Jurnal yosephina saung rajo (m111 09 009)muh ichwan k
1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik struktur dan sifat kimia produk biogenik yang dihasilkan rayap Schedorhinotermes spp dari campuran limbah kertas kardus dan limbah pengolahan biogas.
2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur dan kandungan kimia produk biogenik lebih baik daripada tanah sekitarnya, dengan kerapatan dan pH yang lebih rendah serta fraksi agregat dan kadar C organ
1. Penelitian ini menguji pembuatan biobriket dari campuran tempurung dan cangkang biji karet dengan batubara pada berbagai suhu karbonisasi dan komposisi.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa biobriket dengan nilai kalori tertinggi (6611 kal/gr) diperoleh pada suhu karbonisasi 500°C dengan komposisi 25% tempurung, 25% cangkang biji karet, dan 50% batubara.
3. Biobriket terba
ANALISA STRUKTUR NANOPARTIKEL SELULOSA KULIT ROTAN SEBAGAI FILLER BIONANOKOMP...Repository Ipb
Analisis struktur nanopartikel selulosa kulit rotan menggunakan difraksi sinar-X dan analisis ukuran partikel menunjukkan bahwa partikel selulosa kulit rotan memiliki struktur kristal monoklinik dengan ukuran partikel terkecil 146,3 nm yang dihasilkan dari waktu ultrasonikasi selama 3 jam. Nanopartikel selulosa kulit rotan kemudian digunakan sebagai filler dalam bionanokomposit polipropilena yang memiliki s
Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus sebagai Papan Partikel Bahan Bang...Miftakhul Khoiri
Salah satunya adalah papan partikel yang
dibentuk dari limbah gergaji kayu dan sabut kelapa. Sabut kelapa memiliki sifat
tahan terhadap jamur dan hama serta tidak dihuni oleh rayap dan tikus. Sifat fisik
papan partikel adalah kerapatan, kadar air, daya serap air dan pengembangan
tebal, karena sifat-sifat fisik tersebut salah satu penentu kualitas papan partikel.
Jurnal yosephina saung rajo (m111 09 009)muh ichwan k
1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik struktur dan sifat kimia produk biogenik yang dihasilkan rayap Schedorhinotermes spp dari campuran limbah kertas kardus dan limbah pengolahan biogas.
2) Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur dan kandungan kimia produk biogenik lebih baik daripada tanah sekitarnya, dengan kerapatan dan pH yang lebih rendah serta fraksi agregat dan kadar C organ
1. Penelitian ini menguji pembuatan biobriket dari campuran tempurung dan cangkang biji karet dengan batubara pada berbagai suhu karbonisasi dan komposisi.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa biobriket dengan nilai kalori tertinggi (6611 kal/gr) diperoleh pada suhu karbonisasi 500°C dengan komposisi 25% tempurung, 25% cangkang biji karet, dan 50% batubara.
3. Biobriket terba
ANALISA STRUKTUR NANOPARTIKEL SELULOSA KULIT ROTAN SEBAGAI FILLER BIONANOKOMP...Repository Ipb
Analisis struktur nanopartikel selulosa kulit rotan menggunakan difraksi sinar-X dan analisis ukuran partikel menunjukkan bahwa partikel selulosa kulit rotan memiliki struktur kristal monoklinik dengan ukuran partikel terkecil 146,3 nm yang dihasilkan dari waktu ultrasonikasi selama 3 jam. Nanopartikel selulosa kulit rotan kemudian digunakan sebagai filler dalam bionanokomposit polipropilena yang memiliki s
Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus sebagai Papan Partikel Bahan Bang...Miftakhul Khoiri
Salah satunya adalah papan partikel yang
dibentuk dari limbah gergaji kayu dan sabut kelapa. Sabut kelapa memiliki sifat
tahan terhadap jamur dan hama serta tidak dihuni oleh rayap dan tikus. Sifat fisik
papan partikel adalah kerapatan, kadar air, daya serap air dan pengembangan
tebal, karena sifat-sifat fisik tersebut salah satu penentu kualitas papan partikel.
Analisis nilai kalor dan kelayakan ekonomis penggunaan kayu sebagai bahan bakar substitusi batu bara di pabrik semen. Jenis kayu cepat tumbuh seperti gmelina dan lamtoro memiliki nilai kalor hampir 4.000 kkal/kg, mirip dengan batu bara. Kelayakan ekonomi penanaman hutan kayu energi untuk memasok pabrik semen juga positif dengan rasio biaya-manfaat di atas 1.
Pengaruh variasi jumlah campuran perekat pada briket arang tongkol jagungeka putra
Teks ini membahas pengaruh variasi jumlah campuran perekat terhadap karakteristik briket arang tongkol jagung. Penelitian menguji empat variasi komposisi perekat (0%, 4%, 6%, 8%) dan menganalisis sifat fisik, kimia, dan daya tahan briket. Hasilnya menunjukkan semakin besar komposisi perekat maka daya tahan briket bertambah tetapi nilai kalorinya berkurang. Komposisi 6-8% memberikan
Pengaruh Perbandingan Komposisi Serbuk Kasar dengan Serbuk Halus, dan Serbuk ...John Kelik
Penelitian ini menguji pengaruh campuran serbuk kayu jati dan sengon dengan ukuran serbuk kasar dan halus terhadap sifat produk bentukan. Variasi pertama adalah campuran serbuk jati dan sengon dengan perbandingan 1:5, 1:3, dan 1:1. Variasi kedua adalah campuran serbuk kasar dan halus dengan perbandingan yang sama. Hasil penelitian diuji berdasarkan standar ASTM D 5524-93.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sifat fisik dan mekanik papan partikel yang dibuat dari cangkang buah jarak pagar dengan variasi kadar perekat urea formaldehida dan fenol formaldehida antara 10-16%. Parameter yang diukur meliputi kadar air, kerapatan, kekuatan lentur, dan kekuatan rekat dengan menggunakan uji destruktif dan analisis statistik.
1. Penggunaan enzim selulase-hemiselulase pada proses deinking kertas koran bekas dapat meningkatkan sifat optik dan fisik lembaran hasilnya.
2. Penambahan enzim 1% memberikan hasil terbaik untuk lembaran yang tidak dipemutihi, sedangkan penambahan 0,5% untuk yang dipemutihi.
3. Lembaran hasil deinking dengan penambahan enzim 0,5% telah memenuhi spesifikasi kertas koran menurut S
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik kertas seni dari rumput gajah dengan variasi konsentrasi NaOH dan pewarna. Parameter yang diukur adalah ketahanan tarik, sobek, dan organoleptik kertas seperti tekstur, warna, dan kesukaan masyarakat. Tujuannya adalah mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH dan pewarna terhadap karakteristik kertas seni rumput gajah.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan temperatur dan waktu reaksi optimal untuk proses torefaksi limbah kayu karet dengan mempertimbangkan parameter HHV, perolehan energi, dan hilang massa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimal proses torefaksi limbah kayu karet adalah pada suhu 275°C selama 45 menit.
Eksperimen ini bertujuan membandingkan pengaruh variasi metode pencelupan (celup-mordan, mordan-celup, celup non mordan) terhadap ketahanan luntur warna kain nilon yang dicelupi ekstrak daun alpukat. Hasilnya akan diuji tahan gosok dan cuci.
Karbon aktif dapat dibuat dari limbah kulit singkong. Prosesnya meliputi aktivasi kimia menggunakan KOH pada suhu 50°C, diikuti karbonisasi pada berbagai suhu dan waktu di dalam furnace. Hasil optimal diperoleh pada suhu 300°C selama 2 jam, dengan bilangan iodine 606,589 mg/g dan kadar abu 4,934%. Produk memenuhi standar kecuali untuk kadar abu yang meningkat dengan suhu dan waktu
Dokumen tersebut merangkum hasil seminar yang membahas pengaruh penambahan serat polypropylene dan fly ash terhadap karakteristik beton mutu tinggi. Penelitian ini menguji nilai slump, kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas beton dengan variasi serat polypropylene 0 kg/m3, 0,2 kg/m3, 0,4 kg/m3, dan 0,6 kg/m3 serta penambahan fly ash 10% dari berat semen. Hasilnya menunj
Proposal penelitian pkm bioetanol dari sabut kelapariabetaria
Program ini mengusulkan produksi bioetanol dari limbah sabut kelapa melalui tiga tahap yaitu pemurnian selulosa, hidrolisis selulosa menggunakan asam klorida, dan fermentasi menggunakan ragi tape. Tujuannya adalah memanfaatkan limbah sabut kelapa sebagai bahan baku bioetanol serta mendapatkan kondisi optimal prosesnya.
Analisis nilai kalor dan kelayakan ekonomis penggunaan kayu sebagai bahan bakar substitusi batu bara di pabrik semen. Jenis kayu cepat tumbuh seperti gmelina dan lamtoro memiliki nilai kalor hampir 4.000 kkal/kg, mirip dengan batu bara. Kelayakan ekonomi penanaman hutan kayu energi untuk memasok pabrik semen juga positif dengan rasio biaya-manfaat di atas 1.
Pengaruh variasi jumlah campuran perekat pada briket arang tongkol jagungeka putra
Teks ini membahas pengaruh variasi jumlah campuran perekat terhadap karakteristik briket arang tongkol jagung. Penelitian menguji empat variasi komposisi perekat (0%, 4%, 6%, 8%) dan menganalisis sifat fisik, kimia, dan daya tahan briket. Hasilnya menunjukkan semakin besar komposisi perekat maka daya tahan briket bertambah tetapi nilai kalorinya berkurang. Komposisi 6-8% memberikan
Pengaruh Perbandingan Komposisi Serbuk Kasar dengan Serbuk Halus, dan Serbuk ...John Kelik
Penelitian ini menguji pengaruh campuran serbuk kayu jati dan sengon dengan ukuran serbuk kasar dan halus terhadap sifat produk bentukan. Variasi pertama adalah campuran serbuk jati dan sengon dengan perbandingan 1:5, 1:3, dan 1:1. Variasi kedua adalah campuran serbuk kasar dan halus dengan perbandingan yang sama. Hasil penelitian diuji berdasarkan standar ASTM D 5524-93.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sifat fisik dan mekanik papan partikel yang dibuat dari cangkang buah jarak pagar dengan variasi kadar perekat urea formaldehida dan fenol formaldehida antara 10-16%. Parameter yang diukur meliputi kadar air, kerapatan, kekuatan lentur, dan kekuatan rekat dengan menggunakan uji destruktif dan analisis statistik.
1. Penggunaan enzim selulase-hemiselulase pada proses deinking kertas koran bekas dapat meningkatkan sifat optik dan fisik lembaran hasilnya.
2. Penambahan enzim 1% memberikan hasil terbaik untuk lembaran yang tidak dipemutihi, sedangkan penambahan 0,5% untuk yang dipemutihi.
3. Lembaran hasil deinking dengan penambahan enzim 0,5% telah memenuhi spesifikasi kertas koran menurut S
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik kertas seni dari rumput gajah dengan variasi konsentrasi NaOH dan pewarna. Parameter yang diukur adalah ketahanan tarik, sobek, dan organoleptik kertas seperti tekstur, warna, dan kesukaan masyarakat. Tujuannya adalah mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH dan pewarna terhadap karakteristik kertas seni rumput gajah.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan temperatur dan waktu reaksi optimal untuk proses torefaksi limbah kayu karet dengan mempertimbangkan parameter HHV, perolehan energi, dan hilang massa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimal proses torefaksi limbah kayu karet adalah pada suhu 275°C selama 45 menit.
Eksperimen ini bertujuan membandingkan pengaruh variasi metode pencelupan (celup-mordan, mordan-celup, celup non mordan) terhadap ketahanan luntur warna kain nilon yang dicelupi ekstrak daun alpukat. Hasilnya akan diuji tahan gosok dan cuci.
Karbon aktif dapat dibuat dari limbah kulit singkong. Prosesnya meliputi aktivasi kimia menggunakan KOH pada suhu 50°C, diikuti karbonisasi pada berbagai suhu dan waktu di dalam furnace. Hasil optimal diperoleh pada suhu 300°C selama 2 jam, dengan bilangan iodine 606,589 mg/g dan kadar abu 4,934%. Produk memenuhi standar kecuali untuk kadar abu yang meningkat dengan suhu dan waktu
Dokumen tersebut merangkum hasil seminar yang membahas pengaruh penambahan serat polypropylene dan fly ash terhadap karakteristik beton mutu tinggi. Penelitian ini menguji nilai slump, kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas beton dengan variasi serat polypropylene 0 kg/m3, 0,2 kg/m3, 0,4 kg/m3, dan 0,6 kg/m3 serta penambahan fly ash 10% dari berat semen. Hasilnya menunj
Proposal penelitian pkm bioetanol dari sabut kelapariabetaria
Program ini mengusulkan produksi bioetanol dari limbah sabut kelapa melalui tiga tahap yaitu pemurnian selulosa, hidrolisis selulosa menggunakan asam klorida, dan fermentasi menggunakan ragi tape. Tujuannya adalah memanfaatkan limbah sabut kelapa sebagai bahan baku bioetanol serta mendapatkan kondisi optimal prosesnya.
Modul ini membahas pengantar pengolahan citra, termasuk tujuan dan alat yang digunakan. Terdapat penjelasan tentang definisi citra, proses pembentukan citra, dan jenis-jenis citra. Modul ini juga menjelaskan pengolahan citra, termasuk operasi-operasinya seperti perbaikan kualitas, pemugaran, kompresi, segmentasi, analisis, dan rekonstruksi citra. Langkah-langkah praktikum meliputi pembacaan, penyimp
Morfologi citra dapat digunakan untuk melakukan operasi seperti menghilangkan noise, memisahkan objek, mengisi lubang pada objek, dan menemukan tepi objek. Hal ini dilakukan melalui operasi erosi, dilasi, pembukaan, dan penutupan dengan menggunakan unsur struktur.
Aplikasi Saluran Transmisi Pada Sistem Komunikasi.pdfAdam Superman
Dokumen tersebut memberikan panduan untuk merancang simulasi sistem transceiver yang menggunakan saluran transmisi berupa kabel koaksial dengan MATLAB/SCILAB. Terdiri dari 8 blok yaitu sumber isyarat, modulator, amplifier, saluran transmisi, demodulator, filter, amplifier dan penerima. Dijelaskan cara merancang setiap blok menggunakan filter digital, konvolusi, dan atenuasi. Contoh simulasi dengan isyarat 5 MHz disampaikan untuk membantu memaham
Mikroprosesor 80386 adalah versi perbaikan dari 80286 dengan fitur baru seperti manajemen memori yang diperluas, register dan alamat 32-bit, serta mode terproteksi yang lebih luas. 80386 juga memiliki mekanisme paging memori dan manajemen deskriptor untuk meningkatkan kinerja dan keamanan sistem.
Pendidikan Profesi Guru dan Program Sertifikasi.pptxAdam Superman
Dokumen tersebut membahas tentang pendidikan profesi guru dan program sertifikasi. Pelatihan guru bertujuan untuk meningkatkan kompetensi melalui pengetahuan dan keterampilan. Sertifikasi guru adalah proses penilaian kompetensi untuk memberikan sertifikat, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru dapat dilakukan melalui studi lanjut, pelatihan, seminar
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi data mining, meliputi definisi klasifikasi, langkah-langkah klasifikasi, contoh task klasifikasi, teknik klasifikasi seperti decision tree dan Naive Bayes, serta parameter evaluasi model."
Modul Praktik Medan Elektromagnetis Berbasis Matlab.pdfAdam Superman
Modul praktikum ini memberikan penjelasan tentang simulasi medan elektromagnetik menggunakan MATLAB atau SCILAB. Praktikum ini akan memodelkan dan menganalisis parameter pola radiasi dan perarahan antena seperti antena dipole dan array antena linear. Mahasiswa akan belajar merumuskan persamaan pola radiasi antena dan memodifikasi karakteristiknya dengan menambahkan array antena.
Pengenalan Pola Dasar Pengenalan Pola.pptxAdam Superman
Contoh kasus pengenalan pola oleh mesin di dunia nyata:
Klasifikasi Ikan:
- Fitur: Panjang, Lebar, Berat, Jumlah sisik, Warna, bentuk mulut
- Kelas: Ikan lele, Ikan mas, Ikan nila, Ikan gabus
- Jumlah data: 100 gambar ikan
- Sumber: http://archive.ics.uci.edu/ml/datasets/Fish+Market
Klasifikasi Penyakit Paru-Paru:
- Fitur: Hasil CT Scan paru-paru
- Kelas
Transformasi Fourier dan Aplikasinya.pdfAdam Superman
1. Modul ini membahas transformasi Fourier dan aplikasinya dalam menganalisis sinyal. Termasuk konsep domain frekuensi dan bagaimana sinyal aperiodik dapat diwakili oleh sinyal periodik.
2. Transformasi Fourier digunakan untuk mengubah representasi sinyal dari domain waktu ke domain frekuensi, dan sebaliknya. Transformasi Fourier diskrit digunakan untuk perhitungan komputer menggunakan MATLAB atau SCILAB.
3. Beberapa eksper
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
2. PENDAHULUAN
Menurut Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (2012)
Industri pulp dan kertas merupakan industri unggulan nasional yang terus berkembang
sejalan dengan perkembangan teknologi proses dan tingkat pendidikan. Di Indonesia,
di antara berbagai macam kertas yang digunakan adalah kertas bungkus. Konsumsi
kertas bungkus Indonesia selama tahun 2009–2012 mencapai 89.940–91.930 ton (Badan
Pusat Statistik, 2014). Di sisi lain ketersediaan dan potensi kayu hutan alam
semakin langka dan terbatas, sehingga memicu pembalakan liar yang berakibat semakin
parahnya degradasi hutan. Teknologi yang sudah diteliti untuk peningkatan mutu
bahan pengemas (wrapping) adalah teknologi nano material. Teknologi ini sedang
digunakan sebagai sarana untuk memahami bagaimana karakteristik fisiko kimia zat
berukuran nano dapat mengubah struktur, tekstur, dan kualitas bahan makanan
Teknologi nano dapat digunakan untuk meningkatkan rasa dan tekstur makanan dan
untuk produksi kemasan yang menjaga produk agar tetap segar.
3. Fungsi utama kemasan adalah untuk menjaga kualitas dan keamanan produk selama
transportasi dan masa penyimpanan, serta untuk memperpanjang kesegaran dengan
mencegah efek yang tidak diinginkan seperti mikroorganisme, kontaminasi bahan
kimia, oksigen, kelembapan dan cahaya. untuk keperluan pengemasan bahan biomassa
yang umumnya bersifat higroskopis, seperti pangan tertentu dalam keadaan segar
dan mentah, diperlukan kertas berkemampuan spesifik agar kesegaran dan nutrisinya
tetap terjaga dalam jangka waktu tertentu. Prinsip dasar teknologi tersebut
adalah menambahkan atau menyisipkan partikel berukuran nano (diameter sekitar 1–
100 nanometer; 1 nanometer = 10-9 m) seperti tanah liat (clay), bentonite, silica
gel, dan lime, umumnya sebelum lembaran kertas terbentuk (masih bentuk terpisah
atau pulp). Material nano yang dapat disisipkan dalam komposit kemasan seperti
kertas adalah nano karbon. Karbon sebagai material organik melimpah dapat
dihasilkan dari berbagai sumber bahan alam, seperti bahan berlignoselulosa.
4. –SOMEONE FAMOUS
“Pada penelitian ini, bahan pangan yang
dibungkus adalah wortel, yang tergolong
bahan makanan mudah rusak. Hal ini
disebabkan oleh kandungan air yang tinggi
yaitu berkisar 85– 95%, sehingga sangat
baik untuk pertumbuhan mikroorganisme dan
mempercepat reaksi metabolisme.”
5. BAHAN & METODE
A.Bahan
Pembuatan kertas bungkus menggunakan
bahan baku bambu tali (Gigantochloa
apus) dan bambu ampel (Bambusa
vulgaris) yang berasal dari Sukabumi
Jawa Barat, bahan aditif yang digunakan
adalah arang aktif dari campuran limbah
serbuk gergaji, bahan pangan yang
dibungkus adalah wortel dan bahan kimia
pemasak yang digunakan adalah NaOH.
6. B. Metode
1. Pembuatan arang aktif (Nano Karbon)
Serbuk limbah gergajian dikarbonisasi
pada suhu 400−500°C selama 4−5 jam. Arang
yang dihasilkan kemudian diaktivasi
menggunakan uap air suhu 800 C selama 70
menit.
7. 2. Pembuatan kertas bungkus
Serpih bambu tali dan bambu ampel yang telah mencapai kadar air kering
udara masing-masing dibuat pulp secara terpisah menggunakan proses semi-kimia
soda panas terbuka menggunakan ketel pemasak berkapasitas (per batch) 1000 gram
serpih kering oven, dengan kondisi pemasakan yaitu nilai banding bahan baku serat
dengan larutan pemasak sebesar 1:8 (b/v), suhu maksimum pemasakan (100o C) selama
2 jam, dan NaOH 10,5%. Selesai pemasakan, serpih lunak dipisahkan dari sisa
larutan pemasak (spent liquor) dan dicuci dengan air sampai bebas bahan kimia
pemasak, selanjutnya dipisahkan hingga menjadi serat terpisah (pulp) pada alat
Hollander beater pada konsistensi 3−4% selama satu jam, hingga mencapai derajat
kehalusan pulp 250–300 ml CSF (40–45o SR) yaitu nilai yang umum untuk pembentukan
lembaran kertas termasuk kertas bungkus (Casey, 1980; Technical Association of
the Pulp and Paper Industry, 2007).
8. 3. Pembentukan lembaran kertas nano karbon
Sebelum dibentuk menjadi lembaran, pada pulp dari masing-masing
jenis bambu secara terpisah ditambahkan bahan aditif berupa arang
aktif pada proporsi (persentase) 20% dengan target gramatur (bobot
dasar) 60 gram/m2 . Sebagai pembanding (kontrol), dibentuk pula kertas
bungkus ber-gramatur sama dari pulp asal masing-masing jenis bambu
secara terpisah, tanpa aditif. Rincian macam bahan serat untuk
pembentukan kertas nano karbon adalah: T1 (pulp bambu tali + aditif),
T2 (pulp bambu ampel + aditif), T3 (pulp bambu tali kontrol), dan T4
(pulp bambu ampel kontrol).
9. 4. Pengujian
a). Kualitas kertas nano karbon
Pengujian kualitas kertas mencakup ketahanan tarik (SNI ISO
1924.2: 2010), ketahanan sobek (SNI 0436:2009), ketahanan retak
(SNI ISO 2756:2011), ketahanan lipat (SNI 0491:2009), dan
penyerapan (penetrasi) air (SNI 0499:2008).
b). Kinerja kertas nano karbon
Untuk pengujian ini, wortel dibungkus dengan kertas
bungkus hasil percobaan dari dua jenis bahan serat (bambu)
dikombinasikan dengan/ tanpa aditif. Uji tersebut dilakukan dalam
ruangan dengan suhu dan kelembapan tertentu (25–28 °C; 75–77%).
Selanjutnya setelah dibungkus selama 14 hari, dilakukan
pemeriksaan terkait dengan efektivitas dan kinerja kertas nano
karbon dengan melihat penurunan berat bahan pangan dan uji nutrisi
bahan tersebut. Sebagai pembanding dilakukan pula pengujian
terhadap bahan pangan tersebut tanpa ada perlakuan pembungkusan.
10. C. ANALISI DATA
1. Kualitas Kertas nano karbon
Data hasil pengujian sifat kekuatan kertas nano karbon ditelaah dengan
rancangan percobaan acak lengkap berpola faktorial. Sebagai faktor adalah
macam asal bahan serat pembentuk kertas dan penggunaan arang aktif. Macam
bahan serat (S) adalah bambu tali (s1) dan bambu ampel (s2). Penggunaan arang (A)
terdiri dari tanpa arang aktif sebagai kontrol (a0) dan dengan arang aktif (a1).
Ulangan dari masing-masing kombinasi faktor S dan A dilakukan sebanyak 5 kali.
Apabila pengaruh faktor secara individu (S dan A), dan interaksinya (S*A)
nyata, maka dilakukan penelaahan lebih lanjut menggunakan uji beda nyata
jujur (BNJ) atau Tukey (Ott, 1994).
11. 2. Kinerja kertas nano karbon
Telaahan efektivitas dan kinerja dilakukan dengan menerapkan
analisis keragaman berpola acak lengkap (RAL), yaitu dengan
membandingkan data analisis nutrisi wortel yang dibungkus dengan
kertas kontrol dan dengan kertas yang diberi aditif berupa arang
aktif. Pada RAL yang diterapkan, masing-masing taraf atau kombinasi
perlakuan memiliki ulangan sebanyak 5 kali. Selanjutnya, jika pengaruh
masing-masing taraf tersebut nyata terhadap hasil uji nutrisi, maka
penelaahan dilanjutkan dengan uji BNJ (Tukey).
12. D. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Arang Aktif
Arang aktif berperan sebagai bahan aditif yang dicampurkan ke masing-masing
pulp bambu tali dan pulp bambu ampel pada proporsi tertentu sebelum pulp tersebut
dibentuk menjadi lembaran kertas nano karbon. Sifat arang aktif tersebut
disajikan pada Tabel 1. Proses aktivasi merupakan hal penting untuk diperhatikan
disamping bahan baku yang digunakan dengan tujuan untuk memperbesar pori yaitu
dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul- molekul
permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia,
yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi
(Ajayi & Olawale, 2009 dalam Jamilatun & Setyawan, 2014).
13. Tabel 1. Sifat pengolahan dan sifat kimia arang aktif
Proses aktivasi merupakan hal penting untuk diperhatikan
disamping bahan baku yang digunakan dengan tujuan untuk
memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon
atau mengoksidasi molekul- molekul permukaan sehingga arang
mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas
permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya
adsorpsi (Ajayi & Olawale, 2009 dalam Jamilatun & Setyawan,
2014).
14. B. Kualitas kertas nano karbon
Berdasarkan analisis keragaman (Tabel 2) dan uji BNJ (Tabel 3), kertas nano
karbon yang digunakan sebagai kertas bungkus asal serat bambu tali menunjukkan
nilai sifat kekuatan (ketahanan tarik, ketahanan sobek, ketahanan retak, dan
ketahanan lipat); dan daya serap air (baik permukaan atas ataupun permukaan
bawah) yang lebih tinggi dibandingkan nilai-nilai untuk kertas asal serat bambu
ampel. Untuk kasus sifat kekuatan tersebut, diduga terkait dengan serat bambu
tali yang memiliki dinding serat lebih tipis; daya tenun dan koefisien
fleksibilitas serat lebih tinggi; dan bilangan Muhlstep, bilangan Runkel, dan
koefisien kekakuan serat lebih rendah, dibandingkan nilai-nilai untuk bambu ampel
(Sulastiningsih et al., 2015).
15. Tabel 2. analisis keragaman terhadap sifat kekuatan kertas nano karbon untuk
kertas bungkus
16. Tabel 3. Analisis keragaman terhadap penurunan berat bahan pangan
C. Kinerja Kertas Nano Karbon
1. Penurunan berat bahan pangan yang di bungkus
Kinerja kertas nano karbon berupa penambahan arang aktif ditelaah dengan
pendekatan data penurunan berat wortel yang dibungkus. Penelaahan dengan
analisis keragaman (Tabel 4) menunjukkan bahwa macam serat bambu untuk
pembuatan kertas nano karbon sebagai kertas bungkus dan penggunaan arang aktif
berpengaruh nyata terhadap penurunan berat bahan.
17. Gambar 1. penampakan visual kertas yang dibuat dengan
bahan baku bamboo tali dan ampel murni serta kertas dengan
penambahan arang aktif
2. Pencermatan nutrisi bahan pangan wortel yang di bungkus
a) Kandungan mineral
b) Vitamin
c) Telaahan nutrisi wortel secara menyeluruh
18. keterangan (Remarks):
1. Tali Kontrol (Kertas dari jenis bambu tali tanpa arang aktif/Paper
made from tali bambu without activated charcoal)
2. Tali arang (Kertas dari jenis bambu tali dengan arang aktif/Paper
made from tali bamboo with activated charcoal)
3. Ampel Kontrol (Kertas dari jenis bambu ampel tanpa arang
aktif/Paper made from ampel bamboo without activated chardoal)
4. Ampel arang (Kertas dari jenis bambu ampel dengan arang aktif/Paper
made from ampel bamboo with activated charcoal
19. Gambar 2. penampakan visual wortel yang dibungkus kertas nano karbon
D. Penampakan Visual
Untuk menambah informasi kinerja penambahan aditif berupa arang
aktif terhadap kertas sebagai pembungkus bahan pangan, penampakan
secara visual diamati pada wortel yang dibungkus
20. KESIMPULAN
Berdasarkan pencermatan sifat kekuatan kertas nano karbon secara
serentak, bahan serat untuk kertas nano karbon yang paling berprospek
sebagai kertas bungkus adalah serat pulp bambu tali, dikombinasikan
dengan penggunaan arang aktif sedangkan prospek terendah atau paling
tidak-berprospek adalah serat bambu ampel (dengan kombinasi arang).
Penambahan arang aktif yang dicampur dengan pulp (bambu tali ataupun
bambu ampel) cenderung menurunkan sifat kekuatan kertas nano karbon,
namun mampu menurunkan daya serap (penetrasi) air. antar serat pulp
(kertas).