Dokumen tersebut membahas tentang obat-obatan untuk mengobati mual dan muntah pada pasien kanker dan kategori keamanannya untuk ibu hamil. Beberapa obat anti mual dan muntah yang dibahas meliputi antagonist 5-HT3, antagonist dopamin, antihistamin, deksametason, proklorperazin, aprepitan, dan nabilon. Dokumen tersebut juga menjelaskan kategori keamanan penggunaan obat selama kehamilan menurut FDA yaitu
Dokumen tersebut membahas penggunaan antibiotik pada ibu hamil. Ia menjelaskan definisi antibiotik, kegunaan, cara penggunaan dan penyimpanannya. Dokumen ini juga membahas kategori obat yang boleh dikonsumsi ibu hamil, penggunaan antibiotik yang aman dan perlu diwaspadai, serta faktor-faktor yang mempengaruhi efek samping antibiotik bagi janin.
farmakologi anti cancer Natural Product Cancer Chemotherapy DrugSiti Avirda
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang berbagai obat antikanker yang berasal dari sumber alami. Terdapat beberapa golongan obat antikanker alami seperti alkaloid vinca, taxanes, antibiotik, epipodophyllotoxins, dan camptothecins. Kebanyakan obat tersebut bekerja dengan menghambat mitosis sel atau merusak DNA sel kanker, sehingga menyebabkan kematian sel. Obat-obat tersebut digunakan untuk mengobati
Didanosin adalah obat antiretroviral golongan NRTI yang bekerja dengan memblokade konversi RNA HIV menjadi DNA HIV di dalam mitokondria. Pemberian didanosin sebaiknya 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan karena obat ini tidak stabil dalam asam lambung. FDA mengkategorikan didanosin ke dalam kategori B untuk ibu hamil.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis pengobatan untuk malaria, termasuk kombinasi obat untuk malaria falciparum, vivax, dan ovale, serta pengobatan kasus malaria dengan komplikasi atau di daerah tanpa fasilitas diagnostik yang memadai.
Antiemetika adalah obat untuk mencegah mual dan muntah yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti mabuk darat, kehamilan, dan efek samping pengobatan. Terdapat beberapa golongan antiemetika seperti antikolinergik, antagonis dopamin, antagonis reseptor serotonin, dan lainnya. Beberapa contoh obat antiemetika adalah metoklopramida, ondansetron, domperidon, dan sinarizin.
Dokumen tersebut membahas penggunaan antibiotik pada ibu hamil. Ia menjelaskan definisi antibiotik, kegunaan, cara penggunaan dan penyimpanannya. Dokumen ini juga membahas kategori obat yang boleh dikonsumsi ibu hamil, penggunaan antibiotik yang aman dan perlu diwaspadai, serta faktor-faktor yang mempengaruhi efek samping antibiotik bagi janin.
farmakologi anti cancer Natural Product Cancer Chemotherapy DrugSiti Avirda
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang berbagai obat antikanker yang berasal dari sumber alami. Terdapat beberapa golongan obat antikanker alami seperti alkaloid vinca, taxanes, antibiotik, epipodophyllotoxins, dan camptothecins. Kebanyakan obat tersebut bekerja dengan menghambat mitosis sel atau merusak DNA sel kanker, sehingga menyebabkan kematian sel. Obat-obat tersebut digunakan untuk mengobati
Didanosin adalah obat antiretroviral golongan NRTI yang bekerja dengan memblokade konversi RNA HIV menjadi DNA HIV di dalam mitokondria. Pemberian didanosin sebaiknya 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan karena obat ini tidak stabil dalam asam lambung. FDA mengkategorikan didanosin ke dalam kategori B untuk ibu hamil.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis pengobatan untuk malaria, termasuk kombinasi obat untuk malaria falciparum, vivax, dan ovale, serta pengobatan kasus malaria dengan komplikasi atau di daerah tanpa fasilitas diagnostik yang memadai.
Antiemetika adalah obat untuk mencegah mual dan muntah yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti mabuk darat, kehamilan, dan efek samping pengobatan. Terdapat beberapa golongan antiemetika seperti antikolinergik, antagonis dopamin, antagonis reseptor serotonin, dan lainnya. Beberapa contoh obat antiemetika adalah metoklopramida, ondansetron, domperidon, dan sinarizin.
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai penggunaan obat dalam kehamilan. Ada beberapa poin pentingnya, yaitu: (1) efek obat pada janin ditentukan oleh sifat kimia obat dan paparan janin, (2) teratogenesis dapat menyebabkan cacat kongenital, dan (3) antibiotik, obat kardiovaskuler, antiepilepsi, dan analgesik memiliki risiko tertentu bagi janin sehingga pemakaian harus diperhatikan.
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusuiGilang Rizki
Dokumen tersebut membahas penggunaan obat pada kehamilan dan menyusui. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain:
1) Semua obat dapat masuk ke dalam ASI meski seberapa besar dosis yang diterima bayi bergantung pada sifat kimia obat dan pH ASI.
2) Untuk meminimalisir paparan bayi, pendekatan yang dianjurkan adalah tidak mengonsumsi obat apabila tidak benar-benar dibutuhkan.
ANTIBIOTIK
1.1 Penggunaan Antibiotik Secara Rasional
1.2 Golongan Antibiotik dan Mekanisme Kerja
1.3 Prinsip Penggunaan Antibiotik Kombinasi
1.4 Prinsip Penggunaan Antibiotik Menurut Aktivitas
Dokumen tersebut membahas tentang indikasi dan kontra indikasi penggunaan obat, serta dosis-dosis obat yang sesuai. Secara khusus dijelaskan tentang pengertian, contoh, dan efek samping beberapa jenis obat seperti antipiretik, antihistamin, dan antibiotik. Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan dosis obat juga diuraikan."
Dokumen tersebut membahas tentang studi kasus farkoterapi pada pasien wanita berusia 65 tahun yang didiagnosa kanker ovarium dan menerima terapi kemoterapi. Terapi kemoterapi yang diberikan adalah kombinasi Carboplatin dan Paclitaxel beserta obat pendukung untuk mencegah mual dan muntah seperti Ondensetron, Diphenhydramine, Famotidine dan Dexamethasone.
Dokumen tersebut membahas tentang farmakologi obat untuk pengobatan endokarditis. Terdapat beberapa golongan obat yang dibahas seperti aminoglikosida dan penisilin beserta contoh-contoh obatnya seperti ampisilin dan amoksisilin. Dokumen ini juga menjelaskan indikasi, kontraindikasi, efek samping, dan dosis obat-obatan tersebut.
Resep tersebut memberikan ringkasan singkat tentang beberapa obat, yaitu Ciprofloxacin untuk mengobati infeksi bakteri, Braxidine sebagai analgesik dan ansiolitik, CTM sebagai antihistamin, Dexamethasone sebagai kortikosteroid kuat, dan vitamin B6. Resep tersebut juga menjelaskan indikasi, dosis, efek samping, dan kontraindikasi masing-masing obat.
Dokumen tersebut membahas tentang Tuberkulosis yang resisten terhadap obat (TB-MDR) yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang tahan terhadap dua obat penting, yaitu isoniazid dan rifampin. Dokumen ini juga membahas definisi, kelompok obat, dan strategi pengobatan TB-MDR.
MSDS memberikan informasi penting tentang penanganan dan pengelolaan bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam tempat kerja untuk menjaga kesehatan dan keselamatan pekerja. Dokumen ini meliputi sifat kimia dan fisika bahan, prosedur penanganan yang aman, dan tindakan darurat.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya komunikasi yang efektif dalam pelayanan informasi obat, termasuk komunikasi verbal dan nonverbal. Untuk meningkatkan pelayanan informasi obat, pemerintah telah merilis perangkat lunak khusus dan negara lain telah menerbitkan pertanyaan dan jawaban secara online.
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai penggunaan obat dalam kehamilan. Ada beberapa poin pentingnya, yaitu: (1) efek obat pada janin ditentukan oleh sifat kimia obat dan paparan janin, (2) teratogenesis dapat menyebabkan cacat kongenital, dan (3) antibiotik, obat kardiovaskuler, antiepilepsi, dan analgesik memiliki risiko tertentu bagi janin sehingga pemakaian harus diperhatikan.
Penggunaan obat pada kehamilan dan menyusuiGilang Rizki
Dokumen tersebut membahas penggunaan obat pada kehamilan dan menyusui. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain:
1) Semua obat dapat masuk ke dalam ASI meski seberapa besar dosis yang diterima bayi bergantung pada sifat kimia obat dan pH ASI.
2) Untuk meminimalisir paparan bayi, pendekatan yang dianjurkan adalah tidak mengonsumsi obat apabila tidak benar-benar dibutuhkan.
ANTIBIOTIK
1.1 Penggunaan Antibiotik Secara Rasional
1.2 Golongan Antibiotik dan Mekanisme Kerja
1.3 Prinsip Penggunaan Antibiotik Kombinasi
1.4 Prinsip Penggunaan Antibiotik Menurut Aktivitas
Dokumen tersebut membahas tentang indikasi dan kontra indikasi penggunaan obat, serta dosis-dosis obat yang sesuai. Secara khusus dijelaskan tentang pengertian, contoh, dan efek samping beberapa jenis obat seperti antipiretik, antihistamin, dan antibiotik. Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan dosis obat juga diuraikan."
Dokumen tersebut membahas tentang studi kasus farkoterapi pada pasien wanita berusia 65 tahun yang didiagnosa kanker ovarium dan menerima terapi kemoterapi. Terapi kemoterapi yang diberikan adalah kombinasi Carboplatin dan Paclitaxel beserta obat pendukung untuk mencegah mual dan muntah seperti Ondensetron, Diphenhydramine, Famotidine dan Dexamethasone.
Dokumen tersebut membahas tentang farmakologi obat untuk pengobatan endokarditis. Terdapat beberapa golongan obat yang dibahas seperti aminoglikosida dan penisilin beserta contoh-contoh obatnya seperti ampisilin dan amoksisilin. Dokumen ini juga menjelaskan indikasi, kontraindikasi, efek samping, dan dosis obat-obatan tersebut.
Resep tersebut memberikan ringkasan singkat tentang beberapa obat, yaitu Ciprofloxacin untuk mengobati infeksi bakteri, Braxidine sebagai analgesik dan ansiolitik, CTM sebagai antihistamin, Dexamethasone sebagai kortikosteroid kuat, dan vitamin B6. Resep tersebut juga menjelaskan indikasi, dosis, efek samping, dan kontraindikasi masing-masing obat.
Dokumen tersebut membahas tentang Tuberkulosis yang resisten terhadap obat (TB-MDR) yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang tahan terhadap dua obat penting, yaitu isoniazid dan rifampin. Dokumen ini juga membahas definisi, kelompok obat, dan strategi pengobatan TB-MDR.
MSDS memberikan informasi penting tentang penanganan dan pengelolaan bahan kimia berbahaya yang digunakan dalam tempat kerja untuk menjaga kesehatan dan keselamatan pekerja. Dokumen ini meliputi sifat kimia dan fisika bahan, prosedur penanganan yang aman, dan tindakan darurat.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya komunikasi yang efektif dalam pelayanan informasi obat, termasuk komunikasi verbal dan nonverbal. Untuk meningkatkan pelayanan informasi obat, pemerintah telah merilis perangkat lunak khusus dan negara lain telah menerbitkan pertanyaan dan jawaban secara online.
Sindrom koroner akut (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PASIEN JANTUNG KORONER)mataram indonesia
Dokumen tersebut membahas tentang pengobatan farmasi untuk pasien penyakit jantung koroner dengan fokus pada sindrom koroner akut. Sindrom koroner akut merupakan manifestasi klinis utama dari penyakit jantung koroner yang sering menyebabkan kematian."
Pc depresi (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENDERITA GANGGUAN DEPRESIF)mataram indonesia
Buku saku ini membahas penatalaksanaan gangguan depresif untuk apoteker, mencakup pengertian, epidemiologi, etiologi, gejala, diagnosa, dan peran apoteker dalam pelayanan kefarmasian untuk penderita gangguan depresif."
Patient safety (TANGGUNG JAWAB APOTEKER TERHADAP KESELAMATAN PASIEN)mataram indonesia
Dokumen tersebut membahas tanggung jawab apoteker dalam menjamin keselamatan pasien melalui pengelolaan risiko yang efektif dalam pelayanan kefarmasian, termasuk pelaporan insiden, analisis risiko, dan upaya pencegahan kesalahan penggunaan obat.
K3 ifrs (PEDOMAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ISTALASI RUMAH SAKIT)mataram indonesia
Dokumen tersebut berisi tentang pedoman kesehatan dan keselamatan kerja di instalasi farmasi rumah sakit. Dokumen ini memberikan panduan mengenai pengelolaan dan penggunaan sediaan farmasi, bahaya potensial di instalasi farmasi rumah sakit, manajemen K3, dan pengendalian K3 di instalasi farmasi rumah sakit.
Buku saku hipertensi (PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT hipertensi)mataram indonesia
Buku saku ini membahas tentang penatalaksanaan hipertensi, termasuk definisi, epidemiologi, patofisiologi, klasifikasi, diagnosis, dan pengobatan hipertensi. Tujuannya adalah untuk membantu apoteker dalam memberikan pelayanan kefarmasian kepada pasien hipertensi.
Dokumen tersebut membahas beberapa aspek yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Aspek-aspek tersebut meliputi latar belakang, dasar hukum, ketentuan umum, tujuan, materi/aspek yang diatur, sanksi, dan ketentuan peralihan/penutup UU tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang CPOB (Cara Produksi Obat yang Baik) yang merupakan konsep untuk menjamin mutu produksi obat dengan menerapkan aturan Good Manufacturing Practices (GMP). CPOB bertujuan untuk memenuhi standar kualitas obat, konsistensi produksi, dan kesesuaian dengan penggunaan obat. CPOB dilaksanakan melalui 10 prinsip dasar termasuk prosedur, dokumentasi, validasi, dan audit mutu secara teratur.
Dokumen tersebut membahas tentang kimia bahan alam organik. Ia menjelaskan potensi senyawa organik yang dihasilkan dari biota darat dan laut, seperti alkaloid, flavonoid, dan senyawa lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan cara mengidentifikasi senyawa bioaktif seperti alkaloid melalui ekstraksi dan uji fitokimia.
Protein merupakan zat penting yang membangun dan memelihara sel tubuh. Protein ditemukan di seluruh tubuh dan memiliki fungsi yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain. Protein dicerna menjadi asam amino yang diserap tubuh dan digunakan untuk pertumbuhan atau diubah menjadi energi, dengan kekurangan menyebabkan kerusakan jaringan sementara kelebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Obat kangker anti muntah
1. Nama :Zulrahmatulhuda
Nim :17344003
Kangker
1. OBAT KANGKER ANTI MUNTAH
a. Antagonis 5-HT3 paling efektif dalam pencegahan dan pengobatan mual akibat
kemoterapi dan muntah (CINV), terutama yang disebabkan oleh obat-obatan yang sangat
emetogenik seperti cisplatin; bila digunakan untuk tujuan ini, mereka dapat diberikan
sendiri atau, lebih sering, dengan glukokortikoid, biasanya deksametason. Obat biasanya
diberikan secara intravena, sesaat sebelum pemberian agen kemoterapi,[2] meskipun
beberapa ahli berpendapat bahwa pemberian oral mungkin lebih disukai.[3] Pemberian
bersamaan dengan antagonis reseptor NK1, seperti aprepitant, secara signifikan
meningkatkan kemanjuran 5-HT3 antagonis dalam mencegah CINV baik yang akut
maupun yang tertunda.
Contoh obat:
1. Ondansetron dapat diberikan secara IV 30 menit sebelum kemoterapi. Harus
digunakandosis efektif terkecil, 8 – 32 mg. terapi oral disarankan 8 – 24 mg, 30 menit
sebelumkemoterapi.
2. Pada dewasa dan anak di atas 2 tahun, granisetron dapat diberikan secara infus IV
10mcg/kgBB selama 5 menit, 30 menit sebelum diberikan kemoterapi, hanya pada
pemberian kemoterapi. Pada dewasa dapat diberikan granisetron 1 – 2 mg per oral.
3. Dolasetron mesilat dapat diberikan dalam dosis tunggal 1,8 mg/kg pada orang
dewasa atau dalamdosis tetap 100 mg IV dalam 30 detik atau infus (diencerkan) 15
menit. Untuk anak umur 2 – 16 tahun dolasentron dapat diberikan dengan dosis sama.
4. Pilihan lain unutk mencegah mual-muntah sebelum kemoterapi adalah palonestron
025 mgIV selama 30 detik, 30 menit sebelum kemoterapi.
5. Hiosin Hidrobromida (Skopolamin Hidrobromida)
6. Ramosetron Hidroklorida
7. Tropisetron
b. Golongan Antagonis Dopamin
Golongan obat ini di otak dan digunakan untuk mengobati rasa mual dan muntah
karena penyakit kanker, sakit akibat radiasi, obat golongan opiat, obat sitotoksik dan
anstesi umum. Selain dopamin, ada juga obat yang disebut Metoclopramide yang juga
bekerja pada salura pencernaan sebagai prokinetik namun kurang berguna pada rasa ingin
muntah karena sitotoksik dan anastesi umum.
c. Antihistamin (antagonis reseptor histamin H1),
2. efektif pada berbagai kondisi, termasuk mabuk kendaraan dan mabuk pagi berat pada
masa kehamilan. Antihistamin mencegah mual dan muntah dengan cara menghambat
histamin dalam tubuh. Namun untuk pasien kemoterapi efeknya kurang kuat. Dari kelas
benzamida misalnya metoklopramida, adalah antiemesis yang bekerja dengan
menghambat dopamin.
Pasien yang menerima terapi regimen tingkat 2, dapat menggunakan deksametason 8 –
20 mg, Iv atau oral sebagai pencegah mual-muntah. Proklorperazin 10 mg, IV atau oral
juga dapat digunakan pada orang dewasa sebagai pilihan.
Aprepitan, reseptor antagonis senyawa P/NK1, dikombinasi dengan SSRI dan
kortikosteroid, per oral (125 mg hari 1 dan 80 mg hari ke 2 dan ke 3) menunjukkan
efektivitas akut pada pengendalian mual muntal akibat regimen dasar sisplatin dosis
tinggi.
Deksametason, metoklopramid atau SSRI direkomendasikan untuk emesis post
kemoterapi yang muncul terlambat
Benzodiazepin terutama lorazepam, terapi alternatif yang terbaik untuk mengantisi
pasien mual muntah karena kemoterapi. Dosis regimen,satu dosis satu malam sebelum
kemoterapi dandosis ganda pada setiap terapi kemoterapi.
Aprepitan merupakan antagonis reseptor neurokinin 1, obat ini digunakan untuk
pencegahan mual dan muntah akut maupun yang tertunda akibat kemoterapi sitotoksik
yang mengandung sisplatin; obat ini diberikan bersama dengan deksametason dan
antagonis 5HT3.
Nabilon adalah kanabinoid sintetik yang memiliki efek antiemetik. Obat ini dapat
digunakan untuk mual dan muntah yang disebabkan kemoterapi sitotoksik, yang tidak
responsif dengan antiemetik konvensional. Efek samping meliputi rasa kantuk dan pusing
yang sering muncul pada dosis lazim
2. OBAT KANGKER ANTI MUNTAH BOLEH DAN TIDAK BOLEH
UNTUK IBU HAMIL
No Nama Obat Kategori
1. Ondansetron B
2. Granisetron B
3. Dolasetron mesilat B
4. Palonestron (granistron) B
5. Tropisetron B
6. Metoclopramide B
7. Aprepitan B
3. 8. Nabilon C
9. Hiosin Hidrobromida (Skopolamin Hidrobromida) C
10. Ramosetron Hidroklorida C
11. Dopamin C
12. Deksametason C
13. Proklorperazin C
14. Lorazepam D
Tingkat keaman penggunaan obat pada kehamilan dan ibu menyusui menurut US Food and
Drugs Administration (FDA).
1. Obat Kategori A: adalah golongan obat yang pada studi (terkontrol) pada kehamilan
tidak menunjukkan resiko bagi janin pada trimester 1 dan trimester berikutnya. Obat
dalam kategori ini amat kecil kemungkinannya bagi keselamatan janin.
2. Obat Kategori B: adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi
binatang percobaan tidak menunjukkan resiko bagi janin. Belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil yang menunjukkan adanya efek samping, kecuali adanya penurunan
fertilitas pada kehamilan trimester pertama, sedangkan pada trimester berikutnya tidak
didapatkan bukti adanya resiko.
3. Obat Kategori C: adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi
binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping bagi janin. Sedangkan pada
wanita hamil belum ada study terkontrol. Obat golongan ini hanya dapat dipergunakan
jika manfaatnya lebih besar ketimbang resiko yang mungkin terjadi pada janin.
4. Obat Kategoti D: adalah golongan obat yang menunjukkan adanya resiko bagi janin.
Pada keadaan khusus obat ini digunakan jika manfaatnya kemungkinan lebih besar
dibanding resikonya. Penggunaan obat golongan ini terutama untuk mengatasi keadaan
yang mengancam jiwa atau jika tidak ada obat lain yang lebih aman.
5. Obat Kategori X: adalah golongan obat yang pada studi terhadap binatang percobaan
maupun pada manusia menunjukkan bukti adanya resiko bagi janin. Obat golongan ini
tidak boleh dipergunakan (kontra indikasi) untuk wanita hamil, atau kemungkinan dalam
keadaan hamil.
Lebih gampangnya dapat diartikan sebagaimana berikut :
A= Tidak berisiko
B= Tidak berisiko pada beberapa penelitian
C= Mungkin berisiko
D= Ada bukti positif dari risiko
X= Kontraindikasi