SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
BAB I 
PENDAHULIAN 
1. WACANA PEMBUKA 
Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa 
pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang yang 
berdasarkan bahan kimiawi dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas 
bahayanya bagi umat manusia. Di antara pengguna ganja, beragam efek yang 
dihasilkan, terutama euphoria (rasa gembira) yang berlebihan, serta hilangnya 
konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna tertentu. 
Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna akan 
menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir. Namun, hal ini masih menjadi 
kontroversi, karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang 
mendukung medical marijuana dan marijuana pada umumnya. Selain diklaim sebagai 
pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk kanker), banyak 
juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreatifitas dalam berfikir serta dalam 
berkarya (terutama pada para seniman dan musisi. 
Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreatifitas), juga di pengaruhi oleh 
jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu kreatifitas 
adalah hasil silangan modern “Cannabis indica” yang berasal dari India dengan 
“Cannabis sativa” dari Barat, dimana jenis Marijuana silangan inilah yang merupakan 
tipe yang tumbuh di Indonesia. 
Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu, dimana dalam 
golongan tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, 
sementara ada kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif 
secara fisik seperti efek yang dihasilkan Methamphetamin). Marijuana, hingga detik ini, 
tidak pernah terbukti sebagai penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa 
lalu dianggap sebagai tanaman luar biasa, dimana hampir semua unsur yang ada 
padanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Hal ini sangat bertolak 
belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh obat-obatan terlarang dan 
alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan hingga tersiksa secara 
fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun penipuan (aksi kriminal) untuk 
mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.
2. PERUMUSAN MASALAH 
1. UU tentang narkoba 
2. Pengertian narkoba 
3. Pengertian Psikotropika 
4. Zat Adiktif 
5. Jenis-jenis narkoba 
6. Langkah-langkah pemerintah dalam menanggulangi narkoba 
7. Cara merehabilitasi pengguna narkoba 
3. TUJUAN 
1. Untuk mengetahui apa itu narkoba. 
2. Untuk mengetahui bagaimana penyebaran narkoba di kalangan masyarakat. 
3. Untuk mengetahui efek dari narkoba. 
4. Untuk mengetahui jenis-jenis narkoba.
BAB II 
NARKOBA 
1. UU TENTANG NARKOBA 
 Narkotika, menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 35 Tahun 2009 tentang 
Narkotika (“UU 35/2009”), adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau 
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan 
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai 
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang 
dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang- 
Undang ini. 
 
 Sedangkan, menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 5 Tahun 1997 tentang 
Psikotropika (“UU 5/1997”), pengertian psikotropika adalah zat atau obat, baik 
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui 
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas 
pada aktivitas mental dan perilaku. 
 
 Kemudian, menjawab pertanyaan Anda apakah UU 35/2009 hanya 
menggantikan UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, atau juga 
menggantikan UU 5/1997. Mengenai hal itu, kita dapat merujuk pada ketentuan 
Pasal 153 UU 35/2009 yang menyebutkan bahwa: 
 
 Dengan berlakunya Undang-Undang ini: 
o Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika 
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 67, 
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3698); 
dan 
o Lampiran mengenai jenis Psikotropika Golongan I dan Golongan II 
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 5 
Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik 
Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara 
Republik Indonesia Nomor 3671) yang telah dipindahkan menjadi 
Narkotika Golongan I menurut Undang-Undang ini, 
 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 

 Berdasarkan ketentuan Pasal 153 UU 35/2009 tersebut, dapat diketahui bahwa 
UU 35/2009 mencabut UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, dan tidak 
mencabut UU 5/1997. Akan tetapi, Lampiran UU 5/1997 mengenai jenis 
Psikotropika Golongan I dan Golongan II telah dicabut, karena telah ditetapkan 
sebagai Narkotika Golongan I dalam UU 35/2009. 
 
 Di dalam penjelasan umum UU 5/1997 disebutkan bahwa psikotropika terbagi 
menjadi 4 golongan. Dengan berlakunya UU 35/2009, UU 5/1997 beserta 
Lampirannya masih berlaku, kecuali Lampiran mengenai jenis Psikotropika 
Golongan I dan Golongan II 
 
2. PENGERTIAN NARKOBA 
Narkoba dan Napza Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya. 
Napza adalah singkatan dari Narkotika Alkohol Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. 
Nikotik secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya ‘kelenger’, merujuk 
pada sesuatu yang bisa membuat seseorang tak sadarkan diri (fly), sedangkan dalam 
bahasa Inggris narcotic lebih mengarah ke obat yang membuat penggunanya 
kecanduan. 
Narkotika secara farmakologik adalah opioida, tetapi menurut UU no 22, tahun 1997 
narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik 
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan 
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat 
menimbulkan ketergantungan. Seiring berjalannya waktu keberadaan narkoba bukan 
hanya sebagai penyembuh namun justru menghancurkan. Awalnya narkoba masih 
digunakan sesekali dalam dosis kecil dan tentu saja dampaknya tak terlalu berarti. 
Namun perubahan jaman dan mobilitas kehidupan membuat narkoba menjadi bagian 
dari gaya hidup, dari yang tadinya hanya sekedar perangkat medis, kini narkoba mulai 
tenar digaungkan sebagai dewa dunia, penghilang rasa sakit. 
Alkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari bahan hasil 
pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan distilasi atau 
fermentasi tanpa distilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau 
tidak, menambahkan bahan lain atau tidak, maupun yang diproses dengan cara
mencampur konsentrat dengan etanol atau dengan cara pengenceran minuman yang 
mengandung etanol. 
Yang dimaksud dengan narkotika meliputi : 
Golongan Opiat : heroin, morfin, madat, dan lain-lain. Golongan Kanabis : ganja, 
hashish. 
Golongan Koka : kokain, crack. 
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang 
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang 
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Zat Adiktif Lainnya 
adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang penggunaannya dapat 
menimbulkan ketergantungan. 
Psikotropika menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 meliputi ectasy, shabu-shabu, 
LSD, obat penenang/obat tidur, obat anti depresi dan anti psikosis. Zat 
psikotropika yang sering disalahgunakan (menurut WHO 1992) adalah : 
1. Alkohol : Semua minuman beralkohol yang mengandung etanol (Etil alkohol). 
2. Opioida : heroin, morfin, pethidin, candu. 
3. Kanabinoida : Ganja, hashish. 
4. Sedativa/hipnotika : obat penenang/obat tidur. 
5. Kokain : daun koka, serbuk kokain, crack. 
Stimulansia lain, termasuk kafein, ectasy, dan shabu-shabu. Halusinogenika, 
LSD,mushroom, mescalin. 
Tembakau (mengandung nikotin). Pelarut yang mudah menguap seperti aseton dan 
lem. Multipel (kombinasi) dan lain-lain, misalnya kombinasi heroin dan shabu-shabu, 
alkohol dan obat tidur. Zat adiktif lain termasuk inhalansia (aseton, thinner cat, lem, 
nikotin, kafein). 
3. PENGERTIAN PSIKOTROPIKA 
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetik, bukan narkotika 
dan berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang 
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. 
Psikotropika menurut tujuan penggunaan dan tingkatan risiko ketergantungannya 
terbagi dalam 4 golongan, yaitu: 
 Golongan I, psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan 
dan tidak digunakan dalam terapi serta memiliki potensi kuat mengakibatkan 
sindrom ketergantungan.
 Golongan II, psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan dapat digunakan 
dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi kuat 
mengakibatkan sindrom ketergantungan. 
 Golongan III, psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan banyak digunakan 
dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi sedang 
mengakibatkan sindrom ketergantungan. 
 Golongan IV, psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan sangat luas 
digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi 
ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan. Zat adiktif hampir semuanya 
termasuk ke dalam psikotropika, tetapi tidak semua psikotropika menimbulkan 
ketergantungan. 
4.PENGERTIAN ZAT ADIKTIF 
Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh 
organisme hidup, maka dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan 
ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya 
secara terus-menerus. Jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa 
sakit luar biasa. Zat yang bukan tergolong narkotika dan psikotropika tetapi 
menimbulkan ketagihan antara lain kopi, rokok, minuman keras, dll 
5. JENIS-JENIS NARKOBA 
Adapun jenis-jenis narkoba, yaitu : 
a. Heroin 
Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah 
diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya 
umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat 
menyebabkan kecanduan. Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid. 
b. Ganja 
Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil 
serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, 
tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya 
mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).
Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal 
ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja 
dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme 
yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian 
Sadhu yang menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivati f ganja untuk 
melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipa 
Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang. 
c. Narkotika 
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik 
sintetis maupun semi sintetis yang menyebabkan pengaruh bagi pengguannya. 
Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat , 
halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan 
bagi pemakainya. 
6. LANGKAH-LANGKAH PEMERNTAH DALAM 
MENANGGULANGI NARKOBA 
1. Usaha Preventif 
Yang dimaksud dengan usaha Preventif adalah tindakan penanggulangan untuk 
mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika merajalela 
2. Usaha Represif 
Yang dimaksud dengan tindakan represif adalah penyuluhan hukum bahwa 
kejahatan narkoba hukumannya sangat beratka. Tindakan diarahkan pada pengedar 
dan penanam secara gelap. 
3.Upaya Pemberantasan 
 Pemberantasan secara langsungdilakukan oleh penegak hukum, dimana 
penyalahgunaan narkotika terjadi
 Pemberantasan secara tidak langsungadalah dimana tindakan 
pemberantasan yang dilakukan bukan pada tempat dimana operasi 
penyalahgunaan narkotika itu dilaksanakan. 
5. Penegak Hukum 
Dalam melaksanakan fungsi penegak hukum, perlu dikaitkan dengan instansi 
terkait yang mempunyai kewenangan yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan 
kegiatan instansi atau departemen yang terkait dalam penyalahgunaan 
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya. Penegakan hukum terhadap 
perkembangan tindak pidana narkotika dengan modus operandi dan 
mempergunakan teknologi canggih, harus diantisipasi dengan peningkatan kualitas 
penegak hukum dan kelengkapan perangkat hukum serta tatanan hukum yang 
dilandaskan kepada konsep penegak hukum yang tepat juga berdaya guna dan 
berhasil guna yang mengutamakan kepentingan untuk melindungi masyarakat 
nasional, bahkan Internasional. 
7. HABILITASI PENGGUNA NARKOBA 
A. rehabilitasi 
a. Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi), tahap ini 
pecandu diperiksa seluruh kesehatannya baik fisik dan mental oleh dokter 
terlatih. Dokterlah yang memutuskan apakah pecandu perlu diberikan 
obat tertentu untuk mengurangi gejala putus zat (sakau) yang ia derita. 
Pemberian obat tergantung dari jenis narkoba dan berat ringanya gejala 
putus zat. Dalam hal ini dokter butuh kepekaan, pengalaman, dan 
keahlian guna memdeteksi gejala kecanduan narkoba tersebut. 
b. Tahap rehabilitasi nonmedis, tahap ini pecandu ikut dalam program 
rehabilitasi. Di Indonesia sudah di bangun tempat-tempat rehabilitasi, 
sebagai contoh di bawah BNN adalah tempat rehabilitasi di daerah Lido 
(Kampus Unitra), Baddoka (Makassar), dan Samarinda. Di tempat 
rehabilitasi ini, pecandu menjalani berbagai program diantaranya program 
therapeutic communities (TC), 12 steps (dua belas langkah, pendekatan 
keagamaan, dan lain-lain. 
c. Tahap bina lanjut (after care), tahap ini pecandu diberikan kegiatan sesuai 
dengan minat dan bakat untuk mengisi kegiatan sehari-hari, pecandu
dapat kembali ke sekolah atau tempat kerja namun tetap berada di bawah 
pengawasan. 
Dalam penanganan pecandu narkoba, di Indonesia terdapat beberapa metode 
terapi dan rehabilitasi yang digunakan yaitu : 
B. Cold turkey; 
artinya seorang pecandu langsung menghentikan penggunaan narkoba/zat 
adiktif. Metode ini merupakan metode tertua, dengan mengurung pecandu dalam 
masa putus obat tanpa memberikan obat-obatan. Setelah gejala putus obat hilang, 
pecandu dikeluarkan dan diikutsertakan dalam sesi konseling (rehabilitasi 
nonmedis). Metode ini bnayak digunakan oleh beberapa panti rehabilitasi dengan 
pendekatan keagamaan dalam fase detoksifikasinya. 
C. Terapi substitusi opioda 
hanya digunakan untuk pasien-pasien ketergantungan heroin (opioda). Untuk 
pengguna opioda hard core addict (pengguna opioda yang telah bertahun-tahun 
menggunakan opioda suntikan), pecandu biasanya mengalami kekambuhan kronis 
sehingga perlu berulang kali menjalani terapi ketergantungan. Kebutuhan heroin 
(narkotika ilegal) diganti (substitusi) dengan narkotika legal. Beberapa obat yang 
sering digunakan adalah kodein, bufrenorphin, metadone, dan nalrekson. Obat-obatan 
ini digunakan sebagai obat detoksifikasi, dan diberikan dalam dosis yang 
sesuai dengan kebutuhan pecandu, kemudian secara bertahap dosisnya diturunkan. 
Keempat obat di atas telah banyak beredar di Indonesia dan perlu adanya kontrol 
penggunaan untuk menghindari adanya penyimpangan/penyalahgunaan obat-obatan 
ini yang akan berdampak fatal. 
D. Therapeutic community (TC) 
metode ini mulai digunakan pada akhir 1950 di Amerika Serikat. Tujuan 
utamanya adalah menolong pecandu agar mampu kembali ke tengah masyarakat 
dan dapat kembali menjalani kehidupan yang produktif. Program TC, merupakan 
program yang disebut Drug Free Self Help Program. program ini mempunyai 
sembilan elemen yaitu partisipasi aktif, feedback dari keanggotaan, role modeling, 
format kolektif untuk perubahan pribadi, sharing norma dan nilai-nilai, struktur & 
sistem, komunikasi terbuka, hubungan kelompok dan penggunaan terminologi unik. 
Aktivitas dalam TC akan menolong peserta belajar mengenal dirinya melalui lima 
area pengembangan kepribadian, yaitu manajemen perilaku, emosi/psikologis, 
intelektual & spiritual, vocasional dan pendidikan, keterampilan untuk bertahan 
bersih dari narkoba.
E. Metode 12 steps 
di Amerika Serikat, jika seseorang kedapatan mabuk atau menyalahgunakan 
narkoba, pengadilan akan memberikan hukuman untuk mengikuti program 12 langkah. 
Pecandu yang mengikuti program ini dimotivasi untuk mengimplementasikan ke 12 
langkah ini dalam kehidupan sehari-hari
BAB III 
PENUTUP 
1. KESIMPULAN 
Narkoba adalah obat obatan terlarang yang jika dikonsumsi mengakibatkan kecanduan 
dan jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ 
dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan 
overdosis dan akhirnya kematian. 
Narkoba pun ada berbagai jenis seperti: heroin, ganja, putaw, kokain, sabu-sabu,dan 
alkoholpun termasuk dalam golongan narkoba. 
Manfaat yang dirasakan hanyalah sesaat. Tapi mudhorotnya jelas banyak sekali. 
Banyak organ tubuh menjadi rusak. palagi bila pakai obat bius. Dalah-salah pada saat 
operasi (karena suatu kejadian) bakal tak mampu lagi bius bagi para penggunanya. 
Yang pasti biaya untuk bisa mengkonsumsi barang-barang haram itu, sangatlah mahal. 
Salah-salah bisa masuk bui, kalau ketangkep aparat. 
2. SARAN 
Diharapkan setelah penulis menyusun makalah ini masyarakat sadar akan bahayanya 
mengkonsumsi narkoba dan menyalah gunakan narkoba. 
Karena jika salah seorang sudah menggunakan narkoba dan kecanduan, orang 
tersebut akan mengalami jantung yang berdebar-debar, mering menguap, 
mengeluarkan air mata berlebihan, mengeluarkan keringat berlebihan, mengalami nyeri 
kepala, mengalami nyeri/nilu sendi-sendi.
DAFTER PUSTAKA 
Wikipedia. 2010. “Narkoba” (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba. diakses 
tanggal 12 Desember 2010, pukul 10:19 ) 
BNK Samarinda. 2007. “Faktor dan Akibat NArkoba” (online), 
(http://bnk.samarinda.go.id/index.php?q=faktor-akibat-narkoba. diakses tanggal 13 
Desember 2010, pukul 21:49)
MAKALAH PENJASKES 
NARKOBA DAN PSIKOTROPIKA 
Di susun Oleh : 
Lilis Putri Sejati Indah Lestari 
X MIA 6 
SMA NEGERI 1 RAHA 
Tahun Pelajaran
20142015

More Related Content

What's hot (14)

Makalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkobaMakalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkoba
 
Makalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkobaMakalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkoba
 
Makalah tentang narkotika
Makalah tentang narkotikaMakalah tentang narkotika
Makalah tentang narkotika
 
MAKALAH PENCEGAHAN NARKOBA
MAKALAH PENCEGAHAN NARKOBAMAKALAH PENCEGAHAN NARKOBA
MAKALAH PENCEGAHAN NARKOBA
 
tugas sosio
tugas sosiotugas sosio
tugas sosio
 
Zat adiktif dan psikotropika tugas kel. ipa 2
Zat adiktif dan psikotropika tugas kel. ipa 2Zat adiktif dan psikotropika tugas kel. ipa 2
Zat adiktif dan psikotropika tugas kel. ipa 2
 
43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba43393707 presentasi-narkoba
43393707 presentasi-narkoba
 
Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
 
Maya
MayaMaya
Maya
 
Makalah bahaya narkoba
Makalah bahaya narkobaMakalah bahaya narkoba
Makalah bahaya narkoba
 
Makalah narkoba
Makalah narkobaMakalah narkoba
Makalah narkoba
 
Makalah narkoba
Makalah narkobaMakalah narkoba
Makalah narkoba
 
Napza
NapzaNapza
Napza
 
Makalah narkoba
Makalah narkobaMakalah narkoba
Makalah narkoba
 

Similar to Marijuana dan Kreativitas (20)

Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
 
Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
 
Makalah Narkoba
Makalah NarkobaMakalah Narkoba
Makalah Narkoba
 
Makalah penyalahgunaan narkoba
Makalah penyalahgunaan narkobaMakalah penyalahgunaan narkoba
Makalah penyalahgunaan narkoba
 
Makalah Narkotika
Makalah NarkotikaMakalah Narkotika
Makalah Narkotika
 
Maya
MayaMaya
Maya
 
DIAH PERMATASARI
DIAH PERMATASARIDIAH PERMATASARI
DIAH PERMATASARI
 
PEDOMAN NAPZA.docx
PEDOMAN NAPZA.docxPEDOMAN NAPZA.docx
PEDOMAN NAPZA.docx
 
Makalah bahaya narkoba
Makalah bahaya narkobaMakalah bahaya narkoba
Makalah bahaya narkoba
 
Makalah bahaya narkoba
Makalah bahaya narkobaMakalah bahaya narkoba
Makalah bahaya narkoba
 
Makalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkobaMakalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkoba
 
Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
 
Makalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkobaMakalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkoba
 
Makalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkobaMakalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkoba
 
Bab 7
Bab 7Bab 7
Bab 7
 
Toksikologi Obat-obatan(Napza).pptx
Toksikologi Obat-obatan(Napza).pptxToksikologi Obat-obatan(Napza).pptx
Toksikologi Obat-obatan(Napza).pptx
 
PPT KELOMPOK 8.pptx
PPT KELOMPOK 8.pptxPPT KELOMPOK 8.pptx
PPT KELOMPOK 8.pptx
 
NAPZA.pptx
NAPZA.pptxNAPZA.pptx
NAPZA.pptx
 
NAPZA PJOK. narkotika psikotropi dan zat adiktif
NAPZA PJOK. narkotika psikotropi dan zat adiktifNAPZA PJOK. narkotika psikotropi dan zat adiktif
NAPZA PJOK. narkotika psikotropi dan zat adiktif
 
Makalah bahasa narkoba (2)
Makalah bahasa narkoba (2)Makalah bahasa narkoba (2)
Makalah bahasa narkoba (2)
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Marijuana dan Kreativitas

  • 1. BAB I PENDAHULIAN 1. WACANA PEMBUKA Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang yang berdasarkan bahan kimiawi dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat manusia. Di antara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euphoria (rasa gembira) yang berlebihan, serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna tertentu. Efek negatif secara umum adalah bila sudah menghisap maka pengguna akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir. Namun, hal ini masih menjadi kontroversi, karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang mendukung medical marijuana dan marijuana pada umumnya. Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreatifitas dalam berfikir serta dalam berkarya (terutama pada para seniman dan musisi. Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreatifitas), juga di pengaruhi oleh jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu kreatifitas adalah hasil silangan modern “Cannabis indica” yang berasal dari India dengan “Cannabis sativa” dari Barat, dimana jenis Marijuana silangan inilah yang merupakan tipe yang tumbuh di Indonesia. Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu, dimana dalam golongan tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik seperti efek yang dihasilkan Methamphetamin). Marijuana, hingga detik ini, tidak pernah terbukti sebagai penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap sebagai tanaman luar biasa, dimana hampir semua unsur yang ada padanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh obat-obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun penipuan (aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.
  • 2. 2. PERUMUSAN MASALAH 1. UU tentang narkoba 2. Pengertian narkoba 3. Pengertian Psikotropika 4. Zat Adiktif 5. Jenis-jenis narkoba 6. Langkah-langkah pemerintah dalam menanggulangi narkoba 7. Cara merehabilitasi pengguna narkoba 3. TUJUAN 1. Untuk mengetahui apa itu narkoba. 2. Untuk mengetahui bagaimana penyebaran narkoba di kalangan masyarakat. 3. Untuk mengetahui efek dari narkoba. 4. Untuk mengetahui jenis-jenis narkoba.
  • 3. BAB II NARKOBA 1. UU TENTANG NARKOBA  Narkotika, menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (“UU 35/2009”), adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang- Undang ini.   Sedangkan, menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (“UU 5/1997”), pengertian psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.   Kemudian, menjawab pertanyaan Anda apakah UU 35/2009 hanya menggantikan UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, atau juga menggantikan UU 5/1997. Mengenai hal itu, kita dapat merujuk pada ketentuan Pasal 153 UU 35/2009 yang menyebutkan bahwa:   Dengan berlakunya Undang-Undang ini: o Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3698); dan o Lampiran mengenai jenis Psikotropika Golongan I dan Golongan II sebagaimana tercantum dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671) yang telah dipindahkan menjadi Narkotika Golongan I menurut Undang-Undang ini,  dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 
  • 4.  Berdasarkan ketentuan Pasal 153 UU 35/2009 tersebut, dapat diketahui bahwa UU 35/2009 mencabut UU No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, dan tidak mencabut UU 5/1997. Akan tetapi, Lampiran UU 5/1997 mengenai jenis Psikotropika Golongan I dan Golongan II telah dicabut, karena telah ditetapkan sebagai Narkotika Golongan I dalam UU 35/2009.   Di dalam penjelasan umum UU 5/1997 disebutkan bahwa psikotropika terbagi menjadi 4 golongan. Dengan berlakunya UU 35/2009, UU 5/1997 beserta Lampirannya masih berlaku, kecuali Lampiran mengenai jenis Psikotropika Golongan I dan Golongan II  2. PENGERTIAN NARKOBA Narkoba dan Napza Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya. Napza adalah singkatan dari Narkotika Alkohol Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Nikotik secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya ‘kelenger’, merujuk pada sesuatu yang bisa membuat seseorang tak sadarkan diri (fly), sedangkan dalam bahasa Inggris narcotic lebih mengarah ke obat yang membuat penggunanya kecanduan. Narkotika secara farmakologik adalah opioida, tetapi menurut UU no 22, tahun 1997 narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Seiring berjalannya waktu keberadaan narkoba bukan hanya sebagai penyembuh namun justru menghancurkan. Awalnya narkoba masih digunakan sesekali dalam dosis kecil dan tentu saja dampaknya tak terlalu berarti. Namun perubahan jaman dan mobilitas kehidupan membuat narkoba menjadi bagian dari gaya hidup, dari yang tadinya hanya sekedar perangkat medis, kini narkoba mulai tenar digaungkan sebagai dewa dunia, penghilang rasa sakit. Alkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan distilasi atau fermentasi tanpa distilasi, baik dengan cara memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain atau tidak, maupun yang diproses dengan cara
  • 5. mencampur konsentrat dengan etanol atau dengan cara pengenceran minuman yang mengandung etanol. Yang dimaksud dengan narkotika meliputi : Golongan Opiat : heroin, morfin, madat, dan lain-lain. Golongan Kanabis : ganja, hashish. Golongan Koka : kokain, crack. Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Zat Adiktif Lainnya adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan. Psikotropika menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 meliputi ectasy, shabu-shabu, LSD, obat penenang/obat tidur, obat anti depresi dan anti psikosis. Zat psikotropika yang sering disalahgunakan (menurut WHO 1992) adalah : 1. Alkohol : Semua minuman beralkohol yang mengandung etanol (Etil alkohol). 2. Opioida : heroin, morfin, pethidin, candu. 3. Kanabinoida : Ganja, hashish. 4. Sedativa/hipnotika : obat penenang/obat tidur. 5. Kokain : daun koka, serbuk kokain, crack. Stimulansia lain, termasuk kafein, ectasy, dan shabu-shabu. Halusinogenika, LSD,mushroom, mescalin. Tembakau (mengandung nikotin). Pelarut yang mudah menguap seperti aseton dan lem. Multipel (kombinasi) dan lain-lain, misalnya kombinasi heroin dan shabu-shabu, alkohol dan obat tidur. Zat adiktif lain termasuk inhalansia (aseton, thinner cat, lem, nikotin, kafein). 3. PENGERTIAN PSIKOTROPIKA Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetik, bukan narkotika dan berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika menurut tujuan penggunaan dan tingkatan risiko ketergantungannya terbagi dalam 4 golongan, yaitu:  Golongan I, psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta memiliki potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan.
  • 6.  Golongan II, psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan dapat digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan.  Golongan III, psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan banyak digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan.  Golongan IV, psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan sangat luas digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan. Zat adiktif hampir semuanya termasuk ke dalam psikotropika, tetapi tidak semua psikotropika menimbulkan ketergantungan. 4.PENGERTIAN ZAT ADIKTIF Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme hidup, maka dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus. Jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa. Zat yang bukan tergolong narkotika dan psikotropika tetapi menimbulkan ketagihan antara lain kopi, rokok, minuman keras, dll 5. JENIS-JENIS NARKOBA Adapun jenis-jenis narkoba, yaitu : a. Heroin Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan. Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid. b. Ganja Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).
  • 7. Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivati f ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang. c. Narkotika Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang menyebabkan pengaruh bagi pengguannya. Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat , halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya. 6. LANGKAH-LANGKAH PEMERNTAH DALAM MENANGGULANGI NARKOBA 1. Usaha Preventif Yang dimaksud dengan usaha Preventif adalah tindakan penanggulangan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika merajalela 2. Usaha Represif Yang dimaksud dengan tindakan represif adalah penyuluhan hukum bahwa kejahatan narkoba hukumannya sangat beratka. Tindakan diarahkan pada pengedar dan penanam secara gelap. 3.Upaya Pemberantasan  Pemberantasan secara langsungdilakukan oleh penegak hukum, dimana penyalahgunaan narkotika terjadi
  • 8.  Pemberantasan secara tidak langsungadalah dimana tindakan pemberantasan yang dilakukan bukan pada tempat dimana operasi penyalahgunaan narkotika itu dilaksanakan. 5. Penegak Hukum Dalam melaksanakan fungsi penegak hukum, perlu dikaitkan dengan instansi terkait yang mempunyai kewenangan yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan kegiatan instansi atau departemen yang terkait dalam penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya. Penegakan hukum terhadap perkembangan tindak pidana narkotika dengan modus operandi dan mempergunakan teknologi canggih, harus diantisipasi dengan peningkatan kualitas penegak hukum dan kelengkapan perangkat hukum serta tatanan hukum yang dilandaskan kepada konsep penegak hukum yang tepat juga berdaya guna dan berhasil guna yang mengutamakan kepentingan untuk melindungi masyarakat nasional, bahkan Internasional. 7. HABILITASI PENGGUNA NARKOBA A. rehabilitasi a. Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi), tahap ini pecandu diperiksa seluruh kesehatannya baik fisik dan mental oleh dokter terlatih. Dokterlah yang memutuskan apakah pecandu perlu diberikan obat tertentu untuk mengurangi gejala putus zat (sakau) yang ia derita. Pemberian obat tergantung dari jenis narkoba dan berat ringanya gejala putus zat. Dalam hal ini dokter butuh kepekaan, pengalaman, dan keahlian guna memdeteksi gejala kecanduan narkoba tersebut. b. Tahap rehabilitasi nonmedis, tahap ini pecandu ikut dalam program rehabilitasi. Di Indonesia sudah di bangun tempat-tempat rehabilitasi, sebagai contoh di bawah BNN adalah tempat rehabilitasi di daerah Lido (Kampus Unitra), Baddoka (Makassar), dan Samarinda. Di tempat rehabilitasi ini, pecandu menjalani berbagai program diantaranya program therapeutic communities (TC), 12 steps (dua belas langkah, pendekatan keagamaan, dan lain-lain. c. Tahap bina lanjut (after care), tahap ini pecandu diberikan kegiatan sesuai dengan minat dan bakat untuk mengisi kegiatan sehari-hari, pecandu
  • 9. dapat kembali ke sekolah atau tempat kerja namun tetap berada di bawah pengawasan. Dalam penanganan pecandu narkoba, di Indonesia terdapat beberapa metode terapi dan rehabilitasi yang digunakan yaitu : B. Cold turkey; artinya seorang pecandu langsung menghentikan penggunaan narkoba/zat adiktif. Metode ini merupakan metode tertua, dengan mengurung pecandu dalam masa putus obat tanpa memberikan obat-obatan. Setelah gejala putus obat hilang, pecandu dikeluarkan dan diikutsertakan dalam sesi konseling (rehabilitasi nonmedis). Metode ini bnayak digunakan oleh beberapa panti rehabilitasi dengan pendekatan keagamaan dalam fase detoksifikasinya. C. Terapi substitusi opioda hanya digunakan untuk pasien-pasien ketergantungan heroin (opioda). Untuk pengguna opioda hard core addict (pengguna opioda yang telah bertahun-tahun menggunakan opioda suntikan), pecandu biasanya mengalami kekambuhan kronis sehingga perlu berulang kali menjalani terapi ketergantungan. Kebutuhan heroin (narkotika ilegal) diganti (substitusi) dengan narkotika legal. Beberapa obat yang sering digunakan adalah kodein, bufrenorphin, metadone, dan nalrekson. Obat-obatan ini digunakan sebagai obat detoksifikasi, dan diberikan dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan pecandu, kemudian secara bertahap dosisnya diturunkan. Keempat obat di atas telah banyak beredar di Indonesia dan perlu adanya kontrol penggunaan untuk menghindari adanya penyimpangan/penyalahgunaan obat-obatan ini yang akan berdampak fatal. D. Therapeutic community (TC) metode ini mulai digunakan pada akhir 1950 di Amerika Serikat. Tujuan utamanya adalah menolong pecandu agar mampu kembali ke tengah masyarakat dan dapat kembali menjalani kehidupan yang produktif. Program TC, merupakan program yang disebut Drug Free Self Help Program. program ini mempunyai sembilan elemen yaitu partisipasi aktif, feedback dari keanggotaan, role modeling, format kolektif untuk perubahan pribadi, sharing norma dan nilai-nilai, struktur & sistem, komunikasi terbuka, hubungan kelompok dan penggunaan terminologi unik. Aktivitas dalam TC akan menolong peserta belajar mengenal dirinya melalui lima area pengembangan kepribadian, yaitu manajemen perilaku, emosi/psikologis, intelektual & spiritual, vocasional dan pendidikan, keterampilan untuk bertahan bersih dari narkoba.
  • 10. E. Metode 12 steps di Amerika Serikat, jika seseorang kedapatan mabuk atau menyalahgunakan narkoba, pengadilan akan memberikan hukuman untuk mengikuti program 12 langkah. Pecandu yang mengikuti program ini dimotivasi untuk mengimplementasikan ke 12 langkah ini dalam kehidupan sehari-hari
  • 11. BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN Narkoba adalah obat obatan terlarang yang jika dikonsumsi mengakibatkan kecanduan dan jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian. Narkoba pun ada berbagai jenis seperti: heroin, ganja, putaw, kokain, sabu-sabu,dan alkoholpun termasuk dalam golongan narkoba. Manfaat yang dirasakan hanyalah sesaat. Tapi mudhorotnya jelas banyak sekali. Banyak organ tubuh menjadi rusak. palagi bila pakai obat bius. Dalah-salah pada saat operasi (karena suatu kejadian) bakal tak mampu lagi bius bagi para penggunanya. Yang pasti biaya untuk bisa mengkonsumsi barang-barang haram itu, sangatlah mahal. Salah-salah bisa masuk bui, kalau ketangkep aparat. 2. SARAN Diharapkan setelah penulis menyusun makalah ini masyarakat sadar akan bahayanya mengkonsumsi narkoba dan menyalah gunakan narkoba. Karena jika salah seorang sudah menggunakan narkoba dan kecanduan, orang tersebut akan mengalami jantung yang berdebar-debar, mering menguap, mengeluarkan air mata berlebihan, mengeluarkan keringat berlebihan, mengalami nyeri kepala, mengalami nyeri/nilu sendi-sendi.
  • 12. DAFTER PUSTAKA Wikipedia. 2010. “Narkoba” (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba. diakses tanggal 12 Desember 2010, pukul 10:19 ) BNK Samarinda. 2007. “Faktor dan Akibat NArkoba” (online), (http://bnk.samarinda.go.id/index.php?q=faktor-akibat-narkoba. diakses tanggal 13 Desember 2010, pukul 21:49)
  • 13. MAKALAH PENJASKES NARKOBA DAN PSIKOTROPIKA Di susun Oleh : Lilis Putri Sejati Indah Lestari X MIA 6 SMA NEGERI 1 RAHA Tahun Pelajaran