Laporan Hasil Kajian Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu di Lokasi Usulan Hutan Ce...Sani Saragih
Laporan Riset Hasil Hutan Bukan Kayu dilokasi Usulan Hutan Desa Cenaku Bersama, Kec.Kuala Cenaku, Kab.Indragiri Hulu, Riau.
Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif perlindungan dan akses pengelolaan sumber daya hutan berbasis masyarakat.
Yayasan Mitra Insani melalui dukungan dari Siemenpuu Foundation, mendorong masyarakat desa sekitar kawasan SM.Kerumutan, untuk bisa mendapatkan manfaat atas hutan. Regulasi yang dikeluarkan pemerintah melalui Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, telah mengakomodir keinginan itu dengan mengatur sedemikian rupa dalam Peraturan Menteri LHK Nomor. P.83/2016 tentang Perhutanan Sosial. Atas dasar peluang ini, YMI bersama dengan masyarkat menyepakati skema usulan bersama 5 desa di kecamatan Kuala Cenaku (Desa Tambak, Pulau Gelang, Sukajadi, Pulau Jumat dan Tanjung sari) dalam bentuk Hutan Desa. Dan usulan tersebut sudah diajukan ke KLHK pada bulan Februari 2017, yang lalu.
Dampak Perubahan Iklim terhadap Tanaman menjadi salah satu bahasan dalam memahami bagaimana berbudidaya tanaman dengan baik.
Memahami kompleks sistem dalam budidaya tanaman akan membantu kita mendekati teks-teks alam dengan seksama dan lebih mudah, salah satunya dengan mengetahui pakem-pakem alam.
Pranata Mangsa, perubahan iklim global, el nino, la nina adalah informasi yang baik untuk kita ketahui agar kita tepat dalam memahami budidaya.
banjir dimana2, kekeringan dmana2.... dan bagaimana mengatasinya...adalah problem manusia saat ini.. maka, pengenalan dampak perubahan iklim ini terhadap tanaman akan menguatkan masing-masing kita untuk membudidayakan tanaman dengan lebih arif dan cerdas.
Meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik dan menjaga pemanfaatan pupuk organik secara rutin dan terpadu pada lahan dan daun tanaman, meningkatkan efektifitas lahan dalam produksi dengan drip irigation di musim kering panjang dan sistem budidaya vertikultur adalah alat-alat terbaik saat ini.
Pada saatnya, kita bisa mewariskan hal-hal baik bagi anak cucu kita....
Laporan Hasil Kajian Potensi Hasil Hutan Bukan Kayu di Lokasi Usulan Hutan Ce...Sani Saragih
Laporan Riset Hasil Hutan Bukan Kayu dilokasi Usulan Hutan Desa Cenaku Bersama, Kec.Kuala Cenaku, Kab.Indragiri Hulu, Riau.
Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif perlindungan dan akses pengelolaan sumber daya hutan berbasis masyarakat.
Yayasan Mitra Insani melalui dukungan dari Siemenpuu Foundation, mendorong masyarakat desa sekitar kawasan SM.Kerumutan, untuk bisa mendapatkan manfaat atas hutan. Regulasi yang dikeluarkan pemerintah melalui Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, telah mengakomodir keinginan itu dengan mengatur sedemikian rupa dalam Peraturan Menteri LHK Nomor. P.83/2016 tentang Perhutanan Sosial. Atas dasar peluang ini, YMI bersama dengan masyarkat menyepakati skema usulan bersama 5 desa di kecamatan Kuala Cenaku (Desa Tambak, Pulau Gelang, Sukajadi, Pulau Jumat dan Tanjung sari) dalam bentuk Hutan Desa. Dan usulan tersebut sudah diajukan ke KLHK pada bulan Februari 2017, yang lalu.
Dampak Perubahan Iklim terhadap Tanaman menjadi salah satu bahasan dalam memahami bagaimana berbudidaya tanaman dengan baik.
Memahami kompleks sistem dalam budidaya tanaman akan membantu kita mendekati teks-teks alam dengan seksama dan lebih mudah, salah satunya dengan mengetahui pakem-pakem alam.
Pranata Mangsa, perubahan iklim global, el nino, la nina adalah informasi yang baik untuk kita ketahui agar kita tepat dalam memahami budidaya.
banjir dimana2, kekeringan dmana2.... dan bagaimana mengatasinya...adalah problem manusia saat ini.. maka, pengenalan dampak perubahan iklim ini terhadap tanaman akan menguatkan masing-masing kita untuk membudidayakan tanaman dengan lebih arif dan cerdas.
Meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik dan menjaga pemanfaatan pupuk organik secara rutin dan terpadu pada lahan dan daun tanaman, meningkatkan efektifitas lahan dalam produksi dengan drip irigation di musim kering panjang dan sistem budidaya vertikultur adalah alat-alat terbaik saat ini.
Pada saatnya, kita bisa mewariskan hal-hal baik bagi anak cucu kita....
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Efusi pleura adalah akumulasi cairan yang berlebihan pada rongga pleura, cairan tersebut mengisi ruangan yang mengelilingi paru. Cairan dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu pernapasan dengan membatasi peregangan paru selama inhalasi.
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapatnya cairan pleura dalam jumlah yang berlebihan di dalam rongga pleura, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran cairan pleura. Dalam keadaan normal, jumlah cairan dalam rongga pleura sekitar 10-200 ml. Cairan pleura komposisinya sama dengan cairan plasma, kecuali pada cairan pleura mempunyai kadar protein lebih rendah yaitu <1,5 />< 30mm.
Diantara celah-celah sel ini terdapat sel limfosit
Di bawah sel-sel mesothelial ini terdapat endopleura yang berisi fibrosit dan histiosit
Di bawahnya terdapat lapisan tengah berupa jaringan kolagen dan serat-serat elastik
Lapisan terbawah terdapat jaringan interstitial subpleura yang banyak mengandung pembuluh darah kapiler dari a. Pulmonalis dan a. Brakhialis serta pembuluh limfe
Menempel kuat pada jaringanparu
Fungsinya. untuk mengabsorbsi cairan. Pleura
• Pleura parietalis
Jaringan lebih tebal terdiri dari sel-sel mesothelial dan jaringan ikat (kolagen dan elastis)
Dalam jaringan ikat tersebut banyak mengandung kapiler dari a. Intercostalis dan a. Mamaria interna, pembuluh limfe, dan banyak reseptor saraf sensoris yang peka terhadap rasa sakit dan perbedaan temperatur. Keseluruhan berasal n. Intercostalis dinding dada dan alirannya sesuai dengan dermatom dada
Mudah menempel dan lepas dari dinding dada di atasnya
Fungsinya untuk memproduksi cairan pleura
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini mengenai gangguan pernapasan yang berjudul` EFUSI PLEURA`.adalah mengetahui patofisiologi dari penyakit pernapasan tersebut.
C. Rumusan Permasalahan
• Untuk mengetahui pengertian efusi pleura
• Untuk mengetahui etiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui manifestasi efusi pleura
• Untuk mengetahui patofisiologi efusi pleura
• Untuk mengetahui diagnosis efusi pleura
• Untuk mengetahui pengobatan(penatalaksaan) efusi pleura
• Untuk meng
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
2. serangan hama cabuk lilin pada pohon pinus di KPH Bandung
Utara
Suatu pohon disebut berpenyakit
apabila pada pohon itu terjadi
perubahan proses fisiologis yang
disebabkan oleh faktor-faktor
penyebab penyakit sehingga jelas
ditunjukan adanya gejala (simptom).
Gejala yang dimaksud disini dalah
kelainan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang ditunjukan
oleh pohon atau tanaman.
Definisi Ilmu Penyakit Hutan adalah
ilmu yang mempelajari hal ikhwal
virus, bakteri, cendawan, dan
tanaman tingkat tinggi yang dapat
menimbulkan kerusakan pada pohon
atau tegakan hutan dan hasil hutan.
3. Tindakan pengendalian hama hutan yang dilakukan dengan cara pemberantasan
hama hutan (Serangga hutan) pada dasarnya merupakan tindakan untuk mengatur populasi
serangga agar tidak menimbulkan kerusakan ekonomis yang berarti dengan cara menekan
atau mencegah naiknya populasi serangga sehingga kerusakan yang ditimbulkannya selalu ada
dalam keadaan yang secara ekonomis tidak berarti.
Pada dasarnya pelaksanaan tindakan penangulangan hama hutan dilakukan tidak
untuk memusnahkan suatu hama, tetapi hanya ditujukan untuk menekan populasi serangga.
Dalam melakukan pengendalian hama harus didasarkan pertimbangan (evaluasi).
Bahwa biaya untuk melakukan penanggulangan harus lebih kecil dari pada nilai kerusakan
yang ditimbulkan atau yang akan ditimbulkan oleh hamanya, baik nilai langsung dari hutan
maupun nilai tidak langsung (nilai estetik, fungsi lindung dan lain-lain).
Bersamaan dengan pertimbangan menyangkut biaya harus diadakan pula
pertimbangan biologis dari serangganya dan pertimbangan teknis dari cara
pemberantasannya.
4. Cara pemberantasan serangga yang dikenal sampai saat
ini ada 2, yaitu :
1. Pemberantasan secara alami
Pemberantasan secara alam terjadi bila penekanan populasi serangga
dilakukan oleh salah satu atau beberapa faktor ekologi dan campur tangan
manusia.
2. Pemberantasan secara buatan
Pemberantasan secara buatan dapat dibagi menjadi :
a. Secara silvikultur
b. Secara fisik mekanik
c. Secara hayati
d. Secara Undang-Undang
e. Penggunaan Insektisida, dll.
5. Pengendalian Penyakit Hutan Diindonesia
Hama dan penyakit yang menyerang pohon biasanya disebabkan karena pola
penanaman masyarakat yang sebagian besar menggunakan sistem monokultur. Salah
satu penyakit yang menyerang pohon pada penanman monokultur di Hutan Rakyat
adalah penyakit karat paru pada pohon sengon.
Serangan penyakit karat puru menyebabkan kerugian yang berakibat pada
penurunan kualitas kayu dan volume produksinya.
Salah satu cara untuk menanggulangi penyakit karat puru ini yaitu dengan
mengembangkan teknik pengendalian hama dan penyakit tanaman yang efektif.
6. Patogen penyebab
penyakit karat
puru pada sengon
adalah jamur
Uromycladium sp.
Dua jenis
Uromycladium
yang diketahui
mengakibatkan
pembentukan
bintil-bintil
dalam jumlah
sangat besar
pada tunas
berkayu dan
bagian-bagian
lain dari pohon
akasia dan albisia
yang
terserang yaitu
U. notabile dan U.
tepperianum.
7. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit karat puru pada tanaman sengon dapat
dilakukan dengan 3 (tiga) tahapan sebagai berikut:
1. Pra Epidemi
Upaya pencegahan pra epidemi dapat dilakukan dengan cara promotif yang meliputi
sosialisasi/diseminasi, penyuluhan cara-cara pencegahan, serta tindakan preventif dengan
menghidari pola tanam monokultur termasuk dalam pengembangan Hutan Rakyat.
2. Epidemi
Dilakukan melalui eradikasi yaitu dengan menebang pohon yang berpenyakit; isolasi
yaitu dengan penjarangan pohon; dan terapi yaitu dengan pengobatan pohon yang terinfeksi.
3. Pasca Epidemi
dengan cara rehabilitasi dan rotasi tanaman pada lahan yang sama, pemuliaan pohon
(benih, bibit unggul tahan penyakit), dan konversi jenis tanaman.