SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
POTENSI RISIKO BENCANA ALAM DAN NON ALAM
DI PROVINSI RIAU
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan
Provinsi Riau
oleh :
Purnama Irawansyah, S.Hut, MM
SEKRETARIS BAPPEDALITBANG PROVINSI RIAU
disampaikan pada :
KULIAH KERJA DALAM NEGERI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BENCANA
UNIVERSITAS PERTAHANAN
7 FEBRUARI 2022
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
GAMBARAN UMUM PROVINSI RIAU
ASPEK GEOGRAFI &
DEMOGRAFI
LUAS WILAYAH
109.512,04
km2
PEMERINTAHAN
10
Kabupaten
2
Kota
+
TERDIRI ATAS
169
Kecamatan
1.591desa
+ 282
kelurahan
=
SUNGAI SIAK
Panjang ± 345 Km
Kedalaman 8 – 12 Meter
SUNGAI KAMPAR
Panjang ± 580 Km
Kedalaman ± 6 Meter
SUNGAI ROKAN
Panjang ± 325 Km
Kedalaman 6 – 8 Meter
SUNGAI INDRAGIRI
Panjang ± 645 Km
Kedalaman 6 – 8 Meter
Provinsi Riau memiliki 15 Sungai, diantaranya 4 Sungai Besar
Utara
SUMUT &
MALAKA
Timur
KEPRI &
MALAKA
Selatan
JAMBI &
SUMBAR
Barat
SUMUT &
SUMBAR
Hutan Primer 2,4%
Hutan Sekunder 14,9%
Hutan Tanaman 10,4%
Non Hutan 72,3%
± 2.713 Km
Kawasan Hutan 5,4 juta ha
Wilayah Paling Luas
INDRAGIRI HILIR
1.346.589,47 Ha
atau 14,94%
Dari luas Provinsi Riau
Wilayah Paling Sempit
PEKANBARU
63.340,30 Ha
atau 0,70%
dari luas Provinsi Riau
PENDUDUK
6.394.087
Jiwa
3.276.658
laki-laki +
3.117.429
Perempuan
=
± 4,9 juta ha (KHG)
Minyak & Gas Bumi
Lifting 275 ribu
Barel Per Hari
Kelapa Sawit
3,3 juta ha
Serat Kayu
1,5 juta ha
Sagu
75 ribu ha
Komoditi SDA Unggulan
Kelapa
421 ribu ha
Karet
500 ribu ha
Kopi
5 ribu ha
KABUPATEN KAMPAR
KABUPATEN PELALAWAN
KABUPATEN SIAK
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
KABUPATEN BENGKALIS
KABUPATEN ROKAN HILIR
KABUPATEN ROKAN HULU
KABUPATEN INDRAGIRI HULU
KOTA DUMAI
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
KOTA PEKANBARU
BERBATASAN DENGAN KONDISI GEOGRAFIS
Tutupan Lahan
Garis Pantai
Gambut
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
PERTUMBUHAN PDB NASIONAL DAN PDRB PROVINSI RIAU
PER TRIWULAN TAHUN 2019 - 2021
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
TRIWULAN III-2021
PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU
TRIWULAN III-2021
KONDISI FISIK PROVINSI RIAU
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
TOPOGRAFI TUTAPAN LAHAN
IKLIM
Kondisi topografi daratan Provinsi Riau
terdiri dari wilayah bagian timur yang
didominasi oleh dataran rendah dengan
ketinggian antara (0 – 10 meter dpl), wilayah
bagian tengah merupakan dataran
bergelombang dan wilayah bagian barat yang
merupakan dataran berbukit yang dibentuk
oleh gugusan Bukit Barisan.
Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen,
Provinsi Riau mempunyai tipe iklim Af,
sedangkan menurut Schmidt dan Ferguson
tipe iklim berkisar antara A-B-C, daerah
Provinsi Riau beriklim tropis basah.
Secara geografis Provinsi Riau dilintasi oleh
garis khatulistiwa dan mempunyai dua
musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau.
Tutupan lahan di Provinsi Riau diidentifikasi
berdasarkan data tutupan lahan tahun 2015,
Terdapat 22 jenis tutupan lahan yang terdiri
dari berbagai jenis kawasan hutan,
perkebunan, pertanian, rawa, semak
belukan, lahan kosong, padang rumput,
permukiman, pertambangan, bandara,
tambak, transmigrasi dan tubuh air. Tutupan
lahan dominan di Provinsi Riau berupa
lahan perkebunan yaitu sebesar 48.09%.
KONDISI FISIK PROVINSI RIAU
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
LAHAN GAMBUT MANGROVE
LAHAN KRITIS
Provinsi Riau memiliki lahan gambut yang
terbentuk oleh penimbunan bahan organik
pada lahan yang cenderung tergenang dengan
luas sekitar ± 4,9 juta Ha atau sekitar 54,44%
luas daratan Provinsi Riau, terdiri dari rawa
gambut air tawar dan rawa gambut pasang
surut, yang sebagian besar berada di kawasan
bagian timur. Wilayah dataran rendah ini
menjadi rentan terhadap bencana banjir dan
genangan sebagaimana yang selama ini
berlangsung secara berkala.
Keberadaan lahan terlantar telah
menciptakan lahan kritis di beberapa bagian
wilayah Provinsi Riau. Pembukaan hutan
sekunder untuk keperluan lahan pertanian
dan kebun penduduk telah menyebabkan
terbentuknya lahan-lahan kritis, karena lahan
garapan tersebut tidak dipelihara dengan
baik dan ditinggalkan. Lahan yang
ditinggalkan berubah menjadi semak belukar
dan alang-alang.
Provinsi Riau juga memiliki hutan mangrove
yang terdiri dari hutan mangrove primer
dan sekunder. Pesebaran kawasan hutan
mangrove terdapat di 7 kabupaten dan 1
kota yang berada di wilayah pesisir. Total
luas dari kawasan hutan mangrove adalah
1.914,11 Km2 dimana Kabupaten Indragiri
Hilir memiliki luasan terbesar dan
Kabupaten Siak dengan luasan terkecil.
POTENSI RISIKO BENCANA
DI PROVINSI RIAU
INDEKS RISIKO BENCANA
probalitas spasial,
frekuensi dan
kekuatan (magnitude)
dari fenomena alam
seperti gempa bumi,
banjir, kebakaran
hutan dan lahan, dan
lain-lain
parameter sosial
budaya, ekonomi,
fisik dan lingkungan
Pendekatan tingkat ketahanan
berdasarkan :
1.Perkuatan kebijakan dan
kelembagaan
2.Pengkajian resiko dan
perencanaan terpadu
3.Pengembangan sistem informasi,
diklat dan logistik
4.Penanganan tematik kawasan
resiko bencana
5.Peningkatan efektivitas
pencegahan dan mitigasi bencana
6.Perkuatan kesiapsiagaan dan
Penanganan Darurat Bencana
7.Pengembangan sistem
pemulihan bencana.
Faktor Kerentanan
(Vulnerability)
Faktor Bahaya
(Hazard)
Faktor Kapasitas
(Capacity)
Kapasitas
an
Keren
Ancaman
ana
RisikoBenc
tan


www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
Kemungkinan terjadinya
kerugian yang ditimbulkan
akibat bencana pada suatu
wilayah dalam kurun
waktu tertentu yang dapat
berupa kematian, luka,
sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman,
mengungsi, kerusakan atau
kehilangan harta dan
gangguan kegiatan
masyarakat.
POTENSI RISIKO BENCANA
POTENSI BENCANA PROVINSI RIAU
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
 Potensi bencana alam di Provinsi Riau dapat
diketahui berdasarkan data sejarah kejadian bencana
dan data hasil kajian bencana serta kejadian bencana
yang sedang berlangsung dan tidak tercatat dalam
sejarah kejadian bencana sebelumnya.
 Catatan kejadian bencana bedasarkan DIBI (Data dan
Informasi Bencana Indonesia), diketahui bahwa
wilayah Provinsi Riau memiliki potensi terjadi 6
(enam) jenis bencana, yang tidak tertutup
kemungkinan untuk terjadi lagi. Sedangkan dari hasil
analisis menggunakan pendekatan sistem informasi
geografis (SIG) teridentifikasi adanya potensi jenis
bencana lainnya.
 Potensi bencana yang dapat terjadi di Provinsi Riau,
dan yang membutuhkan penanganan untuk
pengurangan risiko masing-masing bencana serta
menjadi subjek kajian dalam Dokumen Peta Bahaya
dan Kerentanan di Provinsi Riau ini meliputi 12 (dua
belas) jenis bencana.
Tahun Banjir Longsor Abrasi Karhutla Kekeringan
2020 19 5 - 21 -
2019 16 2 - 38 -
2018 15 5 1 27 -
2017 17 4 - 4 -
2016 10 3 1 2 -
2015 9 1 1 1 -
2014 12 3 - 3 -
2013 14 1 - 11 3
2012 2 - - 1 -
2011 7 - - 3 -
Jumlah 121 20 3 111 3
Sejarah Kejadian Bencana di Provinsi RiauTahun 2011 -2020
Sumber : Data Informasi Bencana Indonesia (https://dibi.bnpb.go.id/xdibi)
POTENSI BENCANA PROVINSI RIAU
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
Peta Rawan Bencana Provinsi Riau
Sumber : RTRWP Riau Tahun 2018 -2038
NO JENIS BENCANA
1 Banjir
2 Banjir Bandang
3 Cuaca Ekstrim
4 Gelombang Ekstrem dan Abrasi
5 Gempa Bumi
6 Kebakaran Hutan dan Lahan
7 Kekeringan
8 Tanah Longsor
9 Kegagalan Teknologi
10 Epidemi dan Wabah Penyakit
11 Likuefaksi
12 Pendemi Covid 19
Sumber : Data Informasi Bencana Indonesia (https://dibi.bnpb.go.id/xdibi)
Potensi Bencana di Provinsi Riau
TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA
DI PROVINSI RIAU
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
Parameter – Parameter
 Kemiringan lereng
 Jarak dengan sungai
 Batas wilayah Administrasi
Potensi luas dan tingkat ancaman
bahaya banjir dengan menggunakan
parameter-parameter di atas,
memberikan output besaran potensi
luas dan kelas bahaya di setiap
kabupaten/kota di Provinsi Riau
Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021
Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Bencana Banjir
1. BANJIR
TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA
DI PROVINSI RIAU
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
Parameter – Parameter
 Sungai Besar (DAS di Provinsi Riau)
 Topografi
 Potensi Longsor di Hulu Sungai
Potensi luas dan tingkat ancaman
bahaya Banjir Bandang dengan
menggunakan parameter-parameter di
atas, memberikan output besaran
potensi luas dan kelas bahaya banjir
bandang di setiap kabupaten/kota di
Provinsi Riau
Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021
Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Bencana Banjir Bandang
2. BANJIR BANDANG
TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA
DI PROVINSI RIAU
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
Parameter – Parameter
 Keterbukaan Lahan (Lahan terbuka)
 Kemiringan Lereng
 Curah Hujan
Potensi luas dan tingkat ancaman
bahaya Cuaca Ekstrem dengan
menggunakan parameter-parameter di
atas, memberikan output besaran
potensi luas dan kelas bahaya di setiap
kabupaten/kota di Provinsi Riau
Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021
Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Cuaca Ekstrem
3. CUACA EKSTREM
TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA
DI PROVINSI RIAU
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
Parameter – Parameter
 Tinggi Gelombang
 Arus
 Tipologi Pantai
 Penutup Lahan
 Garis Pantai
Potensi luas dan tingkat ancaman
bahaya Gelombang Ekstrem / Abrasi
dengan menggunakan parameter-
parameter di atas, memberikan output
besaran potensi luas dan kelas bahayadi
setiap kabupaten/kota di Provinsi Riau
Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021
Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Gelombang Ekstrem / Abrasi
4. GELOMBANG EKSTREM / ABRASI
TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA
DI PROVINSI RIAU
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
Parameter – Parameter
 Keterbukaan Lahan (Lahan terbuka)
 Kemiringan Lereng
 Curah Hujan
Potensi luas dan tingkat ancaman
bahaya Gempa Bumi dengan
menggunakan parameter-parameter di
atas, memberikan output besaran
potensi luas dan kelas bahaya di setiap
kabupaten/kota di Provinsi Riau
Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021
Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Gempa Bumi
5. GEMPA BUMI
TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA
DI PROVINSI RIAU
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
Parameter – Parameter
 Tutupan Lahan
 Hotspot (sebaran titik panas)
 Jenis Tanah
 Data Kawasan Hutan
 Izin Pemanfaatan Hutan
Potensi luas dan tingkat ancaman
bahaya Kebakaran Hutan & Lahan
dengan menggunakan parameter-
parameter di atas, memberikan output
besaran potensi luas dan kelas bahayadi
setiap kabupaten/kota di Provinsi Riau
Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021
Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Hutan & Lahan
6. KEBAKARAN HUTAN & LAHAN
TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA
DI PROVINSI RIAU
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
Parameter – Parameter
 Curah Hujan
 Suhu Udara
Potensi luas dan tingkat ancaman
bahaya Kekeringan dengan
menggunakan parameter-parameter di
atas, memberikan output besaran
potensi luas dan kelas bahayadi setiap
kabupaten/kota di Provinsi Riau
Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021
Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Kekeringan
7. KEKERINGAN
TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA
DI PROVINSI RIAU
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
Parameter – Parameter
 Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah
Potensi luas dan tingkat ancaman
bahaya Tanah Longsor dengan
menggunakan parameter-parameter di
atas, memberikan output besaran
potensi luas dan kelas bahaya di setiap
kabupaten/kota di Provinsi Riau
Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021
Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Tanah Longsor
8. TANAH LONGSOR
TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA
DI PROVINSI RIAU
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
Parameter – Parameter
 Batas Wilayah Administrasi
 Sebaran dan Jenis Industri
 Rencana Tata Ruang Wilayah
 Peta Bahaya Gempa Bumi
 Peta Bahaya Tsunami
Potensi luas dan tingkat ancaman
bahaya Kegagalan Teknologi dengan
menggunakan parameter-parameter di
atas, memberikan output besaran
potensi luas dan kelas bahayadi setiap
kabupaten/kota di Provinsi Riau
Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021
Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Kegagalan Teknologi
9. KEGAGALAN TEKNOLOGI
TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA
DI PROVINSI RIAU
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
Parameter – Parameter
 Batas Administrasi
 Jumlah dan Sebaran Penderita DBD
 Sebaran Permukiman
 Penutup Lahan
 Sebaran Kawasan Kumuh
 Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
Potensi luas dan tingkat ancaman
bahaya Epidemi/Wabah Penyakit
dengan menggunakan parameter-
parameter di atas, memberikan output
besaran potensi luas dan kelas bahaya di
setiap kabupaten/kota di Provinsi Riau Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021
Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Epidemi / Wabah Penyakit
10. EPIDEMI / WABAH PENYAKIT
TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA
DI PROVINSI RIAU
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
Parameter – Parameter
 Keterbukaan Lahan (Lahan terbuka)
 Kemiringan Lereng
 Curah Hujan
Potensi luas dan tingkat ancaman
bahaya Likuefaksi dengan
menggunakan parameter-parameter di
atas, memberikan output besaran
potensi luas dan kelas bahaya di setiap
kabupaten/kota di Provinsi Riau
Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021
Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Likuefaksi
11. LIKUEFAKSI
TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA
DI PROVINSI RIAU
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
Parameter – Parameter
 Batas Administrasi
 Sebaran Permukiman Berdasarkan
 Penutup Lahan
 Sebaran Kawasan Kumuh
 Data Kejadian COVID-19
 Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
Potensi luas dan tingkat ancaman
bahaya Pandemi Covid-19 dengan
menggunakan parameter-parameter di
atas, memberikan output besaran
potensi luas dan kelas bahaya di setiap
kabupaten/kota di Provinsi Riau
Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021
Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Pandemi Covid-19
12. PANDEMI COVID-19
REKAPITULASI ANCAMAN BAHAYA BENCANA
DI PROVINSI RIAU
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
No.
Jenis Bencana Bahaya
Luas (Ha) Kelas
1 Banjir 7.142.004 Tinggi
2 Banjir Bandang 139.444 Tinggi
3 Cuaca Ekstrim 7.939.247 Tinggi
4 Gelombang Ekstrim dan Abrasi 41.249 Tinggi
5 Gempa Bumi 8.994.361 Sedang
6 Kebakaran Hutan dan Lahan 8.976.085 Tinggi
7 Kekeringan 8.993.081 Sedang
8 Tanah Longsor 348.486 Sedang
9 Kegagalan Teknologi 15.784 Rendah
10 Epidemi dan Wabah Penyakit 8.940.075 Tinggi
11 Likuefaksi 1.537.212 Sedang
12 Pandemi Covid-19 8.936.782 Tinggi
Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021
HASIL KAJIAN KERENTANAN BENCANA
DI PROVINSI RIAU
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
No.
Jenis Bencana
Kelas Kerentanan
Potensi
Penduduk
Terpapar
Potensi
Kerugian
1 Banjir Tinggi Tinggi
2 Banjir Bandang Tinggi Tinggi
3 Cuaca Ekstrim Tinggi Sedang
4 Gelombang Ekstrim dan
Abrasi
Tinggi Tinggi
5 Gempa Bumi Tinggi Sedang
6 Kebakaran Hutan dan
Lahan
- Rendah
7 Kekeringan Tinggi Rendah
8 Tanah Longsor Tinggi Rendah
9 Kegagalan Teknologi Tinggi -
10 Epidemi dan Wabah
Penyakit
Tinggi -
11 Likuefaksi Tinggi Sedang
12 Pandemi Covid-19 Tinggi -
Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021
KERENTANAN SOSIAL
1. Kepadatan Penduduk
2. Kelompok Rentan
 Rasio Jenis Kelamin
 Rasio Kelompok Umur Rentan
 Rasio Penduduk Miskin
 Rasio Penduduk Cacat
KERENTANAN FISIK
1. Rumah
2. Fasilitas Umum
3. Fasilitas Kritis
KERENTANAN EKONOMI
1. Lahan Produktif
2. PDRB
KERENTANAN LINGKUNGAN
1. Hutan Lindung
2. Hutan Alam
3. Hutan Bakau/Mangrove
4. Semak Belukar
KEBIJAKAN PENANGANAN BENCANA
DI PROVINSI RIAU
Menjadikan kawasan
pesisir dan kelautan
sebagai sumber
perekonomian dengan
pengembangan sektor
perikanan, ekowisata, dan
konservasi secara
terintegrasi
b
Memperluas dan
meningkatkan akses
masyarakat tempatan dan
masyarakat adat terhadap
ruang kelola lahan yang
lebih merata dan
berkeadilan
c
Menerapkan sistem pertanian lestari
dan menjamin ketersediaan dan akses
terhadap sumber daya lahan dan air
secara berkelanjutan berdasarkan
kearifan lokal
d
Pengembangan industri
berbasis sumber daya lokal
dengan tetap memelihara
dan melestarikan adat dan
budaya
e
Menjadikan Provinsi sebagai pusat
perekonomian regional di Kawasan
Selat Malaka dengan pengembangan
konektivitas antar wilayah dengan
integrasi antar sektor, antar
pemangku kepentingan, dan antar
kesatuan ekosistem
a
KEBIJAKAN PENATAAN RUANG
Terwujudnya Ruang yang Produktif, Efisien, Nyaman dan Berkelanjutan untuk menjadikan
Provinsi sebagai Pusat Perekonomian dan Kebudayaan Melayu di Kawasan Selat Malaka
TUJUAN PENATAAN RUANG
Pengembalian fungsi
ekosistem sebagai
penyangga
kehidupan
f
RTRW PROVINSI RIAU TAHUN 2018 - 2038
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
RTRW PROVINSI RIAU TAHUN 2018 - 2038
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
• Mengembangkan kegiatan pertanian dalam
kerangka ketahanan pangan dan peningkatan
ekonomi masyarakat serta ramah lingkungan;
• Meningkatkan produktifitas perkebunan melalui
intensifikasi lahan yang layak ekonomi, layak
sosial, dan ramah lingkungan secara
berkelanjutan;
• Mengembangkan pengusahaan kehutanan secara
lebih selektif, produktif dan berkelanjutan;
• Implementasi kebijakan yang adaptif dan
mitigatif dalam perencanaan tata kelola hutan
dan lahan.
Memperluas dan meningkatkan akses masyarakat
tempatan dan masyarakat adat terhadap ruang kelola
lahan yang lebih merata dan berkeadilan
STRATEGI PENATAAN RUANG DALAM UPAYA UNTUK MENCEGAH RISIKO BENCANA ALAM
• Membangun kelembagaan yang kuat terhadap
perlindungan KHG
• Peningkatan partisipasi stakeholders dalam tata
kelola KHG;
• Pemberdayaan masyarakat di dalam KHG
• Penerapan tata air yang adaptif bagi kawasan
budidaya dan lindung.
Pengembalian fungsi ekosistem sebagai penyangga
kehidupan
RTRW PROVINSI RIAU TAHUN 2018 - 2038
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG
Arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan dalam kurun waktu RTRWP.
PERWUJUDAN POLA RUANG
1.Perwujudan KawasanLindung
Pemantapan Kawasanlindungdilakukanmelalui;
 Evaluasikebijakanpemanfaatan Kawasanlindung;
Evaluasi kebijakan pemanfaatan lahan kawasan lindung dilakukan
melalui:
 Evaluasi kondisi eksisting pemanfaatan lahan kawasan lindung;
 Penyusunan rekomendasi kebijakan pemanfaatan lahan
kawasan lindung tanpa mengganggu fungsi lindung
Pengembangan partisipasimasyarakatdalampengelolaanKawasanlindung;
 Pengelolaan kawasan yang memberikan perlindungan kawasan
bawahannya dilakukan melalui:
 Mencegah timbulnya erosi, bencana banjir, sedimentasi,
danmenjaga fungsi hidrologis tanah di kawasan hutan lindung;
dan
 Memberikan ruang yang cukup bagi resapan air hujan pada
kawasan resapan air untuk keperluan penyediaan kebutuhan
air tanah dan penanggulangan banjir.
2. Perwujudan KawasanBudidaya
Perwujudan kaawasan budidaya terdiri atas:
a. Program pengembangan Kawasan hutan produksi terdiri dari;
 Program pengembangan pemanfaatan Kawasan hutan;
 Program pengembangan penggunaan Kawasan hutan;
 Program pengembangan pada kawasan hutan produksi yang
dapat di konversi (HPK) untuk kegiatan non kehutanan dapat
dilakukan pada areal Outline.
b. Program pengembangan kawasan pertambangan terdiri dari:
 Rehabilitasi lahan pasca tambang; dan
 Penetapan aturan zonasi penambangan rakyat yang diijinkan
agar tidak menimbulkan dampak lingkungan.
RTRW PROVINSI RIAU TAHUN 2018 - 2038
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi terdiri atas indikasi arahan peraturan zonasi, arahan perizinan, arahan pemberian
disentif dan insentif serta arahan sanksi.
Arahan Peraturan Zonasi
 Indikasi arahan peraturan zonasi
kawasan perkebunan besar
Negara/Swasta (PBN/PBS) meliputi:
• Kegiatan perkebunan swasta harus
diupayakan dapat mencegah dan
mengendalikan gangguan lingkungan
seperti bencana alam (banjir dan
longsor), kebakaran dan pencemaran
lingkungan. Pemilik perijinan
PBN/PBS bertanggungjawab
terhadap upaya-upaya untuk
mencegah dan mengendalika
kebakaran lahan dan pencemaran
lingkungan di area konsesinya.
Arahan Perizinan
 Setiap orang yang akan
memanfaatkan ruang wajib
memiliki Izin pemanfaatan
ruang;
Arahan Disentif
 Bentuk disinsentif untuk
wilayah Provinsi meliputi:
• Tidak menerbitkan
perizinan budidaya yang
akan dilakukan di dalam
kawasan yang tidak
sesuai dengan
pemanfaatan ruangnya.
Arahan Sanksi
 Pelanggaran
terhadap Rencana
Tata Ruang Wilayah
Provinsi, akan
dikenakan sanksi
berupa:
 sanksi
administratif;
 sanksi pidana;
dan
 sanksi perdata.
ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG BERTUJUAN SEBAGAI KONTROL AGAR
KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG YANG DILAKUKAN SESUAI DENGAN PEMANFAATANNYA,
SEHINGGA DIHARAPKAN DAPAT MENGURANGI DAMPAK BENCANA YANG TERJADI
Gubernur dan Wakil Gubernur Riau
Masa Jabatan 2019-2024
3 5
4
2
1
MISI PROVINSI RIAU 2019-2024
Terwujudnya Riau yang BERDAYA SAING,
SEJAHTERA, BERMARTABAT
dan UNGGUL di Indonesia (RIAU BERSATU)
VISI PROVINSI RIAU 2019-2024
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
RANCANGAN PERUBAHAN RPJMD PROVINSI RIAU
TAHUN 2019 - 2024
Mewujudkan Sumberdaya
Manusia yang Beriman,
Berkualitas dan Berdaya
Saing Global melalui
Pembangunan Manusia
Seutuhnya
Mewujudkan Pembangunan
Ekonomi yang Inklusif,
Mandiri dan Berdaya Saing
Mewujdukan Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik
dan Pelayanan Publik yang
prima Berbasis Teknologi
Informasi
Mewujudkan Budaya Melayu
sebagai Payung Negeri dan
Mengembangkan Pariwisata yang
Berdaya Saing
Mewujudkan Pembangunan
Infrastruktur Daerah yang
Merata, Berwawasan Lingkungan
dan Berkelanjutan
Misi 1
Mewujudkan Sumberdaya Manusia yang Beriman, Berkualitas dan
Berdaya Saing Global melalui Pembangunan Manusia Seutuhnya
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
RANCANGAN PERUBAHAN RPJMD PROVINSI RIAU
TAHUN 2019 - 2024
STRATEGI:
1. Peningkatan aksesibilitas dan mutu
layanan kesehatan.
2. Pengendalian laju pertumbuhan
penduduk.
3. Peningkatan budaya olahraga
masyarakat dan prestasi olahraga
ARAH KEBIJAKAN:
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan
penanganan krisis kesehatan akibat
bencana dan kejadian luar biasa.
2. Meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan keluarga berencana.
3. Meningkatkan pembinaan,
pengembangan dan pengelolaan
keolahragaan
TUJUAN 1.1:
Meningkatkan Kualitas SDM yang
Berdaya Saing
SASARAN 1.1.2:
Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
PROGRAM:
1. Program Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya
Kesehatan Masyarakat
2. Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
3. Program Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan Minuman
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Kesehatan
5. Program Pembinaan Keluarga Berencana (Kb)
6. Program Pengendalian Penduduk
7. Program Pengembangan Daya Saing Keolahragaan
1
Misi 2
Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Daerah yang Merata,
Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
RANCANGAN PERUBAHAN RPJMD PROVINSI RIAU
TAHUN 2019 - 2024
STRATEGI:
Peningkatan konservasi sumber daya alam
dan keanekaragaman hayati
ARAH KEBIJAKAN:
1. Meningkatkan pengendalian terhadap
pencemaran lingkungan.
2. Meningkatkan konservasi sumber daya
alam dan keanekaragaman hayati.
3. Meningkatkan pemeliharaan dan
pemanfaatan keanekaragaman hayati
(KEHATI) secara berkelanjutan
TUJUAN 2.2:
Mewujudkan pembangunan yang
berwawasan lingkungan
SASARAN 2.2.1:
Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
PROGRAM:
1. Program Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan
Lingkungan Hidup
2. Program Pengendalian Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Dan
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (Limbah B3)
3. Program Pembinaan Dan Pengawasan Terhadap Izin Lingkungan
Dan Izin Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
4. Program Pengakuan Keberadaan Masyarakat Hukum Adat (MHA),
Kearifan Lokal Dan Hak MHA Yang Terkait dengan PPLH
5. Program Penghargaan Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat
6. Program Pendidikan Dan Pelatihan, Penyuluhan dan
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kehutanan
7. Program Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya
8. Program Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (Kehati)
9. Program Penanganan Pengaduan Lingkungan Hidup
10. Program Peningkatan Pendidikan, Pelatihan Dan Penyuluhan
Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat
11. Program Penanggulangan Bencana
STRATEGI:
Peningkatan mitigasi terhadap dampak
perubahan iklim
ARAH KEBIJAKAN:
1. Menurunkan emisi gas rumah kaca di
Provinsi Riau
2. Memulikhan kawasan yang sudah
dalam kondisi kritis
(terdegredasi/tercemar) yang
terlantar secara terkoordinasi
SASARAN 2.2.2:
Menurunnya emisi gas rumah kaca
PROGRAM:
1. Program Pengelolaan Hutan
2. Program Pengelolaan Persampahan
3. Program Pengelolaan Kelautan, Pesisir dan Pulau-
pulau Kecil
4. Program Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
5. Program Pengelolaan Energi Terbarukan
Misi 3
Mewujudkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri dan
Berdaya Saing
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
RANCANGAN PERUBAHAN RPJMD PROVINSI RIAU
TAHUN 2019 - 2024
STRATEGI:
1. Peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat
miskin
2. Peningkatan kapasitas kelembagaan ekonomi
masyarakat desa
3. Peningkatan akses masyarakat terhadap lapangan kerja
4. Peningkatan kewirausahaan pemuda
ARAH KEBIJAKAN:
1. Menjamin pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat
miskin
2. Meningkatkan kapasitas kemampuan PSKS
3. Meningkatkan peran lembaga ekonomi pedesaan
4. Meningkatkan keterampilan, kompetensi dan
produktivitas tenaga kerja
5. Meningkatkan perluasan kesempatan tenaga kerja dan
penempatan tenaga kerja
6. Meningkatkan perlindungan dan pengawasan tenaga kerja
7. Meningkatkan kompetensi wirausaha muda
TUJUAN 3.1:
Mewujudkan Perekonomian yang
Mandiri Dan Berdaya Saing
SASARAN 3.1.4:
Menurunnya Angka Kemiskinan dan Pengangguran
PROGRAM:
1. Program Pemberdayaan Sosial
2. Program Rehabilitasi Sosial
3. Program Perlindungan Dan Jaminan Sosial
4. Program Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan, Lembaga Adat Dan Masyarakat Hukum Adat
5. Program Pelayanan Izin Usaha Simpan Pinjam
6. Program Pendidikan Dan Latihan Perkoperasian
7. Program Pemberdayaan Usaha Menengah, Usaha Kecil, Dan Usaha Mikro (Umkm)
8. Program Pemberdayaan Dan Perlindungan Koperasi
9. Program Pengawasan Dan Pemeriksaan Koperasi
10. Program Pengembangan UMKM
11. Program Penilaian Kesehatan Ksp/Usp Koperasi
12. Program Pelatihan Kerja Dan Produktivitas Tenaga Kerja
13. Program Penempatan Tenaga Kerja
14. Program Hubungan Industrial
15. Program Pengawasan Ketenagakerjaan
16. Program Perencanaan Kawasan Transmigrasi
17. Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi
18. Program Pengembangan Kawasan Transmigrasi
19. Program Pengembangan Kapasitas Daya Saing Kepemudaan
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
RIAU HIJAU
(Peraturan Gubernur Riau Nomor 9 Tahun 2021, diintegrasikan dalam
Perubahan RPJMD Provinsi Riau Tahun 2019 - 2024)
Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Riau Menuju Pembangunan Berkelanjutan
Pemerintah
Bidang Kehutanan, Lahan, Gambut dan Blue Carbon
PENDEKATAN
Bidang Pertanian
Bidang Pengelolaan Limbah
Bidang Energi, Transportasi dan Industri
Perguruan Tinggi
Swasta
CSO dan Filantropi
Media
KETERLIBATAN PARA PIHAK
RENCANA AKSI- RIAU HIJAU
MENINGKATKAN PENGENDALIAN
KERUSAKAN DAN PENCEMARAN
LINGKUNGAN HIDUP
 Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan
 Pengawasan dan pengendalian pengelolaan limbah
 Pembangunan Kawasan Pengumpul Limbah B3
Terpadu
 Peningkatan pelayanan Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA) regional dengan sistem Sanitary Landfill
 Peningkatan Vegetasi Tutupan Lahan
 Penanganan Abrasi
 Penanaman dan Rehabilitasi Mangrove
MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM
 Integrasi Riau Hijau ke dalam peninjauan kembali RTRW Provinsi Riau
 Perubahan orientasi pemanfaatan kawasan hutan ke arah Restorasi Ekosistem
 Penerapan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) bagi Pemegang Izin dan Pemilik Hutan Hak
 Penerapan sertifikasi ISPO pada perkebunan besar dan perkebunan rakyat
 Fasilitasi pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan untuk masyarakat (PS, TORA dan kerjasama
kemitraan)
 Pemetaan Hutan Adat
 Gerakan peningkatan pemanfaatan Jerami
 Pengolahaan Limbah Ternak untuk Pupuk dan Biogas
 Peningkatan Produksi Beras Premium/Organik
 Peningkatan kesadaran ekologis pada usia sekolah
MENINGKATKAN BAURAN
ENERGI DARI SUMBER DAYA
ENERGI TERBARUKAN
 Mendorong pengembangan energi
terbarukan (EBT) baik lingkup
perkantoran Pemerintah Provinsi Riau
maupun industri
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
PEMBENTUKAN KPH
(Kesatuan Pengelolaan Hutan)
KABUPATEN KAMPAR
KABUPATEN PELALAWAN
KABUPATEN SIAK
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
KABUPATEN ROKAN HILIR
KABUPATEN ROKAN HULU
KABUPATEN INDRAGIRI HULU
KABUPATEN BENGKALIS
KOTA DUMAI
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
KOTA PEKANBARU
KPH ROKAN
(Kab Rohul, Rohil dan Bengkalis)
KPH BAGAN SIAPI API
(Kab Rokan Hilir dan Kota Dumai)
KPH BENGKALIS PULAU
(Kab Bengkalis)
KPH SULIGI - BATU GAJAH
(Kab Rohul dan Kampar)
KPH SINGINGI
(Kab Kuansing)
KPH TEBING TINGGI
(Kab Kepulauan Meranti)
KPH INDRAGIRI
(Kab Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir)
KPH KAMPAR KIRI
(Kab Kampar)
KPH MANDAH
(Kab Indragiri Hilir)
KPH MANDAU
(Kab Bengkalis, Siak)
KPH MINAS – TAHURA
(Kab Siak)
KPH SOREK
(Kab Pelalawan dan Kuansing)
KPH TASIK BESAR SERKAP
(Kab Siak dan Pelalawan)
SEBARAN WILAYAH KERJA KPH
DALAM PENANGANAN DESA RAWAN KARHUTLA
Desa Rawan Kebakaran
 Dibentuk Berdasarkan
Peraturan Gubernur Riau
Nomor 76 Tahun 2017
tentang Pembentukan
Unit Pelaksana Teknis
pada Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan
Provinsi Riau.
 Bertujuan juga sebagai
unit tingkat tapak dalam
pengelolaan hutan yang
juga dapat sebagai
penggerak masyarakat
untuk menjaga hutan
dari Karhutla.
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
PERDA NO. 9 TAHUN 2017
TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA ALAM
Pasal 43
Penyelenggaraan penanggulangan bencana
alam pada saat tanggap darurat dilakukan
melalui beberapa kegiatan, meliputi:
a. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap
lokasi, kerusakan, kerugian dan
sumberdaya;
b. penentuan status keadaan darurat bencana;
c. pencarian, penyelamatan dan evakuasi
masyarakat yang terkena bencana;
d. pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban
bencana sesuai standar pelayanan minimal;
e. perlindungan terhadap korban yang
tergolong kelompok rentan; dan
f. pemulihan dini prasarana dan sarana vital.
Point
Penting
PENANGANAN BENCANA
ALAM DAN NON ALAM DI PROVINSI RIAU
TAHUN 2021
PENANGANAN BENCANA PROVINSI RIAU
TAHUN 2021
Luas Areal Karhutla Tahun 2021  1.410,08 Ha
 Areal terbesar berada di Kabupaten Bengkalis (418,67 Ha), Kota Dumai (174,24 Ha), Kabupaten Indragiri Hilir (164,50 Ha), dan Kabupaten
Rokan Hilir (153,20 Ha);
 Kejadian Karhutla terutama di Bulan Februari – Maret dan Juli – Oktober;
 Terjadi penurunan luasan lahan terbakar sebanyak 9,19% (1.603,95 ha tahun 2020 menjadi 1.410,08 ha tahun 2021) dengan jumlah hotspot
sebanyak 2.775 titik dan indeks standar pencemaran udara (ispu) dalam kategori baik hingga sedang (tidak pernah kategori tidak sehat
hingga berbahaya) selama tahun 2021.
 Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau Tahun 2021 sesuai SK Gubri No. 212/II/2021 tanggal 15
Februari 2021, berlaku 15 Februari – 31 Oktober 2021.
 Gubernur Riau telah memberikan himbauan kepada Bupati/Walikota terkait Peningkatan Antisipasi Bencana melalui Surat Gubernur Riau
Nomor. 360/BPBD/331 Tanggal 08 Februari 2021.
Kejadian Banjir di tahun 2021 terjadi di 63 desa/kelurahan, yaitu:
 Kota Pekanbaru (28 kelurahan), Kota Dumai (7 kelurahan), Kabupaten Indragiri Hilir (15 desa), Kabupaten Indragiri Hulu (11 desa),
Kabupaten Pelalawan (1 desa), Kabupaten Kampar (11 desa), Kabupaten Siak (15 desa) dan Kabupaten Bengkalis (2 desa);
 Kejadian Banjir tahun 2021 lebih rendah dibandingkan tahun 2020, yang terjadi di 100 desa/kelurahan (Kabupaten Bengkalis,
Pelalawan, Kampar, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir);
 Penetapan Status Siaga Darurat Penanggulangan Bencana Banjir dan Tanah Longsor Provinsi Riau Tahun 2021 sesuai SK Gubri No.
Kpts. 1275/XII/2021 tanggal 1 Desember 2021, berlaku 31 hari mulai 1 – 31 Desember 2021.
Kejadian Longsor di tahun 2021 terjadi di 4 desa, yaitu:
 Kabupaten Indragiri Hilir (1 desa) dan Kabupaten Kampar (3 desa);
 Kejadian Longsor tahun 2021 lebih rendah dibandingkan tahun 2020, yang terjadi di 11 desa (Kabupaten Kampar dan Indragiri
Hilir).
Kejadian Angin Puting Beliung di tahun 2021 terjadi di 16 desa, yaitu:
 Kabupaten Kampar (5 desa), Kabupaten Bengkalis (3 desa), dan Kabupaten Rokan Hulu (8 desa).
KARHUTLA
BANJIR
LONGSOR
ANGIN PUTING BELIUNG
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
PENANGANAN COVID-19
TAHUN 2021
KARHUTLA
www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
Capaian Vaksinasi Covid-19 Provinsi Riau
Data per Tanggal 4 Februari 2022 Pukul 18.00
BIDANG KESEHATAN
• Dukungan Vaksinasi
• Insentif tenaga kesehatan daerah dalam
penanganan Covid-19
• Belanja Kesehatan Lainnya dan Kegiatan
Prioritas yang ditetapkan Pemerintah Pusat
PENANGANAN DAMPAK /
DUKUNGAN EKONOMI
• Pemberdayaan UMKM
• Subsidi Pertanian
• Dukungan Ekonomi
SOCIAL SAFETY NET / JARING
PENGAMAN SOSIAL
• Bantuan Sosial
• Tambahan Makanan
• Perlindungan Sosial Lainnya
TERIMAKASIH
Disusun Oleh:
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN PROVINSI RIAU
Jl. Gajah Mada No. 200 Pekanbaru
http://bappeda.riau.go.id
www.bappeda.riau.go.id
Bappedalitbang Provinsi Riau
bappedalitbangprovinsiriau

More Related Content

Similar to Paparan Bappedalitbang Prov Riau - Potensi Risiko Bencana Provinsi Riau - 07022022.pptx

Rencana Strategis
Rencana StrategisRencana Strategis
Rencana Strategisbinaprogram
 
1496b_ceramah_1_-_karakter_indonesia.pptx
1496b_ceramah_1_-_karakter_indonesia.pptx1496b_ceramah_1_-_karakter_indonesia.pptx
1496b_ceramah_1_-_karakter_indonesia.pptxmeizajolanda3
 
KELOMPOK 1 _KAJIAN RISIKO BANJIR_7A.pptx
KELOMPOK 1 _KAJIAN RISIKO BANJIR_7A.pptxKELOMPOK 1 _KAJIAN RISIKO BANJIR_7A.pptx
KELOMPOK 1 _KAJIAN RISIKO BANJIR_7A.pptxAsirahCollection
 
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif Summary
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif SummaryDIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif Summary
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif SummaryDianora Didi
 
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Fitri Indra Wardhono
 
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesai
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesaiLaporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesai
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesaiRegister Undip
 
PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERKE...
PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERKE...PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERKE...
PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERKE...CIFOR-ICRAF
 
Mitigasi bencana
Mitigasi bencanaMitigasi bencana
Mitigasi bencanaTri Hidayat
 
Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5
Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5
Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5BappedaLampungUtara
 
Presentasi Banjir Riau
Presentasi Banjir RiauPresentasi Banjir Riau
Presentasi Banjir RiauPeople Power
 
FGD II dan III KLHS OSS Tanimbar.pdf
FGD II dan III KLHS OSS Tanimbar.pdfFGD II dan III KLHS OSS Tanimbar.pdf
FGD II dan III KLHS OSS Tanimbar.pdfdatadasar2021
 
Arah Kebijakan Penataan Ruang (Dana Is)-rev05.pdf
Arah Kebijakan Penataan Ruang (Dana Is)-rev05.pdfArah Kebijakan Penataan Ruang (Dana Is)-rev05.pdf
Arah Kebijakan Penataan Ruang (Dana Is)-rev05.pdfNurhadiYanto2
 
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut
Laporan mitigasi bencana pesisir dan lautLaporan mitigasi bencana pesisir dan laut
Laporan mitigasi bencana pesisir dan lautRegister Undip
 
Percepatan pembangunan di kaltara
Percepatan pembangunan di kaltaraPercepatan pembangunan di kaltara
Percepatan pembangunan di kaltaraDr. Zar Rdj
 
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Pasuruan
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota PasuruanSlum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Pasuruan
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota PasuruanBagus ardian
 
Paparan TKPSDA 22 Sept '22.pptx
Paparan TKPSDA 22 Sept '22.pptxPaparan TKPSDA 22 Sept '22.pptx
Paparan TKPSDA 22 Sept '22.pptxAgistaAristiaArini
 
Bahan kuliah mpdt ugm
Bahan kuliah mpdt ugmBahan kuliah mpdt ugm
Bahan kuliah mpdt ugmGaluh Insani
 

Similar to Paparan Bappedalitbang Prov Riau - Potensi Risiko Bencana Provinsi Riau - 07022022.pptx (20)

REVIEW RENCANA INI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KARANGANYAR
REVIEW RENCANA INI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KARANGANYARREVIEW RENCANA INI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KARANGANYAR
REVIEW RENCANA INI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KARANGANYAR
 
Rencana Strategis
Rencana StrategisRencana Strategis
Rencana Strategis
 
1496b_ceramah_1_-_karakter_indonesia.pptx
1496b_ceramah_1_-_karakter_indonesia.pptx1496b_ceramah_1_-_karakter_indonesia.pptx
1496b_ceramah_1_-_karakter_indonesia.pptx
 
KELOMPOK 1 _KAJIAN RISIKO BANJIR_7A.pptx
KELOMPOK 1 _KAJIAN RISIKO BANJIR_7A.pptxKELOMPOK 1 _KAJIAN RISIKO BANJIR_7A.pptx
KELOMPOK 1 _KAJIAN RISIKO BANJIR_7A.pptx
 
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif Summary
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif SummaryDIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif Summary
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif Summary
 
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
 
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesai
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesaiLaporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesai
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut selesai
 
Pembentukan DOB Cianjur Selatan
Pembentukan DOB Cianjur SelatanPembentukan DOB Cianjur Selatan
Pembentukan DOB Cianjur Selatan
 
Paparan Rakor IKPLHD.pptx
Paparan Rakor IKPLHD.pptxPaparan Rakor IKPLHD.pptx
Paparan Rakor IKPLHD.pptx
 
PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERKE...
PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERKE...PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERKE...
PENATAAN RUANG SEBAGAI ARAH KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG BERKE...
 
Mitigasi bencana
Mitigasi bencanaMitigasi bencana
Mitigasi bencana
 
Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5
Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5
Bappeda kawasan peruntukan industri dalam rtrw provinsi lampung 5
 
Presentasi Banjir Riau
Presentasi Banjir RiauPresentasi Banjir Riau
Presentasi Banjir Riau
 
FGD II dan III KLHS OSS Tanimbar.pdf
FGD II dan III KLHS OSS Tanimbar.pdfFGD II dan III KLHS OSS Tanimbar.pdf
FGD II dan III KLHS OSS Tanimbar.pdf
 
Arah Kebijakan Penataan Ruang (Dana Is)-rev05.pdf
Arah Kebijakan Penataan Ruang (Dana Is)-rev05.pdfArah Kebijakan Penataan Ruang (Dana Is)-rev05.pdf
Arah Kebijakan Penataan Ruang (Dana Is)-rev05.pdf
 
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut
Laporan mitigasi bencana pesisir dan lautLaporan mitigasi bencana pesisir dan laut
Laporan mitigasi bencana pesisir dan laut
 
Percepatan pembangunan di kaltara
Percepatan pembangunan di kaltaraPercepatan pembangunan di kaltara
Percepatan pembangunan di kaltara
 
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Pasuruan
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota PasuruanSlum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Pasuruan
Slum Improvement Action Plan (SIAP) NUSP2 Kota Pasuruan
 
Paparan TKPSDA 22 Sept '22.pptx
Paparan TKPSDA 22 Sept '22.pptxPaparan TKPSDA 22 Sept '22.pptx
Paparan TKPSDA 22 Sept '22.pptx
 
Bahan kuliah mpdt ugm
Bahan kuliah mpdt ugmBahan kuliah mpdt ugm
Bahan kuliah mpdt ugm
 

Paparan Bappedalitbang Prov Riau - Potensi Risiko Bencana Provinsi Riau - 07022022.pptx

  • 1. POTENSI RISIKO BENCANA ALAM DAN NON ALAM DI PROVINSI RIAU Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau oleh : Purnama Irawansyah, S.Hut, MM SEKRETARIS BAPPEDALITBANG PROVINSI RIAU disampaikan pada : KULIAH KERJA DALAM NEGERI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BENCANA UNIVERSITAS PERTAHANAN 7 FEBRUARI 2022
  • 2. www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau GAMBARAN UMUM PROVINSI RIAU ASPEK GEOGRAFI & DEMOGRAFI LUAS WILAYAH 109.512,04 km2 PEMERINTAHAN 10 Kabupaten 2 Kota + TERDIRI ATAS 169 Kecamatan 1.591desa + 282 kelurahan = SUNGAI SIAK Panjang ± 345 Km Kedalaman 8 – 12 Meter SUNGAI KAMPAR Panjang ± 580 Km Kedalaman ± 6 Meter SUNGAI ROKAN Panjang ± 325 Km Kedalaman 6 – 8 Meter SUNGAI INDRAGIRI Panjang ± 645 Km Kedalaman 6 – 8 Meter Provinsi Riau memiliki 15 Sungai, diantaranya 4 Sungai Besar Utara SUMUT & MALAKA Timur KEPRI & MALAKA Selatan JAMBI & SUMBAR Barat SUMUT & SUMBAR Hutan Primer 2,4% Hutan Sekunder 14,9% Hutan Tanaman 10,4% Non Hutan 72,3% ± 2.713 Km Kawasan Hutan 5,4 juta ha Wilayah Paling Luas INDRAGIRI HILIR 1.346.589,47 Ha atau 14,94% Dari luas Provinsi Riau Wilayah Paling Sempit PEKANBARU 63.340,30 Ha atau 0,70% dari luas Provinsi Riau PENDUDUK 6.394.087 Jiwa 3.276.658 laki-laki + 3.117.429 Perempuan = ± 4,9 juta ha (KHG) Minyak & Gas Bumi Lifting 275 ribu Barel Per Hari Kelapa Sawit 3,3 juta ha Serat Kayu 1,5 juta ha Sagu 75 ribu ha Komoditi SDA Unggulan Kelapa 421 ribu ha Karet 500 ribu ha Kopi 5 ribu ha KABUPATEN KAMPAR KABUPATEN PELALAWAN KABUPATEN SIAK KABUPATEN INDRAGIRI HILIR KABUPATEN BENGKALIS KABUPATEN ROKAN HILIR KABUPATEN ROKAN HULU KABUPATEN INDRAGIRI HULU KOTA DUMAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KOTA PEKANBARU BERBATASAN DENGAN KONDISI GEOGRAFIS Tutupan Lahan Garis Pantai Gambut
  • 3. www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau PERTUMBUHAN PDB NASIONAL DAN PDRB PROVINSI RIAU PER TRIWULAN TAHUN 2019 - 2021 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN III-2021 PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TRIWULAN III-2021
  • 4. KONDISI FISIK PROVINSI RIAU www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau TOPOGRAFI TUTAPAN LAHAN IKLIM Kondisi topografi daratan Provinsi Riau terdiri dari wilayah bagian timur yang didominasi oleh dataran rendah dengan ketinggian antara (0 – 10 meter dpl), wilayah bagian tengah merupakan dataran bergelombang dan wilayah bagian barat yang merupakan dataran berbukit yang dibentuk oleh gugusan Bukit Barisan. Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen, Provinsi Riau mempunyai tipe iklim Af, sedangkan menurut Schmidt dan Ferguson tipe iklim berkisar antara A-B-C, daerah Provinsi Riau beriklim tropis basah. Secara geografis Provinsi Riau dilintasi oleh garis khatulistiwa dan mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Tutupan lahan di Provinsi Riau diidentifikasi berdasarkan data tutupan lahan tahun 2015, Terdapat 22 jenis tutupan lahan yang terdiri dari berbagai jenis kawasan hutan, perkebunan, pertanian, rawa, semak belukan, lahan kosong, padang rumput, permukiman, pertambangan, bandara, tambak, transmigrasi dan tubuh air. Tutupan lahan dominan di Provinsi Riau berupa lahan perkebunan yaitu sebesar 48.09%.
  • 5. KONDISI FISIK PROVINSI RIAU www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau LAHAN GAMBUT MANGROVE LAHAN KRITIS Provinsi Riau memiliki lahan gambut yang terbentuk oleh penimbunan bahan organik pada lahan yang cenderung tergenang dengan luas sekitar ± 4,9 juta Ha atau sekitar 54,44% luas daratan Provinsi Riau, terdiri dari rawa gambut air tawar dan rawa gambut pasang surut, yang sebagian besar berada di kawasan bagian timur. Wilayah dataran rendah ini menjadi rentan terhadap bencana banjir dan genangan sebagaimana yang selama ini berlangsung secara berkala. Keberadaan lahan terlantar telah menciptakan lahan kritis di beberapa bagian wilayah Provinsi Riau. Pembukaan hutan sekunder untuk keperluan lahan pertanian dan kebun penduduk telah menyebabkan terbentuknya lahan-lahan kritis, karena lahan garapan tersebut tidak dipelihara dengan baik dan ditinggalkan. Lahan yang ditinggalkan berubah menjadi semak belukar dan alang-alang. Provinsi Riau juga memiliki hutan mangrove yang terdiri dari hutan mangrove primer dan sekunder. Pesebaran kawasan hutan mangrove terdapat di 7 kabupaten dan 1 kota yang berada di wilayah pesisir. Total luas dari kawasan hutan mangrove adalah 1.914,11 Km2 dimana Kabupaten Indragiri Hilir memiliki luasan terbesar dan Kabupaten Siak dengan luasan terkecil.
  • 7. INDEKS RISIKO BENCANA probalitas spasial, frekuensi dan kekuatan (magnitude) dari fenomena alam seperti gempa bumi, banjir, kebakaran hutan dan lahan, dan lain-lain parameter sosial budaya, ekonomi, fisik dan lingkungan Pendekatan tingkat ketahanan berdasarkan : 1.Perkuatan kebijakan dan kelembagaan 2.Pengkajian resiko dan perencanaan terpadu 3.Pengembangan sistem informasi, diklat dan logistik 4.Penanganan tematik kawasan resiko bencana 5.Peningkatan efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana 6.Perkuatan kesiapsiagaan dan Penanganan Darurat Bencana 7.Pengembangan sistem pemulihan bencana. Faktor Kerentanan (Vulnerability) Faktor Bahaya (Hazard) Faktor Kapasitas (Capacity) Kapasitas an Keren Ancaman ana RisikoBenc tan   www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau Kemungkinan terjadinya kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat. POTENSI RISIKO BENCANA
  • 8. POTENSI BENCANA PROVINSI RIAU www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau  Potensi bencana alam di Provinsi Riau dapat diketahui berdasarkan data sejarah kejadian bencana dan data hasil kajian bencana serta kejadian bencana yang sedang berlangsung dan tidak tercatat dalam sejarah kejadian bencana sebelumnya.  Catatan kejadian bencana bedasarkan DIBI (Data dan Informasi Bencana Indonesia), diketahui bahwa wilayah Provinsi Riau memiliki potensi terjadi 6 (enam) jenis bencana, yang tidak tertutup kemungkinan untuk terjadi lagi. Sedangkan dari hasil analisis menggunakan pendekatan sistem informasi geografis (SIG) teridentifikasi adanya potensi jenis bencana lainnya.  Potensi bencana yang dapat terjadi di Provinsi Riau, dan yang membutuhkan penanganan untuk pengurangan risiko masing-masing bencana serta menjadi subjek kajian dalam Dokumen Peta Bahaya dan Kerentanan di Provinsi Riau ini meliputi 12 (dua belas) jenis bencana. Tahun Banjir Longsor Abrasi Karhutla Kekeringan 2020 19 5 - 21 - 2019 16 2 - 38 - 2018 15 5 1 27 - 2017 17 4 - 4 - 2016 10 3 1 2 - 2015 9 1 1 1 - 2014 12 3 - 3 - 2013 14 1 - 11 3 2012 2 - - 1 - 2011 7 - - 3 - Jumlah 121 20 3 111 3 Sejarah Kejadian Bencana di Provinsi RiauTahun 2011 -2020 Sumber : Data Informasi Bencana Indonesia (https://dibi.bnpb.go.id/xdibi)
  • 9. POTENSI BENCANA PROVINSI RIAU www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau Peta Rawan Bencana Provinsi Riau Sumber : RTRWP Riau Tahun 2018 -2038 NO JENIS BENCANA 1 Banjir 2 Banjir Bandang 3 Cuaca Ekstrim 4 Gelombang Ekstrem dan Abrasi 5 Gempa Bumi 6 Kebakaran Hutan dan Lahan 7 Kekeringan 8 Tanah Longsor 9 Kegagalan Teknologi 10 Epidemi dan Wabah Penyakit 11 Likuefaksi 12 Pendemi Covid 19 Sumber : Data Informasi Bencana Indonesia (https://dibi.bnpb.go.id/xdibi) Potensi Bencana di Provinsi Riau
  • 10. TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA DI PROVINSI RIAU www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau Parameter – Parameter  Kemiringan lereng  Jarak dengan sungai  Batas wilayah Administrasi Potensi luas dan tingkat ancaman bahaya banjir dengan menggunakan parameter-parameter di atas, memberikan output besaran potensi luas dan kelas bahaya di setiap kabupaten/kota di Provinsi Riau Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021 Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Bencana Banjir 1. BANJIR
  • 11. TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA DI PROVINSI RIAU www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau Parameter – Parameter  Sungai Besar (DAS di Provinsi Riau)  Topografi  Potensi Longsor di Hulu Sungai Potensi luas dan tingkat ancaman bahaya Banjir Bandang dengan menggunakan parameter-parameter di atas, memberikan output besaran potensi luas dan kelas bahaya banjir bandang di setiap kabupaten/kota di Provinsi Riau Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021 Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Bencana Banjir Bandang 2. BANJIR BANDANG
  • 12. TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA DI PROVINSI RIAU www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau Parameter – Parameter  Keterbukaan Lahan (Lahan terbuka)  Kemiringan Lereng  Curah Hujan Potensi luas dan tingkat ancaman bahaya Cuaca Ekstrem dengan menggunakan parameter-parameter di atas, memberikan output besaran potensi luas dan kelas bahaya di setiap kabupaten/kota di Provinsi Riau Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021 Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Cuaca Ekstrem 3. CUACA EKSTREM
  • 13. TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA DI PROVINSI RIAU www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau Parameter – Parameter  Tinggi Gelombang  Arus  Tipologi Pantai  Penutup Lahan  Garis Pantai Potensi luas dan tingkat ancaman bahaya Gelombang Ekstrem / Abrasi dengan menggunakan parameter- parameter di atas, memberikan output besaran potensi luas dan kelas bahayadi setiap kabupaten/kota di Provinsi Riau Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021 Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Gelombang Ekstrem / Abrasi 4. GELOMBANG EKSTREM / ABRASI
  • 14. TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA DI PROVINSI RIAU www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau Parameter – Parameter  Keterbukaan Lahan (Lahan terbuka)  Kemiringan Lereng  Curah Hujan Potensi luas dan tingkat ancaman bahaya Gempa Bumi dengan menggunakan parameter-parameter di atas, memberikan output besaran potensi luas dan kelas bahaya di setiap kabupaten/kota di Provinsi Riau Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021 Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Gempa Bumi 5. GEMPA BUMI
  • 15. TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA DI PROVINSI RIAU www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau Parameter – Parameter  Tutupan Lahan  Hotspot (sebaran titik panas)  Jenis Tanah  Data Kawasan Hutan  Izin Pemanfaatan Hutan Potensi luas dan tingkat ancaman bahaya Kebakaran Hutan & Lahan dengan menggunakan parameter- parameter di atas, memberikan output besaran potensi luas dan kelas bahayadi setiap kabupaten/kota di Provinsi Riau Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021 Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Hutan & Lahan 6. KEBAKARAN HUTAN & LAHAN
  • 16. TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA DI PROVINSI RIAU www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau Parameter – Parameter  Curah Hujan  Suhu Udara Potensi luas dan tingkat ancaman bahaya Kekeringan dengan menggunakan parameter-parameter di atas, memberikan output besaran potensi luas dan kelas bahayadi setiap kabupaten/kota di Provinsi Riau Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021 Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Kekeringan 7. KEKERINGAN
  • 17. TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA DI PROVINSI RIAU www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau Parameter – Parameter  Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Potensi luas dan tingkat ancaman bahaya Tanah Longsor dengan menggunakan parameter-parameter di atas, memberikan output besaran potensi luas dan kelas bahaya di setiap kabupaten/kota di Provinsi Riau Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021 Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Tanah Longsor 8. TANAH LONGSOR
  • 18. TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA DI PROVINSI RIAU www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau Parameter – Parameter  Batas Wilayah Administrasi  Sebaran dan Jenis Industri  Rencana Tata Ruang Wilayah  Peta Bahaya Gempa Bumi  Peta Bahaya Tsunami Potensi luas dan tingkat ancaman bahaya Kegagalan Teknologi dengan menggunakan parameter-parameter di atas, memberikan output besaran potensi luas dan kelas bahayadi setiap kabupaten/kota di Provinsi Riau Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021 Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Kegagalan Teknologi 9. KEGAGALAN TEKNOLOGI
  • 19. TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA DI PROVINSI RIAU www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau Parameter – Parameter  Batas Administrasi  Jumlah dan Sebaran Penderita DBD  Sebaran Permukiman  Penutup Lahan  Sebaran Kawasan Kumuh  Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial Potensi luas dan tingkat ancaman bahaya Epidemi/Wabah Penyakit dengan menggunakan parameter- parameter di atas, memberikan output besaran potensi luas dan kelas bahaya di setiap kabupaten/kota di Provinsi Riau Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021 Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Epidemi / Wabah Penyakit 10. EPIDEMI / WABAH PENYAKIT
  • 20. TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA DI PROVINSI RIAU www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau Parameter – Parameter  Keterbukaan Lahan (Lahan terbuka)  Kemiringan Lereng  Curah Hujan Potensi luas dan tingkat ancaman bahaya Likuefaksi dengan menggunakan parameter-parameter di atas, memberikan output besaran potensi luas dan kelas bahaya di setiap kabupaten/kota di Provinsi Riau Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021 Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Likuefaksi 11. LIKUEFAKSI
  • 21. TINGKAT ANCAMAN BAHAYA BENCANA DI PROVINSI RIAU www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau Parameter – Parameter  Batas Administrasi  Sebaran Permukiman Berdasarkan  Penutup Lahan  Sebaran Kawasan Kumuh  Data Kejadian COVID-19  Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial Potensi luas dan tingkat ancaman bahaya Pandemi Covid-19 dengan menggunakan parameter-parameter di atas, memberikan output besaran potensi luas dan kelas bahaya di setiap kabupaten/kota di Provinsi Riau Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021 Tingkat Kelas Ancaman Bahaya Pandemi Covid-19 12. PANDEMI COVID-19
  • 22. REKAPITULASI ANCAMAN BAHAYA BENCANA DI PROVINSI RIAU www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau No. Jenis Bencana Bahaya Luas (Ha) Kelas 1 Banjir 7.142.004 Tinggi 2 Banjir Bandang 139.444 Tinggi 3 Cuaca Ekstrim 7.939.247 Tinggi 4 Gelombang Ekstrim dan Abrasi 41.249 Tinggi 5 Gempa Bumi 8.994.361 Sedang 6 Kebakaran Hutan dan Lahan 8.976.085 Tinggi 7 Kekeringan 8.993.081 Sedang 8 Tanah Longsor 348.486 Sedang 9 Kegagalan Teknologi 15.784 Rendah 10 Epidemi dan Wabah Penyakit 8.940.075 Tinggi 11 Likuefaksi 1.537.212 Sedang 12 Pandemi Covid-19 8.936.782 Tinggi Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021
  • 23. HASIL KAJIAN KERENTANAN BENCANA DI PROVINSI RIAU www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau No. Jenis Bencana Kelas Kerentanan Potensi Penduduk Terpapar Potensi Kerugian 1 Banjir Tinggi Tinggi 2 Banjir Bandang Tinggi Tinggi 3 Cuaca Ekstrim Tinggi Sedang 4 Gelombang Ekstrim dan Abrasi Tinggi Tinggi 5 Gempa Bumi Tinggi Sedang 6 Kebakaran Hutan dan Lahan - Rendah 7 Kekeringan Tinggi Rendah 8 Tanah Longsor Tinggi Rendah 9 Kegagalan Teknologi Tinggi - 10 Epidemi dan Wabah Penyakit Tinggi - 11 Likuefaksi Tinggi Sedang 12 Pandemi Covid-19 Tinggi - Sumber : Dokumen Kajian Risiko Bencana, BPBD Provinsi Riau Tahun 2021 KERENTANAN SOSIAL 1. Kepadatan Penduduk 2. Kelompok Rentan  Rasio Jenis Kelamin  Rasio Kelompok Umur Rentan  Rasio Penduduk Miskin  Rasio Penduduk Cacat KERENTANAN FISIK 1. Rumah 2. Fasilitas Umum 3. Fasilitas Kritis KERENTANAN EKONOMI 1. Lahan Produktif 2. PDRB KERENTANAN LINGKUNGAN 1. Hutan Lindung 2. Hutan Alam 3. Hutan Bakau/Mangrove 4. Semak Belukar
  • 25. Menjadikan kawasan pesisir dan kelautan sebagai sumber perekonomian dengan pengembangan sektor perikanan, ekowisata, dan konservasi secara terintegrasi b Memperluas dan meningkatkan akses masyarakat tempatan dan masyarakat adat terhadap ruang kelola lahan yang lebih merata dan berkeadilan c Menerapkan sistem pertanian lestari dan menjamin ketersediaan dan akses terhadap sumber daya lahan dan air secara berkelanjutan berdasarkan kearifan lokal d Pengembangan industri berbasis sumber daya lokal dengan tetap memelihara dan melestarikan adat dan budaya e Menjadikan Provinsi sebagai pusat perekonomian regional di Kawasan Selat Malaka dengan pengembangan konektivitas antar wilayah dengan integrasi antar sektor, antar pemangku kepentingan, dan antar kesatuan ekosistem a KEBIJAKAN PENATAAN RUANG Terwujudnya Ruang yang Produktif, Efisien, Nyaman dan Berkelanjutan untuk menjadikan Provinsi sebagai Pusat Perekonomian dan Kebudayaan Melayu di Kawasan Selat Malaka TUJUAN PENATAAN RUANG Pengembalian fungsi ekosistem sebagai penyangga kehidupan f RTRW PROVINSI RIAU TAHUN 2018 - 2038 www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
  • 26. RTRW PROVINSI RIAU TAHUN 2018 - 2038 www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau • Mengembangkan kegiatan pertanian dalam kerangka ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi masyarakat serta ramah lingkungan; • Meningkatkan produktifitas perkebunan melalui intensifikasi lahan yang layak ekonomi, layak sosial, dan ramah lingkungan secara berkelanjutan; • Mengembangkan pengusahaan kehutanan secara lebih selektif, produktif dan berkelanjutan; • Implementasi kebijakan yang adaptif dan mitigatif dalam perencanaan tata kelola hutan dan lahan. Memperluas dan meningkatkan akses masyarakat tempatan dan masyarakat adat terhadap ruang kelola lahan yang lebih merata dan berkeadilan STRATEGI PENATAAN RUANG DALAM UPAYA UNTUK MENCEGAH RISIKO BENCANA ALAM • Membangun kelembagaan yang kuat terhadap perlindungan KHG • Peningkatan partisipasi stakeholders dalam tata kelola KHG; • Pemberdayaan masyarakat di dalam KHG • Penerapan tata air yang adaptif bagi kawasan budidaya dan lindung. Pengembalian fungsi ekosistem sebagai penyangga kehidupan
  • 27. RTRW PROVINSI RIAU TAHUN 2018 - 2038 www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau ARAHAN PEMANFAATAN RUANG Arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan dalam kurun waktu RTRWP. PERWUJUDAN POLA RUANG 1.Perwujudan KawasanLindung Pemantapan Kawasanlindungdilakukanmelalui;  Evaluasikebijakanpemanfaatan Kawasanlindung; Evaluasi kebijakan pemanfaatan lahan kawasan lindung dilakukan melalui:  Evaluasi kondisi eksisting pemanfaatan lahan kawasan lindung;  Penyusunan rekomendasi kebijakan pemanfaatan lahan kawasan lindung tanpa mengganggu fungsi lindung Pengembangan partisipasimasyarakatdalampengelolaanKawasanlindung;  Pengelolaan kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya dilakukan melalui:  Mencegah timbulnya erosi, bencana banjir, sedimentasi, danmenjaga fungsi hidrologis tanah di kawasan hutan lindung; dan  Memberikan ruang yang cukup bagi resapan air hujan pada kawasan resapan air untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir. 2. Perwujudan KawasanBudidaya Perwujudan kaawasan budidaya terdiri atas: a. Program pengembangan Kawasan hutan produksi terdiri dari;  Program pengembangan pemanfaatan Kawasan hutan;  Program pengembangan penggunaan Kawasan hutan;  Program pengembangan pada kawasan hutan produksi yang dapat di konversi (HPK) untuk kegiatan non kehutanan dapat dilakukan pada areal Outline. b. Program pengembangan kawasan pertambangan terdiri dari:  Rehabilitasi lahan pasca tambang; dan  Penetapan aturan zonasi penambangan rakyat yang diijinkan agar tidak menimbulkan dampak lingkungan.
  • 28. RTRW PROVINSI RIAU TAHUN 2018 - 2038 www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi terdiri atas indikasi arahan peraturan zonasi, arahan perizinan, arahan pemberian disentif dan insentif serta arahan sanksi. Arahan Peraturan Zonasi  Indikasi arahan peraturan zonasi kawasan perkebunan besar Negara/Swasta (PBN/PBS) meliputi: • Kegiatan perkebunan swasta harus diupayakan dapat mencegah dan mengendalikan gangguan lingkungan seperti bencana alam (banjir dan longsor), kebakaran dan pencemaran lingkungan. Pemilik perijinan PBN/PBS bertanggungjawab terhadap upaya-upaya untuk mencegah dan mengendalika kebakaran lahan dan pencemaran lingkungan di area konsesinya. Arahan Perizinan  Setiap orang yang akan memanfaatkan ruang wajib memiliki Izin pemanfaatan ruang; Arahan Disentif  Bentuk disinsentif untuk wilayah Provinsi meliputi: • Tidak menerbitkan perizinan budidaya yang akan dilakukan di dalam kawasan yang tidak sesuai dengan pemanfaatan ruangnya. Arahan Sanksi  Pelanggaran terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, akan dikenakan sanksi berupa:  sanksi administratif;  sanksi pidana; dan  sanksi perdata. ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG BERTUJUAN SEBAGAI KONTROL AGAR KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG YANG DILAKUKAN SESUAI DENGAN PEMANFAATANNYA, SEHINGGA DIHARAPKAN DAPAT MENGURANGI DAMPAK BENCANA YANG TERJADI
  • 29. Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Masa Jabatan 2019-2024 3 5 4 2 1 MISI PROVINSI RIAU 2019-2024 Terwujudnya Riau yang BERDAYA SAING, SEJAHTERA, BERMARTABAT dan UNGGUL di Indonesia (RIAU BERSATU) VISI PROVINSI RIAU 2019-2024 www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau RANCANGAN PERUBAHAN RPJMD PROVINSI RIAU TAHUN 2019 - 2024 Mewujudkan Sumberdaya Manusia yang Beriman, Berkualitas dan Berdaya Saing Global melalui Pembangunan Manusia Seutuhnya Mewujudkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri dan Berdaya Saing Mewujdukan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pelayanan Publik yang prima Berbasis Teknologi Informasi Mewujudkan Budaya Melayu sebagai Payung Negeri dan Mengembangkan Pariwisata yang Berdaya Saing Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Daerah yang Merata, Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan
  • 30. Misi 1 Mewujudkan Sumberdaya Manusia yang Beriman, Berkualitas dan Berdaya Saing Global melalui Pembangunan Manusia Seutuhnya www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau RANCANGAN PERUBAHAN RPJMD PROVINSI RIAU TAHUN 2019 - 2024 STRATEGI: 1. Peningkatan aksesibilitas dan mutu layanan kesehatan. 2. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk. 3. Peningkatan budaya olahraga masyarakat dan prestasi olahraga ARAH KEBIJAKAN: 1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan penanganan krisis kesehatan akibat bencana dan kejadian luar biasa. 2. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan keluarga berencana. 3. Meningkatkan pembinaan, pengembangan dan pengelolaan keolahragaan TUJUAN 1.1: Meningkatkan Kualitas SDM yang Berdaya Saing SASARAN 1.1.2: Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat PROGRAM: 1. Program Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat 2. Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan 3. Program Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan Minuman 4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Kesehatan 5. Program Pembinaan Keluarga Berencana (Kb) 6. Program Pengendalian Penduduk 7. Program Pengembangan Daya Saing Keolahragaan 1
  • 31. Misi 2 Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Daerah yang Merata, Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau RANCANGAN PERUBAHAN RPJMD PROVINSI RIAU TAHUN 2019 - 2024 STRATEGI: Peningkatan konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati ARAH KEBIJAKAN: 1. Meningkatkan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan. 2. Meningkatkan konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. 3. Meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati (KEHATI) secara berkelanjutan TUJUAN 2.2: Mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan SASARAN 2.2.1: Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup PROGRAM: 1. Program Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup 2. Program Pengendalian Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Dan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (Limbah B3) 3. Program Pembinaan Dan Pengawasan Terhadap Izin Lingkungan Dan Izin Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) 4. Program Pengakuan Keberadaan Masyarakat Hukum Adat (MHA), Kearifan Lokal Dan Hak MHA Yang Terkait dengan PPLH 5. Program Penghargaan Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat 6. Program Pendidikan Dan Pelatihan, Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kehutanan 7. Program Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya 8. Program Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (Kehati) 9. Program Penanganan Pengaduan Lingkungan Hidup 10. Program Peningkatan Pendidikan, Pelatihan Dan Penyuluhan Lingkungan Hidup Untuk Masyarakat 11. Program Penanggulangan Bencana STRATEGI: Peningkatan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim ARAH KEBIJAKAN: 1. Menurunkan emisi gas rumah kaca di Provinsi Riau 2. Memulikhan kawasan yang sudah dalam kondisi kritis (terdegredasi/tercemar) yang terlantar secara terkoordinasi SASARAN 2.2.2: Menurunnya emisi gas rumah kaca PROGRAM: 1. Program Pengelolaan Hutan 2. Program Pengelolaan Persampahan 3. Program Pengelolaan Kelautan, Pesisir dan Pulau- pulau Kecil 4. Program Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) 5. Program Pengelolaan Energi Terbarukan
  • 32. Misi 3 Mewujudkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri dan Berdaya Saing www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau RANCANGAN PERUBAHAN RPJMD PROVINSI RIAU TAHUN 2019 - 2024 STRATEGI: 1. Peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat miskin 2. Peningkatan kapasitas kelembagaan ekonomi masyarakat desa 3. Peningkatan akses masyarakat terhadap lapangan kerja 4. Peningkatan kewirausahaan pemuda ARAH KEBIJAKAN: 1. Menjamin pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat miskin 2. Meningkatkan kapasitas kemampuan PSKS 3. Meningkatkan peran lembaga ekonomi pedesaan 4. Meningkatkan keterampilan, kompetensi dan produktivitas tenaga kerja 5. Meningkatkan perluasan kesempatan tenaga kerja dan penempatan tenaga kerja 6. Meningkatkan perlindungan dan pengawasan tenaga kerja 7. Meningkatkan kompetensi wirausaha muda TUJUAN 3.1: Mewujudkan Perekonomian yang Mandiri Dan Berdaya Saing SASARAN 3.1.4: Menurunnya Angka Kemiskinan dan Pengangguran PROGRAM: 1. Program Pemberdayaan Sosial 2. Program Rehabilitasi Sosial 3. Program Perlindungan Dan Jaminan Sosial 4. Program Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan, Lembaga Adat Dan Masyarakat Hukum Adat 5. Program Pelayanan Izin Usaha Simpan Pinjam 6. Program Pendidikan Dan Latihan Perkoperasian 7. Program Pemberdayaan Usaha Menengah, Usaha Kecil, Dan Usaha Mikro (Umkm) 8. Program Pemberdayaan Dan Perlindungan Koperasi 9. Program Pengawasan Dan Pemeriksaan Koperasi 10. Program Pengembangan UMKM 11. Program Penilaian Kesehatan Ksp/Usp Koperasi 12. Program Pelatihan Kerja Dan Produktivitas Tenaga Kerja 13. Program Penempatan Tenaga Kerja 14. Program Hubungan Industrial 15. Program Pengawasan Ketenagakerjaan 16. Program Perencanaan Kawasan Transmigrasi 17. Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi 18. Program Pengembangan Kawasan Transmigrasi 19. Program Pengembangan Kapasitas Daya Saing Kepemudaan
  • 33. www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau RIAU HIJAU (Peraturan Gubernur Riau Nomor 9 Tahun 2021, diintegrasikan dalam Perubahan RPJMD Provinsi Riau Tahun 2019 - 2024) Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Riau Menuju Pembangunan Berkelanjutan Pemerintah Bidang Kehutanan, Lahan, Gambut dan Blue Carbon PENDEKATAN Bidang Pertanian Bidang Pengelolaan Limbah Bidang Energi, Transportasi dan Industri Perguruan Tinggi Swasta CSO dan Filantropi Media KETERLIBATAN PARA PIHAK RENCANA AKSI- RIAU HIJAU MENINGKATKAN PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP  Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan  Pengawasan dan pengendalian pengelolaan limbah  Pembangunan Kawasan Pengumpul Limbah B3 Terpadu  Peningkatan pelayanan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) regional dengan sistem Sanitary Landfill  Peningkatan Vegetasi Tutupan Lahan  Penanganan Abrasi  Penanaman dan Rehabilitasi Mangrove MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM  Integrasi Riau Hijau ke dalam peninjauan kembali RTRW Provinsi Riau  Perubahan orientasi pemanfaatan kawasan hutan ke arah Restorasi Ekosistem  Penerapan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) bagi Pemegang Izin dan Pemilik Hutan Hak  Penerapan sertifikasi ISPO pada perkebunan besar dan perkebunan rakyat  Fasilitasi pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan untuk masyarakat (PS, TORA dan kerjasama kemitraan)  Pemetaan Hutan Adat  Gerakan peningkatan pemanfaatan Jerami  Pengolahaan Limbah Ternak untuk Pupuk dan Biogas  Peningkatan Produksi Beras Premium/Organik  Peningkatan kesadaran ekologis pada usia sekolah MENINGKATKAN BAURAN ENERGI DARI SUMBER DAYA ENERGI TERBARUKAN  Mendorong pengembangan energi terbarukan (EBT) baik lingkup perkantoran Pemerintah Provinsi Riau maupun industri
  • 34. www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau PEMBENTUKAN KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) KABUPATEN KAMPAR KABUPATEN PELALAWAN KABUPATEN SIAK KABUPATEN INDRAGIRI HILIR KABUPATEN ROKAN HILIR KABUPATEN ROKAN HULU KABUPATEN INDRAGIRI HULU KABUPATEN BENGKALIS KOTA DUMAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KOTA PEKANBARU KPH ROKAN (Kab Rohul, Rohil dan Bengkalis) KPH BAGAN SIAPI API (Kab Rokan Hilir dan Kota Dumai) KPH BENGKALIS PULAU (Kab Bengkalis) KPH SULIGI - BATU GAJAH (Kab Rohul dan Kampar) KPH SINGINGI (Kab Kuansing) KPH TEBING TINGGI (Kab Kepulauan Meranti) KPH INDRAGIRI (Kab Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir) KPH KAMPAR KIRI (Kab Kampar) KPH MANDAH (Kab Indragiri Hilir) KPH MANDAU (Kab Bengkalis, Siak) KPH MINAS – TAHURA (Kab Siak) KPH SOREK (Kab Pelalawan dan Kuansing) KPH TASIK BESAR SERKAP (Kab Siak dan Pelalawan) SEBARAN WILAYAH KERJA KPH DALAM PENANGANAN DESA RAWAN KARHUTLA Desa Rawan Kebakaran  Dibentuk Berdasarkan Peraturan Gubernur Riau Nomor 76 Tahun 2017 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau.  Bertujuan juga sebagai unit tingkat tapak dalam pengelolaan hutan yang juga dapat sebagai penggerak masyarakat untuk menjaga hutan dari Karhutla.
  • 35. www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau PERDA NO. 9 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA ALAM Pasal 43 Penyelenggaraan penanggulangan bencana alam pada saat tanggap darurat dilakukan melalui beberapa kegiatan, meliputi: a. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian dan sumberdaya; b. penentuan status keadaan darurat bencana; c. pencarian, penyelamatan dan evakuasi masyarakat yang terkena bencana; d. pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban bencana sesuai standar pelayanan minimal; e. perlindungan terhadap korban yang tergolong kelompok rentan; dan f. pemulihan dini prasarana dan sarana vital. Point Penting
  • 36. PENANGANAN BENCANA ALAM DAN NON ALAM DI PROVINSI RIAU TAHUN 2021
  • 37. PENANGANAN BENCANA PROVINSI RIAU TAHUN 2021 Luas Areal Karhutla Tahun 2021  1.410,08 Ha  Areal terbesar berada di Kabupaten Bengkalis (418,67 Ha), Kota Dumai (174,24 Ha), Kabupaten Indragiri Hilir (164,50 Ha), dan Kabupaten Rokan Hilir (153,20 Ha);  Kejadian Karhutla terutama di Bulan Februari – Maret dan Juli – Oktober;  Terjadi penurunan luasan lahan terbakar sebanyak 9,19% (1.603,95 ha tahun 2020 menjadi 1.410,08 ha tahun 2021) dengan jumlah hotspot sebanyak 2.775 titik dan indeks standar pencemaran udara (ispu) dalam kategori baik hingga sedang (tidak pernah kategori tidak sehat hingga berbahaya) selama tahun 2021.  Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau Tahun 2021 sesuai SK Gubri No. 212/II/2021 tanggal 15 Februari 2021, berlaku 15 Februari – 31 Oktober 2021.  Gubernur Riau telah memberikan himbauan kepada Bupati/Walikota terkait Peningkatan Antisipasi Bencana melalui Surat Gubernur Riau Nomor. 360/BPBD/331 Tanggal 08 Februari 2021. Kejadian Banjir di tahun 2021 terjadi di 63 desa/kelurahan, yaitu:  Kota Pekanbaru (28 kelurahan), Kota Dumai (7 kelurahan), Kabupaten Indragiri Hilir (15 desa), Kabupaten Indragiri Hulu (11 desa), Kabupaten Pelalawan (1 desa), Kabupaten Kampar (11 desa), Kabupaten Siak (15 desa) dan Kabupaten Bengkalis (2 desa);  Kejadian Banjir tahun 2021 lebih rendah dibandingkan tahun 2020, yang terjadi di 100 desa/kelurahan (Kabupaten Bengkalis, Pelalawan, Kampar, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir);  Penetapan Status Siaga Darurat Penanggulangan Bencana Banjir dan Tanah Longsor Provinsi Riau Tahun 2021 sesuai SK Gubri No. Kpts. 1275/XII/2021 tanggal 1 Desember 2021, berlaku 31 hari mulai 1 – 31 Desember 2021. Kejadian Longsor di tahun 2021 terjadi di 4 desa, yaitu:  Kabupaten Indragiri Hilir (1 desa) dan Kabupaten Kampar (3 desa);  Kejadian Longsor tahun 2021 lebih rendah dibandingkan tahun 2020, yang terjadi di 11 desa (Kabupaten Kampar dan Indragiri Hilir). Kejadian Angin Puting Beliung di tahun 2021 terjadi di 16 desa, yaitu:  Kabupaten Kampar (5 desa), Kabupaten Bengkalis (3 desa), dan Kabupaten Rokan Hulu (8 desa). KARHUTLA BANJIR LONGSOR ANGIN PUTING BELIUNG www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau
  • 38. PENANGANAN COVID-19 TAHUN 2021 KARHUTLA www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau Capaian Vaksinasi Covid-19 Provinsi Riau Data per Tanggal 4 Februari 2022 Pukul 18.00 BIDANG KESEHATAN • Dukungan Vaksinasi • Insentif tenaga kesehatan daerah dalam penanganan Covid-19 • Belanja Kesehatan Lainnya dan Kegiatan Prioritas yang ditetapkan Pemerintah Pusat PENANGANAN DAMPAK / DUKUNGAN EKONOMI • Pemberdayaan UMKM • Subsidi Pertanian • Dukungan Ekonomi SOCIAL SAFETY NET / JARING PENGAMAN SOSIAL • Bantuan Sosial • Tambahan Makanan • Perlindungan Sosial Lainnya
  • 39. TERIMAKASIH Disusun Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI RIAU Jl. Gajah Mada No. 200 Pekanbaru http://bappeda.riau.go.id www.bappeda.riau.go.id Bappedalitbang Provinsi Riau bappedalitbangprovinsiriau