SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Situasisosialpolitik di suatu negara baik yang positifmaupunnegatif,
tidaklah bisa dilepaskandaripengaruhberbagaigejolak yang terjadi di tingkat
global ditentukanolehcitradiri dan identitasbangsaitusendiri yang mana masingmasingbangsa
di
duniasudahpastimemilikicitradiri
dan
identitasmasingmasing sehinggasetiappengaruh
global
yang
diterimasetiapbangsa
dan
negarapunakanberbeda.
Era
globalisasi
yang
diboncengi neolibralisme dan modernisasimenujudiiringirevolusi IPTEK. Dimana
manusiaakanterusakanmengalamirevolusi tour
ti (technologi,telekomunication,transportation,tourism)yang
memiliki globalizingforce yang dominan sehingga batas antardaerah dan antar
negara semakinkabul,
yang
mengakibatkanduniatanpa
batas
yang
menganutalirankebebasan, kebebasannerkreatifitas, kebebasanberpendapat, dan
kebebasanberkreatifitas, kebebasanberpendapat, dan kebebasanberekpresi.
Seperticontohbilakitaduduk di satukursi dan berkomunikasidenganorang di
tempat yang palingjauhditempatdiluar sana, maka kemajuantehnologiinformasi
dan telekomonikasimendekatkanjarak dan waktu. Kondisitersebut secara
tidaklangsungdapatmempengaruhitantanganbudayamasyarakatkhususnya
Indonesia.
Hal ini sangatlah berbahaya bila kita tidak memfilter serta membedakan
mana budaya asing yang dapat diserap dan mana yang tidak. Jika kita melihat
kondisi riil masyaratIndonesia sekarang ini, ternyata daya serap masyarakat
terhadap budaya global lebih cepat dibanding daya serapnya terhadap budaya
lokal. Bukti nyata dari pengaruh globalisasi itu, antara lain dapat disaksikan dari
gaya berpakaian, dan gaya berbahasa masyarakat Indonesia, khususnya generasi
muda yang sudah berubah yang kesemuanya itu diperoleh karena kemajuan
tehnologi iformatika dan komunikasi khususnya pada media masa. Globalisasi
media dengan segala nilai yang dibawanya seperti lewat televisi, radio, majalah,
koran, buku, film, VCD, HP, dan kini lewat internet sedikit banyak akan
berdampak pada budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia.
B. Identifikasi Masalah
Dalam perkembangannya globalisasi menimbulkan berbagai masalah dalam
bidang kebudayaan., misalnya hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu
negara, terjadinya erosi nilai-nilai budaya, menurunya rasa nasionalisme dan
patriotisme, hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong-royong, kehilangan
kepercayaan diri, gaya hidup kebarat-baratan. Dan masalah terhadap eksistensi
terhadap kebudayaan daerah, salah satunya adalah terjadinya penurunan rasa
cinta terhadap kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa, maka kita sebagai
generasi muda patut untuk menyeleksi mana yang baik dan benar guna untuk masa
depan.

C. Rumusan Masalah
1. apa pengaruh globalisasi media terhadap kebudayaan dan perilaku masyarakat ?
2. tindakan apa yang dapat mempengaruhi eksistensi kebudayaan di era globalisasi
ini ?
3. bagaimana cara mengatasi dampak negatif globalisasi tersebut ?

D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan daerah
2. Untuk meningkatkan kesadaran remaja untuk menjujung tinggi kebudayaan
bangsa sendiri karena kebudayaan merupakan jati diri bangsa.
3. Mengembangkan potensi afektif bangsa Indonesia sebagai warga negara yang
memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
4. Mengembangkan kemampuan bangsa Indonesia agar selektif untuk memilah
budaya yang masuk serta membedakan mana yang baik dan benar.
5. Para generasi muda agar tidak menganggap remeh dan tidak bersikap negatif
terhadap kebudayaan yang masuk.
6. Untuk meningkatkan kedisiplinan dalam mengembangkan budaya sendiri.

E. Manfaat Penelitian
1.

Memberikan informasi bagaimana globalisasi berpengaruh pada eksistensi
budaya deareh
2. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai proses globalisasi pada
aspek kebudayaan
3. Memberikan informasi penjelasan tentang dampak globalisasi
4. Menjelaskan kepada masyarakat tentang definisi serta pengertian globalisasi
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Globalisasi
Menurut asala katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang
maknanyauniversal. Achmad Suparman menyatakan globalisasi adalah suatu
proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap
individulisasi di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki
definisi yang mapan, kecuali defini kerja, sehingga bergantung dari sisi mana
orang melihatnya. Ada yang memandang sebagai suatu proses sosial, atau proses
sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di
dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru
atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis,
ekonomi, dan budaya masyarakat.
Di sisi lain ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang
diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki
pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi
tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutkhir. Negara-negara
yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara
kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi
cenderung berpengerah besar terhadap perekonomian dunia, bahkan
berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore
Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada
tahun 1985.
1.
a.

Ciri-Ciri Globalisasi

Perubahan dalam konstatin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang dan
telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukan bahwa komunikasi
global terjadi demikian cepatnya. Sementara melalui pergerakan massa semacam
turrisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi
semacam World Trade Organization (WTO)
c. Peningkatan interaksi kultura melalui perkembangan media massa (terutama
televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olahraga internasional). Saat ini,
kita dapat mengkonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai
hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion,
litteratur, dan makanan.
d. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis
multinasional, inflasi regional dan lain-lain.

2.

Dampak Globalisasi

1. Dampak positif
a. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
b. Mudah melakukan komunikasi
c. Cepat dalam berpergian (mobilitas tinggi)
d. Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
e. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
f. Mudah memenuhi kebutuhan
2.
a.
b.
c.

Dampak negatif
Informasi yang tidak tersaring
Perilaku konsumtif
Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit

B. Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh – budhi – budhaya yang dalam bahasa
sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan diarikan sebagai hasil
pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan
berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupkan unsur rohani
dalam kebudayaan, sedangkan daya berati perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur
jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar
manusia (supartono, 2001; prasetya, 1998)
1.
a.

Definisi kebudayaan menurut sarjana-sarjana ilmu sosial :

E. B Tylor menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks
yang didalamnya meliputi pengetahuan, kepercyaan, seni, kesusilaan, adat istiadat
, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang mempelajari oleh manusia sebagai
anggota masyarakat.
b. R. Linton menyatakan bahwa kebudayaan adalah merupakan konfigurasi dari
tingkah laku yang dipelajari dan hasil dari tingkah laku itu yang unsur-unsur
pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota dari masyarakat tertentu.
c.
d.

e.

f.

g.

Herkovits menyatakan bahwa kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup
yang diciptakan oleh manusia.
Krober dan Kluckhon, menyatakan bahwa kebudayaan adalah pola, eksplisit dan
implict, tentang untuk perilaku yang dipelajari dan diwariskan melalui simbolsimbol, yang merupakan prestasi khas manusia, termasuk perwujudannya dalam
benda-benda budaya.
Ki Hajar Dewantara, menyatakan bahwa kebudayaan adalah buah dari manusia,
yang merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, alam dan
jaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia
untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di alam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya
bersifat tertib dan damai.
Soedjatmoko, mengemukakan kebudayaan adalah penjelmaan manusia dalam
penghadapannya dengan waktu, peluang dan pilihan, kesinambungan dan
perubahan, serta sejarah (Soedjatmoko 1985)
Koentjaraningrat, menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan
dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan
dari hasil budi pekertinya (Supartono,2001;Keesing, 1992)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Dampak Globalisasi Media Terhadap Budaya dan Perilaku Masyarakat
Bertolak dari besarnya peran media massa dalam mempengaruhi pemikiran
khayalaknya, tentulah perkembangan media massa di Indonesia pada masa yang
akan datang harus dipikirkan lagi. Apalagi menghadapi globalisasi media massa
yang tak terelakan lagi.
Globalisasi media massa merupakan proses yang secara nature terjadi,
sebagaimana jatuhnya sinar matahari, sebagaimana jatuhnya hujan atau meteor.
Pendekatan profesional menjadi kata kunci, masalah dasarnya mudah
diterka. Pada titik - titik tertentu, terjadi benturan antar budaya dari luar
negeri yang tak dikenal oleh bangsa Indonesia. Jadi kehawatiran besar terasakan
benar adanya ancaman, serbuan, penaklukan, pelunturan karena nilai – nilai luhur
dalam paham kebangsaan.
Imbasnya adlah munculnya majalah-majalah Amerika dan Eropa versi
Indonesia seperti : Bazaar ,Cosmopolitan ,Spice,FHM, (for Him Magazine) ,Good
Housekeeping ,Trax, dan sebagainya. Begitu juga membanjirnya program
tayangan dan produk tanpa dapat dibendung.Sehingga bagaimana bagi negara
berkembang seperti Indonesia menyikapi penomena traspormasi media terhadap
prilaku masyarakat dan budaya lokal,karena globalisasi media dengan segala yang
dibawanya seperti lewat televisi, radio, majalah, koran, buku film, vcd, HP, dan
kini lewat internet sedikit banyak akan berdampak pada kehidupan masyarakat.
Saat ini masyarakat sedang mengalami serbuan yang hebat dari berbagai
produk poernografi berupa tabloitd, majalah, buku bacaan di media cetak,
televisi, rasio, dan terutama adalah peredaran bebas VCD.Baik yang datang dari
uar negeri maupun yang diproduksi sendiri. Walaupun media pernografi bukan
barang baru bagi Indonesia, namun tidak pernah dalam skala seluas sekarang.
Bahkan beberapa orang asing menganggap Indonesia sebagai ”surga pornografi”
karena sangat mudahnya mendapat produk-produk pornografi dan harganya pun
murah.
Kebebasan pers yang muncul pada awal reformasi ternyata dimanfaatkan
oleh sebagian masyarakat yang tidak bertanggung jawab, untuk menerbitkan
produk-produk
pornografi.
Mereka
menganggap
pers
mempunyai
kemerdekaan yang dijamin sebagai hak asasi warga Negara dan tidak dikenakan
penyensoran dan pembredelan. Padahal dalam pasal 5 ayat 1 Undang-undang pers
No 40 tahun 1999itu sendiri, mencantumkan bahwa: ”pers berkewajiban
memberikan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan
rasa kesusilaan masyarakat”.
Dalam media audio visualpun ada Undang-Undang yang secara spesifik
mengatur pornografi yaitu Undang-undang perfilman dan Undang-undang
Penyiaran. Dalam Undang-undang perflman 1992 pasal 33 dinyatakan bahwa :
”setiap film dan reklame film yang akan diedarkan atau dipertujuklkan di
Indonesia, wajib sensor terlebih dahulu”. Pasal 19 dari UU ini menyatakan bahwa
: ”LSF (Lembaga Sensor Film)harus menolak sebuah film yang menonjolkan
adegan seks lebih dari 50 % jam tayang”. Dalam UU Penyiaran pasal 36 ayat
6 dinyatakan bahwa: ” isi siaran televisi dan radio dilarang menonjolkan unsur
cabul (ayat 5) dan dilarang merendahkan, melecehkan dan/atau mengabaikan
nilai-nilai agama dan martabat manusia Indonesia ”.
Menurut Afdjani (2007 bahwa: Globalisasi pada hakikatnya ternyata telah
membawa nuansa budaya dan nilai yang mempengaruhi selera dan gaya hidup
masyarakat. Melalui media yang kian terbuka dan kian terjangkau, masyarakat
menerima berbagai informasi tenteng peradaban baru yang datang dari seluruh
penjuru dunia. Padahal, kita menyadari belum semua warga degara mampu menilai
sampai dimana kita sebagai bangsa berada. Begitulah, misalnya banjir
informasi dan budaya baru yang dibawa media tak jarang teramat asing dari
sikap hidup dan norma yang berlaku. Terutama masalah pornografi dimana
sekarang wanita–wanita Indonesia sangat terpengaruh oleh trend mode dari
Amerika dan Eropa yang dalam berbusana cenderung minim,yang kemudian ditiru
habis-habisan.
Sehingga kalau kita berjalan-jalan di mal atau di tempat publik sangat
mudah menemui wanita Indonesia yang berpakaian serba minim dan mengumbar
aurat.Dimana budaya itu sangat bertentangan dengan dengan norma yang ada di
Indonesia.Belum lagi maraknya kehidupan free sex di kalangan remaja masa kini.
Terbukti dengan adanya video porno yang pemerannya adalah orangorang Indonesia.
Di sini pemerintah dituntut untuk bersikap aktif tidak masa bodoh melihat
perkembangan kehidupan masyarakat Indonesia. Menghimbau dan kalau perlu
melarang berbagai sepak terjang masyarakat yabg berperilaku yang tidak
semestinya. Misalnya ketika Presiden Susilo Bambang Yudoyono menyarankan
agar televisi tidak merayakan goyang erotis denga puser atau perut kelihatan.
Ternyata dampaknya cukup terasa, banyak televisi yang tidak menayangkan artis
yang berpakaian minim
B. Tindakan yang Mendorong Timbulnya Globalisasi Kebudayaan
Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada
pertimbangan-pertimbangan ekonomi daripada cultural atau budaya dapat
dikatakan merugikan suatu perkembangan kebudayaan. Jennifer Lindsay (1995)
dalam bukunya yang berjudul „Cultural Policy And The Permorming Arts in SouthEast Asia‟, mengungkapkan kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara
efektif mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan tradisiona, baik melalui
campur tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan
tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada kebijakn kultural atau
konteks kultural. Dalam pengamatan yang lebih sempit dapat kita melihat tingkah
laku aparat pemerintah dalam menangani perkembangan kesenian rakyat, dimana
banyaknya campur tangan dalam menentukan objek dan berusaha merubah agar
sesuai dengan tuntutan pembangunan.
Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian rakyat sendiri menjadi hambar
dan tidak ada rasa seninya lagi. Melihat kecenderungan tersebut, aparat
pemerintah telah menjadikan para seniman dipandang sebagai objek
pembangunan dan diminta ntuk menyesuaikan diri dengan tuntutan simbol-simbol
pembangunan. Hal ini tentu saja mengabaikan masalah pemeliharaan dan
pengembangan kesenian secara murni, dalam arti benar-benar didukung oleh nilai
seni yang mendalam dan bukan hanya sekedar dijadikan model saja dalam
pembangunan.
Dengan demikian, kesenian rakyat semakin lama tidak dapat mempunyai
ruang yang cukup memadai untuk perkembangan secara alami atau natural, karena
itu, secara tidak langsung kesenian rakyat akhirnya menjadi sangat tergantung
oleh model-model pembangunan yang cnderung lebih modern dan rasional.
Sebagai contoh dari permasalah ini dapat kita lihat, misalnya kesenian asli
daerah Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong, dan sebagainya sudah diatur dan
disesuaikan oleh aparat pemerintah untuk memenuhi tuntutan dan tujuan
kebijakan-kebijakan politik pemerintah. Aparat pemerintah di sini turut
mengatur secara normatif, sehingga kesenian betawi tersebut tidak lagi terlihat
keasliannya dan cenderung membosankan. Untuk mengantisipasi hal-hal yang
tidak dikehendaki terhadap keaslian dan perkembangan yang murni bagi kesenian
rakyat tersebut, maka pemerintah perlu mengembalikan fungsi pemerintah
sebagai pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus turut
campur dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini
membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari
keterlibatan pemerintah dan bag para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yan
sulit pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas)
yang -diinginkan para seniman rakyat terebut. Oleh karena itupemerintah harus
menjalankan dengan benar-benar peranannya sebagai pengayom yang melindungi
keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus
merubah dan menyesuaikan dengan kebijakanik-kebijakan politik. Globalisasi
informasi dan budaya yang terjadi menjelang millenium beru seperti saat ini
adalah sesuatu yang tak dapat diletakkan. Kita harus beradaptasi dengannya
karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui bahwa teknologi
komunikasi sebagai salah satu produk dari modernisasi bermanfaat besar
bagiteriptanya dialog dan demokratisasi budaya secara masal dan merata.

C. Antisipasi Strategis Menanggulangi Dampak Negatif Globalisasi
Budaya
Ketidakpastian tradisi dalam menghadapi kekuatan-kekuatan di luar
dirinya tidak boleh dibiarkan begitu saja. Upaya-upaya pembakuan dan
modernisasi yang mengarah pada proses pembunuhan tradisi harus dilawan,
karena itu berarti pelenyapan atas sumber lokal yang diawali dengan krisis
identitas lokal.
Upaya-upaya pembangunan jati diri bangsa Indonesia, termasuk didalamnya
penghargaan nilai budaya dan bahasa, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan
dan cinta tanah air yang dirasakan semakin memudar dapat disebabkan oleh
beberapa faktor.Dalam kenyataannya didalam struktur masyarakat terjadi
ketimpangan sosial, baik dilihat dari status maupun tingkat pendapatan.
Kesenjangan sosial yang semakin melebar itu menyebabkan orang kehilangan
harga diri. Budaya lokal yang lebih sesuai dengan karakter bangsa semakin sulit
dicernakan sementara itu budaya global lebih mudah merasuk.
Dalam kasus Globalisasi Media, sekarang di Indonesia bermunculan
lembaga-lembaga media watch yang keras sebai pers sebagai jawaban terhadap
kian maraknya terhadap penerbitan yang tidak memperhitungkan masalah etika
dan kode etik. Dimana melalui media massapun, kita dapat membangun media
publik, karena media mempunyai kekuatan mengkonstruksi masyarakat. Misalnya
melalui pemberitaan tentang dampak negatif pornografi. Komentar para ahli dan
tokoh-tokoh masyarakat yang anti pornogrfi dan anti media pornografi serta
tulisan-tulisan, gambar dan surat pembaca yang berisikan realitas yang
dihadapi masyarakat dengan maraknya pornografi, maka media dapat dengan
cepat mengkontruksikan masyarakat secara luas karena jangkauannya jauh.
Dalam masyarakat terutama di daerah pedesaan , dikenal adanya opinion
leader atau pembuka pendapat atau tokoh masyarakat. Mereka mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak laku dalam cita-cita
tertentu. Menurut Rogers (1983): ”pemuka pendapat memainkan peranan penting
dalam penyebaran informasi. Melalui hubungan sosial yang intim, para pemuka
pendapat berperan menyampaikan pesan-pesan, ide-ide dan informasi-informasi
baru kepada masyarakat”. Melalui pemuka pendapat seperti tokoh agama,
sesepuh desa, kepala desa, pesan-pesan tentang bahaya media pornografi dapat
disampaikan.
Tapi yang lebih penting lagi adalah ketegasan Pemerintah dalam
menerapkan hukum baik Undang-Undang Pers, Undang-Undang Perfilman dan
Undang-Undang Penyiaran secara tegas dan konsisten disamping tentu saja
partisipasi dari masyarakat untuk bersama-sama mencegah dampak buruk dari
globalisasi media yang kalau dibiarkan bisa menghancurkan negeri ini.
Kemudian hal yang tidak kalah pentingnya dalam menghadapi globalisasi
budaya adalah nilai-nilai kearifan lokal bukanlah nilai usang yang harus dimatikan,
tetapi dapat bersinergi dengan nilai-nilai universal dan nilai-nilai modern yang
dibawa globalisasi. Dunia internasional sangat menuntut demokrasi, hak asasi
manusia, lingkungan hidup menjadi agenda pembangunan di setiap negara. Isu-isu
tersebut dapat bersinergi dengan aktualisasi dari filosofi lokal yang dimiliki
Indonesia, misalnya di Bali yang dikenal dengan ”Tri Hita Karana”, yang
mengajarkan pada masyarakat Bali, bagaimana harus bersikap dan berperilaku
yang selalu mengutamakan harmoni, keselarasan, keserasian dan keseimbangan
hubungan antara manusia dengan alam, manusia dengan manusia, dan manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan hidup.
Oleh karena itu globalisasi yang tidak terhindarkan harus diantisipasi
dengan pembangunan budaya yang berkarakter penguatan jati diri dan kearifan
lokal yang dijadikan sebagai dasar pijakan dalam penyusunan strategi dalam
pelestarian dan pengembangan budaya. Upaya memperkuat jati diri daerah dapat
dilakukan melalui penanaman nilai-nilai budaya dan kesejarahan senasib dan
sepenanggungan diantara warga sehingga perlu dilakukan revitalisasi budaya
daerah dan perkuatan budaya daerah.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang
negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia. Norma-norma yang terkandung dalam
kebudayaan bengsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan
teknologi disertai nilai-nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah
menimbulkan isu mengenai globalisasi dari pada akhrnya menimbulkan nilai baru
tentang kesatuan dunia. Radha Krishnan dalam bukunya Eastern Religion and
Western Though (1924) menyatakan “untuk pertama kalinya dalam sejarah umat
manusia, kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentakkan kita, entah suka
atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan tidak ada lagi peradaban. Atau
dengan kata lain kebudayaan asing. Apabila timur dan barat bersatu, masihkah
ada ciri khas kebudayaan kita? Oleh karen itu perlu dipertahankan aspek sosial
budaya Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya adalah dengan penyaringan
budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa.

B. Saran-Saran
Dari hasil pembahasan di atas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk
mencegah terjadinya pergeseran kebudayaan yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Pemerintah perlu mengkaji ulang peraturan-peraturan yang dapat menyebabkan
pergeseran budaya bangsa
Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masingmasing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya
Para pelaku media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita,
hiburan dan informasi yang diberikn agar tidak menimbulkan pergeseran budaya
Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga
budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negatif
Masyarakat harus berhati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru,
sehingga pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada
kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita
DAFTAR PUSTAKA
http://.id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi/
http://itha.wordpress.com/2007/09/12/globalisasi-dan-kebudayaan/
http://www.karangasemkab.go.id
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html
http://kojingtechnolog.wordpress.com/2011/09/04/pengertian-kebudayaan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
http://mustofasmp2.wordpress.com/2011/01/03/pengertian-globalisasi/

More Related Content

What's hot

PPT GLOBALISASI (SOSIOLOGI)
PPT GLOBALISASI (SOSIOLOGI)PPT GLOBALISASI (SOSIOLOGI)
PPT GLOBALISASI (SOSIOLOGI)Onny Setyowati
 
Modernisasi dan globalisasi
Modernisasi dan globalisasiModernisasi dan globalisasi
Modernisasi dan globalisasiRegalian Emielda
 
globalisasi
globalisasiglobalisasi
globalisasinov_eels
 
Ppt Sikap terhadap Globalisasi di Lingkungannya
Ppt Sikap terhadap Globalisasi di LingkungannyaPpt Sikap terhadap Globalisasi di Lingkungannya
Ppt Sikap terhadap Globalisasi di LingkungannyaCha-cha Taulanys
 
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupanMakalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupanWulan Yulian
 
Dampak globalisasi bagi kesehatan dan lingkungan
Dampak globalisasi bagi kesehatan dan lingkunganDampak globalisasi bagi kesehatan dan lingkungan
Dampak globalisasi bagi kesehatan dan lingkunganRiana Sari
 
Modernisasi dan globalisasi : contoh nyata di segala bidang
Modernisasi dan globalisasi : contoh nyata di segala bidangModernisasi dan globalisasi : contoh nyata di segala bidang
Modernisasi dan globalisasi : contoh nyata di segala bidangDian Anisa Putri
 
Kelompok 5 GLOBALISASI
Kelompok 5 GLOBALISASIKelompok 5 GLOBALISASI
Kelompok 5 GLOBALISASIbagussetyo
 
Perubahan Komunitas Lokal Dalam Globalisasi
Perubahan Komunitas Lokal Dalam GlobalisasiPerubahan Komunitas Lokal Dalam Globalisasi
Perubahan Komunitas Lokal Dalam GlobalisasiDewi Tri
 
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Moral Suatu Bangsa
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Moral Suatu BangsaPengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Moral Suatu Bangsa
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Moral Suatu BangsaRulan_Syah
 
pkn globalisasi materi lengkap
pkn globalisasi materi lengkappkn globalisasi materi lengkap
pkn globalisasi materi lengkapStudent
 
Makalah pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan
Makalah pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaanMakalah pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan
Makalah pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaanIrlan Vigier
 

What's hot (18)

Makalah globalisasi 2
Makalah globalisasi 2Makalah globalisasi 2
Makalah globalisasi 2
 
Attachment
AttachmentAttachment
Attachment
 
PPT GLOBALISASI (SOSIOLOGI)
PPT GLOBALISASI (SOSIOLOGI)PPT GLOBALISASI (SOSIOLOGI)
PPT GLOBALISASI (SOSIOLOGI)
 
Modernisasi dan globalisasi
Modernisasi dan globalisasiModernisasi dan globalisasi
Modernisasi dan globalisasi
 
globalisasi
globalisasiglobalisasi
globalisasi
 
Ppt Sikap terhadap Globalisasi di Lingkungannya
Ppt Sikap terhadap Globalisasi di LingkungannyaPpt Sikap terhadap Globalisasi di Lingkungannya
Ppt Sikap terhadap Globalisasi di Lingkungannya
 
Artikel globalisasi
Artikel globalisasiArtikel globalisasi
Artikel globalisasi
 
Globalisasi
GlobalisasiGlobalisasi
Globalisasi
 
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupanMakalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
Makalah dampak globalisasi di beberapa aspek kehidupan
 
Dampak globalisasi bagi kesehatan dan lingkungan
Dampak globalisasi bagi kesehatan dan lingkunganDampak globalisasi bagi kesehatan dan lingkungan
Dampak globalisasi bagi kesehatan dan lingkungan
 
Modernisasi dan globalisasi : contoh nyata di segala bidang
Modernisasi dan globalisasi : contoh nyata di segala bidangModernisasi dan globalisasi : contoh nyata di segala bidang
Modernisasi dan globalisasi : contoh nyata di segala bidang
 
Globalisasi
GlobalisasiGlobalisasi
Globalisasi
 
Kelompok 5 GLOBALISASI
Kelompok 5 GLOBALISASIKelompok 5 GLOBALISASI
Kelompok 5 GLOBALISASI
 
Perubahan Komunitas Lokal Dalam Globalisasi
Perubahan Komunitas Lokal Dalam GlobalisasiPerubahan Komunitas Lokal Dalam Globalisasi
Perubahan Komunitas Lokal Dalam Globalisasi
 
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Moral Suatu Bangsa
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Moral Suatu BangsaPengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Moral Suatu Bangsa
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Moral Suatu Bangsa
 
pkn globalisasi materi lengkap
pkn globalisasi materi lengkappkn globalisasi materi lengkap
pkn globalisasi materi lengkap
 
Globalisasi
GlobalisasiGlobalisasi
Globalisasi
 
Makalah pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan
Makalah pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaanMakalah pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan
Makalah pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan
 

Viewers also liked

홍보용 - 플랫폼 사업 20150422
 홍보용 - 플랫폼 사업 20150422 홍보용 - 플랫폼 사업 20150422
홍보용 - 플랫폼 사업 20150422Jongkoog Ahn
 
Diapositivas turismo internacional
Diapositivas turismo internacionalDiapositivas turismo internacional
Diapositivas turismo internacionaljjrmartinez17
 
RL.11-12.2 assessment11
RL.11-12.2 assessment11 RL.11-12.2 assessment11
RL.11-12.2 assessment11 Jkeigher
 
Sistemas de la información
Sistemas de la informaciónSistemas de la información
Sistemas de la informaciónarmenta0331
 
Unit 7 world population
Unit 7 world populationUnit 7 world population
Unit 7 world populationÁnh Hồng
 
Coco chanel
Coco chanelCoco chanel
Coco chanel19sajia
 
How data informs decision making 2
How data informs decision making 2How data informs decision making 2
How data informs decision making 2jaccalder
 
Kerajaan kediri (faiqul alwan) ICG
Kerajaan kediri (faiqul alwan) ICGKerajaan kediri (faiqul alwan) ICG
Kerajaan kediri (faiqul alwan) ICGfaiqalmujahid
 
Mejora en la escuela equida
Mejora en la escuela equidaMejora en la escuela equida
Mejora en la escuela equidaYoangelle
 
Unit 9 the post office reading
Unit 9 the post office readingUnit 9 the post office reading
Unit 9 the post office readinglieu nguyen
 

Viewers also liked (20)

Makalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesiaMakalah demokrasi di indonesia
Makalah demokrasi di indonesia
 
홍보용 - 플랫폼 사업 20150422
 홍보용 - 플랫폼 사업 20150422 홍보용 - 플랫폼 사업 20150422
홍보용 - 플랫폼 사업 20150422
 
Un poeta
Un poetaUn poeta
Un poeta
 
Diapositivas turismo internacional
Diapositivas turismo internacionalDiapositivas turismo internacional
Diapositivas turismo internacional
 
RL.11-12.2 assessment11
RL.11-12.2 assessment11 RL.11-12.2 assessment11
RL.11-12.2 assessment11
 
John guillen
John guillenJohn guillen
John guillen
 
Sistemas de la información
Sistemas de la informaciónSistemas de la información
Sistemas de la información
 
New Hud Updated Resume
New Hud Updated ResumeNew Hud Updated Resume
New Hud Updated Resume
 
Bimbingan konseling
Bimbingan konselingBimbingan konseling
Bimbingan konseling
 
Puebla!!
Puebla!!Puebla!!
Puebla!!
 
Edmodo
EdmodoEdmodo
Edmodo
 
Unit 7 world population
Unit 7 world populationUnit 7 world population
Unit 7 world population
 
Coco chanel
Coco chanelCoco chanel
Coco chanel
 
How data informs decision making 2
How data informs decision making 2How data informs decision making 2
How data informs decision making 2
 
Kerajaan kediri (faiqul alwan) ICG
Kerajaan kediri (faiqul alwan) ICGKerajaan kediri (faiqul alwan) ICG
Kerajaan kediri (faiqul alwan) ICG
 
Makalah budaya politik
Makalah budaya politikMakalah budaya politik
Makalah budaya politik
 
Mejora en la escuela equida
Mejora en la escuela equidaMejora en la escuela equida
Mejora en la escuela equida
 
Psicotecnia en españa
Psicotecnia en españaPsicotecnia en españa
Psicotecnia en españa
 
Unit 9 the post office reading
Unit 9 the post office readingUnit 9 the post office reading
Unit 9 the post office reading
 
Casa remansos del bosque
Casa remansos del bosqueCasa remansos del bosque
Casa remansos del bosque
 

Similar to Dampak Globalisasi Media pada Budaya dan Perilaku Masyarakat

Similar to Dampak Globalisasi Media pada Budaya dan Perilaku Masyarakat (20)

Makalah pengaruh globalisasi
Makalah pengaruh globalisasiMakalah pengaruh globalisasi
Makalah pengaruh globalisasi
 
Makalah pengaruh globalisasi
Makalah pengaruh globalisasiMakalah pengaruh globalisasi
Makalah pengaruh globalisasi
 
Makalah globalisasi dalam budaya
Makalah globalisasi dalam budayaMakalah globalisasi dalam budaya
Makalah globalisasi dalam budaya
 
Makalah globalisasi dalam budaya
Makalah globalisasi dalam budayaMakalah globalisasi dalam budaya
Makalah globalisasi dalam budaya
 
Makalah global warning
Makalah global warningMakalah global warning
Makalah global warning
 
GLOBALISASI.pdf
GLOBALISASI.pdfGLOBALISASI.pdf
GLOBALISASI.pdf
 
Makalah global warning
Makalah global warningMakalah global warning
Makalah global warning
 
Makalah global warning
Makalah global warningMakalah global warning
Makalah global warning
 
Makalah global warning
Makalah global warningMakalah global warning
Makalah global warning
 
Makalah global warning
Makalah global warningMakalah global warning
Makalah global warning
 
Makalah global warning
Makalah global warningMakalah global warning
Makalah global warning
 
Modernisasi dan globalisasi
Modernisasi dan globalisasiModernisasi dan globalisasi
Modernisasi dan globalisasi
 
Makalah Globalisasi
Makalah GlobalisasiMakalah Globalisasi
Makalah Globalisasi
 
Pengaruh Globalisasi di Indonesia
Pengaruh Globalisasi di Indonesia Pengaruh Globalisasi di Indonesia
Pengaruh Globalisasi di Indonesia
 
Bab i globalllllllllllll
Bab i globalllllllllllllBab i globalllllllllllll
Bab i globalllllllllllll
 
Bab i globalllllllllllll
Bab i globalllllllllllllBab i globalllllllllllll
Bab i globalllllllllllll
 
Makalah globalisasi1234
Makalah globalisasi1234Makalah globalisasi1234
Makalah globalisasi1234
 
Makalah pengaruh globaliasi
Makalah pengaruh globaliasiMakalah pengaruh globaliasi
Makalah pengaruh globaliasi
 
Makalah globalisasi dalam sosial
Makalah globalisasi dalam sosialMakalah globalisasi dalam sosial
Makalah globalisasi dalam sosial
 
MYHES
MYHESMYHES
MYHES
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Dampak Globalisasi Media pada Budaya dan Perilaku Masyarakat

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Situasisosialpolitik di suatu negara baik yang positifmaupunnegatif, tidaklah bisa dilepaskandaripengaruhberbagaigejolak yang terjadi di tingkat global ditentukanolehcitradiri dan identitasbangsaitusendiri yang mana masingmasingbangsa di duniasudahpastimemilikicitradiri dan identitasmasingmasing sehinggasetiappengaruh global yang diterimasetiapbangsa dan negarapunakanberbeda. Era globalisasi yang diboncengi neolibralisme dan modernisasimenujudiiringirevolusi IPTEK. Dimana manusiaakanterusakanmengalamirevolusi tour ti (technologi,telekomunication,transportation,tourism)yang memiliki globalizingforce yang dominan sehingga batas antardaerah dan antar negara semakinkabul, yang mengakibatkanduniatanpa batas yang menganutalirankebebasan, kebebasannerkreatifitas, kebebasanberpendapat, dan kebebasanberkreatifitas, kebebasanberpendapat, dan kebebasanberekpresi. Seperticontohbilakitaduduk di satukursi dan berkomunikasidenganorang di tempat yang palingjauhditempatdiluar sana, maka kemajuantehnologiinformasi dan telekomonikasimendekatkanjarak dan waktu. Kondisitersebut secara tidaklangsungdapatmempengaruhitantanganbudayamasyarakatkhususnya Indonesia. Hal ini sangatlah berbahaya bila kita tidak memfilter serta membedakan mana budaya asing yang dapat diserap dan mana yang tidak. Jika kita melihat kondisi riil masyaratIndonesia sekarang ini, ternyata daya serap masyarakat terhadap budaya global lebih cepat dibanding daya serapnya terhadap budaya lokal. Bukti nyata dari pengaruh globalisasi itu, antara lain dapat disaksikan dari gaya berpakaian, dan gaya berbahasa masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda yang sudah berubah yang kesemuanya itu diperoleh karena kemajuan tehnologi iformatika dan komunikasi khususnya pada media masa. Globalisasi media dengan segala nilai yang dibawanya seperti lewat televisi, radio, majalah, koran, buku, film, VCD, HP, dan kini lewat internet sedikit banyak akan berdampak pada budaya dan kehidupan masyarakat Indonesia.
  • 2. B. Identifikasi Masalah Dalam perkembangannya globalisasi menimbulkan berbagai masalah dalam bidang kebudayaan., misalnya hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu negara, terjadinya erosi nilai-nilai budaya, menurunya rasa nasionalisme dan patriotisme, hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong-royong, kehilangan kepercayaan diri, gaya hidup kebarat-baratan. Dan masalah terhadap eksistensi terhadap kebudayaan daerah, salah satunya adalah terjadinya penurunan rasa cinta terhadap kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa, maka kita sebagai generasi muda patut untuk menyeleksi mana yang baik dan benar guna untuk masa depan. C. Rumusan Masalah 1. apa pengaruh globalisasi media terhadap kebudayaan dan perilaku masyarakat ? 2. tindakan apa yang dapat mempengaruhi eksistensi kebudayaan di era globalisasi ini ? 3. bagaimana cara mengatasi dampak negatif globalisasi tersebut ? D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan daerah 2. Untuk meningkatkan kesadaran remaja untuk menjujung tinggi kebudayaan bangsa sendiri karena kebudayaan merupakan jati diri bangsa. 3. Mengembangkan potensi afektif bangsa Indonesia sebagai warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. 4. Mengembangkan kemampuan bangsa Indonesia agar selektif untuk memilah budaya yang masuk serta membedakan mana yang baik dan benar. 5. Para generasi muda agar tidak menganggap remeh dan tidak bersikap negatif terhadap kebudayaan yang masuk. 6. Untuk meningkatkan kedisiplinan dalam mengembangkan budaya sendiri. E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi bagaimana globalisasi berpengaruh pada eksistensi budaya deareh 2. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai proses globalisasi pada aspek kebudayaan 3. Memberikan informasi penjelasan tentang dampak globalisasi 4. Menjelaskan kepada masyarakat tentang definisi serta pengertian globalisasi
  • 3. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Globalisasi Menurut asala katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanyauniversal. Achmad Suparman menyatakan globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individulisasi di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali defini kerja, sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandang sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi, dan budaya masyarakat. Di sisi lain ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutkhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengerah besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985. 1. a. Ciri-Ciri Globalisasi Perubahan dalam konstatin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang dan telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya. Sementara melalui pergerakan massa semacam turrisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda. b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO) c. Peningkatan interaksi kultura melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olahraga internasional). Saat ini, kita dapat mengkonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai
  • 4. hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, litteratur, dan makanan. d. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain. 2. Dampak Globalisasi 1. Dampak positif a. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan b. Mudah melakukan komunikasi c. Cepat dalam berpergian (mobilitas tinggi) d. Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran e. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri f. Mudah memenuhi kebutuhan 2. a. b. c. Dampak negatif Informasi yang tidak tersaring Perilaku konsumtif Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit B. Pengertian Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari kata budh – budhi – budhaya yang dalam bahasa sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan diarikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupkan unsur rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berati perbuatan atau ikhtiar sebagai unsur jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia (supartono, 2001; prasetya, 1998) 1. a. Definisi kebudayaan menurut sarjana-sarjana ilmu sosial : E. B Tylor menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang didalamnya meliputi pengetahuan, kepercyaan, seni, kesusilaan, adat istiadat , serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang mempelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. b. R. Linton menyatakan bahwa kebudayaan adalah merupakan konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dan hasil dari tingkah laku itu yang unsur-unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota dari masyarakat tertentu.
  • 5. c. d. e. f. g. Herkovits menyatakan bahwa kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia. Krober dan Kluckhon, menyatakan bahwa kebudayaan adalah pola, eksplisit dan implict, tentang untuk perilaku yang dipelajari dan diwariskan melalui simbolsimbol, yang merupakan prestasi khas manusia, termasuk perwujudannya dalam benda-benda budaya. Ki Hajar Dewantara, menyatakan bahwa kebudayaan adalah buah dari manusia, yang merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, alam dan jaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di alam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. Soedjatmoko, mengemukakan kebudayaan adalah penjelmaan manusia dalam penghadapannya dengan waktu, peluang dan pilihan, kesinambungan dan perubahan, serta sejarah (Soedjatmoko 1985) Koentjaraningrat, menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya (Supartono,2001;Keesing, 1992)
  • 6. BAB III PEMBAHASAN A. Dampak Globalisasi Media Terhadap Budaya dan Perilaku Masyarakat Bertolak dari besarnya peran media massa dalam mempengaruhi pemikiran khayalaknya, tentulah perkembangan media massa di Indonesia pada masa yang akan datang harus dipikirkan lagi. Apalagi menghadapi globalisasi media massa yang tak terelakan lagi. Globalisasi media massa merupakan proses yang secara nature terjadi, sebagaimana jatuhnya sinar matahari, sebagaimana jatuhnya hujan atau meteor. Pendekatan profesional menjadi kata kunci, masalah dasarnya mudah diterka. Pada titik - titik tertentu, terjadi benturan antar budaya dari luar negeri yang tak dikenal oleh bangsa Indonesia. Jadi kehawatiran besar terasakan benar adanya ancaman, serbuan, penaklukan, pelunturan karena nilai – nilai luhur dalam paham kebangsaan. Imbasnya adlah munculnya majalah-majalah Amerika dan Eropa versi Indonesia seperti : Bazaar ,Cosmopolitan ,Spice,FHM, (for Him Magazine) ,Good Housekeeping ,Trax, dan sebagainya. Begitu juga membanjirnya program tayangan dan produk tanpa dapat dibendung.Sehingga bagaimana bagi negara berkembang seperti Indonesia menyikapi penomena traspormasi media terhadap prilaku masyarakat dan budaya lokal,karena globalisasi media dengan segala yang dibawanya seperti lewat televisi, radio, majalah, koran, buku film, vcd, HP, dan kini lewat internet sedikit banyak akan berdampak pada kehidupan masyarakat. Saat ini masyarakat sedang mengalami serbuan yang hebat dari berbagai produk poernografi berupa tabloitd, majalah, buku bacaan di media cetak, televisi, rasio, dan terutama adalah peredaran bebas VCD.Baik yang datang dari uar negeri maupun yang diproduksi sendiri. Walaupun media pernografi bukan barang baru bagi Indonesia, namun tidak pernah dalam skala seluas sekarang. Bahkan beberapa orang asing menganggap Indonesia sebagai ”surga pornografi” karena sangat mudahnya mendapat produk-produk pornografi dan harganya pun murah. Kebebasan pers yang muncul pada awal reformasi ternyata dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat yang tidak bertanggung jawab, untuk menerbitkan produk-produk pornografi. Mereka menganggap pers mempunyai kemerdekaan yang dijamin sebagai hak asasi warga Negara dan tidak dikenakan penyensoran dan pembredelan. Padahal dalam pasal 5 ayat 1 Undang-undang pers
  • 7. No 40 tahun 1999itu sendiri, mencantumkan bahwa: ”pers berkewajiban memberikan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat”. Dalam media audio visualpun ada Undang-Undang yang secara spesifik mengatur pornografi yaitu Undang-undang perfilman dan Undang-undang Penyiaran. Dalam Undang-undang perflman 1992 pasal 33 dinyatakan bahwa : ”setiap film dan reklame film yang akan diedarkan atau dipertujuklkan di Indonesia, wajib sensor terlebih dahulu”. Pasal 19 dari UU ini menyatakan bahwa : ”LSF (Lembaga Sensor Film)harus menolak sebuah film yang menonjolkan adegan seks lebih dari 50 % jam tayang”. Dalam UU Penyiaran pasal 36 ayat 6 dinyatakan bahwa: ” isi siaran televisi dan radio dilarang menonjolkan unsur cabul (ayat 5) dan dilarang merendahkan, melecehkan dan/atau mengabaikan nilai-nilai agama dan martabat manusia Indonesia ”. Menurut Afdjani (2007 bahwa: Globalisasi pada hakikatnya ternyata telah membawa nuansa budaya dan nilai yang mempengaruhi selera dan gaya hidup masyarakat. Melalui media yang kian terbuka dan kian terjangkau, masyarakat menerima berbagai informasi tenteng peradaban baru yang datang dari seluruh penjuru dunia. Padahal, kita menyadari belum semua warga degara mampu menilai sampai dimana kita sebagai bangsa berada. Begitulah, misalnya banjir informasi dan budaya baru yang dibawa media tak jarang teramat asing dari sikap hidup dan norma yang berlaku. Terutama masalah pornografi dimana sekarang wanita–wanita Indonesia sangat terpengaruh oleh trend mode dari Amerika dan Eropa yang dalam berbusana cenderung minim,yang kemudian ditiru habis-habisan. Sehingga kalau kita berjalan-jalan di mal atau di tempat publik sangat mudah menemui wanita Indonesia yang berpakaian serba minim dan mengumbar aurat.Dimana budaya itu sangat bertentangan dengan dengan norma yang ada di Indonesia.Belum lagi maraknya kehidupan free sex di kalangan remaja masa kini. Terbukti dengan adanya video porno yang pemerannya adalah orangorang Indonesia. Di sini pemerintah dituntut untuk bersikap aktif tidak masa bodoh melihat perkembangan kehidupan masyarakat Indonesia. Menghimbau dan kalau perlu melarang berbagai sepak terjang masyarakat yabg berperilaku yang tidak semestinya. Misalnya ketika Presiden Susilo Bambang Yudoyono menyarankan agar televisi tidak merayakan goyang erotis denga puser atau perut kelihatan. Ternyata dampaknya cukup terasa, banyak televisi yang tidak menayangkan artis yang berpakaian minim
  • 8. B. Tindakan yang Mendorong Timbulnya Globalisasi Kebudayaan Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada pertimbangan-pertimbangan ekonomi daripada cultural atau budaya dapat dikatakan merugikan suatu perkembangan kebudayaan. Jennifer Lindsay (1995) dalam bukunya yang berjudul „Cultural Policy And The Permorming Arts in SouthEast Asia‟, mengungkapkan kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara efektif mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan tradisiona, baik melalui campur tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada kebijakn kultural atau konteks kultural. Dalam pengamatan yang lebih sempit dapat kita melihat tingkah laku aparat pemerintah dalam menangani perkembangan kesenian rakyat, dimana banyaknya campur tangan dalam menentukan objek dan berusaha merubah agar sesuai dengan tuntutan pembangunan. Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian rakyat sendiri menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya lagi. Melihat kecenderungan tersebut, aparat pemerintah telah menjadikan para seniman dipandang sebagai objek pembangunan dan diminta ntuk menyesuaikan diri dengan tuntutan simbol-simbol pembangunan. Hal ini tentu saja mengabaikan masalah pemeliharaan dan pengembangan kesenian secara murni, dalam arti benar-benar didukung oleh nilai seni yang mendalam dan bukan hanya sekedar dijadikan model saja dalam pembangunan. Dengan demikian, kesenian rakyat semakin lama tidak dapat mempunyai ruang yang cukup memadai untuk perkembangan secara alami atau natural, karena itu, secara tidak langsung kesenian rakyat akhirnya menjadi sangat tergantung oleh model-model pembangunan yang cnderung lebih modern dan rasional. Sebagai contoh dari permasalah ini dapat kita lihat, misalnya kesenian asli daerah Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong, dan sebagainya sudah diatur dan disesuaikan oleh aparat pemerintah untuk memenuhi tuntutan dan tujuan kebijakan-kebijakan politik pemerintah. Aparat pemerintah di sini turut mengatur secara normatif, sehingga kesenian betawi tersebut tidak lagi terlihat keasliannya dan cenderung membosankan. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki terhadap keaslian dan perkembangan yang murni bagi kesenian rakyat tersebut, maka pemerintah perlu mengembalikan fungsi pemerintah sebagai pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus turut campur dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari keterlibatan pemerintah dan bag para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yan sulit pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas) yang -diinginkan para seniman rakyat terebut. Oleh karena itupemerintah harus menjalankan dengan benar-benar peranannya sebagai pengayom yang melindungi
  • 9. keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikan dengan kebijakanik-kebijakan politik. Globalisasi informasi dan budaya yang terjadi menjelang millenium beru seperti saat ini adalah sesuatu yang tak dapat diletakkan. Kita harus beradaptasi dengannya karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui bahwa teknologi komunikasi sebagai salah satu produk dari modernisasi bermanfaat besar bagiteriptanya dialog dan demokratisasi budaya secara masal dan merata. C. Antisipasi Strategis Menanggulangi Dampak Negatif Globalisasi Budaya Ketidakpastian tradisi dalam menghadapi kekuatan-kekuatan di luar dirinya tidak boleh dibiarkan begitu saja. Upaya-upaya pembakuan dan modernisasi yang mengarah pada proses pembunuhan tradisi harus dilawan, karena itu berarti pelenyapan atas sumber lokal yang diawali dengan krisis identitas lokal. Upaya-upaya pembangunan jati diri bangsa Indonesia, termasuk didalamnya penghargaan nilai budaya dan bahasa, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan dan cinta tanah air yang dirasakan semakin memudar dapat disebabkan oleh beberapa faktor.Dalam kenyataannya didalam struktur masyarakat terjadi ketimpangan sosial, baik dilihat dari status maupun tingkat pendapatan. Kesenjangan sosial yang semakin melebar itu menyebabkan orang kehilangan harga diri. Budaya lokal yang lebih sesuai dengan karakter bangsa semakin sulit dicernakan sementara itu budaya global lebih mudah merasuk. Dalam kasus Globalisasi Media, sekarang di Indonesia bermunculan lembaga-lembaga media watch yang keras sebai pers sebagai jawaban terhadap kian maraknya terhadap penerbitan yang tidak memperhitungkan masalah etika dan kode etik. Dimana melalui media massapun, kita dapat membangun media publik, karena media mempunyai kekuatan mengkonstruksi masyarakat. Misalnya melalui pemberitaan tentang dampak negatif pornografi. Komentar para ahli dan tokoh-tokoh masyarakat yang anti pornogrfi dan anti media pornografi serta tulisan-tulisan, gambar dan surat pembaca yang berisikan realitas yang dihadapi masyarakat dengan maraknya pornografi, maka media dapat dengan cepat mengkontruksikan masyarakat secara luas karena jangkauannya jauh. Dalam masyarakat terutama di daerah pedesaan , dikenal adanya opinion leader atau pembuka pendapat atau tokoh masyarakat. Mereka mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak laku dalam cita-cita tertentu. Menurut Rogers (1983): ”pemuka pendapat memainkan peranan penting dalam penyebaran informasi. Melalui hubungan sosial yang intim, para pemuka pendapat berperan menyampaikan pesan-pesan, ide-ide dan informasi-informasi baru kepada masyarakat”. Melalui pemuka pendapat seperti tokoh agama,
  • 10. sesepuh desa, kepala desa, pesan-pesan tentang bahaya media pornografi dapat disampaikan. Tapi yang lebih penting lagi adalah ketegasan Pemerintah dalam menerapkan hukum baik Undang-Undang Pers, Undang-Undang Perfilman dan Undang-Undang Penyiaran secara tegas dan konsisten disamping tentu saja partisipasi dari masyarakat untuk bersama-sama mencegah dampak buruk dari globalisasi media yang kalau dibiarkan bisa menghancurkan negeri ini. Kemudian hal yang tidak kalah pentingnya dalam menghadapi globalisasi budaya adalah nilai-nilai kearifan lokal bukanlah nilai usang yang harus dimatikan, tetapi dapat bersinergi dengan nilai-nilai universal dan nilai-nilai modern yang dibawa globalisasi. Dunia internasional sangat menuntut demokrasi, hak asasi manusia, lingkungan hidup menjadi agenda pembangunan di setiap negara. Isu-isu tersebut dapat bersinergi dengan aktualisasi dari filosofi lokal yang dimiliki Indonesia, misalnya di Bali yang dikenal dengan ”Tri Hita Karana”, yang mengajarkan pada masyarakat Bali, bagaimana harus bersikap dan berperilaku yang selalu mengutamakan harmoni, keselarasan, keserasian dan keseimbangan hubungan antara manusia dengan alam, manusia dengan manusia, dan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa dalam melaksanakan hidup. Oleh karena itu globalisasi yang tidak terhindarkan harus diantisipasi dengan pembangunan budaya yang berkarakter penguatan jati diri dan kearifan lokal yang dijadikan sebagai dasar pijakan dalam penyusunan strategi dalam pelestarian dan pengembangan budaya. Upaya memperkuat jati diri daerah dapat dilakukan melalui penanaman nilai-nilai budaya dan kesejarahan senasib dan sepenanggungan diantara warga sehingga perlu dilakukan revitalisasi budaya daerah dan perkuatan budaya daerah.
  • 11. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia. Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bengsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dari pada akhrnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia. Radha Krishnan dalam bukunya Eastern Religion and Western Though (1924) menyatakan “untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentakkan kita, entah suka atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan tidak ada lagi peradaban. Atau dengan kata lain kebudayaan asing. Apabila timur dan barat bersatu, masihkah ada ciri khas kebudayaan kita? Oleh karen itu perlu dipertahankan aspek sosial budaya Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa. B. Saran-Saran Dari hasil pembahasan di atas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya pergeseran kebudayaan yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. Pemerintah perlu mengkaji ulang peraturan-peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran budaya bangsa Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masingmasing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya Para pelaku media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita, hiburan dan informasi yang diberikn agar tidak menimbulkan pergeseran budaya Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negatif Masyarakat harus berhati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru, sehingga pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita