Paparan Menpan & RB: RUU Sistem Pengawasan Intern Pemerintah (SPIP)
1. ARAHAN MENTERI PAN DAN
RB
PADA ACARA PEMBUKAAN
RAPAT KERJA BPKP TAHUN
2013
Jakarta, Juni 2013
1
2. PERMASALAHAN PENGAWASAN INTERNAL
1. Tidak independen
2. Tidak profesional
3. Mekanisme sistem yang lemah
Perlu reformasi di bidang
pengawasan
(RUU – Sistem Pengawasan Intern
2
3. TUJUAN YANG INGIN DICAPAI
1. Tercapainya efektivitas dan efisiensi pelaksanaan
program dan kegiatan pemerintah
2. Berkurangnya tingkat korupsi dan penyimpangan
dalam rangka menuju kepemerintahan yang bersih
dan bebas KKN
3. Meningkatnya profesionalisme dan independensi
APIP melalui pemberdayaan SDM yang
berkompeten dan berintegritas
3
4. RANCANGAN UNDANG-UNDANG SISTEM
PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH
Mengatur tentang:
1. Sistem Pengawasan Intern yang efektif, efisien,
dan sinergis
2. Optimalisasi kinerja pengawasan intern dalam
rangka pelayanan publik yang prima menuju
kesejahteraan masyarakat
3. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah(APIP) yang
Profesional, Independen, dan Kompeten
(Reformasi kelembagaan / SDM APIP)
4
5. SUBSTANSI RUU - SPIP
REFORMASI
BUSINESS
PROCESS
REFORMASI
MANAJEMEN
REFORMASI
KELEMBAGA
AN DAN SDM
RUU -
SPIP
5
Permasalahan utama dari penerapan Sistem Pengawasan Intern adalah Tidak Independen dan Tidak Profesionalnya SDM APIP, baik di instansi pusat maupun di instansi daerah, serta Mekanisme Sistem Pengawasan yang belum dapat menjamin terwujudnya hasil pengawasan sebagamana yang diharapkan masyarakat. Untuk itu diperlukan suatu kebijakan yang dapat mengatur berjalannya sistem pengawasan secara efektif.
Substansi utama dari UU SPIP ini adalah untuk melakkan perubahan/perbaikan dalam hal profesionalisme (business process), sistem manajemen (kompetensi), dan independensi (memperbaiki struktur kelembagaan dan SDM APIP).
Dalam reformasi di bidang kelembagaan maupun SDM, dengan UU SPIP ini diharapkan, baik lembaga maupun SDM APIP menjadi lebih berdaya. Untuk itu, memang diperlukan SDM yang mampu memenuhi kriteria dan persyaratan yang ditentukan, yaitu antara lain profesional, independen, kompeten, dan berintegritas. SDM yang memenuhi persyaratan tersebut yang seharusnya menempati posisi-posisi di Inspektorat Nasional, Inspektorat kementerian/lembaga, Inspektorat Provinsi, maupun Inspektorat Kabupaten/Kota.Inspektorat nasional yang tentunya nanti berasal dari (BPKP) akan menetapkan kebijakan yang mengatur tentang persyaratan-persyaratan, kompetensi dan profesionalisme SDM yang dapat menjadi Irjen, Inspektur ataupun auditorRekrutmen Irjen/Inspektur/Auditor akan menjadi Open Carrer SystemKondisi ini tentunya akan menjadi peluang yang luar biasa bagi para auditor BPKP untuk meningkatkan karirnya dan salah satun permasalahan BPKP yaitu menumpuknya auditor-auditor berpangkat IIID dapat diselesaikan