Pengaruh Komisaris Independen, Kualitas Audit dan Financial Distress terhadap Integritas Laporan Keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2018-2020
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komisaris independen, kualitas audit, dan financial distress terhadap integritas laporan keuangan perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2018-2020.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komisaris independen dan financial distress berpengaruh negatif signifikan terhadap integritas laporan keuangan, sedangkan kualitas audit tidak ber
Similar to Pengaruh Komisaris Independen, Kualitas Audit dan Financial Distress terhadap Integritas Laporan Keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2018-2020
Similar to Pengaruh Komisaris Independen, Kualitas Audit dan Financial Distress terhadap Integritas Laporan Keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2018-2020 (20)
Pengaruh Komisaris Independen, Kualitas Audit dan Financial Distress terhadap Integritas Laporan Keuangan pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2018-2020
1. Pengaruh Komisaris Independen, KualitasAuditDan
Financial DistressTerhadap Integritas Laporan Keuangan Pada
Perusahaan PertambanganYangTerdaftarDi BEI Tahun 2018-2020
TrisnadiWijaya
Program Studi Akuntansi, Universitas Multi Data Palembang
E-mail: trisnadi@mdp.ac.id
Abstrak: Penelitian ini bertujuan ingin menganalisis dan memperoleh bukti empiris pengaruh komisaris independen,
kualitas audit dan financial distress terhadap integritas laporan keuangan pada perusahaan pertambangan di Indone-
sia. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 39 perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI dari tahun 2018
sampai 2020 yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Data penelitian dianalisis
menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komisaris independen dan finan-
cial distress berpengaruh negatif signifikan terhadap integritas laporan keuangan sedangkan kualitas audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
Kata kunci: Komisaris Independen, Kualitas Audit, Financial Distress, Integritas Laporan Keuangan
Abstract: This research aims to analyze and obtain empirical evidence of the influence of independent commission-
ers, audit quality and financial distress on the integrity of financial statements in mining companies in Indonesia.
The study sampled 39 mining companies registered with the IDX from 2018 to 2020 which were determined using
purposive sampling methods. The research data was analyzed using multiple linear regression analysis. The results
showed that independent commissioners and financial distress had a significant negative effect on the integrity of
financial statements while audit quality had no significant effect on the integrity of financial statements.
Keywords: Independent Commissioner, Audit Quality, Financial Distress, Financial Statement Integrity
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan tahapan pal-
ing akhir dari proses akuntansi dan memegang
peranan penting dalam mengukur dan mengevaluasi
kinerja perusahaan. Perusahaan yang beroperasi di
Indonesia, khususnya emiten perlu menyusun laporan
keuangan setiap periodenya (Haq et al., 2017).
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI,
2017),laporankeuangandirancanguntukmemberikan
informasi tentang arus kas perusahaan, kinerja dan
status keuangan, yang membantu para penggunanya
dalam pengambilan keputusan ekonomi dan
memperlihatkan manajemen sumber daya yang
digunakan.
Setiap pemangku kepentingan menggunakan
laporan keuangan untuk mengambil keputusan,
dimana laporan keuangan menunjukkan hasil
keputusannya melalui integritas laporan keuangan.
Integritas laporan keuangan berarti menyajikan
laporan keuangan secara netral dan jujur, tanpa
ditutup-tutupi atau disembunyikan. Informasi yang
disampaikan benar-benar jelas dan akurat (Parinduri
et al., 2018).
Integritas laporan keuangan berkaitan erat
dengan salah satu karakteristik yang disyaratkan oleh
International Financial Reporting Standards
(IFRS), yaitu representasi yang setia. Jika informasi
keuangan disajikan secara netral dan jujur sehingga
mencerminkan keadaan yang sebenarnya, maka
informasi tersebut berguna untuk pengambilan
keputusan. Kerangka konseptual IFRS menjelaskan
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 185
2. bahwa representasi informasi yang setia harus
menyediakan semua informasi yang berguna untuk
mengambil keputusan secara lengkap, agar tidak
menyesatkan penggunanya. Selain itu, informasi yang
mempunyai representasi setia juga harus mengandung
esensi netralitas (Haq et al., 2017).
Kasus manipulasi data keuangan yang
seringkali terjadi membuktikan bahwa laporan
keuangan memberikan integritas rendah bagi para
penggunanya, sehingga tidak mencerminkan kondisi
keuangan perusahaan yang sebenarnya. Pada tahun
2015 terjadi kasus di perusahaan pertambangan PT
Timah Tbk yang diduga melakukan pemalsuan
laporan keuangan. Ketua Ikatan Pekerja Timah (IKT)
menyatakan laporan keuangan fiktif tersebut disusun
untuk menutupi kondisi keuangan perusahaan yang
tidak sehat selama tiga tahun terakhir sehingga
menimbulkankerugiansebesar59miliarrupiah.Mulai
semester I-2015, laporan keuangan PT Timah
dimanipulasi sehingga mengakibatkan utang
meningkat 100% menjadi Rp 2,3 triliun.
Pada tahun 2012, PT Bumi Resources Tbk
(BUMI) melakukan manipulasi akuntansi dan mark
down laporan keuangan untuk pengembangan
BUMI. PT Perusahaan Gas Negara Tbk juga
dituding menyelewengkan dana. Pernyataan tersebut
diperkuat dengan laporan Indonesia Energy Watch
yang menduga dana pembangunan Floating
Storage Regasification Unit (FSRU) di Lampung
pada 2011 disalahgunakan. Berdasarkan fenomena
yang terjadi pada PTTimah Tbk, PT Bumi Resources
Tbk (BUMI) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk
telah menimbulkan ketidakpercayaan pengguna
laporan keuangan dan mempertanyakan integritas
laporan keuangan yang disampaikan.
Informasi yang tercantum pada laporan
keuangan harus mempunyai integritas yang tinggi
agar dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan
untuk pengambilan keputusan ekonomi yang tepat.
Pengguna laporan keuangan memiliki kepercayaan
yang tinggi terhadap laporan keuangan yang telah
diaudit oleh auditor, karena mereka selalu berasumsi
bahwa laporan keuangan yang diaudit oleh auditor
biasanya berkualitas tinggi dan terjamin
kebenarannya. Kualitas audit yang baik juga dapat
memungkinkan auditor untuk menemukan kesalahan
dalam laporan keuangan sehingga menjamin integritas
laporan keuangan dari hasil audit. Kualitas audit yang
baik akan meningkatkan integritas laporan keuangan.
Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kualitas audit
yang diberikan oleh auditor, maka akan semakin tinggi
pula integritas laporan keuangan perusahaan tersebut.
Menurut Susiana dan Herawaty (2007)
masyarakat sangat membutuhkan independensi
auditor dalam menyampaikan opininya yang berkaitan
dengan penyajian laporan keuangan. Opini auditor
tersebut sangat berpengaruh sekali dalam
pengambilan keputusan investasi. Dalam
melaksanakan tugasnya, auditor memerlukan
kepercayaan dari para pengguna jasanya dengan
memberikan kualitas audit yang terbaik. Karena
dengan kualitas audit yang baik, auditor akan memiliki
banyak klien yang mempercayai dan menggunakan
jasanya. Oleh karena itu, Kantor Akuntan Publik
(KAP) perlu dinilai sebagai pihak yang kompeten,
independen dan berpengaruh oleh para pengguna
laporan keuangan dalam menentukan seberapa
berharga jasa yang diberikan auditornya. KAP dituntut
harus memiliki profesionalisme yang tinggi sebagai
penyedia jasa dalam menilai kualitas audit.
Hasil penelitian Puspita & Utama (2016),
Sauqi et al. (2017) menyatakan bahwa kualitas audit
berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan
keuangan, namun berbeda dengan hasil penelitian
Susiana & Herawaty (2017), Serly & Helmayunita
(2018) yang tidak menemukan adanya pengaruh yang
signifikan antara kualitas audit terhadap integritas
laporan keuangan.
Untuk memperoleh informasi akuntansi yang
lebih andal dan berintegritas tinggi, maka corporate
governance yang terstruktur dan terorganisasi
dengan baik perlu diterapkan melalui konsep Good
Corporate Governance sebagai bentuk pengawasan
untuk mencegah pihak manajemen melakukan
tindakan fraud (Istiantoro et al, 2017). Komisaris
independen berperan penting dalam mengawasi
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 186 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
3. corporate governance agar tersusun laporan
keuangan yang berintegritas. Komisaris independen
adalah anggota dewan komisaris dari eksternal
perusahaan yang telah memenuhi persyaratan untuk
diangkat sebagai komisaris independen. Komisaris
independen dapat menjadi penyeimbang dalam proses
pengambilan keputusan, terutama untuk melindungi
pemegang saham minoritas dan pemangku
kepentingan lainnya. Efektivitas komisaris
independen terlihat dari fungsi pengawasan yang
dijalankannya dan tingginya integritas laporan
keuangan yang dihasilkan.
Hasil penelitian Saksakotama &
Cahyonowati (2014), Indrasari et al. (2016), Savero
(2017) menyatakan bahwa komisaris independen
berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan
keuangan, namun berbeda dengan hasil penelitian
Istiantoro et al. (2017), Sauqi et al. (2017), Nurbaiti
et al. (2021) yang tidak menemukan adanya pengaruh
yang signifikan antara komisaris independen terhadap
integritas laporan keuangan.
Selain mekanisme corporate governance,
financial distress menjadi salah satu penyebab untuk
meningkatkan integritas laporan keuangan.
Financial distress adalah suatu keadaan dimana
perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan.
Apabila perusahaan gagal memenuhi kewajiban
keuangannya, maka perusahaan akan mengalami
kesulitan keuangan. Pada perusahaan dengan tingkat
kesulitan keuangan yang tinggi, manajer cenderung
menurunkan tingkat konservatisme akuntansi, karena
kondisi tersebut mengindikasikan kinerja manajemen
yang buruk dan akan menyebabkan pergantian
manajemen sehingga integritas laporan keuangan
ditingkatkan oleh perusahaan. Dalam keadaan
keuangan yang bermasalah, manajer cenderung
menggunakan konservatisme akuntansi untuk
mengurangi konflik antara investor dan kreditur.
Konservatisme adalah prinsip kehati-hatian
sehingga adanya kesulitan keuangan mendorong
perusahaan untuk lebih berhati-hati dalam
menghadapi lingkungan yang tidak pasti. Oleh karena
itu, semakin tinggi financial distress perusahaan
maka semakin besar pula dorongan manajer untuk
meningkatkan tingkat konservatisme akuntansi. Hasil
penelitian Haq et al. (2017), Saad &Abdillah (2019)
menyatakan bahwa financial distress berpengaruh
signifikan terhadap integritas laporan keuangan,
namun berbeda dengan hasil penelitian Indrasari et
al. (2016), Nurbaiti et al. (2021) yang tidak
menemukan adanya pengaruh yang signifikan antara
financial distress terhadap integritas laporan
keuangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang
telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah bagaimana pengaruh komisaris
independen, kualitas audit dan financial distress
terhadap integritas laporan keuangan?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui
pengaruh komisaris independen, kualitas audit dan
financial distress terhadap integritas laporan
keuangan.
2. LANDASAN TEORI
2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan membahas masalah
perusahaan yang timbul dari pemisahan pemilik dan
manajer, dan kemudian berfokus pada bagaimana
mengurangi masalah tersebut. Teori keagenan
berguna bagi perusahaan ketika menerapkan
berbagai mekanisme tata kelola untuk mengontrol
perilaku agen (Panda & Leepsa, 2017).
Teori agensi dikembangkan oleh Jensen dan
Meckling (1976). Dalam teorinya, pemegang saham
sebagai prinsipal berharap agar manajer sebagai agen
bertindak sesuai kepentingan pemegang saham,
kemudian mereka mendelegasikan wewenang
mereka kepada manajer. Manajemen harus diberikan
kompensasi dan diawasi agar fungsinya bisa berjalan
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 187
4. dengan baik. Pengawasan manajer tersebut akan
menimbulkan biaya agensi. Pada saat minat para
manajer sudah tidak selaras dengan para pemilik dan
mengambil keputusan yang akan mengurangi
kekayaan pemegang saham disinilah timbul biaya
agensi (Panda & Leepsa, 2017).
Teori keagenan dapat dilihat sebagai versi
dari teori permainan (Mursalim, 2003), yang
menciptakan model kontrak antara dua orang atau
lebih (pihak), di mana satu pihak disebut agen dan
pihak lain disebut prinsipal. Prinsipal mendelegasikan
tanggung jawab pengambilan keputusan kepada agen,
atau dengan kata lain prinsipal mempercayakan agen
untuk melakukan tugas-tugas tertentu sesuai dengan
kontrak kerja yang disepakati. Kekuasaan dan
tanggung jawab agen dan prinsipal harus diatur dalam
kontrak kerja agar kedua belah pihak mencapai
kesepakatan.
Kontrak kerja yang dimaksud adalah kontrak
kerja antara pemilik modal dengan pengelola
perusahaan. Pemilik atau penanam modal disebut
sebagaiprinsipal,sedangkanpengeloladisebutsebagai
agen. Agen dan prinsipal berharap untuk
menggunakan informasi yang mereka miliki sehingga
dapat memaksimalkan utilitas mereka masing-masing.
Akan tetapi, informasi lebih banyak diketahui oleh
agen daripada prinsipal sehingga mengakibatkan
terjadinya asimetri informasi. Manajer sebagai pihak
yang memiliki lebih banyak informasi akan cenderung
mengambil tindakan sesuai dengan keinginan dan
kepentingan mereka untuk memaksimalkan
utilitasnya. Karena investor sebagai pemilik modal
hanya mengetahui sedikit informasi, maka mereka
sulit mengendalikan secara efektif semua tindakan
yang diambil oleh manajer.
Menurut Jensen & Meckling (1976) konflik
keagenan disebabkan oleh pemisahan kepemilikan
dan kontrol dalam perusahaan. Pemegang saham
eksternal akan mengawasi manajemen untuk
mencegah perilaku yang mengarah pada kepentingan
pribadi. Pemilik hutang, pemegang saham, dan
manajer merupakan pihak-pihak yang berbeda dalam
minat dan perspektif tentang nilai perusahaan.
Pemegang saham cenderung berusaha untuk
memaksimalkan saham mereka sehingga menekan
manajer agar bertindak demi kepentingan mereka.
Pada saat yang sama, pemilik utang berusaha untuk
melindungi dana yang mereka investasikan di
perusahaan melalui perjanjian dan kebijakan regulasi
yang ketat (Mahadwartha, 2003).
Integritas laporan keuangan berkaitan
dengan teori keagenan. Teori keagenan menunjukkan
bahwa jika pemilik dipisahkan dari manajer sebagai
agen ketika menjalankan perusahaan, masalah
keagenan akan muncul karena masing-masing pihak
akan berusaha untuk memaksimalkan fungsi
utilitasnya. Dengan mengimplementasikan corporate
governance maka masalah agensi akan bisa
dikurangi dan integritas laporan keuangan bisa
ditingkatkan sehingga laporan keuangan tidak hanya
menguntungkan bagi pihak perusahaan, namun juga
bagi pengguna eksternal dalam pengambilan
keputusan (Saksakotama & Cahyonowati, 2014).
2.2 Integritas Laporan Keuangan
Laporan keuangan sudah menjadi bagian
yang terpenting untuk membangun kelangsungan
perusahaan. Manajemen perusahaan perlu
menghasilkan laporan keuangan yang berintegritas
mengingat pentingnya fungsi laporan keuangan.
Integritas berarti netralitas dan kejujuran, dikatakan
bahwa orang yang memiliki integritas tinggi akan
memperlakukan fakta apa adanya dan menyajikannya
apa adanya (IAI, 2017). Menurut Savero (2017)
integritas adalah refleksi dari kejujuran yang menjadi
landasan utama perilaku sehingga harus dimiliki agar
dapat menjamin pengambilan keputusan yang bebas
dari konflik kepentingan dan mengutamakan
kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi.
Untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar
pengguna laporan keuangan, informasi yang disajikan
pada laporan keuangan haruslah andal. Informasi
dikatakan andal apabila tidak menyesatkan, tidak
terdapat kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakainya sebagai informasi yang jujur dan tersaji
secara wajar. Di samping itu, informasi dalam laporan
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 188 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
5. keuangan bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk menghasilkan keputusan ekonomi oleh para
penggunanya apabila informasi yang tersaji di
dalamnya telah memenuhi karakteristik kualitatif
informasi akuntansi (Savero, 2017).
Integritas laporan keuangan dapat diartikan
sebagai laporan keuangan yang menyajikan kondisi
perusahaan dengan sesungguhnya, tanpa ada yang
disembunyikan atau ditutup-tutupi. Seorang auditor
memiliki peluang besar untuk dituntut apabila
melakukan audit pada laporan keuangan yang tidak
berintegritas. Sebuah laporan keuangan yang tidak
berintegritas bisa saja berupa laporan keuangan yang
overstate sehingga sangat merugikan bagi para
penggunanya. Laporan keuangan yang berintegritas
harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum (PABU) dan memenuhi kualitas yang reliabel.
Reliabel di sini berarti bahwa informasi yang tersaji
pada laporan keuangan mempunyai kualitas yang bisa
diandalkan oleh para penggunanya (Savero, 2017).
Menurut International Accounting
Standard Board (IASB) kualitas fundamental yang
harus dipunyai oleh informasi yang tersaji pada
laporan keuangan sehingga bermanfaat untuk
pengambilan keputusan ekonomi, yaitu relevance dan
faithful representation. Di samping itu, kualitas
lainnya yang turut dikembangkan dalam kerangka
konseptual tersebut untuk meningkatkan kegunaan
informasi keuangan meliputi comparability,
timeliness, variability dan understandibility (Kieso
et al., 2016).
2.3 Komisaris Independen
Komisaris independen adalah anggota dewan
komisaris yang tidak mempunyai hubungan dengan
dewan direksi, anggota dewan komisaris lain dan
pemegang saham pengendali, serta tidak ada
hubungan bisnis atau hubungan lain yang dapat
mempengaruhi perilaku atau kemampuannya untuk
bertindak secara independen atau menjadi mandiri
untuk kepentingan perusahaan. Dengan
ditetapkannya jumlah komisaris independen dalam
perusahaan minimal 30% dari total komisaris atau
setidaknya 1 (satu) orang akan meningkatkan
efektivitas komisaris independen (Sauqi et al., 2017).
Komisaris independen sebagai anggota
dewan komisaris melakukan pengawasan dan
penilaian kinerja perusahaan secara komprehensif.
Komisaris independen juga diharapkan mampu
menghubungkan asimetri informasi yang timbul di
antara para pemangku kepentingan dan manajemen
perusahaan. Komisaris independen diukur dengan
cara membandingkan jumlah komisaris independen
dengan jumlah total dewan komisaris yang ada di
perusahaan (Machdar & Nurdiniah, 2018).
2.4 Financial Distress
Kondisi yang terjadi sebelum perusahaan
mengalami kebangkrutan atau kondisi keuangan
perusahaan yang tidak baik, tidak sehat atau krisis
disebut sebagai financial distress. Perusahaan yang
mempunyai gejala-gejala awal terjadinya penurunan
pada kondisi laporan keuangan merupakan
perusahaan yang mengalami financial distress.
Financial distress bermula ketika
perusahaan tidak mampu memenuhi jadwal
pembayaran atau ketika proyeksi arus kasnya
menunjukkan kondisi perusahaan akan segera tidak
mampu memenuhi kewajibannya (Indrasari et al.,
2016).
Hal ini dikenal sebagai insolvensi yang wajar,
kemungkinan hanya sementara dan bisa diperbaiki.
Insolvensi yang wajar tersebut hanya menunjukkan
bahwa perusahaan mengalami kekurangan likuiditas.
Perusahaan dapat menggunakan berbagai metode
perbaikan untuk mengatasi kegagalan yang
dialaminya, bergantung pada seberapa besar tingkat
kesulitan keuangan. Apabila tingkat kesulitannya
cukup berat, maka likuiditas mungkin menjadi
alternatif tunggal yang layak. Namun, rehabilitasi bisa
pula menjadi salah satu alternatif sehingga
memberikan keuntungan bagi pemegang saham,
kreditur dan masyarakat.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 189
6. 2.5 Kualitas Audit
Keandalan laporan keuangan ditentukan oleh
seberapa tinggi kualitas audit yang dilakukan oleh
auditor sehingga memberikan jaminan bagi para
pengguna laporan keuangan. Kualitas audit
merupakan prosedur yang ditetapkan oleh auditor
untuk menjamin relevansi dan keandalan dari laporan
keuangan kepada anggota organisasi dan publik (Serly
& Helmayunita, 2018).
Beberapa literatur menunjukkan bahwa
tingkat kualitas audit yang baik ditemukan pada
laporan keuangan yang sudah diaudit oleh KAP besar
daripada yang sudah diaudit oleh KAP kecil (Kimeli,
2016).
KAP Big Four mematok tarif jasa audit yang
lebih mahal, serta mempunyai reputasi yang tinggi
berdasarkan dari pengalaman dan spesialisasi industri.
KAP Big Four mempunyai keunggulan yang lebih
baik daripada non-Big Four dalam hal reputasi,
sumber daya dan teknologi audit, serta jumlah klien
yang lebih banyak dan selalu bekerja secara
profesional (Serly & Helmayunita, 2018).
Kualitas audit memungkinkan auditor untuk
mendeteksi dan melaporkan penyimpangan dalam
sistem akuntansi klien mereka. Kemungkinan
tersebut bergantung pada kemampuan teknikal dari
auditor, sementara tindakan melaporkan salah saji
bergantung pada independensi auditor. Kualitas
audit yang tinggi akan menghasilkan laporan
keuangan yang dapat diandalkan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Kualitas audit berhubungan
langsung dengan ukuran besar kecilnya perusahaan
audit, dengan menggunakan proksi jumlah klien yang
dimilikinya.
Perusahaan audit besar mempunyai jumlah
klien yang lebih banyak daripada perusahaan audit
kecil. Mereka akan selalu berusaha untuk
memberikan kualitas audit yang lebih baik daripada
perusahaan audit kecil. Perusahaan audit besar akan
kehilangan reputasi apabila kualitas audit yang
dihasilkannya rendah, dan apabila hal ini terjadi maka
mereka akan kehilangan banyak klien dan menderita
kerugian besar (Puspita & Utama, 2016).
2.6 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teori di atas, maka
untuk penelitian ini dapat dikembangkan kerangka
pemikiran seperti terlihat pada Gambar 1.
Sumber: Peneliti, 2021
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 190 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
7. 2.7 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan dianalisis pada penelitian
ini sebagai berikut:
H1: Komisaris independen berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan.
H2: Kualitas audit berpengaruh terhadap integritas
laporan keuangan.
H3: Financial distress berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2018 sampai dengan tahun
2020. Sampel penelitian ditentukan menggunakan
teknik purposive sampling dengan kriteria-kriteria
sebagai berikut:
1. Perusahaan pertambangan telah terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2018 sampai
dengan tahun 2020.
2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan
yang telah diaudit setiap tahunnya secara rutin.
3. Perusahaan mempunyai kelengkapan data yang
dibutuhkan dalam penelitian.
Berdasarkan kriteria-kriteria sampel
tersebut, maka diperoleh sampel penelitian sebanyak
39 perusahaan dan data observasi berjumlah 117 data
dimana terdapat 21 data yang dinyatakan outlier
sehingga data yang layak untuk digunakan berjumlah
96 data.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder
yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi.
Sumber data diperoleh dari laporan keuangan tahunan
perusahaan pertambangan yang menjadi
sampel penelitian.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Variabel terikat pada penelitian ini adalah
integritas laporan keuangan yang diukur
menggunakan konservatisme metode Givoly & Hayn
(2007) sebagai berikut:
it it
ACC
it
NI CFO
CON
TA
−
=
Keterangan:
CONACC
= Tingkat konservatisme akuntansi
NIit
= Laba sebelum extraordinary items
ditambah dengan depresiasi dari
perusahaan i pada tahun t
CFOit
= Arus kas dari aktivitas operasi
perusahaan i pada tahun t
TAit
= Total aset perusahaan i pada tahun t
Jika laba yang dihasilkan lebih rendah dari
arus kas operasi, hal ini menunjukkan bahwa prinsip
konservatisme telah diterapkan. Givoly dan Hayn
(2007) mempelajari kecenderungan akun akrual
selama beberapa tahun. Jika ada akrual negatif
selama beberapa tahun berturut-turut (laba bersih
lebih kecil dari arus kas operasi), maka konservatisme
sedang diterapkan oleh perusahaan. Hal ini sejalan
dengan prinsip konservatisme bahwa perusahaan
semakin banyak menunda pendapatan yang belum
direalisasi dan membebankan biaya lebih cepat.
Laporan laba rugi konservatif akan menunda
pengakuan pendapatan yang belum direalisasi dan
biaya yang dikeluarkan selama periode tersebut akan
segera dimasukkan ke dalam periode berjalan, dan
bukan cadangan di neraca (biaya ditangguhkan).
Penelitian ini mempunyai tiga variabel
bebas sebagai berikut:
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 191
8. 1. Komisaris independen diukur dengan rasio
jumlah komisaris independen terhadap jumlah
dewan komisaris perusahaan sebagai berikut:
2. Kualitas audit diukur menggunakan variabel
dummy dimana jika perusahaan menggunakan
jasa audit dari KAP Big Four akan diberi kode
angka 1 (satu) dan Non Big Four akan diberi
kode angka 0 (nol).
3. Financial distress diukur dengan fungsi
diskriminan Z-Score dariAltman dengan formula
sebagai berikut:
Keterangan:
Z = Indeks kebangkrutan
X1 = Modal kerja / Total aset
X2 = Laba ditahan / Total aset
X3 = EBIT / Total aset
X4 = Nilai pasar ekuitas / Total kewajiban
3.4 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis regresi
linier berganda. Sebelum melakukan analisis regresi
linier berganda, data penelitian terlebih dahulu harus
lolos persyaratan asumsi klasiknya seperti normalitas,
heteroskedastisitas, multikolinieritas dan autokorelasi.
Setelah lolos uji asumsi klasik, maka dapat
dirumuskan persamaan regresi linier kemudian akan
dilakukan pengujian hipotesis penelitian baik parsial
maupun simultan.
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Uji Normalitas
Menurut Santoso (2015) uji normalitas
bertujuan untuk mengetahui bentuk distribusi data dari
nilai residual pada model regresi apakah berbentuk
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada
penelitian ini menggunakan metode Jarque-Bera.
Hasil perhitungan nilai skewness dan kurtosis dapat
dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan Tabel 1 di atas diketahui nilai
skewness sebesar -0,224206 dan nilai kurtosis sebesar
2,272383. JB statistik dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut (Gujarati & Porter,
2010):
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai JB
statistik sebesar 2,921999 lebih kecil dari ÷2
tabel (á
= 0,05; df = 2), yaitu 5,991465 sehingga dapat
disimpulkan bahwa residual telah mempunyai
distribusi normal.
4.2 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Santoso (2015) uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan varians di antara residual
pada pengamatan yang satu dengan lainnya. Uji
heteroskedastisitas di penelitian ini menggunakan
metode grafik. Hasil uji heteroskedastisitas pada
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Skewness dan
Kurtosis
Sumber: Output SPSS, 2021
Z = 6,56X1
+ 3,26X2
+ 6,72X3
+ 1,05X4
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 192 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
9. Sumber: Output SPSS, 2021
Gambar 2. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa titik-
titik menyebar secara acak di atas dan di bawah
angka nol pada sumbuY serta tidak membentuk pola
tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa residual
dari model regresi telah bebas dari gejala
heteroskedastisitas.
4.3 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat korelasi yang tinggi di
antara variabel independen yang ada dalam model
regresi (Santoso, 2015). Uji multikolinieritas pada
penelitian ini menggunakan metode Variance
Inflation Factor (VIF). Hasil pengujian
multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah
ini:
Tabel 2. Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber: Output SPSS, 2021
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 193
10. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa semua
variabel independen mempunyai nilai VIF masih di
bawah 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
variabel independen dalam model regresi telah bebas
dari gejala multikolinieritas.
4.4 Uji Autokorelasi
Dari Tabel 3 terlihat nilai Durbin-Watson
sebesar 1,194 masih berada di antara -2 dan +2.
Menurut Santoso (2015) nilai Durbin-Watson yang
berada di antara -2 sampai dengan +2 dinyatakan
tidak ada autokorelasi, maka model regresi dari
penelitian ini disimpulkan telah bebas dari gejala
Berdasarkan Tabel 4 di atas, maka
persamaan regresi berganda dapat dirumuskan
sebagai berikut:
CON_ACC = 0,016 + -0,002BOCIndep +
0,009AuditQual + -0,003FinDist
Tabel 3. Hasil Uji Autokorelasi
Menurut Santoso (2015) uji autokorelasi
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi
antara kesalahan penganggu pada periode t dengan
kesalahan penganggu pada periode sebelumnya (t-
1). Uji autokorelasi pada penelitian ini menggunakan
metode Durbin-Watson. Hasil uji autokorelasi dapat
dilihat pada Tabel 3.
autokorelasi.
4.5 Analisis Regresi Berganda
Hasil perhitungan konstanta dan koefisien
regresi dapat dilihat pada Tabel 4.
Persamaan regresi linier berganda di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Konstanta sebesar 0,016 menyatakan bahwa
jika tidak ada komisaris independen, kualitas
audit dan financial distress maka integritas
laporan keuangan sebesar 0,016.
Sumber: Output SPSS, 2021
Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Berganda
Sumber: Output SPSS, 2021
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 194 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
11. • Koefisien regresi -0,002 menyatakan bahwa
setiap penambahan 1 satuan komisaris
independen akan menurunkan integritas laporan
keuangan sebesar 0,002.
• Koefisien regresi sebesar 0,009 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1 satuan kualitas
audit akan meningkatkan integritas laporan
keuangan sebesar 0,009.
Dari Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa nilai
adjusted R square sebesar 0,363 berarti bahwa
36,3%variasidarivariabelintegritaslaporankeuangan
dapat dijelaskan oleh variabel komisaris independen,
kualitas audit dan financial distress, sedangkan
sisanya sebesar 63,7% dijelaskan oleh variabel-
variabel lain yang tidak termasuk ke dalam model
regresi.
4.7 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Hasil pengujian hipotesis penelitian secara
parsial dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel
x terlihat bahwa variabel komisaris independen
mempunyai thitung
sebesar -3,567 dan sig. 0,001.
Karena nilai thitung
|-3,567| > ttabel
1,986 dan nilai sig
0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
komisaris independen berpengaruh negatif signifikan
terhadap integritas laporan keuangan.
Hal ini berarti semakin banyak jumlah
komisaris independen maka akan mengakibatkan
terjadinya penurunan pada integritas laporan
keuangan.
• Koefisien regresi sebesar -0,003 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1 satuan financial
distress akan menurunkan integritas laporan
keuangan sebesar 0,003.
4.6 Koefisien Determinasi (R2
)
Hasil perhitungan koefisien determinasi
dapat dilihat pada Tabel 5.
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa variabel
kualitas audit mempunyai thitung
sebesar 0,968 dan
sig. 0,335. Karena nilai thitung
0,968 < ttabel
1,986 dan
nilai sig 0,335 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap
integritas laporan keuangan. Hal ini berarti bahwa
kualitas audit tidak menentukan penyusunan laporan
keuangan yang berintegritas.
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa variabel
financial distress mempunyai thitung
sebesar -5,276
dan sig. 0,000. Karena nilai thitung
|-5,276| > ttabel
1,986
dan nilai sig 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa financial distress berpengaruh negatif
signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Hal
ini berarti bahwa semakin tinggi financial distress
maka akan mengakibatkan terjadinya penurunan pada
integritas laporan keuangan.
4.8 Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
Hasil pengujian hipotesis secara simultan
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 5. Hasil Koefisien Determinasi
Sumber: Output SPSS, 2021
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 195
12. Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis Simultan
Sumber: Output SPSS, 2021
Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa Fhitung
bernilai 19,029 yang lebih besar dari Ftabel
2,704 dan
nilai sig. 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel komisaris independen,
kualitas audit dan financial distress secara serempak
berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan
keuangan.
4.9 Pembahasan
4.9.1 Pengaruh Komisaris Independen
Terhadap Integritas Laporan
Keuangan
Hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukkan bahwa komisaris independen
berpengaruh negatif signifikan terhadap integritas
laporan keuangan. Keberadaan komisaris independen
dinilai kurang efektif untuk mengawasi dan menjamin
penyusunan laporan keuangan yang berintegritas di
perusahaan. Dengan jumlah komisaris independen
yang banyak justru akan menimbulkan konflik dan
perbedaan opini di antara mereka sehingga
berdampak pada menurunnya integritas laporan
keuangan. Hasil penelitian ini mendukung temuan
penelitian yang dilakukan oleh Saksakotama &
Cahyonowati (2014), Indrasari et al. (2016), Savero
(2017) yang menyatakan bahwa komisaris
independen berpengaruh signifikan terhadap integritas
laporan keuangan, namun tidak sejalan dengan hasil
penelitian Istiantoro et al. (2017), Sauqi et al. (2017),
Nurbaiti et al. (2021) yang tidak menemukan adanya
pengaruh yang signifikan antara komisaris
independen terhadap integritas laporan keuangan.
4.9.2 Pengaruh Kualitas Audit Terhadap
Integritas Laporan Keuangan
Hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
Dalam praktiknya, semua Kantor Akuntan Publik
(KAP), baik berukuran besar maupun kecil
menggunakan standar yang sama dalam mengaudit
laporan keuangan sesuai Standar ProfesionalAkuntan
Publik (SPAP). Tinggi atau rendahnya integritas
laporan keuangan bergantung pada kinerja manajer
dan KAP. Apabila manajer memberikan laporan
keuangan yang tidak berintegritas kepada KAP Big
Four, maka tidak ada jaminan integritas laporan
keuangannya menjadi langsung tinggi setelah
dilakukan audit. Sedangkan jika KAP menugaskan
auditor yang kurang berpengalaman untuk
menurunkan biaya litigasi dikarenakan mengaudit
laporan keuangan sudah menjadi hal wajar yang
harus dilakukan, maka akan mengakibatkan tidak
tercapainya integritas laporan keuangan yang
diinginkan (Qoyyimah et al., 2015).
Hasil penelitian ini mendukung temuan
penelitian yang dilakukan oleh Puspita & Utama
(2016), Sauqi et al. (2017) yang menyatakan bahwa
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 196 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
13. kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap
integritas laporan keuangan, namun tidak sejalan
dengan hasil penelitian Susiana & Herawaty (2017),
Serly & Helmayunita (2018) yang tidak menemukan
adanya pengaruh yang signifikan antara kualitas
audit terhadap integritas laporan keuangan.
4.9.3 Pengaruh Financial Distress Terhadap
Integritas Laporan Keuangan
Hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukkan bahwa financial distress berpengaruh
negatif signifikan terhadap integritas laporan
keuangan. Konflik keagenan menyebabkan terjadinya
perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan
manajer sehingga menimbulkan financial distress.
Manajer akan selalu berusaha menurunkan tingkat
konservatisme akuntansi ketika perusahaan sedang
dalam kondisi kesulitan keuangan (financial distress)
yang tinggi karena kondisi tersebut menandakan
manajer memiliki kinerja yang buruk dan jabatannya
menjadi terancam.Ancaman pergantian manajemen
akan mendorong manajer untuk menurunkan tingkat
konservatisme akuntansi sehingga integritas laporan
keuangan menjadi rendah (Haq et al., 2017).
Hasil penelitian ini mendukung temuan
penelitian yang dilakukan oleh Haq et al. (2017), Saad
& Abdillah (2019) yang menyatakan bahwa finan-
cial distress berpengaruh signifikan terhadap
integritas laporan keuangan, namun tidak sejalan
dengan hasil penelitian Indrasari et al. (2016), Nurbaiti
et al. (2021) yang tidak menemukan adanya pengaruh
yang signifikan antara financial distress terhadap
integritas laporan keuangan.
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan di atas, maka ada beberapa kesimpulan
yang dapat diambil, yaitu:
1. Komisaris independen berpengaruh negatif
signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
2. Kualitas audit tidak berpengaruh signifikan
terhadap integritas laporan keuangan.
3. Financial distress berpengaruh negatif
signifikan terhadap integritas laporan keuangan.
5.2 Saran
1. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk
menambah sampel selain perusahaan sektor
pertambangan, namun bisa diperluas ke
perusahaan-perusahaan di sektor yang berbeda.
Selain itu, periode observasi juga disarankan
untuk mengambil periode yang lebih lama,
seperti 10 tahun atau 15 tahun.
2. Variabel penelitian yang dianalisis disarankan
untuk diperluas lagi, selain komisaris
independen, kualitas audit dan financial
distress yang dapat berpengaruh terhadap
integritas laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Givoly, D., & Hayn, C. 2000, The Changing
Time-Series Properties of Earnings, Cash
Flows and Accruals: Has Financial
Reporting Become More Conservative?,
Journal of Accounting and Economics
29(3), 287-320.
[2] Haq, F. R. G., Suzan, L., & Muslih, M. 2017,
Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan
Financial Distress Terhadap Integritas
Laporan Keuangan, Assets, 7(1), 41-55.
[3] IAI. 2017, Standar Akuntansi Keuangan,
IkatanAkuntansi Indonesia.
[4] Indrasari, A., Yuliandhari, W. S., & Triyanto,
D. N. 2016, Pengaruh Komisaris
Independen, Komite Audit, dan Financial
Distress Terhadap Integritas Laporan
Keuangan, Jurnal Akuntansi, 20(1), 117-
133.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 197
14. [5] Istiantoro, I., Paminto, A., & Ramadhani, H.
2017, Pengaruh Struktur Corporate
Governance Terhadap Integritas Laporan
Keuangan Perusahaan pada Perusahaan
LQ45 yang Terdaftar di BEI, Akuntabel,
14(2), 157-179.
[6] Jensen, C., & Meckling, H. 1976, Theory of
The Firm: Managerial Behavior, Agency
Costs and Ownership Structure, Journal of
Financial Economics, 3(4), 305-360.
[7] Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T.
D. 2016, Intermediete Accounting, Wiley
Publishing.
[8] Kimeli, E. K. 2016, Determinants of Audit
Fees Pricing: Evidence from Nairobi
Securities Exchange (NSE), International
Journal of Research in Business Studies
and Management, 3(1), 23-35.
[9] Machdar, N. M., & Nurdiniah, D. 2018, The
Influence of Reputation of Public
Accounting Firms on The Integrity of
Financial Statements with Corporate
Governance as The Moderating Variable,
Binus Business Review, 9(3), 177-186.
[10] Mahadwartha, P. A. 2003, Predictability
Power of Dividend Policy and Leverage
Policy to Managerial Ownership: An
Agency Theory Perspective, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 18(3), 288-
297.
[11] Mursalim. 2006, Persepsi Dimensi Income
Smoothing Terhadap Motivasi Investor
Dalam Berinvestasi di Bursa Efek Jakarta:
Studi pada Investor di Jawa Tengah dan
D.I.Yogyakarta, Jurnal Maksi, 6(2), 161-
174.
[12] Nurbaiti, A., Lestari, T. U., & Thayeb, N. A.
2021, Pengaruh Corporate Governance,
Financial Distress, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Integritas Laporan
Keuangan, Jurnal Ilmiah MEA, 5(1), 758-
771.
[13] Panda, B., & Leepsa, N. M. 2017, Agency
Theory: Review of Theory and Evidence on
Problems and Perspectives, Indian Journal
of Corporate Corporate Governance, 10(1),
74-95.
[14] Parinduri, A. Z., Pratiwi, R. K., &
Purwaningtyas, O. I. 2018, Analysis of
Corporate Governance, Leverage and
Company Size on The Integrity of Financial
Statements, Indonesian Management and
Accounting Research, 17(1), 18-35.
[15] Puspita, M. A. P. W., & Utama, I M. K. 2016,
Fee Audit Sebagai Pemoderasi Pengaruh
Kualitas Audit Terhadap Integritas
Laporan Keuangan, E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 16(3), 1829-1856.
[16] Qoyyimah, S. D., Kholmi, M., & Harventy, G.
2015, Pengaruh Struktur Corporate
Governance, Audit Tenure dan Ukuran
Kantor Akuntan Publik (KAP) Terhadap
Integritas Laporan Keuangan, Jurnal
Reviu Akuntansi dan Keuangan, 5(2), 781-
790.
[17] Saad, B., & Abdillah, A. F. 2019, Analisis
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage,
Audit Tenure, dan Financial Distress
Terhadap Integritas Laporan Keuangan,
Jurnal Manajemen Oikonomia, 15(1), 70-
85.
[18] Saksakotama, P. H., & Cahyonowati, N. 2014,
Determinan Integritas Laporan Keuangan
Perusahaan Manufaktur di Indonesia,
Diponegoro Journal of Accounting, 3(2), 1-
13.
[19] Santoso, Singgih. 2015, Menguasai Statistik
Parametrik: Konsep dan Aplikasi Dengan
SPSS, Elex Media Komputindo.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Hal - 198 Vol. 11 No. 2 Maret 2022
15. [20] Sauqi, A., Akram, & Pituringsih, E. 2017, The
Effect of Corporate Governance
Mechanisms, Auditor Independence, and
Audit Quality to Integrity of Financial
Statements, International Conference and
Call for Papers, 1456-1475.
[21] Savero, D. O. 2017, Pengaruh Komisaris
Independen, Komite Audit, Kepemilikan
Institusional dan Kepemilikan Manajerial
Terhadap Integritas Laporan Keuangan
(Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2014), JOM Fekon,
4(1), 75-89.
[22] Serly, V., & Helmayunita, N. 2018, The
Correlation of Audit Fee, Audit Quality and
Integrity of Financial Statement, Advances
in Economics, Business and Management
Research, 64, 67-72.
[23] Susiana & Herawaty, A. 2007, Analisis
Pengaruh Independensi, Mekanisme
Corporate Governance dan Kualitas Audit
Terhadap Integritas Laporan Keuangan,
Simposium Nasional Akuntansi X.
Forum Bisnis Dan Kewirausahaan
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Universitas Multi Data Palembang
Vol. 11 No. 2 Maret 2022 Hal - 199