2. MASYARAKAT INDONESIA
BERADA PADA ERA DIGITAL
ASPEK KEHIDUPAN TIDAK TERLEPAS DARI PENGGUNAAN DAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
(INFORMATIONAND COMMUNICATIONTECHNOLOGIES)
TERJADIPERGESERAN POLAPOLA FIKIR,POLA
SIKAP DAN POLA TINDAK MASYARAKAT
DALAM AKSES DAN DISTRIBUSIKAN
INFORMASI
MASYARAKAT INDONESIA AKAN SEMAKINMUDAH DALAM
MENGAKSES INFORMASI MELALUI BERBAGAI PLATFORMTEKNOLOGI
DIGITALYANG MENAWARKAN INOVASI FITURDARI MEDIUM
KOMUNIKASI YANG KIAN INTERAKTIF
4. Pemuda Indonesiaadalahgenerasi digital
Identitas Parapemudaramai-ramaimembuatAkundiFacebook,Twitter,Path,
Instagram, Youtube, dan Lain-lain untuk membuktikan kepada dunia
merekaeksis
Proses Belajar
Para pemuda masa kini mampu Mengakses Dengan Google, Baidu ,
atau mesin pencari lainnya kemampuan belajar jauh lebih cepat
karenasegalainformasiadadiujungjari mereka
Mindest Parapemudasekarang condonglebihbersifatinklusif,kritisdanblak-
blakan
5. Untuk memperkenalkan idenya kepada seluruh
Indonesia, Neo Historia hadir dalam berbagai media
sosial populer seperti Facebook dan Instagram.
6. Neo Historia membawakan pandangan baru
dalam dunia pendidikan Sejarah (khususnya
Sejarah Lokal), mengajak generasi muda
untuk lebih mudah memahami dan
mempelajari Sejarah dengan lebih menarik
dan menyenangkan
7. Neo Historia membawakan pandangan baru dalam
dunia pendidikan Sejarah, mengajak generasi muda
untuk lebih mudah memahami dan mempelajari
Sejarah dengan lebih menarik dan menyenangkan.
8. Neo Historia sadar bahwa Media sosial
memungkinkan pertemuan pelbagai pandangan.
Kemungkinan ini membuka sebuah peluang
terbentuknya ruang diskusi yang progresif. Di
dalamnya bisa dilakukan aneka tukar pandangan
yang dapat membuka dan memperkaya cakrawala
berpikir. Luasnya horizon berpikir dapat
memudahkan generasi muda untuk membahas
mengenai sejarah.
9. Karena pendidikan yang belum merata, tak sedikit
Generasi Muda yang kurang mengetahui sejarah lokal,
baik mengenai daerahnya sendiri ataupun daerah lain.
Untuk itu, dengan memperkenalkan sejarah lokal lewat
media sosial, dapat menjadi upaya dalam pembentukan
karakter generasi muda untuk lebih mengenal jati
dirinya dan menghargai nilai-nilai kearifan lokal.
10. Mengapa Sejarah Lokal ?
Globalisasi, seperti apa yang dikatakan John Naisbitt dalam
Global Paradox menciptakan fenomena Desa Global dimana
ikatan primordial tergerus dan digantikan ikatan baru, namun di
sisi lain, akan muncul gerakan yang ingin mencari kesejatian dan
identitas asal dari dirinya.
Globalisasi menyebabkan disorientasi, dislokasi, dan alienasi bagi
sebagian masyarakat yang tidak siap menghadapinya. Salah satu
cara untuk bertahan hidup di tengah gempuran modernisasi dan
global-isasi adalah melalui penegasan dan penguatan kembali
identitas primordial. Cara terbaik untuk memenuhi keinginan itu
adalah dengan menulis-kan sejarah lokalnya untuk memberi
kesadaran transendental tentang makna hidupnya.
11. Perspektif Penulisan Sejarah Lokal
National Concer, Ide yang menyebar.
Local Concern, Dinamika Lokal Berkaitan dengan Ide tersebut
(Abdullah, 2001: 104).
18. Kesimpulan
Menulis mengenai Sejarah Lokal, merupakan sebuah
peluang besar di era Siberlibertarian kontemporer,
yakni berkumpulnya akumulasi massa di Jagat
Mayantara yang menghimpun lokalitasnya masing-
masing. Namun selain menghadirkan peluang, juga
menghadirkan tantangan besar. Tantangan itu
berupa ketersediaan akses sumber, bentrokan
antara sumber dan cerita rakyat, tantangan dari
warga lokal yang tak sependapat, pendanaan,
hingga pelbagai ancaman baik lisan, tulisan maupun
tindakan.