2. Hampir sebagian besar obat dapat
melintasi sawar darah/plasenta
kemungkinan dapat menimbulkan
efek negatif pada janin
Obat yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan janin
3. PENGARUH OBAT PADA JANIN
Pengaruh buruk obat terhadap janin tergantung pada
sifat obat dan umur kehamilan pada saat minum obat.
• Efek toksik
adalah jika obat yang diminum selama masa kehamilan
menyebabkan terjadinya gangguan fisiologik atau
biokimiawi dari janin yang dikandung, dan biasanya gejala
baru muncul beberapa saat setelah persalinan.
• Efek teratogenik
jika menyebabkan terjadinya malformasi anatomi pada
pertumbuhan organ janin. Pengaruh teratogenik ini
biasanya terjadi pada dosis subletal.
• Efek letal
adalah yang mengakibatkan kematian janin dalam
kandungan
4. Klasifikasi food and drug
administration (FDA)
1. Katagori A
• Yang termasuk dalam kategori ini adalah obat-obat yang
telah banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai
kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk
lainnya.
• Obat yang termasuk dalam kategori A antara lain adalah
parasetamol, penisilin, eritromisin, glikosida jantung,
isoniazid serta bahan hemapoetik seperti besi dan asam
folat
2. Kategori B
• Obat kategori B meliputi obat-obat yang pengalaman
pemakainya pada wanita hamil masih terbatas, tetapi
• tidak terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau
• pengaruh buruk lainnya pada janin.
5. Obat-obat kategori B dibagi lagi berdasarkan temuan-temuan pada studi
toksikologi pada hewan yaitu:
1.B1: Dari penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatkan kejadian
kerusakan janin. Contoh obat-
obat yang termasuk pada kelompok ini misalnya
simetidin, dipiridamol, dan spektinomisin.
2.B2: Data dari penelitian pada hewan belum memadai, tetapi ada petunjuk
tidak meningkatnya kejadian
kerusakan janin. Obat-obat tersebut adalah tikarsilin,
amfoterisin, dopamine, asetilkistein, dan alkaloid belladonna.
3.B3: Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan
kejadian kerusakan janin, tetapi belum tentu bermakna
pada manusia. Sebagai contoh adalah karbamazepin, pirimetamin,
griseofulvin, trimetoprim, dan mebendazol.
6. 3. Kategori C
Merupakan obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk
pada janin tanpa disertai malformasi anatomic semata-mata
karena efek farmakologiknya. Umumnya bersifat reversibel (dapat membaik kembali).
Contohnya : analgetika-narkotik, fenotiazin, rifampisin, aspirin, NSAID, dan diuretika.
4. Kategori D
Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian malformasi janin pada
manusia atau menyebabkan kerusakan janin yang bersifat ireversibel (tidak dapat
membaik kembali). Obat-obat dalam kategori ini juga mempunyai efek farmakologik
yang merugikan janin.
Contohnya : androgen, fenitoin, pirimidon, fenobarbiton, kinin, klonazepam, valproat,
steroid anabolic, dan antikoagulansia.
5. Kategori X
Obat-obat yang masuk dalam kategori ini adalah yang telah terbukti mempunyai resiko
tinggi terjadinya pengaruh buruk yang menetap pada janin jika diminum pada masa
kehamilan. Obat dalam kategori ini merupakan kontraindikasi mutlak selama
kehamilan.
Contohnya : isotretionin dan dietilstibestrol.
11. Deformitas berupa pemendekan tungkai dari
satu sampai keempat tungkai.
Thalidomide teratogenik pada kehamilan 28-50
hari dan diketahui pertama kali th 1960an di
Jerman dan Inggris.
Khas: tangan memendek menyerupai bentuk
lengan lumba- lumba atau anjing laut
(phocomelia), atau tidak ada sama sekali
(amelia).
Thalidomide
12. 1.Pertimbangkan mengatasi penyakit
tanpa obat.
2.Obat hanya digunakan bila benefit >
risk.
3.Pilihlah obat yang sudah dikenal luas.
4.Hindari polifarmasi.
5.Cari tahu kategori obat A,B,C,D atau
X.
PRINSIP PENGGUNAAN OBAT
PADA KEHAMILAN