Dokumen tersebut membahas manfaat standarisasi bagi peningkatan daya saing perusahaan melalui harmonisasi standar dan pengurangan biaya transaksi serta menciptakan rantai pasokan yang lebih lancar. Standarisasi juga memiliki dampak ekonomi positif dengan meningkatkan skala ekonomi, pembagian kerja, kompetensi, mengurangi hambatan masuk, efek jaringan, biaya transaksi, ketepatan, kepercayaan dan mengurangi
Setelah mengikuti bab ini peserta diharapkan mampu:
1. Menjelaskan bahwa terdapat faktor-faktor biaya dalam penerapan standar, dan penerapan standar memberikan manfaat "tangible‟ dan "intangible‟. Memberikan awareness terhadap
indikator-indikator manfaat, hasil dari penerapan standar.
2. Menjelaskan bahwa penerapan standar memiliki pola yang "terkesan‟ mahal dalam awal penerapannya, namun karena memberikan efektivitas dan efisiensi sehingga dalam jangka
panjang memberikan keuntungan.
Dokumen ini membahas tentang standar dan penilaian kesesuaian. Standar dikembangkan untuk kepentingan masyarakat dan dunia usaha dalam hal kesehatan, keamanan, lingkungan, ekonomi, dan perlindungan konsumen. Penilaian kesesuaian digunakan untuk menilai kesesuaian barang, jasa, sistem, proses, atau personil terhadap standar acuan melalui pengujian, inspeksi, audit, sertifikasi dan akreditasi.
Setelah mengikuti bab ini peserta diharapkan mampu menjelaskan contoh-contoh hasil studi atau riset tentang manfaat ekonomi standar/standardisasi yang sudah dilakukan oleh berbagai negara dan Indonesia.
Dokumen ini membahas analisis manfaat ekonomi dari standarisasi. Standar dapat memberikan manfaat ekonomi berupa tangible maupun intangible jika diterapkan dengan benar. Analisis manfaat ekonomi melibatkan identifikasi standar dan dampaknya, isolasi kontribusi standar, serta perhitungan nilai ekonomi. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain jenis standar, proses bisnis, dan pemangku kepentingan. Standar dapat mengurangi
Setelah mengikuti bab ini peserta diharapkan mampu menjelaskan bahwa ISO sebagai organisasi standardisasi internasional memahami adanya berbagai metode perhitungan EBS (Economic Benefit of Standards), kemudian mencoba memunculkan sebuah metode universal yang telah disebarluaskan dan diujicobakan di berbagai negara anggotanya.
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan mikro dan makro ekonomi serta manfaat standar dalam perdagangan dan dalam menanggapi isu global (eg. climate change, social security). Subbab ini berisi:
1. Mikro ekonomi
2. Makro ekonomi
3. Manfaat standar dalam perdagangan dan dalam menanggapi isu global
Standar dan penilaian kesesuaian memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi ekonomi, membatasi kegagalan pasar, dan mempromosikan perdagangan. Pendidikan tentang standardisasi penting untuk menciptakan tenaga kerja yang memiliki pemahaman mendalam tentang standar dan mampu mengikuti perkembangan teknologi. Distance learning standardisasi (DLS) dikembangkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya standar melalui pem
Setelah mengikuti bab ini peserta diharapkan mampu:
1. Menjelaskan bahwa terdapat faktor-faktor biaya dalam penerapan standar, dan penerapan standar memberikan manfaat "tangible‟ dan "intangible‟. Memberikan awareness terhadap
indikator-indikator manfaat, hasil dari penerapan standar.
2. Menjelaskan bahwa penerapan standar memiliki pola yang "terkesan‟ mahal dalam awal penerapannya, namun karena memberikan efektivitas dan efisiensi sehingga dalam jangka
panjang memberikan keuntungan.
Dokumen ini membahas tentang standar dan penilaian kesesuaian. Standar dikembangkan untuk kepentingan masyarakat dan dunia usaha dalam hal kesehatan, keamanan, lingkungan, ekonomi, dan perlindungan konsumen. Penilaian kesesuaian digunakan untuk menilai kesesuaian barang, jasa, sistem, proses, atau personil terhadap standar acuan melalui pengujian, inspeksi, audit, sertifikasi dan akreditasi.
Setelah mengikuti bab ini peserta diharapkan mampu menjelaskan contoh-contoh hasil studi atau riset tentang manfaat ekonomi standar/standardisasi yang sudah dilakukan oleh berbagai negara dan Indonesia.
Dokumen ini membahas analisis manfaat ekonomi dari standarisasi. Standar dapat memberikan manfaat ekonomi berupa tangible maupun intangible jika diterapkan dengan benar. Analisis manfaat ekonomi melibatkan identifikasi standar dan dampaknya, isolasi kontribusi standar, serta perhitungan nilai ekonomi. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain jenis standar, proses bisnis, dan pemangku kepentingan. Standar dapat mengurangi
Setelah mengikuti bab ini peserta diharapkan mampu menjelaskan bahwa ISO sebagai organisasi standardisasi internasional memahami adanya berbagai metode perhitungan EBS (Economic Benefit of Standards), kemudian mencoba memunculkan sebuah metode universal yang telah disebarluaskan dan diujicobakan di berbagai negara anggotanya.
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan mikro dan makro ekonomi serta manfaat standar dalam perdagangan dan dalam menanggapi isu global (eg. climate change, social security). Subbab ini berisi:
1. Mikro ekonomi
2. Makro ekonomi
3. Manfaat standar dalam perdagangan dan dalam menanggapi isu global
Standar dan penilaian kesesuaian memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi ekonomi, membatasi kegagalan pasar, dan mempromosikan perdagangan. Pendidikan tentang standardisasi penting untuk menciptakan tenaga kerja yang memiliki pemahaman mendalam tentang standar dan mampu mengikuti perkembangan teknologi. Distance learning standardisasi (DLS) dikembangkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya standar melalui pem
Dokumen tersebut membahas persiapan penerapan standar SNI ISO/IEC 17025 untuk laboratorium pengujian dan kalibrasi. Termasuk memahami persyaratan standar terkait organisasi, sumber daya manusia, fasilitas, dan proses pengujian serta kalibrasi. Dokumen ini juga menjelaskan perencanaan yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan standar tersebut.
Dokumen tersebut merupakan agenda pelatihan manajemen risiko berbasis SNI ISO 31000:2018 yang mencakup proses manajemen risiko, teknik penilaian risiko, dan studi kasus. Pelatihan ini membahas tentang kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko, teknik penilaian risiko seperti matriks risiko dan pohon kejadian, serta tugas kelompok untuk latihan identifikasi, analisis, dan penanganan risiko.
Dokumen tersebut membahas tentang Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan SNI ISO 21001:2018. Standar ini memberikan persyaratan untuk menetapkan, menerapkan, memelihara, meninjau, dan meningkatkan sistem manajemen organisasi pendidikan agar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pembelajar dan pihak berkepentingan lainnya."
Materi ini dibawakan untuk acara Coaching Clinic Virtual Panduan Membuat Masker Kain sesuai SNI pada Rabu, 28 Juli 2021. Diikuti oleh sekitar 150 peserta dari beberapa wilayah di Indonesia, menampilan 2 Role model UMK Masker Kain yakni Baby Finnsass dari Bandung dan Koperasi Bina Masyarakat Batik Tegalan. Acara berlangsung banyak diskusi, yang teknis maupun manajemen. Alhamdulillah banyak respon positif untuk acara ini. Acara disiarkan langsung melalui youtube BSN di https://youtu.be/RaAFq2O3v50
SNI ISO PAS 45005:2020 memberikan panduan bagi organisasi untuk mengelola risiko kesehatan dan keselamatan kerja selama pandemi Covid-19 dengan merencanakan dan menilai risiko, memastikan tempat kerja yang aman, serta memungkinkan kerja dari rumah."
Dokumen tersebut membahas mengenai pemanfaatan e-learning standarisasi, penilaian kesesuaian, dan metrologi. E-learning digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran secara efisien dalam hal waktu dan biaya serta memungkinkan penggunaan berbagai metode pembelajaran seperti membaca, menonton, mendengarkan, diskusi, dan kuis. Sistem e-learning ini menyediakan berbagai kursus standar dan sertifikat yang dapat diverifikasi melal
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang Standar Nasional Indonesia (SNI) dan manfaatnya bagi UKM.
2. Penerapan SNI dapat meningkatkan omset penjualan UKM hingga 300% dan membuka peluang ekspor.
3. SNI mencakup standar untuk berbagai produk termasuk pempek, kerupuk, dan proses sertifikasinya.
Dokumen tersebut membahas upaya Indonesia dalam memperkuat sistem jaminan produk halal domestik dan akses pasar global melalui kerjasama antara sistem standardisasi dan penilaian kesesuaian berdasarkan UU No. 20 tahun 2014 dan UU No. 33 tahun 2014 serta peran Organisasi Kerjasama Islam (OIC) dalam mempengaruhi perdagangan komoditi halal global."
This topic presented in the 1st GCC (Council for Gulf Countries) for Education Standardization at Doha, 8-9 December 2015. Presented by Dewi Odjar Ratna Komala, Deputy Chairman for Information and Promotion of Standardization, National Standardization Agency of Indonesia
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan e-learning di Badan Standardisasi Nasional (BSN) untuk meningkatkan standarisasi dan kesadaran masyarakat. Dokumen tersebut menjelaskan manfaat e-learning seperti biaya rendah, fleksibilitas, dan percepatan pemerataan pengetahuan, serta tantangan seperti budaya belajar mandiri dan infrastruktur teknologi. Dokumen tersebut juga menjelaskan strategi pengembangan e-learning BSN mel
Materi dipresentasikan saat pertemuan dengan para akademisi dari Yogyakarta dan Surakarta (UGM, UII, AJY, Un. Muhammadiyah Magelang, dan UNS) di Warung Raminten, Jalan Kaliurang, Sleman Yogyakarta, pukul 15 Desember 2014
Dokumen tersebut membahas tentang standarisasi, inovasi, dan hak kekayaan intelektual. Standarisasi diperlukan untuk meningkatkan kompatibilitas dan pertukaran, sementara inovasi dan hak kekayaan intelektual mendorong terciptanya produk dan teknologi baru.
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan makna dan prinsip-prinsip metrologi dan penilaian kesesuaian dalam penerapan standar. Subbab ini berisi:
1. Metrologi
2. Akreditasi
3. Sertifikasi
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan standar dan regulasi teknis. Penerapan standar bersifat sukarela sementara regulasi teknis bersifat wajib. Regulasi teknis ditetapkan pemerintah untuk mengatur persyaratan teknis produk guna perlindungan kesehatan dan keselamatan publik. Penerapan standar dan regulasi teknis diatur dan diawasi oleh badan-badan terkait.
Dokumen tersebut membahas proses pengembangan standar nasional Indonesia (SNI) mulai dari perumusan, penyusunan rancangan, penyempurnaan, hingga penetapan standar secara bertahap oleh lembaga standardisasi nasional. Proses tersebut melibatkan berbagai pihak terkait untuk mencapai kesepakatan sebelum ditetapkan menjadi standar yang berlaku."
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan anatomi standar dan prinsip dasar pengembangan standar. Subbab ini membahas:
1. Prinsip dasar
2. Anatomi standar
3. Proses perumusan standar (termasuk harmonisasi standar)
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan 3 pilar infrastruktur mutu, (standardisasi, penilaian kesesuaian dan metrologi). Subbab ini membahas:
1. Standardisasi
2. Penilaian kesesuaian
3. Metrologi
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
More Related Content
More from National Standardization Agency of Indonesia
Dokumen tersebut membahas persiapan penerapan standar SNI ISO/IEC 17025 untuk laboratorium pengujian dan kalibrasi. Termasuk memahami persyaratan standar terkait organisasi, sumber daya manusia, fasilitas, dan proses pengujian serta kalibrasi. Dokumen ini juga menjelaskan perencanaan yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan standar tersebut.
Dokumen tersebut merupakan agenda pelatihan manajemen risiko berbasis SNI ISO 31000:2018 yang mencakup proses manajemen risiko, teknik penilaian risiko, dan studi kasus. Pelatihan ini membahas tentang kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko, teknik penilaian risiko seperti matriks risiko dan pohon kejadian, serta tugas kelompok untuk latihan identifikasi, analisis, dan penanganan risiko.
Dokumen tersebut membahas tentang Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan SNI ISO 21001:2018. Standar ini memberikan persyaratan untuk menetapkan, menerapkan, memelihara, meninjau, dan meningkatkan sistem manajemen organisasi pendidikan agar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pembelajar dan pihak berkepentingan lainnya."
Materi ini dibawakan untuk acara Coaching Clinic Virtual Panduan Membuat Masker Kain sesuai SNI pada Rabu, 28 Juli 2021. Diikuti oleh sekitar 150 peserta dari beberapa wilayah di Indonesia, menampilan 2 Role model UMK Masker Kain yakni Baby Finnsass dari Bandung dan Koperasi Bina Masyarakat Batik Tegalan. Acara berlangsung banyak diskusi, yang teknis maupun manajemen. Alhamdulillah banyak respon positif untuk acara ini. Acara disiarkan langsung melalui youtube BSN di https://youtu.be/RaAFq2O3v50
SNI ISO PAS 45005:2020 memberikan panduan bagi organisasi untuk mengelola risiko kesehatan dan keselamatan kerja selama pandemi Covid-19 dengan merencanakan dan menilai risiko, memastikan tempat kerja yang aman, serta memungkinkan kerja dari rumah."
Dokumen tersebut membahas mengenai pemanfaatan e-learning standarisasi, penilaian kesesuaian, dan metrologi. E-learning digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran secara efisien dalam hal waktu dan biaya serta memungkinkan penggunaan berbagai metode pembelajaran seperti membaca, menonton, mendengarkan, diskusi, dan kuis. Sistem e-learning ini menyediakan berbagai kursus standar dan sertifikat yang dapat diverifikasi melal
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang Standar Nasional Indonesia (SNI) dan manfaatnya bagi UKM.
2. Penerapan SNI dapat meningkatkan omset penjualan UKM hingga 300% dan membuka peluang ekspor.
3. SNI mencakup standar untuk berbagai produk termasuk pempek, kerupuk, dan proses sertifikasinya.
Dokumen tersebut membahas upaya Indonesia dalam memperkuat sistem jaminan produk halal domestik dan akses pasar global melalui kerjasama antara sistem standardisasi dan penilaian kesesuaian berdasarkan UU No. 20 tahun 2014 dan UU No. 33 tahun 2014 serta peran Organisasi Kerjasama Islam (OIC) dalam mempengaruhi perdagangan komoditi halal global."
This topic presented in the 1st GCC (Council for Gulf Countries) for Education Standardization at Doha, 8-9 December 2015. Presented by Dewi Odjar Ratna Komala, Deputy Chairman for Information and Promotion of Standardization, National Standardization Agency of Indonesia
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan e-learning di Badan Standardisasi Nasional (BSN) untuk meningkatkan standarisasi dan kesadaran masyarakat. Dokumen tersebut menjelaskan manfaat e-learning seperti biaya rendah, fleksibilitas, dan percepatan pemerataan pengetahuan, serta tantangan seperti budaya belajar mandiri dan infrastruktur teknologi. Dokumen tersebut juga menjelaskan strategi pengembangan e-learning BSN mel
Materi dipresentasikan saat pertemuan dengan para akademisi dari Yogyakarta dan Surakarta (UGM, UII, AJY, Un. Muhammadiyah Magelang, dan UNS) di Warung Raminten, Jalan Kaliurang, Sleman Yogyakarta, pukul 15 Desember 2014
Dokumen tersebut membahas tentang standarisasi, inovasi, dan hak kekayaan intelektual. Standarisasi diperlukan untuk meningkatkan kompatibilitas dan pertukaran, sementara inovasi dan hak kekayaan intelektual mendorong terciptanya produk dan teknologi baru.
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan makna dan prinsip-prinsip metrologi dan penilaian kesesuaian dalam penerapan standar. Subbab ini berisi:
1. Metrologi
2. Akreditasi
3. Sertifikasi
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan standar dan regulasi teknis. Penerapan standar bersifat sukarela sementara regulasi teknis bersifat wajib. Regulasi teknis ditetapkan pemerintah untuk mengatur persyaratan teknis produk guna perlindungan kesehatan dan keselamatan publik. Penerapan standar dan regulasi teknis diatur dan diawasi oleh badan-badan terkait.
Dokumen tersebut membahas proses pengembangan standar nasional Indonesia (SNI) mulai dari perumusan, penyusunan rancangan, penyempurnaan, hingga penetapan standar secara bertahap oleh lembaga standardisasi nasional. Proses tersebut melibatkan berbagai pihak terkait untuk mencapai kesepakatan sebelum ditetapkan menjadi standar yang berlaku."
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan anatomi standar dan prinsip dasar pengembangan standar. Subbab ini membahas:
1. Prinsip dasar
2. Anatomi standar
3. Proses perumusan standar (termasuk harmonisasi standar)
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan 3 pilar infrastruktur mutu, (standardisasi, penilaian kesesuaian dan metrologi). Subbab ini membahas:
1. Standardisasi
2. Penilaian kesesuaian
3. Metrologi
More from National Standardization Agency of Indonesia (20)
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
2. Standar Meningkatkan Daya Saing
2
perlancar akses ke pasar
melalui :
harmonisasi standar,
prosedur penilaian
kesesuaian dan regulasi
teknis
mengurangi biaya transaksi
(melalui pengurangan
hambatan teknis, misal
standar dan pengujian,
informasi bahan, karakteristik
dan kinerja produk)
menciptakan dan
memperlancar rantai pasokan
Produk barang dan/atau jasa yang telah memenuhi standar dapat dipastikan lebih berdaya saing, hal ini dikarenakan produk yang berstandar telah memenuhi persyaratan teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk didalamnya tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak/pemerintah/keputusan internasional yang terkait dengan memperhatikan syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman serta perkembangan masa kini dan masa depan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya seperti tertulis dalam Undang-Undang No. 20 Tahun2014 tentang standardisasi dan Penilaian Kesuaian.
Badan Standardisasi Nasional (2014) merumuskan tujuan atau aspek standardisasi suatu produk ke dalam 10 tujuan atau aspek. Kesepuluh tujuan atau aspek standardisasi dimaksud, yakni sebagai berikut:
Kesesuaian pada tujuan (fitness for purpose). Standardisasi produk ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai. Misalnya, pekerja proyek mengenakan helm pengaman dengan tujuan memperoleh keselamatan kerja.
Mampu Tukar (interchangeability). Dengan standardisasi, produk akan memiliki kemampuan untuk ditukarkan dengan produk lainnnya. Misalnya, penetapan standar ukuran peleg kendaraan bermotor memungkinkan pengguna kendaraan mempertukarkan ban dari berbagai merek.
Pengendalian Keanekaragaman (variety reduction). Dengan standardisasi, produk lebih spesifik dan tidak memiliki keragamannya. Contoh, standar ukuran kertas (seri A).
Kompatibilitas (compatibility). Produk yang berstandardisasi berarti telah memiliki kompatibilitas (kecocokan) antara berbagai piranti atau sub-sistem.
Meningkatkan pemberdayaan sumber daya (empowerment of resources). Dengan standardisasi, produk yang diproduksi telah melalui proses panjang dengan menggunakan sumber daya yang dibutuhkan.
Komunikasi dan pemahaman yang lebih baik (better communication and understanding). Dengan standardisasi, komunikasi dan pemahaman antara produsen dan konsumen terjalin dengan baik dengan menetapkan spesifikasi subjek yang ada dan memberikan kepercayaan bahwa produk yang dipesan tersebut telah memenuhi persyaratan yang tercantum dalam standar. Di samping itu, standar pun menetapkan berbagai simbol untuk mengatasi atau mengurangi kesimpangsiuran akibat perbedaan bahasa.
Menjaga keamanan, keselamatan dan kesehatan (maintaining security safety and health). Standardisasi menjadikan suatu produk memiliki jaminan keamanan, keselamatan, dan kesehatan bagi penggunanya. Misalnya, sabuk pengaman, helm, sarung tangan karet.
Pelestarian Lingkungan (environment). Dengan standardisasi, produk berperan menjaga kelestarian lingkungan.
Alih Teknologi (technology transfer). Dengan standardisasi, produk telah mengacu pada hasil perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pengalaman di berbagai bidang.
Mengurangi hambatan perdagangan (trade barriers reduction). Dengan standardisasi hambatan perdagangan non-tarif dapat dilalui sehingga menciptakan kompetisi sehat di satu pihak dan meningkatkan kemampuan produk untuk bersaing di pasar global secara lebih terbuka di lain pihak.
Pemaknaan atau pemahaman produk barang dan/atau jasa berstandardisasi dapat diungkapkan, baik secara fisik atau berwujud (tangible) maupun non-fisik atau tidak berwujud (intangible). Terdapat lima pendekatan (approach) dalam memaknai produk barang dan/atau jasa yang berstandar, yakni:
1. Transcendent Approach. Produk barang dan/atau jasa yang berstandar dapat dimaknai dari innate excellence yang diciptakannya. Dengan kata lain, nilai standardisasi barang dan/
atau jasa hanya dapat dirasakan dan dipahami ketika menggunakannya (personal experience).
2. Product Based Approach. Barang dan/atau jasa yang berstandar terungkap dari keragaman atribut yang digunakan atau dipakai dalam barang dan/atau jasa tersebut.
3. User Based Approach. Produk barang dan/atau jasa dibuat sesuai dengan kebutuhan pengguna.
4. Manufacturing Based Approach. Standardisasi Produk barang dan/atau jasa disesuaikan dengan ketentuan dan spesifikasi pabrik atau perusahaan yang akan memproduksikannya.
5. Value Based Approach. Standardisasi yang direfleksikan dari biaya yang digunakan dan/atau harga produk barang dan atau jasa tersebut.
Untuk memenuhi nilai standar tersebut, paling tidak 8 atribut berikut ini dapat digunakan sebagai cara yang dapat ditempuh:
1. Performance : Standardisasi yang memfokuskan pada bentuk baik yang dapat terlihat maupun yang tidak terlihat secara kasat mata;
2. Feature : Standardisasi melalui pemberian atau penambahan kelengkapan pada produk barang dan/ atau jasa;
3. Reliability : Standardisasi yang menekankan pada fungsi keandalan dan kegunaan produk;
4. Conformance : Standardisasi melalui pemenuhan syarat-syarat yang diperlukan bagi produk barang dan/atau jasa;
5. Durability : Standardisasi yang menekankan pada aspek jangka waktu pemakaian;
6. Serviceability : Standardisasi yang menekankan pada kemampuan pelayanan;
7. Aesthetics : Standardisasi yang menekankan pada aspek estetika;
8. Perceived quality : Standardisasi yang menyesuaikan dengan persepsi konsumen.
Dari uraian di atas, semakin jelas dan konkret bahwa standardisasi memiliki tujuan yang luas, standardisasi produk barang dan/atau jasa tidak saja menguntungkan produsen dan konsumen, tetapi juga menguntungkan perekonomian negara secara umum.
Menurut Swann (2010) terdapat 8 (delapan) macam atau jenis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh penggunaan atau produksi barang dan/atau jasa yang berstandar. Kedelapan macam atau jenis dampak ekonomi dimaksud adalah sebagai berikut:
Dampak terhadap harga barang dan/atau jasa. Perubahan harga tersebut terjadi sebagai akibat permintaan terhadap barang dan/atau jasa bertambah.
Dampak produktivitas.
Peningkatan jumlah produsen atau pelaku usaha yang ingin melakukan usaha pada barang dan/atau jasa berstandardisasi (entry), sebagai akibat tingginya permintaan konsumen terhadap barang dan/atau jasa tersebut.
Meningkatkan persaingan. Hal ini terjadi terutama sebagai akibat bertambahnya pelaku usaha (entry) barang dan/atau jasa substitusi yang berstandardisasi dan juga dapat terjadi sebagai akibat dari bertambahnya produksi (produktivitas) barang dan/atau jasa yang berstandardisasi.
Dampak inovasi. Artinya, produk barang dan/atau jasa yang memiliki standar mendorong terciptanya baik proses maupun inovasi produk, sebagai akibat dari tingginya permintaan terhadap produk barang dan/atau jasa berstandardisasi.
Dampak perdagangan (trade). Dampak perdagangan ini terjadi sebagai akibat tingginya permintaan barang dan/atau jasa berstandar maupun akibat dampak daya saing yang ditimbulkan barang dan/atau jasa berstandar versus barang dan/atau jasa sejenis lainnya yang tidak berstandar. Kedua faktor tersebut mendorong tingginya ekspor barang dan/atau jasa yang berstandar di satu pihak dan mengurangi tekanan daya saing produk barang dan/ atau jasa berstandar domestik di dalam negara itu sendiri.
Dampak outsourcing. Dampak ini terjadi sebagai akibat barang dan/atau jasa yang berstandar mendorong pertambahan kebutuhan faktor-faktor produksi lain untuk meningkatkan proses dan kualitas standardisasi.
Dampak market failure. Dampak ini terjadi sebagai akibat barang dan/atau jasa berstandardisasi memiliki berbagai kelebihan sehingga memiliki nilai diferensiasi terhadap barang dan/atau jasa subtitusi. Nilai diferensiasi dari standardisasi ini selanjutnya menimbulkan determinasi dalam menentukan harga barang dan/atau jasa (price maker) dibandingkan barang dan jasa sejenis (yang tidak berstandar) di pasar.
Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa barang dan/atau jasa berstandar tidak saja memiliki pengaruh pada perekonomian secara umum (makroekonomi), tetapi juga terhadap peningkatan permintaan dan penawaran pada sisi konsumen dan produsen secara individual (mikroekonomi).
Dalam konteks makroekonomi, barang dan/atau jasa yang berstandar memiliki manfaat dalam meningkatkan pendapatan nasional (PDB/PNB) dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Proses dan mekanisme barang dan/atau jasa berstandar dalam memberikan kemanfaatan dapat melalui salah satu dari 3 cara berikut:
Peningkatan permintaan agregat (Aggregate Demand), pengaruh yang ditimbulkan dari penggunaan barang dan/atau jasa berstandar tersebut kepada variabel-variabel ekonomi (dalam hal ini variabel dalam permintaan agregat) dapat melalui 8 cara atau tegasnya disebut sebagai dampak intermediasi. Kedelapan dampak yang dimaksud adalah:
Dampak skala ekonomi (scale economies),
Pembagian tenaga kerja (division of labor),
Kompetensi (competencies),
Hambatan masuk (barriers to entry),
Dampak jejaring (network effects),
Biaya transaksi (transaction costs),
Ketepatan (precision), serta
Kepercayaan dan Risiko (trust and risks).
Adapun variabel-variabel permintaan agregat (AD) yang dipengaruhi meliputi variabel konsumsi masyarakat (C), Investasi (I), pengeluaran pemerintah (G) ataupun net ekspor (X-M).
Pengaruh standardisasi secara parsial terhadap variabel konsumsi masyakarat (C). Dengan adanya barang dan/atau jasa berstandar, konsumen akan memperoleh kepercayaan, jaminan kualitas dan rasa aman untuk melakukan konsumsi terhadap barang dan/atau jasa tersebut. Faktor-faktor ini kemudian mendorong minat konsumen (purchase intention) untuk melakukan pembelian, yang kemudian meningkatkan jumlah konsumsi yang dampaknya kemudian menghasilkan peningkatan pendapatan nasional (ceteris paribus).
Pengaruh Investasi (I) secara parsial mempengaruhi peningkatan investasi dan pendapatan nasional dapat terjadi akibat 3 hal berikut, yaitu: (1) akibat adanya seorang pelaku usaha melakukan investasi besar-besaran pada barang dan/atau jasa berstandar yang kemudian mendorong investor lainnya melakukan hal serupa; (2) akibat beberapa pelaku usaha melakukan investasi pada barang dan/atau jasa berstandar; (3) jika semua pelaku usaha melakukan investasi barang dan/atau jasa berstandar. Dampaknya cepat atau lambat akan memicu dan memacu kenaikan investasi secara makro. Kenaikan investasi ini kemudian menghasilkan kenaikan pendapatan nasional.
Hal yang sama juga dapat terjadi jika pengeluaran pemerintah (G) digunakan untuk pembelian barang dan/atau jasa berstandar dengan tujuan agar kualitas dari program dan/atau proyek yang dijalankan menjadi lebih efisien dan efektif yang kemudian menyebabkan pendapatan nasional meningkat.
Produksi barang dan/atau jasa berstandar juga dapat memberikan pengaruh parsial terhadap peningkatan volume dan nilai perdagangan nasional (net ekspor atau X-M), baik dalam skala global maupun internasional. Karena menghasilkan “efek daya saing” (competitive effects) dibandingkan barang dan/atau jasa sejenis yang tidak berstandar, kemudian menyebabkan konsumsi terhadap barang dan/atau jasa berstandar di pasar global dan internasional meningkat, selanjutnya berdampak pada peningkatan devisa dari sumber ekspor, dampak peningkatan net ekspor tersebut berimplikasi pada besarnya angka pertumbuhan dan pendapatan nasional.
2. Peningkatan output atau produksi nasional (Aggregate Supply). Standardisasi barang dan/atau jasa juga dapat mempengaruhi aggregate penawaran (AS). Pengaruh tersebut terjadi sebagai akibat pengunaan faktor produksi yang menggunakan barang dan/atau jasa berstandar. Faktor produksi dimaksud tidak hanya terbatas pada tenaga kerja yang berstandar, tetapi juga mesin, bahan baku, dan faktor produksi berstandar lain yang digunakan dalam produksi. Secara matematis bentuk fungsi agregat penawaran (AS) yang dimaksud meliputi: Kapital (K), Tenaga Kerja (L), Bahan Baku (N).
3. Peningkatan produksi dan konsumsi yang berasal dari sektor-sektor dalam perekonomian (sectoral approach). Peningkatan pendapatan nasional dapat terjadi apabila sektor-sektor ekonomi (pertanian, misalnya) menggunakan barang dan/atau jasa berstandar dalam proses produksinya.
Dalam konteks mikroekonomi, penggunaan barang dan/atau jasa berstandar dapat memberikan implikasi positif baik bagi konsumen maupun produsen, baik secara individu maupun secara bersama-sama sebagai satuan unit pasar.
Pada sisi konsumen sebagai satuan unit individual (mikroeknomi), barang dan/atau jasa yang memiliki standar akan meningkatkan minat konsumen untuk mengonsumsinya. Hal ini disebabkan barang dan/atau jasa yang berstandar memiliki jaminan keamanan dan mutu sehingga selanjutnya dapat meningkatkan kepuasan konsumen yang kemudian meningkatkan minat beli terhadap produk tersebut.
Pengaruh standardisasi barang dan/atau jasa juga dapat meningkatkan pasokan produksi atas barang dan jasa tersebut. Peningkatan pasokan (supply) produksi tersebut terjadi sebagai akibat dampak penggunaan faktor produksi yang berstandar yang memberikan pengaruh pada produktivitas barang dan jasa yang dihasilkan produsen. Produktivitas inilah yang menyebabkan meningkatnya jumlah pasokan barang dan/atau jasa. Dampak dari bertambahnya produksi tersebut menurunkan tingkat harga barang dan/atau jasa yang diterima oleh konsumen, yang kemudian meningkatkan kesejahteraan konsumen.
Interaksi antara supply dan demand sangat tergantung dari sifat barang dan/atau jasa itu sendiri.
Pada barang dan/atau jasa yang bersifat inelastis, bertambahnya pasokan,harga barang dan/atau jasa berstandar, faktor harga barang lain, pendapatan dan selera masyarakat, tidak mengakibatkan perubahan permintaan, contohnya adalah bahan kebutuhan pokok, obat-obatan.
Pada barang dan/atau jasa yang bersifat elastis, banyaknya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga, jumlah pasokan, pendapatan dan selera masyarakat. Penurunan harga akan menyebabkan peningkatan jumlah permintaan. Peningkatan jumlah permintaan akan menyebabkan bertambahnya pasokan barang dan/atau jasa akan diikuti dengan kenaikan harga barang dan/atau jasa yang diterima konsumen.