SlideShare a Scribd company logo
Pendidikan Berbasis Masyarakat
Tugas TI
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
(Moh. Dahlan Asnawi)
Arti penting pendidikan tercantum dalam deklarasi universal hak asasi manusia
Bahwa : “setiap orang berhak memperoleh pendidikan”
Begitu pentingnya pendidikan maka kualitas pendidikan juga berarti kualitas dan
martabat suatu bangsa. Pendidikan tidaklah hanya berada di bangku sekolah semata akan
tetapi juga terdapat pendidikan nonformal dan pedidikan informal. Dalam kajian ini akan
dibahas mengenai pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah khususnya pendidikan
yang berbasis pengembangan masyarakat. Pendidikan dan masyarakat adalah dua hal yang
tidak terpisahkan. Pendidikan merupakan produk dari masyarakat pendukungnya. Karena
pendidikan adlah proses transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, ketrampilan dan
sebagainya kepada generasi muda. Maka seluruh upaya itu sudah dilakukan dalam
masyarakat.
Semua yang kita pelajari adalah mengenai hasil interaksi antar manusia dalam
masyarakat. Masyarakat menurut ki hajar dewantara adalah salah satu dari tri pusat
pendidikan disamping keluarga dan sekolah. oleh karena itu muncul istilh demokratisasi
pendidikan yang implikasinya pendidikan harus dikelola secara otonomi kolaboratif dan
terdesentralisasi, dengan memberi tempat seluas-luanya bagi partisispasi masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanaan, penjagaan, dan pengembanganya.
Konsep desentralisasi ini dikembangkan dengan prinsip “pengaturan pendidikan
secara terpusat (sentralisasi) dan penyelenggaraan kegiatan pendidikan tidak terpusat
(desentralisasi)”. Otonomi dan desentralisasi pendidikan akan berdampak pada
pengembangan pendidikan yang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh
karena itu pendidikan yang berbasis masyarakat sangat dibutuhkan.
Otonomi daerah merupakan proses desentralisasi atau penyerahan kewenangan dari
pemerintah ousat kepada pemerintah kabupaten atau kota. Hal tersebut juga memiliki imbas
bagi otonomi pendidikan. Imbas tersebut antara lain apabila suatu daerah memiliki political
will yang baik terhadap pendidikan maka daerah tersebut akan memiliki peluang yang luas
dalam kemajuan pendidikan. Dan sebaliknya, apabila tidak memiliki political will yang baik
terhadap pendidikan maka pendidikan daerah tersebut akan tertinggal. Dengan desentralisasi
pendidikan khususnya dalam kajian ini kalimantan timur maka akan memberi nilai strategis
untuk berkompetisi dalam pembangunan dan kemajuan rakyat. Dengan demikian akan
memberikan kesempatan keterlibatan masyarakat luas untuk memberikan pertimbangan
pendidikan dan kebudayaanyang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi daerahnya.
Pengertian otonomi pendidikan
1. Pengaturan perimbangan kewenangan pusat dan daerah
2. Manajemen partisipasi masyarakat dalam pendidikan
3. Penguatan kapasitas manajemen pemerintah daerah
4. Pemberdayaan bersama sumberdaya pendidikan
5. Hubungan kemitraan stakeholders pendidikan
6. Pengembangan infrastruktur sosial
Daerah otonom sebagai pelaku otonomi pendidikan harus memiliki visi dan misi
pendidikan yang jelas dan jauh ke depan dengan melakukan pengkajian yang mendalam dan
meluas tentang trend perkembangan penduduk untuk memperoleh konstruk masyarakat
dimasa depan dan tindak lanjutnya, selain itu daerah otonom harus merancang sistem
pendidikan yang sesuai dengan ke-Bhineka Tunggal Ika-an budaya Indonesia.
Pelaksanaan otonomi pendidikan dan kemandirian daerah harus dimulai dengan evaluasi
diri dan melakukan analisis faktor internal dan eksternal daerah guna mendapatkan gambaran
nyata tentang kondidi dan kebutuhan masyarakat sehingga dapat muncul strategi yang
matang dalam menyelesaikanya melalui otonomi pendidikan yang bermutu dan produktif.
Pendidikan yang berbasis masyarakat adalah pendidikan dengan prinsip dari
masyarakat(memberi jawaban atas kebutuhannya), oleh masyarakat(masyarakat sebagai
pelaku pendidikan), dan untuk masyarakat(diikutsertakan dalam program yang
direncanakan). Dengan demikian masyarakat akan memiliki rasa memmiliki(sense of
belonging) terhadap sekolah yang dibinainya, juga memberikan iklim keterbukaan dan
memberi kontrol bagi pengelolaan sumberdaya dan mutu pendidikan yang ingin dicapai.
Tujuan utama pendidikan berbasis masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Membantu mobilisasi sumberdaya lokal dan peran masyarakat untuk berpartisipasi
dalam perencanaan dan pelaksanan pendidikan pada semua tingkat, jenis, dan jalur
pendidikan.
2. Merangsang perubahan sikap dan persepsi tentang rasa kepemilikan masyarakat
terhadap sekolah, tanggung jawab, kemitraan, toleransi, dan kekuatan multikultural.
3. Mendukung prakarsa pemerintah dalam meningkatkan dukungan masyarakat terhadap
sekolah.
4. Meningkatkan peran masyarakat dalam mengembangkan, dan meningkatkan mutu
relevansi, penyediaan akses besar, serta peningatan efisiensi manajemen pendidikan.
5. Membantu mengatasi putus sekolah khususnya sekolah dasar.
Pemetaan dan ukuran ‘derajad kepemilikan’ pendidikan berbasis masyarakat :
1. Dukungan (support) : orang tua dan masyarakat memberi sumbangan dana dan tenaga
2. Keterlibatan (involvement) : terlibat dalam pengambilan keputusan
3. Kemitraan (partnership) : menjalin hubungan kemitraan dengan pengelola sekolah
dalam menentukan hal yang berkenaan dengan pendidikan.
4. Kepemilikan (full ownership) : mengendalikan semua keputusan tentang program.
Peran masyarakat dalam pendidikan berbasis masyarakat :
1. Tokoh masyarakat : pemrakarsa, mediator, motivator, tutor, pengelola, dan
penyandang dana serta penyedia fasilitas.
2. Organisasi kemasyarakatan : pemrakarsa, perencana, penyelenggara, organisator,
motivator, penyedia fasilitas, pengatur, pengayom, penyedia dana, pembina dan
pemecah masalah
3. LSM : pembangkit dan penyampai aspirasi serta penyedia tenaga ahli
4. Lembaga usaha/perusahaan : mitra usaha dalam mengelola produksi dari usaha
ketrampilan yang telah dipelajari
Prinsip pendidikan berbasis masyarakat :
1. Menentukan sendiri (self determination)
2. Menolong dirisendiri (self help)
3. Pengembangan kepemimpinan (leadership development)
4. Lokalisasi (localization)
5. Keterpaduan pemberian layanan (integrated delivery of service)
6. Mengurangi duplikasi pelayanan (reduce duplication of service)
7. Menerima perbedaan (accept diversity)
8. Tanggung jawab kelembagaan (institutional responsiveness)
9. Pembelajaran seumur hidup (life long learning)
Syarat pendidikan berbasis masyarakat :
1. Teknologi yang sesuai dengan kondisi dan situasi nyata dalam masyarakat.
2. Ada lembaga yang jelas statusnya
3. Program belajar harus bernilai sosial atau bermakna bagi peserta didik
4. Program belajar adalah milik masyarakat bukan pemerintah
5. Aparat pendidikan tidak bkerja sendiri akan tetapi bekerjasama dengan organisasi
masyarakat
6. Kurikulum harus terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari.
Permasalahan Dalam Otonomi Pendidikan
Pelaksanaan desentralisasi atau otonomi pendidikan tidak sepenuhnya berjalan sesuai
dengan harapan. Hal ini disebabkan oleh kekurangsiapan pranata sosial, politik dan ekonomi.
Karena otonomi pendidikan akan memberi efek pada kurikulum, efisiensi administrasi, dan
pendapatan.
Secara umum ada enam faktor yang menyebabkan otonomi pendidikan belum berjalan lancar
1. Belum jelasnya aturan permainan tentang peran dan tata kerja di tingka kabupaten dan
kota
2. Pengelolaan sektor publik termasuk pengelolaan pendidikan yang belum siap untuk
dilaksanakan secara otonom karena keterbatasan SDM dan fasilitas
3. Dana pendidikan dan APBD yang belum memadai
4. Kurangnya perhatian pemerintah pusat dan daerah untuk melibatkan masyarakat
dalam pendidikan
5. Otoritas pimpinan daerah sebagai pimpinan tunggal belum begitu memberikan
perhatian khusus terhadap pendidikan sehingga anggaranya pun tidak menjadi
prioritas itama
6. Ketidak samaan kondisi berbagai daerah dalam hal sarana, prasarana, dan dana yang
dimiliki. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan kesenjangan sosial antar daerah
sehingga pemerinta perlu membuat aturan dalam penentuan standardisasi mutu
pendidikan nasional dengan memperhatikan kondisi perkembangan kemandirian
masing-masing daerah.
Salah satu wujud pendidikan berbasis masyarakat adalah pendidikan luar sekolah.
Pendidikan luar sekolah meliputi satuan pendidikan yang memiliki kesatuan meliputi
kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, kepemudaan, pemberdayaan perempuan,
keaksaraan, kursus dan pelatihan, kesetaraan yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam memenuhi hak setiap warga negara untuk memperoleh
pendidikan.
Pendidikan luar sekolah tidak di batasi oleh standardisasi dan rancangan program
pemerintah, akan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut dikarenakan,
obyek dari pendidikan ini adalah orang yang sebenarnya memiliki kegiatan selain belajar.
Sehingga penjadwalan dan sebagainya bersifat kondisional. Selain itu, bentuk kurikulum pun
tidak diterapkan. Akan tetapi orientasi pendidikan di fokuskan pada tuntutan kebutuhan
masyarakat.
Dalam pengembangan pendidikan luar sekolah, aparat birokrat hanya membuat acuan
arah gerak dan tolak ukur keberhasilan. Selebihnya dikembangkan sesuai kebutuhan
masyarakat (demand driven). Hal tersebut dilakukan karena kesadaran bahwa apabila
dalam pendidikan luar sekolah dipatok program tertentu oleh pusat maka itu berarti
memeaksakan kepada masyarakat apa yang mungkin tidak mereka perlukan(suply
driven).
Komponen – Komponen Pendidikan Luar Sekolah :
1. Masukan sarana (instrumental input) : keseluruhan sumber dan fasilitas yang
memungkinkan masyarakat untuk belajar. Termasuk kurikulum, tujuan
program,pendidik dan sebagainya.
2. Masukan mentah (raw input) : peserta didik dengan berbagai karakteristik yang
dimilikinya, termasuk struktur yang berhubungan dengan faktor internal seperti
kognitif, pengalaman, sikap, dan sebagainya.
3. Masukan instrumental (instrumental input) : faktor lingkungan yang menunjang
terjadinya program pendidikan yang meliputi keluarga, sosial, alam, dan lingkungan
internasional.
4. Keluaran (output) : kuantitas lulusan yang disertai kualitas perubahan laku yang dapat
melalui kegiatan belajar-mengajar
5. Pengaruh (Impact) : hasil yang telah diperoleh oleh lulusan yang mencakup pengaruh
: perubahan taraf hidup, dan sebagainya.
Peran PLS dalam Sistem Pendidikan Nasional :
1. Sebagai subtitude dari pendidikan sekolah. artinya PLS dapat menggantikan jalur
pendidikan sekolah bagi masyarakat yang tidak mampu karena berbagai hal.
2. Sebagai suplement pendidikan sekolah. artinya PLS dapat menambah pengetahuan
dan ketrampilan yang tidak di dapat di sekolah.
3. Sebagai complement dari pendidikan sekolah. artinya PLS sebagai pelengkap apa
yang tidak ada di pendidikan sekolah.
Dengan pelaksanaan pendidikan berbasis masyarakat ini diharapkan pendidikan di
Indonesia tidak hanya menuntut peserta didik untuk unggu dalam akademisi saja, akan tetapi
juga unggul dalam life skill sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan masyarakat
dan negara serta memiliki arah hidup yang jelas. Akhirnya muncul manusia-manusia yang
tidak hanya pandai dalam konsep akan tetapi juga mampu menjadi aktor dari perubahan
DAFTAR PUSTAKA
Eroby Jawi Fahmi, Jurnal Skripsi : Pendidikan Berbasis Masyarakat, Fakultas Tarbiyah UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta
Ita Saripati, Jurnal Pendidikan Inovatif : Menuju Pendidikan Berbasis Masyarakat dalam
Otonomi Daerah Kalimantan Timur, Volume 3, Nomor 1, September 2007
Jurnal, Diklus : Pendidikan Luar Sekolah, ISSN NO. 0854-896X
Suwandi , Nitro Jurnal : Peran Pendidikan Nonformal dalam Penuntasan Wajib Belajar 9
Tahun

More Related Content

What's hot

Kebijakan pendidikan di indonesia
Kebijakan pendidikan di indonesiaKebijakan pendidikan di indonesia
Kebijakan pendidikan di indonesia
Azhari Saputra
 
Pedoman pembentukan dan_penyelenggaraan_pkbm
Pedoman pembentukan dan_penyelenggaraan_pkbmPedoman pembentukan dan_penyelenggaraan_pkbm
Pedoman pembentukan dan_penyelenggaraan_pkbm
Bieb Malangnengah
 
Sebuah Kajian Mengenai Pendidikan Kewarganegaraan di Australia
Sebuah Kajian Mengenai Pendidikan Kewarganegaraan di AustraliaSebuah Kajian Mengenai Pendidikan Kewarganegaraan di Australia
Sebuah Kajian Mengenai Pendidikan Kewarganegaraan di Australia
Yogyakarta State University
 
Materi umum 1.2b panduan pbp
Materi umum 1.2b panduan pbpMateri umum 1.2b panduan pbp
Materi umum 1.2b panduan pbp
Eko Supriyadi
 
problematika relevansi pendidikan
problematika relevansi pendidikanproblematika relevansi pendidikan
problematika relevansi pendidikan
Ratih31
 
Kebijakan pendidikan nasional
Kebijakan pendidikan nasionalKebijakan pendidikan nasional
Kebijakan pendidikan nasional
Ahmad Mansur
 
Uu sisdiknas no 20 tahun 2003
Uu sisdiknas no 20 tahun 2003Uu sisdiknas no 20 tahun 2003
Uu sisdiknas no 20 tahun 2003Reni Nazta
 
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONALSISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Novi Kristanti
 
Uu No 20 2003 Sistem Pendidikan Nasional
Uu No 20 2003 Sistem Pendidikan NasionalUu No 20 2003 Sistem Pendidikan Nasional
Uu No 20 2003 Sistem Pendidikan Nasional
Suprijanto Rijadi
 
Pendidikan kewarganegaraan di malaysia
Pendidikan kewarganegaraan di malaysiaPendidikan kewarganegaraan di malaysia
Pendidikan kewarganegaraan di malaysia
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
Sistem Pendidikan Nasional
Sistem Pendidikan NasionalSistem Pendidikan Nasional
Sistem Pendidikan NasionalDoanks
 
Sistim pendidikan nasional
Sistim pendidikan nasionalSistim pendidikan nasional
Sistim pendidikan nasionalrinoarpa
 
Ringkasan materi mbs
Ringkasan materi mbsRingkasan materi mbs
Ringkasan materi mbsOwner Fashion
 
Tik tugas 4
Tik tugas 4Tik tugas 4
Tik tugas 4
EmpuNisditya
 
PNFI di Korea Selatan
PNFI di Korea SelatanPNFI di Korea Selatan
PNFI di Korea Selatan
Indri Ajeng Setyoningrum
 
Analisa keberkesanan program integrasi oleh kerajaan
Analisa keberkesanan program integrasi oleh kerajaanAnalisa keberkesanan program integrasi oleh kerajaan
Analisa keberkesanan program integrasi oleh kerajaan
aeyma
 
Kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat
Kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakatKemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat
Kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
 
Hsp t5
Hsp t5Hsp t5

What's hot (20)

Kebijakan pendidikan di indonesia
Kebijakan pendidikan di indonesiaKebijakan pendidikan di indonesia
Kebijakan pendidikan di indonesia
 
Inovasi pendidikan smster 4 2012
Inovasi pendidikan smster 4 2012Inovasi pendidikan smster 4 2012
Inovasi pendidikan smster 4 2012
 
Pedoman pembentukan dan_penyelenggaraan_pkbm
Pedoman pembentukan dan_penyelenggaraan_pkbmPedoman pembentukan dan_penyelenggaraan_pkbm
Pedoman pembentukan dan_penyelenggaraan_pkbm
 
Sebuah Kajian Mengenai Pendidikan Kewarganegaraan di Australia
Sebuah Kajian Mengenai Pendidikan Kewarganegaraan di AustraliaSebuah Kajian Mengenai Pendidikan Kewarganegaraan di Australia
Sebuah Kajian Mengenai Pendidikan Kewarganegaraan di Australia
 
Materi umum 1.2b panduan pbp
Materi umum 1.2b panduan pbpMateri umum 1.2b panduan pbp
Materi umum 1.2b panduan pbp
 
problematika relevansi pendidikan
problematika relevansi pendidikanproblematika relevansi pendidikan
problematika relevansi pendidikan
 
Kebijakan pendidikan nasional
Kebijakan pendidikan nasionalKebijakan pendidikan nasional
Kebijakan pendidikan nasional
 
Uu sisdiknas no 20 tahun 2003
Uu sisdiknas no 20 tahun 2003Uu sisdiknas no 20 tahun 2003
Uu sisdiknas no 20 tahun 2003
 
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONALSISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
 
Uu No 20 2003 Sistem Pendidikan Nasional
Uu No 20 2003 Sistem Pendidikan NasionalUu No 20 2003 Sistem Pendidikan Nasional
Uu No 20 2003 Sistem Pendidikan Nasional
 
Pendidikan kewarganegaraan di malaysia
Pendidikan kewarganegaraan di malaysiaPendidikan kewarganegaraan di malaysia
Pendidikan kewarganegaraan di malaysia
 
Sistem Pendidikan Nasional
Sistem Pendidikan NasionalSistem Pendidikan Nasional
Sistem Pendidikan Nasional
 
Sistim pendidikan nasional
Sistim pendidikan nasionalSistim pendidikan nasional
Sistim pendidikan nasional
 
Ringkasan materi mbs
Ringkasan materi mbsRingkasan materi mbs
Ringkasan materi mbs
 
Standar pengelola pkbm
Standar pengelola pkbmStandar pengelola pkbm
Standar pengelola pkbm
 
Tik tugas 4
Tik tugas 4Tik tugas 4
Tik tugas 4
 
PNFI di Korea Selatan
PNFI di Korea SelatanPNFI di Korea Selatan
PNFI di Korea Selatan
 
Analisa keberkesanan program integrasi oleh kerajaan
Analisa keberkesanan program integrasi oleh kerajaanAnalisa keberkesanan program integrasi oleh kerajaan
Analisa keberkesanan program integrasi oleh kerajaan
 
Kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat
Kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakatKemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat
Kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat
 
Hsp t5
Hsp t5Hsp t5
Hsp t5
 

Viewers also liked

Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar SekolahJenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
Imbang Jaya Trenggana
 
Pendidikan berbasis masyarakat
Pendidikan berbasis masyarakatPendidikan berbasis masyarakat
Pendidikan berbasis masyarakatasnawidm
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Jerry Makawimbang
 
Skala Psikologi
Skala PsikologiSkala Psikologi
Skala Psikologi
Riska Nur'Akhidah Sari
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaOperator Warnet Vast Raha
 
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga TaekwondoArtikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
gustians
 
Kebijakan Pemerintahan Gusdur
Kebijakan Pemerintahan GusdurKebijakan Pemerintahan Gusdur
Kebijakan Pemerintahan GusdurMuhamad Yogi
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN Septia Nur'aini
 
Pengertian Antropologi pendidikan
Pengertian Antropologi pendidikanPengertian Antropologi pendidikan
Pengertian Antropologi pendidikan
Aprilia putri
 

Viewers also liked (10)

Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar SekolahJenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
Jenis Jenis dan Satuan Pendidikan Luar Sekolah
 
Pendidikan berbasis masyarakat
Pendidikan berbasis masyarakatPendidikan berbasis masyarakat
Pendidikan berbasis masyarakat
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
 
Skala Psikologi
Skala PsikologiSkala Psikologi
Skala Psikologi
 
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desaPeranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
Peranan pemerintah-desa-memberdayakan-masyarakat-di-era-otoda-pada-desa
 
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga TaekwondoArtikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
 
Masa pemerintahan gus dur
Masa pemerintahan gus durMasa pemerintahan gus dur
Masa pemerintahan gus dur
 
Kebijakan Pemerintahan Gusdur
Kebijakan Pemerintahan GusdurKebijakan Pemerintahan Gusdur
Kebijakan Pemerintahan Gusdur
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN & SOSIOLOGI PENDIDIKAN
 
Pengertian Antropologi pendidikan
Pengertian Antropologi pendidikanPengertian Antropologi pendidikan
Pengertian Antropologi pendidikan
 

Similar to Pendidikan Berbasis Masyarakat

PPT Manajemen Berbasis Masyarakat.pptx
PPT Manajemen Berbasis Masyarakat.pptxPPT Manajemen Berbasis Masyarakat.pptx
PPT Manajemen Berbasis Masyarakat.pptx
anqitamyizah
 
Pendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptx
Pendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptxPendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptx
Pendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptx
AnwarMukhtarom
 
Ktsp farmasi
Ktsp farmasiKtsp farmasi
PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
PENDIDIKAN DAN MASYARAKATPENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
Universitas Lampung
 
Master modul pendidikan sivik sek rendah tahap i
Master modul pendidikan sivik sek rendah tahap iMaster modul pendidikan sivik sek rendah tahap i
Master modul pendidikan sivik sek rendah tahap i
Thian Ngee
 
01. m. erdin hidayat 1810125110015 ( uts manajemen berbasis sekolah )
01. m. erdin hidayat 1810125110015 ( uts manajemen berbasis sekolah )01. m. erdin hidayat 1810125110015 ( uts manajemen berbasis sekolah )
01. m. erdin hidayat 1810125110015 ( uts manajemen berbasis sekolah )
ErdinHidayat
 
141621285 makalah-manajemen-pendidikan
141621285 makalah-manajemen-pendidikan141621285 makalah-manajemen-pendidikan
141621285 makalah-manajemen-pendidikanMar Tunis
 
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
imam shofwan
 
Lingkungan dan Lembaga Pendidikan
Lingkungan dan Lembaga PendidikanLingkungan dan Lembaga Pendidikan
Lingkungan dan Lembaga Pendidikan
Hoshi Hikaru
 
4. Pendidikan Karakter
4. Pendidikan Karakter4. Pendidikan Karakter
4. Pendidikan Karakter
matematikauntirta
 
Sisdiknas.pptx
Sisdiknas.pptxSisdiknas.pptx
Sisdiknas.pptx
aprilyatisusantii
 
243277-implementasi-manajemen-berbasis-sekolah-16cac0ed.pdf
243277-implementasi-manajemen-berbasis-sekolah-16cac0ed.pdf243277-implementasi-manajemen-berbasis-sekolah-16cac0ed.pdf
243277-implementasi-manajemen-berbasis-sekolah-16cac0ed.pdf
adhanoorfedy2
 
Model pembelajaran komunitas
Model pembelajaran komunitasModel pembelajaran komunitas
Model pembelajaran komunitas
Be Susantyo
 
Jurnal Hasil Telaah Literatur
Jurnal Hasil Telaah LiteraturJurnal Hasil Telaah Literatur
Jurnal Hasil Telaah Literatur
Imam Nashokha
 
UPAYA PENGELOLA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN KOMPETENSI LULUSAN YANG SESUAI TUNT...
UPAYA PENGELOLA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN KOMPETENSI LULUSAN YANG SESUAI TUNT...UPAYA PENGELOLA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN KOMPETENSI LULUSAN YANG SESUAI TUNT...
UPAYA PENGELOLA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN KOMPETENSI LULUSAN YANG SESUAI TUNT...
novakarisamaharani1
 
Bab 8,9,10,yulia fitriyani
Bab 8,9,10,yulia fitriyaniBab 8,9,10,yulia fitriyani
Bab 8,9,10,yulia fitriyaniyani12345
 

Similar to Pendidikan Berbasis Masyarakat (20)

makalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikanmakalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikan
 
Menejemen pendidikan
Menejemen pendidikanMenejemen pendidikan
Menejemen pendidikan
 
PPT Manajemen Berbasis Masyarakat.pptx
PPT Manajemen Berbasis Masyarakat.pptxPPT Manajemen Berbasis Masyarakat.pptx
PPT Manajemen Berbasis Masyarakat.pptx
 
Makalah manajemen berbasis sekolah
Makalah manajemen berbasis sekolahMakalah manajemen berbasis sekolah
Makalah manajemen berbasis sekolah
 
Pendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptx
Pendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptxPendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptx
Pendidikan lingkungan hidup dalam kehidupan.pptx
 
Ktsp farmasi
Ktsp farmasiKtsp farmasi
Ktsp farmasi
 
PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
PENDIDIKAN DAN MASYARAKATPENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
 
Master modul pendidikan sivik sek rendah tahap i
Master modul pendidikan sivik sek rendah tahap iMaster modul pendidikan sivik sek rendah tahap i
Master modul pendidikan sivik sek rendah tahap i
 
01. m. erdin hidayat 1810125110015 ( uts manajemen berbasis sekolah )
01. m. erdin hidayat 1810125110015 ( uts manajemen berbasis sekolah )01. m. erdin hidayat 1810125110015 ( uts manajemen berbasis sekolah )
01. m. erdin hidayat 1810125110015 ( uts manajemen berbasis sekolah )
 
141621285 makalah-manajemen-pendidikan
141621285 makalah-manajemen-pendidikan141621285 makalah-manajemen-pendidikan
141621285 makalah-manajemen-pendidikan
 
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
 
Lingkungan dan Lembaga Pendidikan
Lingkungan dan Lembaga PendidikanLingkungan dan Lembaga Pendidikan
Lingkungan dan Lembaga Pendidikan
 
4. Pendidikan Karakter
4. Pendidikan Karakter4. Pendidikan Karakter
4. Pendidikan Karakter
 
Sisdiknas.pptx
Sisdiknas.pptxSisdiknas.pptx
Sisdiknas.pptx
 
243277-implementasi-manajemen-berbasis-sekolah-16cac0ed.pdf
243277-implementasi-manajemen-berbasis-sekolah-16cac0ed.pdf243277-implementasi-manajemen-berbasis-sekolah-16cac0ed.pdf
243277-implementasi-manajemen-berbasis-sekolah-16cac0ed.pdf
 
Model pembelajaran komunitas
Model pembelajaran komunitasModel pembelajaran komunitas
Model pembelajaran komunitas
 
Jurnal Hasil Telaah Literatur
Jurnal Hasil Telaah LiteraturJurnal Hasil Telaah Literatur
Jurnal Hasil Telaah Literatur
 
UPAYA PENGELOLA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN KOMPETENSI LULUSAN YANG SESUAI TUNT...
UPAYA PENGELOLA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN KOMPETENSI LULUSAN YANG SESUAI TUNT...UPAYA PENGELOLA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN KOMPETENSI LULUSAN YANG SESUAI TUNT...
UPAYA PENGELOLA SEKOLAH DALAM MENCIPTAKAN KOMPETENSI LULUSAN YANG SESUAI TUNT...
 
Reno pp
Reno ppReno pp
Reno pp
 
Bab 8,9,10,yulia fitriyani
Bab 8,9,10,yulia fitriyaniBab 8,9,10,yulia fitriyani
Bab 8,9,10,yulia fitriyani
 

Pendidikan Berbasis Masyarakat

  • 1. Pendidikan Berbasis Masyarakat Tugas TI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (Moh. Dahlan Asnawi) Arti penting pendidikan tercantum dalam deklarasi universal hak asasi manusia Bahwa : “setiap orang berhak memperoleh pendidikan” Begitu pentingnya pendidikan maka kualitas pendidikan juga berarti kualitas dan martabat suatu bangsa. Pendidikan tidaklah hanya berada di bangku sekolah semata akan tetapi juga terdapat pendidikan nonformal dan pedidikan informal. Dalam kajian ini akan dibahas mengenai pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah khususnya pendidikan yang berbasis pengembangan masyarakat. Pendidikan dan masyarakat adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Pendidikan merupakan produk dari masyarakat pendukungnya. Karena pendidikan adlah proses transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, ketrampilan dan sebagainya kepada generasi muda. Maka seluruh upaya itu sudah dilakukan dalam masyarakat. Semua yang kita pelajari adalah mengenai hasil interaksi antar manusia dalam masyarakat. Masyarakat menurut ki hajar dewantara adalah salah satu dari tri pusat pendidikan disamping keluarga dan sekolah. oleh karena itu muncul istilh demokratisasi pendidikan yang implikasinya pendidikan harus dikelola secara otonomi kolaboratif dan terdesentralisasi, dengan memberi tempat seluas-luanya bagi partisispasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, penjagaan, dan pengembanganya. Konsep desentralisasi ini dikembangkan dengan prinsip “pengaturan pendidikan secara terpusat (sentralisasi) dan penyelenggaraan kegiatan pendidikan tidak terpusat (desentralisasi)”. Otonomi dan desentralisasi pendidikan akan berdampak pada pengembangan pendidikan yang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu pendidikan yang berbasis masyarakat sangat dibutuhkan. Otonomi daerah merupakan proses desentralisasi atau penyerahan kewenangan dari pemerintah ousat kepada pemerintah kabupaten atau kota. Hal tersebut juga memiliki imbas bagi otonomi pendidikan. Imbas tersebut antara lain apabila suatu daerah memiliki political will yang baik terhadap pendidikan maka daerah tersebut akan memiliki peluang yang luas dalam kemajuan pendidikan. Dan sebaliknya, apabila tidak memiliki political will yang baik terhadap pendidikan maka pendidikan daerah tersebut akan tertinggal. Dengan desentralisasi pendidikan khususnya dalam kajian ini kalimantan timur maka akan memberi nilai strategis untuk berkompetisi dalam pembangunan dan kemajuan rakyat. Dengan demikian akan memberikan kesempatan keterlibatan masyarakat luas untuk memberikan pertimbangan pendidikan dan kebudayaanyang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi daerahnya.
  • 2. Pengertian otonomi pendidikan 1. Pengaturan perimbangan kewenangan pusat dan daerah 2. Manajemen partisipasi masyarakat dalam pendidikan 3. Penguatan kapasitas manajemen pemerintah daerah 4. Pemberdayaan bersama sumberdaya pendidikan 5. Hubungan kemitraan stakeholders pendidikan 6. Pengembangan infrastruktur sosial Daerah otonom sebagai pelaku otonomi pendidikan harus memiliki visi dan misi pendidikan yang jelas dan jauh ke depan dengan melakukan pengkajian yang mendalam dan meluas tentang trend perkembangan penduduk untuk memperoleh konstruk masyarakat dimasa depan dan tindak lanjutnya, selain itu daerah otonom harus merancang sistem pendidikan yang sesuai dengan ke-Bhineka Tunggal Ika-an budaya Indonesia. Pelaksanaan otonomi pendidikan dan kemandirian daerah harus dimulai dengan evaluasi diri dan melakukan analisis faktor internal dan eksternal daerah guna mendapatkan gambaran nyata tentang kondidi dan kebutuhan masyarakat sehingga dapat muncul strategi yang matang dalam menyelesaikanya melalui otonomi pendidikan yang bermutu dan produktif. Pendidikan yang berbasis masyarakat adalah pendidikan dengan prinsip dari masyarakat(memberi jawaban atas kebutuhannya), oleh masyarakat(masyarakat sebagai pelaku pendidikan), dan untuk masyarakat(diikutsertakan dalam program yang direncanakan). Dengan demikian masyarakat akan memiliki rasa memmiliki(sense of belonging) terhadap sekolah yang dibinainya, juga memberikan iklim keterbukaan dan memberi kontrol bagi pengelolaan sumberdaya dan mutu pendidikan yang ingin dicapai. Tujuan utama pendidikan berbasis masyarakat adalah sebagai berikut : 1. Membantu mobilisasi sumberdaya lokal dan peran masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanan pendidikan pada semua tingkat, jenis, dan jalur pendidikan. 2. Merangsang perubahan sikap dan persepsi tentang rasa kepemilikan masyarakat terhadap sekolah, tanggung jawab, kemitraan, toleransi, dan kekuatan multikultural. 3. Mendukung prakarsa pemerintah dalam meningkatkan dukungan masyarakat terhadap sekolah. 4. Meningkatkan peran masyarakat dalam mengembangkan, dan meningkatkan mutu relevansi, penyediaan akses besar, serta peningatan efisiensi manajemen pendidikan. 5. Membantu mengatasi putus sekolah khususnya sekolah dasar.
  • 3. Pemetaan dan ukuran ‘derajad kepemilikan’ pendidikan berbasis masyarakat : 1. Dukungan (support) : orang tua dan masyarakat memberi sumbangan dana dan tenaga 2. Keterlibatan (involvement) : terlibat dalam pengambilan keputusan 3. Kemitraan (partnership) : menjalin hubungan kemitraan dengan pengelola sekolah dalam menentukan hal yang berkenaan dengan pendidikan. 4. Kepemilikan (full ownership) : mengendalikan semua keputusan tentang program. Peran masyarakat dalam pendidikan berbasis masyarakat : 1. Tokoh masyarakat : pemrakarsa, mediator, motivator, tutor, pengelola, dan penyandang dana serta penyedia fasilitas. 2. Organisasi kemasyarakatan : pemrakarsa, perencana, penyelenggara, organisator, motivator, penyedia fasilitas, pengatur, pengayom, penyedia dana, pembina dan pemecah masalah 3. LSM : pembangkit dan penyampai aspirasi serta penyedia tenaga ahli 4. Lembaga usaha/perusahaan : mitra usaha dalam mengelola produksi dari usaha ketrampilan yang telah dipelajari Prinsip pendidikan berbasis masyarakat : 1. Menentukan sendiri (self determination) 2. Menolong dirisendiri (self help) 3. Pengembangan kepemimpinan (leadership development) 4. Lokalisasi (localization) 5. Keterpaduan pemberian layanan (integrated delivery of service) 6. Mengurangi duplikasi pelayanan (reduce duplication of service) 7. Menerima perbedaan (accept diversity) 8. Tanggung jawab kelembagaan (institutional responsiveness) 9. Pembelajaran seumur hidup (life long learning) Syarat pendidikan berbasis masyarakat : 1. Teknologi yang sesuai dengan kondisi dan situasi nyata dalam masyarakat. 2. Ada lembaga yang jelas statusnya 3. Program belajar harus bernilai sosial atau bermakna bagi peserta didik 4. Program belajar adalah milik masyarakat bukan pemerintah 5. Aparat pendidikan tidak bkerja sendiri akan tetapi bekerjasama dengan organisasi masyarakat 6. Kurikulum harus terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari. Permasalahan Dalam Otonomi Pendidikan Pelaksanaan desentralisasi atau otonomi pendidikan tidak sepenuhnya berjalan sesuai dengan harapan. Hal ini disebabkan oleh kekurangsiapan pranata sosial, politik dan ekonomi.
  • 4. Karena otonomi pendidikan akan memberi efek pada kurikulum, efisiensi administrasi, dan pendapatan. Secara umum ada enam faktor yang menyebabkan otonomi pendidikan belum berjalan lancar 1. Belum jelasnya aturan permainan tentang peran dan tata kerja di tingka kabupaten dan kota 2. Pengelolaan sektor publik termasuk pengelolaan pendidikan yang belum siap untuk dilaksanakan secara otonom karena keterbatasan SDM dan fasilitas 3. Dana pendidikan dan APBD yang belum memadai 4. Kurangnya perhatian pemerintah pusat dan daerah untuk melibatkan masyarakat dalam pendidikan 5. Otoritas pimpinan daerah sebagai pimpinan tunggal belum begitu memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan sehingga anggaranya pun tidak menjadi prioritas itama 6. Ketidak samaan kondisi berbagai daerah dalam hal sarana, prasarana, dan dana yang dimiliki. Hal inilah yang akhirnya menimbulkan kesenjangan sosial antar daerah sehingga pemerinta perlu membuat aturan dalam penentuan standardisasi mutu pendidikan nasional dengan memperhatikan kondisi perkembangan kemandirian masing-masing daerah. Salah satu wujud pendidikan berbasis masyarakat adalah pendidikan luar sekolah. Pendidikan luar sekolah meliputi satuan pendidikan yang memiliki kesatuan meliputi kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, kepemudaan, pemberdayaan perempuan, keaksaraan, kursus dan pelatihan, kesetaraan yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memenuhi hak setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan. Pendidikan luar sekolah tidak di batasi oleh standardisasi dan rancangan program pemerintah, akan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut dikarenakan, obyek dari pendidikan ini adalah orang yang sebenarnya memiliki kegiatan selain belajar. Sehingga penjadwalan dan sebagainya bersifat kondisional. Selain itu, bentuk kurikulum pun
  • 5. tidak diterapkan. Akan tetapi orientasi pendidikan di fokuskan pada tuntutan kebutuhan masyarakat. Dalam pengembangan pendidikan luar sekolah, aparat birokrat hanya membuat acuan arah gerak dan tolak ukur keberhasilan. Selebihnya dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat (demand driven). Hal tersebut dilakukan karena kesadaran bahwa apabila dalam pendidikan luar sekolah dipatok program tertentu oleh pusat maka itu berarti memeaksakan kepada masyarakat apa yang mungkin tidak mereka perlukan(suply driven). Komponen – Komponen Pendidikan Luar Sekolah : 1. Masukan sarana (instrumental input) : keseluruhan sumber dan fasilitas yang memungkinkan masyarakat untuk belajar. Termasuk kurikulum, tujuan program,pendidik dan sebagainya. 2. Masukan mentah (raw input) : peserta didik dengan berbagai karakteristik yang dimilikinya, termasuk struktur yang berhubungan dengan faktor internal seperti kognitif, pengalaman, sikap, dan sebagainya. 3. Masukan instrumental (instrumental input) : faktor lingkungan yang menunjang terjadinya program pendidikan yang meliputi keluarga, sosial, alam, dan lingkungan internasional. 4. Keluaran (output) : kuantitas lulusan yang disertai kualitas perubahan laku yang dapat melalui kegiatan belajar-mengajar 5. Pengaruh (Impact) : hasil yang telah diperoleh oleh lulusan yang mencakup pengaruh : perubahan taraf hidup, dan sebagainya. Peran PLS dalam Sistem Pendidikan Nasional : 1. Sebagai subtitude dari pendidikan sekolah. artinya PLS dapat menggantikan jalur pendidikan sekolah bagi masyarakat yang tidak mampu karena berbagai hal. 2. Sebagai suplement pendidikan sekolah. artinya PLS dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan yang tidak di dapat di sekolah. 3. Sebagai complement dari pendidikan sekolah. artinya PLS sebagai pelengkap apa yang tidak ada di pendidikan sekolah. Dengan pelaksanaan pendidikan berbasis masyarakat ini diharapkan pendidikan di Indonesia tidak hanya menuntut peserta didik untuk unggu dalam akademisi saja, akan tetapi
  • 6. juga unggul dalam life skill sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan masyarakat dan negara serta memiliki arah hidup yang jelas. Akhirnya muncul manusia-manusia yang tidak hanya pandai dalam konsep akan tetapi juga mampu menjadi aktor dari perubahan
  • 7. DAFTAR PUSTAKA Eroby Jawi Fahmi, Jurnal Skripsi : Pendidikan Berbasis Masyarakat, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Ita Saripati, Jurnal Pendidikan Inovatif : Menuju Pendidikan Berbasis Masyarakat dalam Otonomi Daerah Kalimantan Timur, Volume 3, Nomor 1, September 2007 Jurnal, Diklus : Pendidikan Luar Sekolah, ISSN NO. 0854-896X Suwandi , Nitro Jurnal : Peran Pendidikan Nonformal dalam Penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun