KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
Sifilis Otak
1. 1/3
By raphael
Neurosifilis – Komplikasi Sifilis Menyebabkan Infeksi
Otak
klinikraphael.com/neurosifilis-komplikasi-sifilis-menyebabkan-infeksi-otak
Neurosifilis ialah infeksi pada sumsum tulang belakang atau otak karena koplikasi
penyakit sifilis yang tidak diobati selama bertahun-tahun. Oleh karena itu pada orang
yang terinfeksi penyakit sifilis jangan dianggap remeh, segera lakukan pengobatan supaya
tidak terjadi komplikasi. Sifilis sendiri merupakan penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema pallidum (T. pallidum).
Jika anda terinfeksi penyakit sifilis telah bertahun-tahun (10 sampai 20 tahun ) dan tidak
dilakukan pengobatan maka hal ini akan berakibat pada komplikasi penyakit neurosifilis.
Komplikasi ini dapat mengancam jiwa. Istilah sifilis ini mengacu pada infeksi yang
melibatkan sistem saraf pusat (SSP) yang kapan saja dapat terjadi setelah seseorang
terinfeksi bakteri Treponema pallidum. Untuk itu pada artikel kali ini kita akan coba
membahas tentang penyakit neurosifilis tujuannya supaya anda paham dan segera
melakukan pengobatan jika terinfeksi sifilis.
Mengutip dari website ncbi.nlm.nih.gov yang menerangkan bahwa bakteri treponema
pallidum dapat menyebar secara sistemik dalam beberapa menit setelah ia menginfeksi.
Selain itu ia juga menerangkan bahwa penyebaran infeksi bakterinya dapat juga melalui
transfusi darah dari orang yang sudah terifneksi.
Jenis penyakit neurosifilis
Neurosifilis ada dalam lima bentuk, yang selanjutnya dapat diklasifikasikan sebagai
neurosifilis awal dan akhir.
Neurosifilis Awal
Asimtomatik
Bentuk infeksi neurosifilis yang paling umum dan terjadi.
Orang yang terinfeksi biasanya tidak menyadari karena tidak ada gejala yang
dirasakannya.
Tetapi dapat ditemukan adanya kelainan CSF dengan bukti serologis sifilis.
Meningeal
Adanya peradangan difus pada meningen.
2. 2/3
Gejala dari penyakit neurosifilis meningeal seperti :
1. Sakit kepala,
2. Mual dan muntah
3. Leher kaku
4. Defisit saraf kranial
5. Kejang.
Meningovaskular
Peradangan pada meningen dan endarteritis yang menyebabkan infark jaringan
otak dan trombosis.
Menyebabkan sindrom vaskular serebral.
Mempengaruhi pembuluh darah sumsum tulang belakang yang mengakibatkan
meningomielitis, kehilangan sensorik dan atrofi otot.
Gejala dari penyakit neurosifilis meningovaskuler seperti :
1. Sakit kepala
2. Mual dan muntah
3. Vertigo
Neurosifilis Akhir (Parenkim)
Paresis Umum
Atrofi serebral karena meningoensefalitis kronis.
Mempunyai gejala awal dan gejala akhir.
Gejala awal termasuk
gangguan mood seperti lekas marah, perubahan kepribadian, perubahan
kebiasaan tidur, dan pelupa.
Gejala akhir
termasuk mood labil, gangguan memori dan penilaian, kebingungan, delusi,
dan kejang.
Penyakit kejiwaan termasuk depresi, delirium, mania, dan psikosis juga dapat
terjadi.
Kelainan pupil, disartria dan tremor.
Tabes dorsalis
Degenerasi kolom posterior (dorsal).
Orang yang terinfeksi dapat mengalami :
1. Disfungsi kandung kemih.
2. Masalah penglihatan.
3. Parestesia.
Kelumpuhan mata.
Penurunan refleks
Terganggunya vibrasi.
Diagnosis penyakit neurosifilis
3. 3/3
Empat tes tang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit neurosifilis yaitu :
Tes fisik, dokter akan melakukan pengecekkan refleks orot normal untuk
mengetahui perkembangan otot serta kehilangan jaringannya atau tidak.
Tes darah untuk stadium menengah.
Spinal tab dengan mengambil cairan tulang belakang dan otak untuk mengecek
neurosifilis stadium akhir.
Pemindaian CT Scan dan MRI, untuk melihat sumsum tulang belakang, otak dan
batangnya.
Pengobatan penyakit neurosifilis
Penyebab utama dari penyakit neurosifilis ialah karena infeksi bakteri karenanya
pengobatannya dengan menggunakan antibiotik. Dalam pemberian antibiotik ini
haruslah dengan resep dokter karena pada setiap orang berbeda dosisnya. Antibiotik
dimasukkan dalam tubuh melalui suntikan atau bisa juga dikonsumsi kurang lebih
selama 10 sampai 14 hari. Dokter harus melakukan pengecekkan darah dibulan ke 3 dan 6
yang akan dilakukan tes darah kembali pada setiap tahun sampai 3 tahun. Kadar cairan
bening yang berada pada bawah tulang tengkorak (serebrospinal) juga harus dicek setiap
6 bulan sekali.