SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Download to read offline
Fairuz El Said 
Sekedar Berbagi 
http://fairuzelsaid.wordpress.com 
Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses 
 
 
PENJADWALAN PROSES
Pendahuluan
Penjadwalan berkaitan dengan permasalahan memutuskan proses mana yang akan
dilaksanakan dalam suatu sistem. Proses yang belum mendapat jatah alokasi dari CPU
akan mengantri di ready queue. Algoritma penjadwalan berfungsi untuk menentukan
proses manakah yang ada di ready queue yang akan dieksekusi oleh CPU.
Kriteria untuk mengukur dan optimasi kinerje penjadwalan :
• Adil (fairness), Adalah proses-proses yang diperlakukan sama, yaitu mendapat jatah
waktu pemroses yang sama dan tak ada proses yang tak kebagian layanan pemroses
sehingga mengalami kekurangan waktu.
• Efisiensi (eficiency), Efisiensi atau utilisasi pemroses dihitung dengan perbandingan
(rasio) waktu sibuk pemroses.
• Waktu tanggap (response time), Untuk Sistem interaktif didefinisikan sebagai
waktu yang dihabiskan dari saat karakter terakhir dari perintah dimasukkan atau
transaksi sampai hasil pertama muncul di layar. Waktu tanggap ini disebut terminal
response time. Untuk sistem waktu nyata Didefinisikan sebagai waktu dari saat
kejadian (internal atau eksternal) sampai instruksi pertama rutin layanan yang
dimaksud dieksekusi, disebut event.
• Turn around time, Adalah waktu yang dihabiskan dari saat program atau
job mulai masuk ke sistem sampai proses diselesaikan sistem. Waktu yang
dimaksud adalah waktu yang dihabiskan di dalam sistem, diekspresikan
sebagai penjumlah waktu eksekusi (waktu pelayanan job) dan waktu
menunggu, yaitu : Turn arround time = Burst time + Wait time.
• Throughput, Adalah jumlah kerja yang dapat diselesaikan dalam satu unit
waktu. Cara untuk mengekspresikan throughput adalah dengan jumlah job
pemakai yang dapat dieksekusi dalam satu unit/interval waktu.
Round Robin
Algoritma ini menggilir proses yang ada di antrian. Proses akan mendapat jatah sebesar
time quantum. Jika time quantum-nya habis atau proses sudah selesai, CPU akan
dialokasikan ke proses berikutnya. Tentu proses ini cukup adil karena tak ada proses yang
diprioritaskan, semua proses mendapat jatah waktu yang sama dari CPU yaitu (1/n), dan
tak akan menunggu lebih lama dari (n-1)q dengan q adalah lama 1 quantum.
Fairuz El Said 
Sekedar Berbagi 
http://fairuzelsaid.wordpress.com 
Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses 
 
 
Algoritma ini sepenuhnya bergantung besarnya time quantum. Jika terlalu besar,
algoritma ini akan sama saja dengan algoritma first come first served. Jika terlalu kecil,
akan semakin banyak peralihan proses sehingga banyak waktu terbuang.
Permasalahan utama pada Round Robin adalah menentukan besarnya time quantum. Jika
time quantum yang ditentukan terlalu kecil, maka sebagian besar proses tidak akan selesai
dalam 1 quantum. Hal ini tidak baik karena akan terjadi banyak switch, padahal CPU
memerlukan waktu untuk beralih dari suatu proses ke proses lain (disebut dengan context
switches time). Sebaliknya, jika time quantum terlalu besar, algoritma Round Robin akan
berjalan seperti algoritma first come first served. Time quantum yang ideal adalah jika
80% dari total proses memiliki CPU burst time yang lebih kecil dari 1 time quantum.
Contoh 1:
• Arrival time setiap proses sama
• Time quantum = 10 ms.
Process Arrival Time Burst Time
P1 0 40
P2 0 50
P3 0 10
P4 0 20
Proses Waktu (ms)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
P1
P2
P3
P4
Waiting Time :
Fairuz El Said 
Sekedar Berbagi 
http://fairuzelsaid.wordpress.com 
Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses 
 
 
• P1 = 30 ms + 20 ms + 10 ms = 70 ms
• P2 = 10 ms + 30 ms + 20 ms + 10 ms = 70 ms
• P3 = 20 ms
• P4=30 ms + 20 ms = 50 ms
• Total Waiting Time : 210 ms
• Rata-rata Waiting Time : 210 ms/5 = 42 ms
Contoh 2:
• Arrival time masing-masing proses berbeda-beda
• Time Quantum = 10 ms.
Process Arrival Time Burst Time
P1 0 40
P2 20 50
P3 50 10
P4 70 20
 
Proses Waktu (ms)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
P1
P2
P3
P4
Waiting Time :
• P1 = 20 ms + 20 ms = 30 ms
• P2 = 10 ms + 20 ms +10 ms + 10 ms = 50 ms
• P3 = 0 ms
• P4=10 ms + 10 ms = 20 ms
• Total Waiting Time : 30 ms + 50 ms + 0 ms + 20 ms
• Rata-rata Waiting Time : 100 ms/4 = 25 ms
Priority Scheduling
Priority Scheduling merupakan algoritma penjadwalan yang mendahulukan proses yang
memiliki prioritas tertinggi. Setiap proses memiliki prioritasnya masing-masing.
Fairuz El Said 
Sekedar Berbagi 
http://fairuzelsaid.wordpress.com 
Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses 
 
 
Prioritas suatu proses dapat ditentukan melalui beberapa karakteristik antara lain:
• Time limit.
• Memory requirement.
• Akses file.
• Perbandingan antara burst M/K dengan CPU burst.
• Tingkat kepentingan proses.
Priority scheduling juga dapat dijalankan secara preemptive maupun non-preemptive.
Pada preemptive, jika ada suatu proses yang baru datang memiliki prioritas yang lebih
tinggi daripada proses yang sedang dijalankan, maka proses yang sedang berjalan tersebut
dihentikan, lalu CPU dialihkan untuk proses yang baru datang tersebut. Sementara itu,
pada non-preemptive, proses yang baru datang tidak dapat menganggu proses yang
sedang berjalan, tetapi hanya diletakkan di depan queue.
Kelemahan pada priority scheduling adalah dapat terjadinya indefinite blocking
(starvation). Suatu proses dengan prioritas yang rendah memiliki kemungkinan untuk
tidak dieksekusi jika terdapat proses lain yang memiliki prioritas lebih tinggi darinya.
Solusi dari permasalahan ini adalah aging, yaitu meningkatkan prioritas dari setiap proses
yang menunggu dalam queue secara bertahap.
Contoh: Setiap 10 menit, prioritas dari masing-masing proses yang menunggu dalam
queue dinaikkan satu tingkat. Maka, suatu proses yang memiliki prioritas 127, setidaknya
dalam 21 jam 20 menit, proses tersebut akan memiliki prioritas 0, yaitu prioritas yang
tertinggi (semakin kecil angka menunjukkan bahwa prioritasnya semakin tinggi).
Contoh
• Arrival time bersamaan
• Non Preemptive
Process Arrival Time Burst Time Priority
P1 0 10 1
P2 0 10 2
P3 0 5 1
P4 0 7 0
P5 0 8 0
 
Fairuz El Said 
Sekedar Berbagi 
http://fairuzelsaid.wordpress.com 
Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses 
 
 
Priority Procces Waktu (ms)
7 15 25 30 40
0 P4 =7 7
P5 = 8 8
1 P1 = 10 10
P3 = 5 5
2 P2 =10 10
Contoh
• Arrival time berbeda-beda
• Non Preemptive
Process Arrival Time Burst Time Priority
P1 0 10 1
P2 5 10 2
P3 10 5 1
P4 15 7 0
P5 15 8 0
 
Priority Procces Waktu (ms)
5 10 15 22 30 40
0 P4 =7 7
P5 = 8 8
1 P1 = 10 10
P3 = 5 5
2 P2 =10 10
FCFS (First Come First Served)
Algoritma ini merupakan algoritma penjadwalan yang paling sederhana yang digunakan
CPU. Dengan menggunakan algoritma ini setiap proses yang berada pada status ready
dimasukkan kedalam FIFO queue atau antrian dengan prinsip first in first out, sesuai
dengan waktu kedatangannya. Proses yang tiba terlebih dahulu yang akan dieksekusi.
Contoh:
Process Arrival Time Burst Time
P1 0 24
P2 0 3
P3 0 3
Fairuz El Said 
Sekedar Berbagi 
http://fairuzelsaid.wordpress.com 
Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses 
 
 
Hitunglah waiting time rata-rata dan turnaround time (burst time + waiting time) dari
ketiga proses tersebut dengan menggunakan algoritma FCFS.
Urutan kedatangan adalah P1, P2 , P3; gantt chart untuk urutan ini adalah:
Proses Waktu (ms)
24 27 30
P1
P2
P1
Waiting time
• P1=0 ms
• P2=24 ms
• P3=37 ms
• Rata-rata = (0 ms + 24 ms +27 ms )/3 = 17ms.
Turnaround time:
• P1 = 24 ms
• P2 =27 ms (dihitung dari awal kedatangan P2 hingga selesai dieksekusi),
• P3 = 30 ms.
• Rata-rata = (24 ms + 27 ms +30 ms)/3 = 27 ms.
Kelemahan dari algoritma ini:
• Waiting time rata-ratanya cukup lama.
• Terjadinya convoy effect, yaitu proses-proses menunggu lama untuk menunggu 1
proses besar yang sedang dieksekusi oleh CPU. Algoritma ini juga menerapkan
konsep non-preemptive, yaitu setiap proses yang sedang dieksekusi oleh CPU
tidak dapat di-interrupt oleh proses yang lain.
SJF (Shortest Job First)
Pada algoritma ini setiap proses yang ada di ready queue akan dieksekusi berdasarkan
burst time terkecil. Hal ini mengakibatkan waiting time yang pendek untuk setiap proses
dan karena hal tersebut maka waiting time rata-ratanya juga menjadi pendek, sehingga
dapat dikatakan bahwa algoritma ini adalah algoritma yang optimal.
Algoritma ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
Fairuz El Said 
Sekedar Berbagi 
http://fairuzelsaid.wordpress.com 
Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses 
 
 
• Preemptive . Jika ada proses yang sedang dieksekusi oleh CPU dan terdapat
proses di ready queue dengan burst time yang lebih kecil daripada proses yang
sedang dieksekusi tersebut, maka proses yang sedang dieksekusi oleh CPU akan
digantikan oleh proses yang berada di ready queue tersebut. Preemptive SJF
sering disebut juga Shortest-Remaining- Time-First scheduling.
• Non-preemptive . CPU tidak memperbolehkan proses yang ada di ready queue
untuk menggeser proses yang sedang dieksekusi oleh CPU meskipun proses yang
baru tersebut mempunyai burst time yang lebih kecil.
Contoh 1.
• Arrival time yang sama
• Non Preemptive
Process Arrival Time Burst Time
P1 0 40
P2 0 50
P3 0 10
P4 0 20
Fairuz El Said 
Sekedar Berbagi 
http://fairuzelsaid.wordpress.com 
Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses 
 
 
Proses Waktu (ms)
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
P3
P4
P1
P2
Waiting Time :
• P3 = 0 ms
• P4 = 10 ms
• P1 = 30 ms
• P2= 70 ms
• Total Waiting Time : 110 ms
• Rata-rata Waiting Time : 210 ms/5 = 42 ms
Ada beberapa kekurangan dari algoritma ini yaitu:
• Susahnya untuk memprediksi burst time proses yang akan dieksekusi selanjutnya.
• Proses yang mempunyai burst time yang besar akan memiliki waiting time yang
besar pula karena yang dieksekusi terlebih dahulu adalah proses dengan burst
time yang lebih kecil.
Multilevel Queue
Ide dasar dari algoritma ini berdasarkan pada sistem prioritas proses. Prinsipnya, jika
setiap proses dapat dikelompokkan berdasarkan prioritasnya, maka akan didapati queue
seperti pada gambar berikut:
Fairuz El Said 
Sekedar Berbagi 
http://fairuzelsaid.wordpress.com 
Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses 
 
 
Dari gambar tersebut terlihat bahwa akan terjadi pengelompokan proses-proses
berdasarkan prioritasnya. Kemudian muncul ide untuk menganggap kelompok-kelompok
tersbut sebagai sebuah antrian-antrian kecil yang merupakan bagian dari antrian
keseluruhan proses, yang sering disebut dengan algoritma multilevel queue.
Dalam hal ini, dapat dilihat bahwa seolah-olah algoritma dengan prioritas yang dasar
adalah algoritma multilevel queue dimana setiap queue akan berjalan dengan algoritma
FCFS yang memiliki banyak kelemahan. Oleh karena itu, dalam prakteknya, algoritma
multilevel queue memungkinkan adanya penerapan algoritma internal dalam masing-
masing sub-antriannya yang bisa memiliki algoritma internal yang berbeda untuk
meningkatkan kinerjanya.
Berawal dari priority scheduling, algoritma ini pun memiliki kelemahan yang sama
dengan priority scheduling, yaitu sangat mungkin bahwa suatu proses pada queue dengan
prioritas rendah bisa saja tidak mendapat jatah CPU. Untuk mengatasi hal tersebut, salah
satu caranya adalah dengan memodifikasi algoritma ini dengan adanya jatah waktu
maksimal untuk tiap antrian, sehingga jika suatu antrian memakan terlalu banyak waktu,
maka prosesnya akan dihentikan dan digantikan oleh antrian dibawahnya, dan tentu saja
batas waktu untuk tiap antrian bisa saja sangat berbeda tergantung pada prioritas masing-
masing antrian.
Multilevel Feedback Queue
Algoritma ini mirip sekali dengan algoritma multilevel queue. Perbedaannya ialah
algoritma ini mengizinkan proses untuk pindah antrian. Jika suatu proses menyita CPU
terlalu lama, maka proses itu akan dipindahkan ke antrian yang lebih rendah. Hal ini
menguntungkan proses interaksi karena proses ini hanya memakai waktu CPU yang
sedikit. Demikian pula dengan proses yang menunggu terlalu lama. Proses ini akan
dinaikkan tingkatannya. Biasanya prioritas tertinggi diberikan kepada proses dengan CPU
burst terkecil, dengan begitu CPU akan terutilisasi penuh dan M/K dapat terus sibuk.
Semakin rendah tingkatannya, panjang CPU burst proses juga semakin besar.
Fairuz El Said 
Sekedar Berbagi 
http://fairuzelsaid.wordpress.com 
Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses 
 
 
Algoritma ini didefinisikan melalui beberapa parameter, antara lain:
• Jumlah antrian.
• Algoritma penjadwalan tiap antrian.
• Kapan menaikkan proses ke antrian yang lebih tinggi.
• Kapan menurunkan proses ke antrian yang lebih rendah.
• Antrian mana yang akan dimasuki proses yang membutuhkan.
Dengan pendefinisian seperti tadi membuat algoritma ini sering dipakai, karena algoritma
ini mudah dikonfigurasi ulang supaya cocok dengan sistem. Tapi untuk mengatahui mana
penjadwal terbaik, kita harus mengetahui nilai parameter tersebut.
Multilevel feedback queue adalah salah satu algoritma yang berdasar pada algoritma
multilevel queue. Perbedaan mendasar yang membedakan multilevel feedback queue
dengan multilevel queue biasa adalah terletak pada adanya kemungkinan suatu proses
berpindah dari satu antrian ke antrian lainnya, entah dengan prioritas yang lebih rendah
ataupun lebih tinggi, misalnya pada contoh berikut.
• Semua proses yang baru datang akan diletakkan pada queue 0 ( quantum= 8 ms).
• Jika suatu proses tidak dapat diselesaikan dalam 8 ms, maka proses tersebut akan
dihentikan dan dipindahkan ke queue 1 ( quantum= 16 ms).
• Queue 1 hanya akan dikerjakan jika tidak ada lagi proses di queue 0, dan jika
suatu proses di queue 1 tidak selesai dalam 16 ms, maka proses tersebut akan
dipindahkan ke queue 2.
• Queue 2 akan dikerjakan bila queue 0 dan 1 kosong, dan akan berjalan dengan
algoritma FCFS.
Fairuz El Said 
Sekedar Berbagi 
http://fairuzelsaid.wordpress.com 
Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses 
 
 
Disini terlihat bahwa ada kemungkinan terjadinya perpindahan proses antar queue, dalam
hal ini ditentukan oleh time quantum, namun dalam prakteknya penerapan algoritma
multilevel feedback queue akan diterapkan dengan mendefinisikan terlebih dahulu
parameter-parameternya, yaitu:
• Jumlah antrian.
• Algoritma internal tiap queue.
• Aturan sebuah proses naik ke antrian yang lebih tinggi.
• Aturan sebuah proses turun ke antrian yang lebih rendah.
• Antrian yang akan dimasuki tiap proses yang baru datang.
Contoh: Terdapat tiga antrian; Q1=10 ms, FCFS Q2=40 ms, FCFS Q3=FCFS proses yang
masuk, masuk ke antrian Q1. Jika dalam 10 ms tidak selesai, maka proses tersebut
dipindahkan ke Q2. Jika dalam 40 ms tidak selesai, maka dipindahkan lagi ke Q3.
Berdasarkan hal-hal di atas maka algoritma ini dapat digunakan secara fleksibel dan
diterapkan sesuai dengan kebutuhan sistem. Pada zaman sekarang ini algoritma multilevel
feedback queue adalah salah satu yang paling banyak digunakan.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Penjadwalan proses
Penjadwalan prosesPenjadwalan proses
Penjadwalan proses
 
6. Scheduling
6. Scheduling6. Scheduling
6. Scheduling
 
Pertemuan 3.2.x penjadwalan
Pertemuan 3.2.x penjadwalanPertemuan 3.2.x penjadwalan
Pertemuan 3.2.x penjadwalan
 
Pertemuan 9 rev 310108_ok
Pertemuan 9 rev 310108_okPertemuan 9 rev 310108_ok
Pertemuan 9 rev 310108_ok
 
8. Proses
8. Proses8. Proses
8. Proses
 
Unit3
Unit3Unit3
Unit3
 
5.penjadwalan proses
5.penjadwalan proses5.penjadwalan proses
5.penjadwalan proses
 
42519051 Bab V Penjadwalan CPU
42519051 Bab V Penjadwalan CPU 42519051 Bab V Penjadwalan CPU
42519051 Bab V Penjadwalan CPU
 
Sinkronisasi
SinkronisasiSinkronisasi
Sinkronisasi
 
9. Scheduling Pada Multiprocessor
9. Scheduling Pada Multiprocessor9. Scheduling Pada Multiprocessor
9. Scheduling Pada Multiprocessor
 
Penjadwalan Proses
Penjadwalan ProsesPenjadwalan Proses
Penjadwalan Proses
 
5 penjadwalan aplod
5 penjadwalan aplod5 penjadwalan aplod
5 penjadwalan aplod
 
Konsep proses dan penjadwalan
Konsep proses dan penjadwalanKonsep proses dan penjadwalan
Konsep proses dan penjadwalan
 
algoritma
algoritmaalgoritma
algoritma
 
Penjadwalan dan perhitungan kinerja cpu
Penjadwalan  dan perhitungan kinerja cpuPenjadwalan  dan perhitungan kinerja cpu
Penjadwalan dan perhitungan kinerja cpu
 
s
ss
s
 
Scheduling - Penjadwalan Sistem Operasi
Scheduling - Penjadwalan Sistem OperasiScheduling - Penjadwalan Sistem Operasi
Scheduling - Penjadwalan Sistem Operasi
 
penjadwalan proses
penjadwalan prosespenjadwalan proses
penjadwalan proses
 
7 deadlock uplod
7 deadlock uplod7 deadlock uplod
7 deadlock uplod
 
Praktikum 4B
Praktikum 4BPraktikum 4B
Praktikum 4B
 

Viewers also liked

Post partum period an excellent opportunity for hpv vaccination
Post partum period an excellent opportunity for hpv vaccinationPost partum period an excellent opportunity for hpv vaccination
Post partum period an excellent opportunity for hpv vaccinationLifecare Centre
 
Trademark Class 1 | Chemical Products
Trademark Class 1 | Chemical ProductsTrademark Class 1 | Chemical Products
Trademark Class 1 | Chemical ProductsFreeTrademarkSearch
 
Nutritional and-functional-properties-of-moringa
Nutritional and-functional-properties-of-moringaNutritional and-functional-properties-of-moringa
Nutritional and-functional-properties-of-moringaSilentdisco Berlin
 
How to produce_moringa_leaves_efficiently
How to produce_moringa_leaves_efficientlyHow to produce_moringa_leaves_efficiently
How to produce_moringa_leaves_efficientlySilentdisco Berlin
 
SAVE UTERUS COMPAIGN, Dr.Sharda Jain, Dr. Ila Gupta
SAVE UTERUS COMPAIGN, Dr.Sharda Jain, Dr. Ila Gupta SAVE UTERUS COMPAIGN, Dr.Sharda Jain, Dr. Ila Gupta
SAVE UTERUS COMPAIGN, Dr.Sharda Jain, Dr. Ila Gupta Lifecare Centre
 
From germplasm-to-plant-to-food-to-health
From germplasm-to-plant-to-food-to-healthFrom germplasm-to-plant-to-food-to-health
From germplasm-to-plant-to-food-to-healthSilentdisco Berlin
 
Brochure sur la_production_de_fruits_moringa
Brochure sur la_production_de_fruits_moringaBrochure sur la_production_de_fruits_moringa
Brochure sur la_production_de_fruits_moringaSilentdisco Berlin
 
Medicinal properties of_moringa_oleifera
Medicinal properties of_moringa_oleiferaMedicinal properties of_moringa_oleifera
Medicinal properties of_moringa_oleiferaSilentdisco Berlin
 
Trademark Registration in Hyderabad
Trademark Registration in HyderabadTrademark Registration in Hyderabad
Trademark Registration in HyderabadFreeTrademarkSearch
 
Trademark Class 2 | Paints and Varnishes Products
Trademark Class 2 | Paints and Varnishes ProductsTrademark Class 2 | Paints and Varnishes Products
Trademark Class 2 | Paints and Varnishes ProductsFreeTrademarkSearch
 

Viewers also liked (12)

Post partum period an excellent opportunity for hpv vaccination
Post partum period an excellent opportunity for hpv vaccinationPost partum period an excellent opportunity for hpv vaccination
Post partum period an excellent opportunity for hpv vaccination
 
Week 9 vlan
Week 9   vlanWeek 9   vlan
Week 9 vlan
 
All about-aoringa-aree
All about-aoringa-areeAll about-aoringa-aree
All about-aoringa-aree
 
Trademark Class 1 | Chemical Products
Trademark Class 1 | Chemical ProductsTrademark Class 1 | Chemical Products
Trademark Class 1 | Chemical Products
 
Nutritional and-functional-properties-of-moringa
Nutritional and-functional-properties-of-moringaNutritional and-functional-properties-of-moringa
Nutritional and-functional-properties-of-moringa
 
How to produce_moringa_leaves_efficiently
How to produce_moringa_leaves_efficientlyHow to produce_moringa_leaves_efficiently
How to produce_moringa_leaves_efficiently
 
SAVE UTERUS COMPAIGN, Dr.Sharda Jain, Dr. Ila Gupta
SAVE UTERUS COMPAIGN, Dr.Sharda Jain, Dr. Ila Gupta SAVE UTERUS COMPAIGN, Dr.Sharda Jain, Dr. Ila Gupta
SAVE UTERUS COMPAIGN, Dr.Sharda Jain, Dr. Ila Gupta
 
From germplasm-to-plant-to-food-to-health
From germplasm-to-plant-to-food-to-healthFrom germplasm-to-plant-to-food-to-health
From germplasm-to-plant-to-food-to-health
 
Brochure sur la_production_de_fruits_moringa
Brochure sur la_production_de_fruits_moringaBrochure sur la_production_de_fruits_moringa
Brochure sur la_production_de_fruits_moringa
 
Medicinal properties of_moringa_oleifera
Medicinal properties of_moringa_oleiferaMedicinal properties of_moringa_oleifera
Medicinal properties of_moringa_oleifera
 
Trademark Registration in Hyderabad
Trademark Registration in HyderabadTrademark Registration in Hyderabad
Trademark Registration in Hyderabad
 
Trademark Class 2 | Paints and Varnishes Products
Trademark Class 2 | Paints and Varnishes ProductsTrademark Class 2 | Paints and Varnishes Products
Trademark Class 2 | Paints and Varnishes Products
 

Similar to Pertemuan 3.1. penjadwalan proses

KUNCI JAWABAN Matematika Kelas 11 Halaman 24 Uji Kompetensi 1.2 BAB 1
KUNCI JAWABAN Matematika Kelas 11 Halaman 24 Uji Kompetensi 1.2 BAB 1KUNCI JAWABAN Matematika Kelas 11 Halaman 24 Uji Kompetensi 1.2 BAB 1
KUNCI JAWABAN Matematika Kelas 11 Halaman 24 Uji Kompetensi 1.2 BAB 1Ngakakaja
 
Materi Penjadwalan CPU & Algoritma Penjadwalan CPU
Materi Penjadwalan CPU & Algoritma Penjadwalan CPUMateri Penjadwalan CPU & Algoritma Penjadwalan CPU
Materi Penjadwalan CPU & Algoritma Penjadwalan CPUImadeGautama
 
Penjadwalan-Proses.ppt
Penjadwalan-Proses.pptPenjadwalan-Proses.ppt
Penjadwalan-Proses.pptMuhamadMuslih7
 
V. Penjadwalan Proses (1).ppt
V. Penjadwalan Proses (1).pptV. Penjadwalan Proses (1).ppt
V. Penjadwalan Proses (1).pptrespatibuja
 
Penjadwalan Proses CPU.ppt
Penjadwalan Proses CPU.pptPenjadwalan Proses CPU.ppt
Penjadwalan Proses CPU.pptUkiUngga
 
Penjadwalan Proses CPU.ppt
Penjadwalan Proses CPU.pptPenjadwalan Proses CPU.ppt
Penjadwalan Proses CPU.pptUkiUngga
 
Penjadwalan Proses.pptx
Penjadwalan Proses.pptxPenjadwalan Proses.pptx
Penjadwalan Proses.pptxAlbertLobo7
 
Penjadwalan_Proses_I.pptx
Penjadwalan_Proses_I.pptxPenjadwalan_Proses_I.pptx
Penjadwalan_Proses_I.pptxapaanyaakulupa
 
Proses Penjadwalan Pada Sistem Operasi - Copy.pptx
Proses Penjadwalan Pada Sistem Operasi - Copy.pptxProses Penjadwalan Pada Sistem Operasi - Copy.pptx
Proses Penjadwalan Pada Sistem Operasi - Copy.pptxZuhri38
 
perhitungan penjadwalan cpu fcfs dan sjf premtive dan non premtive
perhitungan penjadwalan cpu fcfs dan sjf premtive dan non premtiveperhitungan penjadwalan cpu fcfs dan sjf premtive dan non premtive
perhitungan penjadwalan cpu fcfs dan sjf premtive dan non premtivesayaxioami1
 
Sistem Operasi - 4 [Penjadwalan Proses SO]
Sistem Operasi - 4 [Penjadwalan Proses SO]Sistem Operasi - 4 [Penjadwalan Proses SO]
Sistem Operasi - 4 [Penjadwalan Proses SO]beiharira
 
Sri Astuti - Penjadwalan CPU
Sri Astuti - Penjadwalan CPUSri Astuti - Penjadwalan CPU
Sri Astuti - Penjadwalan CPUbelajarkomputer
 
Tugas kelompok 1 sistem operasi
Tugas kelompok 1 sistem operasiTugas kelompok 1 sistem operasi
Tugas kelompok 1 sistem operasiTaufikRahman106
 
Chapter 10 - Sister
Chapter 10 - SisterChapter 10 - Sister
Chapter 10 - Sisterbeiharira
 

Similar to Pertemuan 3.1. penjadwalan proses (20)

KUNCI JAWABAN Matematika Kelas 11 Halaman 24 Uji Kompetensi 1.2 BAB 1
KUNCI JAWABAN Matematika Kelas 11 Halaman 24 Uji Kompetensi 1.2 BAB 1KUNCI JAWABAN Matematika Kelas 11 Halaman 24 Uji Kompetensi 1.2 BAB 1
KUNCI JAWABAN Matematika Kelas 11 Halaman 24 Uji Kompetensi 1.2 BAB 1
 
Materi Penjadwalan CPU & Algoritma Penjadwalan CPU
Materi Penjadwalan CPU & Algoritma Penjadwalan CPUMateri Penjadwalan CPU & Algoritma Penjadwalan CPU
Materi Penjadwalan CPU & Algoritma Penjadwalan CPU
 
Penjadwalan-Proses.ppt
Penjadwalan-Proses.pptPenjadwalan-Proses.ppt
Penjadwalan-Proses.ppt
 
V. Penjadwalan Proses (1).ppt
V. Penjadwalan Proses (1).pptV. Penjadwalan Proses (1).ppt
V. Penjadwalan Proses (1).ppt
 
Penjadwalan Proses CPU.ppt
Penjadwalan Proses CPU.pptPenjadwalan Proses CPU.ppt
Penjadwalan Proses CPU.ppt
 
Penjadwalan Proses CPU.ppt
Penjadwalan Proses CPU.pptPenjadwalan Proses CPU.ppt
Penjadwalan Proses CPU.ppt
 
Penjadwalan Proses.pptx
Penjadwalan Proses.pptxPenjadwalan Proses.pptx
Penjadwalan Proses.pptx
 
Penjadwalan.pdf
Penjadwalan.pdfPenjadwalan.pdf
Penjadwalan.pdf
 
Penjadualan CPU
Penjadualan CPUPenjadualan CPU
Penjadualan CPU
 
Penjadwalan_Proses_I.pptx
Penjadwalan_Proses_I.pptxPenjadwalan_Proses_I.pptx
Penjadwalan_Proses_I.pptx
 
Proses Penjadwalan Pada Sistem Operasi - Copy.pptx
Proses Penjadwalan Pada Sistem Operasi - Copy.pptxProses Penjadwalan Pada Sistem Operasi - Copy.pptx
Proses Penjadwalan Pada Sistem Operasi - Copy.pptx
 
MF427_06_103754.ppt
MF427_06_103754.pptMF427_06_103754.ppt
MF427_06_103754.ppt
 
perhitungan penjadwalan cpu fcfs dan sjf premtive dan non premtive
perhitungan penjadwalan cpu fcfs dan sjf premtive dan non premtiveperhitungan penjadwalan cpu fcfs dan sjf premtive dan non premtive
perhitungan penjadwalan cpu fcfs dan sjf premtive dan non premtive
 
Sistem Operasi - 4 [Penjadwalan Proses SO]
Sistem Operasi - 4 [Penjadwalan Proses SO]Sistem Operasi - 4 [Penjadwalan Proses SO]
Sistem Operasi - 4 [Penjadwalan Proses SO]
 
sistem operasi.pptx
sistem operasi.pptxsistem operasi.pptx
sistem operasi.pptx
 
CPU Scheduling(1).pptx
CPU Scheduling(1).pptxCPU Scheduling(1).pptx
CPU Scheduling(1).pptx
 
Sri Astuti - Penjadwalan CPU
Sri Astuti - Penjadwalan CPUSri Astuti - Penjadwalan CPU
Sri Astuti - Penjadwalan CPU
 
Tugas kelompok 1 sistem operasi
Tugas kelompok 1 sistem operasiTugas kelompok 1 sistem operasi
Tugas kelompok 1 sistem operasi
 
Chapter 10 - Sister
Chapter 10 - SisterChapter 10 - Sister
Chapter 10 - Sister
 
Ch 12-Guaranteed
Ch 12-GuaranteedCh 12-Guaranteed
Ch 12-Guaranteed
 

Pertemuan 3.1. penjadwalan proses

  • 1. Fairuz El Said  Sekedar Berbagi  http://fairuzelsaid.wordpress.com  Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses      PENJADWALAN PROSES Pendahuluan Penjadwalan berkaitan dengan permasalahan memutuskan proses mana yang akan dilaksanakan dalam suatu sistem. Proses yang belum mendapat jatah alokasi dari CPU akan mengantri di ready queue. Algoritma penjadwalan berfungsi untuk menentukan proses manakah yang ada di ready queue yang akan dieksekusi oleh CPU. Kriteria untuk mengukur dan optimasi kinerje penjadwalan : • Adil (fairness), Adalah proses-proses yang diperlakukan sama, yaitu mendapat jatah waktu pemroses yang sama dan tak ada proses yang tak kebagian layanan pemroses sehingga mengalami kekurangan waktu. • Efisiensi (eficiency), Efisiensi atau utilisasi pemroses dihitung dengan perbandingan (rasio) waktu sibuk pemroses. • Waktu tanggap (response time), Untuk Sistem interaktif didefinisikan sebagai waktu yang dihabiskan dari saat karakter terakhir dari perintah dimasukkan atau transaksi sampai hasil pertama muncul di layar. Waktu tanggap ini disebut terminal response time. Untuk sistem waktu nyata Didefinisikan sebagai waktu dari saat kejadian (internal atau eksternal) sampai instruksi pertama rutin layanan yang dimaksud dieksekusi, disebut event. • Turn around time, Adalah waktu yang dihabiskan dari saat program atau job mulai masuk ke sistem sampai proses diselesaikan sistem. Waktu yang dimaksud adalah waktu yang dihabiskan di dalam sistem, diekspresikan sebagai penjumlah waktu eksekusi (waktu pelayanan job) dan waktu menunggu, yaitu : Turn arround time = Burst time + Wait time. • Throughput, Adalah jumlah kerja yang dapat diselesaikan dalam satu unit waktu. Cara untuk mengekspresikan throughput adalah dengan jumlah job pemakai yang dapat dieksekusi dalam satu unit/interval waktu. Round Robin Algoritma ini menggilir proses yang ada di antrian. Proses akan mendapat jatah sebesar time quantum. Jika time quantum-nya habis atau proses sudah selesai, CPU akan dialokasikan ke proses berikutnya. Tentu proses ini cukup adil karena tak ada proses yang diprioritaskan, semua proses mendapat jatah waktu yang sama dari CPU yaitu (1/n), dan tak akan menunggu lebih lama dari (n-1)q dengan q adalah lama 1 quantum.
  • 2. Fairuz El Said  Sekedar Berbagi  http://fairuzelsaid.wordpress.com  Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses      Algoritma ini sepenuhnya bergantung besarnya time quantum. Jika terlalu besar, algoritma ini akan sama saja dengan algoritma first come first served. Jika terlalu kecil, akan semakin banyak peralihan proses sehingga banyak waktu terbuang. Permasalahan utama pada Round Robin adalah menentukan besarnya time quantum. Jika time quantum yang ditentukan terlalu kecil, maka sebagian besar proses tidak akan selesai dalam 1 quantum. Hal ini tidak baik karena akan terjadi banyak switch, padahal CPU memerlukan waktu untuk beralih dari suatu proses ke proses lain (disebut dengan context switches time). Sebaliknya, jika time quantum terlalu besar, algoritma Round Robin akan berjalan seperti algoritma first come first served. Time quantum yang ideal adalah jika 80% dari total proses memiliki CPU burst time yang lebih kecil dari 1 time quantum. Contoh 1: • Arrival time setiap proses sama • Time quantum = 10 ms. Process Arrival Time Burst Time P1 0 40 P2 0 50 P3 0 10 P4 0 20 Proses Waktu (ms) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 P1 P2 P3 P4 Waiting Time :
  • 3. Fairuz El Said  Sekedar Berbagi  http://fairuzelsaid.wordpress.com  Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses      • P1 = 30 ms + 20 ms + 10 ms = 70 ms • P2 = 10 ms + 30 ms + 20 ms + 10 ms = 70 ms • P3 = 20 ms • P4=30 ms + 20 ms = 50 ms • Total Waiting Time : 210 ms • Rata-rata Waiting Time : 210 ms/5 = 42 ms Contoh 2: • Arrival time masing-masing proses berbeda-beda • Time Quantum = 10 ms. Process Arrival Time Burst Time P1 0 40 P2 20 50 P3 50 10 P4 70 20   Proses Waktu (ms) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 P1 P2 P3 P4 Waiting Time : • P1 = 20 ms + 20 ms = 30 ms • P2 = 10 ms + 20 ms +10 ms + 10 ms = 50 ms • P3 = 0 ms • P4=10 ms + 10 ms = 20 ms • Total Waiting Time : 30 ms + 50 ms + 0 ms + 20 ms • Rata-rata Waiting Time : 100 ms/4 = 25 ms Priority Scheduling Priority Scheduling merupakan algoritma penjadwalan yang mendahulukan proses yang memiliki prioritas tertinggi. Setiap proses memiliki prioritasnya masing-masing.
  • 4. Fairuz El Said  Sekedar Berbagi  http://fairuzelsaid.wordpress.com  Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses      Prioritas suatu proses dapat ditentukan melalui beberapa karakteristik antara lain: • Time limit. • Memory requirement. • Akses file. • Perbandingan antara burst M/K dengan CPU burst. • Tingkat kepentingan proses. Priority scheduling juga dapat dijalankan secara preemptive maupun non-preemptive. Pada preemptive, jika ada suatu proses yang baru datang memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada proses yang sedang dijalankan, maka proses yang sedang berjalan tersebut dihentikan, lalu CPU dialihkan untuk proses yang baru datang tersebut. Sementara itu, pada non-preemptive, proses yang baru datang tidak dapat menganggu proses yang sedang berjalan, tetapi hanya diletakkan di depan queue. Kelemahan pada priority scheduling adalah dapat terjadinya indefinite blocking (starvation). Suatu proses dengan prioritas yang rendah memiliki kemungkinan untuk tidak dieksekusi jika terdapat proses lain yang memiliki prioritas lebih tinggi darinya. Solusi dari permasalahan ini adalah aging, yaitu meningkatkan prioritas dari setiap proses yang menunggu dalam queue secara bertahap. Contoh: Setiap 10 menit, prioritas dari masing-masing proses yang menunggu dalam queue dinaikkan satu tingkat. Maka, suatu proses yang memiliki prioritas 127, setidaknya dalam 21 jam 20 menit, proses tersebut akan memiliki prioritas 0, yaitu prioritas yang tertinggi (semakin kecil angka menunjukkan bahwa prioritasnya semakin tinggi). Contoh • Arrival time bersamaan • Non Preemptive Process Arrival Time Burst Time Priority P1 0 10 1 P2 0 10 2 P3 0 5 1 P4 0 7 0 P5 0 8 0  
  • 5. Fairuz El Said  Sekedar Berbagi  http://fairuzelsaid.wordpress.com  Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses      Priority Procces Waktu (ms) 7 15 25 30 40 0 P4 =7 7 P5 = 8 8 1 P1 = 10 10 P3 = 5 5 2 P2 =10 10 Contoh • Arrival time berbeda-beda • Non Preemptive Process Arrival Time Burst Time Priority P1 0 10 1 P2 5 10 2 P3 10 5 1 P4 15 7 0 P5 15 8 0   Priority Procces Waktu (ms) 5 10 15 22 30 40 0 P4 =7 7 P5 = 8 8 1 P1 = 10 10 P3 = 5 5 2 P2 =10 10 FCFS (First Come First Served) Algoritma ini merupakan algoritma penjadwalan yang paling sederhana yang digunakan CPU. Dengan menggunakan algoritma ini setiap proses yang berada pada status ready dimasukkan kedalam FIFO queue atau antrian dengan prinsip first in first out, sesuai dengan waktu kedatangannya. Proses yang tiba terlebih dahulu yang akan dieksekusi. Contoh: Process Arrival Time Burst Time P1 0 24 P2 0 3 P3 0 3
  • 6. Fairuz El Said  Sekedar Berbagi  http://fairuzelsaid.wordpress.com  Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses      Hitunglah waiting time rata-rata dan turnaround time (burst time + waiting time) dari ketiga proses tersebut dengan menggunakan algoritma FCFS. Urutan kedatangan adalah P1, P2 , P3; gantt chart untuk urutan ini adalah: Proses Waktu (ms) 24 27 30 P1 P2 P1 Waiting time • P1=0 ms • P2=24 ms • P3=37 ms • Rata-rata = (0 ms + 24 ms +27 ms )/3 = 17ms. Turnaround time: • P1 = 24 ms • P2 =27 ms (dihitung dari awal kedatangan P2 hingga selesai dieksekusi), • P3 = 30 ms. • Rata-rata = (24 ms + 27 ms +30 ms)/3 = 27 ms. Kelemahan dari algoritma ini: • Waiting time rata-ratanya cukup lama. • Terjadinya convoy effect, yaitu proses-proses menunggu lama untuk menunggu 1 proses besar yang sedang dieksekusi oleh CPU. Algoritma ini juga menerapkan konsep non-preemptive, yaitu setiap proses yang sedang dieksekusi oleh CPU tidak dapat di-interrupt oleh proses yang lain. SJF (Shortest Job First) Pada algoritma ini setiap proses yang ada di ready queue akan dieksekusi berdasarkan burst time terkecil. Hal ini mengakibatkan waiting time yang pendek untuk setiap proses dan karena hal tersebut maka waiting time rata-ratanya juga menjadi pendek, sehingga dapat dikatakan bahwa algoritma ini adalah algoritma yang optimal. Algoritma ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
  • 7. Fairuz El Said  Sekedar Berbagi  http://fairuzelsaid.wordpress.com  Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses      • Preemptive . Jika ada proses yang sedang dieksekusi oleh CPU dan terdapat proses di ready queue dengan burst time yang lebih kecil daripada proses yang sedang dieksekusi tersebut, maka proses yang sedang dieksekusi oleh CPU akan digantikan oleh proses yang berada di ready queue tersebut. Preemptive SJF sering disebut juga Shortest-Remaining- Time-First scheduling. • Non-preemptive . CPU tidak memperbolehkan proses yang ada di ready queue untuk menggeser proses yang sedang dieksekusi oleh CPU meskipun proses yang baru tersebut mempunyai burst time yang lebih kecil. Contoh 1. • Arrival time yang sama • Non Preemptive Process Arrival Time Burst Time P1 0 40 P2 0 50 P3 0 10 P4 0 20
  • 8. Fairuz El Said  Sekedar Berbagi  http://fairuzelsaid.wordpress.com  Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses      Proses Waktu (ms) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 P3 P4 P1 P2 Waiting Time : • P3 = 0 ms • P4 = 10 ms • P1 = 30 ms • P2= 70 ms • Total Waiting Time : 110 ms • Rata-rata Waiting Time : 210 ms/5 = 42 ms Ada beberapa kekurangan dari algoritma ini yaitu: • Susahnya untuk memprediksi burst time proses yang akan dieksekusi selanjutnya. • Proses yang mempunyai burst time yang besar akan memiliki waiting time yang besar pula karena yang dieksekusi terlebih dahulu adalah proses dengan burst time yang lebih kecil. Multilevel Queue Ide dasar dari algoritma ini berdasarkan pada sistem prioritas proses. Prinsipnya, jika setiap proses dapat dikelompokkan berdasarkan prioritasnya, maka akan didapati queue seperti pada gambar berikut:
  • 9. Fairuz El Said  Sekedar Berbagi  http://fairuzelsaid.wordpress.com  Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses      Dari gambar tersebut terlihat bahwa akan terjadi pengelompokan proses-proses berdasarkan prioritasnya. Kemudian muncul ide untuk menganggap kelompok-kelompok tersbut sebagai sebuah antrian-antrian kecil yang merupakan bagian dari antrian keseluruhan proses, yang sering disebut dengan algoritma multilevel queue. Dalam hal ini, dapat dilihat bahwa seolah-olah algoritma dengan prioritas yang dasar adalah algoritma multilevel queue dimana setiap queue akan berjalan dengan algoritma FCFS yang memiliki banyak kelemahan. Oleh karena itu, dalam prakteknya, algoritma multilevel queue memungkinkan adanya penerapan algoritma internal dalam masing- masing sub-antriannya yang bisa memiliki algoritma internal yang berbeda untuk meningkatkan kinerjanya. Berawal dari priority scheduling, algoritma ini pun memiliki kelemahan yang sama dengan priority scheduling, yaitu sangat mungkin bahwa suatu proses pada queue dengan prioritas rendah bisa saja tidak mendapat jatah CPU. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu caranya adalah dengan memodifikasi algoritma ini dengan adanya jatah waktu maksimal untuk tiap antrian, sehingga jika suatu antrian memakan terlalu banyak waktu, maka prosesnya akan dihentikan dan digantikan oleh antrian dibawahnya, dan tentu saja batas waktu untuk tiap antrian bisa saja sangat berbeda tergantung pada prioritas masing- masing antrian. Multilevel Feedback Queue Algoritma ini mirip sekali dengan algoritma multilevel queue. Perbedaannya ialah algoritma ini mengizinkan proses untuk pindah antrian. Jika suatu proses menyita CPU terlalu lama, maka proses itu akan dipindahkan ke antrian yang lebih rendah. Hal ini menguntungkan proses interaksi karena proses ini hanya memakai waktu CPU yang sedikit. Demikian pula dengan proses yang menunggu terlalu lama. Proses ini akan dinaikkan tingkatannya. Biasanya prioritas tertinggi diberikan kepada proses dengan CPU burst terkecil, dengan begitu CPU akan terutilisasi penuh dan M/K dapat terus sibuk. Semakin rendah tingkatannya, panjang CPU burst proses juga semakin besar.
  • 10. Fairuz El Said  Sekedar Berbagi  http://fairuzelsaid.wordpress.com  Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses      Algoritma ini didefinisikan melalui beberapa parameter, antara lain: • Jumlah antrian. • Algoritma penjadwalan tiap antrian. • Kapan menaikkan proses ke antrian yang lebih tinggi. • Kapan menurunkan proses ke antrian yang lebih rendah. • Antrian mana yang akan dimasuki proses yang membutuhkan. Dengan pendefinisian seperti tadi membuat algoritma ini sering dipakai, karena algoritma ini mudah dikonfigurasi ulang supaya cocok dengan sistem. Tapi untuk mengatahui mana penjadwal terbaik, kita harus mengetahui nilai parameter tersebut. Multilevel feedback queue adalah salah satu algoritma yang berdasar pada algoritma multilevel queue. Perbedaan mendasar yang membedakan multilevel feedback queue dengan multilevel queue biasa adalah terletak pada adanya kemungkinan suatu proses berpindah dari satu antrian ke antrian lainnya, entah dengan prioritas yang lebih rendah ataupun lebih tinggi, misalnya pada contoh berikut. • Semua proses yang baru datang akan diletakkan pada queue 0 ( quantum= 8 ms). • Jika suatu proses tidak dapat diselesaikan dalam 8 ms, maka proses tersebut akan dihentikan dan dipindahkan ke queue 1 ( quantum= 16 ms). • Queue 1 hanya akan dikerjakan jika tidak ada lagi proses di queue 0, dan jika suatu proses di queue 1 tidak selesai dalam 16 ms, maka proses tersebut akan dipindahkan ke queue 2. • Queue 2 akan dikerjakan bila queue 0 dan 1 kosong, dan akan berjalan dengan algoritma FCFS.
  • 11. Fairuz El Said  Sekedar Berbagi  http://fairuzelsaid.wordpress.com  Sistem Operasi (SO) – Penjadwalan Proses      Disini terlihat bahwa ada kemungkinan terjadinya perpindahan proses antar queue, dalam hal ini ditentukan oleh time quantum, namun dalam prakteknya penerapan algoritma multilevel feedback queue akan diterapkan dengan mendefinisikan terlebih dahulu parameter-parameternya, yaitu: • Jumlah antrian. • Algoritma internal tiap queue. • Aturan sebuah proses naik ke antrian yang lebih tinggi. • Aturan sebuah proses turun ke antrian yang lebih rendah. • Antrian yang akan dimasuki tiap proses yang baru datang. Contoh: Terdapat tiga antrian; Q1=10 ms, FCFS Q2=40 ms, FCFS Q3=FCFS proses yang masuk, masuk ke antrian Q1. Jika dalam 10 ms tidak selesai, maka proses tersebut dipindahkan ke Q2. Jika dalam 40 ms tidak selesai, maka dipindahkan lagi ke Q3. Berdasarkan hal-hal di atas maka algoritma ini dapat digunakan secara fleksibel dan diterapkan sesuai dengan kebutuhan sistem. Pada zaman sekarang ini algoritma multilevel feedback queue adalah salah satu yang paling banyak digunakan.