Dokumen tersebut membahas tentang perjanjian-perjanjian Allah dalam sejarah keselamatan, dimulai dari perjanjian dengan Adam setelah dosa masuk ke dunia hingga perjanjian baru melalui Yesus Kristus. Perjanjian-perjanjian tersebut ditandai dengan janji Allah untuk menyelamatkan manusia dan syarat-syarat taat yang harus dipenuhi manusia. Perjanjian baru melalui Kristus merupakan puncak dari rencana keselamatan Allah untuk membangun
1. Pelajaran ke-2 Triwulan II 2021
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
“Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku
dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta
kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang
empunya seluruh bumi.” (Keluaran 19:5)
2. Setelah dosa masuk ke dunia, ALLAH menjelaskan
dasar-dasar rencana keselamatan kepada Adam dan
Hawa. Sejak saat itu, Ia menyatakan lebih banyak
aspek dari rencana tersebut secara bertahap .
ALLAH menjelaskan keselamatan sebagai sebuah
perjanjian kekal antara umat manusia dengan-Nya.
Perjanjian ini telah diungkapkan dengan cara yang
berbeda pada waktu yang berbeda dalam sejarah
kita. Perjanjian yang terakhir dikenal sebagai
“Perjanjian yang Baru.”
Perjanjian Kekal
Perjanjian dengan Nuh
Perjanjian dengan Abram
Perjanjian dengan Musa
Perjanjian Baru
3. PERJANJIAN
KEKAL
“Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-
Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi
harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah
yang empunya seluruh bumi.” (Keluaran 19:5)
ALLAH mengundang setiap orang untuk memiliki
hubungan dengan-Nya sebagai suatu perjanjian. Ia telah
menyesuaikan perjanjian ini dengan waktu, tempat, dan
orang-orang yang terlibat.
“Perjanjian”– “Berith” dalam bahasa Ibrani, “διαθήκη”
dalam bahasa Yunani – dapat juga diterjemahkan sebagai
“surat wasiat” atau “keinginan terakhir”. Ia meletakkan
dasar hubungan atau kesepakatan antara dua pihak.
Perjanjian kekal mengandung tiga elemen dasar:
1. ALLAH menegaskan janji perjanjian
dengan sumpah (Ibrani 6:17)
2. Individu berkomitmen untuk menaati
ALLAH (Ulangan 4:13)
3. Cara yang digunakan untuk menggenapi
perjanjian: Keselamatan melalui YESUS
(Yesaya 42:6)
Dalam Perjanjian Lama,
rencana keselamatan
ditunjukkan melalui
sistem upacara korban
yang mengacu pada
Kristus.
4. PERJANJIAN DENGAN NUH
“Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-
Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau
bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan
isteri anak-anakmu.” (Kejadian 6:18)
Kata “perjanjian” dalam ayat di atas digunakan untuk
pertama kalinya dalam Alkitab. Konteksnya adalah
pengumuman tentang Air Bah yang akan meluluh
lantakkan bumi.
Perjanjian tersebut adalah perjanjian bilateral (dua
pihak). ALLAH berjanji untuk menyelamatkan Nuh dan
keluarganya (dan sebenarnya siapa saja yang ingin
masuk ke bahtera bersama mereka).
Nuh harus membangun bahtera dan masuk ke
dalamnya. Jika Nuh tidak memenuhi bagiannya dari
perjanjiannya dengan ALLAH tersebut, maka ALLAH
tidak dapat memenuhi bagian-Nya.
ALLAH selalu setia pada kata-kata-Nya. Ia hanya dapat
dicegah untuk memenuhi janji-Nya jika kita dengan
keras kepala menolak pertolongan-Nya.
5. PERJANJIAN
DENGAN
ABRAM
“Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta
berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari
sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat:’”
(Kejadian 15:18)
Sebelum membuat perjanjian resmi dengan Abram,
ALLAH berjanji untuk memberkatinya dan memberkati
semua bangsa di bumi melalui dirinya (Kejadian 12:1-
3). Artinya, ALLAH berjanji kepadanya bahwa
Juruselamat dunia akan menjadi salah satu dari
keturunannya (Galatia 3:16).
Begitu hubungan di antara mereka terjalin, ALLAH
meresmikan perjanjian-Nya dengan dia (Kejadian 15).
Abram percaya pada janji ALLAH dan
memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai
kebenaran (ayat 6), dan ia siap untuk mematuhi dan
memenuhi syarat-syarat perjanjian (Kejadian 18:19).
Ketaatan kita kepada ALLAH adalah suatu
respon iman atas segala sesuatu yang telah Ia
lakukan bagi kita (1 Yohanes 4:19).
6. PERJANJIAN
DENGAN MUSA
“Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-
Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi
harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah
yang empunya seluruh bumi.” (Keluaran 19:5)
Perjanjian Allah dengan Israel melalui Musa merupakan kelanjutan
dari perjanjian dengan Abraham, Ishak, dan Yakub (Keluaran 6: 4-5).
Hubungan khusus dengan ALLAH dibangun (Kej. 17:7-8; Kel. 19:5)
ALLAH berjanji bahwa mereka akan menjadi bangsa yang besar
(Kejadian 12:2; Keluaran 19:6)
Diperlukan penurutan (Kejadian 17:9-10; Keluaran 19:7-8)
Perjanjian tersebut adalah perjanjian kasih karunia.
ALLAH mengambil langkah pertama dengan
menyelamatkan Israel. Kemudian, Ia memberi
mereka Hukum agar mereka mematuhinya sebagai
respon terhadap perjanjian tersebut.
Demikian halnya dengan Injil. Pertama, Kristus
menyelamatkan kita dari dosa. Kemudian, Ia
menolong kita untuk menaati-Nya (1Petrus 2:24).
7. “Perjanjian ini (Keluaran 19:5) diberikan tidak hanya
untuk bangsa Israel, tetapi juga untuk semua yang taat
pada Firman ALLAH. Mereka yang hidup di tengah
bahaya zaman akhir dapat menyadari bahwa sama
seperti pada awal pengalaman mereka, kebenaran
menyatukan mereka dengan Juruselamat, demikian
pula Ia Yang adalah Perancang dan Penyempurna iman
mereka, akan menyempurnakan pekerjaan yang telah
Ia mulai bagi mereka. ALLAH Adalah setia, oleh siapa
kita dipanggil untuk bersekutu dengan Putra-Nya.”
E.G.W. (Our High Calling, January 18)
8. PERJANJIAN
YANG BARU
“Sesungguhnya, akan datang waktunya,
demikianlah firman TUHAN, Aku akan
mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel
dan kaum Yehuda,” (Yeremia 31:31)
Mengapa perjanjian baru diperlukan? Apa perbedaan antara
perjanjian yang baru dengan perjanjian yang lama?
“Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku […] sebab Aku akan
mengampuni kesalahan mereka.” (ayat 34). Sekali lagi, ALLAH mengambil
langkah pertama dan menyelamatkan kita. Kita sepatutnya meresponnya dengan
mematuhi Hukum yang Ia tempatkan di hati kita (ayat 33).
ALLAH telah menjaga Israel seolah-olah Ia adalah
pasangan pria mereka, namun mereka tidak setia dan
tidak menaati-Nya. Mereka telah membatalkan
perjanjian pertama (Yeremia 31:32).
Bagaimanapun, perjanjian baru masih merupakan
kelanjutan dari perjanjian lama. Satu-satunya
perbedaan adalah bahwa Allah menjanjikan hubungan
yang lebih dekat antara manusia dan diri-Nya (ayat 33).
9. “Dalam Alkitab, tabiat yang saleh dan
yang bertahan dalam hubungan antara
Kristus dengan gereja-Nya dilambangkan
dengan persekutuan pernikahan. TUHAN
telah menggabungkan umat-Nya kepada
diri-Nya oleh suatu perjanjian kudus; Ia
berjanji menjadi ALLAH mereka dan
mereka berjanji menjadi kepunyaan-
Nya, dan hanya kepunyaan-Nya sendiri.”
E.G.W. (The Great Controversy, cp. 21, p. 381)