Dokumen tersebut membahas tentang penyelarasan oklusal dan pensplinan periodontal. Penyelarasan oklusal bertujuan untuk mengembalikan hubungan fungsional yang menguntungkan bagi periodonsium dengan meminimalisir tekanan oklusal yang mencederai. Pensplinan periodontal adalah prosedur pemasangan splint pada gigi goyang untuk membantu penyembuhan dan menstabilkan gigi. Ada beberapa jenis splint seperti splint sementara, provisional, dan perman
Oklusal adjustment merupakan penyesuaian kontak harmonis antara gigi atas dan bawah dengan mengasah permukaan gigi. Tindakan ini dapat mengurangi tekanan trauma pada jaringan periodontal dan memperbaiki hubungan fungsional selama kunyahan. Oklusal adjustment hanya dianjurkan jika terdapat gejala trauma oklusal seperti mobilitas gigi atau nyeri saat kunyahan.
Dokumen tersebut membahas tentang peran dental asisten dalam tindakan pencabutan gigi, meliputi persiapan alat dan bahan yang diperlukan, prosedur ekstraksi gigi, serta posisi operator saat melakukan pencabutan gigi.
Dokumen tersebut menjelaskan prosedur pemeriksaan CPITN (Community Periodontal Index of Treatment Needs) untuk mengevaluasi penyakit periodontal di populasi. CPITN digunakan untuk menilai prevalensi penyakit periodontal, kategori kebutuhan perawatan, dan skor kondisi periodontal berdasarkan kedalaman pocket dan gejala lainnya. Dokumen tersebut menjelaskan tahapan persiapan, posisi pasien dan operator, teknik probing menggunakan probe
This document discusses occlusion and its role in periodontics. It defines occlusion and describes ideal occlusion. It discusses differing occlusal schemes and questions regarding occlusion's role in periodontitis, dental implants, and abfraction. It covers trauma from occlusion, including classifications and tissue response. It reviews historical studies on occlusion's role and their shortcomings. Animal studies demonstrated that jiggling trauma can aggravate periodontal disease. Clinical studies provide some evidence occlusion may be a risk factor in disease progression. The role of occlusion in implant dentistry aims to protect implants from biomechanical overload.
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan PeriodontalFerdiana Agustin
Penyakit periodontal adalah inflamasi kronis jaringan pendukung gigi. Dapat dibagi menjadi gingivitis dan periodontitis. Faktor risikonya antara lain plak bakteri, demam, defisiensi vitamin, obat-obatan, hormon, dan stres.
Oklusal adjustment merupakan penyesuaian kontak harmonis antara gigi atas dan bawah dengan mengasah permukaan gigi. Tindakan ini dapat mengurangi tekanan trauma pada jaringan periodontal dan memperbaiki hubungan fungsional selama kunyahan. Oklusal adjustment hanya dianjurkan jika terdapat gejala trauma oklusal seperti mobilitas gigi atau nyeri saat kunyahan.
Dokumen tersebut membahas tentang peran dental asisten dalam tindakan pencabutan gigi, meliputi persiapan alat dan bahan yang diperlukan, prosedur ekstraksi gigi, serta posisi operator saat melakukan pencabutan gigi.
Dokumen tersebut menjelaskan prosedur pemeriksaan CPITN (Community Periodontal Index of Treatment Needs) untuk mengevaluasi penyakit periodontal di populasi. CPITN digunakan untuk menilai prevalensi penyakit periodontal, kategori kebutuhan perawatan, dan skor kondisi periodontal berdasarkan kedalaman pocket dan gejala lainnya. Dokumen tersebut menjelaskan tahapan persiapan, posisi pasien dan operator, teknik probing menggunakan probe
This document discusses occlusion and its role in periodontics. It defines occlusion and describes ideal occlusion. It discusses differing occlusal schemes and questions regarding occlusion's role in periodontitis, dental implants, and abfraction. It covers trauma from occlusion, including classifications and tissue response. It reviews historical studies on occlusion's role and their shortcomings. Animal studies demonstrated that jiggling trauma can aggravate periodontal disease. Clinical studies provide some evidence occlusion may be a risk factor in disease progression. The role of occlusion in implant dentistry aims to protect implants from biomechanical overload.
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan PeriodontalFerdiana Agustin
Penyakit periodontal adalah inflamasi kronis jaringan pendukung gigi. Dapat dibagi menjadi gingivitis dan periodontitis. Faktor risikonya antara lain plak bakteri, demam, defisiensi vitamin, obat-obatan, hormon, dan stres.
Dokumen tersebut membahas tentang gigi tiruan penuh dan reparasi gigi tiruan. Secara khusus membahas dua kasus yaitu gigi tiruan penuh untuk pasien edentulous total dan gigi tiruan yang longgar yang membutuhkan reparasi. Juga membahas diagnosis, rencana perawatan, indikasi, kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan dari perawatan gigi tiruan penuh."
Dokumen tersebut membahas tentang lesi endoperiodontal dan klasifikasi baru penyakit periodontal menurut Chicago. Laporan kasus menunjukkan pentingnya pendekatan multidisiplin dalam diagnosis dan pengobatan lesi endoperiodontal yang melibatkan hubungan patologis antara jaringan endodontik dan periodontal. Prognosis lesi tergantung pada ada tidaknya kerusakan akar, keberadaan periodontitis, serta tingkat kerusakan periodontal sekitar gigi.
Trauma from occlusion occurs when excessive occlusal forces exceed the adaptive capacity of the periodontium, causing injury. It can be acute from a sudden impact or chronic from gradual changes in occlusion over time. Clinical signs include increased tooth mobility, bone loss, and widening of the periodontal ligament space seen radiographically. Theories suggest trauma alters the pathway of inflammation and may increase periodontal destruction. Treatment involves eliminating traumatic occlusal contacts through procedures like occlusal adjustment and splinting to allow the tissues to heal.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis mahkota tiruan yang dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi gigi yang rusak. Terdapat mahkota penuh yang dibuat dari porselen, logam, atau gabungan porselen-logam, mahkota parsial, serta mahkota yang digunakan untuk gigi yang telah dirawat saluran akarnya dengan menggunakan pasak dan inti. Setiap jenis mahkota memiliki indikasi dan kontraindikas
Dokumen tersebut membahas tentang indeks kebersihan rongga mulut yang digunakan untuk menilai kondisi higiene mulut seseorang. Indeks tersebut meliputi penilaian terhadap debris dan kalkulus yang menempel pada gigi. Ada dua jenis indeks yaitu Oral Hygiene Index (OHI) dan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) yang keduanya menggunakan skala nilai 0-3 untuk menentukan skor kebersihan mulut seseor
Dokumen tersebut membahas beberapa kondisi anatomi jaringan lunak dan keras yang mempengaruhi estetika gigi, seperti frenulum, inklinasi, dan impaksi gigi. Kelainan frenulum dapat menyebabkan diastema dan gangguan fungsi, sedangkan inklinasi dan impaksi gigi dapat mengganggu penampilan. Berbagai teknik seperti frenectomi, frenotomi, dan bedah diperlukan untuk mengatasi kelainan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang pulp capping yang merupakan perawatan gigi untuk melindungi pulpa gigi yang terbuka agar dapat mempertahankan vitalitasnya. Ada dua jenis pulp capping yaitu secara langsung (direct) dan tidak langsung (indirect), yang melibatkan aplikasi bahan pelindung seperti kalsium hidroksida langsung atau tidak langsung pada pulpa. Tujuannya adalah melindungi pulpa dari iritasi dan memungk
Dokumen tersebut membahas tentang gigi tiruan penuh dan reparasi gigi tiruan. Secara khusus membahas dua kasus yaitu gigi tiruan penuh untuk pasien edentulous total dan gigi tiruan yang longgar yang membutuhkan reparasi. Juga membahas diagnosis, rencana perawatan, indikasi, kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan dari perawatan gigi tiruan penuh."
Dokumen tersebut membahas tentang lesi endoperiodontal dan klasifikasi baru penyakit periodontal menurut Chicago. Laporan kasus menunjukkan pentingnya pendekatan multidisiplin dalam diagnosis dan pengobatan lesi endoperiodontal yang melibatkan hubungan patologis antara jaringan endodontik dan periodontal. Prognosis lesi tergantung pada ada tidaknya kerusakan akar, keberadaan periodontitis, serta tingkat kerusakan periodontal sekitar gigi.
Trauma from occlusion occurs when excessive occlusal forces exceed the adaptive capacity of the periodontium, causing injury. It can be acute from a sudden impact or chronic from gradual changes in occlusion over time. Clinical signs include increased tooth mobility, bone loss, and widening of the periodontal ligament space seen radiographically. Theories suggest trauma alters the pathway of inflammation and may increase periodontal destruction. Treatment involves eliminating traumatic occlusal contacts through procedures like occlusal adjustment and splinting to allow the tissues to heal.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis mahkota tiruan yang dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi gigi yang rusak. Terdapat mahkota penuh yang dibuat dari porselen, logam, atau gabungan porselen-logam, mahkota parsial, serta mahkota yang digunakan untuk gigi yang telah dirawat saluran akarnya dengan menggunakan pasak dan inti. Setiap jenis mahkota memiliki indikasi dan kontraindikas
Dokumen tersebut membahas tentang indeks kebersihan rongga mulut yang digunakan untuk menilai kondisi higiene mulut seseorang. Indeks tersebut meliputi penilaian terhadap debris dan kalkulus yang menempel pada gigi. Ada dua jenis indeks yaitu Oral Hygiene Index (OHI) dan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) yang keduanya menggunakan skala nilai 0-3 untuk menentukan skor kebersihan mulut seseor
Dokumen tersebut membahas beberapa kondisi anatomi jaringan lunak dan keras yang mempengaruhi estetika gigi, seperti frenulum, inklinasi, dan impaksi gigi. Kelainan frenulum dapat menyebabkan diastema dan gangguan fungsi, sedangkan inklinasi dan impaksi gigi dapat mengganggu penampilan. Berbagai teknik seperti frenectomi, frenotomi, dan bedah diperlukan untuk mengatasi kelainan tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang pulp capping yang merupakan perawatan gigi untuk melindungi pulpa gigi yang terbuka agar dapat mempertahankan vitalitasnya. Ada dua jenis pulp capping yaitu secara langsung (direct) dan tidak langsung (indirect), yang melibatkan aplikasi bahan pelindung seperti kalsium hidroksida langsung atau tidak langsung pada pulpa. Tujuannya adalah melindungi pulpa dari iritasi dan memungk
Preventive periodontics merupakan program pencegahan penyakit periodontal yang dilakukan bersama antara dokter gigi, perawat gigi, dan pasien untuk mempertahankan gigi asli dengan mencegah timbul dan menyebar nya gingivitis dan penyakit periodontal lainnya melalui kontrol plak, instruksi kebersihan mulut, dan evaluasi kesehatan gusi secara berkala.
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)dentalid
Miniscrew Implant digunakan untuk mengintrusikan gigi molar pertama atas kiri dan kanan seorang pasien wanita berusia 19 tahun yang ekstrusi akibat hilangnya gigi antagonis. Gigi molar pertama kiri dan kanan berhasil diturunkan sebanyak 3 mm dalam waktu 4 bulan dengan menggunakan miniscrew sebagai penjangkar.
Dokumen tersebut membahas tentang implan gigi, yang merupakan pengganti gigi yang hilang dengan tujuan untuk mengembalikan fungsi stomatognatik. Implan gigi terdiri dari beberapa bagian seperti badan implan, healing cup, abutment, dan mahkota. Ada beberapa jenis implan berdasarkan lokasinya seperti subperiosteal, transosseus, intramukosal. Prosedur pemasangan implan meliputi pemilihan pasien, pemeriksaan, pem
Pasien laki-laki berusia 9 tahun dengan maloklusi kelas I Angle dan gigitan terbalik gigi 11 dirawat dengan peranti ortodontik lepasan rahang atas dan bawah yang dirancang untuk memberikan dorongan pada gigi 11 agar bergerak ke arah labial. Perawatan berjalan dengan baik dan gigi 11 berhasil dikoreksi ke posisi edge-to-edge setelah 10 minggu. Peranti retensi kemudian digunakan untuk mencegah relaps.
Laporan kasus alveolektomi pasien bernama Triras Hardiyanto yang datang untuk membuat gigi palsu karena giginya sudah ompong. Dilakukan reduksi tulang pada rahang atas dan bawah pasien menggunakan teknik alveolektomi untuk memperbaiki kontur ridge sebelum pembuatan gigi palsu. Prosedur berjalan lancar dan prognosis pasien baik.
1. Pasien berusia 25 tahun datang untuk pencabutan gigi bungsu akibat sakit dan susah membersihkan sisa makanan. Pemeriksaan menunjukkan gigi bungsu mengalami impaksi dan perlu tindakan odontektomi.
2. Odontektomi adalah teknik pencabutan gigi dengan melakukan pemotongan gigi atau tulang. Gigi bungsu pasien mengalami impaksi yang perlu ditangani dengan odontektomi.
3.
Pasien wanita berusia 30 tahun datang dengan keluhan gusi membesar selama setahun terakhir. Pemeriksaan menemukan pembesaran gingiva di gigi anterior rahang bawah dengan indeks gingiva 2 dan pseudo pocket 6 mm. Pasien juga mengalami crowding gigi anterior rahang bawah.
Gigitan bersilang pada anak disebabkan oleh faktor skeletal seperti pertumbuhan rahang yang tidak seimbang, faktor jaringan lunak seperti kebiasaan mengisap jari, dan faktor lokal seperti retensi gigi. Penanganannya meliputi pencegahan dengan alat ortodontik, perawatan interseptif untuk mencegah maloklusi parah, dan perawatan kuratif untuk mengoreksi letak gigi.
Laporan ini membahas perawatan endodontik dan fraktur gigi pada pasien yang mengalami sakit gigi akibat trauma. Dibahas mengenai klasifikasi fraktur gigi, etiologi fraktur, diagnosis dan perawatan yang sesuai untuk kasus gigi pasien yang mengalami fraktur dan peradangan jaringan pulpa.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. Penyelarasan Oklusal dan
Pensplinan Periodontal
Penyelarasan Oklusal
Tindakan untuk mengembalikan hubungan
fungsional yang menguntungkan bagi
periodonsium
Prosedur ( salah satu atau lebih )
Pengasahan
Pembuatan restorasi
Pencabutan gigi
Ortodonsia
Bedah ortognasi
3. Sekuens koronoplastik dalam terapi periodontal
Koronoplastik dilakukan setelah inflamasi gingiva
dan saku periodontal tersingkirkan, karena :
1. Penyakit periodontal migrasi patologis
Penyakit periodontal
Inflamasi sembuh
Inflamasi sembuh
Korono
plastik
koronoplastik
lagi
2. Manfaat koronoplastik tdk maksimal bila inflamasi
tdk disembuhkan
Posisi awal
Gigi sehat
Migrasi
patologis
4. Kasus-kasus yang perlu dimodifikasi :
Saku infraboni tek. okl berlebihan
dipengaruhi
perbaikan
Koronoplasti sebelum atau bersama
dengan prosedur penyingkiran saku
Kontur plat tulang vest pasca perawatan dipengaruhi
tekanan oklusal
Koronoplasti sebelum atau bersamaan dgn
penyingkiran inflamasi
koronoplastik sebelum atau bersamaan dgn
penyingkiran inflamasi
1. Periodontitis marginalis saku infraboni
2. Indikasi bedah mukogingiva
3. Mobilitas gigi dinamis krn trauma oklusi
5. Prosedur koronoplastik :
1. Koronoplastik komprehensif
melibatkan banyak gigi
perlu perubahan posisi mandibula
2. Koronoplastik setempat
melibatkan satu atau beberapa gigi saja
kasus periodontal
6. Tahapan prosedur koronoplastik :
1. Menjelaskan koronoplastik pada pasien
2. Penyingkiran prematuritas retrusif
3. Penyelarasan posisi interkuspal untuk mendapatkan
kontak yg simultan dgn banyak titik kontak
4. Penyingkiran kontak yg berlebihan pd gigi insisivus
dlm posisi interkuspal
5. Penyingkkiran hambatan protrusif pd gigi posterior
6. Penyingkiran hambatan mediotrusif atau balancing
7. Pengurangan hambatan laterotrusif atau working
8. Penyingkiran disharmoni yg menyolok
9. Pengecekan ulang hub. kontak gigi geligi
10. Pemolesan permukaan gigi
Koronoplastik setempat: prosedur 1,3,4 dan 10
7. Prosedur dasar mengkoreksi prematuritas oklusal
1. Memperdalam alur ( grooving )
Mendalamkan alur pertumbuhan yg menjadi
dangkal karena keausan oklusal
Alat : bur runcing
8. 2. Membulatkan ( spheroiding )
mengurangi prematuritas dan memperbaiki
kontur gigi
alat: bur runcing
Cara :
pengasahan dgn sapuan seperti mengecat
dimulai 2-3 mm mesial atau distal prematuritas
mulai tepi oklusal gigi sampai 2-3 mm apikal
tanda prematuritas
jangan mengurangi tinggi tonjol gigi
11. Penjelasan Pada Pasien
Pasien khawatir timbul :
Perubahan wajah
Karies gigi
Hipersensitivitas gigi
Penjelasan kepada pasien :
Pengasahan tidak akan memendekkan gigi
12. Penyelarasan Posisi Interkuspal
Langkah utama koronoplastik komprehensif
Menyelaraskan secara setempat kontak posisi
interkuspal pada satu atau beberapa gigi
Tujuan : Mendapatkan posisi interkuspal yang stabil
dan memperbaiki hubungan dataran oklusal
Prematuritas diidentifikasikan berdasarkan gerak
mandibula pasien sendiri tanpa bantuan operator
Pengasahan : suprakontak atau kontak yang tidak
baik
Terlebih dahulu gigi posterior
13. Cara Mendeteksi Prematuritas pada Posisi
Interkuspal
Alat Pendeteksi : - Kertas artikulasi
- Lilin indikator oklusal
Cara :
Letakkan alat pendeteksi di daerah yang diperiksa
Instruksikan pasien untuk mengatupkan gigi
belakang kiri dan kanan bersamaan, pelan-pelan
sekuatnya.
14. Cara Mendeteksi Prematuritas pada Posisi
Interkuspal
Penilaian Prematuritas :
ketebalan warna kertas yg melekat ke permukaan
gigi ( kertas artikulasi)
Daerah lilin yg tipis atau berlubang, tandai pd gigi
dgn pensil atau spidol
15. Pengasahan Gigi
Sesuai prosedur dasar
Perhatikan!!
Bila kontak gigi dengan gigi antagonisnya
berada tidak pd posisi yang tepat, koreksi
dilakukan utk menciptakan kontak tonjol yg
lebih ideal.
Bila kontak gigi terlalu tinggi ( supra kontak) :
Koreksi dilakukan dengan memperdalam
fossa
Mengurangi tonjol gigi tergantung pd
hubungan fossa- tonjol gigi individu
jangan sampai mengurangi dimensi
vertikal gigi posterior
Hasil yang dicapai : kontak oklusal bersilang pd
posisi interkuspal
16.
17. Penyingkiran Kontak yg Berlebihan pd Gigi
Anterior pd Posisi Interkuspal
Normal : gigi anterior berkontak ringan atau
tdk berkontak sama sekali dgn gigi antagonisnya.
Pemeriksaan kontak :
Kertas artikulasi ditempatkan diantara gigi
anterior, pasien mengatupkan gigi dlm posisi
interkuspal, kertas ditarik tdk koyak (normal )
Cara palpasi:
Palpasi dgn jari yg dibasahi pd gigi sewaktu
pasien mengatupkan gigi pd posisi interkuspal.
Normal : Tdk ada fremitus atau vibrasi
18. Pedoman Penyelarasan Posisi Interkuspal Telah
Selesai
Pola kontak gigi geligi sudah bilateral, stabil dgn
banyak titik kontak
Bila kertas artikulasi ditaruh pd gigi posterior,
terasa setiap titik kontak sama kuatnya menahan
kertas artikulasi bila kertas ditarik
Bila stetoskop ditempatkan pd kulit didaerah
infraorbital, terdengar resonansi yg jelas waktu
pasien mengatupkan gigi
Pasien tdk merasakan perbedaan sisi kiri dgn
kanan bila mengatupkan gerahamnya secara pelan-
pelan dgn sekuatnya.
21. PENSPLINAN
Splin periodontal :
Piranti utk imobilisasi atau stabilisasi gigi
yg goyang.
Pensplinan :
Prosedur pemasangan splint pd perawatan
periodontal
Fase I : Splin sementara
Fase II : Splin permanen
22. Klasifikasi splin
Berdasarkan lama dan tujuan pemakaiannya
1. Splin Sementara (Temporary Splint)
Dipakai utk jangka waktu singkat
Utk menstabilkan gigi yg goyang selama terapi
periodontal
2. Splin Provisional ( Provisional Splint)
Dipakai beberapa bulan sampai beberapa tahun
Tujuan utk diagnostik
Klinisi mempunyai kesempatan mengamati
respon periodonsium thd terapi periodontal
3. Splin Permanen ( Permanent Splint)
Dipakai menetap
Utk imobilisasi gigi
Piranti cekat atau lepasan
23. Indikasi Pensplinan
1. Membantu penyembuhan pasca perawatan
periodontal pada gigi yg goyang
2. Mengurangi ketidaknyamanan pasien sewaktu
mengunyah.
Contoh Splin sementara
Splin kawat
Splin resin
Splin A
24. SPLIN KAWAT ( WIRE SPLINT )
Splin paling sederhana sering digunakan pd gigi
insisivus
Kurang memenuhi syarat
Estetis kurang baik
Menghalangi kontrol plak
Pensplinan mencakup :
kaninus ke kaninus
premolar pertama ke premolar pertama
Kawat yg digunakan :
kawat piranti ortho cekat diameter 0,012 inci dan
0,009 inci
25. CARA :
Kawat 0,012 dipotong lebih panjang dari keliling
semua gigi yg tercakup dlm splin
Kawat dikelilingkan sekeliling gigi
Kawat dipermukaan oral harus berada insisal dari
singulum
Kedua ujung kawat disimpulkan pd gigi yg paling
distal
Kawat 0,009 (kawat interdental) dipotong pendek,
sebanyak daerah interproksimal
Kawat interdental dimasukkan dari oral ke
vestibular, mengelilingi kawat 0,012 lalu simpulkan
sampai ketat
Kawat 0,012 akan tertarik ketat mengelilingi gigi
tepat dibawah kontak proksimal.
26.
27. Mudah pembuatannya
Estetis
Tdk mengiritasi jaringan lunak
Tdk banyak membuang substansi gigi
Tdk menghalangi kontrol plak
Bisa bertahan sampai setahun
Cara:
Permukaan gigi dipoles shg bebas dr debris dan
stein
Permukaan gigi di etsa
Gigi diikat dgn komposit resin
Permukaan splin dipoles
Splin Resin Dengan Pengetsaan
28.
29. SPLIN A
Untuk gigi anterior dan posterior
Splin intra koronal
Bisa sebagai splin permanen
Cara pada gigi anterior :
Kanal dibuat dipertengahan antara singulum dgn
tepi insisal, kedalaman 1,0 – 1,5 mm
Kanal diberi lapisan pelindung (cavity liners)
Kanal di etsa
Kanal diisi resin sampai setengah kedalaman
Diatas resin letakkan kawat sepanjang kanal
Kawat berukuran 0,015 inci terdiri dari 6
kawat yg dipelintir
Isi resin sampai seluruh kanal terisi
Periksa oklusi
30. Cara pada gigi posterior :
Kanal dipreparasi sedalam 1,5mm, lebar 2-3 mm
Bila bahan pengisi resin, cara sama dgn gg anterior
Bila amalgam :
Kanal diberi semen
Letakkan kawat
Tutup dgn amalgam
Periksa oklusi
Polish