SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
1. Tahap Perkembangan Biopsikologi Manusia.
2. Proses Sensori Motorik.
Kuis
1. Apa yang dimaksud dengan :
a. Biopsikologi.
b. Proses Sensori.
c. Proses Motorik.
2. Jelaskan tahapan perkembangan biopsikologi pada
manusia.
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
sensori pada kelima indera manusia.
4. Bagaimanakah terjadinya proses motorik, jelaskan.
Defenisi Biopsikologi, Proses Sensori, dan Proses Motorik
1. Biopsikologi adalah Ilmu aplikasi/terapan biologi
(ilmu tentang kehidupan) dan psikologi (ilmu
tentang prilaku manusia).
2. Proses Sensori adalah proses mekanisme persyarafan
yang berhubungan dengan sensor untuk kelima
panca indra manusia.
3. Proses Motorik adalah proses gerakan yang langsung
melibatkan otot untuk bergerak yang menjadikan
seseorang mampu untuk menggerakkan anggota
tubuhnya.
A. Perkembangan Biopsikologi pada Manusia.
 Perkembangan Biopsikologi pada manusia dimulai
pada saat konsepsi atau pembuahan yaitu pembuahan
sel telur oleh spermatozoa.
 Perkembangan Psikologi pada manusia dimulai pada
waktu anak dalam kandungan mulai bereaksi
terhadap rangsang-rangsang dari luar.
 Biopsikologi berorientasi pada hubungan faktor fisik
dan tingkahlaku manusia sesuai dengan tahap
perkembanganya.
Tahapan Perkembangan Manusia :
1. Masa Konsepsi (pembuahan sel telur oleh spermatozoa).
2. Masa Kelahiran (minggu ke - 38 atau minggu ke - 40).
3. Masa Infancy (masa ketergantungan pada orang
tua/masa tahun pertama kelahiran).
4. Masa Todler (masa bayi hingga masa kanak-kanak : 3 – 4
tahun).
5. Masa Prasekolah (usia 4 – 6 tahun).
6. Masa Remaja ( Pr : 8 – 10 – 18, Lk : 10 – 12 – 20 tahun).
7. Masa Dewasa (19/21 – 39/55 tahun)
a. Dewasa Awal : 21/22 – 30 tahun.
b. Dewasa Tengah : 46 – 45 tahun.
c. Dewasa Akhir : 45 – 55 tahun.
Ad. 1. Tahap Masa Konsepsi
 Kehamilan berlangsung 280 hari atau 9 bulan 10 hari.
 Masa kritis kehamilan pada minggu ke – 4 s/d
16, dengan ciri-ciri sbb :
Minggu ke Ciri – ciri Khusus.
2 Terakhir haid/menstruasi.
13 Masa Konsepsi (bertemunya ovum dan sperma).
2 Janin masih merupakan gumpalan darah (sesudah konsepsi)
3 Pembentukan organ reproduksi : mata, telinga, lengan, kaki.
8 Penyempurnaan fisik diatas deteksi.
10 Sudah ada stimulant.
12 Organ vital data terbentuk.
13 Kematangan bentuk/pembentukan pusat persarafan otak.
Lanjutan Tahap Masa Konsepsi .....
Minggu ke Ciri – ciri Khusus
16 Sudah mulai ada getaran dan gerakan.
18 Leher, kepala, dan rambut terbentuk.
20 Penyempurnaan leher, kepala, dan rambut.
22 Gerakan kaki dan body, bola mata daan alis terdeteksi.
24 Sudah mulai sempurnah bentuk dan adanya penyempurnaan
sistem saraf.
28 – 36 Penyempurnaan bentuk fisik.
38 Lahir normal.
40 Lahir lebih waktu.
2. Tahap Tahun Pertama Masa Kelahiran
No Pertumbuhan Fisik No Perkembangan Prilaku
1 Umumnya pria lebih panjang dan
berat dari wanita
1 Kinestesi, yaitu mempunyai
penghayatan gerakan aktif.
2 Badan bertambah 1/3 bagian, dan
berat menjadi 3 kali berat semula.
2 Duduk. Usia 7 bln tidak lagi
memerlukan bantuan.
3 Pertumbuhan kaki lebih cepat
dari pertumbuhan kepala.
3 Merangkak. Homolateral (34
minggu) : merangkak dengan sisi
yang satu baru lainnya. Bilateral
(45 minggu) : mampu
menggunakan kedua sisi
badannya.
4 Kepala tumbuh lebih lambat
dibanding pertumbuhan badan
secara keseluruhan.
4 Berdiri dan berjalan (12 – 15 bln).
Memegang (minggu ke 16 dan ke
52). Bahasa (minggu ke 6)
3. Masa Infanci dan Masa Todler (Usia 1 s/d 4 tahun)
No Pertumbuhan Fisik No Perkembangan Prilaku
1 Anggota badan tumbuh dengan
kecepatan berbeda.
1 Tingkah laku lekat yaitu mencari
dan mempertahankan kontak
dengan orang tertentu.
2 Kepala relatif besar, badan relatif
pendek.
2 Tingkah laku Egosentrime yaitu
pemusatan pada diri sendiri.
3 Proporsi badan dan jaringan urat
daging relatif tetap.
3 Berjalan mundur (17 bln),
mencoba berlari (18 bln)
4 Memanjat dengan bantuan orang
lain (18-20 bln)
5 Meloncat, menangkap (36 bln)
6 Menangkap dengan baik (48 bln)
7 Menguasai cara berjalan orang
dewasa (48 bln)
3. Tahap Masa Prasekolah dan Masa Sekolah
No Pertumbuhan Fisik No Perkembangan Prilaku
1 Proporsi badan seimbang (5 th) 1 Lari seperti orang dewasa (5-6 th)
2 Jaringan tulang dan urat daging
berkembang menjadi berat (5 th)
2 Dapat berlari, berhenti, berputar,
membalik (4-5 th)
3 Jaringan lemak lambat (5 th) 3 Berjalan diatas pagar (6-12 th)
4 Badan atas lebih lambat
perkembangannya dari pada
bagian bawah (6 th)
4 Dapat membidik, menyepak,
melempar, menangkap (6-12 th)
5 Anak bertambah panjang (12 th)
6 Tiap tahun anak laki-laki lebih
besar daripada wanita (s/d. 10 th)
7 Wanita kembali unggul (10-14 th).
Setelah 15 th pria kembali unggul.
5. Tahap Remaja I (Usia 12/13 – 17/18 Tahun)
Pertumbuhan Fisik Perkembangan Prilaku
1. Secara umum terjadi pertumbuhan
fisik yang pesat menyamai orang
dewasa.
2. Pertumbuhan anggota badan dan
otot-otot tidak seimbang.
3. Bagi laki-laki mulai terlihat
penonjolan otot-otot pada dada,
lengan, paha, dan betis.
4. Pada wanita mulai menunjukkan
mekar tumbuh.
1. Ada rasa cemas /kekhawatiran,
misalnya akibat bentuk badan yang
tidak sesuai dengan keinginan.
2. Mengasingkan diri.
3. Membaur/membentuk kelompok
sebaya atau sesama jenis.
4. Timbul dorongan untuk mendekati
lawan jenis.
7. Tahap Masa Remaja II (Usia 17/18 – 21/22 Tahun)
Pertumbuhan Fisik Perkembangan Prilaku
1. Pertumbuhan fisik relatif berkurang
2. Pertambahan berat badan lebih
banyak dibanding tinggi badan.
3. Badan dan anggota badan menjadi
berimbang.
4. Wajah yang simetris.
5. Bentuk bahu yang berimbang
dengan pinggul dan anggota badan
lainnya.
6. Mencapai bentuk tubuh dan
anggota tubuh orang dewasa.
1. Menerima/puas dengan keadaan
dirinya.
2. Tenang menghadapi situasi yang
bertentangan dengan sikap dan
kepribadiannya.
3. Melakukan mastubrasi.
4. Dapat mempertimbangkan moral
secara matang.
5. Pola kencan yang lebih serius yang
ditetapkan sebagai calon pasangan
hidup.
7. Tahap Masa Dewasa ( Usia 21/22 – 45/59 Tahun)
Pertumbuhan Fisik Perkembangan Prilaku
1. Jaringan dan sel-sel tubuh
sangat produktif.
2. Badan dan anggota badan
menjadi berimbang.
1. Adanya usaha pribadi pada salah satu
lapangan penting dalam sosbud, yaitu
pekerjaan, politik, agama, seni, iptek, dll.
2. Kemampuan mengadakan kontak yang
hangat.
3. Stabilitas bathin fundamental dalam dunia
perasaan dan penerimaan diri sendiri.
4. Pengamatan, pikiran, tingkah laku bersifat
realistis.
5. Dapat melihat diri sendiri seperti apa adanya
6. Menemukan suatu bentuk kehidupan yang
sesuai.
8. Tahap Masa Tua ( Usia 45/55 – 60/wafat)
Pertumbuhan Fisik Perkembangan Prilaku
1. Jaringan sel-sel menjadi tua,
sebagian mengalami regenerasi,
lainya menjadi mati.
2. Berkurangnya jaringan otot yang
akan diganti jaringan ikat.
3. Berkurangnya aliran darah.
4. Berkurangnya fungsi ginjal.
5. Berkurangnya fungsi paru-paru.
6. Berkurangnya jumlah cairan diotak.
7. Berkurangnya kemampuan panca
indra dan daya tahan tubuh.
1. Mengalami retradasi/kemunduran
karena perbedaan norma dan
bahasa.
2. Sangat sensitif terhadap faktor
psikologis.
3. Berkurangnya persepsi dan memori.
4. Berkurangnya kemampuan belajar
sesuatu yang baru.
5. Berkurangnya kemampuan
intelektual dan penyesuaian diri.
6. Berkurangnya minat sosial dan
seksual.
Tugas Mandiri
 Bagaimana terjadinya proses sensori pada manusia .
 Dikumpul minggu depan.
B. Proses Sensori.
B.1. Faktor yang mempengaruhi proses sensori.
B.1.1. Proses Penglihatan.
 Proses Penglihatan : Benda memantulkan cahaya memasuki
mata melalui kornea, semua sinar dibiaskan (mata sebagai
lensa kamera), biasnya dapat membesar dan
mengecil, letaknya di belakang kornea dapat mengatur cahaya
yang masuk kelensa melalui pupil.
Pengerutan dan pengenduran otot-otot bulu mata
menyebabkan lensa mengembang dan mengempis
menentukan besar kecilnya sudut bias agar bayangan terdapat
pada satu titik retina.
Mata memberikan informasi pada otak, otak harus memilih
informasi melalui saraf penglihatan dan mengubah menjadi
penglihatan yang berdimensi seperti yang kita lihat.
Skema terjadinya proses penglihatan :
1.
Berkas cahaya
2.
kornea
3.
Aques humor
4.
lensa
5.
Badan viterus
humor
6.
Ujung -ujung
saraf pada retina
7.
traktus
8.
Daerah fisual
pusat otak
9.
Serabut saraf
motorik
10.
efektor
11.
Respons melihat
Fungsi – Fungsi Bagian Mata :
1. Sklera, yaitu melindungi struktur mata dan mempertahankan
bentuk biji mata.
2. Retina, yaitu menghantarkan impuls saraf dari luar menuju discus
optik, merupakan titik mata saraf optik meninggalkan biji mata.
3. Iris pupil, yakni tirai melindungi mata.
4. Lensa, yakni membiaskan cahaya dari benda-benda yang dilihat, dan
memfokuskan bayangan pada terina bersatu pada satu titik.
5. Kornea, yakni memfokuskan bayangan pada retina.
6. Khoroid, yakni lapisan tengah berisi pembuluh darah.
7. Viterus humor, berfungsi untuk memberi bentuk dan kekokohan
pada mata, mempertahankan hubungan retina dan selaput khoroid
dan sklerotik.
8. Aques humor, yakni berupa cairan yang berasal dari badan siliari.
9. Konjuktiva, merupakan permukaan kelopak mata, terdapat kelenjar-
kelenjar limfe.
Lanjutan Proses Penglihatan ....
 Pada mata terdapat syaraf reseptor rangsang yaitu
Conus dan Baccillus. Conus berbentuk kerucut
sedangkan Baccillus berbentuk batang.
 Baik Conus maupun Baccillus keduanya terdapat pada
retina dengan perbedaan fungsi sbb:
a. Conus peka terhadap cahaya yang kuat,
b. Baccillus peka terhadap cahaya remang-remang.
Lanjutan Proses Penglihatan .....
 Bagian dari suatu rangsang yang dapat mencapai mata
disebut medan penglihatan.
 Medan Penglihatan terdiri atas 4 bagian :
a. Daerah pusat, rangsang terlihat paling jelas,
lengkap dengan warnanya.
b. Daerah tepi/prefier, yakni daerah sekeliling pusat
penglihatan yang ketajaman dan kualitas obyeknya
mulai berkurang (mulai merah-hijau, biru-hijau).
c. Daerah paling tepi, kualitas penglihatan paling buruk.
d. Titik buta, yaitu suatu titik yang tidak terjadi
penglihatan karena tidak ada titik peka cahaya pada
retina.
Lanjutan Proses Penglihatan .....
 Sistem Penglihatan Warna ada 2, yaitu sistem warna
akromatis dan kromatis.
 Akromatis (hitam-putih) mengenal perbedaan
kejernihan terang-gelap dari warna putih-abu-abu-
hitam.
 Sedangkan kromatis (berwarnah) mengenal 4 warna
dasar yaitu merah, kuning, hijau, dan biru.
 Warna yang dapat menetralisasi warna lain disebut
komplimenter, seperti warna hijau-biru merupakan
warna komplimenter bagi warna merah, kuning bagi
biru, putih bagi hitam.
Lanjutan Proses Penglihatan .....
 Dalam penglihatan kita terdapat 3 sistim yang
memungkinkan kita membedakan sepasang warna
yaitu sistim terang-gelap, sistim kuning-biru, dan
sistim merah-hijau.
 Bila memiliki ke- 3 sistim warna disebut trikormat.
 Bila tidak memiliki ke- 2 sistim disebut monokromat.
 Bila tidak memiliki ke- 3 sistim disebut dikromat/buta
warna.
B.1.2. Proses Pendengaran.
 Alat Indra untuk pendengaran adalah telinga, terutama
gendang telinga (membrane timpani) dengan syaraf-syaraf
reseptor getaran ditelinga bagian dalam (cochlea).
 Rangsang yang sesuai untuk indra pendengaran adalah
getaran udara dan perubahan-perubahan dalam tekanan
udara. Bila getaran teratur dan periodik akan terdengan
nada, dan jika tidak teratur akan terjadi desah.
 Jumlah getaran perdetik (frekuensi) menentukan tinggi
nada.
 Ambang perangsang absolut suatu nada adalah 20 Hz. ( 1
Hz = satu detik udara bergetar sebanyak satu kali).
 Keras lemahnya bunyi disebut amplitude.
 Sumber bunyi menunjukkan warna bunyi.
 Bunyi yang amat kompleks dan teratur disebut desah.
Proses Pendengaran :
 Telinga tengah terdiri atas daun telinga yang menangkap bunyi
serta lubang telinga yang menuju gendang telinga (penyekat
telinga luar dan telinga tengah).
Gelombang bunyi/getaran disalurkan melalui lubang utama
telinga ke gendang telinga yang turut bergetar.
Otak mengetahui mana yang bergetar dan dengan demikian
dapat menerjemahkan isyarat itu sebagai serangkaian bunyi.
Telinga terdiri atas 3 bagian, yaitu telinga luar, telinga bagian
tengah, dan telinga bagian dalam.
Tulang telinga terdiri tulang martel, tulang landasan, dan tulang
sanggurdi.
Koklea berupa pipa keong berisi cairan.
Skema terjadinya proses pendengaran :
Gelombang suara
Lewat rongga
telinga luar
Membran timpani
(bergetar)
Bergetar dalam
tulang maleus
inkus stapes Getaran yang
bergetar
Venestera
(dikoklea)
Vestibuler (telinga
tengah) Perilimfe
Terus melalui
membran
Ke Endolimfe
(saluran koklea
telinga tengah)
Ujung saraf (organ
kortinevrus
auditorius)
Otak (dibawah
lobus temporalis)
E (Evektive)
Respons
mendengar
B.1.3. Proses Perabaan.
 Kulit berfungsi memberikan informasi tentang kualitas
lingkungan.
 Sebagai sumber informasi, kulit mempunyai berbagai
reseptor yang terdapat pada titik permukaan kulit, yaitu
titik : tekanan, nyeri, panas, dan titik dingin.
 Kepekaan (reseptor) terhadap orientasi dan keseimbangan
terdapat dalam indra kinestesi yaitu kepekaan terhadap
gerakan.
 Sistem kinestesi ada 2 yaitu sistem vestibular dan sistem
rabaan.
 Sistem vestibular peka terhadap grafitasi, akselerasi,
deselarasi, serta gerakan berputar.
 Sistem rabaan peka terhadap kualitas permukaan sekitar
kita, letak anggota badan, dan tegangan otot.
Proses Perabaan :
 Indra peraba meliputi 5 sentuhan, yakni sentuhan panas,
nyeri, tekanan, dingin, dan sentuhan sakit.
Kelimanya dirasakan oleh resptor dan dipengaruhi oleh
rangsangan-rangsangan tertentu.
Tiap perangsang dapat menyebabkan rasa nyeri (atau salah
satu dari lima sentuhan) rangsang yang menyebabkan rasa
nyeri tsb, merupakan bagian terpenting dari berbagai
sistem peringatan bagi tubuh kita.
 Sensasi Kulit terdiri atas : raba, rasa, tekanan, panas,
dingin. Reseptor-reseptor tsb. tersebar luas pada lapisan
epitel dan jaringan ikat tubuh manusia.
Lanjutan Proses Perabaan .....
 Rasa sentuhan yang disebabkan rangsang dari kulit atau ujung saraf dalam
kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang panas, dingin, sakit.
Semua perasaan ini berlainan.
 Ujung-ujung saraf peraba yang menerima rangsang dari luar diteruskan
kepusat saraf diotak. Ujung saraf yang dimaksud adalah :
Ujung Saraf Peraba Rasa Penyebab Rangsang
Paccini Corpuscle Rasa Tekanan
Kraus Bulb Rasa Dingin
Ruffini Endings Rasa Sakit
Meissiners Corpuscle Rasa Sentuhan/Raba
MerkelsDisks Rasa Panas
Free Nerve Endings Rasa Sakit.
B.1.4. Proses Penciuman.
 Alat indra untuk penciuman adalah hidung dengan
saraf-saraf reseptornya.
 Rangsang yang sesuai untuk indra penciuman adalah
zat-zat kimiawi yang berbentuk gas.
 Indra penciuman dapat menangkap 6 bau utama :
1. Bau rempah-rempah seperti cengkeh.
2. Bau harum seperti panili.
3. Bau eternis seperti jeruk, sereh.
4. Bau damar seperti terpantin.
5. Bau hangus seperti ter.
6. Bau busuk seperti telur.
Lanjutan Proses Penciuman .....
 Orang yang penciumannya tidak berfungsi dinamakan anosma.
Adaptasi sensori anosma seperti orang yang terbiasa dengan
lingkungan berbau busuk tidak akan mencium bau
lingkungannya seperti itu.
 Reseptor penciuman (sel-sel olfactoris) beraneka ragam dan
lebih peka dari reseptor pengecap dan peka terhadap molekul
dalam lubang buntu yang tidak dilalui oleh aliran udara.
 Pada pernapasan normal molekul-molekul dalam lubang buntu
akan mencapai reseptor tetapi ketika akan mencium udara akan
dibelokkan kereseptor dan terjadilah penciuman.
 Dalam proses penciuman ada lendir dengan saraf-saraf mirip
rambut :
Molekul larut lendir
Serabut Saraf
Penerima
Skema Prose Penciuman :
Bau
Masuk rongga
hidung
Merangsang
saraf
Bulbus
olfaktorius
Bergerak
melalui traktua
olfaktorius
Pusat
olfaktorius
Serabut saraf
penerima
efektif
Respons
mencium
B.1.5. Proses Perasa/Pengecap
 Alat indra untuk perasa /pengecap adalah lidah,
dengan saraf-saraf reseptor pada papil-papil rasa
diatas dan disekeliling lidah.
 Terdapat 6 rasa yang dapat diterima oleh pengecap
yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Lainnya gabung
pada ke – 4 rasa tersebut.
 Ambang perangsang absolut untuk tiap-tiap rasa :
Rasa Ambang rasa absolut
Manis ( gula ) 1 Gr dilarutkan dalam 200 ml air
Asin ( garam dapur ) 1 Gr dilarutkan dalam 400 ml air
Asam ( Hcl ) 1 Gr dilarutkan dalam 15.000 ml air
Pahit ( Kina ) 1 Gr dilarutkan dalam 2.000.000 ml air.
Lanjutan Proses Perasa/Pengecap .....
 Simpul-simpul pengecap terdapat pada bagian yang
berada di permukaan lidah, tenggorokan, langit-langit
mulut.
 Tingkat kepekaan lidah sbb :
Lidah Tingkat kepekaan rasa
Ujung lidah Rasa manis dan asin
Tepi – tepi lidah Rasa asam
Bagian belakang lidah Rasa pahit
Bagian tengah lidah Tidak memiliki reseptor
Lanjutan Proses Perasa/Pengecap .....
 Ukuran kepekaan lidah :
Lidah Ukuran Rasa Kepekaan Rasa
Pangkal lidah. Pahit Terpeka 1
Ujung samping kiri dan kanan lidah. Asin Terpeka 2
Samping kiri dan kanan lidah. Asam Terpeka 3
Ujung lidah Manis Terpeka 4
Proses Pengecapan :
Impuls
Bagian interior
lidah
Serabut saraf
lingual
Khorda timpani
Saraf bilingual dan
saraf fasialis (saraf
kranial 7 )
Membawa impul
perasaan umum
dan perasaan
khusus
Fungsi alat pengecap :
1. Untuk merasakan arti makanan yang enak / tidak enak.
2. Sebagai alat refleks (dengan adanya rasa asam, manis,
pahit, asin, dsb maka getah cerna akan keluar).
3. Alat bantu berbicara
B.2. Hubungan Proses Sensorik dan Tingkah laku.
 Badan kita dilahirkan sudah dilengkapi dengan
peralatan yang dirancang dengan sangat khusus untuk
mengumpulkan informasi, dan sistim inilah yang
disebut Indra atau sistim Sensori.
 Dengan sistim sensori kita akan mendeteksi
informasi, mengolah beberapa diantaranya dan
mengirimkannya keotak melalui benang-benang saraf
sehingga kita bisa membuat rencana dan
mengendalikan prilaku serta gerakan tubuh kita untuk
beraktifitas.
C. Proses Motorik.
 Terjadi nya proses motorik atas kerja beberapa bagian
tubuh, selain saraf dan otak.
 Proses Motorik dibantu oleh otak sehingga terjadi gerakan
baik gerakan refleks maupun gerakan disadari.
 Proses motoris/gerakan ini merupakan hasil dari proses
sensori dan proses kognitif berupa respons dalam bentuk
gerak.
 Gerakan merupakan fungsi penting bagi manusia karena
selalu diperlukan untuk kegiatan mempertahankan
diri/hidup, gerak juga merupakan ekspresi pikiran serta
perasaan.
Macam – macam gerak :
1. Gerakan Motoris terdapat 2 jenis gerakan :
a. Volunter yaitu gerak yang dikendalikan oleh kehendak.
b. Involunter yaitu gerak yang tidak dikendalikan oleh
kehendak.
2. Gerak Volunter terdiri atas :
a. Gerak dasar seperti memutar.
b. Gerak praktis seperti memukul, menendang, menulis.
3. Gerak Involunter terdiri atas :
a. Gerak refleks seperti mengerutnya otot, gerakan
spontal lainnya.
b. Gerakan otonom seperti denyut jantung, paresteltik usus.

More Related Content

What's hot (20)

9.rpp sistem reproduksi manusia
9.rpp sistem reproduksi manusia9.rpp sistem reproduksi manusia
9.rpp sistem reproduksi manusia
 
Krida bina gizi
Krida bina giziKrida bina gizi
Krida bina gizi
 
8.1 BIOMEKANIKA
8.1 BIOMEKANIKA 8.1 BIOMEKANIKA
8.1 BIOMEKANIKA
 
Penilaian Status Gizi (PSG) - Komposisi Tubuh
Penilaian Status Gizi (PSG) - Komposisi TubuhPenilaian Status Gizi (PSG) - Komposisi Tubuh
Penilaian Status Gizi (PSG) - Komposisi Tubuh
 
Sistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusiaSistem gerak pada manusia
Sistem gerak pada manusia
 
FISIOLOGI JARINGAN SARAF
FISIOLOGI JARINGAN SARAFFISIOLOGI JARINGAN SARAF
FISIOLOGI JARINGAN SARAF
 
Panduan HKS 2013 (Draft)
Panduan HKS 2013 (Draft)Panduan HKS 2013 (Draft)
Panduan HKS 2013 (Draft)
 
PMI (Palang Merah Indonesia)
PMI (Palang Merah Indonesia)PMI (Palang Merah Indonesia)
PMI (Palang Merah Indonesia)
 
Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometriPengukuran antropometri
Pengukuran antropometri
 
Anatomi dan fisiologi sel
Anatomi dan fisiologi selAnatomi dan fisiologi sel
Anatomi dan fisiologi sel
 
Ethics in the workplace
Ethics in the workplaceEthics in the workplace
Ethics in the workplace
 
Gizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaGizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasa
 
Makalah pola hidup sehat dan bersih irmayani
Makalah pola hidup sehat  dan bersih irmayaniMakalah pola hidup sehat  dan bersih irmayani
Makalah pola hidup sehat dan bersih irmayani
 
metabolisme energi
metabolisme energimetabolisme energi
metabolisme energi
 
Menghitung denyut jantung dan nadi
Menghitung denyut jantung dan nadiMenghitung denyut jantung dan nadi
Menghitung denyut jantung dan nadi
 
Ppt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbangPpt mengenal gizi seimbang
Ppt mengenal gizi seimbang
 
Pert 6 ffq dan dietary history
Pert 6 ffq dan dietary historyPert 6 ffq dan dietary history
Pert 6 ffq dan dietary history
 
Peralatan pengolaha
Peralatan pengolahaPeralatan pengolaha
Peralatan pengolaha
 
Life mapping
Life mappingLife mapping
Life mapping
 
Bahan makan penukar
Bahan makan penukarBahan makan penukar
Bahan makan penukar
 

Similar to Pb 3. biopsikologi dan psm akbid paramata muna

Perkembangan fisik manusia
Perkembangan fisik manusiaPerkembangan fisik manusia
Perkembangan fisik manusiaPuputPutriWulan
 
Tahapan perkembangan manusia
Tahapan perkembangan manusiaTahapan perkembangan manusia
Tahapan perkembangan manusiaKenshin Himura
 
Aspek perkembangan reproduksi
Aspek perkembangan reproduksiAspek perkembangan reproduksi
Aspek perkembangan reproduksiABD. RAHMAN
 
Hakikat Kejadian Manusia
Hakikat Kejadian ManusiaHakikat Kejadian Manusia
Hakikat Kejadian ManusiaNasir Hassan
 
Keperawatan Gerontik
Keperawatan GerontikKeperawatan Gerontik
Keperawatan Gerontikgueste728dc
 
276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx
276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx
276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptxAnjarVessalius
 
Konsep dan tugas perkembangan pesertadidik
Konsep dan tugas perkembangan  pesertadidikKonsep dan tugas perkembangan  pesertadidik
Konsep dan tugas perkembangan pesertadidikIg Fandy Jayanto
 
BIOSAINS FIX.pptx
BIOSAINS FIX.pptxBIOSAINS FIX.pptx
BIOSAINS FIX.pptxanon956045
 
materi perkembangan peserta didik
materi perkembangan peserta didikmateri perkembangan peserta didik
materi perkembangan peserta didikpu3gana
 
TUGAS PPT KELOMPOK 5 PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.ppt
TUGAS  PPT KELOMPOK 5  PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.pptTUGAS  PPT KELOMPOK 5  PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.ppt
TUGAS PPT KELOMPOK 5 PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.pptSyahriantoSyahrianto4
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganLois Tulangow
 

Similar to Pb 3. biopsikologi dan psm akbid paramata muna (20)

Pb 3. biopsikologi dan psm AKPER PEMKAB MUNA
Pb 3. biopsikologi dan psm AKPER PEMKAB MUNAPb 3. biopsikologi dan psm AKPER PEMKAB MUNA
Pb 3. biopsikologi dan psm AKPER PEMKAB MUNA
 
Tugas ipa sma negeri 1 raha
Tugas ipa sma negeri 1 rahaTugas ipa sma negeri 1 raha
Tugas ipa sma negeri 1 raha
 
Perkembangan fisik manusia
Perkembangan fisik manusiaPerkembangan fisik manusia
Perkembangan fisik manusia
 
Masa Usia Lanjut
Masa Usia LanjutMasa Usia Lanjut
Masa Usia Lanjut
 
Tahapan perkembangan manusia
Tahapan perkembangan manusiaTahapan perkembangan manusia
Tahapan perkembangan manusia
 
Aspek perkembangan reproduksi
Aspek perkembangan reproduksiAspek perkembangan reproduksi
Aspek perkembangan reproduksi
 
Hakikat Kejadian Manusia
Hakikat Kejadian ManusiaHakikat Kejadian Manusia
Hakikat Kejadian Manusia
 
Keperawatan Gerontik
Keperawatan GerontikKeperawatan Gerontik
Keperawatan Gerontik
 
Power point pm
Power point pmPower point pm
Power point pm
 
276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx
276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx
276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx
 
Konsep perkembangan manusia
Konsep perkembangan manusiaKonsep perkembangan manusia
Konsep perkembangan manusia
 
Konsep dan tugas perkembangan pesertadidik
Konsep dan tugas perkembangan  pesertadidikKonsep dan tugas perkembangan  pesertadidik
Konsep dan tugas perkembangan pesertadidik
 
Modul 5 kb 1
Modul 5 kb 1Modul 5 kb 1
Modul 5 kb 1
 
BIOSAINS FIX.pptx
BIOSAINS FIX.pptxBIOSAINS FIX.pptx
BIOSAINS FIX.pptx
 
Fisiologi anak2
Fisiologi anak2Fisiologi anak2
Fisiologi anak2
 
materi perkembangan peserta didik
materi perkembangan peserta didikmateri perkembangan peserta didik
materi perkembangan peserta didik
 
TUGAS PPT KELOMPOK 5 PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.ppt
TUGAS  PPT KELOMPOK 5  PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.pptTUGAS  PPT KELOMPOK 5  PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.ppt
TUGAS PPT KELOMPOK 5 PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.ppt
 
ciri pubertas.pptx
ciri pubertas.pptxciri pubertas.pptx
ciri pubertas.pptx
 
Sistem hormon
Sistem hormonSistem hormon
Sistem hormon
 
Pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembanganPertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Pb 3. biopsikologi dan psm akbid paramata muna

  • 1. 1. Tahap Perkembangan Biopsikologi Manusia. 2. Proses Sensori Motorik.
  • 2. Kuis 1. Apa yang dimaksud dengan : a. Biopsikologi. b. Proses Sensori. c. Proses Motorik. 2. Jelaskan tahapan perkembangan biopsikologi pada manusia. 3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses sensori pada kelima indera manusia. 4. Bagaimanakah terjadinya proses motorik, jelaskan.
  • 3. Defenisi Biopsikologi, Proses Sensori, dan Proses Motorik 1. Biopsikologi adalah Ilmu aplikasi/terapan biologi (ilmu tentang kehidupan) dan psikologi (ilmu tentang prilaku manusia). 2. Proses Sensori adalah proses mekanisme persyarafan yang berhubungan dengan sensor untuk kelima panca indra manusia. 3. Proses Motorik adalah proses gerakan yang langsung melibatkan otot untuk bergerak yang menjadikan seseorang mampu untuk menggerakkan anggota tubuhnya.
  • 4. A. Perkembangan Biopsikologi pada Manusia.  Perkembangan Biopsikologi pada manusia dimulai pada saat konsepsi atau pembuahan yaitu pembuahan sel telur oleh spermatozoa.  Perkembangan Psikologi pada manusia dimulai pada waktu anak dalam kandungan mulai bereaksi terhadap rangsang-rangsang dari luar.  Biopsikologi berorientasi pada hubungan faktor fisik dan tingkahlaku manusia sesuai dengan tahap perkembanganya.
  • 5. Tahapan Perkembangan Manusia : 1. Masa Konsepsi (pembuahan sel telur oleh spermatozoa). 2. Masa Kelahiran (minggu ke - 38 atau minggu ke - 40). 3. Masa Infancy (masa ketergantungan pada orang tua/masa tahun pertama kelahiran). 4. Masa Todler (masa bayi hingga masa kanak-kanak : 3 – 4 tahun). 5. Masa Prasekolah (usia 4 – 6 tahun). 6. Masa Remaja ( Pr : 8 – 10 – 18, Lk : 10 – 12 – 20 tahun). 7. Masa Dewasa (19/21 – 39/55 tahun) a. Dewasa Awal : 21/22 – 30 tahun. b. Dewasa Tengah : 46 – 45 tahun. c. Dewasa Akhir : 45 – 55 tahun.
  • 6. Ad. 1. Tahap Masa Konsepsi  Kehamilan berlangsung 280 hari atau 9 bulan 10 hari.  Masa kritis kehamilan pada minggu ke – 4 s/d 16, dengan ciri-ciri sbb : Minggu ke Ciri – ciri Khusus. 2 Terakhir haid/menstruasi. 13 Masa Konsepsi (bertemunya ovum dan sperma). 2 Janin masih merupakan gumpalan darah (sesudah konsepsi) 3 Pembentukan organ reproduksi : mata, telinga, lengan, kaki. 8 Penyempurnaan fisik diatas deteksi. 10 Sudah ada stimulant. 12 Organ vital data terbentuk. 13 Kematangan bentuk/pembentukan pusat persarafan otak.
  • 7. Lanjutan Tahap Masa Konsepsi ..... Minggu ke Ciri – ciri Khusus 16 Sudah mulai ada getaran dan gerakan. 18 Leher, kepala, dan rambut terbentuk. 20 Penyempurnaan leher, kepala, dan rambut. 22 Gerakan kaki dan body, bola mata daan alis terdeteksi. 24 Sudah mulai sempurnah bentuk dan adanya penyempurnaan sistem saraf. 28 – 36 Penyempurnaan bentuk fisik. 38 Lahir normal. 40 Lahir lebih waktu.
  • 8. 2. Tahap Tahun Pertama Masa Kelahiran No Pertumbuhan Fisik No Perkembangan Prilaku 1 Umumnya pria lebih panjang dan berat dari wanita 1 Kinestesi, yaitu mempunyai penghayatan gerakan aktif. 2 Badan bertambah 1/3 bagian, dan berat menjadi 3 kali berat semula. 2 Duduk. Usia 7 bln tidak lagi memerlukan bantuan. 3 Pertumbuhan kaki lebih cepat dari pertumbuhan kepala. 3 Merangkak. Homolateral (34 minggu) : merangkak dengan sisi yang satu baru lainnya. Bilateral (45 minggu) : mampu menggunakan kedua sisi badannya. 4 Kepala tumbuh lebih lambat dibanding pertumbuhan badan secara keseluruhan. 4 Berdiri dan berjalan (12 – 15 bln). Memegang (minggu ke 16 dan ke 52). Bahasa (minggu ke 6)
  • 9. 3. Masa Infanci dan Masa Todler (Usia 1 s/d 4 tahun) No Pertumbuhan Fisik No Perkembangan Prilaku 1 Anggota badan tumbuh dengan kecepatan berbeda. 1 Tingkah laku lekat yaitu mencari dan mempertahankan kontak dengan orang tertentu. 2 Kepala relatif besar, badan relatif pendek. 2 Tingkah laku Egosentrime yaitu pemusatan pada diri sendiri. 3 Proporsi badan dan jaringan urat daging relatif tetap. 3 Berjalan mundur (17 bln), mencoba berlari (18 bln) 4 Memanjat dengan bantuan orang lain (18-20 bln) 5 Meloncat, menangkap (36 bln) 6 Menangkap dengan baik (48 bln) 7 Menguasai cara berjalan orang dewasa (48 bln)
  • 10. 3. Tahap Masa Prasekolah dan Masa Sekolah No Pertumbuhan Fisik No Perkembangan Prilaku 1 Proporsi badan seimbang (5 th) 1 Lari seperti orang dewasa (5-6 th) 2 Jaringan tulang dan urat daging berkembang menjadi berat (5 th) 2 Dapat berlari, berhenti, berputar, membalik (4-5 th) 3 Jaringan lemak lambat (5 th) 3 Berjalan diatas pagar (6-12 th) 4 Badan atas lebih lambat perkembangannya dari pada bagian bawah (6 th) 4 Dapat membidik, menyepak, melempar, menangkap (6-12 th) 5 Anak bertambah panjang (12 th) 6 Tiap tahun anak laki-laki lebih besar daripada wanita (s/d. 10 th) 7 Wanita kembali unggul (10-14 th). Setelah 15 th pria kembali unggul.
  • 11. 5. Tahap Remaja I (Usia 12/13 – 17/18 Tahun) Pertumbuhan Fisik Perkembangan Prilaku 1. Secara umum terjadi pertumbuhan fisik yang pesat menyamai orang dewasa. 2. Pertumbuhan anggota badan dan otot-otot tidak seimbang. 3. Bagi laki-laki mulai terlihat penonjolan otot-otot pada dada, lengan, paha, dan betis. 4. Pada wanita mulai menunjukkan mekar tumbuh. 1. Ada rasa cemas /kekhawatiran, misalnya akibat bentuk badan yang tidak sesuai dengan keinginan. 2. Mengasingkan diri. 3. Membaur/membentuk kelompok sebaya atau sesama jenis. 4. Timbul dorongan untuk mendekati lawan jenis.
  • 12. 7. Tahap Masa Remaja II (Usia 17/18 – 21/22 Tahun) Pertumbuhan Fisik Perkembangan Prilaku 1. Pertumbuhan fisik relatif berkurang 2. Pertambahan berat badan lebih banyak dibanding tinggi badan. 3. Badan dan anggota badan menjadi berimbang. 4. Wajah yang simetris. 5. Bentuk bahu yang berimbang dengan pinggul dan anggota badan lainnya. 6. Mencapai bentuk tubuh dan anggota tubuh orang dewasa. 1. Menerima/puas dengan keadaan dirinya. 2. Tenang menghadapi situasi yang bertentangan dengan sikap dan kepribadiannya. 3. Melakukan mastubrasi. 4. Dapat mempertimbangkan moral secara matang. 5. Pola kencan yang lebih serius yang ditetapkan sebagai calon pasangan hidup.
  • 13. 7. Tahap Masa Dewasa ( Usia 21/22 – 45/59 Tahun) Pertumbuhan Fisik Perkembangan Prilaku 1. Jaringan dan sel-sel tubuh sangat produktif. 2. Badan dan anggota badan menjadi berimbang. 1. Adanya usaha pribadi pada salah satu lapangan penting dalam sosbud, yaitu pekerjaan, politik, agama, seni, iptek, dll. 2. Kemampuan mengadakan kontak yang hangat. 3. Stabilitas bathin fundamental dalam dunia perasaan dan penerimaan diri sendiri. 4. Pengamatan, pikiran, tingkah laku bersifat realistis. 5. Dapat melihat diri sendiri seperti apa adanya 6. Menemukan suatu bentuk kehidupan yang sesuai.
  • 14. 8. Tahap Masa Tua ( Usia 45/55 – 60/wafat) Pertumbuhan Fisik Perkembangan Prilaku 1. Jaringan sel-sel menjadi tua, sebagian mengalami regenerasi, lainya menjadi mati. 2. Berkurangnya jaringan otot yang akan diganti jaringan ikat. 3. Berkurangnya aliran darah. 4. Berkurangnya fungsi ginjal. 5. Berkurangnya fungsi paru-paru. 6. Berkurangnya jumlah cairan diotak. 7. Berkurangnya kemampuan panca indra dan daya tahan tubuh. 1. Mengalami retradasi/kemunduran karena perbedaan norma dan bahasa. 2. Sangat sensitif terhadap faktor psikologis. 3. Berkurangnya persepsi dan memori. 4. Berkurangnya kemampuan belajar sesuatu yang baru. 5. Berkurangnya kemampuan intelektual dan penyesuaian diri. 6. Berkurangnya minat sosial dan seksual.
  • 15.
  • 16. Tugas Mandiri  Bagaimana terjadinya proses sensori pada manusia .  Dikumpul minggu depan.
  • 17. B. Proses Sensori. B.1. Faktor yang mempengaruhi proses sensori. B.1.1. Proses Penglihatan.  Proses Penglihatan : Benda memantulkan cahaya memasuki mata melalui kornea, semua sinar dibiaskan (mata sebagai lensa kamera), biasnya dapat membesar dan mengecil, letaknya di belakang kornea dapat mengatur cahaya yang masuk kelensa melalui pupil. Pengerutan dan pengenduran otot-otot bulu mata menyebabkan lensa mengembang dan mengempis menentukan besar kecilnya sudut bias agar bayangan terdapat pada satu titik retina. Mata memberikan informasi pada otak, otak harus memilih informasi melalui saraf penglihatan dan mengubah menjadi penglihatan yang berdimensi seperti yang kita lihat.
  • 18. Skema terjadinya proses penglihatan : 1. Berkas cahaya 2. kornea 3. Aques humor 4. lensa 5. Badan viterus humor 6. Ujung -ujung saraf pada retina 7. traktus 8. Daerah fisual pusat otak 9. Serabut saraf motorik 10. efektor 11. Respons melihat
  • 19. Fungsi – Fungsi Bagian Mata : 1. Sklera, yaitu melindungi struktur mata dan mempertahankan bentuk biji mata. 2. Retina, yaitu menghantarkan impuls saraf dari luar menuju discus optik, merupakan titik mata saraf optik meninggalkan biji mata. 3. Iris pupil, yakni tirai melindungi mata. 4. Lensa, yakni membiaskan cahaya dari benda-benda yang dilihat, dan memfokuskan bayangan pada terina bersatu pada satu titik. 5. Kornea, yakni memfokuskan bayangan pada retina. 6. Khoroid, yakni lapisan tengah berisi pembuluh darah. 7. Viterus humor, berfungsi untuk memberi bentuk dan kekokohan pada mata, mempertahankan hubungan retina dan selaput khoroid dan sklerotik. 8. Aques humor, yakni berupa cairan yang berasal dari badan siliari. 9. Konjuktiva, merupakan permukaan kelopak mata, terdapat kelenjar- kelenjar limfe.
  • 20. Lanjutan Proses Penglihatan ....  Pada mata terdapat syaraf reseptor rangsang yaitu Conus dan Baccillus. Conus berbentuk kerucut sedangkan Baccillus berbentuk batang.  Baik Conus maupun Baccillus keduanya terdapat pada retina dengan perbedaan fungsi sbb: a. Conus peka terhadap cahaya yang kuat, b. Baccillus peka terhadap cahaya remang-remang.
  • 21. Lanjutan Proses Penglihatan .....  Bagian dari suatu rangsang yang dapat mencapai mata disebut medan penglihatan.  Medan Penglihatan terdiri atas 4 bagian : a. Daerah pusat, rangsang terlihat paling jelas, lengkap dengan warnanya. b. Daerah tepi/prefier, yakni daerah sekeliling pusat penglihatan yang ketajaman dan kualitas obyeknya mulai berkurang (mulai merah-hijau, biru-hijau). c. Daerah paling tepi, kualitas penglihatan paling buruk. d. Titik buta, yaitu suatu titik yang tidak terjadi penglihatan karena tidak ada titik peka cahaya pada retina.
  • 22. Lanjutan Proses Penglihatan .....  Sistem Penglihatan Warna ada 2, yaitu sistem warna akromatis dan kromatis.  Akromatis (hitam-putih) mengenal perbedaan kejernihan terang-gelap dari warna putih-abu-abu- hitam.  Sedangkan kromatis (berwarnah) mengenal 4 warna dasar yaitu merah, kuning, hijau, dan biru.  Warna yang dapat menetralisasi warna lain disebut komplimenter, seperti warna hijau-biru merupakan warna komplimenter bagi warna merah, kuning bagi biru, putih bagi hitam.
  • 23. Lanjutan Proses Penglihatan .....  Dalam penglihatan kita terdapat 3 sistim yang memungkinkan kita membedakan sepasang warna yaitu sistim terang-gelap, sistim kuning-biru, dan sistim merah-hijau.  Bila memiliki ke- 3 sistim warna disebut trikormat.  Bila tidak memiliki ke- 2 sistim disebut monokromat.  Bila tidak memiliki ke- 3 sistim disebut dikromat/buta warna.
  • 24. B.1.2. Proses Pendengaran.  Alat Indra untuk pendengaran adalah telinga, terutama gendang telinga (membrane timpani) dengan syaraf-syaraf reseptor getaran ditelinga bagian dalam (cochlea).  Rangsang yang sesuai untuk indra pendengaran adalah getaran udara dan perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Bila getaran teratur dan periodik akan terdengan nada, dan jika tidak teratur akan terjadi desah.  Jumlah getaran perdetik (frekuensi) menentukan tinggi nada.  Ambang perangsang absolut suatu nada adalah 20 Hz. ( 1 Hz = satu detik udara bergetar sebanyak satu kali).  Keras lemahnya bunyi disebut amplitude.  Sumber bunyi menunjukkan warna bunyi.  Bunyi yang amat kompleks dan teratur disebut desah.
  • 25. Proses Pendengaran :  Telinga tengah terdiri atas daun telinga yang menangkap bunyi serta lubang telinga yang menuju gendang telinga (penyekat telinga luar dan telinga tengah). Gelombang bunyi/getaran disalurkan melalui lubang utama telinga ke gendang telinga yang turut bergetar. Otak mengetahui mana yang bergetar dan dengan demikian dapat menerjemahkan isyarat itu sebagai serangkaian bunyi. Telinga terdiri atas 3 bagian, yaitu telinga luar, telinga bagian tengah, dan telinga bagian dalam. Tulang telinga terdiri tulang martel, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Koklea berupa pipa keong berisi cairan.
  • 26. Skema terjadinya proses pendengaran : Gelombang suara Lewat rongga telinga luar Membran timpani (bergetar) Bergetar dalam tulang maleus inkus stapes Getaran yang bergetar Venestera (dikoklea) Vestibuler (telinga tengah) Perilimfe Terus melalui membran Ke Endolimfe (saluran koklea telinga tengah) Ujung saraf (organ kortinevrus auditorius) Otak (dibawah lobus temporalis) E (Evektive) Respons mendengar
  • 27. B.1.3. Proses Perabaan.  Kulit berfungsi memberikan informasi tentang kualitas lingkungan.  Sebagai sumber informasi, kulit mempunyai berbagai reseptor yang terdapat pada titik permukaan kulit, yaitu titik : tekanan, nyeri, panas, dan titik dingin.  Kepekaan (reseptor) terhadap orientasi dan keseimbangan terdapat dalam indra kinestesi yaitu kepekaan terhadap gerakan.  Sistem kinestesi ada 2 yaitu sistem vestibular dan sistem rabaan.  Sistem vestibular peka terhadap grafitasi, akselerasi, deselarasi, serta gerakan berputar.  Sistem rabaan peka terhadap kualitas permukaan sekitar kita, letak anggota badan, dan tegangan otot.
  • 28. Proses Perabaan :  Indra peraba meliputi 5 sentuhan, yakni sentuhan panas, nyeri, tekanan, dingin, dan sentuhan sakit. Kelimanya dirasakan oleh resptor dan dipengaruhi oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Tiap perangsang dapat menyebabkan rasa nyeri (atau salah satu dari lima sentuhan) rangsang yang menyebabkan rasa nyeri tsb, merupakan bagian terpenting dari berbagai sistem peringatan bagi tubuh kita.  Sensasi Kulit terdiri atas : raba, rasa, tekanan, panas, dingin. Reseptor-reseptor tsb. tersebar luas pada lapisan epitel dan jaringan ikat tubuh manusia.
  • 29. Lanjutan Proses Perabaan .....  Rasa sentuhan yang disebabkan rangsang dari kulit atau ujung saraf dalam kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang panas, dingin, sakit. Semua perasaan ini berlainan.  Ujung-ujung saraf peraba yang menerima rangsang dari luar diteruskan kepusat saraf diotak. Ujung saraf yang dimaksud adalah : Ujung Saraf Peraba Rasa Penyebab Rangsang Paccini Corpuscle Rasa Tekanan Kraus Bulb Rasa Dingin Ruffini Endings Rasa Sakit Meissiners Corpuscle Rasa Sentuhan/Raba MerkelsDisks Rasa Panas Free Nerve Endings Rasa Sakit.
  • 30. B.1.4. Proses Penciuman.  Alat indra untuk penciuman adalah hidung dengan saraf-saraf reseptornya.  Rangsang yang sesuai untuk indra penciuman adalah zat-zat kimiawi yang berbentuk gas.  Indra penciuman dapat menangkap 6 bau utama : 1. Bau rempah-rempah seperti cengkeh. 2. Bau harum seperti panili. 3. Bau eternis seperti jeruk, sereh. 4. Bau damar seperti terpantin. 5. Bau hangus seperti ter. 6. Bau busuk seperti telur.
  • 31. Lanjutan Proses Penciuman .....  Orang yang penciumannya tidak berfungsi dinamakan anosma. Adaptasi sensori anosma seperti orang yang terbiasa dengan lingkungan berbau busuk tidak akan mencium bau lingkungannya seperti itu.  Reseptor penciuman (sel-sel olfactoris) beraneka ragam dan lebih peka dari reseptor pengecap dan peka terhadap molekul dalam lubang buntu yang tidak dilalui oleh aliran udara.  Pada pernapasan normal molekul-molekul dalam lubang buntu akan mencapai reseptor tetapi ketika akan mencium udara akan dibelokkan kereseptor dan terjadilah penciuman.  Dalam proses penciuman ada lendir dengan saraf-saraf mirip rambut : Molekul larut lendir Serabut Saraf Penerima
  • 32. Skema Prose Penciuman : Bau Masuk rongga hidung Merangsang saraf Bulbus olfaktorius Bergerak melalui traktua olfaktorius Pusat olfaktorius Serabut saraf penerima efektif Respons mencium
  • 33. B.1.5. Proses Perasa/Pengecap  Alat indra untuk perasa /pengecap adalah lidah, dengan saraf-saraf reseptor pada papil-papil rasa diatas dan disekeliling lidah.  Terdapat 6 rasa yang dapat diterima oleh pengecap yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Lainnya gabung pada ke – 4 rasa tersebut.  Ambang perangsang absolut untuk tiap-tiap rasa : Rasa Ambang rasa absolut Manis ( gula ) 1 Gr dilarutkan dalam 200 ml air Asin ( garam dapur ) 1 Gr dilarutkan dalam 400 ml air Asam ( Hcl ) 1 Gr dilarutkan dalam 15.000 ml air Pahit ( Kina ) 1 Gr dilarutkan dalam 2.000.000 ml air.
  • 34. Lanjutan Proses Perasa/Pengecap .....  Simpul-simpul pengecap terdapat pada bagian yang berada di permukaan lidah, tenggorokan, langit-langit mulut.  Tingkat kepekaan lidah sbb : Lidah Tingkat kepekaan rasa Ujung lidah Rasa manis dan asin Tepi – tepi lidah Rasa asam Bagian belakang lidah Rasa pahit Bagian tengah lidah Tidak memiliki reseptor
  • 35. Lanjutan Proses Perasa/Pengecap .....  Ukuran kepekaan lidah : Lidah Ukuran Rasa Kepekaan Rasa Pangkal lidah. Pahit Terpeka 1 Ujung samping kiri dan kanan lidah. Asin Terpeka 2 Samping kiri dan kanan lidah. Asam Terpeka 3 Ujung lidah Manis Terpeka 4
  • 36. Proses Pengecapan : Impuls Bagian interior lidah Serabut saraf lingual Khorda timpani Saraf bilingual dan saraf fasialis (saraf kranial 7 ) Membawa impul perasaan umum dan perasaan khusus
  • 37. Fungsi alat pengecap : 1. Untuk merasakan arti makanan yang enak / tidak enak. 2. Sebagai alat refleks (dengan adanya rasa asam, manis, pahit, asin, dsb maka getah cerna akan keluar). 3. Alat bantu berbicara
  • 38. B.2. Hubungan Proses Sensorik dan Tingkah laku.  Badan kita dilahirkan sudah dilengkapi dengan peralatan yang dirancang dengan sangat khusus untuk mengumpulkan informasi, dan sistim inilah yang disebut Indra atau sistim Sensori.  Dengan sistim sensori kita akan mendeteksi informasi, mengolah beberapa diantaranya dan mengirimkannya keotak melalui benang-benang saraf sehingga kita bisa membuat rencana dan mengendalikan prilaku serta gerakan tubuh kita untuk beraktifitas.
  • 39. C. Proses Motorik.  Terjadi nya proses motorik atas kerja beberapa bagian tubuh, selain saraf dan otak.  Proses Motorik dibantu oleh otak sehingga terjadi gerakan baik gerakan refleks maupun gerakan disadari.  Proses motoris/gerakan ini merupakan hasil dari proses sensori dan proses kognitif berupa respons dalam bentuk gerak.  Gerakan merupakan fungsi penting bagi manusia karena selalu diperlukan untuk kegiatan mempertahankan diri/hidup, gerak juga merupakan ekspresi pikiran serta perasaan.
  • 40. Macam – macam gerak : 1. Gerakan Motoris terdapat 2 jenis gerakan : a. Volunter yaitu gerak yang dikendalikan oleh kehendak. b. Involunter yaitu gerak yang tidak dikendalikan oleh kehendak. 2. Gerak Volunter terdiri atas : a. Gerak dasar seperti memutar. b. Gerak praktis seperti memukul, menendang, menulis. 3. Gerak Involunter terdiri atas : a. Gerak refleks seperti mengerutnya otot, gerakan spontal lainnya. b. Gerakan otonom seperti denyut jantung, paresteltik usus.