Pasien laki-laki berusia 29 tahun dirawat karena nyeri perut akibat luka jahitan operasi usus buntu. Perawat melakukan pengkajian dan merencanakan intervensi untuk mengatasi gangguan rasa nyeri, istirahat, dan aktivitas pasien dengan memberikan obat analgetik, mengatur lingkungan, serta membantu pasien melakukan aktivitas secara bertahap.
4. Memberikan pujian atas tindakan
kurang dari kemarin
1. Membantu klien melakukan senam reumatik
yang sudah dilakukan
2. Klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan
5. Menjelaskan tentang senam
baik
reumatik
3. TTV dalam batas normal
6. Membantu klien melakukan
O:
senam reumatik
1. Klien terlihat
Dokumen tersebut memberikan contoh kasus pasien laki-laki berusia 75 tahun dengan diagnosa osteoporosis. Pasien mengeluhkan nyeri punggung yang membatasi aktivitasnya. Berdasarkan pengkajian, dibuat tiga diagnosis keperawatan yaitu nyeri kronis, hambatan mobilitas, dan gangguan rasa nyaman. Dilakukan intervensi manajemen nyeri, dukungan mobilisasi, serta terapi relaksasi untuk mengatasi masalah-masalah ke
Pasien laki-laki berusia 29 tahun dirawat karena nyeri perut akibat luka jahitan operasi usus buntu. Perawat melakukan pengkajian dan merencanakan intervensi untuk mengatasi gangguan rasa nyeri, istirahat, dan aktivitas pasien dengan memberikan obat analgetik, mengatur lingkungan, serta membantu pasien melakukan aktivitas secara bertahap.
4. Memberikan pujian atas tindakan
kurang dari kemarin
1. Membantu klien melakukan senam reumatik
yang sudah dilakukan
2. Klien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan
5. Menjelaskan tentang senam
baik
reumatik
3. TTV dalam batas normal
6. Membantu klien melakukan
O:
senam reumatik
1. Klien terlihat
Dokumen tersebut memberikan contoh kasus pasien laki-laki berusia 75 tahun dengan diagnosa osteoporosis. Pasien mengeluhkan nyeri punggung yang membatasi aktivitasnya. Berdasarkan pengkajian, dibuat tiga diagnosis keperawatan yaitu nyeri kronis, hambatan mobilitas, dan gangguan rasa nyaman. Dilakukan intervensi manajemen nyeri, dukungan mobilisasi, serta terapi relaksasi untuk mengatasi masalah-masalah ke
Pasien wanita berusia 34 tahun menderita kanker kelenjar parotis stadium 4. Saat ini kondisinya memburuk dengan luka di pipi yang membesar dan keluar darah. Pasien menolak kemoterapi karena merasa tidak membuat sembuh. Perawat melakukan observasi, edukasi, dan terapi untuk meningkatkan kepatuhan pasien menjalani pengobatan kompleks.
Teks tersebut membahas tentang askep pada pasien tinnitus. Secara ringkas, teks tersebut menjelaskan tentang konsep penyakit tinnitus termasuk definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, diagnosis, pencegahan, dan pengobatan tinnitus. Selanjutnya juga membahas konsep askep meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan intervensi keperawatan untuk mengatasi gangguan tidur, ansietas, dan meningkatkan penget
Dokumen tersebut membahas tentang panduan manajemen nyeri di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. Panduan ini disusun untuk menstandarisasi asesmen dan penanganan nyeri guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya penanganan nyeri. Dokumen ini juga membahas tentang definisi nyeri, ruang lingkup pelayanan, tatalaksana yang meliputi asesmen nyeri, dan pemeriksaan fisik pasien.
1. Pasien mengalami nyeri tulang dan sendi, kelemahan umum, serta anoreksia yang diduga disebabkan oleh hiperparatiroidisme dan hiperkalsemia.
2. Pemeriksaan fisik dan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar kalsium serum.
3. Tindakan keperawatan meliputi manajemen nyeri, pemberian nutrisi yang memadai, serta latihan untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
Ny. A mengalami nyeri tulang belakang selama 7 hari yang bertambah parah selama 2 minggu hingga 1 bulan. Dari pemeriksaan diduga mengalami osteoporosis yang disebabkan oleh faktor usia, status menopause tanpa penggantian hormon, serta konsumsi kopi berlebihan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah asuhan keperawatan untuk penyakit angina yang mencakup pengkajian gejala dan tanda, diagnosa keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk menangani nyeri, meningkatkan fungsi jantung, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit dan pengobatannya.
Dokumen tersebut membahas kasus pasien laki-laki berusia 76 tahun dengan keluhan utama nyeri ulu hati dan diabetes melitus tipe 2. Berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan diagnosa banding, didiagnosis dengan dispepsia tipe ulcer dan DM tipe 2 dengan polineuropati. Dilakukan treatment non-farmakologi, nutrisi medis, aktivitas fisik, dan farmakologi seperti infus dan obat oral.
Panduan Manajemen Nyeri RSUD Sleman memberikan pedoman lengkap tentang definisi, ruang lingkup, tata laksana, dan dokumentasi manajemen nyeri, termasuk asesmen awal dan ulang serta pengelolaan nyeri sesuai skor. Panduan ini diimplementasikan melalui prosedur operasional standar dan dokumen terkait seperti lembar asesmen nyeri di rekam medis. Tim Manajemen Nyeri berperan mengawal sosialisasi dan evaluasi implementasi
Dokumen tersebut merangkum asuhan keperawatan pada Ny. A yang menderita hipertensi. Terdapat pengkajian identitas, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, data biologis, analisis masalah, diagnosa keperawatan, dan intervensi yang dilakukan untuk mengatasi nyeri dada, defisit nutrisi, dan gangguan mobilitas akibat hipertensi.
1. Nyeri didefinisikan sebagai perasaan tidak menyenangkan yang bersifat subyektif dan hanya dapat dirasakan oleh individu yang mengalaminya. 2. Nyeri diklasifikasi menjadi nyeri akut dan kronis, dimana nyeri akut berlangsung kurang dari 6 bulan sedangkan nyeri kronis lebih. 3. Manifestasi klinis nyeri meliputi gangguan tidur, posisi dan gerakan menghindari nyeri, serta perub
1. Pasien pria berusia 37 tahun dirujuk ke bagian anestesiologi dengan keluhan nyeri pinggang kiri yang didiagnosis menderita nefrolitiasis berdasarkan hasil pemeriksaan.
2. Pasien diberikan analgesik berupa petidin dan ketorolak serta ranitidin untuk menangani nyeri dan mencegah gangguan saluran pencernaan.
3. Intensitas nyeri pasien menurun setelah pemberian obat-obatan tersebut.
Pasien wanita berusia 34 tahun menderita kanker kelenjar parotis stadium 4. Saat ini kondisinya memburuk dengan luka di pipi yang membesar dan keluar darah. Pasien menolak kemoterapi karena merasa tidak membuat sembuh. Perawat melakukan observasi, edukasi, dan terapi untuk meningkatkan kepatuhan pasien menjalani pengobatan kompleks.
Teks tersebut membahas tentang askep pada pasien tinnitus. Secara ringkas, teks tersebut menjelaskan tentang konsep penyakit tinnitus termasuk definisi, etiologi, patofisiologi, gejala, diagnosis, pencegahan, dan pengobatan tinnitus. Selanjutnya juga membahas konsep askep meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan intervensi keperawatan untuk mengatasi gangguan tidur, ansietas, dan meningkatkan penget
Dokumen tersebut membahas tentang panduan manajemen nyeri di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. Panduan ini disusun untuk menstandarisasi asesmen dan penanganan nyeri guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan khususnya penanganan nyeri. Dokumen ini juga membahas tentang definisi nyeri, ruang lingkup pelayanan, tatalaksana yang meliputi asesmen nyeri, dan pemeriksaan fisik pasien.
1. Pasien mengalami nyeri tulang dan sendi, kelemahan umum, serta anoreksia yang diduga disebabkan oleh hiperparatiroidisme dan hiperkalsemia.
2. Pemeriksaan fisik dan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar kalsium serum.
3. Tindakan keperawatan meliputi manajemen nyeri, pemberian nutrisi yang memadai, serta latihan untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
Ny. A mengalami nyeri tulang belakang selama 7 hari yang bertambah parah selama 2 minggu hingga 1 bulan. Dari pemeriksaan diduga mengalami osteoporosis yang disebabkan oleh faktor usia, status menopause tanpa penggantian hormon, serta konsumsi kopi berlebihan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah asuhan keperawatan untuk penyakit angina yang mencakup pengkajian gejala dan tanda, diagnosa keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk menangani nyeri, meningkatkan fungsi jantung, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit dan pengobatannya.
Dokumen tersebut membahas kasus pasien laki-laki berusia 76 tahun dengan keluhan utama nyeri ulu hati dan diabetes melitus tipe 2. Berdasarkan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan diagnosa banding, didiagnosis dengan dispepsia tipe ulcer dan DM tipe 2 dengan polineuropati. Dilakukan treatment non-farmakologi, nutrisi medis, aktivitas fisik, dan farmakologi seperti infus dan obat oral.
Panduan Manajemen Nyeri RSUD Sleman memberikan pedoman lengkap tentang definisi, ruang lingkup, tata laksana, dan dokumentasi manajemen nyeri, termasuk asesmen awal dan ulang serta pengelolaan nyeri sesuai skor. Panduan ini diimplementasikan melalui prosedur operasional standar dan dokumen terkait seperti lembar asesmen nyeri di rekam medis. Tim Manajemen Nyeri berperan mengawal sosialisasi dan evaluasi implementasi
Dokumen tersebut merangkum asuhan keperawatan pada Ny. A yang menderita hipertensi. Terdapat pengkajian identitas, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, data biologis, analisis masalah, diagnosa keperawatan, dan intervensi yang dilakukan untuk mengatasi nyeri dada, defisit nutrisi, dan gangguan mobilitas akibat hipertensi.
1. Nyeri didefinisikan sebagai perasaan tidak menyenangkan yang bersifat subyektif dan hanya dapat dirasakan oleh individu yang mengalaminya. 2. Nyeri diklasifikasi menjadi nyeri akut dan kronis, dimana nyeri akut berlangsung kurang dari 6 bulan sedangkan nyeri kronis lebih. 3. Manifestasi klinis nyeri meliputi gangguan tidur, posisi dan gerakan menghindari nyeri, serta perub
1. Pasien pria berusia 37 tahun dirujuk ke bagian anestesiologi dengan keluhan nyeri pinggang kiri yang didiagnosis menderita nefrolitiasis berdasarkan hasil pemeriksaan.
2. Pasien diberikan analgesik berupa petidin dan ketorolak serta ranitidin untuk menangani nyeri dan mencegah gangguan saluran pencernaan.
3. Intensitas nyeri pasien menurun setelah pemberian obat-obatan tersebut.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
2. Kasus
Nyonya U usia 34 tahun, sudah 2 minggu yang lalu masuk rumah sakit.
Awalnya masuk RS untuk melakukan kemoterapi yang ke 4 dari 5 seri yang
seharusnya. Kondisi saat ini belum memungkinkan untuk kemo karena
mengalami penurunan kondisi, yaitu luka dipipi membesar, kadang keluar
darah, pasien mengatakan nyeri pada pipi, pasien tampak meringis dan nyeri
seperti tertusuk- tusuk. Lama keluhan 3- 5 menit dan nyeri hilang timbul.
Skala nyeri 6. Hb 6 gr/dl, pasien mengatakan tidak bisa tidur karena nyeri,
dan pasien terlihat lemas dan selalu menangis sendiri. Nyonya U berobat
sendiri di Jakarta, suami dan anak2 tinggal di Kota M, karena anaknya yang
kecil baru usia 2 tahun. Akhir-akhir ini sering bersedih, karena sakit tak
kunjung sembuh, malah semakin parah, dan merasa belum siap meninggal.
3. Pengkajian
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. U
Usia : 34 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Status : kawin
Alamat : Jl. Mawar no 80
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Diagnosa : carsinoma kelenjar parotis stadium 4
4. B. RIWAYAT KESEHATAN
• Keluhan utama saat masuk RS :
pasien mengatakan nyeri pada pipi, pasien tampak meringis dan nyeri seperti tertusuk- tusuk.
• Riwayat kesehatan sekarang :
Kondisi saat ini belum memungkinkan untuk kemo karena mengalami penurunan kondisi,
yaitu luka dipipi membesar, kadang keluar darah, pasien mengatakan nyeri pada pipi, pasien
tampak meringis dan nyeri seperti tertusuk- tusuk. Lama keluhan 3- 5 menit dan nyeri hilang
timbul. Skala nyeri 6.
• Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada penyakit bawaan dari keluarga
• Riwayat kesehatan masalalu
Tidak ada
5. • A. Pemeriksaan fisikk
Kesadaran : composmentis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,6 0C
RR : 20x/menit
TB : 155 cm
BB : 60 kg
Kepala : tampak normal, simetris, tidak ada lesi di kulit kepala
Wajah : terdapat edema pada pipi kadang keluar darah
Mata : simetris, konjungtiva ananemis,penglihatan normal
Hidung : simetris, tidak ada edema
Mulut : berbau, mukosa bibir kering, karies gigi
Telinga : tidak ada nyeri tekan
Leher : terdapat pembengkakan
Thorax : a. ( inspeksi) : dada simetris d. (auskultasi) : vesikuler,wheezing(-)
b. (palpasi) : tidak ada nyeri tekan ronchi (-)
c. ( perkusi) : didapatkan suara sonor
pada paru kanan dan kiri
6. Jantung :
a. Inspeksi : ictus kordis tidak terlihat
b. Palpasi : ictus kordis tidak teraba
c. Perkusi :bunyi jantung redup
d. Auskultasi :bunyi jantung lup dup, irama beraturan
Abdomen :
a. Inspeksi : tidak ada asites, tidak ada pembengkakan
b. Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
c. Perkusi : terdapat bunyi thympani
d. Auskultasi : bising usus terdengar normal
punggung :
Tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi
7. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
Data Subjektif :
P : pasien mengatakan nyeri hebat
Q : pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk tusuk
R : pasien mengatakan nyeri di pipi
S : pasien mengatakan skala nyeri 6
T : pasien mengatakan nyeri berlangsung selama 3- 5 menit dan
hilang timbul
Data Objektif :
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien tidak bisa tidur
- Pasien tampak berdarah di area pipi
Agen
pencedera
fisiologis
Nyeri Akut
8. DATA ETIOLOGI MASALAH
Data Subjektif :
- pasien mengatakan tidak bisa tidur karena nyeri
Data Objektif :
- Pasien terlihat lemas
- Pasien tampak menangis
efek
samping
terapi
(kemoterapi)
Gangguan
rasa nyaman
nyeri
10. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Keperawatan
Intervensi
Keperawatan
Rasional
Nyeri akut b.d
agen pencedera
fisiologis
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama ….× 𝑗𝑎𝑚
masalah
keperawatan nyeri
akut dapat teratasi
dengan kriteria
hasil :
1. Keluhan nyeri
berkurang
2. Pola tidur
membaik
3. Tanda- tanda
vital dalam
batas normal
Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kuallitas,
intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri
pada kualitas hidup
- Karakteriistik nyeri
klien kuat, durasi 3- 5
menit, dan kualitas
nyeri klien hilang
timbul
- Skala nyeri klien 6
- Untuk mengetahui
factor apa saja yang
memperberat dan
memperingan nyeri
- Untuk
mengidentifikasi
pengaruh nyeri pada
kualitas hidup pasien
11. - Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (psikkoterapi,
relaksasi, latihan fisik, akupuntur, terapi
musik)
- Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
- Untuk mengetahui
keberhasilan dari
terapi komplementer
yang telah diberikan
- Untuk membantu
pasien dalam
mengurangi rasa nyeri
yang dialami
- Untuk mengontrol
lingkungan yang
diharapkan pasien
agar rasa nyeri yang
dirasakan pasien
menurun dan
menenangkan pasien.
12. - Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi merekan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
- Membantu pasien
dalam mengurangi
gejala nyeri yang
dialami
- Untuk membantu
pasien dalam
mengetahui
penyebab dari nyeri
yang dialami
- Untuk melihat
ketercapaian
monitor nyeri yang
telah diajarkan
- Membantu pasien
dalam meredakan
gejal nyeri
- Untuk membantu
pasien dalam
mengatasi keluhan
nyeri dan
memberikan rasa
nyaman pada klien.
13. Gangguan rasa
nyaman nyeri b.d efek
samping terapi
(kemoterapi)
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama ….× 𝑗𝑎𝑚
masalah keperawatn
gangguan rasa nyaman
nyeri dapat teratasi
dengan kriteria hasil :
1. Kesejahteraan fisik
meningkat
2. Rileks meningkat
3. Keluhan sulit tidur
menurun
4. Lelah menurun
5. Menangis menurun
6. Pola tidur membaik
Observasi
• Periksa
ketegangan otot,
frekuensi nadi,
tekanan darah, dan
suhu sebelum dan
sesudah latihan
• Monitor respons
terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik
• Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan
prosedur teknik
relaksasi
• gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau
tindakan medis lain
• Untuk mengetahui
tanda-tanda vital
pasien
• Untuk mengetahui
respons terhadap
terapi relaksasi
• Informasi yang
cukup dapat
mengurungi
kesalahan dalam
melakukan prosedur
teknik relaksasi
• Analgetik dapat
menekan ppusat
araf rasa nyeri,
sehingga nyeri dapat
berkurang
14. Edukasi
• Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan
dan jenis relaksasi
yang tersedia
• Jelaskan secara
rinci intervensi
relaksasi yang
dipilih
• Anjurkan
mengambil posisi
nyaman
• Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
• Demonstrasi dan
latih teknik
relaksasi
• Agar klien
mengetahui tujuan,
manfaat, batasan
dan jenis relaksasi
yang tersedia
• Agar mengetahui
secara rinci
intervensi relaksasi
yang diberikan
pada klien
• Agar pasien
merasa nyaman
• Agar nyeri yang
dirasakan
berkurang
• Teknik relaksasi
yang benar dan
efektif dapat
membantu
mengurangi nyeri
yang dirasa
15. IMPLEMENTASI
DX TANGGAL/JAM IMPLEMENTASI PARAF
1. Nyeri akut b.d agen
pencedera fisiologis
Senin, 19
Desember 2022
08.00 WIB
Observasi
- Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kuallitas, intensitas nyeri
- Mengidentifikasi skala nyeri
- Mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
- Mengidentifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup
- Memonitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
16. 09.00 WIB
10.00 WIB
- Terapeutik
- Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (psikkoterapi, relaksasi,
latihan fisik, akupuntur, terapi
musik)
- Mengkontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Memfasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Menjelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- Menjelaskan strategi merekan
nyeri
- Menganjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Memberikan analgetik jika perlu
17. 2. Gangguan rasa
nyaman nyeri b.d efek
samping terapi
(kemoterapi)
Selasa, 20
Desember 2022
08.00 WIB
Observasi
• Memeriksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan
darah, dan suhu sebelum
dan sesudah Latihan
• Memonitor respons terhadap
terapi relaksasi
Terapeutik
• Memberikan informasi
tertulis tentang persiapan
dan prosedur teknik
relaksasi
• Menggunakan relaksasi
sebagai strategi penunjang
dengan analgetik atau
tindakan medis lain
18. 09.00 WIB Edukasi
• Menjelaskan tujuan,
manfaat, batasan
dan jenis relaksasi
yang tersedia
• Menjelaskan secara
rinci intervensi
relaksasi yang dipilih
• Menganjurkan klien
mengambil posisi
nyaman
• Menganjurkan klien
rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
• Mendemonstrasikan
dan melatih teknik
relaksasi
19. EVALUASI KEPERAWATAN
TANGGAL/JAM DIAGNOSA
KEPERAWATAN
SOAP PARAF
1. Senin, 19 Desember
2022
Nyeri akut b.d agen
pencedera fisiologis
S : pasien mengatakan
skala nyeri berkurang
O : pasien tampak tidak
meringis kesakitan dan
dan sudah bisa tidur
nyenyak
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
2. Selasa, 20 Desember
2022
Gangguan rasa
nyaman nyeri b.d efek
samping terapi
(kemoterapi)
S : pasien mengatakan
Nyeri berkurang dan
sudah bisa tidur
O : pasien tampak
tenang dan rileks
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
20. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik
Terima
Kasih!