Muhammadiyah didirikan pada tahun 1912 sebagai gerakan pembaharuan Islam yang berfokus pada pemurnian ajaran agama sesuai Alquran dan sunnah serta menolak tahayul, bid'ah dan khurafat. Gerakan ini didirikan KH. Ahmad Dahlan untuk membersihkan Islam dari pengaruh Hindu-Buddha dan memodernisasi masyarakat menuju masa depan. Muhammadiyah berupaya mengembalikan pelaksanaan agama sesuai teladan Nabi melalui organis
Epistemologi sering juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). Epistemologi lebih memfokuskan kepada makna pengetahuan yang berhubungan dengan konsep, sumber, dan kriteria pengetahuan, jenis pengetahuan, dan lain sebagainya.
Epistemologi sering juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). Epistemologi lebih memfokuskan kepada makna pengetahuan yang berhubungan dengan konsep, sumber, dan kriteria pengetahuan, jenis pengetahuan, dan lain sebagainya.
Korupsi di Indonesia sudah ‘membudaya’ sejak dulu, sebelum dan sesudah kemerdekaan, di era Orde Lama, Orde Baru, berlanjut hingga era Reformasi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas korupsi, namun hasilnya masih jauh panggang dari api. Periodisasi korupsi di Indonesia secara umum dapat dibagi dua, yaitu periode pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan
Membahas lebih lengkap mengenai apa itu ibadah maliyah, yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, dengan 9 contoh yang bisa diterapkan untuk mendapat ridho dari Allah SWT.
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
slide ini dibuat untuk memenuhi tugas presentasi agama islam dan diperuntukkan kepada para pelajar yang sedang mencari dan memperbanyak pengetahuan tentang agama islam. semoga bermanfaat untuk kita.
by mahasiswa yang masih dalam proses belajar, mahasiswa semester awal perguruan tinggi negri yang berada di kota surakarta.
Korupsi di Indonesia sudah ‘membudaya’ sejak dulu, sebelum dan sesudah kemerdekaan, di era Orde Lama, Orde Baru, berlanjut hingga era Reformasi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas korupsi, namun hasilnya masih jauh panggang dari api. Periodisasi korupsi di Indonesia secara umum dapat dibagi dua, yaitu periode pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan
Membahas lebih lengkap mengenai apa itu ibadah maliyah, yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, dengan 9 contoh yang bisa diterapkan untuk mendapat ridho dari Allah SWT.
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
slide ini dibuat untuk memenuhi tugas presentasi agama islam dan diperuntukkan kepada para pelajar yang sedang mencari dan memperbanyak pengetahuan tentang agama islam. semoga bermanfaat untuk kita.
by mahasiswa yang masih dalam proses belajar, mahasiswa semester awal perguruan tinggi negri yang berada di kota surakarta.
Paham radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis, sikap ekstrim dalam aliran politik.
Pengertian dan urgensi muhammadiyah sebagai gerakan tajdid dan purifikasi
1. Pengertian dan Urgensi Muhammadiyah Sebagai Gerakan Tajdid dan Purifikasi
A. Pengertian
Pengertian Muhammadiyah adalah organisasi gerakan Islam yang didirikan oleh kyai haji
Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1303 hijrah, atau bertepatan dengan
tanggal 18 November 1912 Masehi. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam,dakwah amar
ma’ruf nahi munkar dan tajdid,bersumber pada Alquran dan sunnah. Maksud dan tujuan
Muhammadiyah ialah menegakan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sesuai dengan gagasan dan pemikiran dahlan,
Muhammadiyah merupakan organisasi sebagai alat bagi kepentingan penyebarluasan ajaran
agama Islam di daerah karesidenan Yogyakarta. Dari situlah disebutkan bahwa Muhammadiyah
sejak awal merupakan organisasi gerakan keagamaan.
B. Latar Belakang
Dua faktor yang melandasi atau yang menjadi latar belakang berdirinya Muhammadiyah yaitu
faktor internal dan eksternal. Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang berkaitan
dengan kondisi keagamaan kaum muslimin di Indonesia sendiri yang karena berbagai sebab telah
menyimpang dari ajaran Islam yang benar. Faktor eksternal adalah faktor yang berkaitan dengan:
(a) politik Islam Belanda terhadap kaum muslimin di Indonesia; dan (b) pengaruh ide dan
gerakan pembaharuan Islam dari Timur Tengah.
a. Faktor Internal
Kondisi kehidupan keagamaan kaum muslimin di Indonesia secara historis tidak bisa dipisahkan
dari latar belakang sejarah masuknya Islam di Indonesia. Sebelum Islam datang, terlebih dahulu
di Indonesia sudah bercokol agama Hindu dan Budha, yang cukup berpengaruh juga dalam
mewarnai kerohanian penduduk Indonesia, terbukti dengan berdirinya beberapa kerajaan yang
berlatar belakang agama Hindu atau Budha. Kemudian Islam datang pada abad VII atau 8
Masehi. Islam masuk Indonesia dibawa oleh saudagar-saudagar dari Gujarat. Proses islamisasi
berjalan tidak merata di beberapa daerah di Indonesia, tergantung apakah pengaruh Hindu-Budha
di daerah itu kuat atau lemah. Perkembangan Islam di daerah tersebut tergantung dari
penyesuaian diri dengan tradisi lama yang berasal dari kepercayaan asli dan pengaruh Hindu-
Budha. Dalam masyarakat Jawa, kondisi kehidupan keagamaan umat Islam secara historis
2. dipengaruhi oleh budaya keagamaan sebelumnya. Agama Hindu dan Budha adalah warisan
budaya yang sangat kuat di masyarakat Jawa. Perilaku keagamaan Jawa, khususnya di daerah
pedalaman masih kental dengan budaya sinkritisme, yakni pencampuradukan dari berbagai
unsur nilai agama. Lebih-lebih, ada sebagian masyarakat Jawa masih memistikkan sesuatu
(tahayyul dan khurafat) yang dianggap memiliki kekuatan supranatual. Di samping itu, sebagain
umat Islam juga sering menambah-nambahi dalam masalah ibadah atau yang disebut bid'ah,
yakni praktek keagamaan yang tidak ada dasarnya yang jelas baik dari al-qur'an maupun as-
sunnah. Keyakinan inilah yang membuat Muhammadiyah benar-benar tertantang untuk
melakukan pemahaman keagamaan yang lurus dan benar sesuai doktrin Islam yang
sesungguhnya.
b. Faktor Eksternal
i. Politik Islam Belanda terhadap Kaum Muslimin di Indonesia
Politik Islam belanda yang didasarkan pada konsep Snouck Hurgronje sangat bermusuhan
kepada Islam dan umat Islam Indonesia. Pemerintah kolonial Belanda berpendapat bahwa
gerakan Islam sangat membahayakan dirinya. Adapun realisasi politik Islam Belanda antara lain
dalam bentuk pembatasan-pembatasan kepada setiap aktivitas- aktivitas kaum muslimin, seperti
dilarangnya kaum muslimin mendirikan organisasi politik, disensornya penerbitan yang datang
dari luar, dan dibatasinya jama’ah haji indonesia ketanah suci. Tetapi pembatasan – pembatasan
dalam politik Islam belanda ini tidak ada gunanya.
ii. Pengaruh ide dan gerakan pembaharuan
Diantara faktor eksternal, pengaruh ide dan gerakan pembaharuan Islam di Indonesia dari Timur
Tengah sangat penting, yaitu yang berasal dari Mekah dan kairo. Pengaruh Mekah masuk ke
Indonesia melalui orang-orang Indonesia yang naik haji. Selama mereka di Mekah, mereka
mempelajari Islam dengan memperdalam beberapa aspek ajaran Islam terutama fikih. Jadi
mereka biasanya tinggal selama beberapa tahun lamanya. Khususnya tentang hajinya K.H
Ahmad Dahlan ke tanah suci dan tinggal disana untuk studi Islam beberapa tahun, menjadikan
beliau terbiasa dengan ide pembaharuan. Pengamatan langsung terhadap daerah pusat Islam,
yaitu Mekah, akhirnya mendorong K.H Ahmad Dahlan untuk mendirikan gerakan pembaharuan
Islam Indonesia, yaitu Muhammadiyah. Secara umum ciri suatu gerakan keagamaan terletak
motivasi utama yang mendorong munculnya pergerakan melalui diri pemimpinnya. Gerakan
3. Islam yang bercorak pembaharuan pada umumnya akan selalu menyatakan bahwa sumber utama
motivasi adalah pemahaman.
C. Pembaharuan (tajdid) dan Pemurnian (purifikasi) Ajaran Agama
a. Gagasan Pembaharuan (tajdid) Islam
Satu ciri yang cukup menonjol dalam gerakan Muhammadiyah adalah gerakan purifikasi
(pemurnian) dan modernisasi ( pembaharuan) atau dalam bahasa arab “tajdid” keduanya
memiliki perbedaan yang cukup mendasar. Pada mulanya, Muhammadiyah dikenal dengan
gerakan purifikasi, yaitu kembali kepada semangat dan ajaran Islam yang murni dan
membebaskan umat Islam dari Tahayul, Bid'ah dan Khurafat. Cita-cita dan gerakan
pembaharuan yang dipelopori Muhammadiyah sendiri sebenarnya menghadapi konteks
kehidupan keagamaan yang bercorak ganda, sinkretik dan tradisional. Sebagai sebuah gerakan
sosial keagamaan, Muhammadiyah mempunyai ciri khusus dengan yang lain, tetapi ciri tersebut
dibuat bukan atas dasar teoritik belaka, melainkan berpijak pada proses yang sesuai dengan
lingkungan dan budaya masyarakat. Meskipun Muhammadiyah melakukan purifikasi
keagaaman, namun Muhammadiyah dalam waktu yang bersamaan sangat menyadari
ketergantungan pada lingkungan sosial-budaya di tempat Muhammadiyah berada.
Muhammadiyah tercermin dari 2 hal yaitu : 1) bentuk keteladanan seorang pemimpin yang
simpatik, 2) pemikiran pembaharuan Islam yang disebarluaskan oleh Muhammadiyah dalam
bentuk amal nyata dengan tindakan yang moderat. Dalam Muhammadiyah, purifikasi adalah
gerakan pembaharuan untuk memurnikan agama dari syirk yang pada dasarnya merupakan
rasionalisasi yang berhubungan dengan ide mengenai transformasi sosial dari masyarakat agraris
ke masyarakat industrial, atau masyarakat tradisional ke masyarakat modern. Dilihat dari segi ini
sangat jelas bahwa Muhammadiyah telah memberikan suatu ideologi baru dengan suatu
pembenaran teologi industrial, dan modern. Tampaknya Muhammadiyah memang
mengidentifikasi diri untuk cita-cita semacam itu. Upaya Muhammadiyah untuk melakukan
persiapan ke arah transformasi itu misalnya adalah dengan melepaskan beban-beban kultural
yang sampai sejauh itu dianggap dapat menghambat kemajuan. Usaha pemurnian agama untuk
membersihkan Islam dari praktek-praktek syirk, takhayul, bid'ah dan khurafat, merupakan bukti
yang menjelaskan itu.Muhammadiyah berusaha mendongkel budaya Islam sinkritik dan Islam
tradisional sekaligus, dengan menawarkan sikap keagamaan. Gerakan "pemurnian" (purifikasi)
berarti rasionalisasi yang menghapus sumber-sumber budaya lama untuk digantikan budaya
4. baru, atau menggantikan tradisi lama dengan etos yang baru. Muhammadiyah tampak sekali
dengan sadar melakukan berbagai upaya pembaharuan demi mencapai cita-cita transformasi
sosialnya. Perlu digaris bawahi terlebih dahulu di sini bahwa program purifikasi adalah ciri yang
cukup menonjol dari Persyarikatan Muhammadiyah generasi awal, dan hingga sampai saat
sekarang ini. Namun harus disadari pula bahwa program purifikasi memang lebih terfokus pada
aspek aqidah. Pemberantasan TBC (Takhayul, Bid'ah dan Churafat) merupakan respon konkrit
Muhammadiyah terhadap Budaya setempat yang dianggap menyimpang dari aturan aqidah
islamiyah. Bahwa sesuatu yang berbau mistik harus dijauhkan dari sikap umat Islam keseharian
dengan cara mengubah sesuatu yang berasal dari sufisme menjadi akhlak. Gerakan purifikasi
Muhammadiyah sampai saat ini masih melakukan penguatan dan penyadaran terhadap pola
kehidupan manusia. Gerakan yang tidak kalah pentingnya adalah penajaman tauhid. Karena
formulasi tauhid adalah terletak pada realitas sosial. Apapun bentuknya, tauhid menjadi titik
sentral dalam melandasi dan mendasari aktivitas. Tauhid harus diterjemahkan ke dalam
realitas historis-empiris. Ajaran agama harus diberi tafsir baru yang lebih konstektual dan
elaboratif sesuai dengan konteks ruang dan waktu. Tauhid harusnya dapat menjawab semua
problematika kehidupan modernitas, dan merupakan senjata pamungkas yang mampu
memberikan alternatif baru yang lebih anggun dan segar. Jadi, tujuannya adalah memberikan
perubahan terhadap masyarakatnya. Perubahan itu didasarkan pada cita-cita profetik yang
diderivasikan dari misi historis sebagaimana tertera dalam surat Ali Imran ayat 110, Engkau
adalah umat terbaik yang diturunkan di tengah manusia untuk menegakkan kebaikan, mencegah
kemungkaran dan beriman kepada Allah. Gerakan di atas jelas nyata-nyata menjadi bidang garap
Muhammadiyah, lebih-lebih dalam mengahadapi tantangan era global. Arus budaya yang
dihadapi Muhammadiyah tempo dulu dengan sekarang jauh lebih berbeda. Sehingga tantangan
yang harus dihadapi sekarang adalah memperkuat basis keagamaan yang didukung oleh nilai-
nilai sosial-religius.
Salah satu tantangan global adalah tingginya tingkat kompetitif (persaingan) disemua sisi
kehidupan. Untuk itu Muhammadiyah perlu memperkokoh basis iptek dan imtaknya.
Sebagaimana sejak awal Muhammadiyah sangat getol dengan dunia pendidikan. Letak semangat
purifikasinya adalah meluruskan iptek yang sesuai dengan cita-cita dan misi Muhammadiyah
khususnya, dan umat manusia pada umumnya. Kerja keras dan etos keilmuan warga
persyarikatan yang menyatu dalam etos keagamaan umat sangat diperlukan. Pencapaian
5. kemampuan iptek yang membutuhkan sikap mental dan pandangan hidup yang menggaris
bawahi kenyataan bahwa aktivitas keilmuan bukannya berada di luar kesadaran keagamaan.
b. Gagasan Pemurnian (purifikasi) Islam
Gagasan dasar berdirinya Muhammadiyah tidak dapat dilepaskan dari tumbuhnya pemahaman
untuk melaksanakan ajaran Islam menurut ajaran nabi Muhammad pada diri Dahlan. Karena itu
maka Dahlan dengan Muhammadiyah berusaha mengembalikan pelaksanaan agama Islam sesuai
dengan contoh nabi dengan cara ittiba’. Dengan gagasan demikian, maka Muhammadiyah
melakukan usaha purifikasi keagamaan. Menurut keyakinan Muhammadiyah, Islam yang murni
adalah keyakinan dan amal keagamaan yang hanya berdasarkan Al-quran dan sunah nabi. Selain
kedua sumber itu, maka tidak lagi ada sumber lain yang diterima, karena penerimaan atau
pengakuan akan amal beragama dengan sumber tambahan akan menjerumuskan umat kedalam
kegiatan bid’ah,khurafat atau mungkin terperosok kedalam perbuatan syirik.
Usaha Muhammadiyah bagi pemurniaan Islam itu menggunakan alat organisasi dan
kepemimpinan yang mementingkan keutamaan, keikhlasan, dan pertanggung jawaban dunia
akhirat. Pentingnya organisasi dan kepemimpinan itu karena tidak ada lagi nabi penyiar agama
sesudah kenabian Muhammad. Jadi dengan demikian karena nabi Muhammad diyakini sebagai
nabi penghabisan, maka untuk mencapai terwujudnya masyarakat yang dicita-citakan oleh
diturunkannya agama Islam yang murni hanya akan diwujudkan dengan adanya beberapa
persyaratan antara lain adanya “ pimpinan dengan pengorganisasian yang rapi ”. dengan adanya
2 hal tersebut purifikasi dan kepimpinan organisasi, maka dalam pembaharuan gagasan-
gagasannya tentang keagamaan Muhammadiyah mempunyai spesifikasi karena dalam tema
idenya mempunyai dua elemen: pertama, persepsi bahwa kebanyakan umat Islam masih belum
menyadari kebenaran arti dan nilai ajaran Islam, apalagi menjalankan kewajibannya; kedua,
didorong oleh persepsi tersebut, maka muncul keyakinan bahwa menegakkan Islam merupakan
suatu panggilan, dan Muhammadiyah menjawab panggilan tersebut secara kolektif.
Daftar Pustaka
Arifin, MT. 1987. Gagasan Pembaharuan Muhammadiyah dalam Pendidikan. Jakarta: Dunia
Pustaka Jaya.
6. Tatapangarsa, Humaidi, H, Drs. 2000. Pembaharuan Islam Konsep, Pemikiran, dan Gerakan.
Malang: Bagian Pengajaran AIK UMM.
Mujtahid. “Gerakan Pemikiran Muhammadiyah: antara Purifikasi dan Modernisasi”.
http://www.uinmalang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2391:ge akan-
pemikiran-muhammadiyah-antara-purifikasi-dan-modernisasi&catid=35:artikel-
dosen&Itemid=210 (diakses tanggal 27 Oktober 2011).