En Grupo Yagu somos fabricantes de productos para mascotas desde 1996. Tenemos un catálogo con más de 5.000 referencias para perros, gatos, roedores, peces, anfíbios y aves. Contamos con ocho marcas propias: Yagu, Nutri+, Specialcan, Specipez, Badis, Bradium, Petpall y Bull y distribuimos en exclusiva de las mejores marcas europeas de productos para animales:Iv San Bernard, DUVO+, Moderna Products, Dingo, Natura Diet, Alamber, Megazoo, Cliffi etc
En Grupo Yagu somos fabricantes de productos para mascotas desde 1996. Tenemos un catálogo con más de 5.000 referencias para perros, gatos, roedores, peces, anfíbios y aves. Contamos con ocho marcas propias: Yagu, Nutri+, Specialcan, Specipez, Badis, Bradium, Petpall y Bull y distribuimos en exclusiva de las mejores marcas europeas de productos para animales:Iv San Bernard, DUVO+, Moderna Products, Dingo, Natura Diet, Alamber, Megazoo, Cliffi etc
Aula da disciplina de Informática Aplicada ao Planejamento Territorial, UFABC, 30 de setembro de 2017
Apresentação disponível em: https://youtu.be/h-Cc2NNtYgw
Bases de dados disponíveis em: https://app.box.com/s/qovt7fz7qus047elokc3tbkulu9hytjl
Managing Requirements in Agile Development - Best Practices for Tool-Based Re...pd7.group
Agile software development leverages requirements management (RM) and offers many improvement opportunities for established RM practices. At the same time, agile RM must often be adopted to its specific application contexts and be combined with established RM. This is especially true for more complex areas like continuous product development and integrated hardware/software systems.
This presentation provides a brief overview of requirements management in the agile development lifecycle using methods like Scrum, XP, and Kanban. It introduces agile RM practices such as user stories and the Scaled Agile Framework (SAFeTM). Using examples from requirements tool Jama, the presentation illustrates how tool infrastructure can effectively support agile requirements management.
Contents of the presentation are:
- What is agile development? What is agile requirements management?
- Definition and agreement on agile user stories
- Requirements reviews & collaboration
- The interaction of requirements and tests in agile development
- Transition to agile RM
Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas/menangani tentang proses penuaan/masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut
Geriatrik berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang berusia lanjut.
Keperawatan Gerontik : suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat/teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosio-spritual dan kultural yang holistik, ditujukan pada klien lanjut usia, baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Lingkup askep gerontik meliputi
Pencegahan terhadap ketidakmampuan akibat proses penuaan
Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses penuaan
Pemulihan ditujukan untuk upaya mengatasi kebutuhan akibat proses penuaan
Alzheimer merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf di dalam otak. Penyakit ini dapat menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari, ingatan yang tidak terorganisir, dan berkurangnya data ingat. Alzheimer bisa disebabkan oleh genetik dan riwayat keluarga yang memiliki penyakit Alzheimer sebelumnya, bertambahnya usia, trauma kepala berat dan berulang, gaya hidup yang tidak sehat.
Tanda dan gejala Alzheimer
1. Kehilangan ingatan jangka pendek
2. Disorientasi spasial, lupa tempat dan hari
3. Penurunan kemampuan bicara dan membaca
4. Perubahan kepribadian dan perilaku
Penanganan Alzheimer :
Saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan Alzheimer, namun ada pengobatan yang bisa memperlambat progresifitasnya:
Obat-obatan: Seperti donepezil, rivastigmine, atau memantine.
Terapi perilaku: Mengatasi gejala seperti kecemasan atau agresi.
Intervensi lingkungan: Membuat lingkungan yang aman dan mendukung.
Aktivitas dan terapi: Seperti musik atau terapi seni.
Upaya pencegahan meliputi:
Pendidikan: Terus belajar dan mental aktif.
Aktivitas fisik: Teratur berolahraga.
Diet sehat: Diet Mediterania misalnya, yang kaya akan sayuran, buah, dan protein tanpa lemak.
Kontrol medis: Mengelola kondisi medis seperti diabetes, hipertensi.
Hindari trauma kepala: Menggunakan helm saat bersepeda, pengaman saat mengemudi.
Seiring waktu, komplikasi dapat mencakup:
Gangguan berkomunikasi yang parah.
Ketidakmampuan untuk merawat diri sendiri.
Ketidakmampuan untuk mengenali orang terdekat.
Penurunan berat badan yang signifikan.
Komplikasi kesehatan lain seperti pneumonia.
Proses diagnosis melibatkan:
Riwayat Medis: Mendiskusikan gejala, riwayat keluarga.
Pemeriksaan Fisik: Termasuk tes neurologis.
Tes Lab: Seperti tes darah.
Pemindaian Otak: MRI atau CT scan untuk melihat anomali.
Evaluasi Mental: Untuk menilai fungsi kognitif.
Alzheimer pada lansia sering memunculkan gejala sebagai berikut:
Kesulitan mengingat kejadian atau percakapan baru-baru ini.
Kesulitan menyelesaikan tugas sehari-hari.
Kehilangan kemampuan berorientasi waktu atau tempat.
Kesulitan dalam berbicara atau menulis.
Menarik diri dari aktivitas sosial.
Perubahan mood atau kepribadian.
Penyebab pasti Alzheimer masih dalam penelitian, namun ada beberapa faktor yang dianggap berkontribusi:
Genetika: Adanya mutasi gen tertentu.
Usia: Risiko meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Sejarah keluarga: Riwayat Alzheimer dalam keluarga meningkatkan risiko.
Lingkungan: Faktor lingkungan dan gaya hidup.
Kondisi kesehatan lain: Seperti diabetes, obesitas, dan hipertensi.
Penyakit Alzheimer pada lansia adalah kondisi medis yang memerlukan perhatian dan pemahaman khusus. Meskipun diagnosis ini bisa mengejutkan dan menantang, dengan pendekatan yang tepat, kita dapat membantu para lansia menjalani hidup yang berkualitas meskipun dengan Alzheimer. Pendidikan, dukungan, dan intervensi dini adalah kunci dalam menjawab tantangan ini.
Referensi
Alzheimer's Disease International (ADI).
2. A. Demensia
Demensia(PIKUN) adalah penurunan
kemampuan mental yang biasanya
berkembang secara perlahan, dimana terjadi
gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan
kemampuan untuk memusatkan perhatian,
dan bisa terjadi kemunduran kepribadian.
3. C. ETIOLOGI
Lima puluh sampai enam puluh persen
penyebab demensia adalah penyakit
Alzheimer. Alzhaimer adalah kondisi dimana
sel syaraf pada otak mati sehingga membuat
signal dari otak tidak dapat di transmisikan
sebagaimana mestinya (Grayson, C. 2004).
Penderita Alzheimer mengalami gangguan
memori, kemampuan membuat keputusan dan
juga penurunan proses berpikir.
4. D. Manifestasi Klinis
Menurunnya daya ingat yang terus terjadi.
Pada penderita demensia, “lupa” menjadi
bagian keseharian yang tidak bisa lepas.
Gangguan orientasi waktu dan tempat,
misalnya: lupa hari, minggu, bulan, tahun,
tempat penderita demensia berada
Penurunan dan ketidakmampuan menyusun
kata menjadi kalimat yang benar,
menggunakan kata yang tidak tepat untuk
sebuah kondisi, mengulang kata atau cerita
yang sama berkali-kali
5. E. PATOFISIOLOGI
Dari degenerasi neuronal, kematian daerah spesifik jaringan otak
yang mengakibatkan gangguan fungsi kognitif dengan penurunan
daya ingat secara progresif. Adanya defisiensi faktor pertumbuhan
atau asam amino dapat berperan dalam kematian selektif neuron.
Kemungkinan sel-sel tersebut mengalami degenerasi yang
diakibatkan oleh adanya peningkatan calsium intraseluler,
kegagalan metabolisme energi, adanya formasi radikal bebas atau
terdapatnya produksi protein abnormal yang non spesifik dan Plak
amiloid berasal dari protei yang lebih besar, protein precursor
amiloid (amyloid precursor protein[APP]) dan kekusutan neurofibril
terdapat juga penurunan neurotransmitter tertentu, terutama
asetilkolin dan neuron kortek menghilang dari neuron yang tinggal
menggembung berisi gumpalan fiber dalam sitoplasmanya.
Proses penuaan tidak dapat dihambat, baik penuaan otak maupun
fisik. Otak akan atropi, sel pyramidal neuron di neokortek dan
hipokampus akan mengkerut, pengurangan dendrit dan sinaps,
gerakan dan reaksi akan melambat.
6. SENAM OTAK UNTUK
MENCEGAH DEMENSIA
Membaca
Menekuni hobi baru
Mendengarkan musik atau bermain alat musik
Menjalani hidup dengan cara baru atau mengubah rutinitas
yang dijalani.
Menyukai humor dan cerita lucu sehingga otak tetap fresh.
Bermain teka-teki silang, puzzle, catur, monopoli, dan aneka
games yang dapat melatih daya nalar dan kreativitas otak.
Gemar rekreasi
yoga atau meditasi
Menulis buku harian
Cobalah melakukan senam otak.
8. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A.PENGKAJIAN
1) Riwayat
2) Kaji adanya demensia
3) Singkirkan kemungkinan adanya depresi
4) Ajukan pertanyaan-pertanyaan pengkajian
keperawatan
5) Wawancarai klien, pemberi asuhan atau
keluarga
9. B. Diagnosa keperawatan
1)Gangguan Proses Pikir: Pikun/Pelupa
2)Risiko Cidera : Jatuh
3) Perubahan pola tidur berhubungan dengan perubahan
lingkungan ditandai dengan keluhan verbal tentang kesulitan
tidur, terus-menerus terjaga, tidak mampu menentukan
kebutuhan/ waktu tidur.
4) Kurang perawatan diri berhubungan dengan intoleransi
aktivitas, menurunnya daya tahan dan kekuatan ditandai
dengan penurunan kemampuan melakukan aktivitas sehari-
hari.
5) Risiko terhadap cedera berhubungan dengan kesulitan
keseimbangan, kelemahan, otot tidak terkoordinasi, aktivitas
kejang.
6) Risiko terhadap perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan mudah lupa, kemunduran hobi,
perubahn sensori.
10. C.INTERVENSI
Kembangkan lingkungan yang suportif dan hubungan perawat-
klien yang terapeutik.
R/Meningkatkan kenyamanan dan menurunkan kecemasan pada
klien.
Bantu klien untuk memehami halusinasi.
R/ Meningkatkan koping dan menurunkan halusinasi
Kaji derajat sensori atau gangguan persepsi dan bagaiman hal
tersebut mempengaruhi klien termasuk penurunan penglihatan
atau pendengaran.
R/ )Keterlibatan otak memperlihatkan masalah yang bersifat
asimetris menyebabkan klien kehilangan kemampuan pada salah
astu sisi tubuh. Klien tidak dapat mengenali rasa lapar, haus,
Penerima nyeri eksternal.
Ajarkan strategi untuk mengurangi stress.
R/ Untuk menurunkan kebutuhan akan halusinasi
11. D. Implementasi
I
mplementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan
intervensi.
E. EVALUASI
Evaluasi
1) Mampu beradaptasi pada perubahan lingkungan dan aktivitas.
2) Mampu memperlihatkan kemampuan kognitif untuk menjalani
konsekuensi.
3) Perubahan persepsi sensori tidak terjadi atau terkontrol.
4) Perubahan pola tidur tidak terjadi atau terkontrol.
5) Perawatan diri dapat terpenuhi.
6) Nutrisi klien seimbang
7) Risiko cedera tidak terjadi