Dokumen tersebut membahas beberapa indikator teknikal yang digunakan untuk menganalisis pasar saham, yaitu Relative Strength Index (RSI), Moving Average Convergence Divergence (MACD), dan Bollinger Band. RSI digunakan untuk mengidentifikasi momentum tren pembalikan, MACD menggambarkan konvergensi dan divergensi rata-rata bergerak, sedangkan Bollinger Band digunakan untuk menentukan apakah suatu saham overbought atau oversold.
2. Pendahuluan
Sebelumnya telah dijelaskan beberapa indikator utama
yang erat kaitannya dengan candlestick yaitu S&R (support
resistance), volume, dan moving average.
Sekarang Kita akan memahami indikator lain yang tidak
disatukan dengan grafik candlestick atau terpisah.
3. Tipe Indikator
Terdapat 2 tipe indikator yaitu leading dan lagging.
Leading - “leads the price”, mendahului - biasanya merupakan
sinyal pembalikan arah (reversal), atau trend baru
Lagging - “lags the price”, maksudnya yang telah terjadi atau
trend yang telah terbentuk → moving average adalah salah
satu contohnya (dibahas terlebih dahulu karena merupakan
konsep utama)
4. Relative Strength Index (RSI)
Ditemukan oleh J. Welles Wilder, RSI adalah indikator
momentum yang membantu mengidentifikasi trend
pembalikan. (bernilai 0 sampai 100)
RSI dapat ambigu karena tidak membandingkan relative
strength dari 2 securities, tetapi hanya terhadap dirinya
sendiri. Sangat berguna untuk menentukan arah trend
ketika sideways.
5. Relative Strength Index (RSI)
Rumus untuk menghitung RSI adalah:
dengan RS: Average Gain / Average Loss
Berikut kita akan melihat contohnya dengan tabel data
fiktif yang disediakan. Biasanya RSI dihitung dalam jangka
14 hari (RSI14d)
RSI : 100 - 100/( 1 + RS )
6. Relative Strength Index (RSI)
No Harga Close Gain Lost
1 1000 10 0
2 1020 20 0
3 1050 30 0
4 1070 20 0
5 1030 0 40
6 1000 0 30
7 990 0 10
No Harga Close Gain Lost
8 970 0 20
9 1000 30 0
10 1050 50 0
11 1070 20 0
12 1100 30 0
13 1140 40 0
14 1180 40 0
Berdasarkan data diatas, didapatkan total gain = 290 dan
total loss = 100
7. Relative Strength Index (RSI)
Berdasarkan data diatas, didapat pula rata-rata dari:
Gain = 290/14 = 20,71 dan Loss = 7,14
Sehingga, RS = Average Gain / Average Loss
RS = 20,71 / 7,14 = 2.9006
Data yang telah ada bisa digunakan untuk mencari RSI:
RSI = 100 - [100/(1+2,9006)] = 74.36
8. Relative Strength Index (RSI)
Jika sebuah nilai RSI14d berada antara 0 - 30, berarti
sebuah saham dikatakan oversold (nilainya turun tajam)
dan mulai siap untuk naik kembali (upward correction).
Sebaliknya jika nilainya ada di antara 70-100, berarti
saham overbought dan siap untuk turun (downward
correction)
*Lihat contoh berikutnya.
9. Relative Strength Index (RSI)
Berdasarkan grafik
disamping, dilihat bahwa
di zona pertama nilai RSI
> 30. Candlestick juga
mengkonfirmasi adanya
trend pembalikan.
Sebaliknya pada zona
kedua adalah konfirmasi
trend turun dengan pola
dark cloud cover dengan
RSI > 70.
10. Relative Strength Index (RSI)
Jadi, indeks RSI bisa dikombinasikan dengan indikator
lainnya untuk konfirmasi trend dan penetapan aksi.
Tetapi kenyataannya tidak semuanya sesuai grafik
sebelumnya:
1. Saham yang uptrend, RSI-nya bisa saja tetap berada di
area overbought karena batas nilainya hanya 100.
2. Sebaliknya juga berlaku untuk saham downtrend, RSI-
nya bisa saja tetap berada di area oversold padahal
harganya masih bisa turun
11. Relative Strength Index (RSI)
Jadi, untuk beberapa skenario RSI:
1. Jika saham berada di area overbought (RSI > 70) dalam waktu yang cukup
lama, cari kesempatan membeli. Hal ini terjadi karena lebihnya
momentum positif (excessive positive momentum)
2. Sebaliknya jika berada di area oversold (RSI < 30) dalam waktu yang lama,
jual saham tersebut karena ada kemungkinan nilainya akan turun lagi
3. Jika RSI mulai beranjak dari oversold value setelah waktu yang cukup
lama, ambil kesempatan membeli
4. Sebaliknya jika RSI mulai beranjak dari overbought value, cari kesempatan
menjual sebelum harga semakin turun.
*Jangan lupa dikombinasikan dengan konfirmasi indikator lain
12. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
MACD merupakan salah satu indikator yang paling
diandalkan para momentum trader. (Diciptakan oleh Gerald
Appel)
Sesuai namanya, MACD menggambarkan konvergensi dan
divergensi dari 2 Moving Average. Biasanya MA yang
dipakai adalah 26 hari dan 12 hari (26d, 12d).
- convergence : MA bergerak saling mendekati
- divergence : MA bergerak saling menjauh
13. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Misalkan terdapat data MA beberapa hari sebagai berikut
*Garis MACD = MA12d - MA16d
Harga Close MA12d MA26d Garis MACD
6200 6092 6126 -34
6240 6103 6122 -19
6275 6118 6119 -1
6225 6137 6117 20
6300 6148 6112 36
6330 6172 6113 59
14. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Nilai plus atau minus pada garis MACD sebagai tanda
dimana titik tersebut berada dan membentuk garis.
Karena MACD akan dibuat seperti grafik, terdapat nilai
positif, garis 0 dan nilai negatif. (Garis biru)
15. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Sesuai bahasan sebelumnya pada MA, MA yang lebih
pendek intervalnya berarti lebih reaktif dan mendekati
harga asli yang positif sehingga dipakai rumus MA12d -
MA26d.
Apabila hasil pengurangan itu positif, berarti ada saham
sedang memiliki momentum positif (MA12d di atas
MA26d). Sebaliknya jika nilainya negatif, berarti sedang
ada momentum negatif.
16. Apabila garis MACD melewati titik 0 dari zona negatif ke
zona positif, berarti ada divergensi 2 MA yang
menandakan bullish momentum.
Sebaliknya jika garis MACD beranjak ke zona negatif,
berarti ada konvergensi 2MA yang menandakan akan
bearish.
Moving Average Convergence Divergence (MACD)
bergerak ke zona
positif lewat titik 0
bergerak ke zona negatif
lewat titik 0
17. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Di grafik sebelumnya kita melihat 2 garis. Pertama adalah
garis MACD(26d,12d) berwarna biru, Kedua adalah garis
signal(9).
- Apa sebenarnya garis signal(9) itu? -
Garis signal(9) itu adalah moving average 9 hari dari titik
pembentuk MACD.
18. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Dengan tambahan indikator lagi, dan melihat gambar
grafik yang disajikan dapat disimpulkan:
1. Bullish - jika garis MACD(26d,12d) memotong garis
signal(9) ke atas dan posisinya ada di atasnya.
2. Bearish - jika garis MACD (26d,12d) memotong garis
signal(9) ke bawah dan posisinya ada di bawahnya
titik-titik perpotongan garis
19. Bollinger Brand
Bollinger Brand adalah indikator yang juga digunakan untuk
menentukan apakah sebuah saham overbought atau
oversold.
Jika dalam grafik atau tools, bollinger brand akan
berbentuk seperti pembungkus pola candlestick.
Pembacaannya sederhana. Trader akan menjual saham
apabila mencapai batas atas “brand”, dan akan membeli
apabil menyentuh batas bawah.
20. Bollinger Brand
Bollinger Brand punya 3 komponen:
1. Garis tengah yang merupakan MA20d
2. Upper Brand - merupakan +2 standar deviasi garis
tengah
3. Lower Brand - merupakan -2 standar deviasi garis
tengah
Standar deviasi (SD) merupakan konsep statistik yang
menghitung variansi dari variabel khusus dari rata-rata.
21. Bollinger Brand
Dalam finance, variansi merupakan volatilitas dari saham.
Misalkan variansi saham adalah 12, berarti volatilitasnya
adalah 12%.
Dalam bollinger brand, standar deviasi diaplikasikan pada
MA20d. Untuk upper brand menggunakan +2 SD yang
berarti mengalikan SD dengan 2, dan -2 SD untuk lower
brand.
22. Bollinger Brand
Misalkan titik MA20d = 7800, dan SD = 75 (0.76%).
Maka didapatkan data:
- MA20d = 7800
- upper brand (+2 SD) = 7800 + (2 x 75)= 7950
- lower brand (-2 SD) = 7800 - (2 x 75) = 7650
Maka trader akan punya target jual pada harga 7950 dan
beli pada harga 7650
23. Bollinger Brand
Contoh penetapan target beli (hijau) dan jual (merah)
upper brand
lower brand
“envelope extension”, kasus dimana harga menempel
pada upper brand, dan terus naik. Anda bisa menahan
saham Anda karena uptrend yang ada
24. Sinyal bollinger brand tidak berlaku jika ada envelope
extension.
Bollinger brand efektif digunakan pada kondisi pasar yang
sedang sideways dan kurang cocok pada trending market.
Oleh karena itu perlu ada dukungan indikator lain untuk
konfirmasi dan saling melengkapi satu dengan lainnya
untuk memutuskan aksi dari partisipan pasar.
Bollinger Brand