SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN
DOSEN: PROF.DR.H. BASUKI WIBAWA. MM
DISUSUN OLEH : AHMAD RIFA’I
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA
2011
PENDAHULUAN
Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia maka diselenggarakanlah suatu sistem
pendidikan nasional. Negara memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap warga negara untuk mendapatkan
pendidikan dan pengajaran. Dengan pendidikan dan pengajaran itu diharapkan akan memperoleh pengetahuan dan
kemampuan dasar sebagai bekal untuk dapat berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kemampuan dasar yang dimaksud adalah kemampuan membaca, menulis dan berhitung, serta menggunakan Bahasa
Indonesia.
Pendidikan Dasar adalah pendidikan umum yang lamanya sembilan tahun, diselenggarakan selama enam tahun di Sekolah
Dasar dan tiga tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau satuan pendidikan yang sederajat. Pada jalur luar sekolah,
pemerintah menyediakan program paket A dan paket B (setara SLTP) bagi anak usia sekolah yang orang tuanya tidak
mampu membiayai untuk masuk SD ataupun SLTP.
Pendidikan Dasar diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk
mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia serta
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Oleh karena itu, pendidikan memerlukan penanganan yang sangat serius, khususnya pemerintah yang memiliki otoritas
anggaran. Melalui tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pemerintah harus berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang
beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan.
Permasalahan di dunia pendidikan memang sangat kompleks. Bahkan dikatakan, dunia pendidikan di negeri ini seperti
benang kusut yang sulit memulainya dari mana. Di antara permasalahan tersebut adalah kualitas pendidikan yang rendah
yang mengakibatkan matinya kreativitas anak didik pasca sekolah dan jatuhnya rasa percaya diri siswa didik ketika
menghadapi dunia kerja yang keras. Lulusan sekolah sering kali justru menjadi anak cengeng dengan sifat ABG-nya yang
kental, dan semakin jauh dari realitas masyarakat di sekitarnya. Karakter lulusan sebagai produk pendidikan dinilai jauh
dari yang diharapkan. Indikatornya adalah maraknya kejahatan, penipuan dan berkembangnya korupsi yang nota benenya
dilakukan oleh orang-orang terdidik.
Kemerosotan moral lulusan, tidak lepas dari system pendidikan yang diterapkan di In donesia. Dimana orientasi dari
pendidikan hanya terbatas pada ranah kognitif, sehingga aspek moral dan budi pekerti menjadi terabaikan. Porsi
pendidikan agama dan pendidikan moral yang diperkecil menandakan ketidak seriusan pemerintah di dalam mengatasi
dekadensi moral yang melanda generasi mudanya. Seyogyanya pemerintah bersikap aktif dalam menggalakan program
pembinaan moral, serta menjadikan akhlakul karimah sebagai tujuan utama yang harus dicapai dalam pendidikan ini.
Kaitan Sistem Pendidikan Dengan Pembinaan Karakter Lulusan
Karakter lulusan yang meliputi kejujuran, keadilan, kedisiplinan, kesopanan dan kearifan dewasa ini sudah mulai pudar
bahkan hilang. Banyaknya tawuran, pencurian dan criminal lainnya merupakan bukti konkret bagaimana bobroknya moral
lulusan. Mestinya pendidikan yang ditempuh selama bertahun-tahun, dapat memberikan dampak positif bagi
perkembangan kepribadian siswa. Input yang diterima kemudian diproses dalam pendidikan, mestinya dapat
menghasilkan output yang baik.
Output pendidikan teknologi dan kejuruan adalah hasil belajar yang merefleksikan seberapa efektif proses belajar
mengajar diselenggarakan. Artinya prestasi belajar ditentukan oleh tingkat efektivitas dan efisiensi proses belajar
mengajar. Prestasi belajar ditunjukan oleh peningkatan kemampuan dasar dan kemampuan fungsional. Kemampuan
dasar meliputi daya piker, daya kalbu, dan daya raga yang diperlukan oleh siswa untuk terjun dimasyarakat dan untuk
mengembangkan dirinya. Daya piker meliputi daya pikir deduktif, induktif, ilmiah, kritis kreatif, eksploratif, diskoveri,
nalar, lateral dan berfikir system. Daya kalbu terdiri dari daya spiritual, emosional, moral, rasa kasih sayang, kesopanan,
toleransi, kejujuran, kebersihan, disiplin diri harga diri, tanggung jawab, keberanian moral, kerajinan, komitmen, estetika
dan etika. Daya raga meliputi kesehatan, stamina, ketahanan dan ketrampilan (olah raga, kesenian dan kejuruan ).
Kemampuan fungsional meliputi kemampuan memanfaatkan teknologi dalam kehidupan, kemampuan mengelola
sumberdaya (sumber daya uang, bahan, alat, bekal, dsb ), kemampuan kerjasama, kemampuan memanfaatkan informasi,
kemampuan menggunakan sistem dalam kehidupan, kemampuan berwirausaha, kemampuan kejuruan, kemampuan
menjaga harmoni dengan lingkungan, kemampuan mengembangkan karir, dan kemampuan menyatukan bangsa
berdasarkan pancasila.( Basuki Wibawa,2005).
Sistem pendidikan tersusun dari komponen konteks, input, proses, output dan outcome. Konteks berpengaruh pada input,
input berpengaruh pada proses, proses berpengaruh pada output dan output berpengaruh pada outcome. ( Basuki
Wibawa, 2005)
Pendidikan merupakan salah satu strategi dasar dari pembangunan karakter bangsa yang dalam pelaksanaannya harus
dilakukan secara koheren dengan beberapa strategi lain. Strategi tersebut mencakup, yaitu sosialisasi/penyadaran,
pemberdayaan, pembudayaan dan kerjasama seluruh komponen bangsa. Pembangunan karakter dilakukan dengan
pendekatan sistematik dan integratif dengan melibatkan keluarga, satuan pendidikan, pemerintah, masyarakat sipil,
politik, media massa, dunia usaha, dan dunia industri (Buku Induk Pembangunan Karakter, 2010). Sehingga satuan
pendidikan adalah komponen penting dalam pembangunan karakter yang berjalan secara sistemik dan integratif bersama
dengan komponen lainnya.
Langkah-langkah Perbaikan Sistem Pendidikan Untuk Membangun Karakter
Lulusan.
Untuk menjadikan pendidikan benar-benar sebagai pembangun karakter budaya bangsa Indonesia maka pendidikan harus
dikelola secara professional. Karena itu pengelolaan pendidikan harus terdiri dari orang-orang yang paham tentang
perkembangan dewasa ini dan sekaligus dapat mengantisipasi kebutuhan apa yang diperlukan bangsa Indonesia ke depan.
Belajar dari pengalaman sejarah, dewasa ini kita dengan mudah menyaksikan berbagai keadaan janggal setiap hari,
misalnya orang dibakar hidup-hidup oleh masa karena mencuri sepatu, muncul perkelahian antar pelajar, maraknya
perkelahian ditengah masyarakat yang disebabkan oleh persoalan kecil,masih banyak penipuan,pembakaran rumah, dan
merebaknay perzinaan, kini bangsa Indonesia hrus berani mengambil pelajaran dan melakukan instrospeksi untuk
nmemperbaiki diri melalui pendidikan.
Secara sekilas dapat dirasakan bahwa selama ini yang dikejar dijadikan target dalam pengelolaaan pendidikan adalah
tercapainya nilai tinggi dan baik dalam ujian nasional, ujian tengah semester maupun ujian semester. Hamper semuanya
dipersiapkan untuk mengejar kemampuan mencapai hasil akhir pendidikan secara kuantitatif, semua serba angka, sedikit
yang berbicara tentang mutu, prosedur, dan perkembangan akhlak individu dari hari kehari.
Dari segi esensi materi pendidikan bangsa kita belakangan ini sekedar lebih mengumakan pembinaan akal atau kekuatan
intelektual yang sektoral dan sedikit tentang pengembangan fisik atau jasmanai. Selain kedua aspek di atas yakni jasmani
dan otak, masih ada dua aspek yang sangat penting untuk diperhatikan dan diberikan pendidikan yang memadai dalam
rangka menggapai pendidikan yang sempurna yakni kecerdasan hati dan kehalusan ruh. Dua yang tersebut terakhir ini,
selama ini luput tidak memperoleh perhatian hampir oleh semua penyelengggara pendidikan termasuk pesantren. Hal ini
terbukti para lulusan cukup lumayan dalam menguasai ilmu, akan tetapi ilmu itu tidak dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari. Ilmu hanya sebatas teori tapi tidak bisa menjelma sebagai sikap hidup positif atau kepribadian.
Jika bangsa indonesia ingin berhail dalam pendidikan maka empat faktor yang diurakan diatas harus memperoleh
perhatian yang memadai. ( Qomari Anwar,2002)
Menurut Rahmat Ismail (dalam Khozin, 2006) bahwa ada beberapa hal yang perlu dibangun dan diperbaiki kembali dalam
pendidikan supaya dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, yaitu:
Pertama : Rekontruksi paradigma, dengan mengganti paradigma yang lama dengan paradigma baru, bahwa konsep
pendidikan yang benar harus selalu sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Rekontruksi ini
diharapkan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang sedang dihadapi pendidikan Islam, yakni keluar dari belenggu
dikotomi ilmu pengetahuan, keluar dari sistem pendidikan yang doktrinir dan otoriter, terlepas dari penyimpangan
profesionalitas pendidik.
Kedua : Memperkuat landasan moral. Kita melihat pengaruh dari globalisasi yang telah menimpa Indonesia, moral barat
dengan mudahnya masuk ke dalam negari ini dan dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia, Maka sangat urgen sekali
kalau moral para praktisi pendidikan Islam dibangun dan dibentuk dengan kokoh, supaya tidak terpengaruh dengan
budaya barat tersebut.
Ketiga : Menguasai lebih dari dua bahasa.
Keempat : Menguasai komputer dan berbagai program dasarnya.
Kelima : Pengembangan kompetensi kepemimpinan.
Engkoswara (2001), secara sadar ataupun tidak, nyata dan diyakini oleh semua orang yang bergama bahwa
membicarakan paradigma pendidikan nasional Indonesia hendaknya secara jelas mencakup hal-hal berikut ini :
1. Hubungan antara manusia dengan Tuhan penciptanya, sehingga tercipta praktek beragama dalam kehidupan
sehari-hari
2. Hubungan manusia dengan dirinya yang dicerminkan dalam berbagai etika, akhlak dan ilmu kependudukan
lainnya.
3. Hubungan antara manusia dengan alam lingkungannya, sehingga tercipta kehidupan yang tidak merusak
ekosistem lingkungan.
4. Hubungan anatar sesama manusia tetapi terkosentrasi pada sistem nilai yang sangat terbatas.
Sistem pendidikan yang dianut di Indonesia adalah system pendidikan dari barat yang menekankan aspek fisiknya dan
pemberdayaan otak, namun hampa dan kering dalam wilayah ruhani. Perlu adanya keseimbangan antara aspek fisik dan
aspek spiritual. Kurikulum yang diterapkanpun mestinya memuat pendidikan karakter.
Di dalam bangsa yang kuat, terdapat karakter yang kuat. Demikianlah pemeo yang menggambarkan betapa karakter
merupakan suatu aset yang tak ternilai harganya dalam membangun suatu negara dan bangsa. Lihat saja, Jepang.
Karakter ‘Samurai’ yang penuh integritas dan penuh semangat juang telah menjadikan Jepang bangsa yang besar dan
selalu berhasil bangkit dari berbagai malapetaka: mulai dari bom atom sampai gempa bumi.
Oleh karena itu, pembangunan karakter (character building) merupakan suatu keniscayaan apabila kita di Indonesia ingin
bermetamorfosa dari sebuah negara dan bangsa yang sering dirundung masalah (seperti korupsi) menjadi bangsa yang
besar di pentas dunia. Di sinilah, sektor pendidikan dapat memainkan peran strategis.
Nah, mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, khazanah pemikiran Islam secara logis tentu merupakan
sumber yang kaya untuk memberikan kontribusi berharga bagi perumusan formula pendidikan character building. Adapun
salah satu pemikir dunia Islam yang banyak memberikan perhatian pada isu tersebut adalah Ibnu Miskawaih (932 M –
1030 M).
Sebagaimana dikemukakan oleh Prof Suwito dalam disertasinya di UIN bertajuk Spiritualitas Pendidikan Akhlak (2004), Ibn
Miskawaih adalah seorang filsuf Islam yang menemukan doktrin jalan tengah (The Golden Mean) dalam pendidikan
karakter. Sudah lama John Locke telah mengemukakan konsep empirisismenya yang mengasumsikan manusia sebagai
tabula rasa alias kertas putih bersih yang karakternya menunggu untuk diisi oleh pengajaran dari luar. Kemudian, Arthur
Schopenhauer menggagas konsep nativisme yang beranggapan karakter manusia itu tergantung pada bakat bawaan di
dalam dirinya.
Miskawaih telah meretas jalan tengah dengan mengatakan karakter manusia itu dibentuk oleh faktor dasar (nativisme)
dan faktor ajar (empirisisme). Selanjutnya, dalam bahasa Miskawaih, karakter itu disebut sebagai akhlak. Sesuai dengan
doktrin jalan tengah Miskawaih, pendidikan akhlak atau character building bertujuan membentuk akhlak yang bersifat
tengah-tengah alias adil dan seimbang. Maksudnya, pendidikan akhlak mesti secara serasi membentuk komponen-
komponen akhlak dalam diri manusia sehingga manusia (baca: anak didik) dapat menjadi pribadi yang berakhlak mulia.
Melihat pendapat Ibnu Miskaweh tersebut, karakter atau akhlak bisa diupayakan lewat pendidikan. Dan pelaksanaan
pendidikan karakter merupakan harga mati yang harus dilakukan oleh pemerintah agar karakter lulusan menjadi baik dan
mulia.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Qomari, Prof. Dr, Reorientasi Pendidikan dan Profesi Keguruan, Uhamka Press, Jakarta : 2002
http://www.dikti.kemendiknas.go.id
http://www.riaumandiri.net
http://pendidikan.anekanews.com/2011/02/sistem-pendidikan-di-indonesia.html
Ramayulis, Prof. Dr. Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta : 2002
Wibawa, Basuki, Prof. Dr. Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Kertajaya Duta Media, Surabaya :2005

More Related Content

What's hot

Data bem unpatti
Data bem unpattiData bem unpatti
Data bem unpattiAfif Faith
 
Implikasi falsafah pendidikan kebangsaan & falsafah pendidikan guru
Implikasi falsafah pendidikan kebangsaan & falsafah pendidikan guruImplikasi falsafah pendidikan kebangsaan & falsafah pendidikan guru
Implikasi falsafah pendidikan kebangsaan & falsafah pendidikan guruMegala Silva Raju
 
8527541 tanggungjawab-dan-peranan-guru
8527541 tanggungjawab-dan-peranan-guru8527541 tanggungjawab-dan-peranan-guru
8527541 tanggungjawab-dan-peranan-gurualexander alexander
 
1 aspirasi 1 agenda
1 aspirasi 1 agenda1 aspirasi 1 agenda
1 aspirasi 1 agendaAbdullah Lah
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinyaOperator Warnet Vast Raha
 
Paparan visi
Paparan visiPaparan visi
Paparan visi
MimsatuUjungpangkah
 
In house training_tugas_administrasi_dan
In house training_tugas_administrasi_danIn house training_tugas_administrasi_dan
In house training_tugas_administrasi_dan
Aan Cahyanto
 
Curriculum 1
Curriculum 1Curriculum 1
Curriculum 1
Amie Joan Juanis
 
Analisis kebijakan pendidikan
Analisis kebijakan pendidikanAnalisis kebijakan pendidikan
Analisis kebijakan pendidikan
Ahmad Mansur
 
Minggu 4 aspirasi dan kepentingan pendidikan
Minggu 4   aspirasi dan kepentingan pendidikanMinggu 4   aspirasi dan kepentingan pendidikan
Minggu 4 aspirasi dan kepentingan pendidikan
Wan Azmanan Wan Yusoff
 
Peranan Guru Bahasa Melayu dalam Pembangunan Modal Insan
Peranan Guru Bahasa Melayu dalam Pembangunan Modal InsanPeranan Guru Bahasa Melayu dalam Pembangunan Modal Insan
Peranan Guru Bahasa Melayu dalam Pembangunan Modal Insan
hidayahperlis
 
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan Menghadapi Alaf Baru
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan  Menghadapi Alaf BaruCabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan  Menghadapi Alaf Baru
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan Menghadapi Alaf BaruTinagaran Magisparan
 
Pendemokrasian
PendemokrasianPendemokrasian
Pendemokrasian
siti rahman
 
Pendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negara
Pendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negaraPendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negara
Pendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negaraLinda Zain
 
Minggu 4 aspirasi dan kepentingan pendidikan
Minggu 4   aspirasi dan kepentingan pendidikanMinggu 4   aspirasi dan kepentingan pendidikan
Minggu 4 aspirasi dan kepentingan pendidikan
Wan Azmanan Wan Yusoff
 
Dasar dasar pendidikan
Dasar dasar pendidikanDasar dasar pendidikan
Dasar dasar pendidikanCece Sucipto
 

What's hot (20)

Data bem unpatti
Data bem unpattiData bem unpatti
Data bem unpatti
 
Implikasi falsafah pendidikan kebangsaan & falsafah pendidikan guru
Implikasi falsafah pendidikan kebangsaan & falsafah pendidikan guruImplikasi falsafah pendidikan kebangsaan & falsafah pendidikan guru
Implikasi falsafah pendidikan kebangsaan & falsafah pendidikan guru
 
8527541 tanggungjawab-dan-peranan-guru
8527541 tanggungjawab-dan-peranan-guru8527541 tanggungjawab-dan-peranan-guru
8527541 tanggungjawab-dan-peranan-guru
 
Peranan pendidikan dalam pendidikan nasional
Peranan pendidikan dalam pendidikan nasionalPeranan pendidikan dalam pendidikan nasional
Peranan pendidikan dalam pendidikan nasional
 
1 aspirasi 1 agenda
1 aspirasi 1 agenda1 aspirasi 1 agenda
1 aspirasi 1 agenda
 
Tugasan KPF Esei Ilmiah
Tugasan KPF Esei IlmiahTugasan KPF Esei Ilmiah
Tugasan KPF Esei Ilmiah
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
 
Paparan visi
Paparan visiPaparan visi
Paparan visi
 
In house training_tugas_administrasi_dan
In house training_tugas_administrasi_danIn house training_tugas_administrasi_dan
In house training_tugas_administrasi_dan
 
Curriculum 1
Curriculum 1Curriculum 1
Curriculum 1
 
Analisis kebijakan pendidikan
Analisis kebijakan pendidikanAnalisis kebijakan pendidikan
Analisis kebijakan pendidikan
 
Minggu 4 aspirasi dan kepentingan pendidikan
Minggu 4   aspirasi dan kepentingan pendidikanMinggu 4   aspirasi dan kepentingan pendidikan
Minggu 4 aspirasi dan kepentingan pendidikan
 
Peranan Guru Bahasa Melayu dalam Pembangunan Modal Insan
Peranan Guru Bahasa Melayu dalam Pembangunan Modal InsanPeranan Guru Bahasa Melayu dalam Pembangunan Modal Insan
Peranan Guru Bahasa Melayu dalam Pembangunan Modal Insan
 
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan Menghadapi Alaf Baru
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan  Menghadapi Alaf BaruCabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan  Menghadapi Alaf Baru
Cabaran Dan Harapan Dalam Pendidikan Menghadapi Alaf Baru
 
Pendemokrasian
PendemokrasianPendemokrasian
Pendemokrasian
 
Pendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negara
Pendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negaraPendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negara
Pendidikan sebagai pemangkin pembangunan kecermelangan insan dan negara
 
Sejarah perkembangan pendidikan
Sejarah perkembangan pendidikanSejarah perkembangan pendidikan
Sejarah perkembangan pendidikan
 
Minggu 4 aspirasi dan kepentingan pendidikan
Minggu 4   aspirasi dan kepentingan pendidikanMinggu 4   aspirasi dan kepentingan pendidikan
Minggu 4 aspirasi dan kepentingan pendidikan
 
Dasar dasar pendidikan
Dasar dasar pendidikanDasar dasar pendidikan
Dasar dasar pendidikan
 
Tajuk 8 done
Tajuk 8 doneTajuk 8 done
Tajuk 8 done
 

Viewers also liked

Por clases dia 70
Por clases dia 70Por clases dia 70
Por clases dia 70cojidrin
 
04.manual convenente prestacao contas
04.manual convenente prestacao contas04.manual convenente prestacao contas
04.manual convenente prestacao contasgvirtual
 
Jornada de medicina domiciliaria
Jornada de medicina domiciliariaJornada de medicina domiciliaria
Jornada de medicina domiciliariaGraciela Kusa
 
Lite Forex Trading
Lite Forex TradingLite Forex Trading
Lite Forex TradingLite Forex
 
Vista Ladder
Vista LadderVista Ladder
Vista LadderSam Hart
 
Calendarios fase semifinal a junio 6 2013 liga futbol magdalena
Calendarios fase semifinal a junio 6  2013 liga futbol magdalenaCalendarios fase semifinal a junio 6  2013 liga futbol magdalena
Calendarios fase semifinal a junio 6 2013 liga futbol magdalenaMONTERO ESCUELA DEPORTIVA
 
Loi fixant Le régime organique des terres Collectives
Loi fixant Le régime organique des terres CollectivesLoi fixant Le régime organique des terres Collectives
Loi fixant Le régime organique des terres Collectives
Ministère des Domaines de l'Etat et des Affaires Foncières
 
Frases fetas
Frases fetasFrases fetas
Frases fetasyoel40289
 
¿Virgen María o Diosa madre pagana?
¿Virgen María o Diosa madre pagana?¿Virgen María o Diosa madre pagana?
¿Virgen María o Diosa madre pagana?Manuel Álvarez
 
Diploma LLP Erasmus Intensive Programme
Diploma LLP Erasmus Intensive ProgrammeDiploma LLP Erasmus Intensive Programme
Diploma LLP Erasmus Intensive ProgrammeGiorgos Patsialas
 
Catalogo papeis de parede, etc., do tron
Catalogo papeis de parede, etc., do tronCatalogo papeis de parede, etc., do tron
Catalogo papeis de parede, etc., do tronfun4kids-ParedeMenino
 

Viewers also liked (18)

Por clases dia 70
Por clases dia 70Por clases dia 70
Por clases dia 70
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
04.manual convenente prestacao contas
04.manual convenente prestacao contas04.manual convenente prestacao contas
04.manual convenente prestacao contas
 
Jornada de medicina domiciliaria
Jornada de medicina domiciliariaJornada de medicina domiciliaria
Jornada de medicina domiciliaria
 
Lite Forex Trading
Lite Forex TradingLite Forex Trading
Lite Forex Trading
 
A bajarrr
A bajarrrA bajarrr
A bajarrr
 
Core
CoreCore
Core
 
Vista Ladder
Vista LadderVista Ladder
Vista Ladder
 
Calendarios fase semifinal a junio 6 2013 liga futbol magdalena
Calendarios fase semifinal a junio 6  2013 liga futbol magdalenaCalendarios fase semifinal a junio 6  2013 liga futbol magdalena
Calendarios fase semifinal a junio 6 2013 liga futbol magdalena
 
Loi fixant Le régime organique des terres Collectives
Loi fixant Le régime organique des terres CollectivesLoi fixant Le régime organique des terres Collectives
Loi fixant Le régime organique des terres Collectives
 
Hola soy nelly demasiado chele
Hola soy nelly demasiado cheleHola soy nelly demasiado chele
Hola soy nelly demasiado chele
 
Frases fetas
Frases fetasFrases fetas
Frases fetas
 
12345lopezchavez
12345lopezchavez12345lopezchavez
12345lopezchavez
 
¿Virgen María o Diosa madre pagana?
¿Virgen María o Diosa madre pagana?¿Virgen María o Diosa madre pagana?
¿Virgen María o Diosa madre pagana?
 
Gerencia d depool
Gerencia d depoolGerencia d depool
Gerencia d depool
 
Diploma LLP Erasmus Intensive Programme
Diploma LLP Erasmus Intensive ProgrammeDiploma LLP Erasmus Intensive Programme
Diploma LLP Erasmus Intensive Programme
 
Catalogo papeis de parede, etc., do tron
Catalogo papeis de parede, etc., do tronCatalogo papeis de parede, etc., do tron
Catalogo papeis de parede, etc., do tron
 
Entrevista Fatores Operacionais
Entrevista Fatores OperacionaisEntrevista Fatores Operacionais
Entrevista Fatores Operacionais
 

Similar to 141621285 makalah-manajemen-pendidikan

Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakterBudi Suwarno
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diEko Pratiwiningsih
 
4. Pendidikan Karakter
4. Pendidikan Karakter4. Pendidikan Karakter
4. Pendidikan Karakter
matematikauntirta
 
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
soparidah
 
Assingment fpm
Assingment fpmAssingment fpm
Assingment fpm
Mummy Rayyan
 
Materi umum 1.4 kompetensi, materi, dan pembelajaran
Materi umum   1.4 kompetensi, materi, dan pembelajaranMateri umum   1.4 kompetensi, materi, dan pembelajaran
Materi umum 1.4 kompetensi, materi, dan pembelajaran
Desa Sukahaji Kidul Kec. Patrol - Indramayu - Jawa Barat - Indonesia
 
Materi umum 1.5 kompetensi, materi, pembelajaran, dan penilaian
Materi umum 1.5 kompetensi, materi, pembelajaran, dan penilaianMateri umum 1.5 kompetensi, materi, pembelajaran, dan penilaian
Materi umum 1.5 kompetensi, materi, pembelajaran, dan penilaian
Eko Supriyadi
 
Tik tugas 4
Tik tugas 4Tik tugas 4
Tik tugas 4
EmpuNisditya
 
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesiaPendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesiaAndy Nostalgither's
 
Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...
Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...
Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...
Goes Jiant
 
Makalah pendidikan di indonesia
Makalah pendidikan di  indonesiaMakalah pendidikan di  indonesia
Makalah pendidikan di indonesia
Septian Muna Barakati
 
Ktsp farmasi
Ktsp farmasiKtsp farmasi
Pendidikan karakter melalui eq
Pendidikan karakter melalui eqPendidikan karakter melalui eq
Pendidikan karakter melalui eq
Fajar Najiha
 
Pengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikanPengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikan
Eka Rista Harimurti
 
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Muh Nafis Edi Yahyana
 
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsaPendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsaHilman Latief
 
Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan
Erik Kuswanto
 
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-pentingRevisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Nailal Annisa
 
Pendidikan karakter proceeding
Pendidikan karakter   proceedingPendidikan karakter   proceeding
Pendidikan karakter proceeding
Pristiadi Utomo
 

Similar to 141621285 makalah-manajemen-pendidikan (20)

Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
Makalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan diMakalah permasalahan pendidikan di
Makalah permasalahan pendidikan di
 
4. Pendidikan Karakter
4. Pendidikan Karakter4. Pendidikan Karakter
4. Pendidikan Karakter
 
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
 
Assingment fpm
Assingment fpmAssingment fpm
Assingment fpm
 
Materi umum 1.4 kompetensi, materi, dan pembelajaran
Materi umum   1.4 kompetensi, materi, dan pembelajaranMateri umum   1.4 kompetensi, materi, dan pembelajaran
Materi umum 1.4 kompetensi, materi, dan pembelajaran
 
Materi umum 1.5 kompetensi, materi, pembelajaran, dan penilaian
Materi umum 1.5 kompetensi, materi, pembelajaran, dan penilaianMateri umum 1.5 kompetensi, materi, pembelajaran, dan penilaian
Materi umum 1.5 kompetensi, materi, pembelajaran, dan penilaian
 
Tik tugas 4
Tik tugas 4Tik tugas 4
Tik tugas 4
 
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesiaPendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
Pendidikan moral dan mutu pendidikan indonesia
 
Tujuan dan social_studies
Tujuan dan social_studiesTujuan dan social_studies
Tujuan dan social_studies
 
Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...
Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...
Teknik Guru Pendidikan Agama Hindu dalam Menciptakan Pembelajaran Berbasis PA...
 
Makalah pendidikan di indonesia
Makalah pendidikan di  indonesiaMakalah pendidikan di  indonesia
Makalah pendidikan di indonesia
 
Ktsp farmasi
Ktsp farmasiKtsp farmasi
Ktsp farmasi
 
Pendidikan karakter melalui eq
Pendidikan karakter melalui eqPendidikan karakter melalui eq
Pendidikan karakter melalui eq
 
Pengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikanPengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikan
 
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
 
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsaPendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
 
Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan
 
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-pentingRevisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
 
Pendidikan karakter proceeding
Pendidikan karakter   proceedingPendidikan karakter   proceeding
Pendidikan karakter proceeding
 

More from Mar Tunis

Cover 2
Cover   2Cover   2
Cover 2
Mar Tunis
 
01b rpp-bhs-ktsp-sd
01b rpp-bhs-ktsp-sd01b rpp-bhs-ktsp-sd
01b rpp-bhs-ktsp-sdMar Tunis
 
19640220199003200148 cv profil doktor_diffa
19640220199003200148 cv profil doktor_diffa19640220199003200148 cv profil doktor_diffa
19640220199003200148 cv profil doktor_diffaMar Tunis
 
28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang
28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang
28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagangMar Tunis
 
About life mengapa kesepian- part1
About life mengapa kesepian-  part1About life mengapa kesepian-  part1
About life mengapa kesepian- part1Mar Tunis
 
Fakhrur razi copy
Fakhrur razi   copyFakhrur razi   copy
Fakhrur razi copyMar Tunis
 
Eva rosdiana
Eva rosdianaEva rosdiana
Eva rosdianaMar Tunis
 
Eva rosdiana copy
Eva rosdiana   copyEva rosdiana   copy
Eva rosdiana copyMar Tunis
 
Dian sinta sari copy
Dian sinta sari   copyDian sinta sari   copy
Dian sinta sari copyMar Tunis
 
Cutmuliasari copy
Cutmuliasari   copyCutmuliasari   copy
Cutmuliasari copyMar Tunis
 
Fandi (abnormalitas) copy
Fandi (abnormalitas)   copyFandi (abnormalitas)   copy
Fandi (abnormalitas) copyMar Tunis
 
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswaUpaya meningkatkan prestasi belajar siswa
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswaMar Tunis
 
Pidana adat tinjauan kasus adat di bali
Pidana adat tinjauan kasus adat di baliPidana adat tinjauan kasus adat di bali
Pidana adat tinjauan kasus adat di baliMar Tunis
 
Absensi micro teaching
Absensi micro teachingAbsensi micro teaching
Absensi micro teachingMar Tunis
 
2011 2-01244-mc bab3001
2011 2-01244-mc bab30012011 2-01244-mc bab3001
2011 2-01244-mc bab3001Mar Tunis
 

More from Mar Tunis (16)

Cover 2
Cover   2Cover   2
Cover 2
 
01b rpp-bhs-ktsp-sd
01b rpp-bhs-ktsp-sd01b rpp-bhs-ktsp-sd
01b rpp-bhs-ktsp-sd
 
19640220199003200148 cv profil doktor_diffa
19640220199003200148 cv profil doktor_diffa19640220199003200148 cv profil doktor_diffa
19640220199003200148 cv profil doktor_diffa
 
28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang
28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang
28784107 organisasi-serikat-islam-pada-awalnya-merupakan-perkumpulan-pedagang
 
About life mengapa kesepian- part1
About life mengapa kesepian-  part1About life mengapa kesepian-  part1
About life mengapa kesepian- part1
 
Fakhrur razi copy
Fakhrur razi   copyFakhrur razi   copy
Fakhrur razi copy
 
Eva rosdiana
Eva rosdianaEva rosdiana
Eva rosdiana
 
Eva rosdiana copy
Eva rosdiana   copyEva rosdiana   copy
Eva rosdiana copy
 
Dian sinta sari copy
Dian sinta sari   copyDian sinta sari   copy
Dian sinta sari copy
 
Cutmuliasari copy
Cutmuliasari   copyCutmuliasari   copy
Cutmuliasari copy
 
Fandi (abnormalitas) copy
Fandi (abnormalitas)   copyFandi (abnormalitas)   copy
Fandi (abnormalitas) copy
 
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswaUpaya meningkatkan prestasi belajar siswa
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa
 
Pidana adat tinjauan kasus adat di bali
Pidana adat tinjauan kasus adat di baliPidana adat tinjauan kasus adat di bali
Pidana adat tinjauan kasus adat di bali
 
Usda diana
Usda dianaUsda diana
Usda diana
 
Absensi micro teaching
Absensi micro teachingAbsensi micro teaching
Absensi micro teaching
 
2011 2-01244-mc bab3001
2011 2-01244-mc bab30012011 2-01244-mc bab3001
2011 2-01244-mc bab3001
 

141621285 makalah-manajemen-pendidikan

  • 1. MAKALAH DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN DOSEN: PROF.DR.H. BASUKI WIBAWA. MM DISUSUN OLEH : AHMAD RIFA’I PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA 2011 PENDAHULUAN Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia maka diselenggarakanlah suatu sistem pendidikan nasional. Negara memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran. Dengan pendidikan dan pengajaran itu diharapkan akan memperoleh pengetahuan dan kemampuan dasar sebagai bekal untuk dapat berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kemampuan dasar yang dimaksud adalah kemampuan membaca, menulis dan berhitung, serta menggunakan Bahasa Indonesia. Pendidikan Dasar adalah pendidikan umum yang lamanya sembilan tahun, diselenggarakan selama enam tahun di Sekolah Dasar dan tiga tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau satuan pendidikan yang sederajat. Pada jalur luar sekolah, pemerintah menyediakan program paket A dan paket B (setara SLTP) bagi anak usia sekolah yang orang tuanya tidak mampu membiayai untuk masuk SD ataupun SLTP. Pendidikan Dasar diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Oleh karena itu, pendidikan memerlukan penanganan yang sangat serius, khususnya pemerintah yang memiliki otoritas anggaran. Melalui tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, pemerintah harus berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan. Permasalahan di dunia pendidikan memang sangat kompleks. Bahkan dikatakan, dunia pendidikan di negeri ini seperti benang kusut yang sulit memulainya dari mana. Di antara permasalahan tersebut adalah kualitas pendidikan yang rendah yang mengakibatkan matinya kreativitas anak didik pasca sekolah dan jatuhnya rasa percaya diri siswa didik ketika menghadapi dunia kerja yang keras. Lulusan sekolah sering kali justru menjadi anak cengeng dengan sifat ABG-nya yang kental, dan semakin jauh dari realitas masyarakat di sekitarnya. Karakter lulusan sebagai produk pendidikan dinilai jauh dari yang diharapkan. Indikatornya adalah maraknya kejahatan, penipuan dan berkembangnya korupsi yang nota benenya dilakukan oleh orang-orang terdidik. Kemerosotan moral lulusan, tidak lepas dari system pendidikan yang diterapkan di In donesia. Dimana orientasi dari pendidikan hanya terbatas pada ranah kognitif, sehingga aspek moral dan budi pekerti menjadi terabaikan. Porsi pendidikan agama dan pendidikan moral yang diperkecil menandakan ketidak seriusan pemerintah di dalam mengatasi dekadensi moral yang melanda generasi mudanya. Seyogyanya pemerintah bersikap aktif dalam menggalakan program pembinaan moral, serta menjadikan akhlakul karimah sebagai tujuan utama yang harus dicapai dalam pendidikan ini. Kaitan Sistem Pendidikan Dengan Pembinaan Karakter Lulusan Karakter lulusan yang meliputi kejujuran, keadilan, kedisiplinan, kesopanan dan kearifan dewasa ini sudah mulai pudar bahkan hilang. Banyaknya tawuran, pencurian dan criminal lainnya merupakan bukti konkret bagaimana bobroknya moral
  • 2. lulusan. Mestinya pendidikan yang ditempuh selama bertahun-tahun, dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan kepribadian siswa. Input yang diterima kemudian diproses dalam pendidikan, mestinya dapat menghasilkan output yang baik. Output pendidikan teknologi dan kejuruan adalah hasil belajar yang merefleksikan seberapa efektif proses belajar mengajar diselenggarakan. Artinya prestasi belajar ditentukan oleh tingkat efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Prestasi belajar ditunjukan oleh peningkatan kemampuan dasar dan kemampuan fungsional. Kemampuan dasar meliputi daya piker, daya kalbu, dan daya raga yang diperlukan oleh siswa untuk terjun dimasyarakat dan untuk mengembangkan dirinya. Daya piker meliputi daya pikir deduktif, induktif, ilmiah, kritis kreatif, eksploratif, diskoveri, nalar, lateral dan berfikir system. Daya kalbu terdiri dari daya spiritual, emosional, moral, rasa kasih sayang, kesopanan, toleransi, kejujuran, kebersihan, disiplin diri harga diri, tanggung jawab, keberanian moral, kerajinan, komitmen, estetika dan etika. Daya raga meliputi kesehatan, stamina, ketahanan dan ketrampilan (olah raga, kesenian dan kejuruan ). Kemampuan fungsional meliputi kemampuan memanfaatkan teknologi dalam kehidupan, kemampuan mengelola sumberdaya (sumber daya uang, bahan, alat, bekal, dsb ), kemampuan kerjasama, kemampuan memanfaatkan informasi, kemampuan menggunakan sistem dalam kehidupan, kemampuan berwirausaha, kemampuan kejuruan, kemampuan menjaga harmoni dengan lingkungan, kemampuan mengembangkan karir, dan kemampuan menyatukan bangsa berdasarkan pancasila.( Basuki Wibawa,2005). Sistem pendidikan tersusun dari komponen konteks, input, proses, output dan outcome. Konteks berpengaruh pada input, input berpengaruh pada proses, proses berpengaruh pada output dan output berpengaruh pada outcome. ( Basuki Wibawa, 2005) Pendidikan merupakan salah satu strategi dasar dari pembangunan karakter bangsa yang dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara koheren dengan beberapa strategi lain. Strategi tersebut mencakup, yaitu sosialisasi/penyadaran, pemberdayaan, pembudayaan dan kerjasama seluruh komponen bangsa. Pembangunan karakter dilakukan dengan pendekatan sistematik dan integratif dengan melibatkan keluarga, satuan pendidikan, pemerintah, masyarakat sipil, politik, media massa, dunia usaha, dan dunia industri (Buku Induk Pembangunan Karakter, 2010). Sehingga satuan pendidikan adalah komponen penting dalam pembangunan karakter yang berjalan secara sistemik dan integratif bersama dengan komponen lainnya. Langkah-langkah Perbaikan Sistem Pendidikan Untuk Membangun Karakter Lulusan. Untuk menjadikan pendidikan benar-benar sebagai pembangun karakter budaya bangsa Indonesia maka pendidikan harus dikelola secara professional. Karena itu pengelolaan pendidikan harus terdiri dari orang-orang yang paham tentang perkembangan dewasa ini dan sekaligus dapat mengantisipasi kebutuhan apa yang diperlukan bangsa Indonesia ke depan. Belajar dari pengalaman sejarah, dewasa ini kita dengan mudah menyaksikan berbagai keadaan janggal setiap hari, misalnya orang dibakar hidup-hidup oleh masa karena mencuri sepatu, muncul perkelahian antar pelajar, maraknya perkelahian ditengah masyarakat yang disebabkan oleh persoalan kecil,masih banyak penipuan,pembakaran rumah, dan merebaknay perzinaan, kini bangsa Indonesia hrus berani mengambil pelajaran dan melakukan instrospeksi untuk nmemperbaiki diri melalui pendidikan. Secara sekilas dapat dirasakan bahwa selama ini yang dikejar dijadikan target dalam pengelolaaan pendidikan adalah tercapainya nilai tinggi dan baik dalam ujian nasional, ujian tengah semester maupun ujian semester. Hamper semuanya dipersiapkan untuk mengejar kemampuan mencapai hasil akhir pendidikan secara kuantitatif, semua serba angka, sedikit yang berbicara tentang mutu, prosedur, dan perkembangan akhlak individu dari hari kehari. Dari segi esensi materi pendidikan bangsa kita belakangan ini sekedar lebih mengumakan pembinaan akal atau kekuatan intelektual yang sektoral dan sedikit tentang pengembangan fisik atau jasmanai. Selain kedua aspek di atas yakni jasmani dan otak, masih ada dua aspek yang sangat penting untuk diperhatikan dan diberikan pendidikan yang memadai dalam rangka menggapai pendidikan yang sempurna yakni kecerdasan hati dan kehalusan ruh. Dua yang tersebut terakhir ini, selama ini luput tidak memperoleh perhatian hampir oleh semua penyelengggara pendidikan termasuk pesantren. Hal ini terbukti para lulusan cukup lumayan dalam menguasai ilmu, akan tetapi ilmu itu tidak dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu hanya sebatas teori tapi tidak bisa menjelma sebagai sikap hidup positif atau kepribadian.
  • 3. Jika bangsa indonesia ingin berhail dalam pendidikan maka empat faktor yang diurakan diatas harus memperoleh perhatian yang memadai. ( Qomari Anwar,2002) Menurut Rahmat Ismail (dalam Khozin, 2006) bahwa ada beberapa hal yang perlu dibangun dan diperbaiki kembali dalam pendidikan supaya dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, yaitu: Pertama : Rekontruksi paradigma, dengan mengganti paradigma yang lama dengan paradigma baru, bahwa konsep pendidikan yang benar harus selalu sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Rekontruksi ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang sedang dihadapi pendidikan Islam, yakni keluar dari belenggu dikotomi ilmu pengetahuan, keluar dari sistem pendidikan yang doktrinir dan otoriter, terlepas dari penyimpangan profesionalitas pendidik. Kedua : Memperkuat landasan moral. Kita melihat pengaruh dari globalisasi yang telah menimpa Indonesia, moral barat dengan mudahnya masuk ke dalam negari ini dan dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia, Maka sangat urgen sekali kalau moral para praktisi pendidikan Islam dibangun dan dibentuk dengan kokoh, supaya tidak terpengaruh dengan budaya barat tersebut. Ketiga : Menguasai lebih dari dua bahasa. Keempat : Menguasai komputer dan berbagai program dasarnya. Kelima : Pengembangan kompetensi kepemimpinan. Engkoswara (2001), secara sadar ataupun tidak, nyata dan diyakini oleh semua orang yang bergama bahwa membicarakan paradigma pendidikan nasional Indonesia hendaknya secara jelas mencakup hal-hal berikut ini : 1. Hubungan antara manusia dengan Tuhan penciptanya, sehingga tercipta praktek beragama dalam kehidupan sehari-hari 2. Hubungan manusia dengan dirinya yang dicerminkan dalam berbagai etika, akhlak dan ilmu kependudukan lainnya. 3. Hubungan antara manusia dengan alam lingkungannya, sehingga tercipta kehidupan yang tidak merusak ekosistem lingkungan. 4. Hubungan anatar sesama manusia tetapi terkosentrasi pada sistem nilai yang sangat terbatas. Sistem pendidikan yang dianut di Indonesia adalah system pendidikan dari barat yang menekankan aspek fisiknya dan pemberdayaan otak, namun hampa dan kering dalam wilayah ruhani. Perlu adanya keseimbangan antara aspek fisik dan aspek spiritual. Kurikulum yang diterapkanpun mestinya memuat pendidikan karakter. Di dalam bangsa yang kuat, terdapat karakter yang kuat. Demikianlah pemeo yang menggambarkan betapa karakter merupakan suatu aset yang tak ternilai harganya dalam membangun suatu negara dan bangsa. Lihat saja, Jepang. Karakter ‘Samurai’ yang penuh integritas dan penuh semangat juang telah menjadikan Jepang bangsa yang besar dan selalu berhasil bangkit dari berbagai malapetaka: mulai dari bom atom sampai gempa bumi. Oleh karena itu, pembangunan karakter (character building) merupakan suatu keniscayaan apabila kita di Indonesia ingin bermetamorfosa dari sebuah negara dan bangsa yang sering dirundung masalah (seperti korupsi) menjadi bangsa yang besar di pentas dunia. Di sinilah, sektor pendidikan dapat memainkan peran strategis. Nah, mengingat mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, khazanah pemikiran Islam secara logis tentu merupakan sumber yang kaya untuk memberikan kontribusi berharga bagi perumusan formula pendidikan character building. Adapun salah satu pemikir dunia Islam yang banyak memberikan perhatian pada isu tersebut adalah Ibnu Miskawaih (932 M – 1030 M). Sebagaimana dikemukakan oleh Prof Suwito dalam disertasinya di UIN bertajuk Spiritualitas Pendidikan Akhlak (2004), Ibn Miskawaih adalah seorang filsuf Islam yang menemukan doktrin jalan tengah (The Golden Mean) dalam pendidikan karakter. Sudah lama John Locke telah mengemukakan konsep empirisismenya yang mengasumsikan manusia sebagai
  • 4. tabula rasa alias kertas putih bersih yang karakternya menunggu untuk diisi oleh pengajaran dari luar. Kemudian, Arthur Schopenhauer menggagas konsep nativisme yang beranggapan karakter manusia itu tergantung pada bakat bawaan di dalam dirinya. Miskawaih telah meretas jalan tengah dengan mengatakan karakter manusia itu dibentuk oleh faktor dasar (nativisme) dan faktor ajar (empirisisme). Selanjutnya, dalam bahasa Miskawaih, karakter itu disebut sebagai akhlak. Sesuai dengan doktrin jalan tengah Miskawaih, pendidikan akhlak atau character building bertujuan membentuk akhlak yang bersifat tengah-tengah alias adil dan seimbang. Maksudnya, pendidikan akhlak mesti secara serasi membentuk komponen- komponen akhlak dalam diri manusia sehingga manusia (baca: anak didik) dapat menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Melihat pendapat Ibnu Miskaweh tersebut, karakter atau akhlak bisa diupayakan lewat pendidikan. Dan pelaksanaan pendidikan karakter merupakan harga mati yang harus dilakukan oleh pemerintah agar karakter lulusan menjadi baik dan mulia. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Qomari, Prof. Dr, Reorientasi Pendidikan dan Profesi Keguruan, Uhamka Press, Jakarta : 2002 http://www.dikti.kemendiknas.go.id http://www.riaumandiri.net http://pendidikan.anekanews.com/2011/02/sistem-pendidikan-di-indonesia.html Ramayulis, Prof. Dr. Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta : 2002 Wibawa, Basuki, Prof. Dr. Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Kertajaya Duta Media, Surabaya :2005