Kelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guruMitha Ye Es
Metode pembelajaran yang berpusat pada guru mencakup ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, pemberian tugas, dan tanya jawab. Metode-metode ini melibatkan penyampaian materi pelajaran secara langsung oleh guru kepada siswa. [/ringkasan]
Dokumen ini membahas delapan fungsi utama bimbingan dan konseling, yaitu fungsi pemahaman, pencegahan, perbaikan, pemeliharaan, pengembangan, penyaluran, penyesuaian, dan adaptasi. Fungsi-fungsi tersebut berkaitan dengan membantu peserta didik memahami diri dan lingkungan, mencegah masalah, mengatasi masalah, menjaga perilaku yang baik, mengembangkan potensi, memilih karier, menemukan penyesuaian
Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah rendahnya hasil belajar matematika siswa dan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkannya. Dokumen ini juga menjelaskan konsep strategi pembelajaran kooperatif dan beberapa pengertian belajar.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain satu kelompok sebelum dan sesudah. Instrumen penelitian terdiri atas tes objektif dan angket sikap. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda butir soal. Pengolahan data menggunakan uji normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis.
Penguatan merupakan respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya tingkah laku tersebut. Penguatan dapat diberikan oleh guru dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan perhatian dan motivasi siswa, serta mengontrol tingkah laku kurang produktif. Ada dua jenis penguatan yaitu verbal berupa pujian dan dukungan, serta non verbal melalui mimik, sentuhan, dan simbol. Pengu
Kelompok 7 metode pembelajaran yang berpusat pada guruMitha Ye Es
Metode pembelajaran yang berpusat pada guru mencakup ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, pemberian tugas, dan tanya jawab. Metode-metode ini melibatkan penyampaian materi pelajaran secara langsung oleh guru kepada siswa. [/ringkasan]
Dokumen ini membahas delapan fungsi utama bimbingan dan konseling, yaitu fungsi pemahaman, pencegahan, perbaikan, pemeliharaan, pengembangan, penyaluran, penyesuaian, dan adaptasi. Fungsi-fungsi tersebut berkaitan dengan membantu peserta didik memahami diri dan lingkungan, mencegah masalah, mengatasi masalah, menjaga perilaku yang baik, mengembangkan potensi, memilih karier, menemukan penyesuaian
Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah rendahnya hasil belajar matematika siswa dan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif untuk meningkatkannya. Dokumen ini juga menjelaskan konsep strategi pembelajaran kooperatif dan beberapa pengertian belajar.
Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain satu kelompok sebelum dan sesudah. Instrumen penelitian terdiri atas tes objektif dan angket sikap. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda butir soal. Pengolahan data menggunakan uji normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis.
Penguatan merupakan respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya tingkah laku tersebut. Penguatan dapat diberikan oleh guru dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan perhatian dan motivasi siswa, serta mengontrol tingkah laku kurang produktif. Ada dua jenis penguatan yaitu verbal berupa pujian dan dukungan, serta non verbal melalui mimik, sentuhan, dan simbol. Pengu
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dalam manajemen kelas, yaitu pendekatan kekuasaan, ancaman, kebebasan, resep, pengajaran, perubahan tingkah laku, sosio-emosional, kerja kelompok, dan elektis atau plurastik. Setiap pendekatan memiliki cara pandang tersendiri tentang penciptaan kondisi kelas yang kondusif. Pendekatan elektis memungkinkan guru memilih dan menggabungkan berbagai pendekatan se
Menurut teori belajar Gagne, belajar adalah proses kompleks dimana perilaku seseorang berubah akibat pengalaman dan stimulus lingkungan, yang menghasilkan kapabilitas baru. Belajar terdiri atas empat fase yaitu penerimaan, perolehan, penyimpanan, dan pengungkapan kembali informasi. Terdapat delapan jenis belajar menurut Gagne. Kelebihan teorinya mendorong perencanaan pembelajaran yang terstruktur,
Modul ini membahas tentang eksponen dan logaritma. Terdiri dari empat bagian utama yaitu pengenalan eksponen meliputi sifat-sifat dan bentuk akarnya, fungsi eksponen mencakup pertumbuhan dan peluruhan, serta asesmen formatif dan sumatif untuk mengukur pemahaman siswa. Materi diajarkan dengan menggunakan contoh penularan virus dan pertumbuhan tabungan untuk memudahkan pemahaman siswa.
Manajemen pendidikan mencakup berbagai bidang seperti manajemen kurikulum, kesiswaan, dan sarana prasarana. Manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum nasional dan lokal. Manajemen kesiswaan mengatur kegiatan peserta didik mulai dari penerimaan, pengelompokan, hingga mutasi siswa. Manajemen sarana prasarana bertujuan mengelola sarana dan prasarana sekolah secara e
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyekDesy Aryanti
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning/PjBL) yang menggunakan proyek sebagai media pembelajaran. PjBL menggunakan masalah sebagai awal pengumpulan dan integrasi pengetahuan baru berdasarkan pengalaman. Terdapat 6 fase pelaksanaan PjBL yaitu penentuan pertanyaan, perencanaan proyek, penyusunan jadwal, pengamatan, penilaian, dan refleksi. PjBL diharapkan
Dokumen tersebut membahas pengelolaan kelas dan pendekatan-pendekatan yang dapat diambil guru dalam pengelolaan kelas, antara lain pendekatan otoriter, intimidasi, permisif, motivasi, resep, pengajaran, tingkah laku, sosio-emosional, kerja kelompok, dan elektis. Tujuan pengelolaan kelas adalah menciptakan lingkungan belajar yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif
Program Kegiatan Tahunan dan Harian Bimbingan dan Konseling SMP N 1 Dukuhseti meliputi (1) program tahunan yang mencakup orientasi siswa baru, bimbingan belajar, bimbingan karir, dan konseling kelompok, (2) program bulanan yang terdiri atas bimbingan individu, kelompok, keluarga, dan pengayaan minat bakat, (3) program harian seperti pengawasan koridor dan kantin, serta penanganan masalah disiplin
Model pembelajaran matematika tipe jigsawkikiismayanti
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Model ini melibatkan siswa belajar dalam kelompok kecil dengan tugas berbeda, lalu berdiskusi dalam kelompok ahli sebelum mengajarkan teman, bertujuan meningkatkan tanggung jawab dan kerjasama siswa dalam pembelajaran. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah, kelebihan, dan kelemahan model tersebut serta contoh rencana pel
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikFitri Yusmaniah
Karakteristik peserta didik SD meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosional, sosial, dan moral. Secara fisik, siswa SD mengalami pertumbuhan berat badan yang lebih besar daripada tinggi. Secara kognitif, siswa SD berada pada tahap operasional konkret menurut Piaget, yaitu mampu berpikir logis tetapi terikat pada objek konkret. Perkembangan emosi dan sosial siswa ditandai oleh mud
Teori belajar Baruda menyatakan bahwa anak-anak belajar dengan meniru perilaku orang dewasa sebagai model. Menurut percobaan Baruda, model ini mempengaruhi perilaku orang yang melihatnya. Teori ini menegaskan pentingnya pengamatan dan meniru tingkah laku orang lain dalam proses pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang bilangan kompleks, yaitu bilangan yang berbentuk a + bi dimana a dan b adalah bilangan real dan i^2 = -1. Bilangan kompleks dapat dioperasikan dengan penjumlahan dan perkalian. Bilangan kompleks dapat juga direpresentasikan dalam bentuk kutub (polar) yaitu (r, theta).
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningAbdul Jamil
Dokumen tersebut merupakan hasil diskusi kelompok tentang topik "Problem Solving Learning" yang diadakan oleh Program Studi Pendidikan IPA Fisika Universitas Negeri Semarang. Diskusi ini membahas tentang contoh penerapan problem solving learning dalam pembelajaran fisika, teori belajar yang mendasari problem solving learning, dan langkah-langkah menerapkan problem solving dalam pembelajaran fisika.
Lembar kerja peserta didik 1 materi spldv kelas viiiMartiwiFarisa
1. The document is a student worksheet for applying systems of linear equations with two variables. It provides context and examples for students to practice solving real-world problems that can be modeled with systems of two linear equations.
2. Students are instructed to carefully read the worksheet and examples, discuss problems in groups, and ask the teacher for help if needed. They are also given guidelines for building mathematical models from word problems and solving the corresponding systems of equations.
3. One example problem provided asks students to determine the price of each book and pen by setting up and solving a system of two equations modeling the prices paid by two students at a bookstore.
Dokumen tersebut membahas metode pembelajaran roleplay, dimana siswa memainkan peran tertentu sesuai skenario yang diberikan guru. Roleplay dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa dan kemampuan bekerjasama. Dokumen ini juga menjelaskan langkah pelaksanaan roleplay dan manfaat serta kelemahannya dalam pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran penemuan (discovery learning) dimana siswa belajar dengan menemukan konsep atau prinsip secara mandiri tanpa disajikan secara langsung oleh guru. Metode ini memiliki 6 tahapan yaitu pemberian rangsangan, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Model ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berfikir siswa
Dokumen tersebut membahas berbagai pendekatan dalam manajemen kelas, yaitu pendekatan kekuasaan, ancaman, kebebasan, resep, pengajaran, perubahan tingkah laku, sosio-emosional, kerja kelompok, dan elektis atau plurastik. Setiap pendekatan memiliki cara pandang tersendiri tentang penciptaan kondisi kelas yang kondusif. Pendekatan elektis memungkinkan guru memilih dan menggabungkan berbagai pendekatan se
Menurut teori belajar Gagne, belajar adalah proses kompleks dimana perilaku seseorang berubah akibat pengalaman dan stimulus lingkungan, yang menghasilkan kapabilitas baru. Belajar terdiri atas empat fase yaitu penerimaan, perolehan, penyimpanan, dan pengungkapan kembali informasi. Terdapat delapan jenis belajar menurut Gagne. Kelebihan teorinya mendorong perencanaan pembelajaran yang terstruktur,
Modul ini membahas tentang eksponen dan logaritma. Terdiri dari empat bagian utama yaitu pengenalan eksponen meliputi sifat-sifat dan bentuk akarnya, fungsi eksponen mencakup pertumbuhan dan peluruhan, serta asesmen formatif dan sumatif untuk mengukur pemahaman siswa. Materi diajarkan dengan menggunakan contoh penularan virus dan pertumbuhan tabungan untuk memudahkan pemahaman siswa.
Manajemen pendidikan mencakup berbagai bidang seperti manajemen kurikulum, kesiswaan, dan sarana prasarana. Manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum nasional dan lokal. Manajemen kesiswaan mengatur kegiatan peserta didik mulai dari penerimaan, pengelompokan, hingga mutasi siswa. Manajemen sarana prasarana bertujuan mengelola sarana dan prasarana sekolah secara e
project based learning (PjBL) pembelajaran berbasis proyekDesy Aryanti
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning/PjBL) yang menggunakan proyek sebagai media pembelajaran. PjBL menggunakan masalah sebagai awal pengumpulan dan integrasi pengetahuan baru berdasarkan pengalaman. Terdapat 6 fase pelaksanaan PjBL yaitu penentuan pertanyaan, perencanaan proyek, penyusunan jadwal, pengamatan, penilaian, dan refleksi. PjBL diharapkan
Dokumen tersebut membahas pengelolaan kelas dan pendekatan-pendekatan yang dapat diambil guru dalam pengelolaan kelas, antara lain pendekatan otoriter, intimidasi, permisif, motivasi, resep, pengajaran, tingkah laku, sosio-emosional, kerja kelompok, dan elektis. Tujuan pengelolaan kelas adalah menciptakan lingkungan belajar yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif
Program Kegiatan Tahunan dan Harian Bimbingan dan Konseling SMP N 1 Dukuhseti meliputi (1) program tahunan yang mencakup orientasi siswa baru, bimbingan belajar, bimbingan karir, dan konseling kelompok, (2) program bulanan yang terdiri atas bimbingan individu, kelompok, keluarga, dan pengayaan minat bakat, (3) program harian seperti pengawasan koridor dan kantin, serta penanganan masalah disiplin
Model pembelajaran matematika tipe jigsawkikiismayanti
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Model ini melibatkan siswa belajar dalam kelompok kecil dengan tugas berbeda, lalu berdiskusi dalam kelompok ahli sebelum mengajarkan teman, bertujuan meningkatkan tanggung jawab dan kerjasama siswa dalam pembelajaran. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah, kelebihan, dan kelemahan model tersebut serta contoh rencana pel
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikFitri Yusmaniah
Karakteristik peserta didik SD meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosional, sosial, dan moral. Secara fisik, siswa SD mengalami pertumbuhan berat badan yang lebih besar daripada tinggi. Secara kognitif, siswa SD berada pada tahap operasional konkret menurut Piaget, yaitu mampu berpikir logis tetapi terikat pada objek konkret. Perkembangan emosi dan sosial siswa ditandai oleh mud
Teori belajar Baruda menyatakan bahwa anak-anak belajar dengan meniru perilaku orang dewasa sebagai model. Menurut percobaan Baruda, model ini mempengaruhi perilaku orang yang melihatnya. Teori ini menegaskan pentingnya pengamatan dan meniru tingkah laku orang lain dalam proses pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang bilangan kompleks, yaitu bilangan yang berbentuk a + bi dimana a dan b adalah bilangan real dan i^2 = -1. Bilangan kompleks dapat dioperasikan dengan penjumlahan dan perkalian. Bilangan kompleks dapat juga direpresentasikan dalam bentuk kutub (polar) yaitu (r, theta).
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningAbdul Jamil
Dokumen tersebut merupakan hasil diskusi kelompok tentang topik "Problem Solving Learning" yang diadakan oleh Program Studi Pendidikan IPA Fisika Universitas Negeri Semarang. Diskusi ini membahas tentang contoh penerapan problem solving learning dalam pembelajaran fisika, teori belajar yang mendasari problem solving learning, dan langkah-langkah menerapkan problem solving dalam pembelajaran fisika.
Lembar kerja peserta didik 1 materi spldv kelas viiiMartiwiFarisa
1. The document is a student worksheet for applying systems of linear equations with two variables. It provides context and examples for students to practice solving real-world problems that can be modeled with systems of two linear equations.
2. Students are instructed to carefully read the worksheet and examples, discuss problems in groups, and ask the teacher for help if needed. They are also given guidelines for building mathematical models from word problems and solving the corresponding systems of equations.
3. One example problem provided asks students to determine the price of each book and pen by setting up and solving a system of two equations modeling the prices paid by two students at a bookstore.
Dokumen tersebut membahas metode pembelajaran roleplay, dimana siswa memainkan peran tertentu sesuai skenario yang diberikan guru. Roleplay dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa dan kemampuan bekerjasama. Dokumen ini juga menjelaskan langkah pelaksanaan roleplay dan manfaat serta kelemahannya dalam pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran penemuan (discovery learning) dimana siswa belajar dengan menemukan konsep atau prinsip secara mandiri tanpa disajikan secara langsung oleh guru. Metode ini memiliki 6 tahapan yaitu pemberian rangsangan, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Model ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berfikir siswa
Metode pembelajaran discovery learning menekankan pada proses siswa menemukan konsep atau prinsip secara mandiri. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan masalah untuk dipecahkan siswa melalui kegiatan seperti mengumpulkan informasi, menganalisis, dan menarik kesimpulan. Penilaian dalam model ini dapat berupa tes tertulis maupun pengamatan terhadap proses siswa.
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui eksplorasi dan penyelidikan sendiri tanpa diberikan penjelasan langsung oleh guru. Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan masalah atau stimulus untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan menarik kesimpulan sendiri. Metode ini bertujuan membantu siswa belajar se
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru.
Model pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui eksplorasi dan penyelidikan mandiri daripada diberitahu secara langsung oleh guru. Metode ini memberikan manfaat seperti meningkatkan pemahaman siswa dan motivasi belajar, namun juga memiliki tantangan seperti kurang efisien untuk kelas besar. Model ini melibatkan langkah-langkah se
Model pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan metode belajar di mana siswa tidak diberikan pelajaran secara langsung melainkan diharapkan untuk mengorganisasi sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator dengan memberikan masalah atau stimulus untuk mendorong siswa menemukan konsep secara mandiri melalui langkah-langkah seperti pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Penilaian dapat
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Model pembelajaran discovery learning merupakan metode belajar dimana siswa belajar secara aktif tanpa diberikan pelajaran secara final
2. Terdiri dari beberapa langkah yaitu persiapan, pelaksanaan meliputi stimulasi, pernyataan masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan
3. Penilaian dapat dilakukan dengan tes tertulis
Model pembelajaran penemuan adalah metode di mana siswa belajar secara aktif dengan menemukan konsep atau prinsip melalui proses pengumpulan informasi, analisis, dan penarikan kesimpulan sendiri tanpa diberikan pelajaran secara final. Metode ini memberikan manfaat seperti meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Namun, metode ini juga memiliki kelemahan se
Model pembelajaran discovery dan inquiry memberikan pendekatan yang berbeda dalam proses pembelajaran. Model discovery melibatkan siswa untuk menemukan konsep secara mandiri melalui observasi dan eksperimen, sedangkan model inquiry melibatkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban melalui penyelidikan. Kedua model tersebut berfokus pada aktivitas siswa dan peran guru sebagai fasilitator.
Dokumen tersebut merangkum model pembelajaran penemuan (discovery learning) yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Metode ini melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan konsep melalui langkah-langkah seperti stimulasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Guru berperan sebagai fasilitator yang memotivasi siswa untuk belajar secara mandiri.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
3. Definisi
Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan
sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak
disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi
diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan
kesempatan muridnya untuk menjadi seorang problem solver,
seorang scientis, historin, atau ahli matematika. Bahan ajar
tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa dituntut untuk
melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,
membandingkan, mengkategorikan, menganalisis,
mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat
kesimpulan-kesimpulan.
4. Karakteristik model
1. Sintakmatik
a.) simulation
b.) problem statement
c.) data collection
d.) data processing
e.) verification
f.) Generalization
5.
6. 2. Sistem sosial
Model discovery learning disajikan dalam bentuk cukup
sederhana, fleksibel, dan tidak hanya bergantung pada
arahan guru.
Struktur peristiwa belajar bersifat terbuka. Kemungkinan
lain pembelajar “dilepas” atau diberi kesempatan bebas
untuk mencari sesuatu sampai menemukan hasil belajar
melalui proses-proses, dan disini guru hanya bertugas
memberikan arahan dan bimbingan guna memecahkan
persoalan yang dihadapi para anak didik.
8. 4. Dampak instruksional
Discovery learning dapat memberikan dampak instruksional
seperti :
a.) keterampilan dalam proses ilmiah
b.) strategi penyelidikan kreatif
c.) keterampilan dalam mengkaji suatu persoalan
d.) berpartisipasi aktif dalam pembelajaram
9. 5. Dampak pengiring
a.) melalui pembelajaran discovery, potenti intelektual anak
didik akan semakin meningkat, sehingga menimbulkan
harapan baru untuk menuju kesuksesan.
b.) dengan menekankan discovery learning, anak didik akan
belajar mengorganisasi dan menghadapi problem dengan
metode hit and miss.
c.)anak didik akan mencapai kepuasan karena telah
menemukan pemecahan sendiri, dan dengan pengalaman
pemecahan masalah itulah, ia bisa meningkatkan skill dan
teknik dalam pekerjaannya melalui problem-problem riil di
lingkungannya.
10. Tujuan Penggunaan Model
Discovery Learning
Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk
terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Kenyataan
menunjukan bahwa partisipasi banyak siswa dalam
pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan.
Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar
menemukan pola dalam situasi konkrit maupun abstrak,
juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi
tambahan yang diberikan
Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang
tidak rancu dan menggunakan tanya jawab untuk
memperoleh informasi yang bermanfaat dalam
menemukan.
11. Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa
membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling
membagi informasi, serta mendengar dan mneggunakan
ide-ide orang lain.
Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa
keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna.
Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar
penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer
untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar
yang baru.
12. Macam-macam Discovery Learning
Menurut Jerome Bruner Model penemuan atau pengajaran
penemuan dibagi 3 jenis :
1. Penemuan Murni
2. Penemuan Terbimbing
3. Penemuan Laboratory
13. Kelebihan
Membantu siswa untuk memperbaiki dan
meningkatkan keterampilan-keterampilan dan
proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan
kunci dalam proses ini, seseorang tergantung
bagaimana cara belajarnya.
Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini
sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan
pengertian, ingatan dan transfer.
14. Kelebihan
Model ini dapat membantu siswa memperkuat
konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan
bekerja sama dengan yang lainnya.
Membantu dan mengembangkan ingatan dan
transfer kepada situasi proses belajar yang baru;
Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan)
karena mengarah pada kebenaran yang final
dan tertentu atau pasti.
15. Kelemahan
Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan
pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan
mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau
mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang
tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan
menimbulkan frustasi.
Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa
yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama
untuk membantu mereka menemukan teori atau
pemecahan masalah lainnya.
16. Kelemahan
Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan
pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep,
keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat
perhatian.
Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir
yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih
dahulu oleh guru.
17. Langkah-Langkah Discovery
Tahap Persiapan
Menentukan tujuan pembelajaran
Melakukan identifikasi karakteristik siswa
Menentukan topik
Tahap Pelaksanaan
Stimulasi/pemberian rangsangan
Identifikasi masalah
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Pembuktian
Menarik kesimpulan
18. Sistem Penilaian Discovery
Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian
dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non
tes.
Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif,
proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk
penialainnya berupa penilaian kognitif, maka dalam
model pembelajaran discovery learning dapat
menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya
menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil
kerja siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan
dengan pengamatan.