SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BALAKANG
Negara Indonesia, dijelaskan dalam pasal 18B ayat 1 UUD 1945, mengakui dan menghormati
satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa. Provinsi Papua
adalah Provinsi Irian Jaya yang merupakan bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang memiliki keragaman suku dan lebih dari 250 (dua ratus lima puluh) bahasa
daerah serta dihuni juga oleh suku-suku lain di Indonesia.
Keputusan politik penyatuan Papua menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada hakikatnya mengandung cita-cita luhur. Namun kenyataannya berbagai kebijakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang sentralistik belum sepenuhnya
memenuhi rasa keadilan, belum sepenuhnya memungkinkan tercapainya kesejahteraan rakyat,
belum sepenuhnya mendukung terwujudnya penegakan hukum, dan belum sepenuhnya
menampakkan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) di Provinsi Papua, khususnya
masyarakat Papua. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya kesenjangan pada hampir semua
sector kehidupan, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, kebudayaan dan
sosial politik.2 Pelanggaran HAM, pengabaian hak-hak dasar penduduk asli dan adanya
perbedaan pendapat mengenai sejarah penyatuan Papua ke dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah masalah-masalah yang perlu diselesaikan. Upaya penyelesaian masalah tersebut
selama ini dinilai kurang menyentuh akar masalah dan aspirasi masyarakat Papua, sehingga
memicu berbagai bentuk kekecewaan dan ketidakpuasan.
Momentum reformasi di Indonesia memberi peluang bagi timbulnya pemikiran dan kesadaran
baru untuk menyelesaikan berbagai permasalahan besar bangsa Indonesia dalam menata
kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Sehubungan dengan itu, Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia menetapkan perlunya pemberian status Otonomi
Khusus kepada Provinsi Irian Jaya sebagaimana diamanatkan dalam Ketetapan MPR RI Nomor
IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004 Bab IV huruf (g)
angka 2. Dalam Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan
Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah, yang antara lain menekankan tentang pentingnya
segera merealisasikan Otonomi Khusus tersebut melalui penetapan suatu undang-undang
otonomi khusus bagi Provinsi Irian Jaya dengan memperhatikan aspirasi masyarakat. Hal ini
merupakan suatu langkah awal yang positif dalam rangka membangun kepercayaan rakyat
kepada Pemerintah, sekaligus merupakan langkah strategis untuk meletakkan kerangka dasar
yang kukuh bagi berbagai upaya yang perlu dilakukan demi tuntasnya penyelesaian masalah-
masalah di Provinsi Papua.
B. PERUMUSAN MASALAH
Adapun perumusan masalah yang kami ambil adalah :
1. Apa yang dimaksud otonomi khusus papua?
2. Apa yang di maksud nilai-nilai dasar dari otonomi khusus papua?
3. Bagaimana garis-garis besar pokok pikiran otonomi khusus papua?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN OTONOMI KHUSUS PAPUA
Istilah “otonomi” dalam Otonomi Khusus haruslah diartikan sebagai kebebasan bagi rakyat
Papua untuk mengatur dan mengurus diri sendiri, sekaligus pula berarti kebebasan untuk
berpemerintahan sendiri dan mengatur pemanfaatan kekayaan alam Papua untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat Papua dengan tidak meninggalkan tanggung jawab untuk ikut serta
mendukung penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah-daerah lain di Indonesia yang
memang kekurangan. Hal lain yang tidak kalah penting adalah kebebasan untuk menentukan
strategi pembangunan sosial, budaya, ekonomi dan politik yang sesuai dengan karakteristik dan
kekhasan sumberdaya manusia serta kondisi alam dan kebudayaan orang Papua.
Hal ini penting sebagai bagian dari pengembangan jati diri orang Papua yang seutuhnya yang
ditunjukan dengan penegasan identitas dan harga dirinya – termasuk dengan dimilikinya simbol-
simbol daerah seperti lagu, bendera dan lambang. Istilah “khusus” hendaknya diartikan sebagai
perlakuan berbeda yang diberikan kepada Papua karena kekhususan yang dimilikinya.
Kekhususan tersebut mencakup hal-hal seperti tingkat sosial ekonomi masyarakat, kebudayaan
dan sejarah politik. Dalam pengertian praktisnya, kekhususnya otonomi Papua berarti bahwa ada
hal-hal berdasar yang hanya berlaku di Papua dan mungkin tidak berlaku di daerah lain di
Indonesia, dan ada hal-hal yang berlaku di daerah lain yang tidak diterapkan di Papua.
B. NILAI-NILAI DASAR OTONOMI KHUSUS PAPUA
Dalam rangka mewujudkan terpenuhi hak dan kewajiban dasar rakyat Papua, Rancangan
Undang-Undang Otonomi Khusus Papua dikembangkan dan dilaksanakan dengan berpedoman
pada sejumlah nilai-nilai dasar. Nilainilai dasar ini bersumber dari adat istiadat rakyat Papua,
nasionalisme yang4 bertumpu pada prinsip-prinsip manusia universal, dan penghormatan akan
demokrasi dan hak-hak asasi manusia. Karena itulah, nilai-nilai dasar yang dimaksudkan
merupakan prinsip-prinsip pokok dan suasana kebatinan yang melatar belakangkangi
penyusunan kerangka dasar Rancangan UndangUndang Otonomi Khusus Provinsi Papua yang
selanjutnya diharapkan akan berfungsi sebagai pedoman dasar bagi pelaksanaan berbagai aspek
Otonomi Khusus Papua di masa mendatang. Ada tujuh butir Nilai-nilai Otonomi Khusus Papua.
Nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah :
1. Perlindungan terhadap Hak-hak Dasar Penduduk Asli Papua
2. Demokrasi dan Kedewasaan Berdemokrasi
3. Penghargaan tehadap Etika dan Moral
4. Penghargaan terhadap Hak-hak Asasi Manusia
5. Penegakan Supremasi Hukum
6. Penghargaan terhadap Pluralisme
7. Persamaan kedudukan, hak dan kewajiban sebagai warga negara
C. Garis-garis BesarPokok Pikiran Otonomi Khusus Papua
Garis-garis besar pokok pikiran merupakan kerangka dasar yang dimasukan kedalam Undang-
undang Otonomi Khusus Papua. Pokok-pokok pikiran tersebut dikembangkan dengan
memadukan nilai-nilai dasar pelaksanaan Otonomi Khusus Papua dengan pendekatan-
pendekatan yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan riil dan mendasar
rakyat Papua dalam pengertian yang seutuhnya dan seluas-luasnya. Garis-garis Besar Pokok
pikiran tersebut meliputi aspek-aspek berikut ini :
1. Pembagian kewenangan antara pemerintah antara pusat dan provinsi papua
2. Pembagian Daerah Provinsi Papua
3. Pembagian Kewenangan Dalam Provinsi Papua
4. Perlindungan Hak-Hak Adat Penduduk Asli
5. Bendera, Lambang dan Lagu
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Pembagian kewenangan antara pemerintah antara pusat dan provinsi papua
Salah satu inti pelaksanaan Otonomi Khusus Papua adalah pembagian kewenangan pemerintah
antara Pusat dan Provinsi Papua. Pembagian kekuasaan dan kewenangan ini bukan semata-mata
sebagai konsekuensi pemberian status otonomi khusus, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah
pelaksanaan prinsip-prinsip demokratisasi penyelenggaraan negara dengan memberikan
kesempatan sebesar-besarnya kepada rakyat dan daerah untuk mengatur dan mengurus dirinya
sendiri secara nyata. Pendekatan seperti ini akan memungkinkan penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan menjadi lebih relevan, efesien, efektif dan tetap sasaran. Dalam kaitannya
itulah perlu ditetapkan dengan jelas hal-hal apa saja yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat
dan Provinsi Papua.
2. Pembagian Kewenangan Dalam Provinsi Papua
a. Otonomi di dalam Provinsi Papua
Pembagian kekuasaan (sharing of power) dalam konteks Otonomi Khusus Provinsi Papua tidak
saja menyangkut hubungan pusat dan daerah, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah
bagaimana kekuasaan dan kewenangan itu dibagi secara baik di dalam Provinsi Papua sendiri.
Dalam kaitan itu, otonomi khusus Papua berarti bahwa ada hubungan hirarkis antara
pemerintahan tingkat provinsi dan kabupaten/kota, namun pada saat yang sama provinsi,
kabupen/kota dan kampung masing-masing adalah daerah otonomi yang memiliki
kewenangannya sendiri-sendiri.
Prinsip yang dianut adalah bahwa kewenangan perlu diberikan secara proposional ke bawah,
terutama untuk berbagai hal yang langsung berkaitan dengan masyarakat. Hal ini konsiten
dengan salah satu prinsip dasar otonomi yaitu menempatkan sedekat-dekatnya penyelenggaran
pemerintahan dan pembangunan ke subjek, yaitu rakyat. Karena itu, di dalam konteks Otonomi
Khusus Provinsi Papua, fungsi-fungsi pengaturan pengaturan berada di tingkat Provinsi
sedangkan fungsi-fungsi dan kewenangan pelayanan masyarakat diberikan sebesar-besarnya
kepada kabupaten/kota dan kampung.
b. Pembagian Kewenangan yang Tegas antara Badan-badan Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif
Untuk menyelenggarakan pemerintahan yang demokratis, profesional dan bersih, dan sekaligus
memiliki ciri-ciri kebudayaan dan jati diri rakyat Papua, serta mengakomodasikan sebanyak
mungkin kepentingan penduduk asli Papua, perlu dibentuk empat badan/lembaga, yaitu :
1. Lembaga Eksekutif (Bagian Ketiga UU No.21 tahun 2001) Lembaga ini di tingkat provinsi
dipimpin oleh seorang gubernur dan di tingkat Kabupaten/kota dipimpin oleh Bupati atau
Walikota. Gubernur, Bupati dan Walikota dipilih oleh Lembaga Legislatif. Lembaga Eksekutif
berfungsi untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan. Gubernur dipilh oleh Lembaga
Legislatif. Kewajiban, Tugas dan wewenang seorang Gubernur (pasal 14 dan 15 UU No. 21
tahun 2001 tentang Propinsi Papua)
1. Kewajiban Gubernur adalah :
memegang teguh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; mempertahankan dan memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta memajukan demokrasi;
menghormati kedaulatan rakyat;
menegakkan dan melaksanakan seluruh peraturan perundangundangan;
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat;
mencerdaskan kehidupan rakyat Papua;
memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat;
mengajukan Rancangan Perdasus, dan menetapkannya sebagai Perdasus bersama-sama dengan
DPRP setelah mendapatkan pertimbangan dan persetujuan MRP;
mengajukan Rancangan Perdasi dan menetapkannya sebagai Perdasi bersama-sama dengan
DPRP; dan
menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan pembangun-an sesuai dengan Pola Dasar
Pembangunan Provinsi Papua secara bersih, jujur, dan bertanggung jawab.
2. Tugas dan wewenang Gubernur selaku wakil Pemerintah adalah:
 Melakukan koordinasi, pembinaan, pengawasan dan memfasilitasi kerja sama serta
penyelesaian perselisihan atas penyelenggaraan pemerintahan antara Provinsi dan
Kabupaten/Kota dan antara Kabupaten/Kota;
 Meminta laporan secara berkala atau sewaktu-waktu atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah Kabupaten/Kota kepada Bupati/Walikota;
 Melakukan pemantauan dan koordinasi terhadap proses pemilihan, pengusulan
pengangkatan, dan pemberhentian Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota
serta penilaian atas laporan pertanggungjawaban Bupati/Walikota;
 Melakukan pelantikan Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota atas nama
Presiden;
 Menyosialisasikan kebijakan nasional dan memfasilitasi penegakan peraturan perundang-
undangan di Provinsi Papua;
 Melakukan pengawasan atas pelaksanaan administrasi kepegawaian dan pembinaan
karier pegawai di wilayah Provinsi Papua;
3. Perlindungan Hak-Hak Adat Penduduk Asli
Salah satu pokok permasalahan yang dihadapi selama ini di Papua adalah dilanggarnya hak-hak
adat penduduk asli. Ada tiga hal pokok yang yang terkait dengan hal tersebut, yaitu :
a. Dilanggarnya hak-hak adat penduduk asli Papua dalam kaitannya dengan eksploitasi sumber
daya alam.
b. Diabaikannya hak-hak adat penduduk asli dalam kaitannya dengan representasi penduduk asli
Papua dalam badan-badan perwakilan rakyat.
c. Diabaikannya atau kurang diperhatikannya, keputusan-keputusan yang diambil oleh peradilan
adat oleh badan-badan Yudikatif Negara. Keadaan ini merupakan salah satu faktor utama
penyebab timbulnya berbagai ketimpangan sosial dan bahkan perlawanan sosial yang
ditunjukkan oleh rakyat Papua yang tidak jarang dihadapi dengan kekerasan senjata oleh aparat
negara. Maka didalam Otonomi Khusus Papua, hak-hak penduduk asli Papua ditempatkan pada
posisi yang wajar dan terhormat. Hak-hak adat itu mencakup :
[1] Hak milik perorangan dan hak milik bersama (hak ulayat) atas tanah, air atau laut pada batas-
batas tertentu, serta hutan, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
[1] Hak-hak dalam bidang kesenian maupun hak-hak yang terkait dengan sistem pengetahuan
dan teknologi yang dikembangan oleh masyarakat asli Papua, misalkan obat-obat tradisional dan
yang sejenisnya.
[1] Hak untuk memberikan pertimbangan kepada Parlemen Provinsi ataupun badan
pemerintahan terkait dengan perlindungan hak-hak peduduk asli Papua.
[1] Hak memperhatikan dan menyalurkan aspirasi. Dan hak-hak yang lainnya yang harus
diberikan perlindungan oleh pemerintahan Daerah/Provinsi maupun pemerintahan Negara.
4. Bendera, Lambang dan Lagu Bendera, lambang dan lagu
sebagaimana yang diusulkan oleh rakyat Papua untuk dimasukkan ke dalam RUU Otonomi
Khusus Papua perlu dilihat dalam konteks kebudayaan dan bukan persoalan politik negara.
Dalam konteks kebudayaan seperti ini, bendera, lambang, dan lagu merupakan simbol identitas
daerah dan simbol kebesaran, keagungan dan keluhuran jati diri orang Papua. Simbol-simbol itu
diyakini sebagai perekat rakyat Papua dan sekaligus sebagai stimulan untuk memotifasi rakyat
Papua agar terus bahu membahu dan bekerja sama untuk mencapai cita-cita kesejahteraan
bersama.
Provinsi Papua dapat memiliki lambang daerah sebagai panji kebesaran dan simbol kultural bagi
kemegahan jati diri orang Papua dalam bentuk bendera daerah dan lagu daerah yang tidak
diposisikan sebagai simbol kedaulatan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian yang terdapat dalam Bab Pembahasan, maka dapat disimpulkan menjadi beberapa
poin, yaitu :
Bahwa Otonomi Khusus Papua adalah kebebasan bagi rakyat Papua untuk mengatur dan
mengurus diri sendiri, sekaligus pula berarti kebebasan untuk berpemerintahan sendiri dan
mengatur pemanfaatan kekayaan alam Papua untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Papua
dengan tidak meninggalkan tanggung jawab untuk ikut serta mendukung penyelenggaraan
pemerintahan pusat dan daerah-daerah lain di Indonesia yang memang kekurangan, dan
diberikannya perlakuan yang berbeda karena kekhususan yang dimilikinya.
Dalam Otonomi Khusus di Papua terdapat Nilai-nilai Dasar yang bersumber dari adat istiadat
rakyat Papua, nasionalisme yang bertumpu pada prinsip-prinsip manusia universal, dan
penghormatan akan demokrasi dan hak-hak asasi manusia. 7 butir nilai dasar otonomi Papua
1. Perlinduan hak-hak dasar penduduk asli papua
2. Demokrasi dan kedewasaan berdemokrasi
3. Penghargaan terhadap etika dan moral
4. Penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia
5. Supremasi hukum
6. Penghargaan terhadap plurarisme
7. Persamaan kedudukan, dan kewajiban sebagai warga negara

More Related Content

What's hot

Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanPresentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Ir. Zakaria, M.M
 
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Ir. Zakaria, M.M
 
Kajian Otonomi Khusus Di Provinsi Kalimantan Tengah
Kajian Otonomi Khusus Di Provinsi Kalimantan TengahKajian Otonomi Khusus Di Provinsi Kalimantan Tengah
Kajian Otonomi Khusus Di Provinsi Kalimantan Tengah
DamaiUsop
 
Makalah penyesuaian andi ck ok
Makalah  penyesuaian  andi ck okMakalah  penyesuaian  andi ck ok
Makalah penyesuaian andi ck ok
ACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Bab i bab 5 dilla aprilya muchtar
Bab i bab 5 dilla aprilya muchtarBab i bab 5 dilla aprilya muchtar
Bab i bab 5 dilla aprilya muchtar
temanna #LABEDDU
 
Laporan syukuran hut bhayangkara ke.69;AKBP DADANG DJOKO KARYANTO
Laporan syukuran hut bhayangkara ke.69;AKBP DADANG DJOKO KARYANTOLaporan syukuran hut bhayangkara ke.69;AKBP DADANG DJOKO KARYANTO
Laporan syukuran hut bhayangkara ke.69;AKBP DADANG DJOKO KARYANTOWoro Handayani
 
16. polstranas
16. polstranas16. polstranas
16. polstranas
yahya57
 
PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4
Andi Widya
 
REDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARAT
REDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH  DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARATREDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH  DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARAT
REDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARAT
Law Firm "Fidel Angwarmasse & Partners"
 
Politik dan strategi nasional
Politik dan strategi nasionalPolitik dan strategi nasional
Politik dan strategi nasional
Ghozi Fata Ulwan
 
Pembangunan Administrasi Publik Dalam Mendukung RB dan GG
Pembangunan Administrasi Publik Dalam Mendukung RB dan GGPembangunan Administrasi Publik Dalam Mendukung RB dan GG
Pembangunan Administrasi Publik Dalam Mendukung RB dan GG
Tri Widodo W. UTOMO
 
Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopangRancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
temanna #LABEDDU
 
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedis
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedisRancangan dilla aprilya muchtar paramedis
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedis
temanna #LABEDDU
 
ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI
ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI
ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI
Dadang DjokoKaryanto
 
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasanChapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
93220872
 
Rancangan aktualisasi media sosial
Rancangan aktualisasi media sosialRancangan aktualisasi media sosial
Rancangan aktualisasi media sosial
ArdyChandra2
 
Pandangan umum ranperda tata organisasi
Pandangan umum ranperda tata organisasiPandangan umum ranperda tata organisasi
Pandangan umum ranperda tata organisasiapotek agam farma
 
Yuk belajar nulis....2
Yuk belajar nulis....2Yuk belajar nulis....2
Yuk belajar nulis....2
Conk ChoLeeh
 
analisis kebijakan-analisis
analisis kebijakan-analisisanalisis kebijakan-analisis
analisis kebijakan-analisis
MuzGila FireFox
 

What's hot (20)

Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhanPresentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
Presentasi kandidat jpt dinas ketahanan pangan dan penyuluhan
 
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
Makalah jpt pratama 2018 ketahanan pangan dan penyuluhan 2018
 
Kajian Otonomi Khusus Di Provinsi Kalimantan Tengah
Kajian Otonomi Khusus Di Provinsi Kalimantan TengahKajian Otonomi Khusus Di Provinsi Kalimantan Tengah
Kajian Otonomi Khusus Di Provinsi Kalimantan Tengah
 
Makalah penyesuaian andi ck ok
Makalah  penyesuaian  andi ck okMakalah  penyesuaian  andi ck ok
Makalah penyesuaian andi ck ok
 
Bab i bab 5 dilla aprilya muchtar
Bab i bab 5 dilla aprilya muchtarBab i bab 5 dilla aprilya muchtar
Bab i bab 5 dilla aprilya muchtar
 
Laporan syukuran hut bhayangkara ke.69;AKBP DADANG DJOKO KARYANTO
Laporan syukuran hut bhayangkara ke.69;AKBP DADANG DJOKO KARYANTOLaporan syukuran hut bhayangkara ke.69;AKBP DADANG DJOKO KARYANTO
Laporan syukuran hut bhayangkara ke.69;AKBP DADANG DJOKO KARYANTO
 
16. polstranas
16. polstranas16. polstranas
16. polstranas
 
PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4
 
REDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARAT
REDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH  DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARATREDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH  DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARAT
REDESAIN HUKUM OTONOMI DAERAH DI DAERAH PROPINSI PAPUA BARAT
 
Politik dan strategi nasional
Politik dan strategi nasionalPolitik dan strategi nasional
Politik dan strategi nasional
 
Pembangunan Administrasi Publik Dalam Mendukung RB dan GG
Pembangunan Administrasi Publik Dalam Mendukung RB dan GGPembangunan Administrasi Publik Dalam Mendukung RB dan GG
Pembangunan Administrasi Publik Dalam Mendukung RB dan GG
 
Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopangRancangan aktualisasi suriyanto lopang
Rancangan aktualisasi suriyanto lopang
 
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedis
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedisRancangan dilla aprilya muchtar paramedis
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedis
 
ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI
ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI
ISI Naskap-NKP patroli-AKBP DADANG DK-JAMBI
 
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasanChapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
Chapter 1 dan 2 manajemen perbatasan
 
Rancangan aktualisasi media sosial
Rancangan aktualisasi media sosialRancangan aktualisasi media sosial
Rancangan aktualisasi media sosial
 
Pandangan umum ranperda tata organisasi
Pandangan umum ranperda tata organisasiPandangan umum ranperda tata organisasi
Pandangan umum ranperda tata organisasi
 
1959589
19595891959589
1959589
 
Yuk belajar nulis....2
Yuk belajar nulis....2Yuk belajar nulis....2
Yuk belajar nulis....2
 
analisis kebijakan-analisis
analisis kebijakan-analisisanalisis kebijakan-analisis
analisis kebijakan-analisis
 

Similar to Otonomi khusus

Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi KhususDaerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
afifahdhaniyah
 
2784873.ppt
2784873.ppt2784873.ppt
2784873.ppt
AbnelaFobia
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerah
Silvia Ellen
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
PKN KELOMPOK 7.pptx
PKN KELOMPOK 7.pptxPKN KELOMPOK 7.pptx
PKN KELOMPOK 7.pptx
FuriWigita3
 
Nasionalisme
NasionalismeNasionalisme
Nasionalisme
Alfonsus Liguori
 
MATERI PKN KELAS X.pptx
MATERI PKN KELAS X.pptxMATERI PKN KELAS X.pptx
MATERI PKN KELAS X.pptx
SwadikapNgap
 
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara
Makalah Hak dan Kewajiban Warga NegaraMakalah Hak dan Kewajiban Warga Negara
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara
Dewi Zulaeva
 
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerahPaper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
fuji kurniawan
 
Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
Makalah Hakikat Otonomi Daerah BagusMakalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
Rafi Mariska
 
Isu dan Kebijakan otonomi daerah
Isu dan Kebijakan otonomi daerahIsu dan Kebijakan otonomi daerah
Isu dan Kebijakan otonomi daerah
Afiif Anshori
 
Kumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiKumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomi
Arya D Ningrat
 
Makalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerahMakalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerahYadhi Muqsith
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
JhonatanMuram
 
Pelaksanaan kewenangan otonomi di daerah tingkat ii (uu no. 5 tahun 1974)
Pelaksanaan kewenangan otonomi di daerah tingkat ii (uu no. 5 tahun 1974)Pelaksanaan kewenangan otonomi di daerah tingkat ii (uu no. 5 tahun 1974)
Pelaksanaan kewenangan otonomi di daerah tingkat ii (uu no. 5 tahun 1974)
ricky04
 
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangMakalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Aulia Hamunta
 

Similar to Otonomi khusus (20)

Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi KhususDaerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus
 
2784873.ppt
2784873.ppt2784873.ppt
2784873.ppt
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerah
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Otonomi daerah
Otonomi daerahOtonomi daerah
Otonomi daerah
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
PKN KELOMPOK 7.pptx
PKN KELOMPOK 7.pptxPKN KELOMPOK 7.pptx
PKN KELOMPOK 7.pptx
 
Nasionalisme
NasionalismeNasionalisme
Nasionalisme
 
MATERI PKN KELAS X.pptx
MATERI PKN KELAS X.pptxMATERI PKN KELAS X.pptx
MATERI PKN KELAS X.pptx
 
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara
Makalah Hak dan Kewajiban Warga NegaraMakalah Hak dan Kewajiban Warga Negara
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara
 
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerahPaper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
 
Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
Makalah Hakikat Otonomi Daerah BagusMakalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
Makalah Hakikat Otonomi Daerah Bagus
 
Isu dan Kebijakan otonomi daerah
Isu dan Kebijakan otonomi daerahIsu dan Kebijakan otonomi daerah
Isu dan Kebijakan otonomi daerah
 
Kumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiKumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomi
 
Makalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerahMakalah o tonomi daerah
Makalah o tonomi daerah
 
otonomi daerah
otonomi daerahotonomi daerah
otonomi daerah
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Pelaksanaan kewenangan otonomi di daerah tingkat ii (uu no. 5 tahun 1974)
Pelaksanaan kewenangan otonomi di daerah tingkat ii (uu no. 5 tahun 1974)Pelaksanaan kewenangan otonomi di daerah tingkat ii (uu no. 5 tahun 1974)
Pelaksanaan kewenangan otonomi di daerah tingkat ii (uu no. 5 tahun 1974)
 
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangMakalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
 

Recently uploaded

ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Meihotmapurba
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
WiwikDewiSusilawati
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
DwiAyuSitiHartinah
 
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
RaraStieAmkop
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
HuseinKewolz1
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
muhammadarsyad77
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
anselmusl280
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
EnoCasmiSEMBA
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
muhammadarsyad77
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
JaffanNauval
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
ritaseptia16
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
kurikulumsdithidayah
 

Recently uploaded (13)

ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
 
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
 

Otonomi khusus

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BALAKANG Negara Indonesia, dijelaskan dalam pasal 18B ayat 1 UUD 1945, mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa. Provinsi Papua adalah Provinsi Irian Jaya yang merupakan bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang memiliki keragaman suku dan lebih dari 250 (dua ratus lima puluh) bahasa daerah serta dihuni juga oleh suku-suku lain di Indonesia. Keputusan politik penyatuan Papua menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia pada hakikatnya mengandung cita-cita luhur. Namun kenyataannya berbagai kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang sentralistik belum sepenuhnya memenuhi rasa keadilan, belum sepenuhnya memungkinkan tercapainya kesejahteraan rakyat, belum sepenuhnya mendukung terwujudnya penegakan hukum, dan belum sepenuhnya menampakkan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) di Provinsi Papua, khususnya masyarakat Papua. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya kesenjangan pada hampir semua sector kehidupan, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, kebudayaan dan sosial politik.2 Pelanggaran HAM, pengabaian hak-hak dasar penduduk asli dan adanya perbedaan pendapat mengenai sejarah penyatuan Papua ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah masalah-masalah yang perlu diselesaikan. Upaya penyelesaian masalah tersebut selama ini dinilai kurang menyentuh akar masalah dan aspirasi masyarakat Papua, sehingga memicu berbagai bentuk kekecewaan dan ketidakpuasan. Momentum reformasi di Indonesia memberi peluang bagi timbulnya pemikiran dan kesadaran baru untuk menyelesaikan berbagai permasalahan besar bangsa Indonesia dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Sehubungan dengan itu, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia menetapkan perlunya pemberian status Otonomi Khusus kepada Provinsi Irian Jaya sebagaimana diamanatkan dalam Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004 Bab IV huruf (g) angka 2. Dalam Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah, yang antara lain menekankan tentang pentingnya segera merealisasikan Otonomi Khusus tersebut melalui penetapan suatu undang-undang otonomi khusus bagi Provinsi Irian Jaya dengan memperhatikan aspirasi masyarakat. Hal ini merupakan suatu langkah awal yang positif dalam rangka membangun kepercayaan rakyat kepada Pemerintah, sekaligus merupakan langkah strategis untuk meletakkan kerangka dasar yang kukuh bagi berbagai upaya yang perlu dilakukan demi tuntasnya penyelesaian masalah- masalah di Provinsi Papua. B. PERUMUSAN MASALAH Adapun perumusan masalah yang kami ambil adalah : 1. Apa yang dimaksud otonomi khusus papua? 2. Apa yang di maksud nilai-nilai dasar dari otonomi khusus papua? 3. Bagaimana garis-garis besar pokok pikiran otonomi khusus papua?
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN OTONOMI KHUSUS PAPUA Istilah “otonomi” dalam Otonomi Khusus haruslah diartikan sebagai kebebasan bagi rakyat Papua untuk mengatur dan mengurus diri sendiri, sekaligus pula berarti kebebasan untuk berpemerintahan sendiri dan mengatur pemanfaatan kekayaan alam Papua untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat Papua dengan tidak meninggalkan tanggung jawab untuk ikut serta mendukung penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah-daerah lain di Indonesia yang memang kekurangan. Hal lain yang tidak kalah penting adalah kebebasan untuk menentukan strategi pembangunan sosial, budaya, ekonomi dan politik yang sesuai dengan karakteristik dan kekhasan sumberdaya manusia serta kondisi alam dan kebudayaan orang Papua. Hal ini penting sebagai bagian dari pengembangan jati diri orang Papua yang seutuhnya yang ditunjukan dengan penegasan identitas dan harga dirinya – termasuk dengan dimilikinya simbol- simbol daerah seperti lagu, bendera dan lambang. Istilah “khusus” hendaknya diartikan sebagai perlakuan berbeda yang diberikan kepada Papua karena kekhususan yang dimilikinya. Kekhususan tersebut mencakup hal-hal seperti tingkat sosial ekonomi masyarakat, kebudayaan dan sejarah politik. Dalam pengertian praktisnya, kekhususnya otonomi Papua berarti bahwa ada hal-hal berdasar yang hanya berlaku di Papua dan mungkin tidak berlaku di daerah lain di Indonesia, dan ada hal-hal yang berlaku di daerah lain yang tidak diterapkan di Papua. B. NILAI-NILAI DASAR OTONOMI KHUSUS PAPUA Dalam rangka mewujudkan terpenuhi hak dan kewajiban dasar rakyat Papua, Rancangan Undang-Undang Otonomi Khusus Papua dikembangkan dan dilaksanakan dengan berpedoman pada sejumlah nilai-nilai dasar. Nilainilai dasar ini bersumber dari adat istiadat rakyat Papua, nasionalisme yang4 bertumpu pada prinsip-prinsip manusia universal, dan penghormatan akan demokrasi dan hak-hak asasi manusia. Karena itulah, nilai-nilai dasar yang dimaksudkan merupakan prinsip-prinsip pokok dan suasana kebatinan yang melatar belakangkangi penyusunan kerangka dasar Rancangan UndangUndang Otonomi Khusus Provinsi Papua yang selanjutnya diharapkan akan berfungsi sebagai pedoman dasar bagi pelaksanaan berbagai aspek Otonomi Khusus Papua di masa mendatang. Ada tujuh butir Nilai-nilai Otonomi Khusus Papua. Nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah : 1. Perlindungan terhadap Hak-hak Dasar Penduduk Asli Papua 2. Demokrasi dan Kedewasaan Berdemokrasi 3. Penghargaan tehadap Etika dan Moral 4. Penghargaan terhadap Hak-hak Asasi Manusia
  • 3. 5. Penegakan Supremasi Hukum 6. Penghargaan terhadap Pluralisme 7. Persamaan kedudukan, hak dan kewajiban sebagai warga negara C. Garis-garis BesarPokok Pikiran Otonomi Khusus Papua Garis-garis besar pokok pikiran merupakan kerangka dasar yang dimasukan kedalam Undang- undang Otonomi Khusus Papua. Pokok-pokok pikiran tersebut dikembangkan dengan memadukan nilai-nilai dasar pelaksanaan Otonomi Khusus Papua dengan pendekatan- pendekatan yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan riil dan mendasar rakyat Papua dalam pengertian yang seutuhnya dan seluas-luasnya. Garis-garis Besar Pokok pikiran tersebut meliputi aspek-aspek berikut ini : 1. Pembagian kewenangan antara pemerintah antara pusat dan provinsi papua 2. Pembagian Daerah Provinsi Papua 3. Pembagian Kewenangan Dalam Provinsi Papua 4. Perlindungan Hak-Hak Adat Penduduk Asli 5. Bendera, Lambang dan Lagu Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : 1. Pembagian kewenangan antara pemerintah antara pusat dan provinsi papua Salah satu inti pelaksanaan Otonomi Khusus Papua adalah pembagian kewenangan pemerintah antara Pusat dan Provinsi Papua. Pembagian kekuasaan dan kewenangan ini bukan semata-mata sebagai konsekuensi pemberian status otonomi khusus, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah pelaksanaan prinsip-prinsip demokratisasi penyelenggaraan negara dengan memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada rakyat dan daerah untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri secara nyata. Pendekatan seperti ini akan memungkinkan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan menjadi lebih relevan, efesien, efektif dan tetap sasaran. Dalam kaitannya itulah perlu ditetapkan dengan jelas hal-hal apa saja yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat dan Provinsi Papua. 2. Pembagian Kewenangan Dalam Provinsi Papua a. Otonomi di dalam Provinsi Papua
  • 4. Pembagian kekuasaan (sharing of power) dalam konteks Otonomi Khusus Provinsi Papua tidak saja menyangkut hubungan pusat dan daerah, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kekuasaan dan kewenangan itu dibagi secara baik di dalam Provinsi Papua sendiri. Dalam kaitan itu, otonomi khusus Papua berarti bahwa ada hubungan hirarkis antara pemerintahan tingkat provinsi dan kabupaten/kota, namun pada saat yang sama provinsi, kabupen/kota dan kampung masing-masing adalah daerah otonomi yang memiliki kewenangannya sendiri-sendiri. Prinsip yang dianut adalah bahwa kewenangan perlu diberikan secara proposional ke bawah, terutama untuk berbagai hal yang langsung berkaitan dengan masyarakat. Hal ini konsiten dengan salah satu prinsip dasar otonomi yaitu menempatkan sedekat-dekatnya penyelenggaran pemerintahan dan pembangunan ke subjek, yaitu rakyat. Karena itu, di dalam konteks Otonomi Khusus Provinsi Papua, fungsi-fungsi pengaturan pengaturan berada di tingkat Provinsi sedangkan fungsi-fungsi dan kewenangan pelayanan masyarakat diberikan sebesar-besarnya kepada kabupaten/kota dan kampung. b. Pembagian Kewenangan yang Tegas antara Badan-badan Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif Untuk menyelenggarakan pemerintahan yang demokratis, profesional dan bersih, dan sekaligus memiliki ciri-ciri kebudayaan dan jati diri rakyat Papua, serta mengakomodasikan sebanyak mungkin kepentingan penduduk asli Papua, perlu dibentuk empat badan/lembaga, yaitu : 1. Lembaga Eksekutif (Bagian Ketiga UU No.21 tahun 2001) Lembaga ini di tingkat provinsi dipimpin oleh seorang gubernur dan di tingkat Kabupaten/kota dipimpin oleh Bupati atau Walikota. Gubernur, Bupati dan Walikota dipilih oleh Lembaga Legislatif. Lembaga Eksekutif berfungsi untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan. Gubernur dipilh oleh Lembaga Legislatif. Kewajiban, Tugas dan wewenang seorang Gubernur (pasal 14 dan 15 UU No. 21 tahun 2001 tentang Propinsi Papua) 1. Kewajiban Gubernur adalah : memegang teguh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta memajukan demokrasi; menghormati kedaulatan rakyat; menegakkan dan melaksanakan seluruh peraturan perundangundangan; meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat; mencerdaskan kehidupan rakyat Papua; memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat; mengajukan Rancangan Perdasus, dan menetapkannya sebagai Perdasus bersama-sama dengan DPRP setelah mendapatkan pertimbangan dan persetujuan MRP;
  • 5. mengajukan Rancangan Perdasi dan menetapkannya sebagai Perdasi bersama-sama dengan DPRP; dan menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan pembangun-an sesuai dengan Pola Dasar Pembangunan Provinsi Papua secara bersih, jujur, dan bertanggung jawab. 2. Tugas dan wewenang Gubernur selaku wakil Pemerintah adalah:  Melakukan koordinasi, pembinaan, pengawasan dan memfasilitasi kerja sama serta penyelesaian perselisihan atas penyelenggaraan pemerintahan antara Provinsi dan Kabupaten/Kota dan antara Kabupaten/Kota;  Meminta laporan secara berkala atau sewaktu-waktu atas penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota kepada Bupati/Walikota;  Melakukan pemantauan dan koordinasi terhadap proses pemilihan, pengusulan pengangkatan, dan pemberhentian Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota serta penilaian atas laporan pertanggungjawaban Bupati/Walikota;  Melakukan pelantikan Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota atas nama Presiden;  Menyosialisasikan kebijakan nasional dan memfasilitasi penegakan peraturan perundang- undangan di Provinsi Papua;  Melakukan pengawasan atas pelaksanaan administrasi kepegawaian dan pembinaan karier pegawai di wilayah Provinsi Papua; 3. Perlindungan Hak-Hak Adat Penduduk Asli Salah satu pokok permasalahan yang dihadapi selama ini di Papua adalah dilanggarnya hak-hak adat penduduk asli. Ada tiga hal pokok yang yang terkait dengan hal tersebut, yaitu : a. Dilanggarnya hak-hak adat penduduk asli Papua dalam kaitannya dengan eksploitasi sumber daya alam. b. Diabaikannya hak-hak adat penduduk asli dalam kaitannya dengan representasi penduduk asli Papua dalam badan-badan perwakilan rakyat. c. Diabaikannya atau kurang diperhatikannya, keputusan-keputusan yang diambil oleh peradilan adat oleh badan-badan Yudikatif Negara. Keadaan ini merupakan salah satu faktor utama penyebab timbulnya berbagai ketimpangan sosial dan bahkan perlawanan sosial yang ditunjukkan oleh rakyat Papua yang tidak jarang dihadapi dengan kekerasan senjata oleh aparat negara. Maka didalam Otonomi Khusus Papua, hak-hak penduduk asli Papua ditempatkan pada posisi yang wajar dan terhormat. Hak-hak adat itu mencakup : [1] Hak milik perorangan dan hak milik bersama (hak ulayat) atas tanah, air atau laut pada batas- batas tertentu, serta hutan, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
  • 6. [1] Hak-hak dalam bidang kesenian maupun hak-hak yang terkait dengan sistem pengetahuan dan teknologi yang dikembangan oleh masyarakat asli Papua, misalkan obat-obat tradisional dan yang sejenisnya. [1] Hak untuk memberikan pertimbangan kepada Parlemen Provinsi ataupun badan pemerintahan terkait dengan perlindungan hak-hak peduduk asli Papua. [1] Hak memperhatikan dan menyalurkan aspirasi. Dan hak-hak yang lainnya yang harus diberikan perlindungan oleh pemerintahan Daerah/Provinsi maupun pemerintahan Negara. 4. Bendera, Lambang dan Lagu Bendera, lambang dan lagu sebagaimana yang diusulkan oleh rakyat Papua untuk dimasukkan ke dalam RUU Otonomi Khusus Papua perlu dilihat dalam konteks kebudayaan dan bukan persoalan politik negara. Dalam konteks kebudayaan seperti ini, bendera, lambang, dan lagu merupakan simbol identitas daerah dan simbol kebesaran, keagungan dan keluhuran jati diri orang Papua. Simbol-simbol itu diyakini sebagai perekat rakyat Papua dan sekaligus sebagai stimulan untuk memotifasi rakyat Papua agar terus bahu membahu dan bekerja sama untuk mencapai cita-cita kesejahteraan bersama. Provinsi Papua dapat memiliki lambang daerah sebagai panji kebesaran dan simbol kultural bagi kemegahan jati diri orang Papua dalam bentuk bendera daerah dan lagu daerah yang tidak diposisikan sebagai simbol kedaulatan.
  • 7. BAB III PENUTUP KESIMPULAN Dari uraian yang terdapat dalam Bab Pembahasan, maka dapat disimpulkan menjadi beberapa poin, yaitu : Bahwa Otonomi Khusus Papua adalah kebebasan bagi rakyat Papua untuk mengatur dan mengurus diri sendiri, sekaligus pula berarti kebebasan untuk berpemerintahan sendiri dan mengatur pemanfaatan kekayaan alam Papua untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Papua dengan tidak meninggalkan tanggung jawab untuk ikut serta mendukung penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah-daerah lain di Indonesia yang memang kekurangan, dan diberikannya perlakuan yang berbeda karena kekhususan yang dimilikinya. Dalam Otonomi Khusus di Papua terdapat Nilai-nilai Dasar yang bersumber dari adat istiadat rakyat Papua, nasionalisme yang bertumpu pada prinsip-prinsip manusia universal, dan penghormatan akan demokrasi dan hak-hak asasi manusia. 7 butir nilai dasar otonomi Papua 1. Perlinduan hak-hak dasar penduduk asli papua 2. Demokrasi dan kedewasaan berdemokrasi 3. Penghargaan terhadap etika dan moral 4. Penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia 5. Supremasi hukum 6. Penghargaan terhadap plurarisme 7. Persamaan kedudukan, dan kewajiban sebagai warga negara