Pemberontakan PETA (Pembela Tanah Air) di Blitar adalah sebuah peristiwa pemberontakan yang dilakuan sebuah batalion PETA (Pembela tanah Air) di Blitar

1. Kelompok 6

2. • Julius Raymond (16)
• Loudnes Arlinda (17)
• Khoerunnisa Azhari (18)
• Khoriatun Muzzayanah S. R. (18)
• Martina Ruth P. S. (20)
• Mazaya Hannindra F. (21)

3. • Latar Belakang PETA Blitar
• Awal dari pemberontakan ini di sebabkan rasa prihatin dari pemuda melihat
kesengsaraan rakyat Indonesia akibat Jepang
• Jepang yang awalnya ingin mencari simpati dari rakyat jika Indonesia justru
menjalani romusha terhadap rakyat Indonesia demi kepentingan Jepang.
• Tentara PETA awalnya mengawasi pekerja rakyat Indonesia di pantai selatan
Jawa, mereka melihat penderitaan dari rakyat Indonesia yang dipekerjakan
dari pagi sampai sore tanpa diupahi. Dengan minimnya kosumsi dan bantuan
kesehatan, pekerja romusha banyak yang jatuh sakit dan meninggal di waktu
yang dekat.

4. Pada 1944 hingga 1945, pemuda ingin memerdekakan Indonesia.
Dengan tersudutnya Jepang karena perang Pasifik melawan
Sekutu. Para prajurit PETA menginisiasi gerakan untuk
menyerang Jepang. Shodancho Suprajono mengobarkan
semangat dan mengajak bawahnya untuk menyanyikan lagu
Indonesia raya. Pada hari pemberontakan Shodancho Suprajono
mengibarkan bendera Indonesia di lapangan besar. Salah
seorang Bhudancho bertuliskan "Indonesia sudah merdeka"

5. Pemberontakan ini terjadi disebabkan beberapa faktor
yakni:
1. Tentara Jepang melakukan diskriminasi terhadap
prajurit pribumi yang diwajibkan memberi hormat kepada
tentara Jepang walaupun pangkat nya lebih rendah
2. Banyak rakyat yang menjadi romusha meninggal
karena kelelahan, kelaparan, dan penyakit

6. Dampak dari pemberontak PETA di Blitar
yaitu adanya perubahan pandangan
Indonesia terhadap Jepang yang
menciptakan suasana kecemasan di kalangan
tentara Jepang di Jawa

7. Setelah merdeka tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamasikan
pemerintah sendiri. Pada 6 Oktober menyatakan bahwa Supriyadi
diangkat menjadi perdana mentri Keaamanan Rakyat. Namun supriyadi
tidak pernah muncul lagi.
Ada kabar bahwa supriyadi telah menghilang saat jepang mengerahkan
pasukannya ke Blitar, namin hal ini masih menjadi misteri. Banyak
beberapa versi yang muncul tentang supriyadi. Pemerintah RI kemudian
menetapkan Supriyadi sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 9
Agustus 1975

8. Terdapat beberapa penyebab kegagalan pemberontakan PETA di Blitar yakni:
1. Kalah jumlah personel
2. Rencana pemberontakan sudah di ketahui Jepang
3. Terkecoh tipu muslihat Jepang.
Meskipun gagal, pemberontakan PETA di Blitar tercatat sebagai perlawanan
terbesar terhadap penjajah Jepang di Indonesia. Sebanyak 78 Pemberontak
PETA dibawa ke Jakarta u tuk di adili. Sebanyak 6 orang di hukum mati pada 16
Mei 1945 yakni dr. Ismail, Muradi, Suparyono, Halir Mangkudijoyo, Sunanto,
Sudarmo