SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
PAGE 1
Company Proprietary and Confidential
PENDEKATAN SAINTIFIK
DALAM PEMBELAJARAN
PAGE 2
Company Proprietary and Confidential
BIO DATA
Nama : AH. Sahaludin, S.Ag., M.Pd.
TTL : Cinangka, Serang, 18 September
1972
Pangkat/Gol.: Penata TK. 1/ III.d
Jabatan : Pengawas Muda
Pendidikan : S2 (Adpen) UPI Bandung
HP : 087886733425 (WA)
081905863170 (Call, SMS)
Email : sahaludinahmad@gmail.com
• Alamat : Taman Banten Lestari Blok C7b No. 26
Unyur Kota Serang.
PAGE 3
Company Proprietary and Confidential
ESENSI PENDEKATAN ILMIAH
Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran.
Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan
pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
PENALARAN DEDUKTIF
(Deductive Reasoning)
Umum Spesifik
PENALARAN INDUKTIF
(Inductive Reasoning)
Spesifik
Umum
para ilmuwan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning)
ketimbang penalaran deduktif (deductive reasoning).
WORKSHOP PENINGKATAN MUTU MANAJEMEN SSN SMA
PAGE 4
Company Proprietary and Confidential
Kreteria Pembelajaran Ilmiah
• Substansi atau materi pembelajaran
berbasis pada fakta atau fenomena yang
dapat dijelaskan dengan logika atau
penalaran tertentu; bukan sebatas kira-
kira, khayalan, legenda, atau dongeng
semata
PAGE 5
Company Proprietary and Confidential
Kreteria Pembelajaran Ilmiah
• Penjelasan guru, respon peserta didik,
dan interaksi edukatif guru-peserta didik
terbebas dari prasangka yang serta-merta,
pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
PAGE 6
Company Proprietary and Confidential
• Mendorong dan menginspirasi peserta
didik berpikir secara kritis, analistis, dan
tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan substansi atau materi
pembelajaran
PAGE 7
Company Proprietary and Confidential
• Mendorong dan menginspirasi peserta
didik mampu berpikir hipotetik dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan
satu sama lain dari substansi atau materi
pembelajaran.
PAGE 8
Company Proprietary and Confidential
• Mendorong dan menginspirasi peserta
didik mampu berpikir hipotetik dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan
satu sama lain dari substansi atau materi
pembelajaran.
PAGE 9
Company Proprietary and Confidential
• Berbasis pada konsep, teori, dan fakta
empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
• Tujuan pembelajaran dirumuskan secara
sederhana dan jelas, namun menarik
sistem penyajiannya
PAGE 10
Company Proprietary and Confidential
• Mendorong dan menginspirasi peserta
didik mampu memahami, menerapkan,
dan mengembangkan pola berpikir yang
rasional dan objektif dalam merespon
substansi atau materi pembelajaran.
PAGE 11
Company Proprietary and Confidential
LANGKAH PENDEKATAN ILMIAH
PAGE 12
Company Proprietary and Confidential
AFEKTIF
Ranah sikap
menggamit
transformasi
substansi atau
materi ajar agar
peserta didik tahu
tentang
‘mengapa’..
Ranah
keterampilan
menggamit
transformasi
substansi atau
materi ajar agar
peserta didik tahu
tentang
‘bagaimana’.c.
PSIKOMOTORIK
Ranah
pengetahuan
menggamit
transformasi
substansi atau
materi ajar agar
peserta didik tahu
tentang ‘apa’.
KOGNITIF
PROSES PEMBELAJARAN BERBASIS
SAINTIFIK/ILMIAH
PAGE 13
Company Proprietary and Confidential
• Hasil akhirnya adalah peningkatan dan
keseimbangan antara kemampuan untuk
menjadi manusia yang baik (soft skills)
dan manusia yang memiliki kecakapan
dan pengetahuan untuk hidup secara
layak (hard skills) dari peserta didik yang
meliputi aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
PAGE 14
Company Proprietary and Confidential
• Kurikulum 2013 menekankan pada
dimensi pedagogik modern dalam
pembelajaran, yaitu menggunakan
pendekatan ilmiah.
• Pendekatan ilmiah (scientific appoach)
dalam pembelajaran sebagaimana
dimaksud meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba, membentuk jejaring
untuk semua mata pelajaran.
PAGE 15
Company Proprietary and Confidential
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN SAINTIFIK
Pembelajaran saintifik terdiri atas lima langkah, yaitu Observing (mengamati),
Questioning (menanya), Associating (menalar), Experimenting (mencoba),
Networking (membentuk Jejaring/ mengkomunikasikan)
PAGE 16
Company Proprietary and Confidential
Mengamati mengutamakan kebermaknaan proses
pembelajaran (meaning full learning). Mengamati
memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan
media obyek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja
kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini
biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama
dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika
tidak terkendali akan mengaburkan makna serta
tujuan pembelajaran.
Mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa
ingin tahu peserta didik. Sehingga proses
pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi.
Dengan metode observasi peserta didik menemukan
fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang
dianalisis dengan materi pembelajaran yang
digunakan oleh guru.
1. OBSERVING (mengamati)
PAGE 17
Company Proprietary and Confidential
1. Menentukan objek apa yang akan diobservasi
2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup
objek yang akan diobservasi
3. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu
diobservasi, baik primer maupun sekunder
4. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
5. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan
dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan
mudah dan lancar
6. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil
observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera,
tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
LANGKAH KEGIATAN MENGAMATI
(OBSERVASI)
PAGE 18
Company Proprietary and Confidential
Observasi berstruktur : Pada observasi berstruktur
dalam rangka proses pembelajaran, fenomena subjek, objek,
atau situasi apa yang ingin diobservasi oleh peserta didik telah
direncanakan secara sistematis di bawah bimbingan guru..
Observasi tidak berstruktur. Pada observasi yang tidak
berstruktur dalam rangka proses pembelajaran, tidak ditentukan
secara baku atau rijid mengenai apa yang harus diobservasi oleh
peserta didik. Dalam kerangka ini, peserta didik membuat catatan,
rekaman, atau mengingat dalam memori secara spontan atas
subjek, objektif, atau situasi yang diobservasi.
PELAKSANAAN OBSERVASI
PAGE 19
Company Proprietary and Confidential
Cermat, objektif, dan jujur serta
terfokus pada objek yang
diobservasi untuk kepentingan
pembelajaran. Banyak atau sedikit
serta homogenitas atau
hiterogenitas subjek, objek, atau
situasi yang diobservasi. Makin
banyak dan hiterogen subjek, objek,
atau situasi yang diobservasi, makin
sulit kegiatan obervasi itu
dilakukan.
PRINSIP-PRINSIP OBSERVASI
Sebelum observasi dilaksanakan, guru dan peserta didik sebaiknya
menentukan dan menyepakati cara dan prosedur pengamatan.
Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat,
direkam, dan sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atas
perolehan observasi.
PAGE 20
Company Proprietary and Confidential
Praktik observasi dalam pembelajaran hanya akan efektif jika
peserta didik dan guru melengkapi diri dengan dengan alat-
alat pencatatan dan alat-alat lain, seperti:
(1) tape recorder, untuk merekam pembicaraan;
(2) kamera, untuk merekam objek atau kegiatan secara visual;
(3) film atau video, untuk merekam kegiatan objek atau secara
audio-visual;
(4) alat-alat lain sesuai dengan keperluan.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam
melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist),
skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal
record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical
device).
PAGE 21
Company Proprietary and Confidential
2. QUESTIONING (menanya)
Guru yang efektif mampu menginspirasi
peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuannya.
Pada saat guru bertanya, pada saat itu
pula dia membimbing atau memandu
peserta didiknya belajar dengan baik.
Ketika guru menjawab pertanyaan peserta
didiknya, ketika itu pula dia mendorong
asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan
pembelajar yang baik.
PAGE 22
Company Proprietary and Confidential
1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta
didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran;
2. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar,
serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya
sendiri;
3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya;
4. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan,
dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang
diberikan;
5 Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar;
FUNGSI BERTANYA
PAGE 23
Company Proprietary and Confidential
6. Mendorong partisipasipeserta didik dalam
berdiskusi, berargumen, mengembangkan
kemampuan berpikir, dan menarik simpulan;
7. Membangun sikap keterbukaan untuk saling
memberi dan menerima pendapat atau gagasan,
memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok;
8. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan
cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang
tiba-tiba muncul; dan
9 Melatih kesantunan dalam berbicara dan
membangkitkan kemampuan berempati satu sama
lain.
PAGE 24
Company Proprietary and Confidential
(1) Singkat dan jelas;
(2) Menginspirasi jawaban;
(3) Memiliki fokus;
(4) Bersifat probing atau divergen;
(5) Bersifat validatif atau penguatan;
(6) Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir
ulang;
(7) Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan
kognitif;
(8) Merangsang proses interaksi.
KRITERIA PERTANYAAN YANG BAIK
PAGE 25
Company Proprietary and Confidential
Selama mentransfer peristiwa-
peristiwa khusus ke otak,
pengalaman tersimpan dalam
referensi dengan berbagai
peristiwa lain. Pengalaman-
pengalaman yang sudah
tersimpan di memori otak
berelasi dan berinteraksi
dengan pengalaman
sebelumnya yang sudah
tersedia. Proses itu dikenal
sebagai asosiasi atau
menalar.
3. ASSOCIATING
(menalar)
PAGE 26
Company Proprietary and Confidential
Menurut teori asosiasi, proses pembelajaran akan
berhasil secara efektif jika terjadi interaksi langsung
antara pendidik dengan peserta didik.
Pola interaksi itu dilakukan melalui Stimulus dan
Respons (S-R). Teori ini dikembangan kerdasarkan
hasil eksperimen Thorndike, yang kemudian dikenal
dengan teori asosiasi.
Menurut Thorndike, proses pembelajaran, lebih khusus
lagi proses belajar peserta didik terjadi secara perlahan
atau inkremental/bertahap, bukan secara tiba-tiba.
Thorndike mengemukakan berapa hukum dalam proses
pembelajaran : (1) Hukum Efek; (2) Hukum Latihan; (3)
Hukum Kesiapan
TEORI ASOSIASI
PAGE 27
Company Proprietary and Confidential
Hukum efek (The Law of Effect), di mana intensitas
hubungan antara stimulus (S) dan respon (R) selama
proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
konsekuensi dari hubungan yang terjadi. Jika akibat
dari hubungan S-R itu dirasa menyenangkan, maka
perilaku peserta didik akan mengalami penguatan.
Sebaliknya, jika akibat hubungan S-R dirasa tidak
menyenangkan, maka perilaku peserta didik akan
melemah.
Menurut Thorndike, efek dari reward (akibat yang
menyenangkan) jauh lebih besar dalam memperkuat
perilaku peserta didik dibandingkan efek
punishment (akibat yang tidak menyenangkan)
dalam memperlemah perilakunya. Ini bermakna
bahwa reward akan meningkatkan perilaku peserta
didik, tetapi punishment belum tentu akan
mengurangi atau menghilangkan perilakunya.
Hukum Efek (The Law of Effect)
PAGE 28
Company Proprietary and Confidential
Hukum latihan (The Law of Exercise).
Thorndike. berpendapat bahwa ada dua
latihan. Pertama, Law of Use yaitu
hubungan antara S-R akan semakin kuat
jika sering digunakan atau berulang-
ulang. Kedua, Law of Disuse, yaitu
hubungan antara S-R akan semakin
melemah jika tidak dilatih atau dilakukan
berulang-ulang.Menurut Thorndike,
perilaku dapat dibentuk dengan
menggunakan penguatan
(reinforcement). Memang, latihan
berulang tetap dapat diberikan, tetapi
yang terpenting adalah individu
menyadari konsekuensi perilakunya.
Hukum Latihan (The Law of Exercise)
PAGE 29
Company Proprietary and Confidential
Hukum kesiapan (The Law of
Readiness). Menurut Thorndike, pada
prinsipnya apakah sesuatu itu akan
menyenangkan atau tidak
menyenangkan untuk dipelajari
tergantung pada kesiapan belajar
individunya. Dalam proses
pembelajaran, hal ini bermakna bahwa
jika peserta dalam keadaan siap dan
belajar dilakukan, maka mereka akan
merasa puas. Sebaliknya, jika pesert
didik dalam keadaan tidak siap dan
belajar terpaksa dilakukan, maka mereka
akan merasa tidak puas bahkan
mengalami frustrasi.
Hukum kesiapan (The Law of
Readiness)
PAGE 30
Company Proprietary and Confidential
4. EXPERIMENTING (mencoba)
Untuk memperoleh hasil belajar yang
nyata atau otentik, peserta didik
harus mencoba atau melakukan
percobaan, terutama untuk materi
atau substansi yang sesuai. Pada
mata pelajaran IPA, misalnya,peserta
didik harus memahami konsep-
konsep IPA dan kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Peserta didik
pun harus memiliki keterampilan
proses untuk mengembangkan
pengetahuan tentang alam sekitar,
serta mampu menggunakan metode
ilmiah dan bersikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya sehari-hari.
PAGE 31
Company Proprietary and Confidential
(1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi
dasar menurut tuntutan kurikulum;
(2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang
tersedia dan harus disediakan;
(3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil
eksperimen sebelumnya;
(4) melakukan dan mengamati percobaan;
(5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan
menyajikan data;
(6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan
(7) membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil
percobaan.
AKTIVITAS PEMBELAJARAN METODE
EKSPERIMEN
PAGE 32
Company Proprietary and Confidential
(1) Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang
akan dilaksanakan murid
(2) Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang
dipergunakan
(3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu
(4) Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan
kegiatan murid
(5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang akan
dijadikan eksperimen
(6) Membagi kertas kerja kepada murid
(7) Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru,
(8) Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan
mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara
klasikal.
KEGIATAN PEMBELAJARAN YANG
EFEKTIF
PAGE 33
Company Proprietary and Confidential
5. NETWORKING (membentuk
jejaring)
Jejaring Pembelajaran
disebut juga Pembelajaran
Kolaboratif, merupakan suatu
filsafat personal, lebih dari
sekadar teknik pembelajaran
di kelas-kelas / sekolah.
Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup
manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur
interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja untuk memudahkan
usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama.
PAGE 34
Company Proprietary and Confidential
Guru dan peserta didik saling
berbagi informasi. Dengan
pembelajaran kolaboratif,
peserta didik memiliki ruang
gerak untuk menilai dan
membina ilmu pengetahuan,
pengalaman personal, bahasa
komunikasi, strategi dan konsep
pembelajaran sesuai dengan
teori, serta menautkan kondisi
sosiobudaya dengan situasi
pembelajaran.
Di sini, peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan manajer
belajar ketimbang memberi instruksi dan mengawasi secara rijid.
Berbagi Informasi
PAGE 35
Company Proprietary and Confidential
Pada pembelajaran atau kelas
kolaboratif, guru berbagi tugas dan
kewenangan dengan peserta didik,
khususnya untuk hal-hal tertentu.
Cara ini memungkinan peserta
didik menimba pengalaman
mereka sendiri, berbagi strategi
dan informasi, menghormati antar
sesama, mendorong tumbuhnya
ide-ide cerdas, terlibat dalam
pemikiran kreatif dan kritis serta
memupuk dan menggalakkan
mereka mengambil peran secara
terbuka dan bermakna.
Berbagi tugas dan
kewenangan.
PAGE 36
Company Proprietary and Confidential
Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berperan
sebagai mediator atau perantara. Guru berperan membantu
menghubungkan informasi baru dengan pengalaman yang ada
serta membantu peserta didik jika mereka mengalami kebutuan
dan bersedia menunjukkan cara bagaimana mereka memiliki
kesungguhan untuk belajar.
Guru sebagai
mediator
PAGE 37
Company Proprietary and Confidential
Kelompok peserta didik yang heterogen. Sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didk yang
tumbuh dan berkembang sangat penting untuk
memperkaya pembelajaran di kelas. Pada kelas
kolaboratif peserta didik dapat menunjukkan kemampuan
dan keterampilan mereka, berbagi informasi,serta
mendengar atau membahas sumbangan informasi dari
peserta didik lainnya. Dengan cara seperti ini akan
muncul “keseragaman” di dalam heterogenitas peserta
didik.
Kelompok peserta didik yang heterogen
PAGE 38
Company Proprietary and Confidential
Sekian
&
Terima Kasih

More Related Content

Similar to PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

2. konsep pendekatan scientific rev final
2. konsep pendekatan scientific rev final2. konsep pendekatan scientific rev final
2. konsep pendekatan scientific rev finalJulak Laraw
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev finalZo Ri
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev finalsitakar
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev finalSarah Sitakar
 
2.1 konsep pendekatan scientific
2.1 konsep pendekatan scientific2.1 konsep pendekatan scientific
2.1 konsep pendekatan scientific16051983
 
konsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientifickonsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientificDesy Aryanti
 
Konsep Pendekatan Scientific Rev Final
Konsep Pendekatan Scientific Rev FinalKonsep Pendekatan Scientific Rev Final
Konsep Pendekatan Scientific Rev FinalYashintaSuarnadi
 
Konsep Pendekatan Scientific Rev Final
Konsep Pendekatan Scientific Rev FinalKonsep Pendekatan Scientific Rev Final
Konsep Pendekatan Scientific Rev FinalYashintaSuarnadi
 
2.1 Konsep Pendekatan Scientific Rev final.ppt
2.1 Konsep Pendekatan Scientific Rev final.ppt2.1 Konsep Pendekatan Scientific Rev final.ppt
2.1 Konsep Pendekatan Scientific Rev final.pptGanjarPranoto
 
Konsep-pendekatan-scientific-rev-final-1
 Konsep-pendekatan-scientific-rev-final-1 Konsep-pendekatan-scientific-rev-final-1
Konsep-pendekatan-scientific-rev-final-1Yosti Saban
 
Konsep pendekatan scientific
Konsep pendekatan scientificKonsep pendekatan scientific
Konsep pendekatan scientificJackson Pendong
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final al kepret
2.1 konsep pendekatan scientific rev final al kepret2.1 konsep pendekatan scientific rev final al kepret
2.1 konsep pendekatan scientific rev final al kepretFahmi Fathurrohman M. Ec
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final 2
2.1 konsep pendekatan scientific rev final 22.1 konsep pendekatan scientific rev final 2
2.1 konsep pendekatan scientific rev final 2Randy Ikas
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev finalsadiman dimas
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev finaltono009
 

Similar to PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN (20)

2. konsep pendekatan scientific rev final
2. konsep pendekatan scientific rev final2. konsep pendekatan scientific rev final
2. konsep pendekatan scientific rev final
 
konsep pendekatan scientific rev final
konsep pendekatan scientific rev finalkonsep pendekatan scientific rev final
konsep pendekatan scientific rev final
 
3.1 konsep pendekatan scientific rev final
3.1 konsep pendekatan scientific rev final3.1 konsep pendekatan scientific rev final
3.1 konsep pendekatan scientific rev final
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
 
2.1 konsep pendekatan scientific
2.1 konsep pendekatan scientific2.1 konsep pendekatan scientific
2.1 konsep pendekatan scientific
 
konsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientifickonsep pendekatan scientific
konsep pendekatan scientific
 
Konsep Pendekatan Scientific Rev Final
Konsep Pendekatan Scientific Rev FinalKonsep Pendekatan Scientific Rev Final
Konsep Pendekatan Scientific Rev Final
 
Konsep Pendekatan Scientific Rev Final
Konsep Pendekatan Scientific Rev FinalKonsep Pendekatan Scientific Rev Final
Konsep Pendekatan Scientific Rev Final
 
Wednesday
WednesdayWednesday
Wednesday
 
2.1 Konsep Pendekatan Scientific Rev final.ppt
2.1 Konsep Pendekatan Scientific Rev final.ppt2.1 Konsep Pendekatan Scientific Rev final.ppt
2.1 Konsep Pendekatan Scientific Rev final.ppt
 
PENDEKATAN SCIENTIFIC
PENDEKATAN SCIENTIFICPENDEKATAN SCIENTIFIC
PENDEKATAN SCIENTIFIC
 
Konsep-pendekatan-scientific-rev-final-1
 Konsep-pendekatan-scientific-rev-final-1 Konsep-pendekatan-scientific-rev-final-1
Konsep-pendekatan-scientific-rev-final-1
 
Konsep pendekatan scientific
Konsep pendekatan scientificKonsep pendekatan scientific
Konsep pendekatan scientific
 
Konsep pendekatan scientific
Konsep pendekatan scientificKonsep pendekatan scientific
Konsep pendekatan scientific
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final al kepret
2.1 konsep pendekatan scientific rev final al kepret2.1 konsep pendekatan scientific rev final al kepret
2.1 konsep pendekatan scientific rev final al kepret
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final 2
2.1 konsep pendekatan scientific rev final 22.1 konsep pendekatan scientific rev final 2
2.1 konsep pendekatan scientific rev final 2
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
 
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final2.1 konsep pendekatan scientific rev final
2.1 konsep pendekatan scientific rev final
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakDianPermana63
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptretno12886
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxMateriSMPTDarulFalah
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanTitaniaUtami
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarAureliaAflahAzZahra
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)Ammar Ahmad
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxrandikaakbar11
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuKhiyaroh1
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfAndiCoc
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakOcieocietralalatrilili Tharigan
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bSisiliaFil
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxiwidyastama85
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan AnakPWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
PWS KIA (Pemantauan Wilayah Setempat) Kesehatan Ibu dan Anak
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

  • 1. PAGE 1 Company Proprietary and Confidential PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN
  • 2. PAGE 2 Company Proprietary and Confidential BIO DATA Nama : AH. Sahaludin, S.Ag., M.Pd. TTL : Cinangka, Serang, 18 September 1972 Pangkat/Gol.: Penata TK. 1/ III.d Jabatan : Pengawas Muda Pendidikan : S2 (Adpen) UPI Bandung HP : 087886733425 (WA) 081905863170 (Call, SMS) Email : sahaludinahmad@gmail.com • Alamat : Taman Banten Lestari Blok C7b No. 26 Unyur Kota Serang.
  • 3. PAGE 3 Company Proprietary and Confidential ESENSI PENDEKATAN ILMIAH Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. PENALARAN DEDUKTIF (Deductive Reasoning) Umum Spesifik PENALARAN INDUKTIF (Inductive Reasoning) Spesifik Umum para ilmuwan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran deduktif (deductive reasoning). WORKSHOP PENINGKATAN MUTU MANAJEMEN SSN SMA
  • 4. PAGE 4 Company Proprietary and Confidential Kreteria Pembelajaran Ilmiah • Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira- kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata
  • 5. PAGE 5 Company Proprietary and Confidential Kreteria Pembelajaran Ilmiah • Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
  • 6. PAGE 6 Company Proprietary and Confidential • Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran
  • 7. PAGE 7 Company Proprietary and Confidential • Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran.
  • 8. PAGE 8 Company Proprietary and Confidential • Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran.
  • 9. PAGE 9 Company Proprietary and Confidential • Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. • Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya
  • 10. PAGE 10 Company Proprietary and Confidential • Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.
  • 11. PAGE 11 Company Proprietary and Confidential LANGKAH PENDEKATAN ILMIAH
  • 12. PAGE 12 Company Proprietary and Confidential AFEKTIF Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’.. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’.c. PSIKOMOTORIK Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘apa’. KOGNITIF PROSES PEMBELAJARAN BERBASIS SAINTIFIK/ILMIAH
  • 13. PAGE 13 Company Proprietary and Confidential • Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
  • 14. PAGE 14 Company Proprietary and Confidential • Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. • Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
  • 15. PAGE 15 Company Proprietary and Confidential LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN SAINTIFIK Pembelajaran saintifik terdiri atas lima langkah, yaitu Observing (mengamati), Questioning (menanya), Associating (menalar), Experimenting (mencoba), Networking (membentuk Jejaring/ mengkomunikasikan)
  • 16. PAGE 16 Company Proprietary and Confidential Mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaning full learning). Mengamati memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran. Mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. 1. OBSERVING (mengamati)
  • 17. PAGE 17 Company Proprietary and Confidential 1. Menentukan objek apa yang akan diobservasi 2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi 3. Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder 4. Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi 5. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar 6. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya. LANGKAH KEGIATAN MENGAMATI (OBSERVASI)
  • 18. PAGE 18 Company Proprietary and Confidential Observasi berstruktur : Pada observasi berstruktur dalam rangka proses pembelajaran, fenomena subjek, objek, atau situasi apa yang ingin diobservasi oleh peserta didik telah direncanakan secara sistematis di bawah bimbingan guru.. Observasi tidak berstruktur. Pada observasi yang tidak berstruktur dalam rangka proses pembelajaran, tidak ditentukan secara baku atau rijid mengenai apa yang harus diobservasi oleh peserta didik. Dalam kerangka ini, peserta didik membuat catatan, rekaman, atau mengingat dalam memori secara spontan atas subjek, objektif, atau situasi yang diobservasi. PELAKSANAAN OBSERVASI
  • 19. PAGE 19 Company Proprietary and Confidential Cermat, objektif, dan jujur serta terfokus pada objek yang diobservasi untuk kepentingan pembelajaran. Banyak atau sedikit serta homogenitas atau hiterogenitas subjek, objek, atau situasi yang diobservasi. Makin banyak dan hiterogen subjek, objek, atau situasi yang diobservasi, makin sulit kegiatan obervasi itu dilakukan. PRINSIP-PRINSIP OBSERVASI Sebelum observasi dilaksanakan, guru dan peserta didik sebaiknya menentukan dan menyepakati cara dan prosedur pengamatan. Guru dan peserta didik perlu memahami apa yang hendak dicatat, direkam, dan sejenisnya, serta bagaimana membuat catatan atas perolehan observasi.
  • 20. PAGE 20 Company Proprietary and Confidential Praktik observasi dalam pembelajaran hanya akan efektif jika peserta didik dan guru melengkapi diri dengan dengan alat- alat pencatatan dan alat-alat lain, seperti: (1) tape recorder, untuk merekam pembicaraan; (2) kamera, untuk merekam objek atau kegiatan secara visual; (3) film atau video, untuk merekam kegiatan objek atau secara audio-visual; (4) alat-alat lain sesuai dengan keperluan. Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdotal (anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device).
  • 21. PAGE 21 Company Proprietary and Confidential 2. QUESTIONING (menanya) Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
  • 22. PAGE 22 Company Proprietary and Confidential 1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran; 2. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri; 3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya; 4. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan; 5 Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar; FUNGSI BERTANYA
  • 23. PAGE 23 Company Proprietary and Confidential 6. Mendorong partisipasipeserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan; 7. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok; 8. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul; dan 9 Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
  • 24. PAGE 24 Company Proprietary and Confidential (1) Singkat dan jelas; (2) Menginspirasi jawaban; (3) Memiliki fokus; (4) Bersifat probing atau divergen; (5) Bersifat validatif atau penguatan; (6) Memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang; (7) Merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif; (8) Merangsang proses interaksi. KRITERIA PERTANYAAN YANG BAIK
  • 25. PAGE 25 Company Proprietary and Confidential Selama mentransfer peristiwa- peristiwa khusus ke otak, pengalaman tersimpan dalam referensi dengan berbagai peristiwa lain. Pengalaman- pengalaman yang sudah tersimpan di memori otak berelasi dan berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya yang sudah tersedia. Proses itu dikenal sebagai asosiasi atau menalar. 3. ASSOCIATING (menalar)
  • 26. PAGE 26 Company Proprietary and Confidential Menurut teori asosiasi, proses pembelajaran akan berhasil secara efektif jika terjadi interaksi langsung antara pendidik dengan peserta didik. Pola interaksi itu dilakukan melalui Stimulus dan Respons (S-R). Teori ini dikembangan kerdasarkan hasil eksperimen Thorndike, yang kemudian dikenal dengan teori asosiasi. Menurut Thorndike, proses pembelajaran, lebih khusus lagi proses belajar peserta didik terjadi secara perlahan atau inkremental/bertahap, bukan secara tiba-tiba. Thorndike mengemukakan berapa hukum dalam proses pembelajaran : (1) Hukum Efek; (2) Hukum Latihan; (3) Hukum Kesiapan TEORI ASOSIASI
  • 27. PAGE 27 Company Proprietary and Confidential Hukum efek (The Law of Effect), di mana intensitas hubungan antara stimulus (S) dan respon (R) selama proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh konsekuensi dari hubungan yang terjadi. Jika akibat dari hubungan S-R itu dirasa menyenangkan, maka perilaku peserta didik akan mengalami penguatan. Sebaliknya, jika akibat hubungan S-R dirasa tidak menyenangkan, maka perilaku peserta didik akan melemah. Menurut Thorndike, efek dari reward (akibat yang menyenangkan) jauh lebih besar dalam memperkuat perilaku peserta didik dibandingkan efek punishment (akibat yang tidak menyenangkan) dalam memperlemah perilakunya. Ini bermakna bahwa reward akan meningkatkan perilaku peserta didik, tetapi punishment belum tentu akan mengurangi atau menghilangkan perilakunya. Hukum Efek (The Law of Effect)
  • 28. PAGE 28 Company Proprietary and Confidential Hukum latihan (The Law of Exercise). Thorndike. berpendapat bahwa ada dua latihan. Pertama, Law of Use yaitu hubungan antara S-R akan semakin kuat jika sering digunakan atau berulang- ulang. Kedua, Law of Disuse, yaitu hubungan antara S-R akan semakin melemah jika tidak dilatih atau dilakukan berulang-ulang.Menurut Thorndike, perilaku dapat dibentuk dengan menggunakan penguatan (reinforcement). Memang, latihan berulang tetap dapat diberikan, tetapi yang terpenting adalah individu menyadari konsekuensi perilakunya. Hukum Latihan (The Law of Exercise)
  • 29. PAGE 29 Company Proprietary and Confidential Hukum kesiapan (The Law of Readiness). Menurut Thorndike, pada prinsipnya apakah sesuatu itu akan menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk dipelajari tergantung pada kesiapan belajar individunya. Dalam proses pembelajaran, hal ini bermakna bahwa jika peserta dalam keadaan siap dan belajar dilakukan, maka mereka akan merasa puas. Sebaliknya, jika pesert didik dalam keadaan tidak siap dan belajar terpaksa dilakukan, maka mereka akan merasa tidak puas bahkan mengalami frustrasi. Hukum kesiapan (The Law of Readiness)
  • 30. PAGE 30 Company Proprietary and Confidential 4. EXPERIMENTING (mencoba) Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran IPA, misalnya,peserta didik harus memahami konsep- konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.
  • 31. PAGE 31 Company Proprietary and Confidential (1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3) mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4) melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data; (6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan. AKTIVITAS PEMBELAJARAN METODE EKSPERIMEN
  • 32. PAGE 32 Company Proprietary and Confidential (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan murid (2) Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan murid (5) Guru membicarakan masalah yanga akan yang akan dijadikan eksperimen (6) Membagi kertas kerja kepada murid (7) Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, (8) Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal. KEGIATAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
  • 33. PAGE 33 Company Proprietary and Confidential 5. NETWORKING (membentuk jejaring) Jejaring Pembelajaran disebut juga Pembelajaran Kolaboratif, merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas / sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama.
  • 34. PAGE 34 Company Proprietary and Confidential Guru dan peserta didik saling berbagi informasi. Dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik memiliki ruang gerak untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi, strategi dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan kondisi sosiobudaya dengan situasi pembelajaran. Di sini, peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan manajer belajar ketimbang memberi instruksi dan mengawasi secara rijid. Berbagi Informasi
  • 35. PAGE 35 Company Proprietary and Confidential Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berbagi tugas dan kewenangan dengan peserta didik, khususnya untuk hal-hal tertentu. Cara ini memungkinan peserta didik menimba pengalaman mereka sendiri, berbagi strategi dan informasi, menghormati antar sesama, mendorong tumbuhnya ide-ide cerdas, terlibat dalam pemikiran kreatif dan kritis serta memupuk dan menggalakkan mereka mengambil peran secara terbuka dan bermakna. Berbagi tugas dan kewenangan.
  • 36. PAGE 36 Company Proprietary and Confidential Pada pembelajaran atau kelas kolaboratif, guru berperan sebagai mediator atau perantara. Guru berperan membantu menghubungkan informasi baru dengan pengalaman yang ada serta membantu peserta didik jika mereka mengalami kebutuan dan bersedia menunjukkan cara bagaimana mereka memiliki kesungguhan untuk belajar. Guru sebagai mediator
  • 37. PAGE 37 Company Proprietary and Confidential Kelompok peserta didik yang heterogen. Sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didk yang tumbuh dan berkembang sangat penting untuk memperkaya pembelajaran di kelas. Pada kelas kolaboratif peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dan keterampilan mereka, berbagi informasi,serta mendengar atau membahas sumbangan informasi dari peserta didik lainnya. Dengan cara seperti ini akan muncul “keseragaman” di dalam heterogenitas peserta didik. Kelompok peserta didik yang heterogen
  • 38. PAGE 38 Company Proprietary and Confidential Sekian & Terima Kasih