Standar dan penilaian kesesuaian memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi ekonomi, membatasi kegagalan pasar, dan mempromosikan perdagangan. Pendidikan tentang standardisasi penting untuk menciptakan tenaga kerja yang memiliki pemahaman mendalam tentang standar dan mampu mengikuti perkembangan teknologi. Distance learning standardisasi (DLS) dikembangkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya standar melalui pem
Setelah mengikuti bab ini peserta diharapkan mampu menjelaskan bahwa ISO sebagai organisasi standardisasi internasional memahami adanya berbagai metode perhitungan EBS (Economic Benefit of Standards), kemudian mencoba memunculkan sebuah metode universal yang telah disebarluaskan dan diujicobakan di berbagai negara anggotanya.
Materi ini disampaikan saat Benchmarking oleh Pusdiklat Perdagangan di BSN, 13 Januari 2015
cuplikan berita di website BSN: http://bsn.go.id/main/berita/berita_det/5804/BSN-pun-Jadi-Rujukan-Pembelajaran----Diklat-On-Line---#.VLZjzfmydWV
BSN pun Jadi Rujukan Pembelajaran “Diklat On Line”
Kini teknologi telah menjadi “kebutuhan” masyarakat dalam mendukung lini kegiatan pendidikan di Indonesia yang membutuhkan efektivitas dan efisiensi dalam implementasinya, termasuk diantaranya adalah Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan terakhir telah megimplementasikan pendidikan standardisasi dan penilaian kesesuaian berbasis teknologi informasi atau yang dikenal dengan istilah e-learning programme, dan merujuk kepada statistik informasi BSN, dalam periode November 2014 saja telah mampu “memikat” sejumlah 369 pengunjung dengan jumlah total halaman yang disajikan sejumlah 1448 halaman.
Diantara pengunjung tersebut adalah Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Perdagangan yang pada hari Selasa (13/1) “tertarik” untuk berkunjung langsung ke BSN dan sekaligus menjadikan BSN sebagai referensi pembelajaran dalam proses pengembangan e-learning di Kementerian Perdagangan yang berbasis Massive Open Online Courses (MOOCs) yang akan digunakan untuk mendukung program pelatihan Diklat Aparatur dan Diklat Perdagangan.
Konsepsi e-learning dan Regitrasi Online di paparkan oleh Bidang Diklat dan Bidang Sistem Komunikasi Jaringan dan Data BSN, dimana strategi pengembangan konsep tersebut adalah analisa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Selain itu juga ditekankan dalam pembuatan e-learning harus lebih di fokuskan kepada konten tampilan, hal ini dapat membantu lebih menarik calon peserta untuk mengikuti program pelatihan yang kita selenggarakan.
Terlebih yang terpenting dalam pengembangan program ini, adalah penyediaan infrastruktur yang dibutuhkan. Hal ini guna mendukung kinerja sistem pelatihan yang berbasis online. Selain itu juga ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten di bidang IT dan Design. Pengembangan dan perbaikan e-learning dan Registrasi Online sampai saat ini terus dilakukan oleh BSN.
Diakhir kunjungan ini, pimpinan team kunjungan dari Kementerian Perdagangan, Sany, mengharapkan bahwa hasil pertemuan ini dapat menjadi masukan konstruktif bagi Pusdiklat Kemendag dalam pengembangan program meraka, dan merupakan laporan positif kepada pimpinan mereka. (diklat)
Materi ini presentasikan oleh Nur Hidayati dari Dit. PPSPK BSN, disiapkan oleh Haryanto. Dipresentasikan untuk Direktorat Metrologi Kemendag, Pusdiklat Metrologi dan Akademi Metrologi pada hari Rabu, 4 Agustus 2021. Beberapa slide diambil (dan modifikasi) dari Pak Rosiawan (Universitas Surabaya)
Presentasi ini dibawakan oleh Haryanto saat mengisi Webinar Nasional SNI ISO/PAS 45005:2020 yang diselenggarakan ata kerja sama KLT BSN Sumsel dan Himpunan Mahasiswa Kimia UNSRI, pada Sabtu, 24 Juli 2021
Materi ini dibawakan untuk acara Coaching Clinic Virtual Panduan Membuat Masker Kain sesuai SNI pada Rabu, 28 Juli 2021. Diikuti oleh sekitar 150 peserta dari beberapa wilayah di Indonesia, menampilan 2 Role model UMK Masker Kain yakni Baby Finnsass dari Bandung dan Koperasi Bina Masyarakat Batik Tegalan. Acara berlangsung banyak diskusi, yang teknis maupun manajemen. Alhamdulillah banyak respon positif untuk acara ini. Acara disiarkan langsung melalui youtube BSN di https://youtu.be/RaAFq2O3v50
Setelah mengikuti bab ini peserta diharapkan mampu:
1. Menjelaskan bahwa terdapat faktor-faktor biaya dalam penerapan standar, dan penerapan standar memberikan manfaat "tangible‟ dan "intangible‟. Memberikan awareness terhadap
indikator-indikator manfaat, hasil dari penerapan standar.
2. Menjelaskan bahwa penerapan standar memiliki pola yang "terkesan‟ mahal dalam awal penerapannya, namun karena memberikan efektivitas dan efisiensi sehingga dalam jangka
panjang memberikan keuntungan.
Setelah mengikuti bab ini peserta diharapkan mampu menjelaskan bahwa ISO sebagai organisasi standardisasi internasional memahami adanya berbagai metode perhitungan EBS (Economic Benefit of Standards), kemudian mencoba memunculkan sebuah metode universal yang telah disebarluaskan dan diujicobakan di berbagai negara anggotanya.
Materi ini disampaikan saat Benchmarking oleh Pusdiklat Perdagangan di BSN, 13 Januari 2015
cuplikan berita di website BSN: http://bsn.go.id/main/berita/berita_det/5804/BSN-pun-Jadi-Rujukan-Pembelajaran----Diklat-On-Line---#.VLZjzfmydWV
BSN pun Jadi Rujukan Pembelajaran “Diklat On Line”
Kini teknologi telah menjadi “kebutuhan” masyarakat dalam mendukung lini kegiatan pendidikan di Indonesia yang membutuhkan efektivitas dan efisiensi dalam implementasinya, termasuk diantaranya adalah Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan terakhir telah megimplementasikan pendidikan standardisasi dan penilaian kesesuaian berbasis teknologi informasi atau yang dikenal dengan istilah e-learning programme, dan merujuk kepada statistik informasi BSN, dalam periode November 2014 saja telah mampu “memikat” sejumlah 369 pengunjung dengan jumlah total halaman yang disajikan sejumlah 1448 halaman.
Diantara pengunjung tersebut adalah Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Perdagangan yang pada hari Selasa (13/1) “tertarik” untuk berkunjung langsung ke BSN dan sekaligus menjadikan BSN sebagai referensi pembelajaran dalam proses pengembangan e-learning di Kementerian Perdagangan yang berbasis Massive Open Online Courses (MOOCs) yang akan digunakan untuk mendukung program pelatihan Diklat Aparatur dan Diklat Perdagangan.
Konsepsi e-learning dan Regitrasi Online di paparkan oleh Bidang Diklat dan Bidang Sistem Komunikasi Jaringan dan Data BSN, dimana strategi pengembangan konsep tersebut adalah analisa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Selain itu juga ditekankan dalam pembuatan e-learning harus lebih di fokuskan kepada konten tampilan, hal ini dapat membantu lebih menarik calon peserta untuk mengikuti program pelatihan yang kita selenggarakan.
Terlebih yang terpenting dalam pengembangan program ini, adalah penyediaan infrastruktur yang dibutuhkan. Hal ini guna mendukung kinerja sistem pelatihan yang berbasis online. Selain itu juga ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten di bidang IT dan Design. Pengembangan dan perbaikan e-learning dan Registrasi Online sampai saat ini terus dilakukan oleh BSN.
Diakhir kunjungan ini, pimpinan team kunjungan dari Kementerian Perdagangan, Sany, mengharapkan bahwa hasil pertemuan ini dapat menjadi masukan konstruktif bagi Pusdiklat Kemendag dalam pengembangan program meraka, dan merupakan laporan positif kepada pimpinan mereka. (diklat)
Materi ini presentasikan oleh Nur Hidayati dari Dit. PPSPK BSN, disiapkan oleh Haryanto. Dipresentasikan untuk Direktorat Metrologi Kemendag, Pusdiklat Metrologi dan Akademi Metrologi pada hari Rabu, 4 Agustus 2021. Beberapa slide diambil (dan modifikasi) dari Pak Rosiawan (Universitas Surabaya)
Presentasi ini dibawakan oleh Haryanto saat mengisi Webinar Nasional SNI ISO/PAS 45005:2020 yang diselenggarakan ata kerja sama KLT BSN Sumsel dan Himpunan Mahasiswa Kimia UNSRI, pada Sabtu, 24 Juli 2021
Materi ini dibawakan untuk acara Coaching Clinic Virtual Panduan Membuat Masker Kain sesuai SNI pada Rabu, 28 Juli 2021. Diikuti oleh sekitar 150 peserta dari beberapa wilayah di Indonesia, menampilan 2 Role model UMK Masker Kain yakni Baby Finnsass dari Bandung dan Koperasi Bina Masyarakat Batik Tegalan. Acara berlangsung banyak diskusi, yang teknis maupun manajemen. Alhamdulillah banyak respon positif untuk acara ini. Acara disiarkan langsung melalui youtube BSN di https://youtu.be/RaAFq2O3v50
Setelah mengikuti bab ini peserta diharapkan mampu:
1. Menjelaskan bahwa terdapat faktor-faktor biaya dalam penerapan standar, dan penerapan standar memberikan manfaat "tangible‟ dan "intangible‟. Memberikan awareness terhadap
indikator-indikator manfaat, hasil dari penerapan standar.
2. Menjelaskan bahwa penerapan standar memiliki pola yang "terkesan‟ mahal dalam awal penerapannya, namun karena memberikan efektivitas dan efisiensi sehingga dalam jangka
panjang memberikan keuntungan.
Setelah mengikuti bab ini peserta diharapkan mampu menjelaskan Mengulang secara ringkas peran dari standardisasi dan penilaian kesesuaian (infrastruktur mutu) serta Peran Standar dalam Perdagangan dan Ekonomi.
Setelah mengikuti Bab ini peserta diharapkan mampu menjelaskan i teori-teori dan hukum-hukum ekonomi universal yang menjadi landasan perhitungan manfaat ekonom dari standardisasi
Setelah mengikuti bab ini peserta diharapkan mampu menjelaskan contoh-contoh hasil studi atau riset tentang manfaat ekonomi standar/standardisasi yang sudah dilakukan oleh berbagai negara dan Indonesia.
Semoga sukses selalu
Kami SBGBALI.COM merenovasi
Website agar membantu CLIENT.
Untuk itu tolong lengkapi DATAnya
di http://bit.ly/sbgbali
HP/WA 081936537999, Pin 53741b56
Terima kasih
Presentasi ini disampaikan oleh Kepala Badan Standardisasi Nasional, Bapak Prof. Dr. Bambang Prasetya di Seminar Nasional Sertifikasi Halal oleh Sucofindo di Jakarta, 13 Maret 2017
power point ini adalah yang disampaikan oleh peserta latsar pada saat seminar rancangan aktualisasi pelatihan dasar CPNS Gol III kemenristekdikti yang diadakan di pusdiklat kemnaker pada 15 februari 2019
Pendidikan 4.0 (education 4.0) adalah istilah umum yang digunakan oleh para ahli teori Pendidikan untuk menggambarkan berbagai cara untuk mengintegrasikan teknologi cyber baik secara fisik maupun tidak ke dalam pembelajaran. Ini adalah lompatan dari Pendidikan 3.0 (efucation 3.0) yang menurut Je} Borden, Education 3.0 mencakup pertemuan ilmu saraf, psikologi kognitif, dan teknologi pendidikan, menggunakan teknologi digital dan mobile berbasis web, termasuk aplikasi, perangkat keras dan perangkat lunak, dan “hal lain dengan e di depannya. Pendidikan 4.0 jauh diatas hal tersebut dan dalam beberapa hal, pendidikan 4.0 adalah fenomena yang merespons kebutuhan munculnya revolusi industri keempat (4 IR) atau (RI 4) dimana manusia dan mesin diselaraskan untuk mendapatkan solusi, memecahkan masalah dan tentu saja menemukan kemungkinan inovasi baru.
Revolusi Industri Keempat (4IR) diumumkan di Davos pada tahun 2016, berbagai elemen terkait dengan dimensi baru ini telah berlangsung selama hampir satu dekade. Istilah ini mendapat publisitas luas ketika Kanselir Jerman Angela Merkel disorot di Hanover Fair pada tahun 2011, kemunculan Industri 4.0 membuat manufaktur Jerman lebih kompetitif
Power point ini disampaikan pada saat seminar laporan aktualisasi di Pusdiklat Kemnaker pada tanggal 2 April 2019.
Merupakan rangkaian dari pelatihan dasar CPNS Gol III Kemenristekdikti
Setelah mengikuti bab ini peserta diharapkan mampu menjelaskan Mengulang secara ringkas peran dari standardisasi dan penilaian kesesuaian (infrastruktur mutu) serta Peran Standar dalam Perdagangan dan Ekonomi.
Setelah mengikuti Bab ini peserta diharapkan mampu menjelaskan i teori-teori dan hukum-hukum ekonomi universal yang menjadi landasan perhitungan manfaat ekonom dari standardisasi
Setelah mengikuti bab ini peserta diharapkan mampu menjelaskan contoh-contoh hasil studi atau riset tentang manfaat ekonomi standar/standardisasi yang sudah dilakukan oleh berbagai negara dan Indonesia.
Semoga sukses selalu
Kami SBGBALI.COM merenovasi
Website agar membantu CLIENT.
Untuk itu tolong lengkapi DATAnya
di http://bit.ly/sbgbali
HP/WA 081936537999, Pin 53741b56
Terima kasih
Presentasi ini disampaikan oleh Kepala Badan Standardisasi Nasional, Bapak Prof. Dr. Bambang Prasetya di Seminar Nasional Sertifikasi Halal oleh Sucofindo di Jakarta, 13 Maret 2017
power point ini adalah yang disampaikan oleh peserta latsar pada saat seminar rancangan aktualisasi pelatihan dasar CPNS Gol III kemenristekdikti yang diadakan di pusdiklat kemnaker pada 15 februari 2019
Pendidikan 4.0 (education 4.0) adalah istilah umum yang digunakan oleh para ahli teori Pendidikan untuk menggambarkan berbagai cara untuk mengintegrasikan teknologi cyber baik secara fisik maupun tidak ke dalam pembelajaran. Ini adalah lompatan dari Pendidikan 3.0 (efucation 3.0) yang menurut Je} Borden, Education 3.0 mencakup pertemuan ilmu saraf, psikologi kognitif, dan teknologi pendidikan, menggunakan teknologi digital dan mobile berbasis web, termasuk aplikasi, perangkat keras dan perangkat lunak, dan “hal lain dengan e di depannya. Pendidikan 4.0 jauh diatas hal tersebut dan dalam beberapa hal, pendidikan 4.0 adalah fenomena yang merespons kebutuhan munculnya revolusi industri keempat (4 IR) atau (RI 4) dimana manusia dan mesin diselaraskan untuk mendapatkan solusi, memecahkan masalah dan tentu saja menemukan kemungkinan inovasi baru.
Revolusi Industri Keempat (4IR) diumumkan di Davos pada tahun 2016, berbagai elemen terkait dengan dimensi baru ini telah berlangsung selama hampir satu dekade. Istilah ini mendapat publisitas luas ketika Kanselir Jerman Angela Merkel disorot di Hanover Fair pada tahun 2011, kemunculan Industri 4.0 membuat manufaktur Jerman lebih kompetitif
Power point ini disampaikan pada saat seminar laporan aktualisasi di Pusdiklat Kemnaker pada tanggal 2 April 2019.
Merupakan rangkaian dari pelatihan dasar CPNS Gol III Kemenristekdikti
SNI dan UKM (INdonesia National Standard) and SME's. This paper presented on SME's gathering in Palembang, Feb 21, 2019. Cooperation with National Madani Ventura (PNM) to enhance SME's (especially food) in implementing SNI
This topic presented in the 1st GCC (Council for Gulf Countries) for Education Standardization at Doha, 8-9 December 2015. Presented by Dewi Odjar Ratna Komala, Deputy Chairman for Information and Promotion of Standardization, National Standardization Agency of Indonesia
Materi dipresentasikan saat pertemuan dengan para akademisi dari Yogyakarta dan Surakarta (UGM, UII, AJY, Un. Muhammadiyah Magelang, dan UNS) di Warung Raminten, Jalan Kaliurang, Sleman Yogyakarta, pukul 15 Desember 2014
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan mikro dan makro ekonomi serta manfaat standar dalam perdagangan dan dalam menanggapi isu global (eg. climate change, social security). Subbab ini berisi:
1. Mikro ekonomi
2. Makro ekonomi
3. Manfaat standar dalam perdagangan dan dalam menanggapi isu global
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan makna dan prinsip-prinsip metrologi dan penilaian kesesuaian dalam penerapan standar. Subbab ini berisi:
1. Metrologi
2. Akreditasi
3. Sertifikasi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan sistem penerapan standar dan regulasi teknis. Subbab terdiri dari:
1. Prinsip dasar penerapan standar (voluntary dan mandatory)
2. Infrastruktur penerapan standar (kelembagaan & keterkaitannya)
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan proses pengembangan standar. Subbab terdiri atas:
1. Proses perumusan standar (lanjutan)
2. Substansi standar (contoh : produk, metode uji, proses)
3. Pemeliharaan standar
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan anatomi standar dan prinsip dasar pengembangan standar. Subbab ini membahas:
1. Prinsip dasar
2. Anatomi standar
3. Proses perumusan standar (termasuk harmonisasi standar)
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan 3 pilar infrastruktur mutu, (standardisasi, penilaian kesesuaian dan metrologi). Subbab ini membahas:
1. Standardisasi
2. Penilaian kesesuaian
3. Metrologi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan cakupan standar yaitu : level, subyek dan aspek standardisasi, sifat standar serta tujuan standardisasi dan manfaat standar. Subbab ini membahas:
1. Level standardisasi
2. Subyek standardisasi
3. Aspek standardisasi
4. Sifat standar
5. Tujuan standardisasi dan manfaat standar
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
2. Peran penting standar (1)
1. Improving economic efficiency :
ensuring interchangeability of
parts and supporting variety
reduction, standards drive
economies of scale. Enabling
compatibility and
interoperability, standards allow
the establishment and exploitation
of network effects, foster the
development of markets for
materials and product components,
as well as for complementary
products;
Sumber: Teaching Standards, ISO, 2014
3. Peran penting standar (2)
2. Limiting market failures : by reducing the information
asymmetry between buyers and producers through
information, measurement and minimum quality standards,
and by helping to contrast negative externalities (such as
environmental impact) through quality, safety and
environmental standards;
Sumber: Teaching Standards, ISO, 2014
Seller Knowledge
BuyerKnowledge
4. Peran penting standar (3)
3. Promoting trade : by
facilitating access to
markets (through the
harmonization of requirements
and conformity assessment
practices), reducing
transaction costs (through
reliable information about
material and product
characteristics and
performances), and facilitating
the establishment and
operation of (global) supply
chain networks
Sumber: Teaching Standards, ISO, 2014
7. • Untuk menciptakan “rich
pool of standards
professionals” dengan
pemahaman mendalam di
bidang industri tertentu
dan secara cepat mampu
mengikuti perkembangan
iptek, pasar dan regulasi
• Pendidikan sandardisasi
berkontribusi terhadap
pasar tenaga kerja.
Tujuan Akhir dari Pendidikan Standardisasi
Sumber: APEC Guideline on Standards
Infrastructure, 2014
8. PENGARUH STANDAR
PADA PEREKONOMIAN SUATU NEGARA - Makroekonomi
(Rob Steele Sekjen ISO, Forum CEO NSB 2013)
• Perancis : standar menyumbang 25 %
pertumbuhan GDP (2009)
• Inggris: kontribusi standar terhadap
perrtumbuhan produktivitas pekerja 13
%. Standar memfasilitasi perubahan
teknologi yang digunakan dan
mendorong inovasi (2005)
• Kanada (2007) : Peningkatan GDP
signifikan ketika penerapan standar
dilakukan dibandingkan periode 1981-
2004 (CDN 62 biilion lower), ketika tidak
terjadi pertumbuhan dalam
pengembangan standar
• Jerman: kontribusi standar pada
pertumbuhan ekonomi melebihi patent
dan lisensi. Exportir Jerman
menggunakan standar sebagai strategi
baru membuka pasar (2000)
• Perancis : standar menyumbang 25 %
pertumbuhan GDP (2009)
• Inggris: kontribusi standar terhadap
perrtumbuhan produktivitas pekerja 13
%. Standar memfasilitasi perubahan
teknologi yang digunakan dan
mendorong inovasi (2005)
• Kanada (2007) : Peningkatan GDP
signifikan ketika penerapan standar
dilakukan dibandingkan periode 1981-
2004 (CDN 62 biilion lower), ketika tidak
terjadi pertumbuhan dalam
pengembangan standar
• Jerman: kontribusi standar pada
pertumbuhan ekonomi melebihi patent
dan lisensi. Exportir Jerman
menggunakan standar sebagai strategi
baru membuka pasar (2000)
8
9. Standar dalam Rantai Proses Produksi
(Barang & Jasa) - Mikroekonomi
Upaya mendapatkan pengakuan lebih baik dan lebih luas
PROSES
PERALATAN
SISTEM /PROSEDUR
METODE
PRODUCT
SDM
Bahan
baku
KEBERTERIAMAAN
Sistem manajemenSistem manajemen
(SMM/SML/SMKP, dll)(SMM/SML/SMKP, dll)
Bahan
pendukung
STANDAR
STANDAR
S
T
A
N
D
A
R
STANDAR
9
S
T
A
N
D
A
R
12. Kondisi saat ini (lanjutan)
1. Peran penting standardisasi menjadi semakin diakui,
terutama di era regionalisasi atau integrasi ekonomi dan
perdagangan, missal MEA (Masyarakat Ekonomi
ASEAN) 2015
2. Untuk itu, kompetensi standardisasi menjadi semakin
penting untuk dimiliki oleh masyarakat, terutama tenaga
kerja/professional (bahkan negara lain sudah
mengembangkan sertifikasi profesi di bidang
standardisasi, seperti AS, Korea Selatan, dan Jepang;
3. Awareness masyarakat terhadap standardisasi masih
rendah (berdasarkan hasil survey tingkat persepsi 2013
dan 2014 skornya 67,67% - 72% kategori sedang;
4. Keterbatasan sumber daya BSN (anggaran, SDM hanya
400-an orang)
13. Kondisi saat ini (lanjutan)
penetrasi pengguna internet di
Indonesia adalah tertinggi no. 6 di
dunia akan terus mengalami
kenaikan
14. Distance Learning Standardisasi (DLS)
1. Portal pembelajaran online (website) yang dapat
diakses 24 jam/7 hari;
2. Dapat diakses dimanapun dengan mempertimbangan
kondisi/kecepatan internet di daerah;
3. Konten materi sesuai dengan kebutuhan;
4. user friendly dan menarik (ada interaksi,
synchronous/asynchronous ) baik tampilan, cara
penggunaan maupun konten;
5. Dampak atau manfaat dapat diukur/dievaluasi;
6. Hasil keikutsertaan dalam DLS dapat diakui secara
formal, missal mendapat sertifikat
17. Dr. rer. nat. I Made Wiryana (Project Manager)
1. Doctor in Socio and Psychology Technique in ICT at
RVS Arbeitsgruppe Universitat Bielefeld Germany,
2. Lecturer - Gunadarma University
3. Coordinator of International Collaboration -
Gunadarma University
4. Technical consultant, Official web site of the
President of Republic of Indonesia
[http://www.presidenri.go.id]
5. Technical consultant, Official web site of vice
President of Republic of Indonesia
[http://www.wapresri.go.id]
6. Technical consultant, Official Portal of Ministry of
Youth and Sport, Republic of Indonesia
[http://www.kemenpora.go.id]
7. Regular coloumnist in Infolinux and Chip as well as
contributor for various magazines.
8. Technical expert in SNI TC 35-01 – Information and
Communication Technology
23. No. University Date Courses Σ
Student
Σ Webex
Participant
1 Diponegoro
University
19th March Introduction of
Standardization
24 31
2 Sriwijaya
University
23rd & 30th
March
Metrology & General
Lecture – Standardization in
Chemical Engineering
100 35
3 Bandung Institute
of Technology
31st March Quality Management
System
22 20
4 Pancasakti
University
8th April Introduction to ISO 50001 200 25
5 Sebelas Maret
University
10th April Introduction of
standardization
200 20
6 Gadjah Mada
University
22nd April Industrial Metrology 200 18
7 Surabaya
University
28th April Statistical Quality Control 40 15
Pilot Implementation
24. No. University Date Courses Σ
Student
Σ Webex
Participant
8 Brawijaya
University
30th April Quality Management 50 8
9 Bogor Agricultural
University
26th May Standardization and
Integrated Quality
Assurance for Aquatic
Technlogy
50 15
10 STP 14th August Studium Generale of
Standardization on
Fisheries Programme
50 15
11 UNHAS 7th October Genetical Fisheries and
Standardization
40 15
12 Gorontalo State
University
October Studium General on
Standardization
150 NA
13 UNSOED 23th Octo Studium General on
Standardization
200 10
14 UNUD 28 October Food Quality Control and
Stdardization
70 10
Pilot Implementation (lanjutan)
27. Tantangan Selanjutnya:
1. Memperkaya konten materi sesuai dengan
kebutuhan users;
2. Meningkatkan keberterimaan atau
pengakuan sertifikat;
3. .............(mohon masukan Bapak dan Ibu)
Editor's Notes
Why do we need Standards Education?
(based on APEC Study, 2007) Standard Education provides the fundamentals, the importance and the implications of Standardization in real world. Education will prepare students to be ready to work and start their career in :
Government,
Business and Industries,
Standard and conformance related organization and
Research institutions or academia
Project Manager adalah: pelaksana inti proyek DLS ini, Ketua Tim, mengatur semua urusan implementasi. Memiliki keahlian:
Budgeting dan keuangan
Negosiasi
Komunikasi dan presentasi
Kemampuan instructional design (menyusun silabus, mata kuliah)
pengetahuan dasar tentang ICT (desian grafis, animasi, website, Jaringan, teknologi komputer)
Sponsor: bukan pihak yg membiayai tetapi orang yg bertindak mewakili organisasi untuk memastikan penerapan DLS mencapai hasil yang diinginkan. Biasanya dijabat direktur training
Konsultan IT: memberikan masukan kepada sponsor dan project manager
Subject matter expert: pakar standardisasi atau yang menguasai materi secara mendalam, bisa berperan juga sebagai narasumber atau Tutor
Instructional Designer: mengatur materi DLS. Tugas: merancang tujuan materi/diklat, kerangka modul, aktifitas yang diperlukan, tes dan evaluasi . Output kerjanya adalah naskah atau storyboard materi
Developer: alih media materi atau story board dalam bentuk animasi
Administrator: mendokumentasikan proses pengembangan DLS dan mengelola LMS DLS
Strategi DSL terdiri atas lima tahap, yaitu
1. Analisa (Analisa Pengguna/Target)
Kebutuhan dan Budaya Organisasi (dikaitkan dengan Strategi Standardisasi Nasional 2015-2025);
Kebutuhan Pelatihan (Training Need Analysis): Analisa Gap;
Infrastruktur (synchronous and asynchronous);
2. Perencanaan
Network/Jaringan;
LMS (Learning Management System);
Materi/Konten;
3. Pelaksanaan
Pengembangan LMS
Pengembangan dan Alihmedia materi
Uji coba
Promosi/Marketing (dengan cara change management)
4. Evaluasi (Level 1 s.d. Level 4)
5. Pendampingan (pelatihan) oleh IT Expert/IT Partner untuk Internal BSN dan Dosen atau IT di Perguruan Tinggi