3. Sebuah model dapat diterima sebagai
model yang cukup memadai apabila
model tersebut berhasil melewati uji
validasi.
UJI VALIDASI MODEL
4. UJI VALIDASI MODEL
Uji validasi membutuhkan standar yang
dapat digunakan untuk membandingkan
perilaku model dan perilaku sistem.
5. UJI VALIDASI MODEL
Standar yang ketat artinya menghendaki
tingkat yang sangat tinggi kesesuaian
antara perilaku model dengan perilaku
sistem.
6. UJI VALIDASI MODEL
Standar yang ketat akan mengakibatkan
peninjauan ulang terhadap karakterisasi
sistem untuk diperinci lebih lanjut dan
membutuhkan formulasi model yang
kompleks untuk mendapatkan model yang
cukup memadai.
7. UJI VALIDASI MODEL
Validasi model harus memperhatikan aspek:
Kemampuan model menggambarkan
kembali sistem yang sebenarnya
Kemampuan model untuk dapat digunakan
Manfaat yang dapat dihasilkan oleh model
Biaya yang diperlukan mulai dari
pengembangan model sampai dengan
implementasi dan opera-sionalisasi model
8. UJI VALIDASI MODEL
Implementasi model merupakan tahapan
yang mempunyai dampak terhadap
kebiasaan yang terjadi pada lingkungan
dimana model tersebut diterapkan. Oleh
karena itu diperlukan pertimbangan-
pertimbangan khusus.
9. UJI VALIDASI MODEL
Pertimbangan utama bagi pengambil
keputusan dan pemakai model adalah
efisiensi dan efektivitas model dalam
memecahkan permasa-lahan yang
dihadapi.
10. UJI VALIDASI MODEL
Pertimbangan yang diperlukan oleh
perancang model khususnya terhadap
pemakai model adalah faktor-faktor
yang mungkin menjadi penghambat.
11. Proses Validasi Model
Dalam menilai validasi, tujuan membuat
model memegang peranan penting.
Suatu model dikatakan baik jika berhasil
mencapai tujuan yang ingin dicapainya,
maka pernyataan mengenai tujuan model
selain untuk memusatkan arah penelitian
juga berguna sekali dalam menilai validasi
model.
12. Uji Validasi Kinerja / Output
Model
Validasi kinerja adalah aspek pelengkap metode
berpikir sistem.
Tujuannya untuk memperoleh keyakinan sejauh
mana kinerja model sesuai dengan kinerja
sistem nyata, sehingga memenuhi syarat
sebagai model ilmiah yang taat fakta.
Caranya adalah memvalidasi kinerja model
dengan data empiris, untuk melihat sejauh
mana perilaku ouput model sesuai dengan
perilaku data empirik (Muhammadi, 2001).
13. Cara Validasi Kinerja Model
Cara kualitatif, yaitu membandingkan visual
antara simulasi dengan kondisi aktual.
Cara kuantitatif atau statistik, yaitu
membandingkan hasil simulasi dengan aktual,
berdasarkan pendekatan Absolute Mean Error,
Average Variation Error, Kalman Filter, U-Theil’s
atau koefisien kesenjangan dan Durbin Watson.
14. Sensitivitas Model
Sensitivitas model adalah respon model terhadap suatu
stimulus.
Respon ditunjukkan dengan perubahan perilaku dan
atau kinerja model.
Stimulus dilakukan dengan memberikan perlakuan
tertentu pada unsur atau struktur model (Muhammadi,
2001).
Uji sensitivitas adalah intervensi parameter input model
dan atau struktur model untuk melihat seberapa jauh
kepekaannya terhadap perubahan output model,
Sehingga dapat diamati bagaimana efek atau dampak
suatu intervensi terhadap kinerja model secara
keseluruhan.
15. Uji Sensitivitas
Terdapat 2 uji sensitivitas, yaitu intervensi fungsional
dan intervensi struktural.
Intervensi fungsional adalah intervensi terhadap
parameter tertentu atau kombinasi parameter tertentu
dari model dengan menggunakan fasilitas dalam
perangkat lunak yang cocok atau mewakili perubahan
keputusan, kejadian dan keadaan tertentu.
Intervensi struktural adalah intervensi yang
mempengaruhi hubungan antar unsur atau struktur,
yang dapat dilakukan dengan mengubah unsur atau
hubungan yang membentuk struktur model.