Penyakit Alzheimer adalah penyakit degeneratif otak yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan memori. Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan neurotransmitter asetilkolin di otak akibat degradasi oleh enzim asetilkolinesterase. Terapi utamanya adalah meningkatkan asetilkolin di otak dengan menghambat enzim asetilkolinesterase menggunakan obat seperti donepezil, rivastigmin, dan galantamin.
Alzheimer merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf di dalam otak. Penyakit ini dapat menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari, ingatan yang tidak terorganisir, dan berkurangnya data ingat. Alzheimer bisa disebabkan oleh genetik dan riwayat keluarga yang memiliki penyakit Alzheimer sebelumnya, bertambahnya usia, trauma kepala berat dan berulang, gaya hidup yang tidak sehat.
Tanda dan gejala Alzheimer
1. Kehilangan ingatan jangka pendek
2. Disorientasi spasial, lupa tempat dan hari
3. Penurunan kemampuan bicara dan membaca
4. Perubahan kepribadian dan perilaku
Penanganan Alzheimer :
Saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan Alzheimer, namun ada pengobatan yang bisa memperlambat progresifitasnya:
Obat-obatan: Seperti donepezil, rivastigmine, atau memantine.
Terapi perilaku: Mengatasi gejala seperti kecemasan atau agresi.
Intervensi lingkungan: Membuat lingkungan yang aman dan mendukung.
Aktivitas dan terapi: Seperti musik atau terapi seni.
Upaya pencegahan meliputi:
Pendidikan: Terus belajar dan mental aktif.
Aktivitas fisik: Teratur berolahraga.
Diet sehat: Diet Mediterania misalnya, yang kaya akan sayuran, buah, dan protein tanpa lemak.
Kontrol medis: Mengelola kondisi medis seperti diabetes, hipertensi.
Hindari trauma kepala: Menggunakan helm saat bersepeda, pengaman saat mengemudi.
Seiring waktu, komplikasi dapat mencakup:
Gangguan berkomunikasi yang parah.
Ketidakmampuan untuk merawat diri sendiri.
Ketidakmampuan untuk mengenali orang terdekat.
Penurunan berat badan yang signifikan.
Komplikasi kesehatan lain seperti pneumonia.
Proses diagnosis melibatkan:
Riwayat Medis: Mendiskusikan gejala, riwayat keluarga.
Pemeriksaan Fisik: Termasuk tes neurologis.
Tes Lab: Seperti tes darah.
Pemindaian Otak: MRI atau CT scan untuk melihat anomali.
Evaluasi Mental: Untuk menilai fungsi kognitif.
Alzheimer pada lansia sering memunculkan gejala sebagai berikut:
Kesulitan mengingat kejadian atau percakapan baru-baru ini.
Kesulitan menyelesaikan tugas sehari-hari.
Kehilangan kemampuan berorientasi waktu atau tempat.
Kesulitan dalam berbicara atau menulis.
Menarik diri dari aktivitas sosial.
Perubahan mood atau kepribadian.
Penyebab pasti Alzheimer masih dalam penelitian, namun ada beberapa faktor yang dianggap berkontribusi:
Genetika: Adanya mutasi gen tertentu.
Usia: Risiko meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Sejarah keluarga: Riwayat Alzheimer dalam keluarga meningkatkan risiko.
Lingkungan: Faktor lingkungan dan gaya hidup.
Kondisi kesehatan lain: Seperti diabetes, obesitas, dan hipertensi.
Penyakit Alzheimer pada lansia adalah kondisi medis yang memerlukan perhatian dan pemahaman khusus. Meskipun diagnosis ini bisa mengejutkan dan menantang, dengan pendekatan yang tepat, kita dapat membantu para lansia menjalani hidup yang berkualitas meskipun dengan Alzheimer. Pendidikan, dukungan, dan intervensi dini adalah kunci dalam menjawab tantangan ini.
Referensi
Alzheimer's Disease International (ADI).
Alzheimer merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf di dalam otak. Penyakit ini dapat menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari, ingatan yang tidak terorganisir, dan berkurangnya data ingat. Alzheimer bisa disebabkan oleh genetik dan riwayat keluarga yang memiliki penyakit Alzheimer sebelumnya, bertambahnya usia, trauma kepala berat dan berulang, gaya hidup yang tidak sehat.
Tanda dan gejala Alzheimer
1. Kehilangan ingatan jangka pendek
2. Disorientasi spasial, lupa tempat dan hari
3. Penurunan kemampuan bicara dan membaca
4. Perubahan kepribadian dan perilaku
Penanganan Alzheimer :
Saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan Alzheimer, namun ada pengobatan yang bisa memperlambat progresifitasnya:
Obat-obatan: Seperti donepezil, rivastigmine, atau memantine.
Terapi perilaku: Mengatasi gejala seperti kecemasan atau agresi.
Intervensi lingkungan: Membuat lingkungan yang aman dan mendukung.
Aktivitas dan terapi: Seperti musik atau terapi seni.
Upaya pencegahan meliputi:
Pendidikan: Terus belajar dan mental aktif.
Aktivitas fisik: Teratur berolahraga.
Diet sehat: Diet Mediterania misalnya, yang kaya akan sayuran, buah, dan protein tanpa lemak.
Kontrol medis: Mengelola kondisi medis seperti diabetes, hipertensi.
Hindari trauma kepala: Menggunakan helm saat bersepeda, pengaman saat mengemudi.
Seiring waktu, komplikasi dapat mencakup:
Gangguan berkomunikasi yang parah.
Ketidakmampuan untuk merawat diri sendiri.
Ketidakmampuan untuk mengenali orang terdekat.
Penurunan berat badan yang signifikan.
Komplikasi kesehatan lain seperti pneumonia.
Proses diagnosis melibatkan:
Riwayat Medis: Mendiskusikan gejala, riwayat keluarga.
Pemeriksaan Fisik: Termasuk tes neurologis.
Tes Lab: Seperti tes darah.
Pemindaian Otak: MRI atau CT scan untuk melihat anomali.
Evaluasi Mental: Untuk menilai fungsi kognitif.
Alzheimer pada lansia sering memunculkan gejala sebagai berikut:
Kesulitan mengingat kejadian atau percakapan baru-baru ini.
Kesulitan menyelesaikan tugas sehari-hari.
Kehilangan kemampuan berorientasi waktu atau tempat.
Kesulitan dalam berbicara atau menulis.
Menarik diri dari aktivitas sosial.
Perubahan mood atau kepribadian.
Penyebab pasti Alzheimer masih dalam penelitian, namun ada beberapa faktor yang dianggap berkontribusi:
Genetika: Adanya mutasi gen tertentu.
Usia: Risiko meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Sejarah keluarga: Riwayat Alzheimer dalam keluarga meningkatkan risiko.
Lingkungan: Faktor lingkungan dan gaya hidup.
Kondisi kesehatan lain: Seperti diabetes, obesitas, dan hipertensi.
Penyakit Alzheimer pada lansia adalah kondisi medis yang memerlukan perhatian dan pemahaman khusus. Meskipun diagnosis ini bisa mengejutkan dan menantang, dengan pendekatan yang tepat, kita dapat membantu para lansia menjalani hidup yang berkualitas meskipun dengan Alzheimer. Pendidikan, dukungan, dan intervensi dini adalah kunci dalam menjawab tantangan ini.
Referensi
Alzheimer's Disease International (ADI).
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. DEFINITION
Penyakit Alzheimer adalah penyakit otak yang mengakibatkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir dan bicara,
serta perubahan perilaku secara bertahap. Kondisi ini banyak ditemukan pada orang-orang di atas 65 tahun.
Umumnya bersifat Idiopatik.
Beberapa penelitian membuktikan karena otak kekurangan Neurotransmitter Asetilkolin
Asetilkolin sendiri merupakan neurotransmitter yang berperan dalam proses belajar, kognitif dan memori.
Asetilkolin yang menurun diakibatkan karena degradasi oleh enzim Asetilkolinesterase.
4. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi AD yang dapat muncul:
•Depresi
•Enggan melakukan kegiatan normal
•Perubahan sikap dan perilaku
•Perubahan pola tidur
•Sulit berkomunikasi
•Menarik diri dari lingkungan
5. GEJALA AWAL
• Mudah lupa, bahkan untuk hal-hal yang
sering dilakukan atau hal-hal yang baru
dilakukan.
• Penderitanya sering mengalami
disorientasi, khususnya untuk masalah
waktu.
• Kesulitan dalam fungsi kognitif kompleks,
seperti matematika
GEJALA LANJUTAN
• Kebingungan dan disorientasi
• Perubahan sikap misalnya menjadi
lebih agresif atau menjadi lebih curiga
• Halusinasi atau delusi
• Permasalahan dalam berbicara
• Sulit melakukan tindakan tanpa adanya
bantuan
SYMPTOMS
6.
7. KEYWORD
Terapi utama pada Alzheimer’s Disease adalah dengan meningkatkan Asetilkolin.
Inhibitor Asetilkolinesterase merupakan primarily therapy pada AD. Seperti; Takrin, Donepezil, Rivastigmin,
Galantamin.
Terapi tambahan (Adjuvant) antara lain; Memantin (antiglutamat), Alfa-Tokoferol (Vitamin-E).
Terapi alternatif lain; Gingko Biloba (Neuroprotektif)
Terapi simptomatik untuk gejala ikutan antara lain; SSRI, TCA (untuk depressi), Antipsikotik Atipikal (untuk
gejala psikosis)