SlideShare a Scribd company logo
Penyelarasan Oklusal dan
Pensplinan Periodontal
Penyelarasan Oklusal
Tindakan untuk mengembalikan hubungan
fungsional yang menguntungkan bagi
periodonsium
Prosedur ( salah satu atau lebih )
Pengasahan
Pembuatan restorasi
Pencabutan gigi
Ortodonsia
Bedah ortognasi
Penyelarasan oklusal
Meyingkirkan
tekanan oklusal
yg mencederai
Menciptakan stimulasi
fungsional utk
mempertahankan kes.
periodonsium
Tdk terpisahkan
“Pengasahan gigi / koronoplasti / pengasahan selektif”
Indikasi :
Trauma oklusi
Memperbaiki hubungan kontak gigi yg
traumatik terhadap mahkota gigi
Disfungsi mandibula
Sekuens koronoplastik dalam terapi periodontal
Koronoplastik dilakukan setelah inflamasi gingiva
dan saku periodontal tersingkirkan, karena :
1. Penyakit periodontal migrasi patologis
Penyakit periodontal
Inflamasi sembuh
Inflamasi sembuh
Korono
plastik
koronoplastik
lagi
2. Manfaat koronoplastik tdk maksimal bila inflamasi
tdk disembuhkan
Posisi awal
Gigi sehat
Migrasi
patologis
Kasus-kasus yang perlu dimodifikasi :
Saku infraboni tek. okl berlebihan
dipengaruhi
perbaikan
Koronoplasti sebelum atau bersama
dengan prosedur penyingkiran saku
Kontur plat tulang vest pasca perawatan dipengaruhi
tekanan oklusal
Koronoplasti sebelum atau bersamaan dgn
penyingkiran inflamasi
koronoplastik sebelum atau bersamaan dgn
penyingkiran inflamasi
1. Periodontitis marginalis saku infraboni
2. Indikasi bedah mukogingiva
3. Mobilitas gigi dinamis krn trauma oklusi
Prosedur koronoplastik :
1. Koronoplastik komprehensif
melibatkan banyak gigi
perlu perubahan posisi mandibula
2. Koronoplastik setempat
melibatkan satu atau beberapa gigi saja
kasus periodontal
Tahapan prosedur koronoplastik :
1. Menjelaskan koronoplastik pada pasien
2. Penyingkiran prematuritas retrusif
3. Penyelarasan posisi interkuspal untuk mendapatkan
kontak yg simultan dgn banyak titik kontak
4. Penyingkiran kontak yg berlebihan pd gigi insisivus
dlm posisi interkuspal
5. Penyingkkiran hambatan protrusif pd gigi posterior
6. Penyingkiran hambatan mediotrusif atau balancing
7. Pengurangan hambatan laterotrusif atau working
8. Penyingkiran disharmoni yg menyolok
9. Pengecekan ulang hub. kontak gigi geligi
10. Pemolesan permukaan gigi
Koronoplastik setempat: prosedur 1,3,4 dan 10
Prosedur dasar mengkoreksi prematuritas oklusal
1. Memperdalam alur ( grooving )
Mendalamkan alur pertumbuhan yg menjadi
dangkal karena keausan oklusal
Alat : bur runcing
2. Membulatkan ( spheroiding )
mengurangi prematuritas dan memperbaiki
kontur gigi
alat: bur runcing
Cara :
pengasahan dgn sapuan seperti mengecat
dimulai 2-3 mm mesial atau distal prematuritas
mulai tepi oklusal gigi sampai 2-3 mm apikal
tanda prematuritas
jangan mengurangi tinggi tonjol gigi
3. Meruncingkan (Pointing)
Memperbaiki kembali kontur tonjol gigi yang
runcing
Alat : Bur runcing
Penjelasan Pada Pasien
Pasien khawatir timbul :
Perubahan wajah
Karies gigi
Hipersensitivitas gigi
Penjelasan kepada pasien :
Pengasahan tidak akan memendekkan gigi
Penyelarasan Posisi Interkuspal
Langkah utama koronoplastik komprehensif
Menyelaraskan secara setempat kontak posisi
interkuspal pada satu atau beberapa gigi
Tujuan : Mendapatkan posisi interkuspal yang stabil
dan memperbaiki hubungan dataran oklusal
Prematuritas diidentifikasikan berdasarkan gerak
mandibula pasien sendiri tanpa bantuan operator
Pengasahan : suprakontak atau kontak yang tidak
baik
Terlebih dahulu gigi posterior
Cara Mendeteksi Prematuritas pada Posisi
Interkuspal
Alat Pendeteksi : - Kertas artikulasi
- Lilin indikator oklusal
Cara :
Letakkan alat pendeteksi di daerah yang diperiksa
Instruksikan pasien untuk mengatupkan gigi
belakang kiri dan kanan bersamaan, pelan-pelan
sekuatnya.
Cara Mendeteksi Prematuritas pada Posisi
Interkuspal
Penilaian Prematuritas :
ketebalan warna kertas yg melekat ke permukaan
gigi ( kertas artikulasi)
Daerah lilin yg tipis atau berlubang, tandai pd gigi
dgn pensil atau spidol
Pengasahan Gigi
Sesuai prosedur dasar
Perhatikan!!
Bila kontak gigi dengan gigi antagonisnya
berada tidak pd posisi yang tepat, koreksi
dilakukan utk menciptakan kontak tonjol yg
lebih ideal.
Bila kontak gigi terlalu tinggi ( supra kontak) :
Koreksi dilakukan dengan memperdalam
fossa
Mengurangi tonjol gigi tergantung pd
hubungan fossa- tonjol gigi individu
jangan sampai mengurangi dimensi
vertikal gigi posterior
Hasil yang dicapai : kontak oklusal bersilang pd
posisi interkuspal
Penyingkiran Kontak yg Berlebihan pd Gigi
Anterior pd Posisi Interkuspal
Normal : gigi anterior berkontak ringan atau
tdk berkontak sama sekali dgn gigi antagonisnya.
Pemeriksaan kontak :
Kertas artikulasi ditempatkan diantara gigi
anterior, pasien mengatupkan gigi dlm posisi
interkuspal, kertas ditarik tdk koyak (normal )
Cara palpasi:
Palpasi dgn jari yg dibasahi pd gigi sewaktu
pasien mengatupkan gigi pd posisi interkuspal.
Normal : Tdk ada fremitus atau vibrasi
Pedoman Penyelarasan Posisi Interkuspal Telah
Selesai
Pola kontak gigi geligi sudah bilateral, stabil dgn
banyak titik kontak
Bila kertas artikulasi ditaruh pd gigi posterior,
terasa setiap titik kontak sama kuatnya menahan
kertas artikulasi bila kertas ditarik
Bila stetoskop ditempatkan pd kulit didaerah
infraorbital, terdengar resonansi yg jelas waktu
pasien mengatupkan gigi
Pasien tdk merasakan perbedaan sisi kiri dgn
kanan bila mengatupkan gerahamnya secara pelan-
pelan dgn sekuatnya.
Pemolesan permukaan gigi
Gigi yg diasah akan menjadi kasar  harus dipoles
hingga licin
PENSPLINAN
Splin periodontal :
Piranti utk imobilisasi atau stabilisasi gigi
yg goyang.
Pensplinan :
Prosedur pemasangan splint pd perawatan
periodontal
Fase I : Splin sementara
Fase II : Splin permanen
Klasifikasi splin
Berdasarkan lama dan tujuan pemakaiannya
1. Splin Sementara (Temporary Splint)
Dipakai utk jangka waktu singkat
Utk menstabilkan gigi yg goyang selama terapi
periodontal
2. Splin Provisional ( Provisional Splint)
Dipakai beberapa bulan sampai beberapa tahun
Tujuan utk diagnostik
Klinisi mempunyai kesempatan mengamati
respon periodonsium thd terapi periodontal
3. Splin Permanen ( Permanent Splint)
Dipakai menetap
Utk imobilisasi gigi
Piranti cekat atau lepasan
Indikasi Pensplinan
1. Membantu penyembuhan pasca perawatan
periodontal pada gigi yg goyang
2. Mengurangi ketidaknyamanan pasien sewaktu
mengunyah.
Contoh Splin sementara
 Splin kawat
 Splin resin
 Splin A
SPLIN KAWAT ( WIRE SPLINT )
Splin paling sederhana sering digunakan pd gigi
insisivus
Kurang memenuhi syarat
Estetis kurang baik
Menghalangi kontrol plak
Pensplinan mencakup :
kaninus ke kaninus
premolar pertama ke premolar pertama
Kawat yg digunakan :
kawat piranti ortho cekat diameter 0,012 inci dan
0,009 inci
CARA :
Kawat 0,012 dipotong lebih panjang dari keliling
semua gigi yg tercakup dlm splin
Kawat dikelilingkan sekeliling gigi
Kawat dipermukaan oral harus berada insisal dari
singulum
Kedua ujung kawat disimpulkan pd gigi yg paling
distal
Kawat 0,009 (kawat interdental) dipotong pendek,
sebanyak daerah interproksimal
Kawat interdental dimasukkan dari oral ke
vestibular, mengelilingi kawat 0,012 lalu simpulkan
sampai ketat
Kawat 0,012 akan tertarik ketat mengelilingi gigi
tepat dibawah kontak proksimal.
Mudah pembuatannya
Estetis
Tdk mengiritasi jaringan lunak
Tdk banyak membuang substansi gigi
Tdk menghalangi kontrol plak
Bisa bertahan sampai setahun
Cara:
Permukaan gigi dipoles shg bebas dr debris dan
stein
Permukaan gigi di etsa
Gigi diikat dgn komposit resin
Permukaan splin dipoles
Splin Resin Dengan Pengetsaan
SPLIN A
Untuk gigi anterior dan posterior
Splin intra koronal
Bisa sebagai splin permanen
Cara pada gigi anterior :
Kanal dibuat dipertengahan antara singulum dgn
tepi insisal, kedalaman 1,0 – 1,5 mm
Kanal diberi lapisan pelindung (cavity liners)
Kanal di etsa
Kanal diisi resin sampai setengah kedalaman
Diatas resin letakkan kawat sepanjang kanal
Kawat berukuran 0,015 inci terdiri dari 6
kawat yg dipelintir
Isi resin sampai seluruh kanal terisi
Periksa oklusi
Cara pada gigi posterior :
Kanal dipreparasi sedalam 1,5mm, lebar 2-3 mm
Bila bahan pengisi resin, cara sama dgn gg anterior
Bila amalgam :
 Kanal diberi semen
 Letakkan kawat
 Tutup dgn amalgam
 Periksa oklusi
 Polish
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Vina Widya Putri
 
Minimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiMinimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiasih gahayu
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkap
ikaa388
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik
wahyuni majid
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
hasril hasanuddin
 
Savana lesi endo perio
Savana lesi endo perioSavana lesi endo perio
Savana lesi endo perio
SavanaErsa1
 
Endodontic 3
Endodontic 3Endodontic 3
Endodontic 3RSIGM
 
Laporan kasus gtsl
Laporan kasus gtslLaporan kasus gtsl
Laporan kasus gtsl
VinaAdinda
 
Endodontic 8
Endodontic 8Endodontic 8
Endodontic 8RSIGM
 
Trauma from occlusion
Trauma from occlusionTrauma from occlusion
Trauma from occlusion
p v k
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
Chusna Wardani
 
Laporan lbm 2
Laporan lbm 2Laporan lbm 2
Laporan lbm 2RSIGM
 
Mahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan pptMahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan ppt
haulahrahma
 
Ohi s
Ohi sOhi s
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Vina Widya Putri
 
biomekanika pergerakan gigi
biomekanika pergerakan gigibiomekanika pergerakan gigi
biomekanika pergerakan gigi
Cut Putri Zakirah
 
Ppt ikga2 pdf
Ppt ikga2 pdfPpt ikga2 pdf
Ppt ikga2 pdf
renie kumala Drg
 
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisAcute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Caninus Unlam
 
Pulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaaPulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaa
07051994
 

What's hot (20)

Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
 
Minimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigiMinimal intervensi di kedokteran gigi
Minimal intervensi di kedokteran gigi
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkap
 
Komunikasi Terapeutik
Komunikasi TerapeutikKomunikasi Terapeutik
Komunikasi Terapeutik
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
 
Savana lesi endo perio
Savana lesi endo perioSavana lesi endo perio
Savana lesi endo perio
 
Endodontic 3
Endodontic 3Endodontic 3
Endodontic 3
 
Kavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rkKavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rk
 
Laporan kasus gtsl
Laporan kasus gtslLaporan kasus gtsl
Laporan kasus gtsl
 
Endodontic 8
Endodontic 8Endodontic 8
Endodontic 8
 
Trauma from occlusion
Trauma from occlusionTrauma from occlusion
Trauma from occlusion
 
Indikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psaIndikasi dan kontraindikasi psa
Indikasi dan kontraindikasi psa
 
Laporan lbm 2
Laporan lbm 2Laporan lbm 2
Laporan lbm 2
 
Mahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan pptMahkota tiruan ppt
Mahkota tiruan ppt
 
Ohi s
Ohi sOhi s
Ohi s
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
 
biomekanika pergerakan gigi
biomekanika pergerakan gigibiomekanika pergerakan gigi
biomekanika pergerakan gigi
 
Ppt ikga2 pdf
Ppt ikga2 pdfPpt ikga2 pdf
Ppt ikga2 pdf
 
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration GinggivitisAcute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
Acute Necrotizing Ulceration Ginggivitis
 
Pulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaaPulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaa
 

Similar to 9.PENYELARASAN OKLUSAL & SPLIN.ppt

PPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptxPPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptx
NSIAk2
 
PIRANTI OKLUSAL.pptx
PIRANTI OKLUSAL.pptxPIRANTI OKLUSAL.pptx
PIRANTI OKLUSAL.pptx
ssuseref19c32
 
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptxPREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
MuhammadAsyrafi2
 
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
dentalid
 
Dental implant
Dental implantDental implant
Dental implant
Budionno Abdulloh
 
Journal reading
Journal readingJournal reading
Journal reading
Haluanry Santoso
 
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.pptpenatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
MuhammadFadli954524
 
Laporan Kasus Alveolektomi.pptx
Laporan Kasus Alveolektomi.pptxLaporan Kasus Alveolektomi.pptx
Laporan Kasus Alveolektomi.pptx
VignarossaP
 
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptxppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
DewoBontang
 
Je nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigiJe nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigiSae Manan
 
PART 3 CHAPTER 6.pdf
PART 3 CHAPTER 6.pdfPART 3 CHAPTER 6.pdf
PART 3 CHAPTER 6.pdf
cindyramadhan2
 
Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3
cameliasenada
 
Skenario 1
Skenario 1Skenario 1
Skenario 1
cameliasenada
 
Crossbite
CrossbiteCrossbite
Crossbite
Arlette Setiawan
 
Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3RSIGM
 
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt miraPenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt miraMira Khairunnisa
 
evaluasi perawatan akar gigi.pptx
evaluasi perawatan akar gigi.pptxevaluasi perawatan akar gigi.pptx
evaluasi perawatan akar gigi.pptx
sabrina69683
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
RSIGM
 
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulouspenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
Mira Khairunnisa
 
Pencabutan gigi kaninus desidui atas
Pencabutan gigi kaninus desidui atasPencabutan gigi kaninus desidui atas
Pencabutan gigi kaninus desidui atas
raratrisna
 

Similar to 9.PENYELARASAN OKLUSAL & SPLIN.ppt (20)

PPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptxPPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptx
 
PIRANTI OKLUSAL.pptx
PIRANTI OKLUSAL.pptxPIRANTI OKLUSAL.pptx
PIRANTI OKLUSAL.pptx
 
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptxPREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
 
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
Miniscrew Implant Anchorage for Intrusion Upper First Molar (Case Report)
 
Dental implant
Dental implantDental implant
Dental implant
 
Journal reading
Journal readingJournal reading
Journal reading
 
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.pptpenatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
penatalaksanaan-ekstraksi-gigi-sulung.ppt
 
Laporan Kasus Alveolektomi.pptx
Laporan Kasus Alveolektomi.pptxLaporan Kasus Alveolektomi.pptx
Laporan Kasus Alveolektomi.pptx
 
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptxppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
 
Je nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigiJe nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigi
 
PART 3 CHAPTER 6.pdf
PART 3 CHAPTER 6.pdfPART 3 CHAPTER 6.pdf
PART 3 CHAPTER 6.pdf
 
Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3Catatan tutor scenario 3
Catatan tutor scenario 3
 
Skenario 1
Skenario 1Skenario 1
Skenario 1
 
Crossbite
CrossbiteCrossbite
Crossbite
 
Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3
 
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt miraPenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous  ppt mira
Penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous ppt mira
 
evaluasi perawatan akar gigi.pptx
evaluasi perawatan akar gigi.pptxevaluasi perawatan akar gigi.pptx
evaluasi perawatan akar gigi.pptx
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
 
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulouspenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
 
Pencabutan gigi kaninus desidui atas
Pencabutan gigi kaninus desidui atasPencabutan gigi kaninus desidui atas
Pencabutan gigi kaninus desidui atas
 

Recently uploaded

Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
hendityas
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
PramitaHertasning
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 

Recently uploaded (17)

Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 

9.PENYELARASAN OKLUSAL & SPLIN.ppt

  • 1. Penyelarasan Oklusal dan Pensplinan Periodontal Penyelarasan Oklusal Tindakan untuk mengembalikan hubungan fungsional yang menguntungkan bagi periodonsium Prosedur ( salah satu atau lebih ) Pengasahan Pembuatan restorasi Pencabutan gigi Ortodonsia Bedah ortognasi
  • 2. Penyelarasan oklusal Meyingkirkan tekanan oklusal yg mencederai Menciptakan stimulasi fungsional utk mempertahankan kes. periodonsium Tdk terpisahkan “Pengasahan gigi / koronoplasti / pengasahan selektif” Indikasi : Trauma oklusi Memperbaiki hubungan kontak gigi yg traumatik terhadap mahkota gigi Disfungsi mandibula
  • 3. Sekuens koronoplastik dalam terapi periodontal Koronoplastik dilakukan setelah inflamasi gingiva dan saku periodontal tersingkirkan, karena : 1. Penyakit periodontal migrasi patologis Penyakit periodontal Inflamasi sembuh Inflamasi sembuh Korono plastik koronoplastik lagi 2. Manfaat koronoplastik tdk maksimal bila inflamasi tdk disembuhkan Posisi awal Gigi sehat Migrasi patologis
  • 4. Kasus-kasus yang perlu dimodifikasi : Saku infraboni tek. okl berlebihan dipengaruhi perbaikan Koronoplasti sebelum atau bersama dengan prosedur penyingkiran saku Kontur plat tulang vest pasca perawatan dipengaruhi tekanan oklusal Koronoplasti sebelum atau bersamaan dgn penyingkiran inflamasi koronoplastik sebelum atau bersamaan dgn penyingkiran inflamasi 1. Periodontitis marginalis saku infraboni 2. Indikasi bedah mukogingiva 3. Mobilitas gigi dinamis krn trauma oklusi
  • 5. Prosedur koronoplastik : 1. Koronoplastik komprehensif melibatkan banyak gigi perlu perubahan posisi mandibula 2. Koronoplastik setempat melibatkan satu atau beberapa gigi saja kasus periodontal
  • 6. Tahapan prosedur koronoplastik : 1. Menjelaskan koronoplastik pada pasien 2. Penyingkiran prematuritas retrusif 3. Penyelarasan posisi interkuspal untuk mendapatkan kontak yg simultan dgn banyak titik kontak 4. Penyingkiran kontak yg berlebihan pd gigi insisivus dlm posisi interkuspal 5. Penyingkkiran hambatan protrusif pd gigi posterior 6. Penyingkiran hambatan mediotrusif atau balancing 7. Pengurangan hambatan laterotrusif atau working 8. Penyingkiran disharmoni yg menyolok 9. Pengecekan ulang hub. kontak gigi geligi 10. Pemolesan permukaan gigi Koronoplastik setempat: prosedur 1,3,4 dan 10
  • 7. Prosedur dasar mengkoreksi prematuritas oklusal 1. Memperdalam alur ( grooving ) Mendalamkan alur pertumbuhan yg menjadi dangkal karena keausan oklusal Alat : bur runcing
  • 8. 2. Membulatkan ( spheroiding ) mengurangi prematuritas dan memperbaiki kontur gigi alat: bur runcing Cara : pengasahan dgn sapuan seperti mengecat dimulai 2-3 mm mesial atau distal prematuritas mulai tepi oklusal gigi sampai 2-3 mm apikal tanda prematuritas jangan mengurangi tinggi tonjol gigi
  • 9.
  • 10. 3. Meruncingkan (Pointing) Memperbaiki kembali kontur tonjol gigi yang runcing Alat : Bur runcing
  • 11. Penjelasan Pada Pasien Pasien khawatir timbul : Perubahan wajah Karies gigi Hipersensitivitas gigi Penjelasan kepada pasien : Pengasahan tidak akan memendekkan gigi
  • 12. Penyelarasan Posisi Interkuspal Langkah utama koronoplastik komprehensif Menyelaraskan secara setempat kontak posisi interkuspal pada satu atau beberapa gigi Tujuan : Mendapatkan posisi interkuspal yang stabil dan memperbaiki hubungan dataran oklusal Prematuritas diidentifikasikan berdasarkan gerak mandibula pasien sendiri tanpa bantuan operator Pengasahan : suprakontak atau kontak yang tidak baik Terlebih dahulu gigi posterior
  • 13. Cara Mendeteksi Prematuritas pada Posisi Interkuspal Alat Pendeteksi : - Kertas artikulasi - Lilin indikator oklusal Cara : Letakkan alat pendeteksi di daerah yang diperiksa Instruksikan pasien untuk mengatupkan gigi belakang kiri dan kanan bersamaan, pelan-pelan sekuatnya.
  • 14. Cara Mendeteksi Prematuritas pada Posisi Interkuspal Penilaian Prematuritas : ketebalan warna kertas yg melekat ke permukaan gigi ( kertas artikulasi) Daerah lilin yg tipis atau berlubang, tandai pd gigi dgn pensil atau spidol
  • 15. Pengasahan Gigi Sesuai prosedur dasar Perhatikan!! Bila kontak gigi dengan gigi antagonisnya berada tidak pd posisi yang tepat, koreksi dilakukan utk menciptakan kontak tonjol yg lebih ideal. Bila kontak gigi terlalu tinggi ( supra kontak) : Koreksi dilakukan dengan memperdalam fossa Mengurangi tonjol gigi tergantung pd hubungan fossa- tonjol gigi individu jangan sampai mengurangi dimensi vertikal gigi posterior Hasil yang dicapai : kontak oklusal bersilang pd posisi interkuspal
  • 16.
  • 17. Penyingkiran Kontak yg Berlebihan pd Gigi Anterior pd Posisi Interkuspal Normal : gigi anterior berkontak ringan atau tdk berkontak sama sekali dgn gigi antagonisnya. Pemeriksaan kontak : Kertas artikulasi ditempatkan diantara gigi anterior, pasien mengatupkan gigi dlm posisi interkuspal, kertas ditarik tdk koyak (normal ) Cara palpasi: Palpasi dgn jari yg dibasahi pd gigi sewaktu pasien mengatupkan gigi pd posisi interkuspal. Normal : Tdk ada fremitus atau vibrasi
  • 18. Pedoman Penyelarasan Posisi Interkuspal Telah Selesai Pola kontak gigi geligi sudah bilateral, stabil dgn banyak titik kontak Bila kertas artikulasi ditaruh pd gigi posterior, terasa setiap titik kontak sama kuatnya menahan kertas artikulasi bila kertas ditarik Bila stetoskop ditempatkan pd kulit didaerah infraorbital, terdengar resonansi yg jelas waktu pasien mengatupkan gigi Pasien tdk merasakan perbedaan sisi kiri dgn kanan bila mengatupkan gerahamnya secara pelan- pelan dgn sekuatnya.
  • 19.
  • 20. Pemolesan permukaan gigi Gigi yg diasah akan menjadi kasar  harus dipoles hingga licin
  • 21. PENSPLINAN Splin periodontal : Piranti utk imobilisasi atau stabilisasi gigi yg goyang. Pensplinan : Prosedur pemasangan splint pd perawatan periodontal Fase I : Splin sementara Fase II : Splin permanen
  • 22. Klasifikasi splin Berdasarkan lama dan tujuan pemakaiannya 1. Splin Sementara (Temporary Splint) Dipakai utk jangka waktu singkat Utk menstabilkan gigi yg goyang selama terapi periodontal 2. Splin Provisional ( Provisional Splint) Dipakai beberapa bulan sampai beberapa tahun Tujuan utk diagnostik Klinisi mempunyai kesempatan mengamati respon periodonsium thd terapi periodontal 3. Splin Permanen ( Permanent Splint) Dipakai menetap Utk imobilisasi gigi Piranti cekat atau lepasan
  • 23. Indikasi Pensplinan 1. Membantu penyembuhan pasca perawatan periodontal pada gigi yg goyang 2. Mengurangi ketidaknyamanan pasien sewaktu mengunyah. Contoh Splin sementara  Splin kawat  Splin resin  Splin A
  • 24. SPLIN KAWAT ( WIRE SPLINT ) Splin paling sederhana sering digunakan pd gigi insisivus Kurang memenuhi syarat Estetis kurang baik Menghalangi kontrol plak Pensplinan mencakup : kaninus ke kaninus premolar pertama ke premolar pertama Kawat yg digunakan : kawat piranti ortho cekat diameter 0,012 inci dan 0,009 inci
  • 25. CARA : Kawat 0,012 dipotong lebih panjang dari keliling semua gigi yg tercakup dlm splin Kawat dikelilingkan sekeliling gigi Kawat dipermukaan oral harus berada insisal dari singulum Kedua ujung kawat disimpulkan pd gigi yg paling distal Kawat 0,009 (kawat interdental) dipotong pendek, sebanyak daerah interproksimal Kawat interdental dimasukkan dari oral ke vestibular, mengelilingi kawat 0,012 lalu simpulkan sampai ketat Kawat 0,012 akan tertarik ketat mengelilingi gigi tepat dibawah kontak proksimal.
  • 26.
  • 27. Mudah pembuatannya Estetis Tdk mengiritasi jaringan lunak Tdk banyak membuang substansi gigi Tdk menghalangi kontrol plak Bisa bertahan sampai setahun Cara: Permukaan gigi dipoles shg bebas dr debris dan stein Permukaan gigi di etsa Gigi diikat dgn komposit resin Permukaan splin dipoles Splin Resin Dengan Pengetsaan
  • 28.
  • 29. SPLIN A Untuk gigi anterior dan posterior Splin intra koronal Bisa sebagai splin permanen Cara pada gigi anterior : Kanal dibuat dipertengahan antara singulum dgn tepi insisal, kedalaman 1,0 – 1,5 mm Kanal diberi lapisan pelindung (cavity liners) Kanal di etsa Kanal diisi resin sampai setengah kedalaman Diatas resin letakkan kawat sepanjang kanal Kawat berukuran 0,015 inci terdiri dari 6 kawat yg dipelintir Isi resin sampai seluruh kanal terisi Periksa oklusi
  • 30. Cara pada gigi posterior : Kanal dipreparasi sedalam 1,5mm, lebar 2-3 mm Bila bahan pengisi resin, cara sama dgn gg anterior Bila amalgam :  Kanal diberi semen  Letakkan kawat  Tutup dgn amalgam  Periksa oklusi  Polish
  • 31.