Poliomielitis adalah penyakit virus yang menyerang sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Virusnya menginfeksi saluran cerna dan menyebar ke sistem saraf. Gejalanya bervariasi dari demam ringan hingga kelumpuhan permanen. Pencegahannya melalui vaksinasi anak-anak.
Macam macam jenis penyakit pada sistem pernapasan 2
Poliovirus
1. Poliomielitis
DEFINISI
adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang
disebabkan oleh virus.
Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang
dinamakan poliovirus (PV).
PORT D’ENTRE
masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi
saluran usus.
Virus ini dapat memasuki aliran darah dan
mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan
melemahnya otot dan kadang kelumpuhan
(paralisis).
2. ETIOLOGI
• Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri
atas tiga strain berbeda dan amat menular.
• Virus akan menyerang sistem saraf dan
kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan
jam.
• Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima
puluh persen kasus terjadi pada anak berusia
antara 3 hingga 5 tahun.
• Masa inkubasi polio dari gejala pertama
berkisar dari 3 hingga 35 hari.
3. Jenis Polio
1. Polio non-paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan
demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi
kram otot pada leher dan punggung, otot terasa
lembek jika disentuh.
2. Polio paralisis spinal
• Virus Polio menyerang saraf tulang belakang dan syaraf
motorik -- yang mengontrol gerakan fisik.
• strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan
permanen, Kelumpuhan paling sering ditemukan
terjadi pada kaki.
• Setelah virus polio menyerang usus, virus ini akan
diserap oleh pembulu darah kapiler pada dinding usus
dan diangkut seluruh tubuh. Pada periode inilah
muncul gejala seperti flu.
4. • Namun, pada penderita yang tidak memiliki
kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini
biasanya akan menyerang seluruh bagian
batang saraf tulang belakang dan batang otak.
Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf
pusat -- menyebar sepanjang serabut saraf.
Seiring dengan berkembang biaknya virus
dalam sistem saraf pusat, virus akan
menghancurkan syaraf motorik.
5. Polio bulbar
• Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan
alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak
mengandung syaraf motorik yang mengatur
pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke
berbagai syaraf yang mengontrol pergerakan bola
mata; saraf trigeminal dan saraf muka yang
berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan
otot muka;
saraf auditori yang mengatur pendengaran; saraf
glossofaringeal yang membantu proses menelan dan
berbagai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan
rasa;
saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-
paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan
leher.
6. • Syaraf motorik tidak memiliki kemampuan
regenerasi dan otot yang berhubungan
dengannya tidak akan bereaksi terhadap
perintah dari sistem saraf pusat.
Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai
menjadi lemas -- kondisi ini disebut acute
flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada
sistem saraf pusat dapat menyebabkan
kelumpuhan pada batang tubuh dan otot
pada toraks (dada) dan abdomen
(perut), disebut quadriplegia.
7. • Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat
menyebabkan kematian. Lima hingga sepuluh
persen penderita yang menderita polio bulbar
akan meninggal ketika otot pernapasan mereka
tidak dapat bekerja.
• Kematian biasanya terjadi setelah terjadi
kerusakan pada saraf kranial yang bertugas
mengirim 'perintah bernapas' ke paru-paru.
• Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan
pada fungsi penelanan; korban dapat 'tenggelam'
dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan
penyedotan atau diberi perlakuan trakeostomi
untuk menyedot cairan yang disekresikan
sebelum masuk ke dalam paru-paru.
8. • Infeksi yang jauh lebih parah pada otak dapat
menyebabkan koma dan kematian.
• Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-
75% tergantung usia penderita.
• Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup dari
polio jenis ini harus hidup dengan paru-paru besi
atau alat bantu pernapasan.
• Polio bulbar dan spinal sering menyerang
bersamaan dan merupakan sub kelas dari polio
paralisis.
• Polio paralisis tidak bersifat permanen. Penderita
yang sembuh dapat memiliki fungsi tubuh yang
mendekati normal.
9. PENCEGAHAN
• Vaksinasi pada saat balita akan sangat
membantu pencegahan polio di masa depan
karena polio menjadi lebih berbahaya jika
diderita oleh orang dewasa.
• Orang yang telah menderita polio bukan
tidak mungkin akan mengalami gejala
tambahan di masa depan seperti layu otot;
gejala ini disebut sindrom post-polio.