tujuan Utama : untuk mempunyai proses berjalan secara bersamaan, untuk memaksimalkan kinerja dari CPU.  Pemanfaatan CPU maksimum diperoleh dengan multiprogramming  CPU-I/O Burst Cycle- Pelaksanaan proses terdiri dari suatu siklus tunggu I/O dan eksekusi CPU
  • 4. Proses dapat juga dibagi atas 2 macam : a. I/O-bound process – menghabiskan waktu lebih banyak untuk mengerjakan I/O dari pada di CPU b. CPU-bound process – jarang melakukan permintaan I/O, menggunakan lebih banyak waktunya di CPU Sistem dengan kinerja yang terbaik akan memiliki kombinasi proses CPU bound dan I/O bound yang seimbang.
  • 5. Definisi Penjadwalan Proses  Definisi: kumpulan kebijaksanaan dan mekanisme sistem operasi yang mengatur urutan dan jangka waktu eksekusi proses- proses yang aktif.  Tugas: memilih proses, menentukan kapan serta berapa lama proses tersebut boleh menggunakan processor
  • 6. Komponen Penjadwalan Proses Untuk menjalankan penjadwalan, SO membutuhkan: 1. Antrian Penjadwalan (Scheduler Queue)  Ready queue  I/O queue  Job queue 2. Penjadwal (Scheduler) Suatu program dengan algoritma tertentu yang menyeleksi proses yang akan dieksekusi
  • 7. Komponen Penjadwalan Proses Penjadwal (Scheduler) suatu program dengan algoritma tertentu yang menyeleksi proses yang akan dieksekusi. Jenis scheduler : a. penjadwal jangka pendek (short-term scheduler) menyeleksi proses yang berada di antrian ready.
  • 8. Komponen Penjadwalan Proses b. Penjadwalan jangka menengah (Medium-term Scheduler)  Jika ruang memori utama tidak cukup menampung proses, SO akan melakukan swapping yaitu memindahkan image process ke memori sekunder seperti disk.  Umumnya yang dikorbankan adalah proses yang berstatus blocked atau menunggu event.  Jika event sudah selesai, image process harus dikembalikan ke memori utama.  Medium-term scheduler bertugas menyeleksi proses yang akan di swapping (swap-out) dan yang akan dikembalikan ke memori utama (swap-in).
  • 9. Komponen Penjadwalan Proses c. Dispatcher suatu program SO yang berfungsi melakukan pengalihan eksekusi dari proses yang running ke proses yang dipilih oleh “short-term scheduler”. bertugas memindahkan isi register prosesor ke PCB proses yang dihentikan. Dispatch latency – terdapat waktu yang terbuang (CPU idle) dimana dispatcher menghentikan satu proses dan menjalankan proses lain.
  • 10. Kriteria Penjadwalan Proses Dalam melakukan penjadwalan proses, SO mempertimbangkan sejumlah faktor: 1. Keadilan (fairness) Memastikan bahwa setiap proses mendapat giliran yg adil, tetapi tidak selalu berarti jatah waktu yang sama. perlu dipastikan tidak terjadi proses yang tidak terlayani dalam jangka waktu yang lama.
  • 11. Kriteria Penjadwalan Proses 2. Efisiensi (Processor Utilization) Penggunaan waktu CPU (CPU Time) seoptimal mungkin  processor terpakai terus menerus selama masih ada antrian ready. 3. Waktu tanggapan (Response time) Mempercepat (secepat dan sependek mungkin) waktu tanggap dengan pemakai secara interaktif. response time adalah waktu antara pengguna memberikan input dengan SO memberikan output atau umpan balik ke pengguna.
  • 12. Kriteria Penjadwalan Proses 4. Waiting Time harus seminim mungkin. merupakan durasi waktu yang dihabiskan suatu proses dalam antrian ready selama siklus hidupnya. 5. Turn Around Time harus seminim mungkin. merupakan durasi waktu dari suatu proses aktif dalam sistem sampai dengan selesai.
  • 13. Kriteria Penjadwalan Proses 6. Throughput rata-rata proses yang dapat diselesaikan per satuan waktu. nilai throughput harus tinggi.
  • 14. Kriteria Penjadwalan yang Optimal  Memaksimumkan utilisasi CPU  Memaksimumkan throughput  Meminimumkan turn around time  Meminimumkan waiting time  Meminimumkan response time
  • 15. Strategi Dasar Penjadwalan  Non-preemptive (Run to completion) Algoritma Penjadwalan dimana proses- proses yg sedang running tidak bisa dihentikan sementara, dan harus running terus sampai selesai strategi ini bisa membahayakan sistem/proses lain bila terjadi crash, maka SO tidak berfungsi. umumnya digunakan pada sistem sekuential
  • 16. Strategi Dasar Penjadwalan  Preemptive algoritma penjadualan yg memungkinkan beberapa proses yg sedang running, bisa dihentikan sementara. cocok untuk SO yang menerapkan multitasking, real time dan time sharing.
  • 17. Pemicu terjadinya penjadwalan  Kapan keputusan untuk algoritma dilakukan:  Saat suatu proses: 1.Switch dari status running ke waiting. 2.Switch dari status running ke ready. 3.Switch dari status waiting ke ready. 4.Terminates.
  • 18. Algoritma Penjadwalan  First-come, first-served (FCFS)  Shortest-Job-First (SJF)  Shortest-Remaining-Time-First (SRTF)  Round-Robin (RR)  Priority  Multilevel Queue  Multilevel Feedback Queue
  • 19. First-Come, First-Served (FCFS)  Setiap proses diberi jadwal eksekusi berdasarkan urutan waktu kedatangan.  FIFO jarang digunakan secara tersendiri tetapi dikombinasikan dengan algoritma lain karena:  Timbul masalah “waiting time” terlalu lama jika didahului oleh proses yang waktu selesainya lama.  Job yang pendek harus menunggu job yang panjang  Job yang penting harus menunggu job yang kurang penting.
  • 20. First-Come, First-Served (FCFS)  FIFO algoritma penjadwalan non-preemptive  FIFO cocok untuk sistem batch  sangat jarang berinteraksi dengan user.  Sangat buruk untuk sistem interaktif atau real time karena cenderung memberikan response time yang buruk.
  • 21.  Contoh :  Misal ada tiga proses P1, P2, P3 yang datang dengan lama waktu kerja CPU (CPU Burst-time) masing-masing sbb :  Proses Burst-time  P1 24  P2 3  P3 3  Jika proses datang dengan urutan P1, P2, P3 dan dilayani dengan algoritma FIFO maka dapat digambarkan Gantt Chart-nya :
  • 22.  Dari Gantt Chart dapat diambil kesimpulan waktu tunggu untuk P1 adalah 0 milidetik, waktu tunggu untuk P2 adalah 24 milidetik, waktu tunggu P3 adalah 27 milidetik. Jadi rata- rata waktu tunggu (Average Waiting Time / AWT) adalah (0+24+27)/3 = 17 milidetik.  Kemudian jika waktu kedatangan proses adalah P3, P2, P1 maka Gantt Chartnya adalah   Turn around time (waktu penyelesaian) P1 adalah 24, P2 = 27, P3 = 30, maka rata-rata turn around time = (24+27+30)/3 = 27 milidetik
  • 23. SJF (Shortest Job First) Pada penjadwalan SJF, proses yang memiliki CPU burst paling kecil dilayani terlebih dahulu. Terdapat dua skema : 1. Non preemptive, bila CPU diberikan pada proses, maka tidak bisa ditunda sampai CPU burst selesai. 2. Preemptive, jika proses baru datang dengan panjang CPU burst lebih pendek dari sisa waktu proses yang saat itu sedang dieksekusi, proses ini ditunda dan diganti dengan proses baru. Skema ini disebut dengan Shortest-Remaining-Time-First (SRTF) Ada beberapa kekurangan dari algoritma ini yaitu:  Susahnya untuk memprediksi burst time proses yang akan dieksekusi selanjutnya. Diasumsikan waktu running (burst time) sudah diketahui.  Proses yang mempunyai burst time yang besar akan memiliki waiting time yang besar pula karena yang dieksekusi terlebih dahulu adalah proses dengan burst time yang lebih kecil.
  • 24.  Misal terdapat kumpulan proses dengan burst-time sebagai berikut :  Gantt Chart algoritma SJF :  Dari Gantt Chart dapat diambil nilai waktu tunggu untuk :  P1 = 3 milidetik  P2 = 16 milidetik  P3 = 9 milidetik  P4 = 0 milidetik  Jadi AWT yang dihasilkan adalah (3+16+9+0) / 4 = 7 milidetik.
  • 26. Penjadwalan RR (Round Robin)  Merupakan penjadwalan preemptive, penjadwalan tanpa prioritas.  Semua proses dianggap penting dan diberi sejumlah waktu pemroses yang disebut kwanta (quantum) atau time-slice dimana proses itu berjalan.  Ketentuan algoritma RR :  1. Jika quantum habis dan proses belum selesai maka proses menjadi runnable dan pemroses dialihkan ke proses lain  2. jika quantum belum habis dan proses menunggu suatu kejadian (selesainya I/O), maka proses menjadi blocked dan pemroses dialihkan ke proses lain.  3. jika quantum belum habis tapi proses telah selesai maka proses diakhiri dan pemroses dialihkan ke proses lain.
  • 27.  Contoh :  Misal kumpulan proses datang pada waktu 0 dengan spesifikasi :  Jika digunakan quantum time 4 milidetik, maka proses P1 mendapat 4 milidetik yang pertama, 20 milidetik berikutnya akan disela oleh proses P2 dan P3 secara bergantian, sehingga Gantt Chart-nya dapat digambarkan sbb:
  • 28.  Waktu tunggu untuk tiap-tiap proses :  AWT yang terjadi adalah (6+4+7)/3 = 5,66 milidetik
  • 29.  Contoh :  Menentukan Turn Around Time untuk quantum waktu (q) = 3
  • 30. Shortest-Remaining-Time-First (SRTF)  Meskipun algoritma ini optimal, namun pada kenyataannya sulit untuk diimplementasikan karena sulit untuk mengetahui panjang CPU burst berikutnya.
  • 31. Penjadwalan Prioritas  Algoritma:  Setiap proses akan mempunyai prioritas (bilangan integer).  CPU diberikan ke proses dengan prioritas tertinggi (smallest integer = highest priority).  Preemptive: proses dapat di interupsi jika terdapat prioritas lebih tinggi yang memerlukan CPU.  Nonpreemptive: proses dengan prioritas tinggi akan mengganti pada saat pemakain time-slice habis.  Jika beberapa proses memiliki prioritas yang sama, maka akan digunakan algoritma FCFS
  • 32. Penjadwalan Prioritas  Problem = Starvation  Proses dengan prioritas terendah mungkin tidak akan pernah dieksekusi  Solution = Aging  Prioritas akan naik jika proses makin lama menunggu waktu jatah CPU.  Contoh: Setiap 10 menit, prioritas dari masing-masing proses yang menunggu dalam queue dinaikkan satu tingkat. Maka, suatu proses yang memiliki prioritas 127, setidaknya dalam 21 jam 20 menit, proses tersebut akan memiliki prioritas 0, yaitu prioritas yang tertinggi (semakin kecil angka menunjukkan bahwa prioritasnya semakin tinggi). Starvation adalah kondisi dimana proses yang kekurangan resource tidak akan pernah mendapat resource yang dibutuhkan sehingga mengalami starvation (kelaparan),biasanya terjadi setelah deadlock.
  • 33. Penjadwalan Prioritas Process Burst Time Priority P1 10 3 P2 1 1 P3 2 3 P4 1 4 P5 5 2  gantt chart :
  • 34. Multilevel Queue  Kategori proses sesuai dengan sifat proses:  Interaktif (response cepat)  Batch dll  Partisi “ready queue” dalam beberapa tingkat (multilevel) sesuai dengan proses:  Setiap queue menggunakan algoritma schedule sendiri  Foreground proses (interaktif, high prioritiy): RR  Background proses (batch, low priority): FCFS  Setiap queue mempunyai prioritas yang fixed.
  • 36. Multilevel Feedback Queue  mirip sekali dengan algoritma multilevel queue  Perbedaannya ialah algoritma ini mengizinkan proses untuk pindah antrian  Algoritma ini didefinisikan melalui beberapa parameter, antara lain: a. Jumlah antrian. b. Algoritma penjadwalan tiap antrian. c. Kapan menaikkan proses ke antrian yang lebih tinggi. d. Kapan menurunkan proses ke antrian yang lebih rendah. e. Antrian mana yang akan dimasuki proses yang membutuhkan.
  • 37. Multilevel Feedback Queue  Semua proses yang baru datang akan diletakkan pada queue 0 ( quantum= 8 ms).  Jika suatu proses tidak dapat diselesaikan dalam 8 ms, maka proses tersebut akan dihentikan dan dipindahkan ke queue 1 ( quantum= 16 ms).  Queue 1 hanya akan dikerjakan jika tidak ada lagi proses di queue 0, dan jika suatu proses di queue 1 tidak selesai dalam 16 ms, maka proses tersebut akan dipindahkan ke queue 2.  Queue 2 akan dikerjakan bila queue 0 dan 1 kosong, dan akan berjalan dengan algoritma FCFS.
  • 39. Penjadwalan Multiple-Processor  Seperti halnya pada prosesor tunggal, prosesor jamak juga membutuhkan penjadwalan. Namun pada prosesor jamak, penjadwalannya jauh lebih kompleks daripada prosesor tunggal karena pada prosesor jamak memungkinkan adanya load sharing antar prosesor yang menyebabkan penjadwalan menjadi lebih kompleks
  • 40. Penjadwalan Multiple-Processor  Penjadwalan asymmetric multiprocessing atau penjadwalan master/slave menangani semua keputusan penjadwalan, pemrosesan I/O, dan aktivitas sistem lainnya hanya dengan satu prosesor ( master). Dan prosesor lainnya ( slave) hanya mengeksekusi proses.  SMP ( Symmetric multiprocessing) adalah pendekatan kedua untuk penjadwalan prosesor jamak. Dimana setiap prosesor menjadwal dirinya sendiri (self scheduling).