Dokumen tersebut membahas tentang karakter bangsa dan pendidikan karakter. Secara ringkas, karakter bangsa adalah kepribadian seseorang yang terbentuk dari internalisasi berbagai kebajikan sebagai landasan cara berpikir dan bertindak. Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk kemampuan siswa dalam membedakan baik-buruk dan mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter merupakan bagian
Kebijakan dan Implementasi Pendidikan Karakter Bangsa Pada Sauan Pendidikan oleh Drs.SUSILO BUDI PRAKASYA,SE,MM, DISDIKPORA KAB. CILACAP dalam Acara Perkemahan Kubro Wahidiyah 2013 di Pantai Indah Widara Payung Cilacap, 29 Desember 2013
2. adalah watak, tabiat, akhlak, atau
kepribadian seseorang yang terbentuk
dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan (virtues) yang diyakini dan
digunakan sebagai landasan cara
pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak.
(Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas)
adalah watak, tabiat, akhlak, atau
kepribadian seseorang yang terbentuk
dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan (virtues) yang diyakini dan
digunakan sebagai landasan cara
pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak.
(Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas)
2
3. KKarakter adalah kumpulan tata nilai yang menujuarakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju
pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran,pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran,
sikap, dan perilaku.sikap, dan perilaku. ((Simon Philips)Simon Philips)
KKarakterarakter == kepribadiankepribadian ((ciriciri atau sifat khasatau sifat khas
seseorang yang bersumber dari bentukanseseorang yang bersumber dari bentukan
lingkunganlingkungan).). ((Doni Koesoema ADoni Koesoema A..))
(a)(a) karakterkarakter = perilaku, yang baik atau buruk;= perilaku, yang baik atau buruk;
(b)(b) karakterkarakter == ‘personality’‘personality’,, apabila tingkahapabila tingkah
lakunya sesuai kaidah moral.lakunya sesuai kaidah moral. ((WinnieWinnie))
KKarakterarakter = A= Akhlakhlakk, yaitu spontanitas dalam, yaitu spontanitas dalam
bersikap, atau perbuatan yang telah menyatubersikap, atau perbuatan yang telah menyatu
dalam diridalam diri,, sehingga ketika muncul tidak perlusehingga ketika muncul tidak perlu
dipikirkan lagi.dipikirkan lagi. ((Imam GhozaliImam Ghozali))
KKarakter adalah kumpulan tata nilai yang menujuarakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju
pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran,pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran,
sikap, dan perilaku.sikap, dan perilaku. ((Simon Philips)Simon Philips)
KKarakterarakter == kepribadiankepribadian ((ciriciri atau sifat khasatau sifat khas
seseorang yang bersumber dari bentukanseseorang yang bersumber dari bentukan
lingkunganlingkungan).). ((Doni Koesoema ADoni Koesoema A..))
(a)(a) karakterkarakter = perilaku, yang baik atau buruk;= perilaku, yang baik atau buruk;
(b)(b) karakterkarakter == ‘personality’‘personality’,, apabila tingkahapabila tingkah
lakunya sesuai kaidah moral.lakunya sesuai kaidah moral. ((WinnieWinnie))
KKarakterarakter = A= Akhlakhlakk, yaitu spontanitas dalam, yaitu spontanitas dalam
bersikap, atau perbuatan yang telah menyatubersikap, atau perbuatan yang telah menyatu
dalam diridalam diri,, sehingga ketika muncul tidak perlusehingga ketika muncul tidak perlu
dipikirkan lagi.dipikirkan lagi. ((Imam GhozaliImam Ghozali))
3
4. Karakter itu berkaitan dengan kekuatan
moral, berkonotasi ‘positif’, bukan netral.
‘Orang berkarakter’ adalah orang yang
mempunyai kualitas moral (tertentu) yang
positif.
4
6. Secara akademik:
Pendidikan karakter dimaknai sebagai
pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak,
yang tujuannya mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk
memberikan keputusan baik-buruk,
memelihara apa yang baik itu, dan
mewujudkan kebaikan itu dalam
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh
hati.
Secara akademik:
Pendidikan karakter dimaknai sebagai
pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak,
yang tujuannya mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk
memberikan keputusan baik-buruk,
memelihara apa yang baik itu, dan
mewujudkan kebaikan itu dalam
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh
hati. 6
7. Pendidikan karakter adalah pendidikan budi
pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling),
dan tindakan (action). (Prof. Suyanto)
Pendidikan karakter, secara implisit mengandung
arti membangun sifat atau pola perilaku yang
dilandasi dimensi moral yang positif atau baik,
bukan yang negatif atau buruk.
Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke
dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga
membuat mereka beradab. (Qomari Anwar)
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi
pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling),
dan tindakan (action). (Prof. Suyanto)
Pendidikan karakter, secara implisit mengandung
arti membangun sifat atau pola perilaku yang
dilandasi dimensi moral yang positif atau baik,
bukan yang negatif atau buruk.
Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke
dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga
membuat mereka beradab. (Qomari Anwar)
7
8. PENDIDIKAN KARAKTER
TIDAK MUDAH?
JAWABNYA: YA.
PENDIDIKAN KARAKTER
PERLU WAKTU PANJANG?
JAWABNYA: YA.
PENDIDIKAN KARAKTER
PERLU WAKTU PANJANG?
JAWABNYA: YA.
TETAPI
PENDIDIKAN KARAKTER
BAGIAN PENTING DARI
SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL.
8
9. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU
20.2003 tentang Sisdiknas pasal 3)
9
Kebijakan Nasional
Pembangunan Karakter Bangsa
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU
20.2003 tentang Sisdiknas pasal 3)
10. 1. Undang - Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang
RPJPN 2005 – 2025
1. Undang - Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang
RPJPN 2005 – 2025
2. Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan
Nasional Tahun 2010
2. Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan
Nasional Tahun 2010Rujukan
Penyusunan
Kebijakan
Nasional
Pembangunan
Karakter
Bangsa
Rujukan
Penyusunan
Kebijakan
Nasional
Pembangunan
Karakter
Bangsa
Kebijakan Nasional
Pembangunan Karakter Bangsa
3. Arahan Presiden RI dalam Sidang Kabinet Terbatas
Bidang Kesra tanggal 18 Maret 2010
3. Arahan Presiden RI dalam Sidang Kabinet Terbatas
Bidang Kesra tanggal 18 Maret 2010
4. Arahan Presiden RI pada Rapat Kerja Nasional di
Tampak Siring, Bali Tanggal 19- 20 April 2010
4. Arahan Presiden RI pada Rapat Kerja Nasional di
Tampak Siring, Bali Tanggal 19- 20 April 2010
5. Arahan Presiden RI pada Puncak Peringatan Hari
Pendidikan Nasional di Istana Negara Tanggal 11
Mei 2010
5. Arahan Presiden RI pada Puncak Peringatan Hari
Pendidikan Nasional di Istana Negara Tanggal 11
Mei 2010
Rujukan
Penyusunan
Kebijakan
Nasional
Pembangunan
Karakter
Bangsa
Rujukan
Penyusunan
Kebijakan
Nasional
Pembangunan
Karakter
Bangsa
10
12. KESEPAKATAN NASIONAL
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
1. Pendidikan karakter bangsa merupakan bagian integral yg
tak terpisahkan dari diknas secara utuh.
2. Pendidikan karakter bangsa harus dikembangkan secara
komprehensif sbg proses pembudayaan. Oleh karena itu
pendidikan dan kebudayaan secara kelembagaan perlu
diwadahi secara utuh.
3. Pendidikan karakter bangsa merupakan tanggungjawab
bersama antara pemerintah, masyarakat, sekolah dan
orangtua. Oleh karena itu pelaksanaannya harus
melibatkan keempat unsur tersebut.
4. Dalam upaya merevitalisasi pendidikan karakter bangsa
diperlukan gerakan nasional guna menggugah semangat
kebersamaan dalam pelaksanaan di lapangan.
1. Pendidikan karakter bangsa merupakan bagian integral yg
tak terpisahkan dari diknas secara utuh.
2. Pendidikan karakter bangsa harus dikembangkan secara
komprehensif sbg proses pembudayaan. Oleh karena itu
pendidikan dan kebudayaan secara kelembagaan perlu
diwadahi secara utuh.
3. Pendidikan karakter bangsa merupakan tanggungjawab
bersama antara pemerintah, masyarakat, sekolah dan
orangtua. Oleh karena itu pelaksanaannya harus
melibatkan keempat unsur tersebut.
4. Dalam upaya merevitalisasi pendidikan karakter bangsa
diperlukan gerakan nasional guna menggugah semangat
kebersamaan dalam pelaksanaan di lapangan.
12
13. LATAR BELAKANG
Karakter bangsa: pilar penting
dlm kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Karakter bangsa ibarat kemudi
dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Karakter bangsa: pilar penting
dlm kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Karakter bangsa ibarat kemudi
dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Pembangunan karakter
merupakan amanat pendiri
negara dan telah dimulai
sejak awal kemerdekaan.
Pembangunan karakter
merupakan amanat pendiri
negara dan telah dimulai
sejak awal kemerdekaan.
Keajegan perhatian terhadap
pembangunan karakter bangsa
belum terjaga dengan baik, shg
hasilnya belum optimal.
Keajegan perhatian terhadap
pembangunan karakter bangsa
belum terjaga dengan baik, shg
hasilnya belum optimal.
Fenomena keseharian menun-
jukkan perilaku masyarakat
belum sejalan dg karakter
bangsa yg dijiwai Falsafah
Pancasila
Fenomena keseharian menun-
jukkan perilaku masyarakat
belum sejalan dg karakter
bangsa yg dijiwai Falsafah
Pancasila
PERLU REVITALISASI
PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA
PERLU REVITALISASI
PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA 13
14. • Perbaikan thd perilaku yang
kurang baik dan penguatan
perilaku yang sudah baik.
Mengembangkan
karakter bangsa agar
mampu mewujudkan
nilai-nilai luhur Pancasila
TUJUAN:
• Pengembangkan potensi dasar,
agar “berhati baik, berpikiran
baik & berperilaku baik”.
FUNGSI:
TUJUAN, FUNGSI, DAN
RUANG LINGKUP
• Perbaikan thd perilaku yang
kurang baik dan penguatan
perilaku yang sudah baik.
• Penyaring budaya yang kurang
sesuai dengan nilai-nilai luhur
Pancasila.
Keluarga; satuan pendidikan; masyarakat sipil; masyarakat
politik; pemerintah; dunia usaha; media massa.
RUANG LINGKUP SASARAN
14
15. TEMA PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA
Membangun generasi
yang JUJUR, CERDAS,
TANGGUH, dan
PEDULI
Membangun generasi
yang JUJUR, CERDAS,
TANGGUH, dan
PEDULI
15
16. KKARAKTER YANG DIHARAPKANARAKTER YANG DIHARAPKAN
(UU RI NO(UU RI NO 1717 TAHUNTAHUN 20072007 TENTANG RPJPNTENTANG RPJPN 20052005--20252025))
Tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia, bermoral, bertoleran,
bergotong royong, patriotik,
dinamis, berbudaya, dan
berorientasi Ipteks
berdasarkan Pancasila dan
dijiwai oleh iman dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
Tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia, bermoral, bertoleran,
bergotong royong, patriotik,
dinamis, berbudaya, dan
berorientasi Ipteks
berdasarkan Pancasila dan
dijiwai oleh iman dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
16
17. ALUR PIKIR PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA
Tangguh,
kompetitif,
berakhlak mulia,
bermoral,
bertoleran,
bergotong-royong
patriotik,
dinamis,
berbudaya, dan
berorientasi
Ipteks
berdasarkan
Pancasila dan
dijiwai oleh iman
dan takwa
kepada Tuhan
Yang Maha Esa
BANGSA
BERKARAKTER
BANGSA
BERKARAKTER
BANGSA
YANG
MERDEKA,
BERSATU,
BERDAULAT
ADIL DAN
MAKMUR
BANGSA
YANG
MERDEKA,
BERSATU,
BERDAULAT
ADIL DAN
MAKMUR
Pembagunan
Karakter
Bangsa
R A N:
POLHUKAM,
KESRA, PER-
EKONOMIAN
R A N:
POLHUKAM,
KESRA, PER-
EKONOMIAN
1. Disorientasi dan belum
dihayatinya nilai-nilai
Pancasila.
2. Keterbatasan perangkat
kebijakan terpadu
dalam mewujudkan
nilai-nilai Pancasila.
3. Bergesernya nilai etika
dalam kehidupan ber-
bangsa dan bernegara.
4. Memudarnya kesadaran
terhadap nilai-nilai
budaya bangsa.
5. Ancaman disintegrasi
bangsa
6. Melemahnya kemandi-
rian bangsa.
PERMASALAHAN
BANGSA DAN NEGARA
PERMASALAHAN
BANGSA DAN NEGARA
Tangguh,
kompetitif,
berakhlak mulia,
bermoral,
bertoleran,
bergotong-royong
patriotik,
dinamis,
berbudaya, dan
berorientasi
Ipteks
berdasarkan
Pancasila dan
dijiwai oleh iman
dan takwa
kepada Tuhan
Yang Maha Esa
BANGSA
YANG
MERDEKA,
BERSATU,
BERDAULAT
ADIL DAN
MAKMUR
BANGSA
YANG
MERDEKA,
BERSATU,
BERDAULAT
ADIL DAN
MAKMUR
Pembagunan
Karakter
Bangsa
R A N:
POLHUKAM,
KESRA, PER-
EKONOMIAN
R A N:
POLHUKAM,
KESRA, PER-
EKONOMIAN
1. Disorientasi dan belum
dihayatinya nilai-nilai
Pancasila.
2. Keterbatasan perangkat
kebijakan terpadu
dalam mewujudkan
nilai-nilai Pancasila.
3. Bergesernya nilai etika
dalam kehidupan ber-
bangsa dan bernegara.
4. Memudarnya kesadaran
terhadap nilai-nilai
budaya bangsa.
5. Ancaman disintegrasi
bangsa
6. Melemahnya kemandi-
rian bangsa.
STRATEGI:
1.Sosialisasi/
Penyadaran
2.Pendidikan
3.Pemberdayaan
4.Pembudayaan
5.Kerjasama
1. PANCASILA
2. UUD 45
3. Bhineka
Tunggal Ika
4. NKRI
KONSENSUS
NASIONALLINGKUNGAN
STRATEGIS
Global,
Regional,
Nasional
17
18. Perilaku
Berkarakter
PROSES PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN
Agama, Pancasila,
UUD 1945,
UU No. 20/2003 ttg
Sisdiknas
Teori
Pendidikan,
Psikologi,
Nilai, Sosial
Budaya
Nilai-nilai
Luhur
GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER (Kemendiknas)
INTERVENSIINTERVENSI
HABITUASI
MASYA-
RAKAT
KELUARGASATUAN
PENDIDIKAN
Teori
Pendidikan,
Psikologi,
Nilai, Sosial
Budaya
Pengalaman terbaik
(best practices)dan
praktik nyata
PERANGKAT PENDUKUNG
Kebijakan, Pedoman, Sumber Daya,
Lingkungan, Sarana dan Prasarana,
Kebersamaan, Komitmen pemangku
kepentingan.
HABITUASIHABITUASI
SATUAN
PENDIDIKAN
SUMBER UTAMA:
AGAMA 18
19. KEGIATAN
KESEHARIAN
DI RUMAH
KEGIATAN
EKSTRA
KURIKULER
Integrasi ke dalam KBM
pada setiap Mapel
Pembiasaan dalam kehidupan
keseharian di satuan pendidikan
STRATEGI MIKRO DI SEKOLAH
BUDAYA SEKOLAH:
(KEGIATAN/KEHIDUPAN
KESEHARIAN DI
SATUAN PENDIDIKAN)
KEGIATAN
KESEHARIAN
DI RUMAH
KEGIATAN
EKSTRA
KURIKULER
Integrasi ke dalam kegiatan
Ektrakurikuler Pramuka,
Olahraga, Karya Tulis, Dsb. Penerapan pembiasaan
kehidupan keseharian di
rumah yang sama dengan
di satuan pendidikan 19
BUDAYA SEKOLAH:
(KEGIATAN/KEHIDUPAN
KESEHARIAN DI
SATUAN PENDIDIKAN)
20. Nilai-nilai dalam Pendidikan
Karakter Bangsa
1. Religius
2. Jujur
3. Toleransi
4. Disiplin
5. Kerja Keras
6. Kreatif
7. Mandiri
8. Demokratis
9. Rasa Ingin Tahu
10. Semangat Kebangsaan
11. Cinta Tanah Air
12. Menghargai Prestasi
13. Bersahabat/Komuniktif
14. Cinta Damai
15. Gemar Membaca
16. Peduli Lingkungan
17. Peduli Sosial
18. Tanggung-jawab
1. Religius
2. Jujur
3. Toleransi
4. Disiplin
5. Kerja Keras
6. Kreatif
7. Mandiri
8. Demokratis
9. Rasa Ingin Tahu
10. Semangat Kebangsaan
11. Cinta Tanah Air
12. Menghargai Prestasi
13. Bersahabat/Komuniktif
14. Cinta Damai
15. Gemar Membaca
16. Peduli Lingkungan
17. Peduli Sosial
18. Tanggung-jawab
Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas 20
21. DeskripsiNilaiNo
sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan
hidup rukun dengan pemeluk agama lain).
Religius1
perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan
pekerjaan.
Jujur2
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
Toleransi3
tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
Disiplin4
perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya.
perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya.
Kerja
Keras
5
berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Kreatif6
sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
Mandiri7
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
Demokratis8
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
Rasa Ingin
Tahu
9
22. Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Semangat
Kebang
saan
10
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
Cinta Tanah
Air
11
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
Menghargai
Prestasi
12
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja
sama dengan orang lain.
Bersahabat/
Komuni
katif
13
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang
dan aman atas kehadiran dirinya.
Cinta Damai14
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang
dan aman atas kehadiran dirinya.
Cinta Damai14
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
Gemar Mem
baca
15
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Peduli Ling-
kungan
16
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
Peduli
Sosial
17
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Tanggung-
jawab
18
23. IMPLEMENTASI DALAM KTSP
1. Visi
2. Misi
3. Tujuan Sekolah
4. Struktur Kurikulum
5. Kalender Akademik
Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan Bimbingan
Konseling
Kegiatan Terprogram
Kegiatan Rutin
Kegiatan Spontan
Kegiatan Teladan
Integrasi dalam mata
pelajaran
Muatan Lokal
1. Visi
2. Misi
3. Tujuan Sekolah
4. Struktur Kurikulum
5. Kalender Akademik
Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan Bimbingan
Konseling
Kegiatan Terprogram
Kegiatan Rutin
Kegiatan Spontan
Kegiatan Teladan
Integrasi dalam mata
pelajaran
Muatan Lokal
Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas 23
24. Prinsip-prinsip pengembangan
Berkelanjutan mengandung makna bahwa
proses pengembangan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa merupakan sebuah proses
panjang dimulai dari awal peserta didik masuk
sampai selesai dari suatu satuan pendidikan.
Melalui semua mata pelajaran,
pengembangan diri, dan budaya sekolah
Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan
mengandung makna bahwa materi nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa bukanlah bahan
ajar untuk pembelajaran biasa.
Proses pendidikan dilakukan peserta didik
secara aktif dan menyenangkan.
Berkelanjutan mengandung makna bahwa
proses pengembangan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa merupakan sebuah proses
panjang dimulai dari awal peserta didik masuk
sampai selesai dari suatu satuan pendidikan.
Melalui semua mata pelajaran,
pengembangan diri, dan budaya sekolah
Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan
mengandung makna bahwa materi nilai-nilai
budaya dan karakter bangsa bukanlah bahan
ajar untuk pembelajaran biasa.
Proses pendidikan dilakukan peserta didik
secara aktif dan menyenangkan.
24
Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas
25. “Selama dimensi karakter tidak menjadi bagian dari“Selama dimensi karakter tidak menjadi bagian dari
kriteria keberhasilan dalam pendidikan, selama itukriteria keberhasilan dalam pendidikan, selama itu
pulapula pendidikan tidak akan berkontribusi banyakpendidikan tidak akan berkontribusi banyak
dalam pembangunan karakter”dalam pembangunan karakter” (I Gedhe Raka)(I Gedhe Raka)
”Dalam kenyataanya, pendidik berkarakterlah yang”Dalam kenyataanya, pendidik berkarakterlah yang
menghasilkan SDM handal dan memiliki jati diri.”menghasilkan SDM handal dan memiliki jati diri.”
”Pilar akhlak (moral) yang dimiliki (mengejewantah)”Pilar akhlak (moral) yang dimiliki (mengejewantah)
dalam diri seseorangdalam diri seseorang,, sehingga ia menjadi orang yangsehingga ia menjadi orang yang
berkarakter baikberkarakter baik, memiliki sikap, memiliki sikap jujur, sabar, rendahjujur, sabar, rendah
hati, tanggung jawab dan rasa hormathati, tanggung jawab dan rasa hormat,, yang tercerminyang tercermin
dalamdalam pribadi yangpribadi yang harmonisharmonis dandan dinamis. Tanpadinamis. Tanpa
nilainilai--nilai moralnilai moral yang senantiasa mengejewantahyang senantiasa mengejewantah
dalam diri pribadi kapan dan didalam diri pribadi kapan dan di mana saja, orangmana saja, orang
dapat dipertanyakan kadar keimanan dandapat dipertanyakan kadar keimanan dan
ketaqwaanketaqwaannya.nya.
“Selama dimensi karakter tidak menjadi bagian dari“Selama dimensi karakter tidak menjadi bagian dari
kriteria keberhasilan dalam pendidikan, selama itukriteria keberhasilan dalam pendidikan, selama itu
pulapula pendidikan tidak akan berkontribusi banyakpendidikan tidak akan berkontribusi banyak
dalam pembangunan karakter”dalam pembangunan karakter” (I Gedhe Raka)(I Gedhe Raka)
”Dalam kenyataanya, pendidik berkarakterlah yang”Dalam kenyataanya, pendidik berkarakterlah yang
menghasilkan SDM handal dan memiliki jati diri.”menghasilkan SDM handal dan memiliki jati diri.”
”Pilar akhlak (moral) yang dimiliki (mengejewantah)”Pilar akhlak (moral) yang dimiliki (mengejewantah)
dalam diri seseorangdalam diri seseorang,, sehingga ia menjadi orang yangsehingga ia menjadi orang yang
berkarakter baikberkarakter baik, memiliki sikap, memiliki sikap jujur, sabar, rendahjujur, sabar, rendah
hati, tanggung jawab dan rasa hormathati, tanggung jawab dan rasa hormat,, yang tercerminyang tercermin
dalamdalam pribadi yangpribadi yang harmonisharmonis dandan dinamis. Tanpadinamis. Tanpa
nilainilai--nilai moralnilai moral yang senantiasa mengejewantahyang senantiasa mengejewantah
dalam diri pribadi kapan dan didalam diri pribadi kapan dan di mana saja, orangmana saja, orang
dapat dipertanyakan kadar keimanan dandapat dipertanyakan kadar keimanan dan
ketaqwaanketaqwaannya.nya.
25
26. 4.Pelaksanaan
Remediasi dan
Pengayaan
Secara efektif
1. Pengelolaan
Kurilulum Berbasis
Sekolah
Perubahan-Perubahan
yang harus terjadi
3. Perubahan pada
Penilaian Kelas
2. Perubahan
pada
Kegiatan Belajar
Mengajar
Perubahan-Perubahan
yang harus terjadi
Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas 26