Sistem Informasi keuangan desa, pemerintahan desa bumdes, aplikasi keuangan. efektifitas, Sistem Keuangan Desa) versi 2.0.3 telah di rilis pada tanggal 10 Nopember 2020 dan di launching oleh Kementerian Dalam Negeri pada tanggal 17 Nopember 2020 serentak dan dilakukan melalui daring di Seluruh Indonesia melalui Aplikasi Zoom, acara di isi materi oleh Kemendagri, Kemendes dan BPKP RI.
Sistem Informasi keuangan desa, pemerintahan desa bumdes, aplikasi keuangan. efektifitas, Sistem Keuangan Desa) versi 2.0.3 telah di rilis pada tanggal 10 Nopember 2020 dan di launching oleh Kementerian Dalam Negeri pada tanggal 17 Nopember 2020 serentak dan dilakukan melalui daring di Seluruh Indonesia melalui Aplikasi Zoom, acara di isi materi oleh Kemendagri, Kemendes dan BPKP RI.
Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan permendagri 20 Tahun 2018 merupakan Peraturan perundang-Undangan yang perlu dipahami untuk semua pelaku yang berhubungan dengan Desa.
Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan permendagri 20 Tahun 2018 merupakan Peraturan perundang-Undangan yang perlu dipahami untuk semua pelaku yang berhubungan dengan Desa.
Sebuah policy paper yang berisikan tentang pengelolaan keuangan desa pasca diberlakukannya UU Desa no 6 tahun 2014. Buku ini menyibak bagaimana peran dari masing-masing pihak, mekanisme pengelolaan dan risiko pengelolaan keuangan desa. Policy Paper ini dibuat oleh Pusat Inovasi Tata Pemerintahan, Lembaga Administrasi Negara.
Bahwa sesuai ketentuan pasal 32 Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 1 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa, maka Desa Melung perlu menyusun kembali Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa;
KEPUTUSAN KEPALA DESA WLAHAR WETAN KECAMATAN KALIBAGOR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ENUNJUKAN PELAKSANA TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA PTPKD) TAHUN ANGGARAN 2016
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Kesejahteraan hewan (KESRAWAN) dalam pemotongan hewan kurban.pptx
pelaksanaan apbdesa
1. Permendagri No. 113/2014, Bab V, Bagian Kedua Pelaksanaan, Pasal 24, 25, dan 26
Diolah dari:
Penerimaan Desa Pengeluaran Desa
Rekening
Kas Desa
Khusus desa yang belum memiliki layanan
perbankan di wilayahnya akan diatur oleh
Pemerintah Kab/Kota
Semua penerimaan dalam rangka pelaksanaan
keuangan desa harus melalui rekening kas desa
dan didukung bukti yang lengkap dan sah.
Pemerintah desa dilarang melakukan pungutan
sebagai pemasukkan selain yang ditetapkan
dalam Peraturan Desa
Bendahara dapat menyimpan uang di Kas Desa
dalam rangka memenuhi kebutuhan
operasional dengan jumlah tertentu yang
ditetapkan dengan Peraturan Bupati/Walikota
Pengeluaran desa tidak dapat dilakukan
sebelum Rancangan Peraturan Desa tentang
APBDesa ditetapkan
Tidak termasuk untuk Belanja Pegawai yang
bersifat mengikat dan operasional perkantoran
Penggunaan biaya tak terduga terlebih dulu
dibuat Rincian Anggaran Biaya yang telah
disahkan Kepala Desa
Rekening
Kas Desa
2. Diolah dari:
Permendagri No. 113/2014, Bab V, Bagian Kedua Pelaksanaan, Pasal 27, 28, 29, 30, dan 31
Pengajuan Pelaksanaan Kegiatan
• Mengajukan pendana-
an disertai RAB (Renca-
na Anggaran Biaya)
dengan juga melampir-
kan: Surat Permintaan
Pembayaran (SPP),
Pernyataaan tanggung
jawab, dan Lampiran
Bukti Transaksi
• Menggunakan Buku
pembantu kas kegiatan
sebagai pertanggung-
jawaban pelaksanaan
kegiatan di desa
• SPP tidak boleh
dilakukan sebelum
barang & jasa diterima
• Verifikasi RAB yang
diajukan
• Meneliti kelengkapan
SPP
• Menguji kebenaran
perhitungan tagihan
atas beban APBDesa
yang tercantum
dalam SPP
• Menguji
ketersediaan dana
untuk kegiatan
• Menolak jika SPP
tidak memenuhi
persyaratan
• Mengesahkan
RAB
• Menyetujui
permintaan
pembayaran
• Melakukan
pembayaran
• Melakukan
pencatatan
pengeluaran
• Menyertakan seluruh
penerimaan potongan
dan pajak yang
dipungutnya ke
rekening kas negara
sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan
Pelaksana Kegiatan Sekretaris Desa Kepala Desa Bendahara
3. Diolah dari:
Permendagri No. 113/2014, Bab V, Bagian Kedua Pelaksanaan, Pasal 32
Pengadaan Barang dan Jasa
Pengadaan barang dan/atau jasa di Desa diatur dengan
peraturan Bupati/Walikota dengan berpedoman pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Diolah dari:
Permendagri No. 113/2014, Bab V, Bagian Kedua Pelaksanaan, Pasal 33
Perubahan APBDesa
Perubahan dapat dilakukan apabila terjadi:
• Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergesaran antar jenis
belanja.
• Keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran SilPA tahun
sebelumnya harus digunkan dalam tahun berjalan.
• Terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan desa
pada tahun berjalan.
• Terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam krisis politik, krisis
ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan.
• Perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah dan Pemerintah
• Perubahan APBDesa hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun anggaran
• Tata cara pengajuan perubahan APBDesa sama dengan tata cara
penetapan APBDesa
5. Diolah dari:
Permendagri No. 113/2014, Bab V, Bagian Kedua Pelaksanaan, Pasal 34
Bantuan Keuangan Setelah
Perubahan APBDesa
1. Bantuan keuangan dari APBD provinsi dan APBD Kabupaten/Kota
serta hibah dan bantuan pihak ketiga yang tidak mengikat ke desa
disalurkan setelah ditetapkan Peraturan Desa tentang Perubahan
APBDesa, perubahan diatur dengan Peraturan Kepala Desa
tentang perubahan APBDesa.
2. Perubahan APBDesa di informasikan kepada BPD