Dokumen tersebut membahas tentang teknologi farmasi untuk berbagai jenis sediaan obat, meliputi sediaan padat, semi padat, cair, dan steril. Termasuk didalamnya adalah metode pembuatan tablet, granulasi basah, dan uji mutunya; pembuatan krim, gel, dan suspensi serta uji karakteristiknya; serta sterilisasi berbagai jenis sediaan farmasi untuk menjamin kemurnian dan stabilitasnya.
Pertemuan membahas tentang kimia farmasi, termasuk metode analisis kimia seperti spektrofotometri, kromatografi, dan titrasi. Juga dibahas tentang perhitungan persen kadar obat, perhitungan tetes infus, dan hukum Lambert Beer. Materi memberikan contoh soal dan penyelesaian perhitungan untuk menentukan kadar obat, laju infus, dan lainnya.
Pertemuan membahas tentang kimia farmasi yang meliputi spektrofotometri, kromatografi, titrasi, dan perhitungan persen kadar obat serta tetes infus. Materi juga mencakup hukum Beer-Lambert dan metode kuantitatif seperti kalibrasi, standar eksternal, dan standar internal.
Pertemuan membahas tentang kimia farmasi, termasuk metode analisis kimia seperti spektrofotometri, kromatografi, dan titrasi. Juga dibahas tentang perhitungan persen kadar obat, perhitungan tetes infus, dan hukum Lambert Beer. Materi memberikan contoh soal dan penyelesaian perhitungan untuk menentukan kadar obat, laju infus, dan lainnya.
Pertemuan membahas tentang kimia farmasi yang meliputi spektrofotometri, kromatografi, titrasi, dan perhitungan persen kadar obat serta tetes infus. Materi juga mencakup hukum Beer-Lambert dan metode kuantitatif seperti kalibrasi, standar eksternal, dan standar internal.
Dokumen tersebut berisi soal-soal latihan tentang perhitungan farmasi yang mencakup topik perhitungan HLB emulgator, perhitungan tonisitas larutan injeksi, dan perhitungan dosis obat.
Praktikum ini bertujuan untuk membuat formulasi kapsul yang mengandung ekstrak jambu biji dan mengevaluasi kapsul tersebut. Mahasiswa membuat 25 kapsul dengan kadar kuersetin 5 mg/kapsul dengan menambahkan bahan tambahan. Kapsul dievaluasi melalui penentuan keseragaman bobot dan penetapan kadar kuersetin menggunakan KLT densitometri.
Dokumen menjelaskan percobaan untuk menguji sifat-sifat polimer, karbohidrat, dan protein menggunakan berbagai reaksi kimia. Di antaranya adalah menguji polimer terhadap asam, basa, dan panas, menguji karbohidrat glukosa dan sukrosa menggunakan larutan Fehling, serta menguji protein telur menggunakan tes Biuret, Xanthoproteat, dan ikatan sulfur.
Eksperimen ini bertujuan mengkaji kesan campuran detergen terhadap saiz dan masa pembentukan buih sabun. Larutan detergen dicampur dengan gliserin dan gula sebelum ditiupkan ke atas permukaan untuk mengukur saiz dan masa buih pecah. Hasilnya menunjukkan saiz buih dan masa pembentukannya bertambah secara beransur-ansur dengan penambahan bahan tambahan ke dalam larutan detergen.
Teknologi sediaan Farmasi produksi suspensi paracetamol yang baik dengan membandingkan dari 3 formula sehingga memilih formula yang baik. suspensi (Inggris: suspension) adalah suatu campuran fluida yang mengandung partikel padat. Atau dengan kata lain campuran heterogen dari zat cair dan zat padat yang dilarutkan dalam zat cair tersebut. Zat yang didispersikan harus halus dan tidak cepat mengendap. Jika endapan diguncang perlahan, harus segera disebarkan kembali, dapat mengandung zat tambahan untuk memastikan stabilitas suspensi. Salah satu alasan untuk menyiapkan suspensi oral adalah bahwa obat-obatan tertentu secara kimiawi tidak stabil dalam bentuk terlarut tetapi stabil dalam bentuk ditangguhkan. Tujuan menyiapkan sediaan suspensi adalah agar mudah diminum, dosis yang relatif besar dapat lebih mudah diberikan, dan dapat dengan mudah diterapkan pada anak-anak. Contoh suspensi adalah air sungai yang keruh, campuran air dengan pasir, dan campuran air dengan minyak, kombinasi kopi dengan air, lumpur serta tanah liat yang tersuspensi dalam air, suspensi debu serta udara, kabut ialah sistem air tersuspensi di udara, serta sirup obat batuk.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang optimasi formula tablet salut enterik natrium diklofenak dengan bahan penyalut Kollicoat 30 D.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula dengan kenaikan bobot penyalut sebesar 8% memberikan hasil terbaik dengan memenuhi seluruh parameter uji.
3. Tablet salut enterik yang dihasilkan tidak mengalami perubahan dalam medium asam selama 2 jam
Dokumen tersebut merangkum laporan praktik kerja lapangan (PKL) yang dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan kimia Universitas Cenderawasih di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Jayapura pada tahun 2014. Laporan ini menjelaskan tujuan, prosedur, dan hasil pengujian berbagai sampel obat, kosmetik, pangan, dan bahan kimia lainnya di laboratorium BBPOM untuk memenuhi syarat keamanan dan kualitas
Bab III menjelaskan metode penelitian yang meliputi variabel penelitian, tempat penelitian, alat dan bahan, serta tahapan penelitian yang terdiri atas pembuatan ekstrak daun pepaya, formulasi sabun cair, evaluasi sediaan sabun, uji aktivitas antibakteri, dan analisis statistik hasil penelitian. Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas antibakteri ekstrak daun pepaya dalam berbagai konsentrasi sabun cair terhadap bakter
Dokumen tersebut membahas tentang optimasi formula gel hand sanitizer berbahan
aktif minyak atsiri jeruk bergamot dengan mempertimbangkan faktor Carbopol dan
gliserin. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula gel hand sanitizer yang
paling optimal berdasarkan sifat viskositas dan daya sebarnya serta menguji
kestabilan sediaan terhadap perubahan suhu.
Mahasiswa membuat gel Na Diklofenak untuk tujuan praktikum. Gel dibuat dengan bahan Na Diklofenak 1%, CMC Na 6%, dan Nipagin 0,3% dalam air. Gel dievaluasi melalui uji pH, homogenitas, kemampuan proteksi, daya sebar dan lekat. Hasil uji menunjukkan gel bersifat netral, homogen, dan mampu menyebar seiring bertambahnya beban.
Buku pedoman ini membahas tentang teknik pencampuran obat suntik dan penanganan sediaan sitostatika secara aseptis di instalasi farmasi rumah sakit. Terdapat informasi mengenai persiapan pencampuran, teknik pencampuran obat dari ampul dan vial, ketidakcampuran beberapa obat suntik, serta penanganan kecelakaan selama proses pencampuran.
Masalah utama penggunaan pupuk kimia seperti urea atau NPK pada lahan pertanian adalah effisiensi yang rendah karena kelarutannya yang tinggi dan hilang akibat larut terbawa oleh air, penguapan, dan proses denitrifikasi terhadap pupuk itu sendiri
Oleh karena itu akan dilakukan formulasi pembuatan komposit dengan polimer alam yang memiliki 3 fungsi yaitu sebagai :
slow release,
penginduksi pertumbuhan tanaman dan
sebagai water absorbent.
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi pembuatan komposit polimer sebagai pupuk lepas lambat dengan menggunakan oligo chitosan, CMC, pati, dan akrilamida. Komposit tersebut difungsikan sebagai pelapis pupuk kimia untuk mengendalikan pelepasan unsur hara secara bertahap.
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi pernafasan dan penggunaan antibiotik, termasuk jenis infeksi pernafasan seperti ISPA, AOM, sinusitis, faringitis, bronkitis akut dan kronis. Juga dibahas tentang terapi antibiotik untuk masing-masing jenis infeksi berdasarkan kondisi pasien dan alergi antibiotik.
Dokumen tersebut berisi soal-soal latihan tentang perhitungan farmasi yang mencakup topik perhitungan HLB emulgator, perhitungan tonisitas larutan injeksi, dan perhitungan dosis obat.
Praktikum ini bertujuan untuk membuat formulasi kapsul yang mengandung ekstrak jambu biji dan mengevaluasi kapsul tersebut. Mahasiswa membuat 25 kapsul dengan kadar kuersetin 5 mg/kapsul dengan menambahkan bahan tambahan. Kapsul dievaluasi melalui penentuan keseragaman bobot dan penetapan kadar kuersetin menggunakan KLT densitometri.
Dokumen menjelaskan percobaan untuk menguji sifat-sifat polimer, karbohidrat, dan protein menggunakan berbagai reaksi kimia. Di antaranya adalah menguji polimer terhadap asam, basa, dan panas, menguji karbohidrat glukosa dan sukrosa menggunakan larutan Fehling, serta menguji protein telur menggunakan tes Biuret, Xanthoproteat, dan ikatan sulfur.
Eksperimen ini bertujuan mengkaji kesan campuran detergen terhadap saiz dan masa pembentukan buih sabun. Larutan detergen dicampur dengan gliserin dan gula sebelum ditiupkan ke atas permukaan untuk mengukur saiz dan masa buih pecah. Hasilnya menunjukkan saiz buih dan masa pembentukannya bertambah secara beransur-ansur dengan penambahan bahan tambahan ke dalam larutan detergen.
Teknologi sediaan Farmasi produksi suspensi paracetamol yang baik dengan membandingkan dari 3 formula sehingga memilih formula yang baik. suspensi (Inggris: suspension) adalah suatu campuran fluida yang mengandung partikel padat. Atau dengan kata lain campuran heterogen dari zat cair dan zat padat yang dilarutkan dalam zat cair tersebut. Zat yang didispersikan harus halus dan tidak cepat mengendap. Jika endapan diguncang perlahan, harus segera disebarkan kembali, dapat mengandung zat tambahan untuk memastikan stabilitas suspensi. Salah satu alasan untuk menyiapkan suspensi oral adalah bahwa obat-obatan tertentu secara kimiawi tidak stabil dalam bentuk terlarut tetapi stabil dalam bentuk ditangguhkan. Tujuan menyiapkan sediaan suspensi adalah agar mudah diminum, dosis yang relatif besar dapat lebih mudah diberikan, dan dapat dengan mudah diterapkan pada anak-anak. Contoh suspensi adalah air sungai yang keruh, campuran air dengan pasir, dan campuran air dengan minyak, kombinasi kopi dengan air, lumpur serta tanah liat yang tersuspensi dalam air, suspensi debu serta udara, kabut ialah sistem air tersuspensi di udara, serta sirup obat batuk.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang optimasi formula tablet salut enterik natrium diklofenak dengan bahan penyalut Kollicoat 30 D.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula dengan kenaikan bobot penyalut sebesar 8% memberikan hasil terbaik dengan memenuhi seluruh parameter uji.
3. Tablet salut enterik yang dihasilkan tidak mengalami perubahan dalam medium asam selama 2 jam
Dokumen tersebut merangkum laporan praktik kerja lapangan (PKL) yang dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan kimia Universitas Cenderawasih di Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Jayapura pada tahun 2014. Laporan ini menjelaskan tujuan, prosedur, dan hasil pengujian berbagai sampel obat, kosmetik, pangan, dan bahan kimia lainnya di laboratorium BBPOM untuk memenuhi syarat keamanan dan kualitas
Bab III menjelaskan metode penelitian yang meliputi variabel penelitian, tempat penelitian, alat dan bahan, serta tahapan penelitian yang terdiri atas pembuatan ekstrak daun pepaya, formulasi sabun cair, evaluasi sediaan sabun, uji aktivitas antibakteri, dan analisis statistik hasil penelitian. Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas antibakteri ekstrak daun pepaya dalam berbagai konsentrasi sabun cair terhadap bakter
Dokumen tersebut membahas tentang optimasi formula gel hand sanitizer berbahan
aktif minyak atsiri jeruk bergamot dengan mempertimbangkan faktor Carbopol dan
gliserin. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula gel hand sanitizer yang
paling optimal berdasarkan sifat viskositas dan daya sebarnya serta menguji
kestabilan sediaan terhadap perubahan suhu.
Mahasiswa membuat gel Na Diklofenak untuk tujuan praktikum. Gel dibuat dengan bahan Na Diklofenak 1%, CMC Na 6%, dan Nipagin 0,3% dalam air. Gel dievaluasi melalui uji pH, homogenitas, kemampuan proteksi, daya sebar dan lekat. Hasil uji menunjukkan gel bersifat netral, homogen, dan mampu menyebar seiring bertambahnya beban.
Buku pedoman ini membahas tentang teknik pencampuran obat suntik dan penanganan sediaan sitostatika secara aseptis di instalasi farmasi rumah sakit. Terdapat informasi mengenai persiapan pencampuran, teknik pencampuran obat dari ampul dan vial, ketidakcampuran beberapa obat suntik, serta penanganan kecelakaan selama proses pencampuran.
Masalah utama penggunaan pupuk kimia seperti urea atau NPK pada lahan pertanian adalah effisiensi yang rendah karena kelarutannya yang tinggi dan hilang akibat larut terbawa oleh air, penguapan, dan proses denitrifikasi terhadap pupuk itu sendiri
Oleh karena itu akan dilakukan formulasi pembuatan komposit dengan polimer alam yang memiliki 3 fungsi yaitu sebagai :
slow release,
penginduksi pertumbuhan tanaman dan
sebagai water absorbent.
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi pembuatan komposit polimer sebagai pupuk lepas lambat dengan menggunakan oligo chitosan, CMC, pati, dan akrilamida. Komposit tersebut difungsikan sebagai pelapis pupuk kimia untuk mengendalikan pelepasan unsur hara secara bertahap.
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi pernafasan dan penggunaan antibiotik, termasuk jenis infeksi pernafasan seperti ISPA, AOM, sinusitis, faringitis, bronkitis akut dan kronis. Juga dibahas tentang terapi antibiotik untuk masing-masing jenis infeksi berdasarkan kondisi pasien dan alergi antibiotik.
Dokumen tersebut berisi soal-soal tentang farmakokinetika obat, termasuk perhitungan orde reaksi, waktu paruh, klirens kreatinin, dan dosis muatan serta pemeliharaan berbagai obat.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang materi farmakokinetika yang mencakup konsep dasar seperti klirens, volume distribusi, dosis muatan dan pemeliharaan. Juga memberikan soal-soal latihan terkait perhitungan dosis obat, klirens kreatinin, dan GFR berdasarkan data pasien.
MATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptxAhmadSofyanAtsauri
Dokumen tersebut membahas tentang regulasi praktik kefarmasian khususnya terkait produksi sediaan farmasi, obat tradisional, kosmetika, alat kesehatan, dan produk kesehatan rumah tangga sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku."
Schizophrenia adalah gangguan jiwa dimana terjadi fragmentasi pikiran dari kenyataan sebenarnya. Gejalanya meliputi halusinasi, delusi, perilaku dan ucapan tidak teratur. Pengobatannya didasarkan pada gejala dominan dengan menggunakan antipsikotik generasi pertama atau kedua. Antipsikotik atipikal lebih disarankan bagi pasien yang tidak dapat mentolerir efek samping antipsikotik tipikal.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Parkinson. Penyakit ini disebabkan oleh hilangnya sel-sel otak yang memproduksi dopamin sehingga menyebabkan gejala motorik seperti tremor, kekakuan, dan perlambatan gerakan. Terapi utamanya adalah meningkatkan dopamin di otak dengan obat seperti L-Dopa atau agonis dopamin.
Dokumen tersebut membahas tentang batuk dan rhinitis alergi. Batuk dibedakan menjadi produktif dan non produktif, sedangkan penyebabnya dibedakan menjadi akut dan kronis. Pengobatan batuk meliputi antitusif, expectoran, dan mukolitik. Rhinitis alergi disebabkan oleh paparan alergen dan gejalanya meliputi bersin, hidung tersumbat. Pengobatannya meliputi antihistamin, dekongestan, steroid, dan mast-cell stabil
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu farmasi fisika yang mencakup kinetika reaksi, faktor yang mempengaruhinya seperti temperatur, pelarut, kekuatan ion, dan katalis. Juga dijelaskan berbagai orde reaksi dan rumus-rumus yang terkait seperti rumus Arrhenius untuk menghitung energi aktivasi suatu reaksi.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi nyeri dan inflamasi, patofisiologi nyeri, jenis-jenis analgetika dan antiinflamasi beserta efek sampingnya, serta penatalaksanaan nyeri berdasarkan jenis dan keadaan pasien.
Penyakit Alzheimer adalah penyakit degeneratif otak yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan memori. Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan neurotransmitter asetilkolin di otak akibat degradasi oleh enzim asetilkolinesterase. Terapi utamanya adalah meningkatkan asetilkolin di otak dengan menghambat enzim asetilkolinesterase menggunakan obat seperti donepezil, rivastigmin, dan galantamin.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, patofisiologi, dan terapi farmakologi untuk mual dan muntah. Mual merupakan gejala sebelum muntah, sedangkan muntah adalah cara usus membersihkan diri ketika teriritasi. Penyebabnya dapat berupa iritasi usus, trauma kepala, penyakit jantung, obat-obatan, atau kehamilan. Terapi antiemetik meliputi antagonis dopamin, serotonin, dan neurokinin-1
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Konstipasi adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar menurun menjadi kurang dari 3 kali per minggu dan biasanya disebabkan oleh kurangnya serat, penurunan motilitas usus, atau penyakit tertentu.
2. Penanganannya meliputi laksatif non-farmakologis seperti menambah serat dan olahraga, serta laksatif farmokologis seperti osmotik, stim
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
3. 1. Suatu industri farmasi akan mengembangkan sediaan tablet asetosal 800 mg. Berdasarkan data preformulasi asetosal
merupakan kristal berwarna putih, kompresibilitas baik, dan terurai dalam air. Metode apakah yang cocok untuk sediaan
tersebut?
a. Wet granulation
b. Dry granulation
c. Direct compaction
d. Fast melt granulation
e. Film coated
4. 2. Seorang apoteker akan melakukan pembuatan vitamin C dengan karakteristik bahan kristal dan memiliki index
kompresibilitas <10 (kategori baik). Jika dibuat tablet, metode apa yang cocok?
a. Granulasi basah
b. Granulasi kering
c. Semi granulasi
d. Kombinasi
e. Cetak langsung
3. Sebuah perusahaan memproduksi obat tradisional dari ekstrak umbi bawang putih. Dan menurut COA ekstrak bawang
putih memiliki sifat fisika kimia dengan kompresibilitas buruk, mudah terhidrolisis dan tidak tahan terhadap pemanasan.
Maka menggunakan metode apa?
a. Kempa langsung
b. Granulasi basah
c. Granulasi dasar
d. Granulasi kering
e. Slugging
5.
6.
7.
8. 4. Suatu pabrik akan mengembangkan obat asetosal menjadi bentuk sediaan tablet. Asetosal bersifat asam dan memiliki
PKA 3,5 dan dapat mengiritasi lambung. Bentuk sediaan tablet apakah yang cocok untuk asetosal tersebut?
a. Tablet biasa
b. Tablet salut enterik
c. Tablet kunyah
d. Tablet salut film
e. Tablet salut gula
5. Industri farmasi akan membuat tablet ibuprofen secara kempa langsung, ibuprofen memiliki sifat Alir yang buruk. Zat apa
yang harus ditambahkan pada formula tersebut?
a. Antiadheren
b. Lubrikan
c. Glidan
d. Disintegran
e. Diluen
9. 6. Dilakukan pengujian terhadap obat ranitidin, setelah dilakukan evaluasi diperoleh hasil tingkat kerapuhan tinggi. Apakah
zat yang perlu ditambahkan untuk mengatasi masalah tersebut?
a. Penghancur
b. Pengikat
c. Pelincir
d. Pelicin
e. Pengisi
7. Suatu industri farmasi membuat tablet dekstrometorfan HBr. Selama proses produksi tablet tersebut tablet mengalami
laminating. Apakah solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut?
a. Meningkatkan pengisi
b. Meningkatkan lubrikan
c. Menurunkan desintegran
d. Menurunkan pengikat
e. Meningkatkan pengikat
10.
11.
12.
13.
14. 8. Pada pembuatan tablet glibenklamid dengan teknik granulasi basah, seorang apoteker melakukan pengujian kerapatan
mampat dan kerapatan curah granul dengan cara menimbang sebanyak 100 g granul dan dimasukan kedalam gelas ukur
250 ml dan diperoleh volume granul 40 ml, kemudian gelas ukur diketuk hingga volume granul tidak berubah lagi dan
diperoleh volume akhir 35 ml. Berapakah kerapatan curah granul tersebut?
a. 2.50%
b. 2.86%
c. 0.40%
d. 0.35%
e. 1.33%
15. 9. Suatu industri farmasi akan memproduksi sediaan oral didanosin enteric coated, serbuk dievaluasi untuk mengetahui
indeks kompresibilitas. Serbuk ditimbang sebanyak 50 gram volume serbuk sebelum diketuk 80 ml dab setelah diketuk 500
kali volumenya 75 ml. Berapakah nilai tapped density tersebut?
a. 0,625 g/ml
b. 0,667 g/ml
c. 0,1 g/ml
d. 1,6 g/ml
e. 1,5 g/ml
16. 10. Sebuah industri farmasi akan membuat tablet ibuprofen dengan metode granulasi basah. Granul yang diperoleh
sebanyak 18 kg (kadar air 1%) dan akan dicetak menjadi tablet dengan bobot 450 mg. Berapa jumlah tablet ibuprofen yang
dihasilkan?
a. 17.400 tablet
b. 40.700 tablet
c. 28.500 tablet
d. 41.800 tablet
e. 39.600 tablet
17. 11. Industri farmasi ingin membuat tablet PCT 500 mg, bahan lain yang digunakan untuk membuat tablet adalah Na CMC,
laktosa, Mg Stearat dan talkum. Na CMC berguna sebagai?
a. Pengisi
b. Pelincir
c. Pengikat
d. Penghancur
e. Pelicin
12. Seorang apoteker akan membuat tablet famotidin fast dissolving. Eksipien yang digunakan diantaranya mg stearat, Na-
croscarmellosa, avicel ph 102, PVP K30, manitol. Bahan baku yang berfungsi sebagai disintegran pada formula fast
dissolving tablet yaitu?
a. Mg-stearat
b. PVP K30
c. Na-crosscarmellosa
d. Manitol
e. Avicel ph 102
18. 13. Seorang apoteker dibagian QC akan melakukan evaluasi keseragaman sediaan dari tablet dengan bobot 650 mg yang
mengandung zat aktif asetosal 500 mg. Jenis evaluasi apa yang perlu dilakukan untuk mengetahui pemenuhan persyaratan uji
tersebut?
a. Uji keragaman bobot
b. Uji keseragaman bobot
c. Uji kekerasan tablet
d. Uji keseragaman kandungan
e. Uji waktu hancur
19. 14. Suatu industri farmasi ingin melakukan IPC pada sediaan tablet ranitidin 150 mg dalam kemasan strip dengan cara
memasukkan kedalam bejana yang tertutup kaca dengan vakum dan berisi larutan metilen blue. Metode apa yang
dimaksud?
a. Uji kerapuhan tablet
b. Uji keragaman bobot
c. Uji keseragaman bobot
d. Uji kebocoran kemasan primer
e. Uji kebocoran kemasan sekunder
15. Bagian QC melakukan uji disolusi terhadap tablet asetosal. Pada kompendia tertera bahwa selama 15 menit asetosal terlarut
adalah 75%. Setelah dilakukan pengujian didapat %Q adalah 88%. 85%, 91%, 88,52% 82% dan 87%. Apa kesimpulan dari uji
tersebut?
a. Lulus uji >75%
b. Lulus uji > 75% + 5%
c. Tidak lulus uji dan dilakukan reformulasi
d. Tidak lulus uji dan ditambah 6 tablet
e. Tidak lulus uji dan ditambah 12 tablet
20. 16. Bagian produksi industri farmasi memproduksi sediaan tablet antasida menggunakan metode granulasi basah, bahan
tambahan yang digunakan amilum jagung, sodium starch glycolat, PVP, zat warna hijau, mg stearat dan talkum. Apakah bahan
yang ditambahkan pada tahap akhir sebelum pencetakan?
a. Amilum jagung
b. Sodium starch glycolat
c. PVP
d. Mg stearat
e. Zat warna hijau
17. Bagian RnD melakukan pengembangan tablet alprazolam 1 mg. Eksipien yang digunakan adalah mikokristalin selulosa, mg
stearat, talkum dan sodium starch glikolat. Setelah dilakukan pengujian mutu, didapatkan nilai friabilitas 1,5%. Bahan apa yang
memperngaruhinya?
a. Alprazolam
b. Mikokristalin selulosa
c. Mg stearat
d. Talkum
e. Sodium starch glikolat
21. 18. Sebuah industri akan memproduksi sediaan tablet asam asetil salisilat. Metode yang digunakan dengan polimer
sambung-silang kitosan-glutaraldehid dengan tujuan agar menjadi tablet sustained release. Untuk menguji keberhasilan
tersebut maka perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi apa yg tepat?
a. Disolusi
b. Keseragaman bobot
c. Waktu hancur
d. Kekerasan
e. Kerapuhan
26. 19. Suatu industri farmasi ingin membuat sediaan krim, tahap pertama memanaskan 1 asam stearat, setil alkohol, parafin
liquidum, propil paraben dan sorbitan monooleat 80, dan campuran 2 gliserin, polysorbat 80, metil paraben dan air. Fungsi
dari polysorbat pada sediaan tersebut adalah?
a. Sebagai kosolvensi
b. Sebagai humektan
c. Menurunkan tegangan permukaan
d. Meningkatkan kekentalan
e. Sebagai pengawet
20. Sebagai apoteker sedang menyusun formula gel ketoprofen, sediaan gel yang baik dapat melepaskan zat aktifnya dari
sediaan. Pengujian invitro apakah yang harus dilakukan untuk mengetahui jumlah zat aktif yang terlepas dari sediaan dan
dapat berpenetrasi melalui membran uji pada waktu tertentu?
a. Carbopol
b. Natrium benzoat
c. Trietanolamin (TEA)
d. Air suling
e. Propilenglikol
27. 21. Industri farmasi akan membuat sediaaan gel natrium diklofenat dengan formula yang mengandung carbomer, TEA,
propilenglikol, menthol, gliserin, methyl paraben. Apakah fungsi dari gliserin dalam formula tersebut?
a. Surfaktan
b. Humektan
c. Suspending agent
d. Emulgator
e. Pengawet
22. Seorang apoteker melakukan formulasi sediaan suspensi amoksisilin. Eksipien yang digunakan diantaranya HPMC,
sukrosa, tween 80, methyl paraben dan dapar. Kemudian bahan tersebut direkonstitusi dan hasilnya sediaan terlalu kental.
Bahan apakah yang harus diturunkan konsentrasinya?
a. HPMC
b. Sukrosa
c. Tween 80
d. Methyl paraben
e. Dapar
28. 23. Sebuah industri farmasi akan membuat sediaan gel piroksikam 0,5%. Untuk menjaga stabilitas sediaan agar tidak
kehilangan air maka sediaan perlu ditambahkan zat tambahan sebagai humektan. Mana zat dibawah ini yang berfungsi
sebagai humektan?
a. air
b. Glukosa
c. Tween
d. Propilenglikol
e. Span
29.
30.
31.
32. 24. Suatu sediaan farmasi mengandung suspensi thiamphenicol. Uji dilakukan terhadap sediaan tersebut dengan pemberian
tekanan sehingga menyebabkan sejumlah volume cairan bergerak. Aliran apakah ini?
a. Plastis
b. Pseudoplastis
c. Tiksotropik
d. Dilatan
e. Reopeksi
33. 25. bagian RnD industri farmasi melakukan pengembangan sediaan suspensi antasida. Hasi
evaluasi sifat alir dihubungkan pada gambar antara laju geser dengan gaya geser pada kurva
berikut :
apakah sifar alir sediaan tersebut?
a. newtonian
b. plastis
c. tiksotropik
d. pseudoplastis
e. dilatan
34. 26. seorang apoteker melakukan pembuatan suspensi ibuprofen dan dilakukan uji stabilitas suspensi tersebut. pada saat uji
stabilitas suspensi tersebut mengalami caking. Apa yang perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya caking?
a. Ukuran partikel suspensi dikecilkan
b. Dibuat dengan sistem flokulasi
c. Viskositas pembawa dinaikkan
d. Suspending agent dinaikkan
e. Dibuat dengan sistem deflokulasi
27. Industri farmasi akan melakukan pengembangan gel natrium diklofenat dengan bahan etilselulosa, polietilenglikol,
polisorbat 80, methyl paraben dan purified water. Hasil uji fisik daya sebar gel tersebut 7 cm. Bahan apa yang
mempengaruhi hasil tersebut?
a. Etil selulosa
b. Polietilen glikol
c. Polisorbat 80
d. Methyl paraben
e. Purified water
35. 28. Industri farmasi membuat sediaan gel ketoprofen 2,5%. Bahan yang termasuk gelling agent adalah?
a. Polietilen propil
b. Metil selulosa
c. Natrium bikarbonat
d. Carbomer
e. TEA
39. 29. Suatu industri farmasi membuat infus dekstrosa 5%. Untuk menjamin stabilitas infus, ditambahkan natrium metabisulfit
untuk mencegah perubahan warna dari infus. Apa fungsi natrium metabisulfit?
a. Antioksidan
b. Pendapar
c. Surfaktan
d. Pengawet
e. Pengatur tonisitas
30. Sebuah industri farmasi membuat sediaan injeksi thiamin HCL. Salah satu metode untuk menentukan bahwa sediaan bebas
dari senyawa toksin yang dihasilkan oleh bakteri gram negatif. Metode apakah yang tepat berdasarkan FI V?
a. Inokulasi
b. LAL
c. Rabbit test
d. Meningkatkan volatilitas
e. destilasi
40. 31. Seorang apoteker akan membuat injeksi metronidazole 100 ml yang merupakan antibiotik yang tidak tahan pemanasan.
Sterilisasi apa yang bisa dilakukan untuk pembuatan injeksi tersebut?
a. Filtrasi
b. Autoklaf
c. Oven
d. Uap air mengalir
e. Flambir
32. Industri farmasi membuat insulin 100 U, untuk penangan produk maka dilakukan sterilisasi. Sterilisasi apakah yang tepat
untuk produk tersebut?
a. Autoklaf 100°C selama 20 menit
b. Oven 170°C
c. Filtrasi membran 0,45 mikron
d. Autoklaf 121°C selama 20 menit
e. Filtrasi membran 0,2 mikron
41. 33. Suatu industri farmasi memproduksi pencuci mata yang terdiri dari natrium edetat, NaCl, asam borat, benzalkonium
klorida. Manakah yang berfungsi sebagai pencegah kontaminasi pada pemakaian berulang?
a. Natrium edetat
b. NaCl
c. Asam benzoat
d. Benzalkonium klorida
e. Air
34. Industri farmasi melakukan produksi sediaan steril infus ringer. Dalam pembuatannya ditambahkan zat pengabsorben. Hal
ini dimaksudkan untuk mendapatkan sediaan yang :
a. Isotonis
b. Hipertonis
c. Isohidris
d. Hipotonis
e. Bebas pirogen