Teks tersebut membahas tentang tahap-tahap perkembangan biopsikologi manusia dan proses sensori motorik. Teks tersebut menjelaskan delapan tahap perkembangan biopsikologi manusia mulai dari masa konsepsi hingga masa tua beserta ciri fisik dan prilakunya. Teks tersebut juga menjelaskan proses sensori khususnya penglihatan yang melibatkan berbagai bagian mata dan sistem warna yang memungkinkan kita
2. Kuis
1. Apa yang dimaksud dengan :
a. Biopsikologi.
b. Proses Sensori.
c. Proses Motorik.
2. Jelaskan tahapan perkembangan biopsikologi pada
manusia.
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
sensori pada kelima indera manusia.
4. Bagaimanakah terjadinya proses motorik, jelaskan.
3. Defenisi Biopsikologi, Proses Sensori, dan Proses Motorik
1. Biopsikologi adalah Ilmu aplikasi/terapan biologi
(ilmu tentang kehidupan) dan psikologi (ilmu
tentang prilaku manusia).
2. Proses Sensori adalah proses mekanisme persyarafan
yang berhubungan dengan sensor untuk kelima
panca indra manusia.
3. Proses Motorik adalah proses gerakan yang langsung
melibatkan otot untuk bergerak yang menjadikan
seseorang mampu untuk menggerakkan anggota
tubuhnya.
4. A. Perkembangan Biopsikologi pada Manusia.
Perkembangan Biopsikologi pada manusia dimulai
pada saat konsepsi atau pembuahan yaitu pembuahan
sel telur oleh spermatozoa.
Perkembangan Psikologi pada manusia dimulai pada
waktu anak dalam kandungan mulai bereaksi
terhadap rangsang-rangsang dari luar.
Biopsikologi berorientasi pada hubungan faktor fisik
dan tingkahlaku manusia sesuai dengan tahap
perkembanganya.
5. Tahapan Perkembangan Manusia :
1. Masa Konsepsi (pembuahan sel telur oleh spermatozoa).
2. Masa Kelahiran (minggu ke - 38 atau minggu ke - 40).
3. Masa Infancy (masa ketergantungan pada orang
tua/masa tahun pertama kelahiran).
4. Masa Todler (masa bayi hingga masa kanak-kanak : 3 – 4
tahun).
5. Masa Prasekolah (usia 4 – 6 tahun).
6. Masa Remaja ( Pr : 8 – 10 – 18, Lk : 10 – 12 – 20 tahun).
7. Masa Dewasa (19/21 – 39/55 tahun)
a. Dewasa Awal : 21/22 – 30 tahun.
b. Dewasa Tengah : 46 – 45 tahun.
c. Dewasa Akhir : 45 – 55 tahun.
6. Ad. 1. Tahap Masa Konsepsi
Kehamilan berlangsung 280 hari atau 9 bulan 10 hari.
Masa kritis kehamilan pada minggu ke – 4 s/d
16, dengan ciri-ciri sbb :
Minggu ke Ciri – ciri Khusus.
2 Terakhir haid/menstruasi.
13 Masa Konsepsi (bertemunya ovum dan sperma).
2 Janin masih merupakan gumpalan darah (sesudah konsepsi)
3 Pembentukan organ reproduksi : mata, telinga, lengan, kaki.
8 Penyempurnaan fisik diatas deteksi.
10 Sudah ada stimulant.
12 Organ vital data terbentuk.
13 Kematangan bentuk/pembentukan pusat persarafan otak.
7. Lanjutan Tahap Masa Konsepsi .....
Minggu ke Ciri – ciri Khusus
16 Sudah mulai ada getaran dan gerakan.
18 Leher, kepala, dan rambut terbentuk.
20 Penyempurnaan leher, kepala, dan rambut.
22 Gerakan kaki dan body, bola mata daan alis terdeteksi.
24 Sudah mulai sempurnah bentuk dan adanya penyempurnaan
sistem saraf.
28 – 36 Penyempurnaan bentuk fisik.
38 Lahir normal.
40 Lahir lebih waktu.
8. 2. Tahap Tahun Pertama Masa Kelahiran
No Pertumbuhan Fisik No Perkembangan Prilaku
1 Umumnya pria lebih panjang dan
berat dari wanita
1 Kinestesi, yaitu mempunyai
penghayatan gerakan aktif.
2 Badan bertambah 1/3 bagian, dan
berat menjadi 3 kali berat semula.
2 Duduk. Usia 7 bln tidak lagi
memerlukan bantuan.
3 Pertumbuhan kaki lebih cepat
dari pertumbuhan kepala.
3 Merangkak. Homolateral (34
minggu) : merangkak dengan sisi
yang satu baru lainnya. Bilateral
(45 minggu) : mampu
menggunakan kedua sisi
badannya.
4 Kepala tumbuh lebih lambat
dibanding pertumbuhan badan
secara keseluruhan.
4 Berdiri dan berjalan (12 – 15 bln).
Memegang (minggu ke 16 dan ke
52). Bahasa (minggu ke 6)
9. 3. Masa Infanci dan Masa Todler (Usia 1 s/d 4 tahun)
No Pertumbuhan Fisik No Perkembangan Prilaku
1 Anggota badan tumbuh dengan
kecepatan berbeda.
1 Tingkah laku lekat yaitu mencari
dan mempertahankan kontak
dengan orang tertentu.
2 Kepala relatif besar, badan relatif
pendek.
2 Tingkah laku Egosentrime yaitu
pemusatan pada diri sendiri.
3 Proporsi badan dan jaringan urat
daging relatif tetap.
3 Berjalan mundur (17 bln),
mencoba berlari (18 bln)
4 Memanjat dengan bantuan orang
lain (18-20 bln)
5 Meloncat, menangkap (36 bln)
6 Menangkap dengan baik (48 bln)
7 Menguasai cara berjalan orang
dewasa (48 bln)
10. 3. Tahap Masa Prasekolah dan Masa Sekolah
No Pertumbuhan Fisik No Perkembangan Prilaku
1 Proporsi badan seimbang (5 th) 1 Lari seperti orang dewasa (5-6 th)
2 Jaringan tulang dan urat daging
berkembang menjadi berat (5 th)
2 Dapat berlari, berhenti, berputar,
membalik (4-5 th)
3 Jaringan lemak lambat (5 th) 3 Berjalan diatas pagar (6-12 th)
4 Badan atas lebih lambat
perkembangannya dari pada
bagian bawah (6 th)
4 Dapat membidik, menyepak,
melempar, menangkap (6-12 th)
5 Anak bertambah panjang (12 th)
6 Tiap tahun anak laki-laki lebih
besar daripada wanita (s/d. 10 th)
7 Wanita kembali unggul (10-14 th).
Setelah 15 th pria kembali unggul.
11. 5. Tahap Remaja I (Usia 12/13 – 17/18 Tahun)
Pertumbuhan Fisik Perkembangan Prilaku
1. Secara umum terjadi pertumbuhan
fisik yang pesat menyamai orang
dewasa.
2. Pertumbuhan anggota badan dan
otot-otot tidak seimbang.
3. Bagi laki-laki mulai terlihat
penonjolan otot-otot pada dada,
lengan, paha, dan betis.
4. Pada wanita mulai menunjukkan
mekar tumbuh.
1. Ada rasa cemas /kekhawatiran,
misalnya akibat bentuk badan yang
tidak sesuai dengan keinginan.
2. Mengasingkan diri.
3. Membaur/membentuk kelompok
sebaya atau sesama jenis.
4. Timbul dorongan untuk mendekati
lawan jenis.
12. 7. Tahap Masa Remaja II (Usia 17/18 – 21/22 Tahun)
Pertumbuhan Fisik Perkembangan Prilaku
1. Pertumbuhan fisik relatif berkurang
2. Pertambahan berat badan lebih
banyak dibanding tinggi badan.
3. Badan dan anggota badan menjadi
berimbang.
4. Wajah yang simetris.
5. Bentuk bahu yang berimbang
dengan pinggul dan anggota badan
lainnya.
6. Mencapai bentuk tubuh dan
anggota tubuh orang dewasa.
1. Menerima/puas dengan keadaan
dirinya.
2. Tenang menghadapi situasi yang
bertentangan dengan sikap dan
kepribadiannya.
3. Melakukan mastubrasi.
4. Dapat mempertimbangkan moral
secara matang.
5. Pola kencan yang lebih serius yang
ditetapkan sebagai calon pasangan
hidup.
13. 7. Tahap Masa Dewasa ( Usia 21/22 – 45/59 Tahun)
Pertumbuhan Fisik Perkembangan Prilaku
1. Jaringan dan sel-sel tubuh
sangat produktif.
2. Badan dan anggota badan
menjadi berimbang.
1. Adanya usaha pribadi pada salah satu
lapangan penting dalam sosbud, yaitu
pekerjaan, politik, agama, seni, iptek, dll.
2. Kemampuan mengadakan kontak yang
hangat.
3. Stabilitas bathin fundamental dalam dunia
perasaan dan penerimaan diri sendiri.
4. Pengamatan, pikiran, tingkah laku bersifat
realistis.
5. Dapat melihat diri sendiri seperti apa adanya
6. Menemukan suatu bentuk kehidupan yang
sesuai.
14. 8. Tahap Masa Tua ( Usia 45/55 – 60/wafat)
Pertumbuhan Fisik Perkembangan Prilaku
1. Jaringan sel-sel menjadi tua,
sebagian mengalami regenerasi,
lainya menjadi mati.
2. Berkurangnya jaringan otot yang
akan diganti jaringan ikat.
3. Berkurangnya aliran darah.
4. Berkurangnya fungsi ginjal.
5. Berkurangnya fungsi paru-paru.
6. Berkurangnya jumlah cairan diotak.
7. Berkurangnya kemampuan panca
indra dan daya tahan tubuh.
1. Mengalami retradasi/kemunduran
karena perbedaan norma dan
bahasa.
2. Sangat sensitif terhadap faktor
psikologis.
3. Berkurangnya persepsi dan memori.
4. Berkurangnya kemampuan belajar
sesuatu yang baru.
5. Berkurangnya kemampuan
intelektual dan penyesuaian diri.
6. Berkurangnya minat sosial dan
seksual.
17. B. Proses Sensori.
B.1. Faktor yang mempengaruhi proses sensori.
B.1.1. Proses Penglihatan.
Proses Penglihatan : Benda memantulkan cahaya memasuki
mata melalui kornea, semua sinar dibiaskan (mata sebagai
lensa kamera), biasnya dapat membesar dan
mengecil, letaknya di belakang kornea dapat mengatur cahaya
yang masuk kelensa melalui pupil.
Pengerutan dan pengenduran otot-otot bulu mata
menyebabkan lensa mengembang dan mengempis
menentukan besar kecilnya sudut bias agar bayangan terdapat
pada satu titik retina.
Mata memberikan informasi pada otak, otak harus memilih
informasi melalui saraf penglihatan dan mengubah menjadi
penglihatan yang berdimensi seperti yang kita lihat.
18. Skema terjadinya proses penglihatan :
1.
Berkas cahaya
2.
kornea
3.
Aques humor
4.
lensa
5.
Badan viterus
humor
6.
Ujung -ujung
saraf pada retina
7.
traktus
8.
Daerah fisual
pusat otak
9.
Serabut saraf
motorik
10.
efektor
11.
Respons melihat
19. Fungsi – Fungsi Bagian Mata :
1. Sklera, yaitu melindungi struktur mata dan mempertahankan
bentuk biji mata.
2. Retina, yaitu menghantarkan impuls saraf dari luar menuju discus
optik, merupakan titik mata saraf optik meninggalkan biji mata.
3. Iris pupil, yakni tirai melindungi mata.
4. Lensa, yakni membiaskan cahaya dari benda-benda yang dilihat, dan
memfokuskan bayangan pada terina bersatu pada satu titik.
5. Kornea, yakni memfokuskan bayangan pada retina.
6. Khoroid, yakni lapisan tengah berisi pembuluh darah.
7. Viterus humor, berfungsi untuk memberi bentuk dan kekokohan
pada mata, mempertahankan hubungan retina dan selaput khoroid
dan sklerotik.
8. Aques humor, yakni berupa cairan yang berasal dari badan siliari.
9. Konjuktiva, merupakan permukaan kelopak mata, terdapat kelenjar-
kelenjar limfe.
20. Lanjutan Proses Penglihatan ....
Pada mata terdapat syaraf reseptor rangsang yaitu
Conus dan Baccillus. Conus berbentuk kerucut
sedangkan Baccillus berbentuk batang.
Baik Conus maupun Baccillus keduanya terdapat pada
retina dengan perbedaan fungsi sbb:
a. Conus peka terhadap cahaya yang kuat,
b. Baccillus peka terhadap cahaya remang-remang.
21. Lanjutan Proses Penglihatan .....
Bagian dari suatu rangsang yang dapat mencapai mata
disebut medan penglihatan.
Medan Penglihatan terdiri atas 4 bagian :
a. Daerah pusat, rangsang terlihat paling jelas,
lengkap dengan warnanya.
b. Daerah tepi/prefier, yakni daerah sekeliling pusat
penglihatan yang ketajaman dan kualitas obyeknya
mulai berkurang (mulai merah-hijau, biru-hijau).
c. Daerah paling tepi, kualitas penglihatan paling buruk.
d. Titik buta, yaitu suatu titik yang tidak terjadi
penglihatan karena tidak ada titik peka cahaya pada
retina.
22. Lanjutan Proses Penglihatan .....
Sistem Penglihatan Warna ada 2, yaitu sistem warna
akromatis dan kromatis.
Akromatis (hitam-putih) mengenal perbedaan
kejernihan terang-gelap dari warna putih-abu-abu-
hitam.
Sedangkan kromatis (berwarnah) mengenal 4 warna
dasar yaitu merah, kuning, hijau, dan biru.
Warna yang dapat menetralisasi warna lain disebut
komplimenter, seperti warna hijau-biru merupakan
warna komplimenter bagi warna merah, kuning bagi
biru, putih bagi hitam.
23. Lanjutan Proses Penglihatan .....
Dalam penglihatan kita terdapat 3 sistim yang
memungkinkan kita membedakan sepasang warna
yaitu sistim terang-gelap, sistim kuning-biru, dan
sistim merah-hijau.
Bila memiliki ke- 3 sistim warna disebut trikormat.
Bila tidak memiliki ke- 2 sistim disebut monokromat.
Bila tidak memiliki ke- 3 sistim disebut dikromat/buta
warna.
24. B.1.2. Proses Pendengaran.
Alat Indra untuk pendengaran adalah telinga, terutama
gendang telinga (membrane timpani) dengan syaraf-syaraf
reseptor getaran ditelinga bagian dalam (cochlea).
Rangsang yang sesuai untuk indra pendengaran adalah
getaran udara dan perubahan-perubahan dalam tekanan
udara. Bila getaran teratur dan periodik akan terdengan
nada, dan jika tidak teratur akan terjadi desah.
Jumlah getaran perdetik (frekuensi) menentukan tinggi
nada.
Ambang perangsang absolut suatu nada adalah 20 Hz. ( 1
Hz = satu detik udara bergetar sebanyak satu kali).
Keras lemahnya bunyi disebut amplitude.
Sumber bunyi menunjukkan warna bunyi.
Bunyi yang amat kompleks dan teratur disebut desah.
25. Proses Pendengaran :
Telinga tengah terdiri atas daun telinga yang menangkap bunyi
serta lubang telinga yang menuju gendang telinga (penyekat
telinga luar dan telinga tengah).
Gelombang bunyi/getaran disalurkan melalui lubang utama
telinga ke gendang telinga yang turut bergetar.
Otak mengetahui mana yang bergetar dan dengan demikian
dapat menerjemahkan isyarat itu sebagai serangkaian bunyi.
Telinga terdiri atas 3 bagian, yaitu telinga luar, telinga bagian
tengah, dan telinga bagian dalam.
Tulang telinga terdiri tulang martel, tulang landasan, dan tulang
sanggurdi.
Koklea berupa pipa keong berisi cairan.
26. Skema terjadinya proses pendengaran :
Gelombang suara
Lewat rongga
telinga luar
Membran timpani
(bergetar)
Bergetar dalam
tulang maleus
inkus stapes Getaran yang
bergetar
Venestera
(dikoklea)
Vestibuler (telinga
tengah) Perilimfe
Terus melalui
membran
Ke Endolimfe
(saluran koklea
telinga tengah)
Ujung saraf (organ
kortinevrus
auditorius)
Otak (dibawah
lobus temporalis)
E (Evektive)
Respons
mendengar
27. B.1.3. Proses Perabaan.
Kulit berfungsi memberikan informasi tentang kualitas
lingkungan.
Sebagai sumber informasi, kulit mempunyai berbagai
reseptor yang terdapat pada titik permukaan kulit, yaitu
titik : tekanan, nyeri, panas, dan titik dingin.
Kepekaan (reseptor) terhadap orientasi dan keseimbangan
terdapat dalam indra kinestesi yaitu kepekaan terhadap
gerakan.
Sistem kinestesi ada 2 yaitu sistem vestibular dan sistem
rabaan.
Sistem vestibular peka terhadap grafitasi, akselerasi,
deselarasi, serta gerakan berputar.
Sistem rabaan peka terhadap kualitas permukaan sekitar
kita, letak anggota badan, dan tegangan otot.
28. Proses Perabaan :
Indra peraba meliputi 5 sentuhan, yakni sentuhan panas,
nyeri, tekanan, dingin, dan sentuhan sakit.
Kelimanya dirasakan oleh resptor dan dipengaruhi oleh
rangsangan-rangsangan tertentu.
Tiap perangsang dapat menyebabkan rasa nyeri (atau salah
satu dari lima sentuhan) rangsang yang menyebabkan rasa
nyeri tsb, merupakan bagian terpenting dari berbagai
sistem peringatan bagi tubuh kita.
Sensasi Kulit terdiri atas : raba, rasa, tekanan, panas,
dingin. Reseptor-reseptor tsb. tersebar luas pada lapisan
epitel dan jaringan ikat tubuh manusia.
29. Lanjutan Proses Perabaan .....
Rasa sentuhan yang disebabkan rangsang dari kulit atau ujung saraf dalam
kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang panas, dingin, sakit.
Semua perasaan ini berlainan.
Ujung-ujung saraf peraba yang menerima rangsang dari luar diteruskan
kepusat saraf diotak. Ujung saraf yang dimaksud adalah :
Ujung Saraf Peraba Rasa Penyebab Rangsang
Paccini Corpuscle Rasa Tekanan
Kraus Bulb Rasa Dingin
Ruffini Endings Rasa Sakit
Meissiners Corpuscle Rasa Sentuhan/Raba
MerkelsDisks Rasa Panas
Free Nerve Endings Rasa Sakit.
30. B.1.4. Proses Penciuman.
Alat indra untuk penciuman adalah hidung dengan
saraf-saraf reseptornya.
Rangsang yang sesuai untuk indra penciuman adalah
zat-zat kimiawi yang berbentuk gas.
Indra penciuman dapat menangkap 6 bau utama :
1. Bau rempah-rempah seperti cengkeh.
2. Bau harum seperti panili.
3. Bau eternis seperti jeruk, sereh.
4. Bau damar seperti terpantin.
5. Bau hangus seperti ter.
6. Bau busuk seperti telur.
31. Lanjutan Proses Penciuman .....
Orang yang penciumannya tidak berfungsi dinamakan anosma.
Adaptasi sensori anosma seperti orang yang terbiasa dengan
lingkungan berbau busuk tidak akan mencium bau
lingkungannya seperti itu.
Reseptor penciuman (sel-sel olfactoris) beraneka ragam dan
lebih peka dari reseptor pengecap dan peka terhadap molekul
dalam lubang buntu yang tidak dilalui oleh aliran udara.
Pada pernapasan normal molekul-molekul dalam lubang buntu
akan mencapai reseptor tetapi ketika akan mencium udara akan
dibelokkan kereseptor dan terjadilah penciuman.
Dalam proses penciuman ada lendir dengan saraf-saraf mirip
rambut :
Molekul larut lendir
Serabut Saraf
Penerima
32. Skema Prose Penciuman :
Bau
Masuk rongga
hidung
Merangsang
saraf
Bulbus
olfaktorius
Bergerak
melalui traktua
olfaktorius
Pusat
olfaktorius
Serabut saraf
penerima
efektif
Respons
mencium
33. B.1.5. Proses Perasa/Pengecap
Alat indra untuk perasa /pengecap adalah lidah,
dengan saraf-saraf reseptor pada papil-papil rasa
diatas dan disekeliling lidah.
Terdapat 6 rasa yang dapat diterima oleh pengecap
yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Lainnya gabung
pada ke – 4 rasa tersebut.
Ambang perangsang absolut untuk tiap-tiap rasa :
Rasa Ambang rasa absolut
Manis ( gula ) 1 Gr dilarutkan dalam 200 ml air
Asin ( garam dapur ) 1 Gr dilarutkan dalam 400 ml air
Asam ( Hcl ) 1 Gr dilarutkan dalam 15.000 ml air
Pahit ( Kina ) 1 Gr dilarutkan dalam 2.000.000 ml air.
34. Lanjutan Proses Perasa/Pengecap .....
Simpul-simpul pengecap terdapat pada bagian yang
berada di permukaan lidah, tenggorokan, langit-langit
mulut.
Tingkat kepekaan lidah sbb :
Lidah Tingkat kepekaan rasa
Ujung lidah Rasa manis dan asin
Tepi – tepi lidah Rasa asam
Bagian belakang lidah Rasa pahit
Bagian tengah lidah Tidak memiliki reseptor
35. Lanjutan Proses Perasa/Pengecap .....
Ukuran kepekaan lidah :
Lidah Ukuran Rasa Kepekaan Rasa
Pangkal lidah. Pahit Terpeka 1
Ujung samping kiri dan kanan lidah. Asin Terpeka 2
Samping kiri dan kanan lidah. Asam Terpeka 3
Ujung lidah Manis Terpeka 4
36. Proses Pengecapan :
Impuls
Bagian interior
lidah
Serabut saraf
lingual
Khorda timpani
Saraf bilingual dan
saraf fasialis (saraf
kranial 7 )
Membawa impul
perasaan umum
dan perasaan
khusus
37. Fungsi alat pengecap :
1. Untuk merasakan arti makanan yang enak / tidak enak.
2. Sebagai alat refleks (dengan adanya rasa asam, manis,
pahit, asin, dsb maka getah cerna akan keluar).
3. Alat bantu berbicara
38. B.2. Hubungan Proses Sensorik dan Tingkah laku.
Badan kita dilahirkan sudah dilengkapi dengan
peralatan yang dirancang dengan sangat khusus untuk
mengumpulkan informasi, dan sistim inilah yang
disebut Indra atau sistim Sensori.
Dengan sistim sensori kita akan mendeteksi
informasi, mengolah beberapa diantaranya dan
mengirimkannya keotak melalui benang-benang saraf
sehingga kita bisa membuat rencana dan
mengendalikan prilaku serta gerakan tubuh kita untuk
beraktifitas.
39. C. Proses Motorik.
Terjadi nya proses motorik atas kerja beberapa bagian
tubuh, selain saraf dan otak.
Proses Motorik dibantu oleh otak sehingga terjadi gerakan
baik gerakan refleks maupun gerakan disadari.
Proses motoris/gerakan ini merupakan hasil dari proses
sensori dan proses kognitif berupa respons dalam bentuk
gerak.
Gerakan merupakan fungsi penting bagi manusia karena
selalu diperlukan untuk kegiatan mempertahankan
diri/hidup, gerak juga merupakan ekspresi pikiran serta
perasaan.
40. Macam – macam gerak :
1. Gerakan Motoris terdapat 2 jenis gerakan :
a. Volunter yaitu gerak yang dikendalikan oleh kehendak.
b. Involunter yaitu gerak yang tidak dikendalikan oleh
kehendak.
2. Gerak Volunter terdiri atas :
a. Gerak dasar seperti memutar.
b. Gerak praktis seperti memukul, menendang, menulis.
3. Gerak Involunter terdiri atas :
a. Gerak refleks seperti mengerutnya otot, gerakan
spontal lainnya.
b. Gerakan otonom seperti denyut jantung, paresteltik usus.