Musa adalah salah satu nabi besar yang membawa kaum Bani Israil keluar dari Mesir dan membebaskan mereka dari penindasan Firaun. Nilai-nilai kepemimpinan Musa meliputi prinsip gembala dalam memimpin umat, inti ajarannya yang terkandung dalam Sepuluh Perintah Tuhan, serta kemampuannya dalam menghadapi cobaan selama memimpin umat.
Apa bedanya "lahir baru" dan "hidup baru"? Ini kerap menjadi pertanyaan di kalangan orang-orang percaya. Kabar gembira! Sahabat MLC diundang untuk bergabung dalam perbincangan tentang Doktrin Keselamatan yang diadakan oleh GKA abdi Sabda.
Bagaimana agar pertumbuhan rohani kita tidak "jalan di tempat"? Mari belajar bersama melalui materi ini agar kita semakin mengetahui arti pertumbuhan rohani yang dewasa dalam Tuhan.
Apa bedanya "lahir baru" dan "hidup baru"? Ini kerap menjadi pertanyaan di kalangan orang-orang percaya. Kabar gembira! Sahabat MLC diundang untuk bergabung dalam perbincangan tentang Doktrin Keselamatan yang diadakan oleh GKA abdi Sabda.
Bagaimana agar pertumbuhan rohani kita tidak "jalan di tempat"? Mari belajar bersama melalui materi ini agar kita semakin mengetahui arti pertumbuhan rohani yang dewasa dalam Tuhan.
Transformasi Hidup 3 - Proses TransformasiJohan Setiawan
James Bryan Smith:
Transformasi menuju keserupaan dengan Kristus melibatkan 4 unsur dasar:
mengalami pembaharuan pola pikir dan cara pandang,
Melakukan penerapan dan kebiasaan baru,
dalam perenungan dan percakapan dengan orang lain yang sedang berada di perjalanan yang sama,
semuanya di bawah pimpinan Roh Kudus.
2 KORINTUS 12:1-10
1 Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. 2 Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau – entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya – orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. 3 Aku juga tahu tentang orang itu, – entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya – 4 ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. 5 Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. 6 Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku. 7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
Siapapun yang bekerja dan melayani, keinginan terbesarnya ialah supaya yang dikerjakan berhasil, beruntung atau singkatnya diberkati Tuhan. Bagaimana supaya pekerjaan dan pelayanan kita bisa diberkati oleh Tuhan? Simaklah pemaparannya dalam presentasi powerpoint ini.
Melalui Spiritual Check-Up, Donald Whitney meminta kita untuk memeriksa hati kita untuk mengetahui seberapa sehat jiwa kita. Daftar evaluasi yang diberikannya tidak hanya menolong kita dalam memeriksa kesehatan rohani, tetapi dengan cara yang mendalam juga memberikan nutrisi ilahi bagi jiwa kita.
Bagi orang-orang percaya yang merindukan kebangunan rohani pribadi, inilah pertanyaan-pertanyaan yang harus selalu kita tanyakan. Sungguh merupakan alat yang tepat untuk menyiapkan hati jemaat bagi Perjamuan Kudus, atau pertemuan-pertemuan raya!
Siapakah Allah? Bagaimana natur Allah yang sesungguhnya? Mungkinkah kita, manusia yang berdosa, bisa mengetahui tentang Allah? Bagaimana membedakan Allah orang Kristen dengan allah-allah lain? SABDA Ministry Learning Center (MLC) membuka kesempatan untuk kita belajar bersama mengenai Doktrin Allah Dasar (DAD).
#doktrinallah, #mengenalallah, #predistinasi, #tritunggal, #IT4GOD, #ministrylearningcenter, #ylsa, #SABDAEvent
Transformasi Hidup 3 - Proses TransformasiJohan Setiawan
James Bryan Smith:
Transformasi menuju keserupaan dengan Kristus melibatkan 4 unsur dasar:
mengalami pembaharuan pola pikir dan cara pandang,
Melakukan penerapan dan kebiasaan baru,
dalam perenungan dan percakapan dengan orang lain yang sedang berada di perjalanan yang sama,
semuanya di bawah pimpinan Roh Kudus.
2 KORINTUS 12:1-10
1 Aku harus bermegah, sekalipun memang hal itu tidak ada faedahnya, namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan-penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. 2 Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau – entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya – orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. 3 Aku juga tahu tentang orang itu, – entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya – 4 ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. 5 Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. 6 Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku. 7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
Siapapun yang bekerja dan melayani, keinginan terbesarnya ialah supaya yang dikerjakan berhasil, beruntung atau singkatnya diberkati Tuhan. Bagaimana supaya pekerjaan dan pelayanan kita bisa diberkati oleh Tuhan? Simaklah pemaparannya dalam presentasi powerpoint ini.
Melalui Spiritual Check-Up, Donald Whitney meminta kita untuk memeriksa hati kita untuk mengetahui seberapa sehat jiwa kita. Daftar evaluasi yang diberikannya tidak hanya menolong kita dalam memeriksa kesehatan rohani, tetapi dengan cara yang mendalam juga memberikan nutrisi ilahi bagi jiwa kita.
Bagi orang-orang percaya yang merindukan kebangunan rohani pribadi, inilah pertanyaan-pertanyaan yang harus selalu kita tanyakan. Sungguh merupakan alat yang tepat untuk menyiapkan hati jemaat bagi Perjamuan Kudus, atau pertemuan-pertemuan raya!
Siapakah Allah? Bagaimana natur Allah yang sesungguhnya? Mungkinkah kita, manusia yang berdosa, bisa mengetahui tentang Allah? Bagaimana membedakan Allah orang Kristen dengan allah-allah lain? SABDA Ministry Learning Center (MLC) membuka kesempatan untuk kita belajar bersama mengenai Doktrin Allah Dasar (DAD).
#doktrinallah, #mengenalallah, #predistinasi, #tritunggal, #IT4GOD, #ministrylearningcenter, #ylsa, #SABDAEvent
Eksposisi Matius 5:13-16
Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
Eksposisi Nehemia 1: Lahirnya Visi PelayananJohan Setiawan
KITAB NEHEMIA menceritakan bagaimana Tuhan membangun kembali tembok dan masyarakat Yerusalem melalui Nehemia.
Apa yang kita pelajari dari Kitab Nehemia dapat menolong kita menjadi “pembangun tembok yang roboh” bagi Kerajaan Tuhan.
Secara khusus, kita akan belajar dari Nehemia pasal 1 mengenai proses yang dilalui Nehemia sehingga dia dapat dipakai Tuhan untuk membangun kembali tembok Yerusalem dan mereformasi ibadah dan kehidupan masyarakat Yahudi pada masanya.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang besar, dan dibesarkan oleh orang nomor satu dunia yaitu Nabi Besar Muhammad SAW. Beliau telah mendedikasikan seluruh hidupnya demi kejayaan dan penyebaran agama Islam. Beliau adalah sosok mulia yang menghabiskan hari-harinya dengan berdakwah menyampaikan risalah Tuhan. Beliau tidak pernah lelah dan menyerah menghadapi hinaan, caci maki serta perlawanan dari musuh-musuh Islam. Beliau adalah pribadi sempurna yang telah memberikan cahaya kepada seluruh umat manusia. Beliau adalah panutan sepanjang zaman, dan ajaran serta pengabdian beliau selalu menjadi prioritas utama bagi umat Islam yang benar-benar talah mengislamkan dirinya, hatinya dan jiwanya. Sosok agung beliau yang telah meninggalkan kita sekian abad yang lalu, menambah cinta dan rindu kita kepadanya. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah kepadanya, pada keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang selalu setia dalam perjuangan menegakkan Agama Islam, dan untuk seluruh pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.
1
B. Rumusan
1. Dakwah Rasulullah secara sembunyi-sembunyi
2. Dakwah Rasulullah secara terang-terangan
3. Perlawanan kafir quraisy
4. Perbandingan metode dakwah masa Rasulullah dengan metode dakwah saat ini
C. Tujuan Penulisan
Banyak orang yang mengaku Islam. Namun jika kita tanyakan kepada mereka, apa itu tauhid, bagaimana tauhid yang benar, maka sedikit sekali orang yang dapat menjawabnya. Sungguh ironis, akibatnya mereka tidak mentauhidkan Allah dengan benar dan terjerumus dalam perbuatan syirik. Wal’iyydzubillah. Maka sangat penting dan urgen bagi setiap muslim mempelajari tauhid yang benar, bahkan inilah ilmu yang paling utama.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nabi muhammad adalah anggota bani hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam suku quraisy, karena kabilah ini yang memegang jabatan siqayah (penjaga kunci ka’bah). Muhammad lahir pada hari senin 12 rabiul awal daalam keadaan yatim. karena ayah-NYA meninggal dunia tiga bulan setelah menikah dengan ibu-NYA.
A. DAKWAH SECARA SEMBUNYI
Menjelang usia 40, dia sudah terlalu biasa memisahkan diri dari kegalauan masyarakat,berkontemplasi kegua Hira, beberapa kilometer di utara mekkah. Disana nabi muhammad mula-mula berjam-jam kemudian berhri-hari bertafakkur. Pada tanggal 17 ramadhan tahun 611M, malaikat djibril muncul dihadapannya, meyanmpaikan wahyu alllah yang pertama yaitu iqra’ sampai lima ayat.
Dengan turunnya perintah itu, mulailah rasul berdakwah. Pertama-pertama, beliau mellakukannya secara diam-diam dilingkungan sendiri dan dikalangan rekan-rekannya. Karena itulah, orang yang pertama kali menerima dakwahnya adalah keluarga dan sahabat dekatnya. Mula-mula istrinya sendiri (Khadijah) kemudian saudara sepupunya (Ali bin Abi Thalib) yang berumur 10 tahun. Kemudian, Abu Bakar, sahabat karibnya sejak masa kanak-kanak. Lalu Zaid, bekas budak yang telah menjadi anak angkat-Nya. Ummu Aiman, pengasuh nabi
Bukti-bukti sejarah menyatakan bahwa sebelum Islam hadir di Arab, Arab berada pada periode Jahiliah.Dalam periodesasi sejarah Arab, Jahiliyah digunakan secara sempit, yakni terhitung satu abad sebelum kelahiran Islam.Kata Jahiliyah yang diartikan sebagai masa kebodohan atau kehidupan barbar.Meski demikian sebenarnya kata Jahiliyah pada masa itu lebih cocok diartikan sebagai masa dimana tidak ada otoritas hokum, nabi dan kitab suci. Kecocokan perngertian terakhir karena tidak bisa dipungkiri bahwa sejarah juga mencatat bahwa sebelum kelahiran Islam, masyarakat di Arab Selatan telah mengenal baca tulis dan mengenal budaya, sehingga masyarakat Arab Selatan tidak bisa disebut sebagai masyarakat bodoh dan barbar. Kata Jahiliyah sendiri muncul beberapa kali dalam al-Qur’an (Q.S. 3:154, 5: 50, 33:33, 48: 26). (Philip K. Hitti, 2002: 108)
Periode Jahiliyah berakhir sejak kelahiran Islam hingga masa sekarang, periode ini dalam konteks sejarah Arab disebut sebagai periode Islam. Periode Islam sendiri terbagi menjadi beberapa sub periode. Dimulai dengan periode permulaan Islam atau yang sering disebut sebagai masa kerasulan Muhammad yang dibagi menjadi dua periode sejarah.Pertama, periode Makkah yang terhitung sejak Muhammad menerima wahyu pertama sampai beliau hijrah dari Makkah ke Madinah.Kedua, periode Madinah yaitu sejak beliau hijrah dari Madinah sampai wafat.
Pembahasana mengenai periodesasi Islam pada masa permulaan menjadi sangat menarik karena kelahiran Islam sebagai agama tidak hanya mengatur hubungan para pemeluknya dengan Tuhan.Akan tetapi lebih dari itu Islam hadir sebagai solusi dari setiap permasalahan yang ada. Hal ini menjadi pembeda mutlak antara Islam dengan agama-agama lain. Islam sebagai ad-din tidak asing dengan konsep pembangunan dan kemajuan.Tentu hal ini bertentangan dengan anggapan bahwa agama adalah penghalang kemajuan, sehingga modernitas dan agama merupakan dua hal yang terpisah atau bahkan bertentangan.Hal itu yang menyebabkan pembangunan peradaban barat yang secara penuh dibangun berdasarkan modernitas yang mengesampingkan agama.
Selain alasan di atas, pembahasan mengenai sejarah Islam juga menarik untuk dibahas karena dalam sejarahnya Islam dianggap sangat sukses dan dengan kecepatan yang luar biasa mampu melakukan ekspansi militer dan politik.Pembahasan mengenai periode permulaan Islam ini tentu tidak bisa dilepaskan dari sosok Muhammad sebagai pembawa risalah yang juga diangkat sebagai kepala Negara.
Ini merupakan sebuah makalah orang yang disebar luaskan berdasar persetujuan dari kawan kawan. Wktu itu merupakan sebuah uplod dokumena menurut ygn wkwkekdb wlkrlap fkktkllad kekfkaba krrkslsdd ejdkdklforJdkF emkfjjlasf rkfkfksldf jekdkgkgksjdjfjfjfnfjfjf nkkkksdkddkfkf dkfkfkapd jdkflslldlflmfkkffofofkfkfk fkfkldlspwejf jfkflslpdnfj djfjfjjskskfkfkkffjfkkdkdk djfkfooad dnjffkfkkddd jfkflfodstbkff djdkfkjejrkfmgn djfjkfoaldnjj zkfkgkgppslfgkfmdkfkgkfkfkdkdkfkfktksjjdjf dkfkfkdbdhdkfnf. Dnfkfkkskfkfbs dnfkfigndnrjinfbbffntbn. Kdfkfkkdketkhfnfhfhfhjs ndnxnndkd odofofkflgkkgkg kckckfkgcc
idkfkfkfkf kfkfkgjjslrkf jflfksjjddjfjfjfnfn tnkgkgksndmgllg fkfogooyktlyktktkylyl flglkfjdjdkfkgmfm gkgkglylypypttrknxmxc fkdlflfglddfjtjtks rrkrkrktktktot skdlfgktktkmntnb skfkfjgugjgjgjgjjjldkdkfkkwksksekkdkfkcfm jdkfkfkffmgmglgkgkgkgmg ccnckvkglfpdppddlflfkgkfkgkgk dkdfkflglglgllgglglglglglfff nfkfkfkfkgkgkgoggy tjjfkfkgkgnrjd djfkfofofkfnd dbdjdkfjfjfkfnss dkfofofofksjrnfndnfnndnddndnkffkfkfkfk djdjfjfjfjjfffmmfmbbbnxxBsm djkfkakf fnfnkfkf nfkfkfksjsjdjd dkdlfldldlkxlfldkdkflf. Jdjfjfjfkfjfmgkf kdlfpfpfkff f gjkfkfogog dkfkfkdkkdf fkskfoorekjdnfbfjfjfjffjjnjfj djfkfkgllglglglgnfntkdjjmxkfkfkfkgkgkgkgogkg f gjggkglglglhlg g g gngkgkgkggm gnggkgm mn. K k j j jj j j j j j jckkfc. Kxkdnf ckdjbbcnbcbcbcnc f fnnfncnc cc. Cc c c c c ndks dfkcndbdndkf fkd dndkf fbfnfnff. D fnf d fnf f d d dd hhbb. Grrg ffg uhfhnngffcdaddzxgxx fvnffghyyyygvv. Vdegsscvbbbbhhhgggggggghgcxcgddczzfv x ccbcdghcfhb vhcbb ghvcgb u hvekddlflf. Dkflflfbd dkf s dkdldkdnff. Skdkfjf snfkf snfkd d dkfkfkhsbdnfkgkfgkkgj DkkfkfkglsbbfggNxkfkfkglglg dkfofofogpgl dkfkkgkfkfkfkfkfhdhjdfkgkg fnfjfjfkogppsbrbfjfif gkglrnkdkfnd dnfkfkfkr fjde rjjw rnndnfndnfjfbd dkfkfkwkkddflldldldldkdkflfll djfkj fjfkfkgkyoflfnymmsd kfkflslglsbdnxjx fnakfka dkd dkskflsbdjfnsbdbdjajdkd dkfkakdndks dkflandn lapdoahdls dlfb dkakfjsjdldbskskdkdjdjdjNdkflflg fmfogofnsndnfjdkfkfldkndjfndjdjfigkfkffknfmgldkfmf. Djfnf dkf fod f d kd f fke vkrnjejcrjdjrjfbdbsbdj fjfnf dkdkcn jjskclc rmckfkrf f fkkfnSkdkgkgkykt dbfkfn dkdkf djt sbfjr ksjr rjdnf f fjjr djfkfnskrlb tjsksbdjdjsbndjdkr sjrkdbsnrkdnsktksnr rnskfbr sltbs lrt w eltke rltne e rkrnsbtkskjrne rkenwrjjrhd ffbfbfbffbfbffbfbffffkdkdkf rjrjdjejdjdjffifigig hnfkjssmdkls sjffnbfnrmrnrrn d dkdkkskskdkdjdjdjfjrnrnsbd rnjrnfjbdbrjrnsndjdiajdnd rjrkebnekrkkrmemne r rbskrkanrmlakdabbebrjs fjaebebejjajejsjwkdkar matkkanenebwbrka dkakrkanrkdjrnnjfbshdbddbdbdnrns sndksnsbs enjs sdnjdnssnnrkdkansxn kakdjnnskd dnnsjsdjdnsnkdfopfgo dbfkfddd. Fnfkskfkksrnkstodnd. F fbabdjjdn fks tke tksndnfns tbs d rrrr r t fmfkfnsjrkjrrns djd d fkfkflflglgpyngnfkgnt ni dkfks djfjfhdnd djd. Sndkdksndnbandjr r ni ekrjbsbd ddktktkrjfkf d djdkdkjskdkfbd f djdjdnndnnrndn dlflfmdndbdbdkdndmdndndndndndndndnd dmdmfmf dkdmdmfnffmfndnfn fjfkf dkfndhejrhfnmfmfmdmnf fjajfjandndn rkrks d dnfnfjfkfkrkrmd. Djdfnbdbdbd nndndbdhabdbxjdkf nfkflpdrndjkddlsla kdldnabdjsnsndjsnsmdkfkfkjfjfjfjfkflgl dnflldmdkdldmdkkddkdmkfkf dnf
Islam merupakan ajaran agama yang paripurna. Agama ini merupakan agama yang telah disempurnakan semua ajarannya dan telah mendapat ridho-Nya. Allah telah memerintahkan kepada seluruh manusia melalui ajaran Islam untuk berbuat kebaikan dan tidaklah Rasulullah SAW diutus melainkan untuk menyempurnakan akhlaq manusia sesuai dengan sabda beliau :
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
dan Allah telah menjadikan beliau sebagai suri tauladan bagi umatnya.
Belajar merupakan suatu proses yang diperlukan agar manusia mampu berproses sehingga sanggup mengemban amanah sebagai Khalifah Allah di muka bumi. Banyak dalil naqli (Al-Quran dan Al-Hadits) yang menunjukkan keutamaan sebuah proses belajar serta keutamaan seorang ahli ilmu dibandingkan dengan orang awam. Tidaklah mungkin bagi seorang manusia untuk dapat mengemban tugas sebagai khalifah di muka bumi tanpa melalui proses belajar kecuali Allah menghendakinya.
Dalil-dalil naqli tersebut bukan hanya sebatas perkataan saja. Mudah bagi Allah untuk memenuhi semua janji-Nya terhadap orang-orang yang berilmu. Bila kita menengok sejarah, maka sesungguhnya umat Muslim secara bertahap telah mencapai masa kejayaannya yang dimulai sejak hijrah nya Nabi Muhammad SAW menuju Yatsrib atau yang kita kenal dengan Madinah Al Munawwaroh (sekarang) hingga runtuhnya kekhalifahan Turki Utsmani (Ottoman Chaliphate). Sungguh pada masa-masa itu, Allah SWT tealh meridhoi sebuah kejayaan bagi umat muslim dikarenakan ketaqwaannya dan keilmuannya.
Namun pada masa-masa setelah itu, umat muslim banyak terpecah belah, mundurnya kualitas pendidikan, semakin banyaknya aliran-aliran sesat ditambah lagi dengan bayang-bayang kolonialisme - imperialisme. Bahkan hingga sekarang, umat Muslim masih belum mampu bangkit sebagai sebuah kekuatan "superpower" di dunia layaknya zaman Khulafa’ Ar-Rasyidin hingga Turki Utsmani. Hal ini menunjukkan pentingnya sebuah kesadaran bagi umat muslim untuk bersatu dalam memperbaiki kualitas keimanan dan pendidikannya. Insya Allah dengan introspeksi diri, kita akan mampu untuk menjadi umat yang terbaik sesuai dengan Sabda Allah SWT pada surah Ali Imron ayat 139 : “Janganlah kamu merasa terhina dan janganlah bersedih, sesungguhnya kalian adalah umat terbaik apabila kalian beriman.”
SKRIPSI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN INDEKS PEMBANGUNAN...Reza Yudhalaksana
EFFECT OF REGIONAL GROSS DOMESTIC PRODUCT (RGDP) AND HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI) ON FISCAL AUTONOMY
(A Case Study of Cities and Counties of West Java Year 2008-2013)
PERGESERAN PARADIGMA STRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DARI SENTRALISASI KE DESENT...Reza Yudhalaksana
PERGESERAN PARADIGMA STRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DARI SENTRALISASI KE DESENTRALISASI SERTA PENERAPANNYA DALAM ORGANISASI
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
1. SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
PROGRAM DIPLOMA IV KEUANGAN
PAPER
MUSA SANG GEMBALA ISRAEL:
SEBUAH ANALISIS LITERATUR ATAS NILAI-NILAI KEPEMIMPINAN
Disusun oleh:
Agatha Raharjo (1)
Basrifan Arief Bakti (10)
Doni Iwan Prasetyo (14)
Jefri David Simanjuntak (18)
Mido Gustaf Santana (21)
Moch Reza Agung Yudhalaksana (22)
Muchammad Yusuf (23)
Pascalis Prakosa Jati (25)
Mahasiswa Semester VII Kelas Khusus BPKP
Diploma IV Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
2. Bintaro
2014
I. PENDAHULUAN
1. Biografi Singkat Musa
Musa adalah salah satu Nabi Besar yang diagungkan oleh 3 agama samawi (Yahudi,
Kristen, Islam) yang konon lahir sekitar tahun 1527 SM di Mesir dan hidup sekitar 120
tahun lamanya sampai akhirnya wafat di Bukit Nabu/Nebo (Ar-Raml Al-Ahmar) sebuah
bukit yang terletak di sebelah timur laut mati sekitar tahun 1407 SM. Sebagian percaya
usianya mencapai 150 tahun.
Musa yang juga disebut sebagai Kalamullah dalam perspektif Islam karena sering
melakukan dialog langsung dengan Allah semasa hidupnya ini, dilahirkan dari ibu
bernama Yokhebed/Yukabad dan ayah bernama Amram/Imron bin Kehat/Qahat bin
Lewi/Lawi bin Jacob/Ya’qub bin Issaac/Ishak. Musa memiliki Istri bernama
Zipora/Syafura bin Yitro/Su’aib dan dikaruniai dua putra darinya yaitu Gersom dan
Eliezer.
Bayi Musa dihanyutkan sang ibu ke Sungai Nil untuk menghindari dari pembantaian
bayi lelaki yang diperintahkan Firaun. Hingga akhirnya sang bayi ditemukan oleh Putri
Firaun yang lama tidak mempunyai anak, dan bayi itupun diberi nama Musa oleh Sang
Putri, yang artinya “yang ditarik dari air”sesuai dengan kisah hidupnya.
Musa pun dibesarkan hingga remaja dalam istana Firaun yang mewah dan diberi
kepercayaan firaun untuk menjadi salah satu panglima.
Walaupun dibesarkan dalam lingkungan istana, Musa menyadari dirinya hanya anak
pungut Firaun dan berasal dari Bani Israil. Musa pun beritikad untuk bisa
mmelepaskan Bani Israil dari penindasan Bangsa Mesir.
Musa dewasa terpaksa harus kabur dari Istana karena telah membunuh salah satu
prajurit Firaun hingga ke daerah Madyan. Di Madyan itulah Musa bertemu istrinya dan
hidup sebagai penggembala kambing.
Suatu hari Musa mendapat wahyu dari Tuhan dan ditugasi untuk membebaskan
Bangsa Yahudi dari penindasan Firaun.
Musa pun mendatangi Firaun dan mengajaknya bertaubat, namun Firaun dengan
congkaknya menolak ajakan Musa. Hingga akhirnya dengan Kuasa Allah SWT, Firaun
dan para pengikutnya diberi azab yang bertubi-tubi.
Perubahan besar yang dilakukan oleh Nabi Musa adalah membawa kaum bani israil
keluar dari Mesir guna membebaskan mereka dari Fir’aun. Strategi yang digunakan
adalah dengan menunjukkan mukzizat Nabi Musa di hadapan Fir’aun. Namun karena
sifat keras kepala, Fir’aun tetap tidak membebaskan Kaum Bani Israil hingga Allah
memberikan 10 tulah (bencana) dahsyat di negeri Mesir yaitu air menjadi darah, katak,
nyamuk, lalat pikat, penyakit sampar pada ternak, barah, hujan es, belalang, gelap
gulita dan setiap anak sulung akan mati.
2
3. Musa pun berhasil mengeluarkan Bani Israil dari Tanah Mesir dengan menyeberangi
Laut Merah dan menenggelamkan pasukan Firaun yang telah mengejar mereka.
Selama masa proses eksodus Musa diuji dengan umat yang kufur nikmat dan berjiwa
pembangkang.
Berulangkali Musa harus meyakinkan kembali umatnya agar tetap beriman kepada
Allah dan tidak menyembah berhala.
Kehidupan Musa dapat dibagi dalam tiga periode selama tiap-tiiap 40 tahun. Sebagai
seorang pangeran Mesir, seorang gembala di pengasingan dan seorang pemimpin
bangsa Israel. Persiapan-persiapannya untuk menjadi pemimpin bangsa Israel adalah
pendidikan yang baik di istana Mesir, pengalaman tinggal di padang gurun dan
persekutuannya yang erat dengan Allah. Iman dan kesabaran Musa sangat diuji oleh
bangsanya, sekumpulan budak yang mudah ketakutan, plin-plan, bersungut-sungut
dan pemberontak. Memikul beban tanggung jawab kesejahteraan fisik dan rohani
bangsa Israel, Musa tampil sebagai orang yang lembut hati dan rendah hati, bijaksana
dan beriman teguh pada Allah, seorang yang lebih mementingkan kemuliaan Allah
daripada kemegahan diri sendiri.
Musa menjadi dewasa dengan memperoleh pengalaman di tempat yang mewah
(istana Mesir) maupun di tempat yang sederhana (Midian). Kemudian dia dipanggil
Tuhan untuk menjadi pemimpin bangsa Israel, sebagaimana dilaporkan dalam
Keluaran 3 dan diringkaskan dalam ayat 30-34. Dialah yang menyampaikan firman
Tuhan kepada bangsa Israel dan menyampaikan jawaban bangsa Israel kepada
Tuhan. Sebagai penyambung lidah Tuhan tentu saja dia tidak mengurangi atau
menambahi sedikitpun kehendak kedua belah pihak.
Ada 3 peristiwa dalam kepemimpinan Musa sewaktu memimpin umat Allah ke luar dari
perhambaan dimana Musa membutuhkan bantuan sebagai pendamping/ pemimpin
yaitu :
1) Ketika Musa diberikan Harun untuk membantunya mendatangi Firaun, karena
Musa terlampau menekankan keterbatasannya dalam hal kemampuan natural
(Keluaran 4:16).
2) Peristiwa tatkala beban menanggulangi perselisihan selaku seorang hakim menjadi
terlampau berat, Musa akhirnya menuruti nasihat ayah mertuanya, Yitro dan
menetapkan orang-orang lain untuk membantu (Keluaran 18:14-21).
3) Beban rohaniah dalam berdoa syafaat untuk umat Israel sambil berupaya
mengembangkan karakter mereka telah menjadikan Musa kewalahan dan jawaban
Allah menunjukkan tujuh puluh tua-tua Israel guna mendampingi Musa (Bilangan
11:14-17).
Dalam Keluaran 15-17 Musa mengalami keputusasaan dalam memimpin bangsa yang
gemar bersungut-sungut. Sikap mereka yang buruk menambah beban
kepemimpinannya dan penderitaan mereka sendiri. Melalui pengalaman tersebut Musa
mempelajari keterbatasan kepemimpinan manusia dan menyadari kebergantungannya
3
4. pada Allah. Dia juga mempelajari nilai dukungan rekan-rekan sepelayanannya melalui
pertolongan Harun dan Hur.
Dalam Keluaran 32-34 Musa menolak kesempatan untuk meninggalkan bangsa yang
pemberontak dan bebal tersebut dan pergi sendiri dengan Allah. Musa juga menolak
godaan untuk berpikir bahwa ia dapat bertahan dengan bangsa tersebut tanpa hadirat
Allah. Musa tidak dapat hidup sendiri tanpa Allah dan tidak dapat bebas dari tanggung
jawab kepada orang lain, juga ia tidak dapat hidup dalam kekuasaan politik tanpa
kekuatan yang datang dari persekutuan pribadinya dengan Allah. Cara hidup Musa
seperti dalam Keluaran 33:15 ”Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah
suruh kami berangkat dari sini”, Musa tidak akan mau pergi kemanapun, sekalipun ke
Kanaan yang dijanjikan Allah, tanpa jaminan kehadiran Allah di tengah-tengah mereka.
Dalam Bilangan 11-14 Musa diuji kepemimpinannya, kebesaran Musa nampak berkali-
kali ketika beban kepemimpinannya menjadi semakin berat, Allah menaruh RohNya di
atas 70 tua-tua Israel untuk menolong Musa memerintah bangsa itu. Tidak seperti
banyak orang yang tidak cukup kemampuan untuk melepaskan kekuasaan kepada
orang-orang lain, Musa sangat bahagia menerima pemimpin-pemimpin tersebut dan
memuliakan Roh Allah yang ada pada mereka. Ketika Miryam dan Harun mengata-
ngatai dia, Musa tidak membalas dendam dan ia memohon pengampunan untuk
Miryam yang kena kusta akibat hukuman Allah. Penolakan Musa untuk mencari
kedudukan dan kemuliaan bagi diri sendiri membuat Allah bebas membela Musa dan
ini lebih efektif daripada yang mungkin dilakukan Musa. Walupun bangsa Israel
menolak untuk memasuki tanah perjanjian kemana Allah telah memimpin mereka
keluar dari perbudakan di Mesir, Musa tidak menolak mereka ketika Allah menawarkan
kesempatan padanya. Doa Musa mencegah kehancuran mereka dan ia rela menerima
hukuman perjalanan 40 tahun di gurun bersama-sama mereka.
Musa memilih menderita sengsara bersama umat Allah daripada untuk menikmati
kesenangan dosa. Sikap ini menunjukkan kejujuran Musa terhadap umat Allah yang
dipercayakan kepadanya untuk dibimbing dan dipimpin. Kehidupan Musa
membuktikan segi-segi yang dibutuhkan dalam kepemimpinan yang efektif. Saat Allah
memanggil Musa Ia memampukan Musa untuk tugas yang diberikan.
2. Tujuan Pembuatan Paper
Berdasarkan penelaahan Michael H. Hart dalam bukunya yang berjudul 100 Tokoh
Paling Berpengaruh dalam Sejarah (1978), Musa mendapatkan peringkat ke-16
sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang masa.
Untuk itu kami menulis paper ini dengan tujuan untuk mengambil hikmah dari
kepemimpinan Musa dalam hal:
1) Tahapan perubahan yang dilakukan Musa terhadap dunia.
2) Relevansi atas nilai-nilai kepemimpinan Musa yang dapat diimplementasikan
dalam sistem kepemimpinan modern.
4
5. 3. Metodologi Penelaahan
Kami melakukan kajian literatur atas sejarah kehidupan Musa dimulai dari kehidupan
pribadi, sosial, dan spiritualnya. Kajian tersebut dilakukan secara objektif secara
Biblikal dan Qurani tanpa berniat untuk membandingkan pandangan kedua agama
dalam mengisahkan kehidupan Musa. Dalam hal ini hanya intisari kebijaksanaan Musa
sebagai seorang Utusan Allah dan Pemimpin bagi umatnya yang menjadi bahan kajian
kami dalam paper ini.
Segala pertentangan cerita antara kedua versi Islam dan Kristen kami hindari demi
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta menghindari isu SARA.
II. PEMBAHASAN
1. Prinsip Gembala
Ketika melarikan diri dari Firaun setelah melakukan pembunuhan, Musa menjadi
penggembala di tanah Madyan, hal ini membawa hikmah pembelajaran bagi Musa
ketika menggembala umatnya dari penindasan Firaun menuju ke Tanah Perjanjian.
Dalam Mazmur dikatakan fungsi gembala sebagai berikut:
1) Memberikan kebutuhan
2) Memimpin dengan penuh keyakinan
3) Menuntun dan memberikan pengarahan
4) Memberi makan dan mengurapi
5) Mengasihi tanpa syarat
6) Memberikan kelegaan
7) Memperbarui dan memperbaiki
8) Melindungi dari bahaya
9) Mengoreksi dan menghibur
10) Memberikan naungan permanen
Hal-hal tersebutlah yang dilakukan oleh Musa ketika menggiring umatnya melakukan
eksodus dari Mesir menuju Kanaan.
2. Inti Ajaran Nabi Musa
Inti dari ajaran Nabi Musa As termaktub dalam firman Allah SWT dalam Taurat, yang
berisi sepuluh perintah Tuhan (Ten Commandments) sebagai berikut:
1) Perintah untuk hanya menyembah kepada AJlah SWT dan tidak menyekutukan-
Nya dan tidak membuat patung yang menyerupai apapun;
2) Larangan untuk bersumpah bohong atas nama Allah SWT;
3) Menjaga kehormatan pada hari Sabtu. Dengan pengertian, memfokuskan hari
Sabtu sebagai hari ibadah;
4) Perintah untuk menghormati ayah dan ibu;
5) Menyadari bahwa Allah SWT yang dapat memberi dan membagi.
6) Janganlah engkau membunuh.
7) Janganlah engkau berzina.
8) Janganlah engkau mencuri.
9) Janganlah memberikan kesaksian yang palsu.
5
6. 10) Jangan engkau merasa tertipu atau terpikat kepada rumah temanmu atau istrinya
atau budaknya atau sapinya atau keledainya
Para ulama menyatakan bahwa kandungan sepuluh perintah ini terdapat dalam Al
Quran surat Al An’am ayat 151-152:
“Katakanlah: 'Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu,
yaitu: Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah
terhadap kedua ibu dan bapakmu, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu
karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka;
dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang tampak di
antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.'
Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu
memahaminya. Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara
yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakan takaran dan
timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan
dengan kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku
adil kendatipun dia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat."
Salah satu ciri khas dari Nabi Musa adalah kekuatan dan keperkasaannya. Itu adalah
kelebihan yang dianugrahkan Tuhan kepada beliau. Kelak, kelebihan-kelebihan inilah
yang akan menuntunnya menjadi penyelamat dari Bani Israil.
3. Strategi Perubahan yang Dilakukan Musa
1) Merubah diri sendiri
Hal ini dapat dilihat ketika Musa mulai beranjak dewasa, ia melihat ada
perkelahian antara bangsa israel dengan orang mesir dan ia memilih untuk
menolong orang israil dan membunuh orang mesir tersebut (Al-Qashshas" ayat
14-21)/(Keluaran2:11-14) padahal posisi Musa adalah pangeran mesir.
2) Meninggalkan Zona Nyaman (Comfrot Zone)
Ketika di utus Tuhan, Musa sedang menikmati kehidupannya. Ia menikah dengan
Syafura (pada Agama Islam) atau Rehulleah Zipora (Kiristen). Ia ikut petujuk
Tuhan untuk melepaskan bangsa israel dari mesir dengan menghiraukan peluang
ia akan dibunuh akan kejahatannya di masa yang lalu.
(Surah "Al-Qashash" ayat 33 "33.~ Musa berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya
aku telah membunuh seseorang manusia dari golongan mereka, maka aku takut
mereka akan membunuhku,)
3) Menetapkan Tujuan
(1) Membebaskan bangsa israel dari pebudakan Mesir menuju tanah perjanjian
(Tanah kanaan). Musa menetapkan tujuannya dan tetap fokus pada tujuan
awalnya. Hal ini dapat dilihat ketika Musa memilih untuk tetap pada misi awal
yaitu membebaskan bangsa israel walaupun sebenarnya dia bisa saja
menjadi pangeran lagi di tanah Mesir.
6
7. (2) Mengajak bangsa agar tidak lagi menyembah berhala tetapi tetapi kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
4) Menetapkan Strategi Perubahan
Musa menetapkan strategi-strategi untuk merubah atau mewujudkan tujuannya
kepada beberapa golongan, yaitu sebagai berikut:
(1) Kepada diri sendiri
Dia meminta pertolongan dan wahyu dari Tuhan untuk diberi kekuatan untuk
dapat berbicara kepada Firaun (Keluaran 6:27-29).
Surah "Al-Qashash" ayat 34 “dan saudaraku Harun dia lebih petah lidahnya
daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantu untuk
membenarkan {perkataan} ku sesungguhnya aku khuatir mereka akan
mendustakan aku”.
Musa juga selalu beribadah dan meminta petunjuk kepada Tuhan, dengan
menaiki Gunung Sinai/ Bukit Thursina. Dia juga meminta perlindungan kepada
Tuhan saat berjalan di gurun menuju tanah perjanjian.
(2) Kepada Firaun sebagai pemimpin Mesir
a. Negosiasi
"Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui
batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang
lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (QS. Thaha: 43-44).
b. Mukjizat
Nabi Musa melemparkan tongkatnya, maka berubahlah menjadi ular besar
yang menelan habis ular-ular ciptaan para ahli sihir Fir'aun.
c. Paksaan
Musa menjanjikan datangnya Azab / tulah bagi bangsa mesir. Pada Agama
kristiani dikenal dengan 10 tulah yaitu:
a) Air menjadi darah
Musa melakukannya dengan memukulkan tongkat yang ada di
tangannya ke atas air sungai Nil. Maka seluruh sungai Nil menjadi darah
dan ikan-ikan di dalamnya mati. Hal ini dimaksudkan untuk
memperingatkan orang Mesir bahwa bahkan sumber kehidupan mereka
yang terutama sekalipun dapat dibuat Tuhan menjadi musuh mereka.
Tanpa air dari sungai Nil, seluruh pekerjaan di Mesir terhenti. Seluruh
rakyat Mesir lebih mementingkan berusaha mencari air bersih, daripada
meneruskan pekerjaan memperbudak orang Israel. Ahli-ahli sihir Firaun
juga dapat membuat hal yang sama. Tulah ini berhenti setelah tujuh hari
berlalu. Namun Firaun bersikeras tidak mau melepaskan bangsa Israel
dari tanah Mesir.
7
8. b) Wabah Katak
Adanya katak-katak yang memenuhi seluruh negeri Mesir, oleh karena
Firaun sekali lagi menolak untuk melepaskan orang Israel.
Tulah ini berhenti setelah Musa meminta kepada Tuhan untuk
melenyapkan katak-katak itu. Permintaan ini atas permintaan Firaun
dengan janji bahwa ia akan melepaskan orang Israel. Tuhan
mengabulkan. Namun, kendati katak-katak itu mati, bangkai katak-katak
itu tidak lenyap dari muka bumi negeri Mesir, sehingga ketika
dikumpulkan orang-orang bangkai katak-katak itu hingga bertumpuk-
tumpuk, seluruh negeri Mesir berbau busuk.
Setelah tulah katak berhenti, dan dilihat Firaun ada kelegaan, Firaun pun
tidak menepati janjinya untuk melepaskan orang Israel.
c) Wabah Nyamuk
Ketika seluruh debu di negeri Mesir berubah menjadi nyamuk. Tulah ini
dimaksudkan oleh Tuhan untuk memperingatkan Firaun bahwa tidak ada
yang dapat menyamai kekuasaan Tuhan, sekalipun dengan sihir dan
mantera. Bahkan ahli-ahli sihir itu sendiri yang menyatakan kepada
Firaun bahwa "inilah tangan Allah". Namun Firaun masih tetap
bersikeras hati.
Tidak diceritakan dalam Alkitab bagaimana tulah ini berhenti, atau
apakah tulah ini akhirnya berhenti atau tidak.
d) Wabah Lalat Pikat
Sebelum tulah yang ketiga berakhir, Tuhan telah menyuruh Musa untuk
menyampaikan kabar tentang tulah keempat. Tulah yang keempat
adalah munculnya ribuan lalat pikat yang memenuhi seluruh negeri
Mesir. Namun di Gosyen tempat bangsa Israel tinggal, satupun tidak
didapati ada lalat pikat di situ. Musa dan Harun tidak melakukan apa-apa
agar tulah ini terjadi. Tidak diketahui, apa yang sebenarnya dilakukan
oleh lalat-lalat pikat tersebut, namun disebutkan bahwa lalat pikat itu
membuat seluruh bangsa Mesir menderita.
Tulah ini dimaksudkan oleh Tuhan untuk mempermalukan orang Mesir
dengan dewanya sendiri, Baalzebub. Baalzebub sering digambarkan
sebagai dewa lalat, yaitu dewa kesuburan dan kelimpahan. Dengan
Tuhan memakai simbol dewa orang Mesir sendiri untuk menyiksa orang
Mesir, Tuhan hendak menyatakan bahwa mereka tidak dapat
bergantung pada dewa-dewa mereka untuk menyelamatkan diri dari
tulah Tuhan.
Tulah itu berhenti setelah Firaun meminta kepada Musa untuk
menghentikan lalat-lalat tersebut, dengan jaminan bahwa bangsa Israel
diperbolehkan untuk pergi ke padang gurun yang tiga hari perjalanan
jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada Allah. Musa
8
9. memintanya kepada Allah, dan Allah mengabulkan. Namun demikian,
Firaun kembali melanggar janjinya.
e) Penyakit Sampar pada Ternak
Setelah peringatan kembali diabaikan, tulah kelima disebarkan. Tulah
yang kelima adalah penyakit sampar pada binatang ternak. Seluruh
ternak di negeri Mesir terkena sampar, sehingga seluruh ternak orang
Mesir mati. Namun seluruh ternak-ternak Israel yang diam di negeri
Gosyen tidak ada mati sama sekali. Musa dan Harun tidak melakukan
apa-apa agar tulah ini terjadi.
f) Penyakit Barah/Bisul
Tulah keenam adalah barah (bisul) yang berbentuk gelembung yang
memecah, pada manusia dan binatang yang tersisa di seluruh Mesir.
Harun dan Musa melakukannya dengan mengambil jelaga dari dapur
peleburan, kemudian menghamburkannya ke udara. Bahkan ahli-ahli
sihir itupun juga kena barah, sama seperti semua orang Mesir.
Tulah ini sekali lagi dimaksudkan Tuhan untuk membuktikan bahwa tidak
ada yang dapat melepaskan diri dari kekuasaan Tuhan, bahkan sihir dan
mantera sekalipun.
Tidak diceritakan dalam Alkitab bagaimana tulah ini berhenti, atau
apakah tulah ini akhirnya berhenti atau tidak.
g) Hujan Es
Sebelum tulah keenam berakhir, Tuhan sudah menyuruh Musa
mengumumkan kepada Firaun tentang tulah ketujuh. Tulah yang ketujuh
adalah hujan es, beserta api yang berkilat-kilat di antara es tersebut.
Tuhan memberi peringatan kepada Firaun untuk menyelamatkan atau
mengamankan semua orang dan ternak, sebab semua yang ada di
padang pada saat tulah ini terjadi, pastilah mati. Musa melakukannya
dengan mengulurkan tangannya ke langit. Seperti sebelumnya, hanya di
tanah Gosyen yang tidak ditimpa oleh hujan es ini.
Tulah ini dimaksudkan sebagai hukuman yang dashyat atas Mesir. Di
Alkitab, hujan es bercampur api ini digambarkan dengan kata-kata
"terlalu dashyat" dan "seperti yang belum pernah terjadi".
Tulah itu berhenti atas permintaan Firaun kepada Musa. Firaun bahkan
mengakui kesalahannya dan bersedia untuk menghentikan hujan es itu.
Namun setelah Musa mengulurkan tangannya ke langit dan hujan es itu
berhenti, maka sekali lagi Firaun melanggar janjinya.
h) Wabah Belalang
Tulah ini diadakan oleh karena Firaun sekali lagi menolak untuk
membiarkan seluruh bangsa Israel, baik tua muda, laki-laki dan
perempuan, beserta ternaknya, untuk pergi. Yang diijinkan Firaun untuk
pergi hanyalah laki-laki saja, dengan maksud agar bangsa Israel tidak
melarikan diri sesudah mempersembahkan korban bakaran kepada
9
10. Tuhan di padang gurun. Musa melakukannya dengan mengulurkan
tangannya ke atas tanah Mesir. Maka bertiuplah angin Timur yang
membawa belalang-belalang "sehari-harian, semalam-malaman, dan
setelah pagi hari," angin Timur itu masih membawa belalang.
Tulah ini dimaksudkan sebagai penghabisan untuk segala hal-hal yang
masih tinggal di atas Mesir, setelah penyakit sampar pada ternak, barah,
dan hujan es. Tulah ini menghabiskan seluruh tumbuhan yang ada di
Mesir. Kedashyatan belalang-belalang ini digambarkan oleh Alkitab
dengan kata-kata "sangat banyak", "sehingga negeri itu menjadi gelap
olehnya".
Tulah itu berhenti atas permintaan Firaun kepada Musa. Firaun sekali
lagi mengakui kesalahannya, dan berniat membebaskan bangsa Israel.
Musa berdoa kepada Tuhan. Maka Tuhan mengirimkan angin dari
jurusan sebaliknya, yakni angin Barat yang kencang, sehingga meniup
belalang-belalang itu masuk ke dalam laut Teberau. Satupun belalang
tidak ada yang tinggal di tanah Mesir. Dan Firaun tetap mengeraskan
hatinya.
i) Cuaca gelap gulita
Tulah yang kesembilan adalah gelap gulita selama tiga hari. Musa
melakukannya dengan mengulurkan tangannya ke langit. Tetapi di
seluruh tempat orang Israel ada terang.
Kegelapan itu sangat dashyat, digambarkan oleh Alkitab dengan kata-
kata "orang dapat meraba gelap itu", "tidak ada orang yang dapat
bangun dari tempatnya". Sebenarnya tulah ini dimaksudkan Tuhan untuk
"menyerang" dewa tertinggi orang Mesir, yaitu Amon-Ra, atau Dewa
Matahari. Dengan membuat Matahari tidak dapat bersinar selama tiga
hari, Tuhan "mengklaim" kemenangan atas dewa orang Mesir dan
mempermalukan seluruh dewa orang Mesir dan orang Mesir yang
beribadah kepadanya. Tulah ini berhenti dengan sendirinya setelah tiga
hari lewat berlalu.
j) Azab anak sulung mati
Tulah yang kesepuluh, dan yang terakhir, adalah tulah yang akan
menyebabkan semua anak sulung di negeri Mesir mati.
Pada sembilan tulah yang sebelumnya, tulah-tulah tersebut hanya
mengenai tanah Mesir, sementara lokasi tempat orang Israel tinggal (di
Gosyen), sekalipun juga berada di dalam bagian tanah Mesir, luput dari
tulah tersebut. Sebab Tuhan memberikan suatu pembatas yang tidak
membenarkan tulah-tulah itu melewati pembatas itu. Namun, pada tulah
yang kesepuluh, yang juga adalah tulah penghabisan karena setelah itu
bangsa Mesir melepaskan orang Israel, tulah tersebut juga dapat
mengenai anak-anak sulung Israel. Maka dari itu, Tuhan menyuruh
Musa mengadakan suatu acara bagi tiap keluarga Israel, yaitu
menyembelih, memanggang dan memakan seekor anak domba jantan
10
11. atau anak kambing jantan berumur setahun pada suatu waktu senja
yang ditentukan. Kemudian dari darah tersebut dibubuhkan sedikit pada
kedua tiang pintu dan pada ambang atas pintu pada tiap-tiap rumah
keluarga yang memakannya. Maka saat malaikat maut lewat untuk
mencabut nyawa para anak sulung di tiap-tiap keluarga, malaikat maut
tersebut akan melewatkan setiap rumah yang pada ambang pintu itu
telah ada darah anak domba, yaitu korban pengganti bagi setiap anak
sulung pada keluarga di rumah itu. Itulah Paskah yang pertama.
Demikianlah Paskah diperingati oleh orang Israel mula-mula sebagai
tanda peringatan pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir, yaitu
Tuhan telah menyediakan bagi bangsa Israel anak domba sebagai ganti
setiap anak sulung di Israel.
5) Bangsa Israel
Selain membebaskan bangsa israel dari perbudakan mesir menuju tanah
perjanjian, tujuan Musa yang lain yaitu bagaimana memimpin dan mengubah
bangsa israel yang masih bermental budak dan menyembah berhala. Maka
melalui wahyu Tuhan, Musa melakukan hal-hal/strategi sebagai berikut:
(1) Membuat Peraturan. Pada agama Kristen, kisah Musa sangat dikenal dengan
10 Perintah Tuhan. Selain 10 perintah ini, juga dikenal berbagai aturan tentang
tatacara peribadatan, larangan makanan haram dan bagaimana hudup kudus
dihadapan Tuhan.
(2) Pendelegasian. Pada agama Nasrani, kisah Musa juga terdapat pendelegasian
wewenang. Selama memimpin bangsa israil, Musa dibantu oleh Harun. Musa
juga mengangkat hakim-hakim untuk mengadili perkara-perkara bangsa israel.
“Dari seluruh orang Israel, Musa memilih orang-orang cakap dan mengangkat
mereka menjadi kepala atas bangsa itu, menjadi pemimpin seribu orang,
pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang, dan pemimpin sepuluh
orang” (Keluaran 18:25). Musa juga mengangkat imam-imam untuk memimpin
peribadatan.
(3) Peringatan yang terus-menerus, yaitu setiap bangsa israel melakukan dosa
seperti menyembah berhala, Musa selalu marah dan menasihati bangsa itu
agar tidak melakukan perbuatan dosa.
4. Tahap-tahap Perubahan
1) Motivating Change
Merupakan tahapan menciptakan kesiapan untuk berubah dan mengatasi
resistensi untuk berubah.
(1) Selama di bawah asuhan salah satu istri Firaun, Nabi Musa as merasa bahwa
firaun adalah raja yang lalim yang suka menindas bangsa Israil. Rasa tidak
suka dan tidak setuju pada kekuasaan Firaun sudah tumbuh saat usia beliau
masih muda. Salah satu kisah yang menunjukkan Nabi Musa sudah
menumbuhkan urgensi untuk perubahan bagi kaumnya adalah saat beliau
11
12. berkelahi dengan salah seorang tentara Firaun yang sedang menindas
seorang dari bangsa Bani Israil, bahkan beliau secara tidak sengaja juga
menghilangkan nyawa dari tentara Mesir tersebut. Hal ini terdokumentasikan
dalam Al Quran surat Al Qashash ayat 14-17:
"Dan setelah Musa sudah cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan
kepadanya hikmah kenabian dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Musa masuk ke
kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lemah, maka didapatinya di
dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari
golongannya (Bani Israil) dan seorang lagi dari musuhnya (kaum Fir'aun).
Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan darinya, untuk
mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah
musuhnya itu. Musa berkata: 'Ini adalah perbuatan setan. Sesungguhnya
setan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya). Musa
berdoa: 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri
karena itu ampunilah aku.' Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Dialah
Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Musa berkata: 'Ya Tuhanku,
demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, aku sekali-kali tiada
akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa.'"
Tindakan beliau menunjukkan kepekaan terhadap ketidakadilan di masyarakat
Mesir saat itu dan menumbuhkan motivasi untuk bangkit dari ketidakadilan dari
kaumnya, Bani Israil.
(2) Setelah kejadian tersebut, Nabi Musa As dilanda ketakutan dan bahkan ada
rencana untuk membunuhnya. Alhamdulillah, dengan izin Tuhan ada
seseorang yang memberitahu rencana pembunuhan tersebut kepada beliau
dan menyarankan agar beliau segera pergi meninggal Mesir. Beliau pun
menuruti saran tersebut dan segera pergi meninggalkan Mesir. Hal ini
tercantum dalam Al Quran surat Al Qashash ayat 18-20:
"Karena itu, jadilah Musa di kota itu merasa takut menunggu-nunggu dengan
khawatir (akibat perbuatannya), maka tiba-tiba orang yang meminta
pertolongan kemarin berteriak meminta pertolongan kepadanya. Musa berkata
kepadanya: 'Sesungguhnya kamu benar-benar orang yang sesat yang nyata
(kesesatannya). Maka tat-kala Musa memegang dengan keras orang yang
menjadi musuh keduanya, musuhnya berkata: 'Hai Musa apakah kamu
bermaksud untuk membunuhku, sebagaimana kamu kemarin telah membunuh
seorang manusia? Kamu tida bermaksud melainkan hendak menjadi orang
yang berbuat sewenang-wenang di negeri (ini), dan tiadalah kamu hendak
menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian.' Dan
datanglah seorang laki-laki dari ujung kota tergesa-gesa seraya berkata: 'Hai
Musa, sesungguhnya pembesar sedang berunding tentang kamu.
Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu.”
Dari kisah tersebut dapat disimpulkan bahwa tindakan Nabi Musa as tersebut
12
13. sudah menimbulkan simpati, dukungan dan menumbuhkan partisipasi dari
masyarakat untuk melawan Firaun. Hal ini terlihat dari tindakan seseorang
yang memberitahu rencana pembunuhan Nabi Musa kepada dirinya. Nabi
Musa tanpa beliau sadari sudah menjadi harapan, menjadi agent of hope,
bahwa suatu hari nanti beliau akan menjadi pembebas mereka dari
penindasan Firaun.
2) Creating a Vision
Nabi Musa as dalam pengasingannya menikahi putri dari Nabi Syuaib As dan
sekaligus mengabdi kepada Nabi Syuaib dengan menggembala kambing selama
sepuluh tahun. Selama periode ini, Nabi Musa yang sudah dibekali pendidikan
yang tinggi selama diasuh Firaun, melakukan banyak pemikiran dan perenungan,
beliau merenungi perbuatan Firaun yang mengangkat dirinya sendiri sebagai
Tuhan dan juga merenungi ketauhidan Allah SWT.
Sampai akhirnya Nabi Musa merasa sudah saatnya bagi beliau untuk kembali ke
Mesir untuk membebaskan kaumnya dan menyadarkan Firaun dari kesesatan. Di
perjalanan, Nabi Musa mendapat wahyu dari Allah SWT. Hal ini tercantum dalam
Al Quran surat Thaha ayat 13-16:
"Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan
(kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)
selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku.
Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya) agar
supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang diusahahan. Maka sehali-kali
janganlah kamu dipalingkan darinya oleh orang yang tidak beriman kepadanya
dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu binasa."
Dan dalam surat Thaha ayat 9-41:
"Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa ? Ketika ia melihat api, lalu
berkatalah ia kepada keluarganya: 'Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku
melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit darinya kepadamu atau
aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu. Maka ketika ia datang ke tempat
api itu ia dipanggil: Hai Musa, sesungguhnya Aku adalah Tuhanmu. Maka
tinggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang
suci, Thuwa'. Dan Aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan
diwahyukan (kepadamu). Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan
(yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat
Aku. Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya)
agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang diusahakan. Maka sekali-
kali janganlah kamu kamu dipalingkan darinya oleh orang yang tidak beriman
kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan
kamu binasa. Apakah itu yang ada di tangan kananmu, hai Musaf'Ini adalah
tongkatku, aku bertelehan padanya, dan aku pukul (daun) dengannya untuk
kambinghu, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya.' Allah berfirman:
13
14. Lemparkanlah ia, hai Musa!' Lalu dilemparkanlah tongkat itu, maka tiba-tiba ia
menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. Peganglah ia dan janganlah
takut, Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula, dan
kepitkanlah tanganmu ke ketiakmu, niscaya ia ke luar menjadi putih cemerlang
tanpa cacat, sebagai mukjizat yang lain (pula), untuk Kami perlihatkan kepadamu
sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang besar. Pergilah kepada Fir'aun;
sesungguhnya ia telah melampaui batas. Berkata Musa: 'Ya Tuhanku,
lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan
lepaskanlah kekakuan dari lidahhu, supaya mereka mengerti perkataanku, dan
jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun saudaraku,
teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku,
supaya kami banyak bertasbih kepada Engkau, dan banyak mengingat Engkau.
Sesungguhnya Engkau adalah Maha Melihat (keadaan) kami.' Allah berfirman:
'Sesungguhnya telah diperkenankan permintanmu, hai Musa.' Dan sesungguhnya
Kami telah memberi nikmat kepadamu pada kali yang lain, yaitu ketika Kami
mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan, yaitu: Letakkanlah ia (Musa)
di dalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu
membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhnya.'
Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan
supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku. (Yaitu) ketika saudammu yang
perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir'aun): 'Bolehkah saya
menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?' Maka Kami
mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita.
Dan kamu pernah membunuh seorang manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari
kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan; maka kamu
tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan, kemudian kamu datang
menurut waktu yang ditetapkan hai Musa, dan Aku telah memilihmu untuk diri-Ku.
"
Kisah ini menyiratkan pengesahan status kenabian Nabi Musa dari Allah SWT,
memberi dasar yang kuat bagi ajarannya yaitu ajaran tauhid. Selain itu juga
memberi misi kepada Nabi Musa untuk menyadarkan Firaun dan tentang apa yang
harus beliau lakukan demi menyebarkan ajaran Allah SWT.
3) Political Support
Fase ini adalah fase dimana seorang agent of change mengidentifikasi dan
memanfaatkan sumber daya stakeholder yang ia miliki.
(1) Nabi Musa menyadari kekurangannya yang tidak mampu berbicara kepada
orang banyak, maka beliau meminta kepada Allah SWT untuk menggerakkan
hati sahabatnya Nabi Harun As untuk membantu perjuangan beliau. Hal ini
tercantum dalam surat Thaha ayat 47.
"Maka datanglah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dan katakanlah:
'Sesungguhnya kdmi berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani
Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa mereka."
14
15. (2) Pada saat Nabi Musa menyiarkan ajaran Allah kepada Firaun, Firaun menolak
mentah-mentah. Dia malah menantang Nabi Musa untuk bertanding dengan
tukang-tukang sihirnya. Ini adalah peluang bagi Nabi Musa, dan sebagaimna
ayang sudah kita ketahui Nabi Musa dengan pertolongan Allah SWT berhasil
mengalahkan tukang-tukang sihir itu. Hal ini tercantum dalam surat Al A’raaf
ayat 115-126.
"Ahli-ahli sihir berkata: 'Hai Musa, kamukah yang akan melemparkan lebih
dahulu, ataukah kami yang akan melemparkan?' Musa menjawab:
'Lemparkanlah (lebih dahulu)! Maka tatkala mereka melemparkan, mereka
menyulap mata orang dan menjadihan orang banyak itu takut, serta mereka
mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan). Dan Kami mewahyukan
kepada Musa: 'Lemparkanlah tongkatmu!' Maka sekoyong-koyong tongkat itu
menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu nyatalah yang benar dan
gagallah yang selalu mereka kerjahan. Maka mereka kalah di tempat itu dan
jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan ahli-ahli sihir itu serta merta
meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata: 'Kami beriman kepada
Tuhan semesta alam, (Yaitu) Tuhan Musa dan Harun. Fir'aun berkata:
'Apakah kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu?'
Sesungguhnya (perbuatan) ini adalah suatu muslihat yang telah kamu
rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduknya darinya;
maka kelah kamu akan mengetahui (akibat perbnatanmu ini); sesungguhnya
aku akan memotong tangan dan kakimu dengan bersilang secara bertimbal
balik, kemudian sungguh-sungguh aku akan menyalib kamu semuanya. Ahli-
ahli sihir itu menjawab: 'Sesungguhnya kepada Tuhanlah kami kembali. Dan
kamu tidak membalas dendam dengan menyiksa kami, melaikan karena kami
telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang
kepada kami.' (Mereka berdoa): 'Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran
kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-
Mu).”
Nabi Musa dengan pertolongan Allah SWT dapat mengalahkan tukang-tukang sihir
itu. Bahkan tukang-tukang sihir itu pun kemudian beriman kepada Allah SWT.
4) Managing the Transition
(1) Activity Planning, road map bagi perubahan yaitu suatu hal yang harus
dilakukan agar perubahan dapat terjadi.
Setelah turunnya wahyu yang memerintahkan Nabi Musa untuk keluar dari
Mesir, maka Nabi Musa pun mempersiapkan umatnya untuk bersama-sama
melarikan diri dari Mesir dengan membawa segala harta benda mereka.
(2) Commitment Planning, mencari dukungan, baiat atau komitmen dari objek
perubahan untuk bekerja bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan.
Fase ini dilakukan Nabi Musa dengan cara:
a. Menyelamatkan kedua belas suku Bani Israil dari kejaran Firaun, dengan
15
16. cara menyeberangi Laut Merah;
b. Dengan izin Allah, Nabi Musa menyediakan makanan dan minuman kepada
umatnya dengan cara memukulkan tongkatnya ke batu.
5) Sustaining Momentum
Firman-firman Tuhan yang ada di dalam Taurat diajarkan oleh Nabi Musa kepada
para pengikutnya agar dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
6) Berani Menanggung Risiko Kegagalan
Semua manusia dapat gagal sekalipun mereka adalah pemimpin-pemimpin besar,
Abraham pernah gagal (Kejadian 12:10-13; 16:1-6), Musa pernah gagal (Keluaran
2:11-12; Bilangan 11:10-23), Daud juga pernah gagal (2 Samuel 11:21). Tanda
seorang pemimpin yang baik bukanlah bahwa ia bebas dari kegagalan. Bukti nyata
dari kepemimpinan ialah cara pemimpin itu menangani kegagalan. Mereka belajar
dari kegagalan mereka dan Allah terus memakai mereka sebagai pemimpin yang
berhasil guna.
7) Berani Menyadari Kelemahan
Semua yang kita alami adalah kesempatan untuk melatih kepemimpinan, tetapi
kita perlu menghindari dua kesalahan yang dibuat Musa dalam panggilannya
untuk memimpin bangsanya, yaitu:
(1) Musa berpikir bahwa kesadarannya akan kebutuhan pembebasan umatnya
sudah cukup dan ia menjadi sombong dan terlalu percaya diri
(2) Ketika Allah memanggilnya untuk jadi pemimpin, Musa dibelokkan kepada
ekstrim yang bertentangan dan dilumpuhkan oleh rasa ketidakcakapan.
8) Amanah/Delegasi Tuhan
Perhatikan kepemimpinan Nabi Musa dalam Perjanjian Lama. Musa tidak pernah
melakukan tindakan berdasarkan pertimbangannya, tetapi selalu berdasarkan
amanat, perintah dan petunjuk dari Allah (Keluaran 12:43-51; 13:1-16; 14:15-31;
15:25-26; 16:4-16; 17:4-7).
5. Strategi perubahan untuk Setiap Elemen Masyarakat
Dalam melakukan perubahannya, terdapat 3(tiga) elemen utama yang menjadi fokus
yaitu:
1) Bani Israil
2) Firaun dan para tukang sihir dan penasihatnya
3) Nabi Harun
Nabi Musa memulai proses perubahannya dari saudaranya sendiri yaitu Nabi Harun.
Nabi Harun menjadi mitra beliau dalam berdakwah karena kecakapannya dalam
bertutur. Setelah itu mereka berdua, menghadap Firaun untuk menyiarkan ajaran
tauhid kepadanya. Nabi Musa berusaha melakukan perubahan dengan cara
melakukan unjuk kekuatan kepada Firaun dan antek-anteknya. Meskipun usaha ini
tidak berhasil membawa Firaun kepada keimanan, akan tetapi para penyihir Firaun
berhasil disadarkan, dan mereka menyatakan keimanannya di depan Nabi Musa dan
16
17. Nabi Harun.
Kejadian ini membuat Firaun murka dan membunuh penyihir-penyihirnya. Hal ini
menimbulkan simpati dan meningkatkan dukungan dari Bani Israil kepada Nabi Musa.
Untuk merubah Bani Israil sendiri, Nabi Musa melakukan berbagai macam cara, dari
yang sifatnya lemah lembut sampai dengan cara kekerasan. Cara kekerasan ditempuh
seperti saat beliau mengasingkan Samiri, yang berusaha menyesatkan kembali
keimanan Bani Israil dengan cara membuat berhala berupa patung sapi emas. Hal ini
tidak lepas dari watak Bani Israil sendiri yang susah ditebak, ingkar janji dan selalu
meminta keringanan (tidak mau susah).
6. Penerapannya dalam Organisasi
1) Kewenangan BPKP dicantumkan dalam PP 60 tahun 2008 tentang SPIP. Pada PP
itu disebutkan bahwa BPKP mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan
intern. Pengawasan intern dapat dilakukan melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya misalnya jasa konsultansi kepada
pemerintah daerah dan BUMD. Dari PP tersebut, BPKP dituntut untuk melakukan
perubahan terkait tupoksi yang semula masih berjiwa audit menjadi konsultan.
Strategi yang perlu dilakukan yaitu peringatan yang berkelanjutan bahwa core
business BPKP sudah menjadi konsultansi.
2) Penguatan Fungsi Pengawasan BPKP
Selama ini tugas BPKP, hampir seluruhnya merupakan hasil permintaan (by
order), untuk itu perlu perubahan penguatan fungsi BPKP.
Strategi yang dilakukan BPKP yaitu :
(1) Melakukan negoisasi seperti yang dilakukan Musa terhadap Firaun, bahwa
fungsi BPKP sangatlah baik bagi pembangunan bangsa. Negoisasi bisa
kepada pemimpin internal BPKP maupun ke instansi yang berwenang.
(2) Memantapkan/memperjelas tujuan dan peranan utama BPKP yang jelas.
(3) melibatkan seluruh pegawai BPKP dalam melakukan perubahan, misalnya
saja melalui Focus Group Discusion untuk menetapkan tupoksi. Seperti Musa
yang tidak dapat mengubah perilaku bangsa israel tanpa adanya kemauan dari
bangsa itu.
17