Sampah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan sifatnya, sumbernya, dan cara pengelolaannya. Komposisi dan jumlah sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jumlah penduduk, aktivitas, gaya hidup, dan iklim. Sampah dapat berdampak buruk pada kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik, namun di masa mendatang dapat pula dimanfaatkan sebagai
1. SAMPAH
Proses terjadinya sampah
Pengertian sampah
Sampah (padat, cair dan gas) adalah benda yang tidak dipakai tidak digunakan
dan dibuang.
Waste ditinjau dari masalahnya dan cara penanggulangannya dibagi atas 6
golongan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Solid waste (sampah padat)~ refuse
Liquid waste
Atmosphering waste
Human waste
Manure (kotoran hewan)
Special waste (sampah khusus/ berbahaya)
SOLID WASTE
Benda yang tidak dipakai, tidak digunakan dan dibuang yang berasal dari
kegiatan manusia dan bersifat padat.
Jenis-jenis sampah
- Organik
- Anorganik
Berdasarkan kecenderungan membusuk
- Degradable
- Undegradable
Mudah terbakar
- Combustable
- Uncombustable
Berbahaya atau tidaknya
2. - Hazardous
- Nonhazardous
APHA (american public health asocication)
Ditinjau dari karakteristiknya sampah dibagi menjadi 10 jenis
1. Garbage
- Banyak mengandung air
- Mudah busuk dan mudah terurai terutama di iklim panas
- Disukai serangga
- Sampah ini berasal dari rumah penduduk, RS, restoran, hotel dan
pasar
2. Sampah kering (rubbish)
Sampah yang dapat terbakar dan sampah yang tidak dapat terbakar.
Dihasilkan dari kantor, tempat perdagangan (kain), industri
pengolahan kayu
3. Abu (ashes)
Hasil pembakaran
4. Street cleaning (sampah jalanan, daun-daunan, puntung rokok)
5. Death animal
6. Abondened vehicle
7. Industrial waste
8. Demolition waste (sampah dari bangunan)
9. Hazadous waste
10. Sampah dari pengelolaan air minum
Sumber sampah
1.
2.
-
Pemukiman penduduk
Keluarga tunggal/bbrp keluarga
Asrama
Jenis sampah yang dihasilkan: sisa makanan, bahan sisa pengolahan
makanan (garbage), rubbish, abu dan sampah khusus
Tempat umum dan perdagangan
Tempat orang banyak berkumpul dan melakukan kegiatan
Toko, rumah makan, hotel, pasar dsb
Jenis sampah: garbage, rubbish, abu, sisa bahan bangunan, sampah
khusus dan kadang sampah berbahaya
3. 3.
4.
-
5.
-
Sarana pelayanan masyarakat milik pemerintah
Tempat umum, tempat hiburan, taman
Jalan umum
Tempat parkir
Tempat pelayanan kesehatan
Komplek militer
Gedung pertemuan
Pantai tempat berlibur
Sarana pemerintah yang lain
Tempat-tempat ini menghasilkan sampah khusus dan rubbish
Industri
Pabrik produksi bahan-bahan
Perusahaan kimia
Perusahaan kayu
Perusahaan logam
Sampah yang dihasilkan: garbage, rubbish, abu, sisa-sisa bahan
bangunan, sampah khusus dan sampah berbahaya
Pertanian
Berasal dari tanaman atau binatang
Pertanian: kebun, kandang, ladang atau sawah
Jenis sampah: sisa bahan makanan yang membusuk, sampah pertanian,
pupuk, maupun bahan pembasmi serangga
Komposisi sampah
Susunan bahan-bahan sampah perlu diketahui, kegunaannya untuk penilaian
serta pemilihan alat yang diperlukan sebagi sarana pengolahan.
Susunan atau komposisi sampah dapat dibedakan menjadi komposisi fisik dan
kimia
1. Komposisi fisik
Selain untuk pemilihan dan penggunaan alat pengelolaan, dapat
digunakan sebagai penjajakan dalam usaha pemanfaatan sumber energi
1.1. Komposisi sampah
- Tata cara penentuan komposisi sampah biasanya dilakukan dengan cara
statistik, karena sifat banyaknya komponen sampah
4. - Umumnya sampah di daerah perkotaan tdd bermacam-macam sampah
tentunya di berbagai kota kombinasi menurut geografisnya, musim,
sosial ekonomi dll; sebagai contoh perbedaan persentase komponen
sampah dapat dilihat pd zzzzzzzz
1.2. Kepadatan
Kepadatan sampah tergantung letak geografis, musim, lamanya
penyimpanan dan usaha pemadatan, kepadatan sampah kota yang
diangkut truk pemadat (compactor truck) berkisar antara 300-700lb/yd3,
rata- rata 500 lb/yd3
1 lb= 1 pound= 0,5 kg
1 yard= 0,9m= 3 feets
1.3. Kelembaban
- Kelembaban sampah umumnya 15-40%, tergantung pada komposisi
sampah, musim, Kelembaban udara dan keadaan cuaca khususnyan
waktu hujan
- Kelembaban suatu sampah dihitung dengan menyatakan berat
kelembaban/ berat benda kering, untuk jelasnya digunakan formula sbb:
Kelembaban (%)=
a= berat sampel dalam keadaan sebelum dikeringkan
b= berat sampel setelah pengeringan
2. Komposisi kimia
Sampah dapat dimanfaatkan kembali, tetapi perlu memperhatikan
komposisi kimianya, pemanfaatan sampah a.l untuk bahan bakar dan
perlu memperhatikan 4 faktor:
a. Analisis perkiraan
- Kelembaban
- Bahan yang menguap
- Abu
- Karbon (yang tertinggal)
Contoh: sampah daun-daunan ditimbang (100 gr)
Pengeringan (1050C- 1 jam)
Ditimbang (40 gr)
%=
= 60 %
b. Titik lebur abu
5. c. Analisis akhir tentang persentase C,H,O,N,S
d. Nilai panas
Hasil analisa komponen sampah kota (combustable)
komponen
Prosen berat kering
C
H
N
O
S
Abu
Sisa makanan
48,0
6,4
2,6
37,6 0,4
5,0
kertas
43,5
6,0
0,3
44,0 0,2
6,0
Karton
44,0
5,9
0,3
44,6 0,2
5,0
Plastik
60,0
7,2
22,8 10
Tekstil
55
6,6
4,6
31,2 0,15 2,5
Karet
78
10
2,0
10
Kulit
60
8
10
11,6 0,4
10
Sampah pekarangan
47,8
6
3,4
38
0,3
4,5
kayu
49,5
6
0,2
42,7 0,3
1,5
Kandungan unsur kimia dalam sampah ini menentukan banyaknya energi yang
dihasilkan oleh sampah tsb, unsur-unsur yang dimaksudkan ialah C,H,O,N,S
Untuk mengetahui energi yang terdapatn dalam sampah digunakan fomula
dulong sbb:
BTU/lb= 145,4 C + 620 (H-
) + 41 S
BTU= british termal unit
Rate timbulnya sampah
Proses pertumbuhan sampah dari waktu ke waktu masih terdapat kesulitan
dalam penganalisaan datanya. Hal ini disebabkan karena perbedaan cara
pengukuran dan klasifikasi sampah.
1. Pengukuran jumlah sampah
- Pengukuran dengan volume
- Pengukuran dengan berat
Pengukuran dengan volume tidak berperan penting karena 1m3 sampah
dalam truk, tidak sama dgn 1m3 sampah yang telah dimampatkan pada
flocker tank dan tidak sama pula dengan 1m3 sampah pada sanitary
6. 2.
-
landfill yang telah dipadatkan. Pengukuran dengan satuan bilangan
merupakan ukuran yang menjamin laporann yang akurat.
` pemanfaatan sampah misanya composting, diawali dengan
menghitung C:N ratio memperkirakan BTU sampah yang akan
dimanfaatkan panasnya juga memerlukan perhitungan satuan-satuan
yang berat. Namun di indonesia menggunakan satuan volume (kubik).
Hal ini disebabkan karenapengangkutan masih menggunakan gerobak,
truk atau traveler yg kapasitas muatnya ditentukan penuh tidaknya bak
alat angkut tsb.
Satuan unit angka (rate) timbulnya sampah
Satuan untuk timbulnya sampah berbeda-beda tergantung sumber
sampahnya
Pemukiman: satuan kg/orang/hari
Di indonesia: liter/orang/hari
Komersial (negara maju): lb/orang/hari
Industri: misal sampahdi industri perakitan mobil: lb/automobil
Untuk usaha pengepakan: lb/case
Untuk agriculture waste: pounds/manure atau 1400 pounds/cow/day
dan pounds of waste/ ton raw products
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sampah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jumlah penduduk dan kepadatannya
Tingkat aktivitas
Pola kehidupan/ tingkat sosial ekonomi
Letak geografis
Iklim (tropis dan subtropis)
Musim (musim gugur, musim buah-buahan dll)
Kemajuan teknologi (pembungkus plastik, daun perkembangan kemasan
makanan, obat akan mempengaruhi jumlah sampah)
Pengaruh sampah terhadap kesehatan dan lingkungan
1. Pengaruh sampah trhadap kesehatan
7. Pd awal kehidupan sampah belum menjadi permasalahan tetapi
setelah adanya pertambahan jumlah penduduk dengan ruang untuk
hidup tetap, maka makin hari masalah sampah makin besaar.
Secara umum pembuangan sampah yang tidal memenuhi syarat
kesehatan lingkungan akan dapat mengakibatkan:
a. Tempat perkembangan dan sarang serangga dan tikus
b. Sumber pengotoran tanah sumber-sumber air permukaan,
tanah, air dalam tanah ataupun udara
c. Sumber dan tempat hidup dari kuman-kkuman yang
membahayakan kesehatan.
2. Sampah sebagai sarana penularan penyakit
Sampah dapat menjadi tempat dan sarang dari berbagai macam vektor
penular penyakit, vektor yang dimaksudkan:
a. Lalat (kolera)
b. Kecoa (typhus)
c. Nyamuk (dengue)
Lalat dan kecoa merupakan vektor penular penyakit infeksi perut,
nyamuk merupakan vektor malaria, DHF, kaki gajah dan tikus
merupakan penular pes dan leptospirosis.
Kebiasaan lalat
1. Hidup di tempat yang kotor
2. Tertarik akan bau yang busuk
3. Sampah basah (garbage cepat berbau busuk merupakan tempat
berkembang dan tempat makan lalat)
Kebiasaan kecoa
1. Senang di tempat yang gelap, lembab dan berbau
2. Tempat tsb adalah tempat kecoa berkembang biak
Kebiasaan nyamuk
1. Nyamuk aedes dan culex suka bersarang pada genangan air
2. Sampah-sampah yang berupa kaleng bekas, plastik aqua, ban
bekas jika berisi air menjadi tempat berkembang biak nyamuk
Kebiasaan tikus
Suka hidup di tempat yang banyak makanan, di tempat yang lembab
dan bercelah
8.
9. Manfaat Sampah
1.
2.
-
Sampah yang mudah membusuk
Kompos/pupuk
Makanan ternak (fog feeding)
Gas bio (kotoran hewan dan garbage)
Menimbun rawa
Sampah yangsulit/ tidak dapat membusuk
Reuse (diambil dan dimanfaatkan kembali untuk keperluan lain)
Recycling (diambil kembali untuk diolah secara fisik dan kimiawi)
Cara Pengambilan sampah
a. Hand sorting (pemilihan dengan tangan)
b. Air separation (pemisahan dengan udara) berguna untuk memisahkan
sampah organik dan anorganik
c. Magnetic separation (pemisahan secara magnetik)
d. Screening (pengasingan)
e. Floatotion (pemisahan dengan pengapungan)
f. Optical sorting (pemisahan gelas-gelas)
Prospek Sampah Di Masa Mendatang
Untuk mendapatkan gambaran mengenai masalah sampah dimasa mendatang
- Perkiraan laju kenaikan penduduk pertahun
- Produksi sampah/orang/hari
Di USA faktor yang mempengaruhi
- Recovery
- Recycling
Sampah dari jumlahnya banyak dapat berkurang karena sebagian dapat
dimanfaatkan kembali dan digunakan sebagai bahan untuk energi
10. Kenaikan laju pertambahan sampah di masa mendatang dapat diklasifikasikan
menjadi 3 golongan:
- Jika kenaikannya : 2,5%/tahun= low
- Jika kenaikannya : 3,5%/tahun= medium
- Jika kenaikannya : 4,5%/tahun= high
Untuk dapat menghitung prediksi jumlah sampah di masa yang akan datang
dapat dipakai rumus: Pt= P0 (1+r)t
Keterangan: Pt= jumlah sampah pada tahun mendatang
P0= jumlah sampah saat sekarang
r= persen kenaikan sampah/tahun
t= jumlah tahun perhitungan
contoh:
laju kenaikan sampah/tahun= 2,5% pada tahun 2011 jumlah sampah=
500m3/hari. Berapa perkiraan sampah pada tahun 2031?
Jawab: Pt= P0 (1+r)t
= 500 (1+0,25)20
Pt= 819 m3/hari atau sekitar 290.000 m3/tahun
Peredaran bahan (material flow) dan timbulnya sampah
Di lingkungan industri dapat dilihat sbb:
Raw material
residual debris
Manufacturing
residual waste material
Processing and recovery
11. Bahaya dan manfaat sampah di masa mendatang
1. Bahaya sampah di masa mendatang
Di masa mendatang sampah dan sisa buangan produksi atau sisa
pestisida yang tidak habis dipakai karena penggunaan yang semakin hari
semakin meningkat.
Walaupun sisa-sisa ini relatif kecil namun karena dipergunakan secara
meluas di lingkungan manusia bila tidak dikelola dan tidak diawasi
dengan baik akan membahayakan kehidupan manusia di masa
mendatang. Sampah pestisida dapat mencemari tanah dan udara serta
air.
2. Manfaat sampah di masa mendatang
Kemajuan teknologi maka sampah di masa mendatang dapat
dimanfaatkan kembali seperti misalnya bahan baku untuk suatu industri
atau bahan bakar yang menghasilkan energi, misalnya:
Penemuan hasil pengolahan secara kimiawi
Pembakaran untuk mendapatkan panas
Proses pengolahan secara biologi
Penemuan hasil-hasil pengolahan secara biologik
Sistem pengolahan sampah
1. Sejarah pengelolaan sampah
Sejak dahulu diketahui pengelolaan sampah dan prinsip-prinsip dasar
pengelolaan sampah seperti sekarang yang membedakan hanya
teknologi, alat/fasilitas yang digunakan.
1906 (H de B parsons) menulis “the disposal of municipal refuse”
(prinsip-prinsip dasar dan metode pengelolaan sampah seperti dewasa
ini)
Evolusi dari pengangkutan sampah:
Thn 1900: pengangkutan/pengumpulan dgn kereta kuda
Thn 1925: kendaraan diganti dengan solid tire motor truck kemudian
terjadi modifikasi menjadi truck sampah dewasa ini
1976 truk dimodernisasi menjadi truck dilengkapi dengan pemadat
(compactor)
12. Alatnya terus berkembang sampai sekarang truk dengan hidrolic.
Alatnya terus berkembang lagi dan kini dilengkapi dengan penyedot
(vacum)
Perkembangan metode pembuangan sampah
1. Dumping on land/open dumping
Pembuangan sampah di tanah terbuka
2. Dumping to water
Pembuangan sampah ke dalam air
3. Feeding to hog
Sampah diberi kepada ternak
4. Reduction
Sampah direduksi untuk diambil minyaknya
5. Inceneration (pembakaran sampah)
6. Plowing into the soil (sanitary landfill)
2. Definisi pengelolaan sampah
Berdasarkan buku solid water (george tchobanoglous et.al)
Sebagai suatu ilmu yang berhubungan dengan pengaturan terhadap
penimbulan, pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan,
pemrosesan dan pembuangan sampah dengan suatu cara yang sesuai
dengan prinsip-prinsip terbaik dari kesehatan masyarakat, ekonomi,
teknik, perlindungan alam, juga mempertimbangkan sikap masyarakat.
Ruang lingkup: fungsi administratif, hukum, teknik, perencanaan
Unsur-unsur pengelolaan sampah
13. Dampak keberadaan sampah
1. Nilai estetika
Sampah yang menumpuk dan dibiarkan pada tempat terbuka (open
dump) menyebabkan turunnya estetika tempat sekitar, menganggu
keindahan panorama setempat, bau busuk yang tidak enak dan
berkembangnya berbagai organisme patogen, tempat berkembang
biak lalat yang mampu membawa penyakit.
2. Polusi udara
Pembakaran sampah secara terbuka menimbulkan emisi gas karbon
dioksida, karbon monoksida, nitrogen monoksida, gas sulfur dan
partikel-partikel halus di udara yang dapat menyebabkan penyakit
pernafasan,penyakit kulit, infeksi mata dsb.
3. Kontaminasi pada air
Air hujan bersama dengan air hasil pembusukan dikenal sebagai air
lindi atau leachate akan berkumpul maupun mengalir ke parit-parit
maupun ke sungai yang ada di sekitarnya, akibatnya air sungai
tercemar oleh air lindi sehingga tidak dapat dimanfaatkan karena
akan menimbulkan gatal-gatal pada kulit.
4. Sumber penyakit
Tempat penimbunan sampah khususnya yang masih basah
merupakan tempat hidup nyamuk, lalat, insekta dan mikroba.
Binatang-binatang tersebut dapat menularkan atau menyebabkan
timbulnya penyakit pada masyarakatn sekitar tempat penampungan
sampah.
14. Penyakit bawaan sampah
Nama penyakit
Bawaan lalat
Dysentri basilaris
Dysentri amuba
Typhus abdominalis
Cholera
Ascariasis
ancylostomiasis
Penyebab penyakit
Shigella shigae
Entamoeba histolistika
Salmonella typhii
Vibrio cholera
A. Lumbricoides
A. duodenale
bawaan tikus/pinjal
pest
Pasteurella pestis
leptospirosis
Leptospira
rat bite fever
Sreptobacillus moniliform
keracunan
metana
carbon dioxide
carbon monoxide
logam berat dsb
Dekomposisi tanah biasanya terjadi secara aerobik, dilanjutkan
secara fakultatif dan secara anaerobik, apabila oksigen telah habis.
Dekomposisi aerobik akan menghasilkan cairan yang disebut leachate
beserta gas.
Leachate atau lindi ini adalah cairan yang mengandung zat padat
tersuspensi yang sangat halus dan hasil penguraian mikroba.
Biasanya tdd Ca,Mg, Na, K, Fe, Cl, sulfat, posphat, Zn, Ni, CO2, N2,
NH3, H2S dan asam organik, tergantung dari kualitas sampah maka di
dalam leachate biasa juga ditemukan mikroba patogen, logam berat
dan zat lainnya.
5. Penyumbatan saluran air
Kebiasaan yang masih sulit dicegah yaitu masih banyaknya warga
yang mebuang ssampah dengan sengaja di selokan, ke sungai atau
got, saluran pembuangan air di kota, timbunan sampah yang tidak
15. sengaja akan dapat menutup saluran kota. Akibatnya air saluran
meluap pada waktu hujan. Air sugai pun ikut menjadi kotor.
6. Longsoran sampah
Penumpukan sampah yang terlalu tinggi menyebabkan longsor, jadi
sampah yang meninbunm tak terkendali dapat menyebabkan
bencana alam.
Dampak Positif Sampah
Dibuat pupuk atau kompos
Dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah. Proses dekomposisi telah
mampu mengubah sampah menjadi humus ini dilakukan pada jenis
dampah organil yang musah membusuk a.l daun-daunan oleh sebab
itu perlu dilakaukan pemilahan sampah terlebih dahulu.
Dimanfaatkan sebagai makanan ternak
Terlebih dahulu pd sampah dilakukan pemilahan dan pengolahan
sampah sebelum diberikan kepada ternak. Maksudnya agar ternak
terhindar dari pengaruh buruk sampah khususnya karena keberadaan
B3. Dibakar atau dipakai sebagai bahan bakar, sampah dimanfaatkan
sebagai bahan baku biogas dan briket.
Untuk meninbun rawa
Semua jenis sampah dapat dipergunakan sebagai bahan timbunan
tanah rawa namun perlu diperhatikan bahwa air rawa tsb tidak
dimanfaatkan untuk air irigasi. Hal ini perlu diperhatikan karena
selama proses pembusukan sampah dapat menimbulkan air lindi
yang bersifat toksik.
Menurut neolaka (2008)
Sistem pengelolaan sampah yang telah disepakati pemerintah dan
perusahaan pengelola untuk melaksanakan pengelolaan sampah
tersebut harus dengan didukung penuh oleh rakyat yang memroduksi
sampah. Apabila hal ini terjadi maka pengelolaan sampah yang
harmonis dan persoalan dapat diselesaikan dengan baik.
TPA dan IPST (instalasi pengelolaan sampah terpadu)
16. Bebeapa aspek yang perlu didekati dalam pengelolaan persampahan:
I.
II.
III.
Aspek teknik
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam mengelola persampahan
adalah karakter dari sampah yang ditimbulkan oleh masyarakat
perkotaan. Berbagai karakter sampah yang perlu dikenali, dimengerti
dan dipahami.
Karakter sampah dapat dikenali sbb:
1. Tingkat produksi sampah
2. Komposisi dan kandungan sampah
3. Kecenderungan perubahannya dari waktu ke waktu
Karakter sampah tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat
pertumbuhan
penduduk,
pertumbuhan
ekonomi
dan
kemakmuran serta gaya hidup masyarakat perkotaan.
Aspek kelembagaan
Dilakukan oleh dinas kebersihan kota
Aspek keuangan dan management
Pengelolaan sampah secara terpadu: kebejakan strategis yang telah
ditetapkan oleh pemerintah baru tahap aspek teknis yaitu dengan
melakukan pengurangan timbulan sampah dengan menerapkan
reduce, recycle dan reuse (3R) dengan harapan pada tahun 2025
tercapai “zero waste”.
Pengolahan Sampah
Yang dimaksud dengan pengeolaan sampah adalah suatu upaya yang sering
dilakukan dalam sistem management persampahan dengan tujuan untuk:
a. Meningkatkan efisiensi operasional
b. Mendaur ulang material (bahan-bahan yang kurang bermanfaat untuk
ditingkatkan kembali manfaatnya)
c. Mendaur ulang material (bahan-bahan buangan untuk diubah menjasi
produk lain atau energi)
17. Secara proses ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut diantaranya adalah:
1. Pemadatan (Compaction)
Upaya mengurangi volume sampah secara mekanis nama alatnya
compactor.
2. Pembakaran (incineration)
Upaya mengurangi volume sampah secara kimiawi alatnya incinerator
3. Penghancuran (shreading)
Upaya mengurangi volume sampah dengan cara memotong-motong
atau mengiris-iris
4. Pemisahan : untuk memudahkan proses daur ulang
5. Pengeringan
Pengurangan kadar dengan maksud mengurangi volume dan berat
sampah.
Pola Teknis Operasional
I.
Pola pemadatan : - individual
- komunal
II.
pengumpulan : - individual langsung
- individual tidak langsung
- komunal langsung
-komunal tidak langsung
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah
TPA
Sampah:
tempatpembuanganakhirsampah
yang
berasaldariberbagaisumberpenghasilsampah.
TPA
sampahterletak
di
daerahtertentudandibuatsedemikianrupasehinggatidakmengganggukesehatanl
ingkungandanmanusia.TPA
sampahmerupakansalahsatuunsurpokokdalampengelolaansampah.
18. MenurutAzwar (1996), lazimnyam yang harusdipenuhidalammembangun TPA
sampahadalah:
1. tidakdibangunberdekatandengansumber air minumatausumber air
lainnya
yang
dipergunakanolehmanusiasepertimansi,
mencuci,
kakusdsb.
Adapunjarakyagnseringdipakaisebagaipedomanialahlebihdari200m
darisumber air.
2. Tidakdibangunpadadaerah yang seringterkenabanjir
3. Dibangunpadatempat yang jauhdaritempattinggalmanusiayaitusekitar
2km
daripemukimanpenduduksertakuranglebih
15km
daripermukaanlaut.
Jaraktersebutberhubungandenganbau
yang
ditimbulkansampahsertajarakterbanglalat.
JenisPelayananSampah
1. Curb collection: container diletakan di pinggirjalan
2. Alley collection: container berada di gang-gang
3. Set out: petugasmasukkehalamanmengambilsampahdan
container di
letakan di pinggirjalan
4. Set
out
set
back:
container
diambilolehpetugasdansetelahdikosongkandikembalikanketempatsemul
a.
5. Back
yard
carry:
petugasbertanggungjawabmasukkehalamanrumahuntukmengambilsam
pah.
SistemPengumpulansampah
1. Sistem container diangkut (HCS)
19. Container
diangkutketempatpembuangandandikosongkankemudian
container
dikembalikanketempatsemulaatauketempat
lain.
Secaraekonomisisteminisangatmenguntungkan.
2. Sistem container tetap (SCS)
Sampahdimasukankedalamtruksampah,
diangkutdandibuangketempatpembuangasampah.
Ada
2
bentuksistemini:
Mempunyai compactor tetap
Secara manual
Ada 3 system HCS:
1. Horst truk: trukdenganalatpengengkutdanmenggunakanalat compactor
tetap
2. System
tilf
frame:
truk
container
yang
memilikicomapactortetapdancarapengosongannyadengancaramemiring
kan.
3. System trailer (truktraktor): container tertutupyang dilengkapidenga
compactor tetap.
Klasifikasi Transfer station
1. Stasiunpemindahkecilkapasitas 100 ton/hari
2. Stasiunpemindahbesarkapasitas 100-500 ton/hari
3. Stasuinpemindahbesarkapasitas> 500 ton/hari
Type stasiunpemindah
a. Tipepengisianlangsung (direct dis-charge)
b. Tipebongkarsimpan
c. Tipekombinasi (pengisianlangsungdanbongkarsimpan)
20. SyaratStasiunPemindah
1. Sedekatmungkindengan
area
ataudaerah
dilayanidanpenghasilterbnyak
2. Mudahdijangkauolehkendaraanpengangkutsampah
3. Tidakmenganggumasyarakatdanlingkunganselamaberopersi
yang
MetodePengolahanSampah
Pengolahan sampah dilakukan sebagai tahap akhir pengelolaan
sampah sebelum dibuang ke alam ataupun supaya dapat
dimanfaatkan kembali. Ada beberapa metode pengolahan sampah
yaitu daur ulang, open dumping, sanitary landfill, insinerasi/
pembakaran serta pengomposan.
Kegiatan daur ulang dilakukan dengan cara menggunakan kembali
(reuse) benda-benda yang masih berguna, dikembalikan manfaatnya
dan memisahkan bahan yang masih perlu diproses sebelum
digunakan kembali.
World Health Organization (1999)
Pada sistem open dumping, sampah ditimbun di areal tertentu tanpa
membutuhkan tanah penutup, sedangkan pada cara sanitary landfill
sampah ditimbun secara berselang seling antara lapisan tanah
sebagai penutup (tiwow, dkk, 2003)
Insinerator adalahalat pemusnah limbah padat dengan cara
pembakaran yang terkendali sehingga emisi gas buangan terkontrol
atau tidak menimbulkanpencemaran lingkungan serta abu hasil
pembakaran tidak berbahaya (stabil). Pembakaran adalah sistem
sederhana dengan membakar atau mengoksidasi senyawa-senyawa.
Pembakaran sederhana menghasilkan panas, cahay, air, dan CO2. Abu
sebagai kombinasi material akhir terbentuk akibat pembakaran yang
tidak sempurna dari padatan baru yang terbentuk selama masa
oksidasi (LIPI,2003).
21. Selain metode di atas, sering juga digunakan metode untuk mengelola sampah.
Kompos adalah zat akhir dari suatu pengomposan. Proses fermentasi
tumpukan sampah/selesah tanaman dan termasuk bangkai binatang.
Perubahan yang terjadi karena adanya penguraian, pembebasan dan
pengikatan berbagai zat/unsur hara oleh jasad renik selama proses
pembentukan kompos (sutejo,2002).
Prinsip pembuatan kompos merupakan pencampuran bahan organik dengan
mikroorganisme sebagai aktivator. Mikroorganisme tsb dapat diperoleh dari
berbagai sumber, seperti kotoran ternak (manure) atau bakteri inokulan
(bakterial inokulant) berupa effectiive microorganisms (EM4), orgadec dan
stardec. Mikroorganisme tersebut berperan dalam menjaga keseimbangan
karbon dan nitrogen yang merupakan faktor penentu keberhasilan pembuatan
kompos.
Kendala dalam pengelolaan sampah
Menurut soemirat (2003) pada saat ini terdaspat beberapa kendala dalam
pengelolaan sampah yaitu:
1. Cepatnya perkembangan tingkat hidup masyarakat yang tidak sesuai/
disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan
2. Cepatnya pekembangan teknologi, lebih cepat daripada kemempuan
masyarakat untuk mengelola dan memahami persampahan.
3. Meningkatnya biaya operasi pengelolaan dalam konstruksi di segala
bidang termasuk persampahan.
Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar
menimbulkan masalah pencemaran udara, tanah dan air serta
menimbulkan turunnya harga tanah karena daerah itu turun estetiknya,
bau dan tinggi populasi lalat.
4. Kegagakan dalam daur ulang ataupun pemanfaatan kembali barang
bekas, juga ketidakmampuan orang memelihara barangnya sehingga
cepat rusak.
22. 5. Semakin sulitnya mendapatknn lahan untuk TPA sampah, selain tanah
dan formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan sampah, juga
terjadi kompetisi yang semakin rumit akan penggunaan tanah.
6. Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya
dipakai sebagai tempat pembuangan sampah.
7. Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan.
8. Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada
tempatnya dan memelihara kebersihan
9. Pembiayaan yang tidak memadai mengingat bahwa sampai saat ini
kebanyakan sampah masih dikelola oleh jawatan pemerintah
10.Pengelolaan sampah di masa lalu dan masa kini kurang memperhatikan
faktor non-teknis seperti partisipasi masyarakat dan penyuluhan tenteng
hidup sehat dan bersih
Penentuan umur teknis TPA didasarkan pada:
1.
2.
3.
4.
5.
Luas zona sampah
Ketinggian sampah aktual
Ketinggian sampah yang direncanakan
Laju pembuangan sampah
Laju penurunan
Menajemen pengolahan sampah terpadu
Terdapat 3 alasan mengapa manajemen dibutuhkan:
1. Untuk mencapai tujuan, baik tujuan organisasi mauun tujuan pribadi.
2. Untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan yang saling
berntentangan dalam organisasi tsb.
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas yang merupakan salah satu cara
umum menilai organisasi.
23. HAZARDOUS REFUSE (SAMPAH BERBAHAYA)
Yaitu suatu bahan buangan yang mempunyai potensi menimbulkan
bahaya bagi kesehatan manusia maupun makhluk hidup lain.
Pengaruh sampah berbahaya terhadap lingkungan:
1. Bahan buangan tsb tidak dapat diturunkan kadar bahayanya atau
tetap selama berada di alam, contoh plastik
2. Dari segi biologis sangat besar bahayanya
3. Dapat menyebabkan kematian
4. Memberi kerusakan secara kumulatif
Sifat Sampah Berbahaya
1. Racun
2. Mudah terbakar
3. Mudah menimbulkan karat
Macam Limbah Beracun
Limbah mudah meledak: limbah yang melalui reaksi kimia dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dapat dengan
cepat merusak limgkungan
Limbah mudah terbakar: limbah yang bila berdekatan dengan api,
percikan api, gesekan atau sumber nyala lain mudah terbakar atau
menyala dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam
waktu lama
Limbah reaktif: limbah yang menyebabkan kebakaran karena
melepaskan oksigen atau menerima oksigen atau limbah organik
peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi
Limbah beracun: limbah yang mengandung racun yang berbahaya
bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan
kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan,
kulit atau mulut.
24. Limbah penyebab infeksi: limbah lab yang terinfeksi penyakit atau
kuman, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan
tubuh manusia yang terkena infeksi.
Limbah yang bersifat korosif: limbah yang menyebabkan iritasi pada
kulit atau mengkorosi baja, yaitu memiliki pH ≤2,0 untuk limbah yang
bersifat asam dan pH >12,5 untuk yang bersifat basa.
Jenis dan Sumber Sampah Berbahaya
1. Bahan buangan radioaktif
Radiasi untuk jangka waktu reatif lama sehingga berbahaya bagi
makhluk hidup. Misalnya senyawa uranium
Sumber:
1. Pusat penelitian medis
2. rumah sakit
3. laboratorium
4. instalasi pembangkit tenaga nuklir
2. sampah bahan kimia
a. bahan organik
b. bahan anorganik
c. bahan yang mudah terbakar
d. bahan yang mudah meledak
sumber: pabrik pestisida, pabrik baterai, pabrik mesiu, rumah sakit,
laboratorium
3. sampah biologis
sifatnya adalah: punya kemampuan untuk menginfeksi makhluk hidup
dan menghasilkan bahan beracun.
Termasuk golongan ini adalah:
a. jaringan tumor dan kanker
b. kain pembalut
c. obat-obatan kadaluarsa
4. sampah yang mudah terbakar
termasuk golongan sampah kimia, sangat berbahaya dan sulit
penanganannya
sehingga
penyimpanan,
pengumpulan
dan
25. 5.
-
pembuangannya dikerjakan lebih khusus. Bahan ini berbentuk gas, cair
dan padat.
Contoh: organik sulpen, bensin, oli, alkohol, plastik dan lumpur organik.
Sumber: - instalasi penjernihan minyak, penyimpanan minyak dan pabrik
alkohol
bahan buangan yang mudah meledak
berbentuk gas, padat dan cair
bahan meriam, senjata, bahan peledak dan mesiu
sumber: pabrik senjata, pabrik mesiu dan pabrik petasan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam usaha penanganan sampah
berbahaya
1. peran serta secara aktif masyarakat dalam hal pemberian info maupun
pengumpulan pendapat
2. kerja sama yang baik antara masyarakat dan petugas kesehatan
masyarakat
3. kesadaran akan arti kesehatan dan bahaya dari sampah tsb oleh pemilik
industri
BIOGAS
proses fermentasi dari sampah, sisa makanan, kotoran hewan, sampah
(garbage) dengan bantuan mikroorganisme anaerobik dari dalam alat pembuat
biogas.
Biogas menghasilkan energi panas. Komposisinya tdd:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Gas metana CH4= 54-70%
Gas CO2= 21-45%
Gas CO= 0,1%
Gas O2= 0,1%
Gas N2= 0,5-3%
Gas H2S= sangat sedikit
26. Sifat-sifat Gas CH4
- Tidak berwarna
- Tidak berasa dan
- Tidak berbau
1 m3 gas CH4mengandung 4000-5000 kgkal setara dengan untuk merebus
± 130L atau 60-100 selama 5-6 jam
Proses terjadinya CH4
27. Persyaratan khusus tempat pembuangan sampah berbahaya:
1. Ditentukan oleh jenis bahan buangan yang dihasilkan atau
ditampungnya
2. Sifat sampah berbaya tersebut
3. Lokasi tempat penyimpanan diletakkan
Syarat ukuran/ volume tempat penyimpanan sampah berbahaya:
1. Tergantung dari jumlah sampah yang diproduksi/ dihasilkan
2. Disesuaikan dengan waktu pembuangan yang diinginkan
Jangka waktu/ lama penyimpanan sampah berbahaya:
1. Pada jenis tertrentu, sampah berbahaya dapat disimpan sampai
beberapa bulan juga sampai beberapa tahun
2. Pada jenis tertentu jugan harus segera dibuang/ dimusnahkan sesuai
dengan persyaratan kesehatan yang diperkenankan
Persyaratan teknis tempat penyimpanan sampah berbahaya:
1. Untuk jenis sampah yang mudah membuat karat, tempat
penyimpanannya terbuat dari tangki atau drum fiber glas yang dilapisi
dengan glas
2. Untuk jenis sampah yang mempunyai tekanan tinggi, biasanya disimpan
dalam tangki yang ditanam di dalam tanah atau dimasukkan ke dalam
sumur
3. Untuk sampah radioaktif disimpan dalam drum metal atau timah hitam
dan dibungkus dengan beton
4. Untuk jenis sampah toksis, tempat penyimpanannya terbuat dari metal
atau fiber glas dan dilapisi dengan kaca di bagian dalamnya untuk
mencegah karat dan untuk zat kimia yang bersifat asam
5. Untuk jenis sampah biologis, penyimpanannya dapat dibuat dengan 2
tahap yaitu:
28. a. Pra-storage: yaitu membungkus sampah berbahaya dengan kantong
plastik tebal
b. Storage:nyaitu tempat penyimpanan yang berupa drum metal atau
plastik yang dapat menampung sampah dari pra-storage tadi
6. Untuk jenis sampah yang mudah terbakar, tempat penyimpanannya
harus kuat dan rapat terbuat dari drum metal yang tertutup
7. Untuk jenis sampah yang mudah meledak, tempat penyimpanannya
sama dengan sampah yang mudah terbakar, terbuat dari drum metal
dan baja steel dan tahan benturan fisik.
SANITARY LANDFILL
Adalah metode pembuangan sampah yang memenuhi syarat.
*sampah diratakan, dipadatkan setiap hari dan ditutup tanah diatasnya setebal
15cm yang telah dipadatkan.
Ada 3 macam metode sanitary landfill
1. Metode galian parit (trench method)
Tanah digali dibuat parit, sampah dimasukkan ke dalam parit, diratakan
dan dipadatkan, ditutup dengan tanah bekas galian setebal 15cm,
dipadatkan.
2. Metode area (area method)
Sampah dibuang di atas tanah yang rendah seperti rawa-rawa, jurang,
lereng bukit, dipadatkan dan ditutup tanah setiap hari, tanah penutup
diambil ditempat lain.
3. Metode ramp
Gabungan metode 1 dan 2. Sampah setiap hari ditutup tanah setebal
15cm yang telah dipadatkan.
Persyaratan teknis SLF
1. Pemadatan setiap hari dengan kemiringan 300 (daily cell of refuse)
29. 2. Penimbunana sampah setiap hari setebal 15cm yang dipadatkan (daily
earth cover)
3. Setelah sampai ketinggian sampah maksimum 250cm yang telah
dipadatkan, penutup akhir dengan tanah setebal 70cm yang dipadatkan
(top earth cover)
4. Memerlukan ventilasi (pipa berlubang) untuk pengeluaran gas-gas yang
dihasilkan dari proses kimiawi, biologis dan fisik dan pembusukan
sampah dan penstabilan.
Gas-gas yang dihasilkan pada proses pembusukan anaerobik: CH4, NH3, H2S,
CO2, N2
NB: 4 hari pertama suhu naik 550-650
60 hari kemudian suhu turun
2 tahun permukaan tanah turun 10%
ASPEK PENTING DALAM PENYELENGGARAAN SLF
1. Memilih lokasi SLF
Tanah (tanah yang permeabilitasnya rendah)
Jarak dari sumber air ± 200m
Luas tanah yang dibutuhkan tergantung jumlah/kuantitas sampah
yang dibuang setiap hari
Perhitungan luas tanah:
1. Data jumlah penduduk dan data jumlah sampah/hari
2. Kepadatan sampah
3. Max tinggi sampah 250cm
2. Tidak mencemari lingkungan
Tidak di daerah banjir
Pengawasan terhadap CH4 dan vektor
3. Efisiensi jarak tempuh truk pengangkut sampah 22-30 km
30. MANFAAT SETELAH SLF JADI
1.
2.
3.
4.
5.
Lapangan olahraga
Tempat rekreasi
Tempat parkir
Tempat penghijauan
Lapangan pesewat terbang
KEGAGALAN DARI SLF
1.
2.
3.
4.
Musim
Kurang alat atau biaya
Ada kecelakaan, kebakaran
Frekuensi pengangkutan sampah
PENGELOLAAN SAMPAH
Analisis instruksional
1. Menjauhkan sumber-sumber dan karakteristik sampah
2. Menghitung jumlah timbulan sampah
3. Menjelaskan landasan hukum dan peraturan
4. Memilih partisipasi masyarakat
5. Menentukan sistem pengumpulan dan pengangkutan sampah
6. Menentukan jenis dan jumlah pewadahan
7. Menentukan jenis dan jumlah alat pengumpulan
8. Menentukan jenis dan jumlah TPS
9. Menentukan jumlah dan jenis alat pengangkutan
10.Menentukan pembuangan atau metode pembuangan akhir sampah
11.Menentukan lokasi lahan pembuangan akhir sampah
12.Menghitung kebutuhan lahan pembuangan akhir sampah
13.Merencanakan sistem pembuangan akhir
14. Merencanakan sistem pengelolaan sampah
31. Sampah berbahaya (hazardous refuse)
Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara
1.
2.
3.
4.
Thermal
Stabilisasi dan solidifikasi
Secara fisik, kimia dan biologis
Dan atau cara lain sesuai dengan perkembangan teknologi
Lokasi Pengolahan
Pemilihan lokasi untuk pengolahan limbah B3 harus memenuhi ketentuan:
1. Bebas banjir, tidak rawan bencana dan bukan kawasan lindung
2. Merupakan lokasi yang ditetapkan sebagai kawasan peruntukan industri
berdasarkan rencana tata ruang.
STABILISASI DAN SOLIDIFIKASI
Pengolahan limbah B3 dengan cara stabilisasi dan solidifikasi wajib
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Melakukan analisis dengan prosedur ekstraksi untuk menentukan
mobilitas senyawa organik dan anorganik (toxicity characteristic leaching
procedure=TCLP)
b. Melakukan penimbunan hasil pengolahan stabilisasi dan solidifikasi
dengan ketentuan penimbunan limbah B3 (landfill)
Stabilisasi adalah proses penanganan limbah berbahaya, yaitu
mencampur limbah dengan bahan natau aditif atau reagen kimia untuk
mengurangi sifat berbahaya limbah sehingga dapat:
1. Meningkatkan karakteristik fisikk dan penenganann limbah
32. 2. Mengurangi luas permukaan sehingga kontaminan yang lolos menjadi
lebih sedikit
3. Membatasi kelarutan pencemar
4. Mereduksi toksisitas
Solidifikasi adalah proses yg menggunakan bahan pemadat (solidifying
agent) pada limbah brbahaya sehingga diperoleh produk dalam bentuk
matrik padat untuk:
1. Meningkatkan kekuatan (strength)
2. Meningkatkan kuat tekan (compressable)
3. Menurunkan permeabilitas limbah
PENGOLAHAN FISIK/KIMIA
Pengolahan limbah B3 secara fisik dan kimia yang menghasilkan;
a. Limbah cair, maka limbah tersebut wajib memenuhi baku mutu limbah
cair
b. Limbah padat, maka limbah terebut wajib memenuhi ketentuan tentang
pengelolaan limbah B3
Sistem pengolahan fisik/kimia
1. Sistem ultrafiltrasi
2. Sistem reserve osmosis
3. Sistem elektrodialisis
a. Soil vapor extractor
b. Sistem stripping/distilation
c. Adsorbsi karbon aktif
33. PENGOLAHAN THERMAL
Incinerator: sebuah proses yang memungkinkan materi combustable (bahan
yang mudah terbakar) seperti halnya limbah organik mengalami pembakaran
kemudian menghasilkan gas/partikulat, residu non-combustable dan debu.
Insinerasi: proses oksidasi senyawa organik dengan kontrol temperatur tinggi
untuk dikonversi menjasi CO2 dan H2O
Sasaran insinerasi limbah:
1. Mengurangi massa atau volume sehingga penanganannya menjadi lebih
mudah, limbah tersebut dikonversi menjadi gas dan debu
2. Destruksi komponen berbahaya untuk limbah berbahaya padat, sludge
atau cair. Biasanya dioperasikan diatas 8000.
3. Menghasilkan energi
Keuntungan insinerator
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Mengurangi volume dan berat (90% volume- 75% weight reduction)
Pengurangan sampah sangat cepat, tidak butuh waktu lama
Destruksi dalam hitungan detik
Insinerasi dapat dilakukan di lokasi/sumber
Gas yang dihasilkan dapat dikontrol
Residu biasanya steril
Kebutuhan lahan relatif kecil
Biaya operasional dapat ditekan dengan menjual energi panas yang
dihasilkan
Keuntungan insinerator
1. Modal awal yang relatif tinggi
2. Di samping itu masalah pencemaran udara yang dapat ditimbulkan
membutuhkan sarana yang baik dan cocok untuk menanggulanginya
Jenis-jenis insinerator
1. Open burning
2. Single chamber incinerator
34. 3.
4.
5.
6.
7.
8.
Open pit incinerator
Multiple chamber incinerator
Starved air unit
Aqueous waste injector
Multiple heart
Rotary klin
Penimbunan /Landfill Limbah B3
Lokasi penimbunan limbah B3 wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Bebas dari banjir
b. Permeabilitas tanah max 10-7 cm/detik
c. Merupakan lokasi yang ditetapakan sebagai lokasi penimbunan limbah
B3 berdasarkan rencana tata ruang
d. Merupakan daerah yang secara geologis dinyatakan sebagai lokasi
penimbunan yang aman, stabil tidak rawan bencana dan di luar kawasan
lindung
e. Tidak merupakan daerah resapan air tanah, khususnya yang digunakan
untuk air minum
Penimbunan limbah B3 wajib menggunakan sistem pelapis yang dilengkapi
dengan saluran untuk pengaturan aliran air permukaan, pengumpulan air lindi
dan pengolahannya, sumur pantau dan lapisan penutup akhir yang telah
disetujui oleh instansi yang bertanggung jawab.
Syarat landfill untuk limbah B3
Persyaratan limbah B3 diterima dalam keadaan landfill B3 menurut kep no. 4
BAPEDAL/09/95
1. Limbah tersebut memiliki bahan cemaran yang lebih rendah dari
ambang batas yang ditentukan dengan uji TCLP. Bila tidak memenuhi
nilai tersebut maka dibutuhkan proses stabilisasi/solidifikasi agar limbah
tersebut berada dalam matrik padat
35. 2. Tidak berfasa cair (lumpur) melalui uji point filter yaitu uji kekentalan uji
yang menentukan sifat mengalir suatu bahan
3. Tidak bersifat mudah meledak, mudah terbakar, reaktif dan
menyebabkan infeksi
4. Kuat tekan (unconfied compressive strength)> 1kg/cm3
5. Tidak mengandung zat organik> 10%
6. Tidak mengandung PCB, dioksin dan tidak bersifat radioaktif
Komponen Landfill
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pelapis dasar
Lapisan penyangga primer
Lapisan penyangga sekunder
Penutup akhir
Penanganan lindi (leachatte)
Monitoring
Landfill Limbah B3 di Indonesia Dibagi menjadi 3 kategori
Kategori I: landfill lapisan dasar ganda
Kategori II: landfill dengan lapisan tunggal
Kategori III: landfill dengan lapisan dasar liat (clay)
(kep No.4 BAPEDAL/09/95)
36. Limbah Rumah Sakit
Limbah yang berbentuk padat maupun cair yang berasal dari kegiatan rumah
sakit baik dari kegiatan medis maupun dari kegiatan non-medis yang
kemngkinan besar mengandung mikroorganisme, bahan kimia dan radioaktif.
Jenis Limbah Rumah Sakit
Limbah yang dihasilkan dari rumah sakit dapat dibagi menjadi
1. Limbah medis
a. Padat
b. Cair
c. Radiioaktif
2. Iimbah non-medis
a. Padat
b. Cair
Limbah padat medis
Sering juga disebut sebagai sampah biologis:
1. Sampah medis yang dihasilkan dari ruang poliklinik, ruang perawatan,
ruang bedah dan ruang kebidanan
Seperti: perban, kaca, alat injeksi, ampul dan botol bekas obat injeksi,
kateter, swab, plester, masker dsb.
2. Sampah patologis yang dihasilkan dari ruang poliklinik, bedah, kebidanan
dan ruang otopsi
Seperti: plasenta, jaringan organ, anggota badan dsb
3. Sampah laboratorium yang dihasilkan dari pemeriksaan lab diagnostik
atau penelitian
Seperti: sediaan atau media sampel dan bangkai binatang percobaan.
Limbah padat non-medis
Dihasilkan dari kegiatan berikut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kantor atau adminstrasi
Untuk perlengkapan
Ruang tunggu
Ruang inap
Unit gizi atau dapur
Halaman parkir dan taman
37. 7. Unit pelayanan
Limbah cair medis
Limbah yang mengandung zat beracun seperti bahan-bahan kimia anorganik,
zat organik yang berasal dari air blasan ruang bedah otopsi.
Limbah cair non-medis
Merupakan limbah rumah sakit yang berupa:
1. Kotoran manusia berupa tinja, air kemih yang berasal dari kloset dan
peturasan di dalam toilet atau kamar mandi
2. Air bekas cucian yang berasal dr lavatory, kitchen sink atau floor drain
ruangan di rumah sakit