Bab I membahas latar belakang diberikannya otonomi khusus kepada Provinsi Papua. Papua memiliki keragaman suku dan bahasa tetapi kesenjangan sosial masih terjadi. Bab II membahas definisi otonomi khusus Papua, nilai-nilai dasarnya seperti perlindungan hak penduduk asli, dan garis besar pokok pikirannya seperti pembagian kewenangan pemerintah pusat dan provinsi serta perlindungan hak adat.
Peraturan Bupati Aceh Timur Nomor 16 Tahun 2017 mengatur tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Aceh Timur. Dinas ini dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan membawahi Sekretariat serta tiga bidang yaitu Data dan Diseminasi Informasi, Jaringan Komunikasi, dan Pengembangan Teknologi Informasi. Peraturan ini mengatur mengenai struktur organisasi, tugas p
Lembaga Pengembangan Manajemen Keuangan Pembangunan Dan Pemerintahan Daerah (LPMKP2D) didirikan pada tahun 2009 untuk memberikan pelatihan dan bimbingan teknis kepada pemerintah dan masyarakat dalam pengembangan sumber daya manusia, manajemen keuangan, perencanaan, dan penataan kelembagaan daerah. Lembaga ini terdaftar di berbagai instansi pemerintah dan bergerak di bidang pendidikan serta pelatihan bagi p
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi masalah dan alternatif kebijakan untuk meningkatkan kompetensi aparatur di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Aceh Timur.
2. Masalah yang diidentifikasi adalah rendahnya keterampilan aparatur dan lemahnya SDM.
3. Alternatif kebijakan yang diajukan adalah peningkatan keterampilan melalui pelatihan
Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatikaIr. Zakaria, M.M
Dokumen tersebut membahas mengenai peningkatan kinerja SDM aparatur sipil negara pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Aceh Timur. Dokumen menjelaskan perlunya meningkatkan kemampuan pegawai dalam menguasai teknologi komunikasi dan informatika serta pengetahuan sosial ekonomi masyarakat. Dokumen juga mengidentifikasi masalah rendahnya keterampilan pegawai dan lemahnya SDM, serta memberikan alternat
Peraturan Bupati Aceh Timur Nomor 16 Tahun 2017 mengatur tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Aceh Timur. Dinas ini dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan membawahi Sekretariat serta tiga bidang yaitu Data dan Diseminasi Informasi, Jaringan Komunikasi, dan Pengembangan Teknologi Informasi. Peraturan ini mengatur mengenai struktur organisasi, tugas p
Lembaga Pengembangan Manajemen Keuangan Pembangunan Dan Pemerintahan Daerah (LPMKP2D) didirikan pada tahun 2009 untuk memberikan pelatihan dan bimbingan teknis kepada pemerintah dan masyarakat dalam pengembangan sumber daya manusia, manajemen keuangan, perencanaan, dan penataan kelembagaan daerah. Lembaga ini terdaftar di berbagai instansi pemerintah dan bergerak di bidang pendidikan serta pelatihan bagi p
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi masalah dan alternatif kebijakan untuk meningkatkan kompetensi aparatur di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Aceh Timur.
2. Masalah yang diidentifikasi adalah rendahnya keterampilan aparatur dan lemahnya SDM.
3. Alternatif kebijakan yang diajukan adalah peningkatan keterampilan melalui pelatihan
Presentasi kandidat jpt dinas komunikasi dan informatikaIr. Zakaria, M.M
Dokumen tersebut membahas mengenai peningkatan kinerja SDM aparatur sipil negara pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Aceh Timur. Dokumen menjelaskan perlunya meningkatkan kemampuan pegawai dalam menguasai teknologi komunikasi dan informatika serta pengetahuan sosial ekonomi masyarakat. Dokumen juga mengidentifikasi masalah rendahnya keterampilan pegawai dan lemahnya SDM, serta memberikan alternat
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya peningkatan kapasitas pegawai negeri sipil di Dinas Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Aceh Timur, baik dari segi pengetahuan maupun moralitas, agar dapat berperan optimal dalam memberdayakan masyarakat tani.
Kajian Otonomi Khusus Di Provinsi Kalimantan TengahDamaiUsop
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang tuntutan masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah untuk mendapatkan otonomi khusus berdasarkan beberapa alasan seperti pembagian sumber daya alam yang tidak merata.
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Utara memiliki tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang pekerjaan umum dan membawahi beberapa bidang dan seksi termasuk Seksi Perumahan dan Pemukiman.
Dokumen tersebut membahas tentang politik dan strategi nasional Indonesia, termasuk konsep otonomi daerah. Secara ringkas, dokumen menjelaskan empat tingkatan strategi kebijakan nasional, prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, serta sumber-sumber pendapatan daerah otonom seperti dana perimbangan, pajak daerah, dan bagi hasil sumber daya alam. Dokumen ini juga membahas tentang mekanisme pengawasan hub
Dokumen tersebut membahas tentang konsep desentralisasi, otonomi daerah, dan hubungan antara pemerintah pusat dan daerah dalam sistem pemerintahan Indonesia. Topik-topik utama mencakup penjelasan mengenai desentralisasi, otonomi daerah, kewenangan dan peran masing-masing tingkat pemerintahan, serta hubungan struktural dan fungsional antara pemerintah pusat dan daerah.
Pemerintah Republik Indonesia melalui UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (UU Otonomi Khusus Papua) meletakan kebijakan baru bagi pembangunan Provinsi tersebut dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kebijakan otonomi khusus merupakan jawaban Pemerintah Republik Indonesia terhadap berbagai persoalan yang muncul sejak bergabungnya provinsi tersebut dalam pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia beserta dinamika sosial dan politik termasuk tuntutan untuk melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sering diketahui sebagai gerakan Papua Merdeka.
Otonomi khusus yang diberikan kepada Papua masih belum memberikan makna berarti bagi peningkatan kesejahteraan rakyat Papua. “Rakyat kecewa terhadap otonomi khusus yang berjalan lima tahun. Mereka kecewa karena otonomi tidak memberikan solusi memperbaiki kesejahteraan rakyat.” Pemerintah masih perlu memperhatikan Papua, jika tidak, harus memberikan teritori untuk merdeka.
Dokumen tersebut membahas tentang politik dan strategi nasional Indonesia. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian politik dan strategi nasional, mekanisme penyusunannya, serta prioritas pembangunan nasional Indonesia dalam mencapai tujuan perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan rakyat.
Pembangunan Administrasi Publik Dalam Mendukung RB dan GGTri Widodo W. UTOMO
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan administrasi publik dalam mendukung reformasi birokrasi dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Beberapa poin kunci yang diangkat antara lain pentingnya reformasi struktur organisasi, sistem pengelolaan, dan sumber daya manusia aparatur negara guna mencapai tujuan pemerintahan yang lebih efisien dan berorientasi pada pelayanan masyarakat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang optimalisasi kemampuan personil satuan patroli daerah guna meningkatkan pelayanan prima dalam rangka mewujudkan kamtibmas yang kondusif di wilayah perairan Polda Jambi.
Dokumen tersebut membahas mengenai pentingnya mereformasi sistem manajemen perbatasan Indonesia agar lebih efektif dan akuntabel. Reformasi perlu dilakukan dengan merancang desain besar pengelolaan kawasan perbatasan secara terencana dan mengubah pendekatan dari semata-mata keamanan menjadi pendekatan kesejahteraan.
Dokumen tersebut membahas strategi pembinaan mental spiritual pegawai BPS untuk meningkatkan kinerja, meliputi pendekatan keagamaan dengan keimanan, ketaqwaan, dan keikhlasan. Pembinaan dilakukan secara terus-menerus melalui kegiatan seperti doa bersama.
Bab 4 membahas kebijakan dan sistem kepegawaian nasional Indonesia. UU Pokok Kepegawaian tahun 1999 menjadi acuan utama dan mengatur elemen penting seperti manajemen kepegawaian, hubungan antara pembuat dan pelaksana kebijakan, serta posisi PNS untuk memberikan pelayanan publik. UU ini juga menekankan pentingnya netralitas PNS dan pemisahan antara jabatan politik dan karir. Sayangnya, gagasan pembentukan Komisi Kepegawa
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khususafifahdhaniyah
Dokumen tersebut membahas tentang otonomi daerah di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, termasuk pengertian otonomi daerah, daerah yang diberi otonomi khusus seperti DKI Jakarta dan Provinsi Papua, serta daerah istimewa seperti Aceh dan DIY. Juga dibahas mengenai perangkat daerah, DPRD, proses pemilihan kepala daerah, peraturan daerah, keuangan daerah, dan hubungan
Dokumen tersebut membahas tentang otonomi daerah, prinsip-prinsipnya, sejarah pelaksanaannya di Indonesia, serta pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota menurut undang-undang terkait."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya peningkatan kapasitas pegawai negeri sipil di Dinas Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Aceh Timur, baik dari segi pengetahuan maupun moralitas, agar dapat berperan optimal dalam memberdayakan masyarakat tani.
Kajian Otonomi Khusus Di Provinsi Kalimantan TengahDamaiUsop
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang tuntutan masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah untuk mendapatkan otonomi khusus berdasarkan beberapa alasan seperti pembagian sumber daya alam yang tidak merata.
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lampung Utara memiliki tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang pekerjaan umum dan membawahi beberapa bidang dan seksi termasuk Seksi Perumahan dan Pemukiman.
Dokumen tersebut membahas tentang politik dan strategi nasional Indonesia, termasuk konsep otonomi daerah. Secara ringkas, dokumen menjelaskan empat tingkatan strategi kebijakan nasional, prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, serta sumber-sumber pendapatan daerah otonom seperti dana perimbangan, pajak daerah, dan bagi hasil sumber daya alam. Dokumen ini juga membahas tentang mekanisme pengawasan hub
Dokumen tersebut membahas tentang konsep desentralisasi, otonomi daerah, dan hubungan antara pemerintah pusat dan daerah dalam sistem pemerintahan Indonesia. Topik-topik utama mencakup penjelasan mengenai desentralisasi, otonomi daerah, kewenangan dan peran masing-masing tingkat pemerintahan, serta hubungan struktural dan fungsional antara pemerintah pusat dan daerah.
Pemerintah Republik Indonesia melalui UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (UU Otonomi Khusus Papua) meletakan kebijakan baru bagi pembangunan Provinsi tersebut dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kebijakan otonomi khusus merupakan jawaban Pemerintah Republik Indonesia terhadap berbagai persoalan yang muncul sejak bergabungnya provinsi tersebut dalam pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia beserta dinamika sosial dan politik termasuk tuntutan untuk melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sering diketahui sebagai gerakan Papua Merdeka.
Otonomi khusus yang diberikan kepada Papua masih belum memberikan makna berarti bagi peningkatan kesejahteraan rakyat Papua. “Rakyat kecewa terhadap otonomi khusus yang berjalan lima tahun. Mereka kecewa karena otonomi tidak memberikan solusi memperbaiki kesejahteraan rakyat.” Pemerintah masih perlu memperhatikan Papua, jika tidak, harus memberikan teritori untuk merdeka.
Dokumen tersebut membahas tentang politik dan strategi nasional Indonesia. Secara garis besar, dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian politik dan strategi nasional, mekanisme penyusunannya, serta prioritas pembangunan nasional Indonesia dalam mencapai tujuan perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan rakyat.
Pembangunan Administrasi Publik Dalam Mendukung RB dan GGTri Widodo W. UTOMO
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan administrasi publik dalam mendukung reformasi birokrasi dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Beberapa poin kunci yang diangkat antara lain pentingnya reformasi struktur organisasi, sistem pengelolaan, dan sumber daya manusia aparatur negara guna mencapai tujuan pemerintahan yang lebih efisien dan berorientasi pada pelayanan masyarakat.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang optimalisasi kemampuan personil satuan patroli daerah guna meningkatkan pelayanan prima dalam rangka mewujudkan kamtibmas yang kondusif di wilayah perairan Polda Jambi.
Dokumen tersebut membahas mengenai pentingnya mereformasi sistem manajemen perbatasan Indonesia agar lebih efektif dan akuntabel. Reformasi perlu dilakukan dengan merancang desain besar pengelolaan kawasan perbatasan secara terencana dan mengubah pendekatan dari semata-mata keamanan menjadi pendekatan kesejahteraan.
Dokumen tersebut membahas strategi pembinaan mental spiritual pegawai BPS untuk meningkatkan kinerja, meliputi pendekatan keagamaan dengan keimanan, ketaqwaan, dan keikhlasan. Pembinaan dilakukan secara terus-menerus melalui kegiatan seperti doa bersama.
Bab 4 membahas kebijakan dan sistem kepegawaian nasional Indonesia. UU Pokok Kepegawaian tahun 1999 menjadi acuan utama dan mengatur elemen penting seperti manajemen kepegawaian, hubungan antara pembuat dan pelaksana kebijakan, serta posisi PNS untuk memberikan pelayanan publik. UU ini juga menekankan pentingnya netralitas PNS dan pemisahan antara jabatan politik dan karir. Sayangnya, gagasan pembentukan Komisi Kepegawa
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khususafifahdhaniyah
Dokumen tersebut membahas tentang otonomi daerah di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, termasuk pengertian otonomi daerah, daerah yang diberi otonomi khusus seperti DKI Jakarta dan Provinsi Papua, serta daerah istimewa seperti Aceh dan DIY. Juga dibahas mengenai perangkat daerah, DPRD, proses pemilihan kepala daerah, peraturan daerah, keuangan daerah, dan hubungan
Dokumen tersebut membahas tentang otonomi daerah, prinsip-prinsipnya, sejarah pelaksanaannya di Indonesia, serta pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota menurut undang-undang terkait."
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia. Otonomi daerah memberi keleluasaan kepada daerah untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri secara demokratis dan bertanggung jawab dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuan utama otonomi daerah adalah untuk membebaskan pemerintah pusat dari beban urusan daerah dan memberdayakan daerah.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang otonomi daerah di Indonesia dan permasalahan yang muncul akibat pelaksanaannya, termasuk kewenangan yang tumpang tindih antar pemerintah daerah dan masih lemahnya kapasitas SDM daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang peran Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana kebijakan publik dan pemersatu bangsa. ASN dituntut untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dengan mengedepankan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Etika birokrasi penting untuk menghindari patologi birokrasi seperti mementingkan diri sendiri. ASN juga harus bersikap netral dan
Makalah Hak dan Kewajiban Warga NegaraDewi Zulaeva
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Makalah ini membahas tentang konsep dasar otonomi daerah, hak, dan kewajiban warga negara Indonesia. Dibahas pula pengertian otonomi daerah, visi dan aspeknya, serta konsep dasar kewarganegaraan termasuk hak dan kewajiban warga negara.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan hakikat otonomi daerah, landasan hukum otonomi daerah, tujuan pelaksanaan otonomi daerah, serta pembahasan mengenai penyelenggaraan otonomi daerah. Secara ringkas, otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat setempat sesuai peraturan perundang-undangan.
Konsep otonomi daerah memberikan kewajiban kepada daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai aspirasi masyarakat setempat dan peraturan perundang-undangan guna meningkatkan efisiensi pemerintahan. Daerah otonom berwenang mengatur urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat sesuai prakarsa sendiri.
Pelaksanaan kewenangan otonomi di daerah tingkat ii (uu no. 5 tahun 1974)ricky04
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan otonomi daerah tingkat II menurut UU No. 5 Tahun 1974, dimana otonomi daerah masih dijalankan dengan setengah hati akibat ketergantungan daerah yang tinggi terhadap pusat dan dominasi sentralisasi dalam pembangunan.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BALAKANG
Negara Indonesia, dijelaskan dalam pasal 18B ayat 1 UUD 1945, mengakui dan menghormati
satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa. Provinsi Papua
adalah Provinsi Irian Jaya yang merupakan bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang memiliki keragaman suku dan lebih dari 250 (dua ratus lima puluh) bahasa
daerah serta dihuni juga oleh suku-suku lain di Indonesia.
Keputusan politik penyatuan Papua menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
pada hakikatnya mengandung cita-cita luhur. Namun kenyataannya berbagai kebijakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang sentralistik belum sepenuhnya
memenuhi rasa keadilan, belum sepenuhnya memungkinkan tercapainya kesejahteraan rakyat,
belum sepenuhnya mendukung terwujudnya penegakan hukum, dan belum sepenuhnya
menampakkan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) di Provinsi Papua, khususnya
masyarakat Papua. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya kesenjangan pada hampir semua
sector kehidupan, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, kebudayaan dan
sosial politik.2 Pelanggaran HAM, pengabaian hak-hak dasar penduduk asli dan adanya
perbedaan pendapat mengenai sejarah penyatuan Papua ke dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah masalah-masalah yang perlu diselesaikan. Upaya penyelesaian masalah tersebut
selama ini dinilai kurang menyentuh akar masalah dan aspirasi masyarakat Papua, sehingga
memicu berbagai bentuk kekecewaan dan ketidakpuasan.
Momentum reformasi di Indonesia memberi peluang bagi timbulnya pemikiran dan kesadaran
baru untuk menyelesaikan berbagai permasalahan besar bangsa Indonesia dalam menata
kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Sehubungan dengan itu, Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia menetapkan perlunya pemberian status Otonomi
Khusus kepada Provinsi Irian Jaya sebagaimana diamanatkan dalam Ketetapan MPR RI Nomor
IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004 Bab IV huruf (g)
angka 2. Dalam Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan
Dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah, yang antara lain menekankan tentang pentingnya
segera merealisasikan Otonomi Khusus tersebut melalui penetapan suatu undang-undang
otonomi khusus bagi Provinsi Irian Jaya dengan memperhatikan aspirasi masyarakat. Hal ini
merupakan suatu langkah awal yang positif dalam rangka membangun kepercayaan rakyat
kepada Pemerintah, sekaligus merupakan langkah strategis untuk meletakkan kerangka dasar
yang kukuh bagi berbagai upaya yang perlu dilakukan demi tuntasnya penyelesaian masalah-
masalah di Provinsi Papua.
B. PERUMUSAN MASALAH
Adapun perumusan masalah yang kami ambil adalah :
1. Apa yang dimaksud otonomi khusus papua?
2. Apa yang di maksud nilai-nilai dasar dari otonomi khusus papua?
3. Bagaimana garis-garis besar pokok pikiran otonomi khusus papua?
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN OTONOMI KHUSUS PAPUA
Istilah “otonomi” dalam Otonomi Khusus haruslah diartikan sebagai kebebasan bagi rakyat
Papua untuk mengatur dan mengurus diri sendiri, sekaligus pula berarti kebebasan untuk
berpemerintahan sendiri dan mengatur pemanfaatan kekayaan alam Papua untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat Papua dengan tidak meninggalkan tanggung jawab untuk ikut serta
mendukung penyelenggaraan pemerintahan pusat dan daerah-daerah lain di Indonesia yang
memang kekurangan. Hal lain yang tidak kalah penting adalah kebebasan untuk menentukan
strategi pembangunan sosial, budaya, ekonomi dan politik yang sesuai dengan karakteristik dan
kekhasan sumberdaya manusia serta kondisi alam dan kebudayaan orang Papua.
Hal ini penting sebagai bagian dari pengembangan jati diri orang Papua yang seutuhnya yang
ditunjukan dengan penegasan identitas dan harga dirinya – termasuk dengan dimilikinya simbol-
simbol daerah seperti lagu, bendera dan lambang. Istilah “khusus” hendaknya diartikan sebagai
perlakuan berbeda yang diberikan kepada Papua karena kekhususan yang dimilikinya.
Kekhususan tersebut mencakup hal-hal seperti tingkat sosial ekonomi masyarakat, kebudayaan
dan sejarah politik. Dalam pengertian praktisnya, kekhususnya otonomi Papua berarti bahwa ada
hal-hal berdasar yang hanya berlaku di Papua dan mungkin tidak berlaku di daerah lain di
Indonesia, dan ada hal-hal yang berlaku di daerah lain yang tidak diterapkan di Papua.
B. NILAI-NILAI DASAR OTONOMI KHUSUS PAPUA
Dalam rangka mewujudkan terpenuhi hak dan kewajiban dasar rakyat Papua, Rancangan
Undang-Undang Otonomi Khusus Papua dikembangkan dan dilaksanakan dengan berpedoman
pada sejumlah nilai-nilai dasar. Nilainilai dasar ini bersumber dari adat istiadat rakyat Papua,
nasionalisme yang4 bertumpu pada prinsip-prinsip manusia universal, dan penghormatan akan
demokrasi dan hak-hak asasi manusia. Karena itulah, nilai-nilai dasar yang dimaksudkan
merupakan prinsip-prinsip pokok dan suasana kebatinan yang melatar belakangkangi
penyusunan kerangka dasar Rancangan UndangUndang Otonomi Khusus Provinsi Papua yang
selanjutnya diharapkan akan berfungsi sebagai pedoman dasar bagi pelaksanaan berbagai aspek
Otonomi Khusus Papua di masa mendatang. Ada tujuh butir Nilai-nilai Otonomi Khusus Papua.
Nilai-nilai dasar yang dimaksud adalah :
1. Perlindungan terhadap Hak-hak Dasar Penduduk Asli Papua
2. Demokrasi dan Kedewasaan Berdemokrasi
3. Penghargaan tehadap Etika dan Moral
4. Penghargaan terhadap Hak-hak Asasi Manusia
3. 5. Penegakan Supremasi Hukum
6. Penghargaan terhadap Pluralisme
7. Persamaan kedudukan, hak dan kewajiban sebagai warga negara
C. Garis-garis BesarPokok Pikiran Otonomi Khusus Papua
Garis-garis besar pokok pikiran merupakan kerangka dasar yang dimasukan kedalam Undang-
undang Otonomi Khusus Papua. Pokok-pokok pikiran tersebut dikembangkan dengan
memadukan nilai-nilai dasar pelaksanaan Otonomi Khusus Papua dengan pendekatan-
pendekatan yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan riil dan mendasar
rakyat Papua dalam pengertian yang seutuhnya dan seluas-luasnya. Garis-garis Besar Pokok
pikiran tersebut meliputi aspek-aspek berikut ini :
1. Pembagian kewenangan antara pemerintah antara pusat dan provinsi papua
2. Pembagian Daerah Provinsi Papua
3. Pembagian Kewenangan Dalam Provinsi Papua
4. Perlindungan Hak-Hak Adat Penduduk Asli
5. Bendera, Lambang dan Lagu
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Pembagian kewenangan antara pemerintah antara pusat dan provinsi papua
Salah satu inti pelaksanaan Otonomi Khusus Papua adalah pembagian kewenangan pemerintah
antara Pusat dan Provinsi Papua. Pembagian kekuasaan dan kewenangan ini bukan semata-mata
sebagai konsekuensi pemberian status otonomi khusus, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah
pelaksanaan prinsip-prinsip demokratisasi penyelenggaraan negara dengan memberikan
kesempatan sebesar-besarnya kepada rakyat dan daerah untuk mengatur dan mengurus dirinya
sendiri secara nyata. Pendekatan seperti ini akan memungkinkan penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan menjadi lebih relevan, efesien, efektif dan tetap sasaran. Dalam kaitannya
itulah perlu ditetapkan dengan jelas hal-hal apa saja yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat
dan Provinsi Papua.
2. Pembagian Kewenangan Dalam Provinsi Papua
a. Otonomi di dalam Provinsi Papua
4. Pembagian kekuasaan (sharing of power) dalam konteks Otonomi Khusus Provinsi Papua tidak
saja menyangkut hubungan pusat dan daerah, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah
bagaimana kekuasaan dan kewenangan itu dibagi secara baik di dalam Provinsi Papua sendiri.
Dalam kaitan itu, otonomi khusus Papua berarti bahwa ada hubungan hirarkis antara
pemerintahan tingkat provinsi dan kabupaten/kota, namun pada saat yang sama provinsi,
kabupen/kota dan kampung masing-masing adalah daerah otonomi yang memiliki
kewenangannya sendiri-sendiri.
Prinsip yang dianut adalah bahwa kewenangan perlu diberikan secara proposional ke bawah,
terutama untuk berbagai hal yang langsung berkaitan dengan masyarakat. Hal ini konsiten
dengan salah satu prinsip dasar otonomi yaitu menempatkan sedekat-dekatnya penyelenggaran
pemerintahan dan pembangunan ke subjek, yaitu rakyat. Karena itu, di dalam konteks Otonomi
Khusus Provinsi Papua, fungsi-fungsi pengaturan pengaturan berada di tingkat Provinsi
sedangkan fungsi-fungsi dan kewenangan pelayanan masyarakat diberikan sebesar-besarnya
kepada kabupaten/kota dan kampung.
b. Pembagian Kewenangan yang Tegas antara Badan-badan Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif
Untuk menyelenggarakan pemerintahan yang demokratis, profesional dan bersih, dan sekaligus
memiliki ciri-ciri kebudayaan dan jati diri rakyat Papua, serta mengakomodasikan sebanyak
mungkin kepentingan penduduk asli Papua, perlu dibentuk empat badan/lembaga, yaitu :
1. Lembaga Eksekutif (Bagian Ketiga UU No.21 tahun 2001) Lembaga ini di tingkat provinsi
dipimpin oleh seorang gubernur dan di tingkat Kabupaten/kota dipimpin oleh Bupati atau
Walikota. Gubernur, Bupati dan Walikota dipilih oleh Lembaga Legislatif. Lembaga Eksekutif
berfungsi untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan. Gubernur dipilh oleh Lembaga
Legislatif. Kewajiban, Tugas dan wewenang seorang Gubernur (pasal 14 dan 15 UU No. 21
tahun 2001 tentang Propinsi Papua)
1. Kewajiban Gubernur adalah :
memegang teguh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; mempertahankan dan memelihara
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta memajukan demokrasi;
menghormati kedaulatan rakyat;
menegakkan dan melaksanakan seluruh peraturan perundangundangan;
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat;
mencerdaskan kehidupan rakyat Papua;
memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat;
mengajukan Rancangan Perdasus, dan menetapkannya sebagai Perdasus bersama-sama dengan
DPRP setelah mendapatkan pertimbangan dan persetujuan MRP;
5. mengajukan Rancangan Perdasi dan menetapkannya sebagai Perdasi bersama-sama dengan
DPRP; dan
menyelenggarakan pemerintahan dan melaksanakan pembangun-an sesuai dengan Pola Dasar
Pembangunan Provinsi Papua secara bersih, jujur, dan bertanggung jawab.
2. Tugas dan wewenang Gubernur selaku wakil Pemerintah adalah:
Melakukan koordinasi, pembinaan, pengawasan dan memfasilitasi kerja sama serta
penyelesaian perselisihan atas penyelenggaraan pemerintahan antara Provinsi dan
Kabupaten/Kota dan antara Kabupaten/Kota;
Meminta laporan secara berkala atau sewaktu-waktu atas penyelenggaraan pemerintahan
daerah Kabupaten/Kota kepada Bupati/Walikota;
Melakukan pemantauan dan koordinasi terhadap proses pemilihan, pengusulan
pengangkatan, dan pemberhentian Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota
serta penilaian atas laporan pertanggungjawaban Bupati/Walikota;
Melakukan pelantikan Bupati/Wakil Bupati dan Walikota/Wakil Walikota atas nama
Presiden;
Menyosialisasikan kebijakan nasional dan memfasilitasi penegakan peraturan perundang-
undangan di Provinsi Papua;
Melakukan pengawasan atas pelaksanaan administrasi kepegawaian dan pembinaan
karier pegawai di wilayah Provinsi Papua;
3. Perlindungan Hak-Hak Adat Penduduk Asli
Salah satu pokok permasalahan yang dihadapi selama ini di Papua adalah dilanggarnya hak-hak
adat penduduk asli. Ada tiga hal pokok yang yang terkait dengan hal tersebut, yaitu :
a. Dilanggarnya hak-hak adat penduduk asli Papua dalam kaitannya dengan eksploitasi sumber
daya alam.
b. Diabaikannya hak-hak adat penduduk asli dalam kaitannya dengan representasi penduduk asli
Papua dalam badan-badan perwakilan rakyat.
c. Diabaikannya atau kurang diperhatikannya, keputusan-keputusan yang diambil oleh peradilan
adat oleh badan-badan Yudikatif Negara. Keadaan ini merupakan salah satu faktor utama
penyebab timbulnya berbagai ketimpangan sosial dan bahkan perlawanan sosial yang
ditunjukkan oleh rakyat Papua yang tidak jarang dihadapi dengan kekerasan senjata oleh aparat
negara. Maka didalam Otonomi Khusus Papua, hak-hak penduduk asli Papua ditempatkan pada
posisi yang wajar dan terhormat. Hak-hak adat itu mencakup :
[1] Hak milik perorangan dan hak milik bersama (hak ulayat) atas tanah, air atau laut pada batas-
batas tertentu, serta hutan, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
6. [1] Hak-hak dalam bidang kesenian maupun hak-hak yang terkait dengan sistem pengetahuan
dan teknologi yang dikembangan oleh masyarakat asli Papua, misalkan obat-obat tradisional dan
yang sejenisnya.
[1] Hak untuk memberikan pertimbangan kepada Parlemen Provinsi ataupun badan
pemerintahan terkait dengan perlindungan hak-hak peduduk asli Papua.
[1] Hak memperhatikan dan menyalurkan aspirasi. Dan hak-hak yang lainnya yang harus
diberikan perlindungan oleh pemerintahan Daerah/Provinsi maupun pemerintahan Negara.
4. Bendera, Lambang dan Lagu Bendera, lambang dan lagu
sebagaimana yang diusulkan oleh rakyat Papua untuk dimasukkan ke dalam RUU Otonomi
Khusus Papua perlu dilihat dalam konteks kebudayaan dan bukan persoalan politik negara.
Dalam konteks kebudayaan seperti ini, bendera, lambang, dan lagu merupakan simbol identitas
daerah dan simbol kebesaran, keagungan dan keluhuran jati diri orang Papua. Simbol-simbol itu
diyakini sebagai perekat rakyat Papua dan sekaligus sebagai stimulan untuk memotifasi rakyat
Papua agar terus bahu membahu dan bekerja sama untuk mencapai cita-cita kesejahteraan
bersama.
Provinsi Papua dapat memiliki lambang daerah sebagai panji kebesaran dan simbol kultural bagi
kemegahan jati diri orang Papua dalam bentuk bendera daerah dan lagu daerah yang tidak
diposisikan sebagai simbol kedaulatan.
7. BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian yang terdapat dalam Bab Pembahasan, maka dapat disimpulkan menjadi beberapa
poin, yaitu :
Bahwa Otonomi Khusus Papua adalah kebebasan bagi rakyat Papua untuk mengatur dan
mengurus diri sendiri, sekaligus pula berarti kebebasan untuk berpemerintahan sendiri dan
mengatur pemanfaatan kekayaan alam Papua untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Papua
dengan tidak meninggalkan tanggung jawab untuk ikut serta mendukung penyelenggaraan
pemerintahan pusat dan daerah-daerah lain di Indonesia yang memang kekurangan, dan
diberikannya perlakuan yang berbeda karena kekhususan yang dimilikinya.
Dalam Otonomi Khusus di Papua terdapat Nilai-nilai Dasar yang bersumber dari adat istiadat
rakyat Papua, nasionalisme yang bertumpu pada prinsip-prinsip manusia universal, dan
penghormatan akan demokrasi dan hak-hak asasi manusia. 7 butir nilai dasar otonomi Papua
1. Perlinduan hak-hak dasar penduduk asli papua
2. Demokrasi dan kedewasaan berdemokrasi
3. Penghargaan terhadap etika dan moral
4. Penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia
5. Supremasi hukum
6. Penghargaan terhadap plurarisme
7. Persamaan kedudukan, dan kewajiban sebagai warga negara