Kejadian gizi berimbang di Indonesia dari tahun ke tahun masih rendah. Penyebab rendahnya angka kejadian gizi berimbang di Indonesia salah satunya diduga karena kurangnya konsumsi makanan sumber omega 3, EPA, DHA hubungan omega 3 dengan kecerdasan anak sekolah. Oleh sebab itu disarankan untuk perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan konsumsi omega 3 dengan turnbuh kembang anak, disarankan untuk memperhatikan konsumsi makanan dari sumber omega 3 guna pengoptimalan tumbuh kembang anak, sebab secara teori selaput myelin dibentuk oleh lemak (asam lemak EPA, DHA). Hal ini jika terlaksana dapat memberikan dukungan terhadap program pemerintah dibidang kebugaran jasmani dan kesehatan.
makanan anak prasekolah sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang anak karena pada saat tumbuh kembang anak harus mempunyai Gizi dan Nutrisi yang seimbang
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...Putri shyafira El - maryam
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas Fisik, dan Konsumsi cepat saji terhadap kejadian gizi lebih pada siswa SD.
Gizi Lebih
makanan anak prasekolah sangat berpengaruh bagi tumbuh kembang anak karena pada saat tumbuh kembang anak harus mempunyai Gizi dan Nutrisi yang seimbang
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...Putri shyafira El - maryam
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas Fisik, dan Konsumsi cepat saji terhadap kejadian gizi lebih pada siswa SD.
Gizi Lebih
Pengaruh Pemberian MSG (Monosodium Glutamat) Terhadap Kecerdasan Intelektual ...Niakhairani
Monosodium Glutamat (MSG) banyak dipakai untuk keperluan rumah tangga maupun industri makanan dan diperjualbelikan secara bebas. MSG biasa digunakan sebagai penyedap makanan. Mengkonsumsi MSG secara berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit dan juga dapat mempengaruhi kecerdasan
Penatalaksanaan gizi berimbang pada masa tumbuh kembang, kebugaran jasmani dan kesehatan
1. PENATALAKSANAAN GIZI BERIMBANG PADA MASA
TUMBUH KEMBANG, KEBUGARAN JASMANI DAN
KESEHATAN
Chrysmada Dewa Kusuma
Pendidikan Olahraga
Pascasarjana
Universitas Negeri Malang
Email: chyzmad@yahoo.co.id
ABSTRAK: Kejadian gizi berimbang di Indonesia dari tahun
ke tahun masih rendah. Penyebab rendahnya angka kejadian
gizi berimbang di Indonesia salah satunya diduga karena
kurangnya konsumsi makanan sumber omega 3, EPA, DHA
hubungan omega 3 dengan kecerdasan anak sekolah. Oleh
sebab itu disarankan untuk perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai hubungan konsumsi omega 3 dengan turnbuh
kembang anak, disarankan untuk memperhatikan konsumsi
makanan dari sumber omega 3 guna pengoptimalan tumbuh
kembang anak, sebab secara teori selaput myelin dibentuk
oleh lemak (asam lemak EPA, DHA). Hal ini jika terlaksana
dapat memberikan dukungan terhadap program pemerintah
dibidang kebugaran jasmani dan kesehatan.
Kata Kunci: Gizi berimbang, masa tumbuh kembang,
kebugaran jasmani dan kesehatan.
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari
semua makhluk hidup selalu
memerlukan makanan, demikian juga
manusia. Manusia yang sehat dan
mendapatkan makanan yang cukup baik
kualitas maupun kuantitasnya, akan
memiliki kesanggupan yang maksimal
dalam menjalankan kehidupannya.
Manusia harus memperoleh makanan
yang cukup, sehingga memperoleh
semua zat yang diperlukan untuk
pertumbuhan, perbaikan dan
pemeliharaan jaringan tubuh serta
terlaksananya fungsi normal dalam
tubuh. Disamping itu juga untuk
memperoleh energi yang cukup untuk
memungkinkan bekerja secara maksimal
(Sjahmien, 2003).
Secara biologis kelompok yang
paling rawan terhadap kekurangan
pangan dan atau gizi adalah pada masa
2. tumbuh kembang seorang anak yaitu
pada kisaran umur 6-12 tahun yang bisa
disebut masa praremaja (Hurlock, 1999)
Laporan organisasi kesehatan
dunia (WHO/World Health
Organization) menunjukkan kesehatan
masyarakat Indonesia terendah di Asean
yaitu peringkat ke 142 dari 170 negara.
Menurut analisis yang dilakukan pada
survei TBABS yaitu survei untuk
mengetahui tinggi badan rata-rata anak
baru masuk sekolah (anak kelas 1)
dimana dilakukan pada awal masuk
sekolah menunjukkan penurunan
prevalensi gizi kurang (stuntig) pada
anak baru masuk sekolah tahun 1994-
1999 sebesar 3,7%. Stunting atau
pendek merupakan masalah gizi kronis
dan pada umumnya penurunannya
sangat lambat. Pengalaman kenaikan
tinggi badan rata-rata dari generasi ke
generasi pada negara berkembang pada
umumnya setinggi 1 cm dalam periode 1
tahun. Dengan situasi tahun 1999
dengan penurunan hanya 3,7% dalam
kurun waktu 5 tahun, maka pada tahun
2015 prevalensi stunting pada anak baru
masuk sekolah diasumsikan akan
menjadi 2,4%. Dengan demikian, maka
di negara Indonesia masih mengalami
gizi kurang (stunting) anak baru masuk
sekolah (Atmira, 2003).
Menurut UNICEF (1998)
kurang gizi pada anak dapat
rnenyebabkan menurunnya
perkembangan fisik, kecerdasan, mental,
kemampuan interaksi anak dengan
lingkungan pengasuhnya. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Husaini (2003)
bahwa anak dengan status gizi buruk
cenderung lebih banyak terhambat
perkembangan motorik kasarnya (25%)
dan 8 kali lebih besar kemungkinan
terlambat perkembangan motorik
kasarnya dibandingkan anak yang
berstatus gizi normal. Hal yang sama
juga dinyatakan dalam hasil penelitian
Ferdiyana (2003) sernakin rendah status
gizi anak maka sernakin tinggi
keterlambatan perkembangannya
(Diana, 2013).
Perkembangan anak adalah
perubahan psikofisik hasil proses
pematangan fungsi psikis dan fisik anak
yang ditunjang oleh faktor lingkungan
dan proses belajar dalam kurun waktu
tertentu menuju kedewasaan.
Perkembangan anak terdiri dari
perkembangan motorik, bahasa, bicara,
dan perkembangan sosial.
Perkembangan gerakan motorik terdiri
dari perkembangan motorik kasar dan
motorik halus. Perkembangan motorik
kasar berkaitan dengan gerakan yang
dipengaruhi oleh ketrampilan otot besar
seperti duduk, berdiri dan berjalan
sedangkan kemampuan motorik halus
berkaitan dengan gerakan yang
dipengaruhi oleh ketrampilan syaraf-
syaraf halus seperti memegang benda
3. dengan telunjuk dan ibu jari.
Kemampuan tersebut berkembang
sejalan dengan pertambahan usia dan
kematangan saaf -saraf serta otot-otot
anak.
Dalam pemenuhan gizi yang
terlalu berlebihan juga akan berdampak
buruk pada anak. Sempat
menghebohkan berita nasional, ada anak
yang bernama Arya Permana asal
Karawang berbobot 186 kg dan Rizki
Rahmat Ramadhan asal Palembang
berbobot 116 kg, kedua anak ini
mengalami berat badan berlebih atau
biasa disebut obesitas. Selain
mengganggu aktifitas mereka di sekolah
atau sehari-hari, kesehatan mereka pun
bisa terganggu pula. Bahkan seorang
anak yang bernama Rizky sempat
sampai koma karena gangguan
pernafasan (news.liputan6.com, 2016).
Pentingnya gizi bagi siswa, baik
untuk pertumbuhan maupun untuk
kebugaran jasmani hendaknya disadari
oleh guru dan orang tua siswa. Guru
pendidikan jasmani hendaknya selalu
memperhatikan keadaan gizi siswanya,
sehingga tujuan guru untuk
meningkatkan kebugaran jasmani dapat
dicapai. Selain itu dari hasil
memperhatikan gizi siswa dapat
digunakan untuk memberi pengertian
kepada orang tua siswa agar selalu
memperhatikan kebutuhan gizi dan
berusaha untuk selalu mengupayakan
peningkatan status gizi anak-anaknya.
Pada kenyataan yang ada dan yang dapat
diamati oleh peneliti di lapangan jarang
sekali guru yang mau dan mampu
mengontrol keadaan gizi siswanya,
bahkan dari mereka ada yang tidak tahu
cara untuk mengukur status gizi dan
tingkat kebugaran jasmani untuk
kesehatan.
PEMBAHASAN
Pengertian Gizi
Istilah gizi yang sering kita
dengar dalam percakapan kehidupan
sehari-hari jika kita cermati ternyata
berasal dari bahasa arab Al-Gizzai yang
berarti makanan (Efendi, 2011). Gizi
menurut WHO adalah nutrition is the
intake of food,considered in relation to
the body’s dietary needs. Good nutrition
– an adequate, well balanced diet
combined with regular physical activity
– is a cornerstone of good health. Poor
nutrition can lead to reduced immunity,
increased susceptibility to disease,
impaired physical and mental
development, and reduced productivity.
Bila diterjemahkan kurang lebih adalah
nutrisi adalah asupan makanan, yang
dipertimbangkan dalam kaitannya
dengan kebutuhan makanan tubuh.
Nutrisi yang baik adalah yang
berimbang dan dikombinasikan dengan
aktivitas fisik ringan. Ini merupakan
landasan kesehatan yang baik. Nutrisi
4. yang buruk dapat menyebabkan
berkurangnya kekebalan tubuh,
meningkatnya kerentanan terhadap
penyakit, gangguan perkembangan fisik
dan mental, dan penurunan
produktivitas.
Rusilanti (2015) menjelaskan
dalam bahasa Indonesia definisi gizi
ialah suatu proses organism
menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui
proses pencernaan, absorpsi,
transportasi, penyimpanan,
metabolisme, dan pengeluaran zat-zat
yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan, dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.
Dari pendapat diatas jadi gizi
adalah estetika dan etika fungsi
makanan dalam kaitannya dengan
keberlangsungan hidup organisme.
Manfaat Gizi
Efendi (2011) menjelakan,
keberadaan makanan akan terasa
peranannya ketika makanan tersebut
larut dalam proses metabolisme tubuh,
untuk selanjutnya didistribusikan ke
seluruh bagian tubuh yang
membutuhkan. Atas dasar itulah,
pemahaman yang mendalam terhadap
fungsi makanan secara emplisit dilihat
dari peranannya ketika masuk ke dalam
tubuh. Manfaat yang didapat ketika
makanan berhasil dicerna oleh tubuh
adalah; (1) Membangun tubuh.
Pertumbuhan terjadi sejak anak berada
dalam kandungan, masa kecil, masa
anak-anak, dan masa remaja. Selama
pertumbuhan terjadi sel-sel baru untuk
membentuk bagian-bagian dari tubuh,
seperti otot, tulang, darah dan organ
lainnya. Setelah dewasa, jaringan tubuh
perlu dipelihara, yang rusak perlu
diperbaiki atau diganti. Zat-zat makanan
yang diperlukan untuk membangun
tubuh (zat pembangun) yaitu protein,
garam (mineral dan air). Selama
pertumbuhan, tubuh memerlukan lebih
banyak zat pembangun; (2) Memberi
tenaga. Tubuh memerlukan tenaga
untuk bergerak dan bekerja. Tenaga ini
didapat dari hasil pembakaran bahan
makanan dalam tubuh. Zat-zat gizi yang
memberi tenaga ini dinamakan zat
tenaga, yaitu karbohidrat (hidrat arang),
lemak dan protein. Tenaga diperlukan
tubuh dinyatakan dalam kalori. Seorang
yang bekerja berat membutuhkan lebih
banyak kalori dari pada seorang yang
bekerja ringan. Seorang pekerja kasar
lebih banyak membutuhkan tenaga dari
pada seorang pekerja administrasi.
Dalam keadaan istirahat pada waktu
tidur, kita membutuhkan tenaga juga,
yaitu untuk melakukan pekerjaan yang
berlangsung dalam tubuh. Kita
membutuhkan tenaga untuk bernafas,
untuk detak jantung agar dapat
5. mengalirkan darah keseluruh tubuh,
untuk mencernakan makanan agar ginjal
dapat melakukan pekerjaannya; (3)
Mengatur pekerjaan faali tubuh. Agar
dapat berlangsung dengan baik,
pekerjaan faali tubuh perlu diatur dan
dikoordinir. Suhu tubuh perlu diatur
agar tetap normal bila terjadi luka darah
hendaknya dapat membeku, sehingga
tubuh tidak mudah terserang infeksi.
Zat-zat gizi yang diperlukan untuk ini
dinamakan zat pengatur yaitu mineral,
vitamin dan air. Zat-zat gizi ini
diperlukan dalam jumlah yang sedikit
sekali, tetapi selalu harus ada dalam
makanan sehari-hari.
Selain itu penulis juga
menambahkan dari manfaat gizi yaitu
membentuk intelektual atau kecerdasan
anak. hal itu dapat dibuktikan dari
penelitian dari Husain, dkk (2016) yang
menyebutkan anak Kuwait yang rajin
mengkonsumsi ikan laut dengan
memiliki kandungan omega3 memiliki
otak yang lebih cerdas. Ada lagi juga
hasil penelitian dari Qiu, dkk (2015)
menyebutkan bahwa dengan memiliki
asupan gizi protein yang cukup atau
lebih dapat membuat kelangsungan
hidup bagi penderita kangker lambung
pasca kemoterapi bertahan lebih lama
antara 9 sampai 14 bulan.
Komposisi Gizi
Buckle (1987) menjelaskan
bahwa komponen gizi yang dibutuhkan
tubuh secara garis besar dapat dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu; (1)
komponen yang diperlukan untuk
struktur tubuh memberi bentuk tubuh,
(2) komponen yang menjalankan reaksi
kimia tubuh, (3) komponen sumber
bahan bakar atau tenaga untuk aktivitas
tubuh. Untuk itu, berdasarkan klasifikasi
zat-zat gizi yang esensial yang
diperlukan oleh tubuh dapat dipilah
menjadi: air, karbohidrat, protein,
lemak, mineral, dan vitamin, yang
masing-masing komponen memiliki
fungsi sendiri. Meskipun demikian
dalam mekanismenya, diantara zat gizi
tersebut tidak menutup kemungkinan
keberadaan zat gizi tersebut akan
bekerja secara overlapping di dalam
tubuh manusia.
Air merupakan bagian terbesar
dari tubuh dan terutama berfungsi
sebagai sebagai pelarut bagi komponen
tubuh lainnya. Unsur ini harus ada
dalam tubuh dalam jumlah cukup, untuk
mempertahankan efesiensi tubuh.
Karbohidrat merupakan sumber
energi utama dalam kebanyakan
makanan pokok manusia. Bentuk
karbohidrat yang dapat dicerna dalam
bahan pangan umumnya adalah zat pati
dan berbagai jenis gula seperti glukosa,
fruktosa, dan laktosa. Sedangkan
6. selulosa, pectin, hemiselulosa tersedia
dalam jumlah cukup, tetapi tidak
dicerna. Agar dapat diserap oleh tubuh,
alat pencernaan menghidrolisa dalam
berbagai bentuk. Polimeril dan
karbohidrat menjadi monomerik.
Glukosa merupakan monomerik utama
karbohidrat dapat digunakan secara
langsung sebagai sumber energi dalam
seluruh bagian tubuh. Kelebihan glukosa
yang tidak diperlukan diubah menjadi
glikogen dan disimpan dalam jaringan
adipose. Kadar glukosa bebas dalam
darah selalu dijaga oleh tubuh.
Protein mempunyai kegunaan
yang amat banyak dalam tubuh,
diantaranya pembongkaran molekul
protein untuk mendapatkan energi atau
unsur senyawa, seperti nitrogen atau
sulfur untuk reaksi metabolisme lainnya.
Protein juga penting untuk keperluan
fungsional maupun structural, serta
untuk keperluan tersebut komposisi
asam-asam amino pembentuk protein
sangat penting fungsinya.
Lemak merupakan pangan yang
berenergi tinggi, karena setiap gramnya
memberi energi dari pada karbohidrat
atau protein. Lemak juga merupakan
makanan cadangan dalam tubuh, karena
kelebihan karbohidrat diubah menjadi
lemak dan disimpan dalam jaringan
adipose. Lemak terutama terdiri atas
trigliserida tetapi juga mengandung
kolesterol, yang diduga mempunyai
hubungan dengan penyakit jantung.
Asam-asam lemak esensial yaitu
linolenat dan asam arakhidonat.
Mineral. Berbagai mineral telah
dinyatakan esensial bagi manusia dan
dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu mineral mayor dan mineral minor.
Kelompok mineral minor dalam tubuh
hanya terdapat sampai batas microgram
per gram jaringan tubuh. Mineral mayor
yang dibutuhkan tubuh meliputi: Ca, P,
S, K, Na, Cl, Mg, sedangkan untuk
mineral minor yang dibutuhkan dalam
meliputi: Fe, Mn, Cu, I, Zn, Co, Mo, Se,
Cr, Sn, Ni, F, Si, V. Peranan mineral
mayor telah diketahui, sedang fungsi
dari beberapa mineral minor yang baru
ditemukan baru sedikit diketahui serta
belum jelas apakah mineral minor
esensial telah ditemukan.
Vitamin adalah senyawa-
senyawa yang tidak dapat dibuat oleh
tubuh tetapi diperlukan untuk
memelihara aktivitas berbagai proses
metabolic atau integritas berbagai
selaput membrane. Vitamin dibagi
menjadi dua kelompok, berdasarkan
kelarutannya yaitu vitamin yang larut
dalam lemak dan yang larut dalam air.
Berbagai vitamin dibutuhkan dalam
makanan berjumlah yang berbeda
tergantung dari jumlah yang dibutuhkan
tubuh dan kesanggupan tubuh untuk
menyerap dari makanan dan menyimpan
dalam tubuh.
7. Table 1
Vitamin dan kegunnaanya
Tipe Kegunaan Senyawa
Utama
Larut dalam lemak
Vit A Pemeliharaan
Penglihatan
Retinol karoten
Vit D Mengatur
pertumbuhan
tulang
Kolekalsiferol,
Ergokalsiferol
Vit E Anti Oksidan Tokoferol
Vit K Proses
pembekuan
darah
Filokuinon,
Menakuinon
Larut dalam air
Vit C Mencegah
sariawan
Asam askorbat
Vit B1 Mencegah
beri-beri
Tiasin
Vit B2 Mencegah
beberapa
penyakit kulit
Riboflavin
Niasin Mencegah
pellagra
Asam
Nikotinat,
nikotinamid
Vit B12 Memperbaiki
pertumbuhan
sel
Sianokobalamin
Vit B6 Katalis enzim Piridoksin,
Piridoksal
Asam
tetrahidrofolat
Mengatur
transfer CH
Asam
pantonenat
Komponen
dari –CoA
Biotin Perantara
pengikat CO
Buckle (1987)
Makanan Bersinergi
Makanan bersinergi disini dapat
dimaksudkan kerjasama yang dibangun
dari gizi yang terkandung dalam
makanan yang dapat meningkatkan
kinerja tubuh secara optimal. Jacob, dkk
(2009) dalam penelitiannya
mengungkapkan konsep sinergi
makanan memberikan pondasi nyata
yang diperlukan. Bukti untuk
kepentingan kesehatan muncul lebih
kuat bila disatukan dalam pola makanan
yang saling membutuhkan dari pada
makanan individu. Jadi dalam
mengkonsumsi makanan tidak hanya
ada satu jenis tapi harus ada bermacam-
macam jenis makanan atau
mengkombinasikannya.
Satu prinsip utama dalam
argumen ini adalah konssep sinergi
makanan perspektif bahwa informasi
lebih lanjut dapat diperoleh dengan
melihat makanan dari pada di komponen
makanan tunggal. Dengan demikian,
tindakan dari mengkombinasi komponen
makanan pada sistem biologis manusia
lebih besar pengaruhnya dari terhadap
tubuh dari pada makanan tunggal. Untuk
mencapai manfaat kesehatan ideal,
kombinasi komponen makanan perlu
untuk mengatasi interaksi mereka dalam
makanan di sistem biologis manusia.
Semakin menyempurnakan apa
yang telah ditulis Jacob, dkk, Husain,
dkk (2016) melakukan penelitian di
Kuwait tentang kadar omega 3 dari
berbagai jenis ikan. Penelitian itu
menunjukkan manfaat nutrisi dari dari
kadar omega 3 lemak diberbagai jenis
spesies ikan juga perlu dipertimbangkan.
Hal itu dapat ditunjukkan bahwa anak
Kuwait (berusia 6-12 tahun) memiliki
asupan lebih tinggi dan lebih sehat dari
pada anak-anak seusia di kawasan timur
tengah lainnya yang tidak
mengkombinasikan jenis ikan yang
dikonsumsi. Daftar urutan jenis ikan
yang mengandung omega 3 lebih
8. banyak menurut Razak (2013) adalah:
Prinsip Gizi Seimbang
Prinsip gizi seimbang adalah
kebutuhan jumlah gizi disesuaikan
dengan golongan usia, jenis kelamin,
kesehatan, serta aktivitas fisik. Tak
hanya itu, perlu diperhatikan variasi
jenis makanan.
Table 2
Gizi seimbang
Salah satu misi pembangunan
kesehatan diindonesia menuju Indonesia
sehat 2010 adalah pemeliharan dan
peningkatan kesehatan individu.dalam
program gizi dikenal dengan istilah
Pedoman Umum Gizi Seimbang
(PUGS).
PUGS itu berupa 13 pesan dasar
gizi seimbang seperti yang diuraikan
oleh Depkes berikut ini :
(1) Makanlah aneka ragam
makanan. Tidak satupun makanan yang
mengandung zat gizi , yang mampu
membuat seseorang untuk hidup sehat,
tumbuh kembang dan produktif. Makan
– makanan yang beraneka ragam sangat
berpengaruh bagi kesehatan, seperti
makanan yang mengandung unsur –
unsur zat gizi yang diperlukan tubuh,
baik kualitas maupun kuantitasnya.
Secara populer disebut Triguna
Makanan, yaitu makanan yang
mengandung zat kalori, zat pembangun
(protein) dan zat pengatur (vitamin).
Jadi mengkonsumsi makanan yang
beraneka ragam akan menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat
tenaga, zat pembangun, dan zat
pengatur.
(2) Makanlah makanan untuk
memenuhi kecukupan energi. Di
anjurkan memenuhi makanan yang
cukup kalori (energi) agar dapat hidup
dan beraktivitas sehari – hari seperti
bekerja, belajar, berolahraga, berekreasi
dan kegiatan sosial lain. Bila konsumsi
kalori / energi melebihi kebutuhan akan
ditimbun. Bila keadaan ini berlanjut
akan menyebabkan kegemukan yang
selanjutnya bisa berakibat gangguan
kesehatan, seperti darah tinggi, penyakit
jantung, kencing manis, dll. Sebaliknya
9. bila konsumsi energi kurang, maka
cadangan energi dalam tubuh yakni
dalam jaringan otot / lemak akan dipakai
untuk menutupi kekurangan tersebut.
Kuarng energi yang berlangsung lama
akan berakibat berat badan menurun dan
pada gilirannya akan mengganggu
kesehatan, juga mudah terkena penyakit.
(3) Makanlah makanan sumber
karbohidrat setengah dari kebutuhan
energi. Terdapat dua kelompok
karbohidrat yaitu yang berbentuk
kompleks dan sederhana.Yang kompleks
adalah golongan padi – padian, umbi –
umbian dan tepung –
tepungan.Sedangkan gula termasuk
bentuk sederhana. Proses pencernaan
dan penyerapan karbohidrat kompleks
berlansung lebih lama dari pada yang
sederhana. Hal ini berakibat bila orang
mengonsumsi gula akan cepat merasa
lapar lagi, hal ini berbeda jika
mengonsumsi karbohidrat kompleks.
Konsumsi gula cukup dibatasi sampai 3-
4 sendok makan perhari, bila berlebih
cenderung berakibat kegemukan. Selain
itu gula juga merusak gigi geligi.
Konsumsi karbohidrat kompleks
sebaiknya dibatasi 50 % saja dari
kebutuhan energi agar tubuh dapat
memenuhi sumber – sumber zat
pembangun dan pengatur.
(4) Batasi konsumsi lemak dan
minyak sampai ¼ dari kecukupan
energi. Lemak dan minyak yang terdapat
dalam makanan berguna untuk
meningkatkan jumlah energi, membantu
penyerapan vitamin ( A, D, E dan K)
serta menambah lezatnya hidangan
sehingga menimbulkan rasa kenyang
lebih lama. Mengonsumsi lemak dan
minyak secara berlebihan akan
mengurangi konsumsi makanan lain
yang dapat mengurangi kebutuhan zat
gizi lainnya. Dianjurkan konsumsi
lemak dan minyak sehari – hari ¼ saja
dari kebutuhan energi.
(5) Gunakan garam beryodium.
Sesuai Keppres no. 69 tahun 1994,
semua garam yang beredar di Indonesia
harus mengandung yodium.
(6) Makanlah makanan sumber
zat besi. Zat besi adalah salah satu unsur
penting dalam proses pembentukan sel
darah merah.kekurangan zat besi secara
berkelanjutan dapat menimbulkan
penyakit anemia gizi atau yang dikenal
masyarakat sebagai penyakit kurang
darah. Anemia gizi besi (AGB) terutama
banyak diderita oleh wanita
hamil,wanita menyusui,dan wanita usia
subur karena fungsi kodrati adalah haid,
hamil, melahirkan,dan menyusui yang
menyebabkan kebutuhan Fe atau zat
besi relatif lebih tinggi ketimbang yang
lainnya. Kelompok yang rawan AGB
adalah anak balita, anak usia sekolah,
dan buruh serta tenaga kerja
berpenghasilan rendah.
10. (7) Berikan ASI saja pada bayi
sampai umur 4 bulan dan tambahan MP-
ASI sesudahnya.
(8) Biasakan makan pagi. Bagi
remaja dan dewassa makan pagi dapat
memelihara ketahanan fisik,
mempertahankan daya tahan saat
bekerja dan meningkatkan produktivitas
kerja. Bagi anak sekolah, makan pagi
dapat meningkatkan konsentrasi belajar
dan tingkat prestasi menjadi lebih baik
(Septianto, dkk, 2017).
(9) Minumlah air bersih yang
aman dan cukup jumlahnya. Air minum
harus bersih dan aman.Aman berarti
bersih dan bebas dari kuman.untuk
mendapatkan air minum yang bersih air
harus dididihkan terlebih dahulu.
(10) Lakukan aktivitas fisik
secara teratur. Aktivitas fisik sangat
bermanfaat bagi setiap orang karena
dapat meningkatkan kebugaran,
mencegah kelebihan berat badan,
meningkatkan fungsi jantung, paru dan
otot serta memperlambat proses
penuaan.
(11) Hindari minum – minuman
beralkohol. Seseorang yang minum –
minuman beralkohol akan sering buang
air kecil sehingga menimbulkan rasa
haus. Orang ini akan mengatasi rasa
hausnya dengan minum-minuman
alkohol lagi. Alkohol hanya
mengandung energi, tetapi tidak
mengandung zat gizi lain.
(12) Makanlah makanan yang
aman bagi kesehatan. Selain harus
bergizi dan seimbang makanan harus
juga layak di konsumsi sehingga aman
bagi kesehatan.Makanan yang aman
yaitu yang bebas dari kuman dan bahan
kimia berbahaya serta tidak bertetangan
dengan keyakinan masyarakat yang
dikenal dengan istilah halal.Halal dalam
arti luas selain bebas alkohol dan bukan
daging babi adalah makanan harus
diolah secara higienis, sehingga tidak
mengandung cemaran yang dapt
membahayakan kesehatan manusia.
(13) Bacalah label pada makanan
yang dikemas. Keterangan tentang isi,
jenis dan ukuran bahan – bahan yang
digunakan, susunan zat gizi, tanggal
kadaluarsa, dan keterangan penting
lainnya (Wiwik, 2010).
GIZI BERIMBANG PADA MASA
TUMBUH KEMBANG
Sudah dijelaskan diatas bahwa
gizi seimbang adalah susunan makanan
sehari–hari yang mengandung zat-zat
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh, dengan
memerhatikan prinsip keanekaragaman
atau variasi makanan, aktivitas fisik,
kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.
Menurut Hurlock (1999), masa
tumbuh seorang anak ini digolongkan
menjadi lima kelompok yaitu: (1) Masa
prenatal (dari konsepsi sampai lahir); (2)
11. Masa bayi dan masa anak dini (lahir
sampai umur 3 tahun); (3) Masa
prasekolah (3 tahun sampai 6 tahun); (4)
Masa praremaja (6 tahun sampai 12
tahun); dan (5) Masa remaja (12 tahun
sampai sekitar 20 tahun).
Mengenai jumlah kebutuhan
tubuh akan porsi yang dikonsumsi jelas
sangat berbeda. Semakin tinggi tingkat
masa sudah jelas akan membutuhkan
asupan yang lebih tinggi juga. Sesuai
dengan aktifitas seseorang tersebut.
Dimasa yang sama pun seseorang juga
akan memiliki asupan yang berbeda jika
dilihat dari tingkat bentuk aktifitasnya,
misalnya seorang pekerja keras (kuli)
dengan seorang pekerja ringan (bekerja
sebagai administrasi di kantor).
Tapi dikarenakan terlalu
meluasnya bahasan, disini penulis hanya
akan menjelaskan pada masa praremaja
yaitu berumur 6 sampai 12 tahun. Masa
praremaja di Indonesia yaitu anak yang
menempuh pendidikan di sekolah dasar.
Dimana pada seusia tersebut anak bisa
dikatakan akan mengenal banyak hal
baru. Dan sangat rawan jika orang tua
atau guru tidak dapat menjelaskan
betapa pentingnya kebugaran jasmani
dan kesehatan dilihat dari jenis makanan
yang mereka konsumsi.
Menurut analisis yang
dilakukan pada survei TBABS yaitu
survei untuk mengetahui tinggi badan
rata-rata anak baru masuk sekolah (anak
kelas 1) dimana dilakukan pada awal
masuk sekolah menunjukkan penurunan
prevalensi gizi kurang (stuntig) pada
anak baru masuk sekolah tahun 1994-
1999 sebesar 3,7%. Stunting atau
pendek merupakan masalah gizi kronis
dan pada umumnya penurunannya
sangat lambat. Pengalaman kenaikan
tinggi badan rata-rata dari generasi ke
generasi pada negara berkembang pada
umumnya setinggi 1 cm dalam periode 1
tahun. Dengan situasi tahun 1999
dengan penurunan hanya 3,7% dalam
kurun waktu 5 tahun, maka pada tahun
2015 prevalensi stunting pada anak baru
masuk sekolah diasumsikan akan
menjadi 2,4%. Dengan demikian, maka
di negara Indonesia masih mengalami
gizi kurang (stunting) anak baru masuk
sekolah.
Hal itu memang sangat
memprihatinkan jika dibandingkan
dengan anak seusia di negara Kuwait.
Padahal Indonesia sendiri terkenal
dengan negara kepulauannya yang
banyak memiliki pesisir pantai yang
dihuni banyak ikan. Jika dari pihak
keluarga dan sekolah menjelaskan
tentang betapa pentingnya makanan
yang kita konsumsi dan untuk aktif
beraktifitas mungkin hal itu tidak akan
terjadi.
Di atas merupakan salah satu
contoh kelebihan dari anak yang
mengkonsumsi ikan laut, tapi prinsip
12. gizi untuk anak usia sekolah sesuai
dengan Pendoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS) antara lain: (1)
Mengkonsumsi aneka ragam makanan;
(2) Mengkonsumsi makanan untuk
memenuhi kecukupan energi; (3)
Mengkonsumsi makanan sumber
karbohidrat setengah dari kebutuhan
energi; (4) Membatasi konsumsi lemak
dan minyak (1/4 kecukupan energi); (5)
Menggunakan garam beryodium; (6)
Mengkonsumsi makanan sumber zat
besi; (7) Membiasakan makan pagi; (8)
Minum air bersih yang aman dan dalam
jumlah yang cukup; (9) Melakukan
aktivitas fisik secara teratur; (10)
Mengkonsumsi makanan yang aman;
dan (11) Membaca label pada makanan
yang dikemas.
Makanan yang dianjurkan untuk
memenuhi kebutuhan anak sebaiknya
terdiri dari makanan pokok, lauk pauk,
sayur, dan buah. Sebaiknya seorang ibu
melakukan pengaturan-pengaturan
dalam menyusun makan untuk anak-
anaknya. Pengaturan tersebut bertujuan
untuk membentuk kebiasaan makan
yang baik dan berpartisipasi dalam
aktivitas olahraga secara teratur.
Kebutuhan zat gizi untuk anak
usia 7-9 tahun berdasarkan Widya Karya
Pangan dan Gizi, maka kecukupan
energi dan zat-zat gizi sehari adalah
1900 kalori. Sedang untuk anak usia 10-
12 tahun membutuhkan 1800 kalori per
hari. Untuk mencukupi energi tersebut
dapat diperoleh dari makanan pokok
seperti nasi, mie, roti, dan biskuit.
Sedangkan kebutuhan akan protein yang
dapat diperoleh dari lauk pauk seperti
ikan, daging, ayam, kacang-kacangan,
tempe, dan tahu. Dengan memenuhi
kebutuhan tersebut dapat mencegah
terjadinya gizi kurang dan kegemukan
pada anak.
Vitamin A, C, dan B1 dapat
diperoleh dari sayuran, buah-buahan,
dan kacang-kacangan. Tujuan
terpenuhinya zat-zat gizi tersebut dapat
memberikan daya tahan terhadap
infeksi, mencegah kebutaan, dan
meningkatkan konsentrasi belajar.
Kalsium dapat diperoleh dari susu, ikan,
dan kacang-kacangan. Begitu pula
dengan zat besi yang dapat diperoleh
dari makanan hewani seperti daging,
ayam dan ikan.
Diet seimbang untuk anak usia
6-12 tahun yang baik adalah rendah
lemak, tinggi kalsium dan adekuat tapi
kalorinya tidak berlebihan.
Anjuran-anjuran Jumlah Porsi
Makan. Untuk anak usia 7-9 tahun
sebanyak 1900 kalori per hari:
Nasi 4 porsi penukar (1 p nasi = 150
gram); Sayuran 3 porsi penukar (1 p
sayuran = 100 gram); Buah 3 porsi
penukar (1 p buah = 100 gram); Tempe
3 porsi penukar (1 p tempe = 50 gram);
Daging 2 porsi penukar (1 p daging = 50
13. gram); Susu 1 porsi penukar (1 p susu =
200 ml susu = 1 gelas); Minyak 5 porsi
penukar (1 p minyak = 5 gram); dan
gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10
gram).
Untuk anak laki-laki usia 10-12
tahun sebanyak 2000 kalori per hari:
Nasi 5 porsi penukar (1 p = 150 gram);
Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran =
100 gram); Buah 4 porsi penukar (1 p
buah = 100 gram); Tempe 3 porsi
penukar (1 p tempe = 50 gram); Daging
2 ½ porsi penukar (1 p daging = 50
gram); Susu 1 porsi penukar (1 p susu =
200 ml susu = 1 gelas); Minyak 5 porsi
penukar (1 p minyak = 5 gram); dan
gula 2 porsi penukar (1 p gula = 10
gram).
Untuk anak perempuan usia 10-
12 tahun sebanyak 2000 kalori per hari:
Nasi 4 porsi penukar (1 p = 150 gram);
Sayuran 3 porsi penukar (1 p sayuran =
100 gram); Buah 4 porsi penukar (1 p
buah = 100 gram); Tempe 3 porsi
penukar (1 p tempe = 50 gram); Daging
2 porsi penukar (1 p daging = 50 gram);
Susu 1 porsi penukar (1 p susu = 200 ml
susu = 1 gelas); Minyak 5 porsi penukar
(1 p minyak = 5 gram); dan gula 2 porsi
penukar (1 p gula = 10 gram)
Faktor yang mempengaruhi gizi pada
masa praremaja
Kesehatan yang paling
diperhatikan oleh WHO (World Healt
Organization) adalah kesehatan ibu
hamil dan anak. Untuk itu keduanya
diperhatikan detile untuk masalah
asupan gizi dan konsumsi makanan
sehari-harinya. Kembali lagi ke WHO,
mengapa perlunya memperhatikan
kebutuhan gizi anak usia sekolah karena
usia tersebut adalah usia puncak
pertumbuhan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi gizi pada masa
prasekolah adalah:
(1) Usia Sekolah adalah usia
puncak pertumbuhan. Anak SD yang
berusia sekitar 7-12 tahun merupakan
masa-masa pertumbuhan paling pesat
kedua setelah masa balita. Dimana
kesehatan yang optimal akan
menghasilkan pertumbuhan yang
optimal pula. Perhatian terhadap
kesehatan sangatlah diperlukan,
pendidikan juga digalakan untuk
perkembangan mental yang mengacu
pada skil anak. Asupan gizi diperlukan
untuk memenuhi keduanya yaitu : fisik
dan mental anak. Karena tentunya fisk
dan mental merupakan sesuatu yang
berbeda namun saling berkaitan.
makanan yang kaya akan nutrisi sangat
mempengaruhi tumbuh kembang otak
dan organ-organ lain yang dibutuhkan
anak untuk mencapai hasil pendidikan
yang optimal, untuk itu keluarga adalah
pihak pertama yang harus
memperhatikan asupan gizi anaknya.
14. Pengetahuan keluarga akan gizi sangat
berpengaruh disini;
(2) Selalu aktif. Semakin tinggi
tingkat aktifitas tubuh maka Nutrisi dan
energi juga akan semaki banyak
diperlukan, anak usia SD atau Usia
sekolah merupakan usia yang senang
bermain. Senang menghabiskan
waktunya untuk belajar mengetahui
lingkungan sekitar. Untuk itu perlunya
nutrisi dan asupan energi yang
banyakuntuk menunjang aktifitas
fisiknya. Sulitnya untuk mengkonsumsi
makanan bergizi adalah tantangan yang
perlu dihadapi oleh orang tua. Untuk itu
pengetahuan mengenai gizi anak sangat
disarankan untuk mempelajarinya;
(3) Perubahan Sikap Terhadap
Makanan. Anak Usia SD tidak dapat di
tebak, apa selera makan yang saat ini
sedang ia senangi, perubahan sikap
terhadap makanan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah
pengaruh dari luar. Pada masa-masa
inilah perhatian ibu terhadap pengaruh
pola konsumsi makanan sepertinya
harus digalakan;
Dan (4) Tidak suka makanan-
makanan yang bergizi. Anak usia
sekolah sangat sulit untuk dapat
mengkonsumsi makanan-makanan yang
sedang ia perlukan untuk masa
pertumbuhan. Kriteria makanan yang
banyak disukai oleh anak usia ini adalah
makanan yang banyak mengandung gula
dan mempunyai warna yang cerah
sehingga menarik anak untuk
mengkonsumsinya.
Pengaruh Status Gizi Masa
Prasekolah Terhadap Kebugaran
Jasmani dan Kesehatan.
Defisiensi gizi sering
dihubungkan dengan infeksi. Infeksi
bisa berhubungan dengan gangguan gizi
melalui beberapa cara yaitu
mempengaruhi nafsu makan, dapat juga
menyebabkan kehilangan bahan
makanan karena diare/muntah-muntah
atau mempengaruhi metabolisme
makanan dan banyak cara lain lagi.
Secara umum, defisiensi gizi
sering merupakan awal dari gangguan
sistem kekebalan tubuh. Gizi kurang dan
infeksi, kedua-duanya dapat bermula
dari kemiskinan dan lingkungan yang
tidak sehat dengan sanitasi buruk. Selain
itu juga diketahui bahwa infeksi
menghambat reaksi imunologis yang
normal dengan menghabiskan sumber-
sumber energi.
Gangguan gizi dan infeksi dapat
saling berhubungan sehingga
memberikan prognosis yang lebih
buruk. Infeksi memperburuk taraf gizi
dan sebaliknya, gangguan gizi
memperburuk kemampun anak untuk
mengatasi penyakit infeksi. Kuman-
kuman yang kurang berbahaya bagi
anak-anak dengan gizi baik, bisa
15. menyebabkan kematian pada anak-anak
gizi buruk.
Masalah Yang Sering Muncul Pada
Masa Prasekolah
Anak-anak dikategorikan
sebagai usia 6-12 tahun, dengan
karakteristik pertumbuhan yang relatif
dan dengan sedikit masalah pemberian
makan. Usia anak-anak dimana suka
mencoba mempelajari keterampilan fisik
dan menghabiskan banyak waktu untuk
bermain. Dan waktu lebih banyak
dihabiskan di sekolah sehingga anak-
anak cenderung mulai menyukai dengan
jadwal rutin.
Masalah gizi pada masa ini
antara lain;
(1) Kurang Gizi. Merupakan
permasalahan yang terjadi karena
kurangnya menkonsumsi makanan yang
mengandung energi, protein yang
bermutu tinggi (seperti ikan, telur,
daging) serta mineral terutama kalsium
yang mudah diserap oleh tubuh. Selain
itu gizi kurang dapat pula disebabkan
oleh cacingan yang diderita 50% anak-
anak. Status gizi seseorang dapat dilihat
dari tinggi badan, berat badan, data
biokimia, dan lainya. Gangguan
pertumbuhan pada usia anak-anak ini
terjadi akibat berat badan bayi lahir
rendah (BBLR) dan gizi kurang pada
usia balita. Kekurangan gizi secara
umum ( makanan kurang dalam kualitas
dan kuantitas ) menyebabkan gangguan
pada proses pertumbuhan, produksi
tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan
fungsi otak, serta perilaku.
Jika seseorang mengalami
kekurangan gizi, yang terjadi akibat
asupan gizi di bawah kebutuhan, maka
ia akan lebih rentan terkena penyakit
dan kurang produktif. Untuk itu
dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi
banyak makanan yang banyak
mengandung karbohidrat, protein lemak,
fitamin mineral dan lain sebagainya.
Karena itu, pedoman gizi seimbang
disusun berdasarkan kebutuhan yang
berbeda pada setiap golongan usia,
status kesehatan dan aktivitas fisik.
Untuk membantu setiap orang
memilih makanan dengan jenis dan
jumlah yang tepat, kebutuhan asupan
gizi divisualisasikan dalam bentuk
Tumpeng Gizi Seimbang (TGS), yang
terdiri atas potongan-potongan tumpeng.
Luasnya potongan menunjukkan porsi
yang harus dikonsumsi setiap hari. TGS
dialasi air putih, artinya air putih
merupakan bagian terbesar dari zat gizi
esensial bagi kehidupan untuk hidup
sehat dan aktif.
Pada bagian bawah tumpeng
terdapat prinsip gizi seimbang yang lain,
seperti manjalankan pola hidup bersih,
aktivitas fisik dan olahraga teratur serta
senantiasa menjaga dan memantau berat
badan. Pahami dan Praktikkan pola
16. hidup sehat dengan prinsip Gizi
Seimbang untuk menjaga keadaan gizi
tetap baik, yang akan bermanfaat bagi
kesehatan kita;
(2) Kegemukan atau gizi lebih.
adalah kondisi dimana konsumsi
makanan yang mengandung energi,
protein dan lemak yang melebihi
kebutuhan. Gizi lebih menyebabkan
obesitas yang merupakan kelebihan
energi yang disimpan di dalam jaringan
berupa lemak. Kegemukan merupakan
salah satu risiko dalam terjadi berbagai
penyakit degeneratif, seperti hipertensi
atau tekanan darah tinggi, penyakit-
penyakit diabetes, jantung koroner, hati,
dan kantung empedu.
Mengatasi persoalan kurang dan
kelebihan gizi ini bisa dilakukan dengan
memahami dan mempraktekkan pola
makan bergizi seimbang. Caranya,
konsumsi makanan bergizi dalam jenis
dan jumlah yang sesuai kebutuhan
tubuh, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik
dan kondisi biologis.
Memperhatikan variasi makanan
juga penting, selain menerapkan gaya
hidup sehat seperti olahraga rutin,
mengontrol berat badan, dan menjaga
kebersihan diri. "Berbeda dari prinsip
empat sehat lima semprna, yang hanya
memperhatikan prinsip variasi makanan,
tanpa menyesuaikan dengan kebutuhan
tubuh berdasarkan usia, jenis kelamin,
aktivitas fisik dan kondisi biologis;
(3) Anemia gizi besi. anak yang
mengalami anemia menunjukkan gejala
antara lain pucat, lemah, lelah,
menurunnya kemampuan konsentrasi
belajar. Serta menurunnya antibody
sehingga mudah terserang infeksi atau
penyakit. Penyebab anemia ini adalah
makanan yang dimakan kurang
mengandung zat besi. Akibat
kekurangan sejumlah zat gizi itu, sekitar
10 persen-15 persen anak usia sekolah
menderita anemia.
Untuk mencegah anemia dapat
dilakukan dengan cara mengonsumsi
makanan sumber zat besi, baik dari
sumber hewani maupun nabati. Sumber
hewani contohnya daging, hati, ikan dan
unggas. Sedangkan sumber nabati dapat
diperoleh dari sayuran hijau. Di samping
itu, anemia juga bisa dicegah dengan
cara mengonsumsi suplemen zat besi,
olahraga, tidur yang cukup, dan
mengurangi konsumsi makanan yang
menghambat penyerapan zat besi seperti
kopi dan teh.
Setelah mengonsumi daging
atau sayuran hijau yang banyak
mengandung zat besi, jangan langsung
minum kopi atau teh karena akan
membuat zat besi yang terdapat dalam
makanan tersebut tidak terserap oleh
tubuh;
(4) Kurang vitamin A. Hal ini
menyebabkan kebutaan, mengurangi
daya tahan tubuh sehingga mudah
17. terserang infeksi. Kurang vitamin A atau
yang sering disebut KVA sering
menyebabkan kematian pada anak-anak.
Penyebab KVA di Indonesia
kebanyakan adalah kemiskinan dan
kurangnya penegtahuan tentang gizi.
Untuk peningkatan vitamin A
disarankan untuk mengkonsumsi buah
dan sayur antara lain; buah naga, apel,
anggur, wortel, mangga, sayur bayam,
paprika, kemangi;
Dan (5) Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY). gejala
kekurangan yodium adalah malas dan
lamban. Pada usia anak-anak dapat
menimbulkan kecerdasan (IQ) yang
lebih rendah. Kurangnya konsumsi
makanan yang mengandung yodium
menyebabkan penyakit gondok.
Penanggulangan masalah
kekurangan iodium umumnya memang
dilakukan dengan iodinisasi garam,
yaitu menambahkan kalium iodat,
menjadi garam beriodium. Namun
penggunaan garam beriodium itu kurang
berhasil dan kurang efektif bagi bayi
untuk meniadakan gondokan, kekerdilan
dan keterbelakangan mental. Iklim yang
panas serta lembab dan cara masak
(berbumbu, asam dan panas) yang lazim
di Indonesia dapat menyebabkan
penguapan iodium. Ini tentu saja
mengurangi atau bahkan menghilangkan
kandungan iodium dalam garam.
Demikian pula halnya pada proses
pembuatan briket garam dengan
pembakaran.
Sementara injeksi atau
implantasi minyak beriodium (lipiodol)
masih sulit dilakukan. Meski efektif cara
ini menakutkan dan kurang disukai
orang, dan juga diperlukan petugas
terlatih untuk pelaksanaannya. Telah
menjadi
kesepakatan dunia dalam KTT untuk
Anak di New York tahun 1990,
penanggulangan gangguan akibat
kekurangan iodium di seluruh dunia
harus teratasi tahun 2000. Dengan
demikian selain garam beriodium,
pemasyarakatan pemanfaatan hasil laut
(ikan, udang, cumi, dan rumput laut)
sebagai pangan unggulan perlu lebih
digalakkan.
Hasil penelitian Gurevich
(1995) menunjukkan bahwa konsentrasi
iodium dalam tanaman dapat
ditingkatkan 10 sampai 100 kali atau
lebih pada pemupukan
dengan rumput laut dan limbah industri
ikan. Hasil produksi ternak pun,
seperti daging, susu dan telur, dapat
sangat diperkaya iodium dengan
memberi hewan ternak itu ransum yang
ditambahi iodium atau rumput laut.
Berdasarkan hal itu, Universitas
Udayana bekerja sama dengan beberapa
universitas di Eropa di bawah koordinasi
Prof Dr WA Rambeck dari
Universitas Munich, kini sedang
18. meneliti kiat lain, yaitu meningkatkan
kandungan iodium dalam rantai pangan
melalui pangan asal hewan atau asal
tanaman (daging, telur, beras dan
sayuran) dengan menggunakan rumput
laut sebagai pakan hewan atau pupuk
tanaman.
Dalam upaya menanggulangi
kekurangan iodium ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dan
dilaksanakan. Garam beriodium
sebaiknya digunakan sebagai
garam meja, bukan sebagai garam
dapur. Cara masak bisa saja diubah
tanpa garam. Garam baru dibubuhkan
saat makan. Sebaiknya garam beriodium
juga tidak dibentuk menjadi briket,
karena prosesnya memerlukan
pembakaran. Masyarakat perlu terus-
menerus dianjurkan makan hasil laut.
Rumput laut bagus bagi perkembangan
otak, sehingga ibu hamil atau menyusui
sebaiknya makan agar-agar
sebanyaknya. Kiat lain adalah
memasukkan iodium melalui
rantai-rantai pangan yang berasal dari
hewan dan tanaman;
Hubungan Omega 3 Terhadap
Kecerdasan Dan Kesehatan Anak
Omega 3 (EPA dan DHA)
termasuk asam linolenat berfungsi untuk
pembentukan spingomielin dan
merupakan komponen structural sel
saraf (mielin). EPAberguna untuk
pembentukan membran sel.
Spingomielin dibentuk oleh EPA dan
DHA tadi digunakan untuk membentuk
membrane sel otak dan mielin sel saraf.
Bila EPA dan DHA pada otak cukup
maka sinyal yang disampaikan dari otak
akan diteruskan ke akson dan myelin
akan mempercepat jalannya sinyal yang
disampaikan oleh otak. Pesan yang
disampaikan oleh otak tadi akan
diteruskan oleh neurotransmitter sesuai
dengan perintah otak sehingga
perkembangan gerak motorik tubuh
yang dihasilkan menjadi cepat dan
berkembang dengan baik, sebaliknya
jika EPA dan DHA jumlahnya kurang di
otak maka membran sel mati sehingga
hantaran sinyal yang diteruskan ke
akson tidak lancar akibatnya
neurotransmitter tidak bekerja dan gerak
motorik tubuh menjadi lambat dan
perkembangan motorik pun menjadi
lambat. Neurotransmitter berfungsi
sebagai penyampai pesan dari sel saraf.
Pasokan EPA dan DHA sangat
dibutuhkan terutama pada trimester
terakhir, pasca kelahiran dan masa dini
anak. Kekurangan kedua jenis asam
lemak esensial itu saat lahir berkorelasi
dengan berat badan yang rendah, lingkar
kepala yang kecil dan ukuranplasenta
yang kecil akibatnya perkembangan
sistem saraf pusat dan kemampuan
kognitif di masa selanjutnya turut
19. terpengaruh. Kerangka teori hubungan
omega 3 dengan kecerdasananak.
Gizi amat berperan terhadap
perkembangan otak anak sejak anak dari
minggu ke -4 pembuahan sampai anak
berusiadini. Kebutuhan gizi terdiri dari
kebutuhan zat gizi makro (energi,
protein, lemak) dan kebutuhan zat gizi
mikro (vitamin, meneral). Pengaruh gizi
makro menurut Georgieff dalam Jalal
(2009): (a) Gizi berpengaruh terhadap
struktur anatomi otak yang
mempengaruhi sel syaraf. Dalam hal ini
gizi bekerja melalui proses pembelahan
sel-sel syaraf yang akan menentukan
jumlah dari sel-sel syaraf yang dibentuk
dan melalui pertumbuhan sel-sel syaraf
yang akan menentukan ukuran sel syaraf
menuju terbentuknya sel syaraf dengan
komponennya yang lengkap (dendrit,
akson, dll); (b) Gizi Berpengaruh
terhadap kirnia otak, yaitu pada proses
pembentukan jurmlah atau konsentrasi
neurotransmitter, pernbentukan jumlah
reseptor dan jumlah pengangkutan
neurotransmitter. Zat gizi makro yang
amat diperlukan untuk membantu proses
kimia otak adalah protein dan lemak.
Lebih dari 60% berat otak adalah lemak,
oleh karena itu lemak penting untuk
perkembangan otak. Lemak berperan
dalam pernbentukan myelin, untuk
pembentukan sinaps dan membantu
proses pembentukan neurotransmitter.
Zat gizi yang berperan vital dalam
proses tumbuh kembang sel-sel neuron
otak untuk bekal kecerdasan bayi yang
dilahirkan adalah asam lemak.
Menurui Levitsky dan Strupp
(1984) penelitiannya menerangkan
tentang pengaruh gizi terhadap
kecerdasan serta perkembangan motorik.
Pada penelitiannya terhadap tikus
mengungkapkan bahwa gizi
menyebabkan isolasi diri (functional
isolationism) yaitu mempertahankan
untuk tidak mengeluarkan energi yang
banyak (converse energy) dengan
mengurangi kegiatan interaksi sosial,
aktivitas, perilaku eksploratori,
perhatian dan motivasi. Aplikasi teori ini
kepada manusia adalah bahwa pada
keadaan kurang energi dan protein
(KEP), anak menjadi tidak aktif, pasif
dan tidak mampu berkonsentrasi.
Akibatnya anak dalam melakukan
kegiatan ekplorasi lingkungan fisik di
sekitarnya hanya mampu sebentar saja
dibandingkan dengan anak yang gizi
baik, yang mampu melakukannya dalam
waktu yang lebih lama.
Menurut Kartika,V (2002) anak
dengan status gizi kurang sulit
mengalami peningkatan motorik kasar
dibandingkan dengan anak dengan status
gizi baik. Makanan memegang peranan
penting dalam tumbuh kembang anak,
dimana kebutuhan anak berbeda dengan
orang dewasa, karena makanan bagi
anak dibutuhkan juga untuk
20. pertumbuhan. Menurut suatu hasil
penelitian di Kenyadan Mesir bahwa
asupan makanan pada anak usia 7-13
tahun secara konsisiten berhubungan
dengan kegiatan bermain. Anak yang
mempunyai pola konsurnsi baik lebih
mampu dan lebih aktif bermain. Oleh
sebab itu perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut tentang omega 3 ini
mengingat banyak manfaatnya bagi
tubuh manusia.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa masa
prasekolah adalah waktu puncak seorang
anak dalam pertumbuhannya. Jika tidak
ada yang mendamipingi akan betapa
pentingnya gizi dalam suatu makanan
yang mereka konsumsi untuk kebugaran
jasmani dan kesehatan akan berdampak
fatal pada tumbuh kembang anak
tersebut.
Oleh karena itu lingkungan
keluarga dan sekolah harus
menanamkan betapa pentingnya gizi
dari dini agar kejadian seperti si Arya
dan Rizky tidak terulang lagi.
Selain itu, omega 3 merupakan
asarn lemak tak jenuh ganda yang
mempunyai banyak manfaat untuk
pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan anak. Secara teori selaput
myelin dibentuk oleh lemak (asam
lemak EPA, DHA). Hal ini jika
terlaksana dapat meberikan dukungan
terhadap program pemerintah dibidang
kebugaran jasmani dan kesehatan.
Daftar Rujukan
Abramena. 2016. Arya, Rizki dan
Ancaman Obesitas Anak
Indonesia, (online),
(http://news.liputan6.com/read/2
559287/arya-rizki-dan-
ancaman-obesitas-anak-
indonesia), diakses 20 April
2017.
Asmira, Sutarto. 1980. Ilmu Gizi SGO.
Jakarta: Depdikbud. Rineka
Cipta.
Atmira, Tatang S. Fallah. 2003.
Analisis Situasi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta:
Direktorat Gizi Masyarakat
Depkes.
Baliwati, Y.F. 2004. PengantarPangan
dan Gizi. Bogor: Penebar
Swadaya.
Buckle, K. A. 1987. Ilmu Pangan.
Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Diana, F. M. 2013. Omega 3 dan
Kecerdasan Anak. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 7(2):82-
88.
Efendi, M. 2011. Pengantar Kesehatan
dan Gizi Anak. Malang: FIP
UM.
Gurevitch. M, dkk. 1995. The Crisis of
Public Communications. New
York: Routledge.
Hurlock, E. B. 1999. Psikologi
Perkembangan: Suatu
Pendekatan Sepanjang Ruang
Kehidupan. Edisi 5. Jakarta:
Erlangga.
21. Husain, Adnan, dkk. 2016. A
Comparative Assessment of
Arsenic Risks and the Nutrition
Benefits of Fish Comsumption
in Kuwait: Arsenic Versus
Omega3-Fatty Acids. Arch
Environ Contam Toxicol.
72:108-118.
Jacobs, D. R., dkk. 2009. Food Synergy:
an Operational Concept for
Understanding Nutrition. The
American Journal of Clinical
Nutrition. 89(suppl):1543-1548
Jalal, Fasli. 2009. Pengaruh Gizi dan
Stimulasi Psikososial Terhadap
Pembentukan Kecerdasan Anak
Usia Dini. Makalah Disajikan
dalam Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar Pada FK
Unand. Padang: Unand.
Kartika, V. 2002. Faktor- faktor yang
mempengaruhi kemampuan
motorik Anak Usia 6-13 tahun
dikeluarga miskin dan tidak
miskin. Penelitian Gizi dan
makanan. 25(5):38-48.
Levitsky DA, Strupp BJ (1984).
Functional isolation inrats. In: j.
brozek and b. schurch (eds).
Malnutrition and behaviour:
Critical assessment of key
issues. Nestle Foundation
Lausanne,Switzerland. pp. 411-
420.
Qiu, M., dk. 2015. Nutrition Support can
Bring Survival Benefit To High
Nutrition Risk Gastric Cancer
Patients Who Receive
Chemotherapy. Supprt Care
Cancer. 23:1933-1939.
Razak, A. 2013. Keragaman Jenis Ikan
Laut Sebagai Sumber Gizi
Untuk Kecerdasan Otak.
BioETI. ISBN 978-602-14989-
0-3:158-165.
Septianto, dkk. 2017. Hubungan
Sarapan Pagi Dengan Prestasi
Belajar Anak Usia 7-8 Tahun Di
Sekolah Dasar Negeri Merjosari
02 Kecamatan Lowokwaru
Malang. Nursing News. 2(1):12-
21
Sjahmien Moehji. 2003. Ilmu Gizi 2
Pendanggulangan Gizi Buruk.
Jakarta: Papas Sinar Sinanti.
WHO. 2017. Health Topics: Nutrition,
(online),
(http://www.who.int/topics/nutri
tion/en/), diakses 20 April 2017.
.Wiwik, S. M. 2010. Buku Saku Ilmu
Gizi. Jakarta: Trans Info Media.