Teks tersebut membahas tentang fenomena aliran air tawar dan air asin di laut yang tidak bercampur, mengutip ayat Al-Quran dan penjelasan Cousteau atas fenomena tersebut. Teks juga menyinggung tentang pentingnya bersyukur atas nikmat Allah.
1. Nikmat Mana yang Pantas Didustakan?
Cousteau menjumpai banyak keanehan di dalam samudra yang hanya bisa ditemui dengan berbagai
peralatan ekspedisinya yang canggih. Salah satu keajaibannya adalah bertemunya aliran air tawar dan
air asin di laut tanpa bercampur satu sama lain.
Kita ingat, dalam kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir, kediaman sang nabi yang berpengetahuan luas
itu adalah tempat bertemunya aliran air asin dan tawar. Ada yang menyebutnya muara sungai, tapi
penafsir lain mengatakan memang ada tempat seperti itu – yaitu antara air asinnya dan air tawarnya
tidak bercampur (sementara di muara air asin dan air tawar bertemu hingga membentuk air berasa
payau). Namun ada penafsir lain yang menganggap ayat ini adalah kiasan. Saya tak hendak
memperselisihkan hal itu di sini.
Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu
Sebagai peneliti kelautan, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing .
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
(QS Ar-Rahman 19-23)
2. Mutiara berasal dari kerang yang hidup di laut, sementara marjan berasal dari karang-karangan yang
berwarna-warni di laut. Jadi indikasinya, yang disebut tempat pertemuan itu bukanlah muara sungai
tetapi memang laut yang mengalirkan sumber air tawar.
Ayat-ayat ini menjawab keraguan Cousteau bahwa memang di dasar samudra ada sumber air tawar
yang tidak bercampur dengan air asin. Batasnya jelas dan seperti tidak tertembus. Sudah pasti,
Muhammad yang hidup sebelum abad 10 Masehi tidak akan punya peralatan canggih, sehingga pasti
ayat-ayat itu bukan tulisan Muhammad.
Sebenarnya di beberapa tempat di Indonesia fenomena mirip ini pun ada, yaitu adanya sumber air
tawar di pantai – dan baru terlihat ketika air laut surut. Secara aneh, kantong-kantong air tawar ini
terisolasi dari air laut di sekelilingnya, dan air laut tersebut tidak bisa menembus batas keduanya.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Semua yang ada di bumi itu akan binasa.
Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadaNya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan
.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
NIKMAT ALLAH MANA YANG ENGKAU DUSTAKAN
Pernahkah kita menanyakan harga Oksigen (O2) di apotik? Jika belum tahu, ketahuilah harganya
sekitar Rp 25.000 per liter. Pernahkah kita menanyakan harga Nitrogen di apotik? Jika belum tahu,
harganya sekitar Rp. 9.950 per liter.
Tahukah kita? Bahwa dalam sehari manusia menghirup Oksigen (O2) sebanyak 2.880 liter dan
Nitrogen 11.376 liter. Jika harus dihargai dengan rupiah, maka Oksigen (O2) dan Nitrogen yang kita
hirup, akan mencapai Rp 170 jutaan per hari untuk satu orang. Jika kita hitung kebutuhan kita sehari
Rp 170 juta, maka sebulan Rp 5,1 milyar untuk satu orang.
Pernahkah malaikat menagih oksigen dan nitrogen yang kita hirup datang ke rumah setiap bulan?
Ketahuilah Presiden, Raja bahkan orang terkaya di dunia apalagi rakyat biasa yang hidupnya sudah
susah tidak akan sanggup melunasi biaya nafas hidupnya jika Allah Yang Maha Kuasa mau pakai
rumus dagang sama manusia!
Allah mengingatkan manusia hingga berulang sampai 31 kali dengan kalimat yang sama, dengan
jumlah huruf yang sama agar manusia mudah mengingatnya dan pandai bersyukur.
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman [55] )
٣٤﴾
3. “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya
manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim [14] : 34)
Sungguh tidak berat bagi Allah memelihara semua mahluk, semata karena kasih sayang-Nya.
Sekalipun semua air di lautan dijadikan tinta, niscaya tidak akan cukup untuk menuliskan nikmat
Allah bagi semesta alam. Kalau ada manusia berani mendustakan lautan nikmat dari Allah, sungguh
ia adalah orang yang tak berakal dan pantas beroleh laknat
Kurnia Allah Yang terbesar.
Sebagai seorang Muslim kita wajib bersyukur di atas pengurniaan Allah kepada kita kerana
dikurniakan kepada kita agama Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw kepada kita.
Allah sendiri telah mengakui Islam sebagai kurniaNya yang terbesar yang diberikan kepada hamba-
hambaNya, sebagaimana yang di firmakan di dalam Al Quran,
"Pada hari ini, telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu
nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu agama bagimu"
-( Al-Maidah 5:3)
Oleh itu semestinya kita bersyukur dan berterima kasih di atas pengurniaan tersebut dan menjadi
kewajipan kita pula unmtuk melaksanakan segla perintah yang diwajibkan untuk kita mematuhhinya
melallui RasulNyha Muhammad saw.
Seorang muslim ialah apabila ia menerima Islam sebagai agamanya. Muslim bukan harta yang
diterima secara keturunan begitu sahaja, tetapi suatu harta yang perlu diperolehi dan diamalkan secara
sedar atau usaha. Jika dilakukan dengan usaha untuk memperolehinya, maka kita akan
memperolehinya. Sebaliknya jika kita mengambil tidak peduli kepadanya, ia akan dicabut dari diri
kita, Na'uzu billah min zalik.
Bila kita seorang Muslim bererti kita mempunyai penuh keedaran dan kesengajaan menerima apa
ynag telah diajarkan oleh Rasulullah swa, dan bertindak sesuai dengan ajaran tersebut.
Adalah jelas difahamkan Islam adalah sebutan terhadap pengetahuan dan tindakan mempraktikkan
pengetahuan agama tersebut. Oleh itu adalah menjadi keawjipan seorang Muslim belajar ilmu fardhu
ain untuk mengamalkan islam supaya tidak sekadar islam sebahagian keturunan sahaja, tanpa bekalan
ilmu pengetahuan sebgaimaan yang dibawa oleh Rasulullah saw. Dengan itu pelajarilah agama
islamm itu dengan pengethauan ynag memungkinkan untuk memahami perkara yang dikatakan fardhu
ain bagai memahami asas ajaran islam mengikut al quran dan as sunnah Rasulullah saw.
Setiap muslim harus memahami benar aturan hidup yang benar dan meninggalkan perkara-perkara
yang batil. Ia harus juga memahami dengan baik cara hidup khusus yang telah dietatapkan oleh Allah
swt, bagi orang muslim. Dalam hal ini seorang muslim mestilah melapangkan masanya untuk
mempelajari agama islam seperti melalui sekolah bagi kanak-kanak, surau atau masjid dan daripada
guru agama bagi orana dewasa yang tidak berkesempatan belajar agama semasa kanak-kanak dulu.
4. MENGUBAH YANG BIASA MENJADI LUAR BIASA
Dikecewakan itu BIASA, tapi membalasnya dengan kasih sayang itulah yang LUAR BIASA...
Memaafkan kesalahan itu BIASA, tapi berbuat baik pada yang bersalah itulah yang LUAR BIASA...
Memberi itu BIASA, tapi memberikan sesuatu yang masih kita sayangi serta kita butuhkan itulah
yang LUAR BIASA...
Bersyukur itu BIASA, tapi bersyukur saat kita didera musibah itulah yang LUAR BIASA...
“Mari kita bentuk pribadi ini serta mengarahkannya pada sesuatu yang LUAR BIASA
BERSYUKURLAH ATAS HIDUP KITA
Seorang petani dan istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur
air hujan.
Lewatlah sebuah motor di depan mereka. Berkatalah petani ini pada istrinya: "Lihatlah Bu, betapa
bahagianya suami istri yang naik motor itu, meskipun mereka juga kehujanan, tapi mereka bisa cepat
sampai di rumah. Tidak seperti kita yang harus lelah berjal......an untuk sampai ke rumah."
Sementara itu, pengendara sepeda motor dan istrinya yang sedang berboncengan di bawah derasnya
air hujan, melihat sebuah mobil pick up lewat di depan mereka.
Pengendara motor itu berkata kepada istrinya: "Lihat bu, betapa bahagianya orang yang naik mobil
itu. Mereka tidak perlu kehujanan seperti kita."
Di dalam mobil pick up yang dikendarai sepasang suami istri, terjadi perbincangan, ketika sebuah
mobil sedan Mercy lewat di hadapan mereka: "Lihatlah bu, betapa bahagia orang yang naik mobil
bagus itu. Mobil itu pasti nyaman dikendarai, tidak seperti mobil kita yang sering mogok."
Pengendara mobil Mercy itu seorang pria kaya, dan ketika dia melihat sepasang suami istri yang
berjalan bergandengan tangan di bawah guyuran air hujan, pria kaya itu berkata dalam hatinya:
"Betapa bahagianya suami istri itu. Mereka dengan mesranya berjalan bergandengan tangan sambil
menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini. Sementara aku dan istriku tidak pernah punya waktu untuk
berdua karena kesibukan kami masing masing."
Kebahagiaan tak akan pernah kita miliki jika kita hanya melihat kebahagiaan milik orang lain, dan
selalu membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain.
Bersyukurlah kepada Tuhan atas hidup kita supaya kita tahu di mana kebahagiaan itu berada