Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)fitriarhmah
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara mencetak dan membuat model rahang, mulai dari persiapan alat dan bahan, posisi operator dan pasien, manipulasi bahan cetak, hingga penyimpanan hasil cetakan. Langkah-langkah pentingnya adalah persiapan alat dan bahan yang tepat, manipulasi bahan cetak secara hati-hati, serta desinfeksi dan penyimpanan hasil cetakan sesuai prosedur standar.
Cara mencetak dan pembuatan model rahang fitria rahmah (160110130077)fitriarhmah
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara mencetak dan membuat model rahang, mulai dari persiapan alat dan bahan, posisi operator dan pasien, manipulasi bahan cetak, hingga penyimpanan hasil cetakan. Langkah-langkah pentingnya adalah persiapan alat dan bahan yang tepat, manipulasi bahan cetak secara hati-hati, serta desinfeksi dan penyimpanan hasil cetakan sesuai prosedur standar.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan konstruksi gigi tiruan lengkap, termasuk anatomi dan fisiologi yang relevan, prinsip pembuatan cetakan, dan relasi rahang serta penetapan relasi vertikal.
Restorasi gigi sulung dapat dilakukan dengan berbagai bahan seperti amalgam, silikat, resin komposit, GIC, dan stainless steel crown. Preparasi kavitas harus minimal dan sesuai dengan kelas kariesnya serta mempertimbangkan usia dan tingkat kekooperatifan anak."
Dokumen tersebut membahas tentang gigi tiruan penuh dan reparasi gigi tiruan. Secara khusus membahas dua kasus yaitu gigi tiruan penuh untuk pasien edentulous total dan gigi tiruan yang longgar yang membutuhkan reparasi. Juga membahas diagnosis, rencana perawatan, indikasi, kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan dari perawatan gigi tiruan penuh."
Dokumen tersebut membahas mengenai:
1. Pentingnya riwayat kesehatan pasien dalam merencanakan perawatan gigi
2. Teknik pemeriksaan TMJ dan tes vitalitas, perkusi, tekanan
3. Jenis hubungan antara gigi sulung dan permanen
Dokumen tersebut membahas tentang lesi endoperiodontal dan klasifikasi baru penyakit periodontal menurut Chicago. Laporan kasus menunjukkan pentingnya pendekatan multidisiplin dalam diagnosis dan pengobatan lesi endoperiodontal yang melibatkan hubungan patologis antara jaringan endodontik dan periodontal. Prognosis lesi tergantung pada ada tidaknya kerusakan akar, keberadaan periodontitis, serta tingkat kerusakan periodontal sekitar gigi.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis mahkota tiruan yang dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi gigi yang rusak. Terdapat mahkota penuh yang dibuat dari porselen, logam, atau gabungan porselen-logam, mahkota parsial, serta mahkota yang digunakan untuk gigi yang telah dirawat saluran akarnya dengan menggunakan pasak dan inti. Setiap jenis mahkota memiliki indikasi dan kontraindikas
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang beberapa konsep penting dalam manajemen perilaku anak selama perawatan gigi, termasuk definisi behaviour management, klasifikasi perilaku anak, faktor yang mempengaruhi perilaku, teknik pengelolaan tingkah laku dasar dan lanjut, serta klasifikasi tingkat kecemasan. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai pendekatan dan strategi yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan gigi untuk mendapatkan ker
Dokumen tersebut membahas tentang pulp capping yang merupakan perawatan gigi untuk melindungi pulpa gigi yang terbuka agar dapat mempertahankan vitalitasnya. Ada dua jenis pulp capping yaitu secara langsung (direct) dan tidak langsung (indirect), yang melibatkan aplikasi bahan pelindung seperti kalsium hidroksida langsung atau tidak langsung pada pulpa. Tujuannya adalah melindungi pulpa dari iritasi dan memungk
Ringkasan:
Presentasi kasus membahas delapan topik utama ilmu penyakit gigi dan mulut, yaitu anodontia, impacted teeth, maloklusi, debris, kalkulus, plaque, dental decay, dan pulpitis. Topik-topik tersebut dijelaskan definisi, etiologi, patogenesis, klasifikasi, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, dan terapinya. Presentasi ini disampaikan oleh Tenri Ashari Wanahari untuk memenuhi kompetensi di Klinik Ilmu Penyak
Radiografi panoramik dapat menampilkan gambar gigi dan struktur rahang secara keseluruhan tanpa terhalang. Teknik ini melibatkan rotasi tabung sinar-X dan film secara bersamaan sementara pasien diam. Kualitas gambar tergantung pada posisi pasien dan pengaturan alat, seperti tegangan, arus, dan kombinasi film-screen. Kesalahan pada teknik atau proses dapat menghasilkan gambar terang, gelap, atau kab
Ultrasonografi mata adalah teknik diagnostik yang menggunakan gelombang suara untuk membentuk gambar struktur mata. Teknik ini berguna untuk menentukan kekuatan lensa, memeriksa segmen posterior mata, dan mendeteksi kondisi seperti perdarahan vitreus dan detachmen retina. Ada dua teknik utama, yaitu Scan A untuk mengukur kedalaman kamera dan panjang mata, sedangkan Scan B menampilkan titik-titik cahaya dari struktur
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan konstruksi gigi tiruan lengkap, termasuk anatomi dan fisiologi yang relevan, prinsip pembuatan cetakan, dan relasi rahang serta penetapan relasi vertikal.
Restorasi gigi sulung dapat dilakukan dengan berbagai bahan seperti amalgam, silikat, resin komposit, GIC, dan stainless steel crown. Preparasi kavitas harus minimal dan sesuai dengan kelas kariesnya serta mempertimbangkan usia dan tingkat kekooperatifan anak."
Dokumen tersebut membahas tentang gigi tiruan penuh dan reparasi gigi tiruan. Secara khusus membahas dua kasus yaitu gigi tiruan penuh untuk pasien edentulous total dan gigi tiruan yang longgar yang membutuhkan reparasi. Juga membahas diagnosis, rencana perawatan, indikasi, kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan dari perawatan gigi tiruan penuh."
Dokumen tersebut membahas mengenai:
1. Pentingnya riwayat kesehatan pasien dalam merencanakan perawatan gigi
2. Teknik pemeriksaan TMJ dan tes vitalitas, perkusi, tekanan
3. Jenis hubungan antara gigi sulung dan permanen
Dokumen tersebut membahas tentang lesi endoperiodontal dan klasifikasi baru penyakit periodontal menurut Chicago. Laporan kasus menunjukkan pentingnya pendekatan multidisiplin dalam diagnosis dan pengobatan lesi endoperiodontal yang melibatkan hubungan patologis antara jaringan endodontik dan periodontal. Prognosis lesi tergantung pada ada tidaknya kerusakan akar, keberadaan periodontitis, serta tingkat kerusakan periodontal sekitar gigi.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis mahkota tiruan yang dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi gigi yang rusak. Terdapat mahkota penuh yang dibuat dari porselen, logam, atau gabungan porselen-logam, mahkota parsial, serta mahkota yang digunakan untuk gigi yang telah dirawat saluran akarnya dengan menggunakan pasak dan inti. Setiap jenis mahkota memiliki indikasi dan kontraindikas
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang beberapa konsep penting dalam manajemen perilaku anak selama perawatan gigi, termasuk definisi behaviour management, klasifikasi perilaku anak, faktor yang mempengaruhi perilaku, teknik pengelolaan tingkah laku dasar dan lanjut, serta klasifikasi tingkat kecemasan. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai pendekatan dan strategi yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan gigi untuk mendapatkan ker
Dokumen tersebut membahas tentang pulp capping yang merupakan perawatan gigi untuk melindungi pulpa gigi yang terbuka agar dapat mempertahankan vitalitasnya. Ada dua jenis pulp capping yaitu secara langsung (direct) dan tidak langsung (indirect), yang melibatkan aplikasi bahan pelindung seperti kalsium hidroksida langsung atau tidak langsung pada pulpa. Tujuannya adalah melindungi pulpa dari iritasi dan memungk
Ringkasan:
Presentasi kasus membahas delapan topik utama ilmu penyakit gigi dan mulut, yaitu anodontia, impacted teeth, maloklusi, debris, kalkulus, plaque, dental decay, dan pulpitis. Topik-topik tersebut dijelaskan definisi, etiologi, patogenesis, klasifikasi, manifestasi klinis, penegakan diagnosis, dan terapinya. Presentasi ini disampaikan oleh Tenri Ashari Wanahari untuk memenuhi kompetensi di Klinik Ilmu Penyak
Radiografi panoramik dapat menampilkan gambar gigi dan struktur rahang secara keseluruhan tanpa terhalang. Teknik ini melibatkan rotasi tabung sinar-X dan film secara bersamaan sementara pasien diam. Kualitas gambar tergantung pada posisi pasien dan pengaturan alat, seperti tegangan, arus, dan kombinasi film-screen. Kesalahan pada teknik atau proses dapat menghasilkan gambar terang, gelap, atau kab
Ultrasonografi mata adalah teknik diagnostik yang menggunakan gelombang suara untuk membentuk gambar struktur mata. Teknik ini berguna untuk menentukan kekuatan lensa, memeriksa segmen posterior mata, dan mendeteksi kondisi seperti perdarahan vitreus dan detachmen retina. Ada dua teknik utama, yaitu Scan A untuk mengukur kedalaman kamera dan panjang mata, sedangkan Scan B menampilkan titik-titik cahaya dari struktur
Pasien laki-laki berusia 9 tahun dengan maloklusi kelas I Angle dan gigitan terbalik gigi 11 dirawat dengan peranti ortodontik lepasan rahang atas dan bawah yang dirancang untuk memberikan dorongan pada gigi 11 agar bergerak ke arah labial. Perawatan berjalan dengan baik dan gigi 11 berhasil dikoreksi ke posisi edge-to-edge setelah 10 minggu. Peranti retensi kemudian digunakan untuk mencegah relaps.
Dokumen tersebut membahas tentang penyelarasan oklusal dan pensplinan periodontal. Penyelarasan oklusal bertujuan untuk mengembalikan hubungan fungsional yang menguntungkan bagi periodonsium dengan meminimalisir tekanan oklusal yang mencederai. Pensplinan periodontal adalah prosedur pemasangan splint pada gigi goyang untuk membantu penyembuhan dan menstabilkan gigi. Ada beberapa jenis splint seperti splint sementara, provisional, dan perman
Laporan ini berisi ringkasan tentang persiapan pra operasi bedah kuretase pada pasien bernama Yana. Laporan ini mencakup data pasien, keluhan utama, etiologi, prognosis, rencana perawatan, pemeriksaan pra operasi, persiapan alat dan bahan, serta prosedur operasi yang akan dilakukan. Operasi yang direncanakan adalah Excisional New Attachment Procedure pada gigi 34 dan 35. [/ringkasan]
1. Pasien berusia 25 tahun datang untuk pencabutan gigi bungsu akibat sakit dan susah membersihkan sisa makanan. Pemeriksaan menunjukkan gigi bungsu mengalami impaksi dan perlu tindakan odontektomi.
2. Odontektomi adalah teknik pencabutan gigi dengan melakukan pemotongan gigi atau tulang. Gigi bungsu pasien mengalami impaksi yang perlu ditangani dengan odontektomi.
3.
Laporan kasus alveolektomi pasien bernama Triras Hardiyanto yang datang untuk membuat gigi palsu karena giginya sudah ompong. Dilakukan reduksi tulang pada rahang atas dan bawah pasien menggunakan teknik alveolektomi untuk memperbaiki kontur ridge sebelum pembuatan gigi palsu. Prosedur berjalan lancar dan prognosis pasien baik.
1. Dokumen tersebut membahas tentang penetapan gigit pada pembuatan gigi tiruan lengkap, meliputi penetapan gigit pada rahang atas dan bawah. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penetapan gigit antara lain profil wajah pasien, mata, telinga, dan galangan gigit. 2. Pada rahang atas, perlu diperhatikan adaptasi basis, dukungan bibir dan pipi, tinggi galangan gigit, serta bidang orientasi. Sedangkan pada
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
3. Definisi
Radiografi oklusal diartikan sebagai salah satu teknik
radiografi intraoral yang menggunakan dental x-ray set
dengan meletakan film pada dataran oklusal dan cone
diarahkan 90° atau 50°-60° terhadap dataran berdasarkan
hasil gambar yang diinginkan.
4. Indikasi
lokasi akar gigi
lokasi supernumerary, tidak erupsi,
atau gigi yang impaksi
salivary stone di saluran kelenjar
submandubular
evaluasi dari perluasan lesi seperti
kista, tumor atau keganasan
dimandibula dan
evaluasi basis sinus maksilaris
evaluasi fraktus di maksila dan
mandibula
pemeriksaan daerah cleft palate.
mengukur perubahan dalam bentuk
dan ukuran dari maksila dan
mandibula
6. Upper standard occlusal
Memeriksa palatum dan gigi anterior di maksila
TEKNIK DAN POSISI
1. Pasien duduk dengan kepala tegak dan dataran oklusal
horizontal (parallel dengan lantai)
2. Film diletakan rata diatas permukaan gigi rahang bawah
dan pasien diinstruksikan untuk mengigit film
3. Cone x-ray di posisikan diatas pasien pada bagian midline,
mengarah kebawah (film) melalui puncak hidung dengan
sudut 65°–70°
7. Upper oblique occlusal
Memeriksa akar molar di palatal juga digunakan untuk melihat
benda asing (foreign bodies) atau lesi dipalatum
TEKNIK DAN POSISI
1. Pasien duduk dengan kepala tegak dan dataran oklusal
horizontal (parallel dengan lantai)
2. Film diletakan rata diatas permukaan gigi rahang bawah
kemudian pasien diinstruksikan untuk mengigit film
3. Cone x-ray di posisikan pada bagian samping wajah
pasien mengarah kebawah melewati pipi dengan sudut
65°–70°
8. Vertex Occlusal
Memperlihatkan gigi pada maksila dan gigi yang tidak erupsi
di lengkung gigi dalam bidang buko-palatal
TEKNIK DAN POSISI
1. Pasien duduk dengan kepala tegak dan dataran oklusal
horizontal (parallel dengan lantai)
2. Film diletakan rata diatas permukaan gigi rahang bawah
dengan axis anterior posterior diletakan di satu sisi
kemudian pasien diinstruksikan untuk mengigit film
3. Cone x-ray di posisikan diatas kepala pada bagian
midline mengarah kebawah melewati puncak
kepala/tengkorak (gunakan pelindung tiroid)
9. Lower 90° occlusal
Memeriksa bagian bukal dan lingual dari mendibula
TEKNIK DAN POSISI
1. Kepala pasien menengadah ke belakang semaksimal
mungkin dengan sandaran
2. Film diletakan rata diatas permukaan gigi rahang
bawah dan pasien diinstruksikan untuk mengigit film
3. Cone x-ray di posisikan dibawah dagu pasien
(midline) dengan sudut 90° terhadap film
10. Lower 45° occlusal
Memeriksa gigi anterior di mandibula
TEKNIK DAN POSISI
1. Pasien duduk dengan kepala tegak dan dataran
oklusal horizontal (parallel dengan lantai)
2. Film diletakan rata diatas permukaan gigi rahang
bawah dan pasien diinstruksikan untuk mengigit film
3. Cone x-ray di posisikan pada midline dagu pasien
dengan sudut 45° terhadap film
11. Lower oblique occlusal
Memperlihatkan kelenjar saliva submandibular
TEKNIK DAN POSISI
1. Kepala pasien disandarkan, diarahakan ke samping dan
sedikit tengadah
2. Film diletakan rata di permukaan oklusal gigi rahang
bawah dengan axis anterior posterior pada satu sisi dan
pasien diinstruksikan untuk mengigit film
3. Cone x-ray di arahkan ke atas dan depan pada film dari
bagian bawah dan belakang sudut mandibula, sejajar
dengan permukaan lingual mandibula
12. Daftar Pustaka
Boel, T. Dental Radiologi: Prinsip dan Teknik, USU Press, 2019
Whitley S, Sloane C, Hoadley G. Clark’s Positioning in Radiography, Hodder Arnold, 2005.