Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit filariasis yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.
2. Dokumen tersebut menjelaskan gejala, diagnosis, siklus penularan, dan pencegahan penyakit filariasis.
3. Tujuan penulisan dokumen tersebut adalah untuk mengetahui pengertian, penyebab, morfologi, gejala, diagnosa
Penyakit kaki gajah (filariasis) disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Gejalanya bervariasi mulai dari tidak bergejala hingga pembesaran anggota gerak seperti kaki, lengan, dan alat kelamin. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan mikrofilaria di darah dan pengobatan bertujuan membasmi parasit dengan obat antihelmintik.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit filariasis, termasuk pengertian, penyebab, gejala, diagnosa, dan siklus penularannya.
2. Penyakit filariasis disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Gejalanya dapat berupa pembengkakan anggota tubuh.
3. Diagnosanya dilakukan dengan pemeriksaan darah untuk mendeteksi ke
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit filariasis atau kaki gajah, yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini menginfeksi sekitar 120 juta orang di 80 negara tropis dan subtropis, dan dapat menyebabkan pembesaran permanen pada anggota tubuh seperti kaki, lengan, payudara, dan alat kelamin. Penyakit ini dapat dicegah dengan menghindari gigitan nyamuk,
Dokumen tersebut membahas tentang filariasis, penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing filaria. Dibahas tentang definisi, etiologi, epidemiologi, patogenesis, gejala klinis, jenis, vektor, pengobatan dan prognosis penyakit ini. Vektor penular penyakit ini adalah beberapa jenis nyamuk. Pengobatan yang umum digunakan adalah diethylcarbamazine.
Penyakit kaki gajah (filariasis) disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Gejalanya bervariasi mulai dari tidak bergejala hingga pembesaran anggota gerak seperti kaki, lengan, dan alat kelamin. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan mikrofilaria di darah dan pengobatan bertujuan membasmi parasit dengan obat antihelmintik.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penyakit filariasis, termasuk pengertian, penyebab, gejala, diagnosa, dan siklus penularannya.
2. Penyakit filariasis disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Gejalanya dapat berupa pembengkakan anggota tubuh.
3. Diagnosanya dilakukan dengan pemeriksaan darah untuk mendeteksi ke
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit filariasis atau kaki gajah, yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini menginfeksi sekitar 120 juta orang di 80 negara tropis dan subtropis, dan dapat menyebabkan pembesaran permanen pada anggota tubuh seperti kaki, lengan, payudara, dan alat kelamin. Penyakit ini dapat dicegah dengan menghindari gigitan nyamuk,
Dokumen tersebut membahas tentang filariasis, penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing filaria. Dibahas tentang definisi, etiologi, epidemiologi, patogenesis, gejala klinis, jenis, vektor, pengobatan dan prognosis penyakit ini. Vektor penular penyakit ini adalah beberapa jenis nyamuk. Pengobatan yang umum digunakan adalah diethylcarbamazine.
Filariasis atau penyakit kaki gajah disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang menyumbat saluran getah bening. Penyakit ini disebarkan melalui gigitan nyamuk yang membawa mikrofilaria cacing filaria. Gejalanya bervariasi mulai dari pembengkakan kelenjar getah bening hingga limfedema atau pembengkakan kaki yang permanen. Pencegahannya meliputi menghindari gigitan nyamuk, membersihkan lingkungan, dan melakukan 3M.
Dokumen tersebut membahas tentang parasit Loa-loa yang menyebabkan loaiasis. Hospes perantara parasit ini adalah lalat Chrysops, sedangkan hospes definitifnya adalah manusia. Mikrofilaria biasanya tidak menimbulkan gejala, namun kehadiran cacing dewasa dapat menyebabkan gangguan pada mata dan hidung bahkan ensefalitis jika masuk ke otak. Diagnosa didasarkan pada temuan mikrofilaria atau cacing dewasa d
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit filariasis atau kaki gajah di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Gejalanya bervariasi mulai dari tidak bergejala hingga pembesaran anggota tubuh seperti kaki, lengan, dan alat kelamin. Diagnosanya dilakukan dengan memeriksa darah untuk menemukan kehadiran mikrofilaria.
Dokumen tersebut menjelaskan riwayat alamiah penyakit filariasis yang terbagi menjadi 3 tahap yaitu tahap prepatogenesis dimana terjadi interaksi antara inang dan agen penyebab penyakit, tahap patogenesis dimana terjadi masuknya agen ke dalam inang dan munculnya gejala penyakit, serta tahap pascapatogenesis dimana penyakit dapat sembuh total, sembuh dengan cacat atau menyebabkan kematian.
Dokumen tersebut membahas tentang vektor penyakit cacing, khususnya filariasis limfatik yang disebabkan oleh nyamuk genus Anopheles, Culex, Aedes, Mansonia dan filariasis non-limfatik yang disebabkan oleh lalat genus Simulium dan Chrysops. Dokumen juga menjelaskan siklus hidup nyamuk dan lalat serta perilaku dan epidemiologi masing-masing vektor.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa jenis cacing parasit pada manusia seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Onchocerca volvulus, dan Loa loa. Dokumen juga menjelaskan morfologi, siklus hidup, penyebaran geografis, dan penyakit yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis cacing tersebut.
jgn qta mndiagnosa smua mnusia tu sma sprti ap yg qta pkirkan, krn tdk smua mnusia sprti tu. ad bbrpa yg dpat mnahan hawa nafsunya n ad jg yg tdk. jka qta msih brpikiran sperti tu, artix anda mngatakan bahwa nabi-nabi qta jg sma sprti tu. krn nabi n rasul adlh seorng mnusia jg. "Trima Kasih"
Penyakit filariasis atau kaki gajah disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini menginfeksi sekitar 120 juta orang di 80 negara tropis dan subtropis. Gejalanya berupa pembengkakan anggota tubuh seperti kaki, lengan, dan alat kelamin. Pengobatannya dilakukan secara masal dengan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) untuk membunuh parasitnya.
Dokumen tersebut merangkum tentang loiasis, penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing Loa loa. Loa loa adalah nematoda filarial yang hidup di lapisan subkutan manusia dan menyebabkan gejala seperti bengkak dan iritasi kulit. Penyakit ini menular melalui gigitan vektor lalat Chrysops. Diagnosis didasarkan pada temuan mikrofilaria di darah siang hari atau cacing dewasa di mata. Pengobatan yang direkomendasikan ad
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit filariasis atau penyakit kaki gajah, yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini menyebabkan pembesaran anggota tubuh seperti kaki, tangan, dan organ kelamin. Dokumen ini juga menjelaskan tentang pengertian, etiologi, gejala, diagnosa, siklus penularan, dan pencegahan penyakit filariasis.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Filariasis atau penyakit kaki gajah. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Filariasis menyebabkan pembengkakan berbagai bagian tubuh seperti kaki, lengan, dan alat kelamin. Pengobatan dilakukan dengan obat-obatan seperti DEC untuk membunuh cacing dewasa dan mikrofilaria. Pencegahan meliputi menghindari kontak den
1. Dokumen tersebut membahas tentang filariasis yang disebabkan oleh parasit Wuchereria bancrofti yang menginfeksi manusia. Parasit ini ditularkan melalui vektor nyamuk seperti Culex quinquefasciatus.
2. Gejala klinis dari filariasis bancrofti antara lain bengkak pada tungkai dan kaki serta demam yang naik turun. Pemeriksaan fisik pasien menunjukkan edema pada tungkai kiri.
3. Ber
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa jenis nematoda (cacing) yang menginfeksi manusia, yaitu: Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori, Onchocerca volvulus, dan Loa loa. Dokumen tersebut menjelaskan morfologi, siklus hidup, gejala, diagnosis, dan pengobatan dari masing-masing jenis nematoda tersebut.
Filariasis atau penyakit kaki gajah disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang menyumbat saluran getah bening. Penyakit ini disebarkan melalui gigitan nyamuk yang membawa mikrofilaria cacing filaria. Gejalanya bervariasi mulai dari pembengkakan kelenjar getah bening hingga limfedema atau pembengkakan kaki yang permanen. Pencegahannya meliputi menghindari gigitan nyamuk, membersihkan lingkungan, dan melakukan 3M.
Dokumen tersebut membahas tentang parasit Loa-loa yang menyebabkan loaiasis. Hospes perantara parasit ini adalah lalat Chrysops, sedangkan hospes definitifnya adalah manusia. Mikrofilaria biasanya tidak menimbulkan gejala, namun kehadiran cacing dewasa dapat menyebabkan gangguan pada mata dan hidung bahkan ensefalitis jika masuk ke otak. Diagnosa didasarkan pada temuan mikrofilaria atau cacing dewasa d
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit filariasis atau kaki gajah di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Gejalanya bervariasi mulai dari tidak bergejala hingga pembesaran anggota tubuh seperti kaki, lengan, dan alat kelamin. Diagnosanya dilakukan dengan memeriksa darah untuk menemukan kehadiran mikrofilaria.
Dokumen tersebut menjelaskan riwayat alamiah penyakit filariasis yang terbagi menjadi 3 tahap yaitu tahap prepatogenesis dimana terjadi interaksi antara inang dan agen penyebab penyakit, tahap patogenesis dimana terjadi masuknya agen ke dalam inang dan munculnya gejala penyakit, serta tahap pascapatogenesis dimana penyakit dapat sembuh total, sembuh dengan cacat atau menyebabkan kematian.
Dokumen tersebut membahas tentang vektor penyakit cacing, khususnya filariasis limfatik yang disebabkan oleh nyamuk genus Anopheles, Culex, Aedes, Mansonia dan filariasis non-limfatik yang disebabkan oleh lalat genus Simulium dan Chrysops. Dokumen juga menjelaskan siklus hidup nyamuk dan lalat serta perilaku dan epidemiologi masing-masing vektor.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa jenis cacing parasit pada manusia seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Onchocerca volvulus, dan Loa loa. Dokumen juga menjelaskan morfologi, siklus hidup, penyebaran geografis, dan penyakit yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis cacing tersebut.
jgn qta mndiagnosa smua mnusia tu sma sprti ap yg qta pkirkan, krn tdk smua mnusia sprti tu. ad bbrpa yg dpat mnahan hawa nafsunya n ad jg yg tdk. jka qta msih brpikiran sperti tu, artix anda mngatakan bahwa nabi-nabi qta jg sma sprti tu. krn nabi n rasul adlh seorng mnusia jg. "Trima Kasih"
Penyakit filariasis atau kaki gajah disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini menginfeksi sekitar 120 juta orang di 80 negara tropis dan subtropis. Gejalanya berupa pembengkakan anggota tubuh seperti kaki, lengan, dan alat kelamin. Pengobatannya dilakukan secara masal dengan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) untuk membunuh parasitnya.
Dokumen tersebut merangkum tentang loiasis, penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing Loa loa. Loa loa adalah nematoda filarial yang hidup di lapisan subkutan manusia dan menyebabkan gejala seperti bengkak dan iritasi kulit. Penyakit ini menular melalui gigitan vektor lalat Chrysops. Diagnosis didasarkan pada temuan mikrofilaria di darah siang hari atau cacing dewasa di mata. Pengobatan yang direkomendasikan ad
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit filariasis atau penyakit kaki gajah, yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini menyebabkan pembesaran anggota tubuh seperti kaki, tangan, dan organ kelamin. Dokumen ini juga menjelaskan tentang pengertian, etiologi, gejala, diagnosa, siklus penularan, dan pencegahan penyakit filariasis.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit Filariasis atau penyakit kaki gajah. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan melalui gigitan nyamuk. Filariasis menyebabkan pembengkakan berbagai bagian tubuh seperti kaki, lengan, dan alat kelamin. Pengobatan dilakukan dengan obat-obatan seperti DEC untuk membunuh cacing dewasa dan mikrofilaria. Pencegahan meliputi menghindari kontak den
1. Dokumen tersebut membahas tentang filariasis yang disebabkan oleh parasit Wuchereria bancrofti yang menginfeksi manusia. Parasit ini ditularkan melalui vektor nyamuk seperti Culex quinquefasciatus.
2. Gejala klinis dari filariasis bancrofti antara lain bengkak pada tungkai dan kaki serta demam yang naik turun. Pemeriksaan fisik pasien menunjukkan edema pada tungkai kiri.
3. Ber
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa jenis nematoda (cacing) yang menginfeksi manusia, yaitu: Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori, Onchocerca volvulus, dan Loa loa. Dokumen tersebut menjelaskan morfologi, siklus hidup, gejala, diagnosis, dan pengobatan dari masing-masing jenis nematoda tersebut.
Siklus hidup cacing Brugia adalah sama dengan cacing Wuchereria bancrofti, dengan perbedaan bahwa mikrofilaria Brugia masuk ke sirkulasi darah perifer dan bukan limfatik. Mikrofilaria masuk ke tubuh melalui gigitan nyamuk genus Mansonia, Culex, Aedes, dan Anopheles, lalu berkembang menjadi larva dan siap ditularkan. Gejala klinisnya sama dengan W. bancrofti tetapi jarang melibatkan daer
Kingdom Animalia - Nemathelmintes dan Annelida, Lengkap. Kelas X SMATeuku Ichsan
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang filum Nemathelminthes yang merupakan filum cacing benang, mencakup ciri tubuh, sistem organ, cara hidup, dan beberapa spesies cacing terkenal seperti Ascaris lumbricoides dan Wuchereria bancrofti.
Dokumen tersebut membahas tentang entomologi, ilmu yang mempelajari vektor, penyakit, dan siklus hidup serangga. Ia menjelaskan peran serangga sebagai vektor penularan penyakit protozoa, cacing, virus, bakteri, serta parasit dan toksin yang disebabkannya. Juga dibahas tentang morfologi nyamuk vektor malaria dan filariasis serta epidemiologi dan pengendalian penyakit-penyakit tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan pustaka mengenai malaria dan pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA). Pada bagian malaria dijelaskan pengertian, klasifikasi plasmodium yang menyebabkan malaria, morfologi parasit malaria, siklus hidupnya, dan manifestasi klinis malaria. Sedangkan pada bagian BTA dijelaskan dua jenis BTA yang menyebabkan penyakit pada manusia yaitu Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan TBC, dan
Makalah ini membahas tentang filariasis yang disebabkan oleh infeksi cacing nematoda filarioidea. Penyakit ini menyebabkan gejala klinis seperti elefantiasis akibat kerusakan sistem limfatik. Respon imun terhadap infeksi filariasis melibatkan respon seluler dan humoral untuk melawan mikrofilaria.
Mata kuliah ini membahas tentang parasitologi. Dokumen ini memberikan informasi tentang beberapa jenis nyamuk dan kutu yang dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti malaria, demam berdarah, dan filariasis. Jenis-jenis nyamuk yang dijelaskan meliputi Anopheles, Aedes, Culex, dan Mansonia, sedangkan jenis kutu yang diuraikan adalah kutu rambut. Diberikan pula informasi tentang ciri-ciri, siklus
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang studi pengetahuan ibu tentang manfaat KMS balita di wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna tahun 2016. Latar belakang penelitian ini adalah masih rendahnya pengetahuan ibu tentang pemanfaatan KMS balita di wilayah tersebut berdasarkan hasil survei awal tahun 2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang man
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Asfiksia merupakan salah satu penyebab utama kematian neonatal dini di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan penanganan awal pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Metode yang dig
Kelurahan Laiworu dan Kelurahan Wamponiki melaksanakan kegiatan bhabinkamtibmas pada bulan September 2015. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan menjaga ketertiban serta kenyamanan lingkungan. Masyarakat diajak bekerja sama dengan aparat keamanan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal di kedua kelurahan.
Bhabinkamtibmas di Kelurahan Laiworu melakukan beberapa kegiatan antara lain patroli rutin di lingkungan kelurahan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal, melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya kerjasama masyarakat dalam menjaga ketertiban dan ketenteraman, serta melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat yang rawan kejahatan.
Ekosistem padang lamun memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dari ekosistem mangrove dan terumbu karang. Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang mampu beradaptasi hidup di perairan laut dengan memiliki akar, daun, dan pembuluh. Lamun membentuk hamparan vegetasi yang luas dan memiliki peran penting dalam ekosistem perairan pesisir.
Cinderella is a story about a girl named Cinderella who is mistreated by her stepmother and stepsisters. She dreams of attending the prince's ball but is unable to go. With the help of a fairy godmother, Cinderella is able to go to the ball in a magical coach and dress. At midnight, she flees the ball, losing one of her glass slippers. The prince searches for the girl whose foot fits the slipper and finds Cinderella. They get married and live happily ever after.
Pemerintah Kabupaten Muna meminta Panitia Penerima Hasil Pekerjaan untuk melakukan serah terima akhir atas pekerjaan pembangunan drainase dan duiker lingkungan III Wamponiki yang dilaksanakan oleh CV. Sinar Linda pada tanggal 25 Agustus 2014.
Dokumen ini merangkum manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan antenatal pada Ny. I yang menderita preeklampsia berat di Desa Ghonsume, Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna dari 14 April hingga 28 April 2015. Laporan ini disusun oleh Sitti Nurjannah sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
Dokumen tersebut menjelaskan 99 nama-nama Allah SWT beserta artinya. Nama-nama tersebut mencakup makna-makna seperti Yang Maha Pemurah, Yang Maha Adil, Yang Maha Mengetahui, dan Yang Maha Esa. Nama-nama tersebut merupakan ungkapan dari sifat-sifat dan keagungan Allah SWT.
Global warming will have significant impacts on forests, reefs, deserts, and storms according to the article. The Amazon forest could lose 30-60% of its area and become dry grasslands by 2050 due to warming and deforestation. The Great Barrier Reef may completely disappear within 20 years as rising sea levels from climate change drown the coral. Climate models predict that the Sahara desert could transform back into a lush grassland like it was 12,000 years ago if rainfall increases. While it's unclear if global warming caused any single storm, models indicate that hurricanes will likely become stronger and more destructive due to rising ocean temperatures caused by climate change.
Acara radio membahas penyakit HIV/AIDS, penyebabnya (virus HIV), dan cara penularannya (darah, cairan kelamin, jarum suntik). Narasumber memberikan saran untuk mencegahnya seperti menjauhi seks bebas dan narkoba, serta meningkatkan iman.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan wilayah yang mempunyai iklim tropis. Di daerah iklim
tropis, kemungkinan terjadinya penyakit filariasis atau kaki gajah lebih besar
daripada didaerah yang beriklim sedang maupun dingin. Filariasis merupakan
jenis penyakit reemerging desease, yaitu penyakit yang dulunya sempat ada,
kemudian tidak ada dan sekarang muncul kembali. Filariasis (penyakit kaki gajah)
atau juga dikenal dengan elephantiasi yaitu penyakit menular dan menahun yang
disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan berbagai
spesies nyamuk. Di Indonesia, vektor penular filariasis hingga saat ini telah
diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes
dan Armigeres. Filariasis dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran
kaki, tangan, dan organ kelamin.
Filariasis merupakan kelompok penyakit pada manusia maupun hewan yang
disebabkan oleh infeksi parasit Nematoda, ordo filaridae yang biasa disebut
filariae. Penyakit ini baru menimbulkan gejala setelah terpapar selama beberapa
tahun, oleh sebab itu pada anak-anak jarang mengalami filariasis klinis yang
bermakna.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit filariasis
2. Untuk mengetahui penyebab penyakit filariasis
3. Untuk mengetahui morfologi penyakit filariasis
4. Untuk mengetahui gejala dari penyakit filariasis
5. Untuk mengetahui diagnosa penyakit filariasis
6. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan penyakit filariasis
2. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit Filariasis
Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di wilayah
tropika seluruh dunia. Penyebabnya adalah edema, infeksi oleh sekelompok
cacing nematoda parasit yang tergabung dalam superfamilia Filarioidea. Filariasis
biasanya dikelompokkan menjadi tiga macam, berdasarkan bagian tubuh atau
jaringan yang menjadi tempat bersarangnya: filariasis limfatik, filariasis subkutan
(bawah jaringan kulit), dan filariasis rongga serosa (serous cavity). Filariasis
limfatik disebabkan Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori[1].
bagian kelamin, tetapi W. bancrofti dapat menyerang tungkai dada, serta alat
kelamin. Filariasis subkutan disebabkan oleh Loa loa (cacing mata Afrika),
Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, dan Dracunculus medinensis
Gejala elefantiasis (penebalan kulit dan jaringan-jaringan di bawahnya)
sebenarnya hanya disebabkan oleh filariasis limfatik ini. B. timori diketahui
jarang menyerang (cacing guinea). Mereka menghuni lapisan lemak yang ada di
bawah lapisan kulit. Jenis filariasis yang terakhir disebabkan oleh Mansonella
perstans dan Mansonella ozzardi, yang menghuni rongga perut. Semua parasit ini
disebarkan melalui nyamuk atau lalat pengisap darah, atau, untuk Dracunculus,
oleh kopepoda (Crustacea).
3. B. Etiologi Filarasis
Filariasis limfatik disebabkan Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia
timori[1]. bagian kelamin, tetapi W. bancrofti dapat menyerang tungkai dada, serta
alat kelamin. Filariasis subkutan disebabkan oleh Loa loa (cacing mata Afrika),
Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, dan Dracunculus medinensis
Gejala elefantiasis (penebalan kulit dan jaringan-jaringan di bawahnya)
sebenarnya hanya disebabkan oleh filariasis limfatik ini. B. timori diketahui
jarang menyerang (cacing guinea). Mereka menghuni lapisan lemak yang ada di
bawah lapisan kulit. Jenis filariasis yang terakhir disebabkan oleh Mansonella
perstans dan Mansonella ozzardi, yang menghuni rongga perut. Semua parasit ini
disebarkan melalui nyamuk atau lalat pengisap darah, atau, untuk Dracunculus,
oleh kopepoda (Crustacea).
4. C. Morfologi Penyakit Filariasis
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan letak bagian luar tubuh suatu
organisme hidup. Berikut ini adalah morfologi penyakit filariasis.
Larva stadium 1 panjangnya kurang lebih 147 mikron, bentuknya seperti
sosis, ekornya panjang dan lancip.
Larva stadium 2 panjangnya kurang lebih 450 mikron, bentuknya lebih
gemuk dan lebih panjang daripada bentuk stadium 1, ekornya pendek
seperti kerucut.
Larva stadium 3 panjangnya kurang lebih 1200 mikron, bentuknya
langsing, pada ekornya terdapat 3 buah papil.
Mikrofilaria panjangnya kurang lebih 250 mikron, besarung pucat
(pewarnaan hematoxilin), lekuk badan halus, panjang ruang kepala sama
dengan lebarnya, inti halus dan teratur, tidak ada inti tambahan.
Cacing dewasa (mikrofilaria) halus seperti benang, warna putih
kekuningan.
Cacing jantan panjangnya kurang lebih 40 mm ekornya melingkar,
mempunyai 2 spikula.
Cacing betina panjangnya 65 - 100 mm, ekor lurus berujung tumpul.
D. patologis penyakit filariasis
Filariasis adalah penyakit menular ( Penyakit Kaki Gajah ) yang
disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis
5. nyamuk. bermula dari inflamasi saluran limfe akibat dilalui cacing filaria
dewasa (makrofilaria). Cacing dewasa yang tak tahu diri ini melalui
saluran limfe aferen atau sinus-sinus limfe sehingga menyebabkan dilatasi
limfe pada tempat-tempat yang dilaluinya. Dilatasi ini mengakibatkan
banyaknya cairan plasma yang terisi dari pembuluh darah yang
menyebabkan penebalan pembuluh darah di sekitarnya.
Akibat kerusakan pembuluh, akan terjadi infiltrasi sel-sel plasma,
esosinofil, serta makrofag di dalam dan sekitar pembuluh darah yang
terinfeksi. Nah, infiltrasi inilah yang menyebabkan terjadi proliferasi
jaringan ikat dan menyebabkan pembuluh limfe di sekelilingnya menjadi
berkelok-kelok serta menyebabkan rusaknya katup-katup di sepanjang
pembuluh limfe tersebut. Akibatnya, limfedema dan perubahan statis-
kronis dengan edema pada kulit di atas pembuluh tersebut menjadi tak
terhindarkan lagi.
Jadi, jelaslah bahwa biang keladi edema pada filariasis ialah cacing
dewasa (Makrofilaria) yang merusak pembuluh limfe serta mekanisme
inflamasi dari tubuh penderita yang mengakibatkan proliferasi jaringan
ikat di sekitar pembuluh. Respon inflamasi ini juga diduga sebagai
penyebab granuloma dan proliferatif yang mengakibatkan obstruksi limfe
secara total. Ketika cacing masih hidup, pembuluh limfe akan tetap paten,
namun ketika cacing sudah mati akan terjadi reaksi yang memicu
timbulnya granuloma dan fibrosis sekitar limfe. Kemudian akan terjadi
obstruksi limfe total karena karakteristik pembuluh limfe bukanlah
membentuk kolateral (seperti pembuluh darah), namun akan terjadi
malfungsi drainase limfe di daerah tersebut.
6. E. Gejala Filariais Akut dapat berupa
Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat
dan muncul lagi setelah bekerja berat
Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan
paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang
menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde
lymphangitis)
Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah
bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak
kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)
F. Karakteristik dari Penderita Penyakit Filariasis
1. Umur dan jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, dari 103 penderita filariasis kronis yang ditemukan, 58
(56,1%) wanita dan 45 (43,9%) laki-laki. Umur penderita bervariasi antara 18
tahun sampai 61 tahun. Apabila umur penderita dikelompokkan dengan interval
10 tahun, penderita terbanyak berumur 48-58 tahun (40,77%).
2. Bagian tubuh yang mengalami pembengkakan
Sebagian besar pembengkakan terjadi pada kaki, yaitu pada kaki kanan (46,6%),
kaki kiri (39,8%), pada kedua kaki (7,77%) selebihnya berupa hidrokel.
3. Keadaan sosial ekonomi
Sebagian penderita merupakan masyarakat yang kemampuan ekonominya rendah
(88,35%). Mereka tinggal di rumah yang sangat sederhana yang keadaan
7. sanitasinya tidak memenuhi syarat kesehatan. Selain itu akses sebagian besar
penderita (72,7%) ke sarana pelayanan kesehatan relatif rendah karena mereka
tinggal di desa yang jauh (lebih dari 10 km) dari ibukota kecamatan.
4. Perkiraan tempat tertular
Diperkirakan sebagian besar penderita tertular di wilayah tempat
tinggalnya, karena 83,2% penderita menyatakan tidak pernah bermukim di daerah
lain yang endemis filariasis, terutama daerah di luar Jawa. Di samping itu,
berdasarkan hasil survei darah jari yang dilakukan di empat Kabupaten/kota, dua
kabupaten/kota terbukti endemis filariasis (Mf Rate 71%), yaitu Kabupaten
Pekalongan dan Kota Pekalongan.
G. Diagnosa penyakit filariasis
Penyakit kaki gajah ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan mikroskopis
darah, Sampai saat ini hal tersebut masih dirasakan sulit dilakukan karena
microfilaria hanya muncul dan menampilkan diri dalam darah pada waktu malam
hari selama beberapa jam saja (nocturnal periodicity).
Selain itu, berbagai methode pemeriksaan juga dilakukan untuk mendiagnosa
penyakit kaki gajah. Diantaranya ialah dengan system yang dikenal sebagai
Penjaringan membran, Metode konsentrasi Knott dan Teknik pengendapan.
Metode pemeriksaan yang lebih mendekati kearah diagnosa dan diakui oleh pihak
WHO adalah dengan jalan pemeriksaan sistem “Tes kartu”, Hal ini sangatlah
sederhana dan peka untuk mendeteksi penyebaran parasit (larva). Yaitu dengan
cara mengambil sample darah sistem tusukan jari droplets diwaktu kapanpun,
tidak harus malam hari.
8. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis antara lain
sebagai berikut:
1. Diagnosis Immunologi dengan ELISA dan Immunochromatographic Test
( ICT ). Kedua teknik ini pada dasarnya menggunakan antibodi
monoklonal yang spesifik untuk mendeteksi anti gen filarial dalam
sirkulasi. Hasil tes yang positif menunjukan adanya infeksi aktif walaupun
mikrofilaria tidak ditemukan dalam darah dan juga digunakan untuk
monitor keefektifan terapi. Pada stadium opstruktif mikrofilaria sering
tidak dijumpai dalam darah, tetapi ada didalam cairan hidrokel atau cairan
chyluria.
2. Pemeriksaan urin dan mikroskopis: jika diduga filariasis limfatik,
pemeriksaan urin secara makroskopis untuk chyluria kemudian dipusatkan
untuk mikrofilaria.
3. CBC (Complete Blood Count): eosinofilia terjadi pada semua bentuk
infeksi filariasis yang jelas.
4. Penilaian serum imunoglobulin: peningkatan serum Ige dan IgG4 dapat
terlihat pada filariasis aktif.
H. Siklus Penularan Filariasis
1. Tahap perkembangan dalam tubuh nyamuk ( vektor ).:
Saat nyamuk (vektor) menghisap darah penderita (mikrofilaremia)
beberapa mikrofilaria ikut terhisap bersama darah dan masuk dalam
lambung nyamuk.
Setelah berada dalam lambung nyamuk, mikrofilaria melepas selubung,
kemudian menerobos dinding lambung menuju ke rongga badan dan
selanjutnya ke jaringan otot thoraks.
9. Dalam jaringan otot thoraks, larva stadium I (LI) berkembang menjadi
bentuk larva stadium II (L2) dan selanjutnya berkembang menjadi stadium
III (L3) yang efektif.
Waktu perkembangan dari L1 menjadi L3 disebut masa inkubasi ektrinsik,
untuk spesies Wuchereria bancrofti antara 10-14 hr, Brugia malayi dan
Brugia timori 7-10 hr. 5. St. LIII bergerak ke proboscis ( alat tusuk)
nyamuk dan akan dipindahkan ke manusia pada saat nyamuk menggit.
Mikrofilaria didalam tubuh nyamuk hanya mengalami perubahan bentuk
dan tidak berkembang biak (cyclicodevelopmental) sehingga diperlukan
gigitan berulang kali utk terjadinya infeksi.
2. Tahap perkembangan dalam tubuh manusia dan hewan perantara ( hospes
reservoir ) :
Didalam tubuh manusia St. L3 akan menuju sistem limfe dan selanjutnya
tumbuh menjadi cacing dewasa jantan atau betina.
Melalui kopulasi, cacing betina menghasilkan mikrofilaria yg beredar
dalam darah. Secara periodik seekor cacing betina akan mengeluarkan
sekitar 50.000 larva setiap hari.
Perkembangan L3 menjadi cacing dewasa dan menghasilkan mikrofilaria
W.bancrofti selama 9 bln dan B.malayi, B.timori selama 3 bulan di tubuh
manusia.
Perkembangan seperti ini terjadi juga dalam tubuh hewan reservoar (
lutung dan kucing).
I. Upaya Pencegahan, Pengobatan, dan Rehabilitasi Filariasis
1. Upaya Pencegahan Filariasis
Pencegahan filariasis dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk
(mengurangi kontak dengan vektor) misalnya menggunakan kelambu sewaktu
10. tidur, menutup ventilasi dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk,
mengoleskan kulit dengan obat anti nyamuk, menggunakan pakaian panjang yang
menutupi kulit, tidak memakai pakaian berwarna gelap karena dapat menarik
nyamuk, dan memberikan obat anti-filariasis (DEC dan Albendazol) secara
berkala pada kelompok beresiko tinggi terutama di daerah endemis. Dari semua
cara diatas, pencegahan yang paling efektif tentu saja dengan memberantas
nyamuk itu sendiri dengan cara 3M.
2. Upaya Pengobatan Filariasis
Pengobatan filariasis harus dilakukan secara masal dan pada daerah endemis
dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC). DEC dapat
membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa pada pengobatan jangka
panjang. Hingga saat ini, DEC adalah satu-satunya obat yang efektif, aman, dan
relatif murah. Untuk filariasis akibatWuchereria bankrofti, dosis yang dianjurkan
6 mg/kg berat badan/hari selama 12 hari. Sedangkan untuk filariasis
akibatBrugia malayi dan Brugia timori, dosis yang dianjurkan 5 mg/kg berat
badan/hari selama 10 hari. Efek samping dari DEC ini adalah demam, menggigil,
sakit kepala, mual hingga muntah. Pada pengobatan filariasis yang disebabkan
oleh Brugiamalayi dan Brugia timori, efek samping yang ditimbulkan lebih berat.
Sehingga, untuk pengobatannya dianjurkan dalam dosis rendah, tetapi pengobatan
dilakukan dalam waktu yang lebih lama. Pengobatan kombinasi dapat juga
dilakukan dengan dosis tunggal DEC dan Albendazol 400mg, diberikan setiap
tahun selama 5 tahun. Pengobatan kombinasi meningkatkan efek filarisida DEC.
Obat lain yang juga dipakai adalah ivermektin. Ivermektin adalah antibiotik
semisintetik dari golongan makrolid yang mempunyai aktivitas luas terhadap
nematoda dan ektoparasit. Obat ini hanya membunuh mikrofilaria. Efek samping
yang ditimbulkan lebih ringan dibanding DEC. Terapi suportif berupa pemijatan
11. juga dapat dilakukan di samping pemberian DEC dan antibiotika, khususnya pada
kasus yang kronis. Pada kasus-kasus tertentu dapat juga dilakukan pembedahan.
3. Upaya Rehabilitasi Filariasis
Penderita filariasis yang telah menjalani pengobatan dapat sembuh total. Namun,
kondisi mereka tidak bisa pulih seperti sebelumnya. Artinya, beberapa bagian
tubuh yang membesar tidak bisa kembali normal seperti sedia kala. Rehabilitasi
tubuh yang membesar tersebut dapat dilakukan dengan jalan operasi.
12. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filariasis (penyakit kaki gajah) atau juga dikenal dengan elephantiasis adalah
penyakit menular dan menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang
ditularkan melalui gigitan berbagai spesies nyamuk. Di Indonesia, vektor penular
filariasis hingga saat ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari genus
Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes dan Armigeres. Filariasis dapat
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, tangan, dan organ kelamin.
B. Saran
Diharapkan pemerintah dan masyarakat lebih serius menangani kasus filariasis
karena penyakit ini dapat membuat penderitanya mengalami cacat fisik sehingga
akan menjadi beban keluarga, masyarakat dan Negara. Dengan penanganan kasus
filariasis ini pula, diharapkan Indonesia mampu mewujudkan program Indonesia
Sehat Tahun 2010.
14. KATA PENGANTAR
“Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan – Nya sehingga makalah
yang berjudul “FILARIASIS “ ini dapat terselesaikan sebagaimana yang
diharapkan. Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan
pengikutnya hingga hari kiamat.
Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan
suatu asuhan keperawatan sehingga nanti dilapangan dalam hal mempraktekan
segala tindakan yang berhubungan dengna penyakit ini dapat melakukannya
dengan baik. Oleh karena itu, penyusun merasa perlu penyajian makalah yang
dapat mendukung salah satu indikator pembelajaran Etika Keperawatan itu
sendiri.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa
makalah ini masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini. Namun terlepas dari
kekurangan yang ada, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
penggunanya “Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA”.
Raha,
PENYUSUN
15. DAFTAR ISI
SAMPUL
HALAMAN
KATAPENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A.LatarBelakang
B.Tujuan
C.RumusanMasalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit Filariasis
B. Etiologi Filarasis
C. Morfologi Penyakit Filariasis
D. patologis penyakit filariasis
E. Gejala Filariais Akut dapat berupa
F. Karakteristik dari Penderita Penyakit Filariasis
G. Diagnosa penyakit filariasis
H. Siklus Penularan Filariasis
I. Upaya Pencegahan, Pengobatan, dan Rehabilitasi Filariasis
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA