Pemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid KristusJohan Setiawan
Gereja dan Pemuridan
Pola Pelayanan Amanat Agung
Sasaran Kualitas: Murid Kristus
Sasaran Kuantitas: Semua (Suku) Bangsa
Proses Menjadikan Murid Kristus
Pelipatgandaan Pekerja Kristus
Pengertian Pemuridan
Gereja yang Menghasilkan Murid
Pemuridan: Menjadi dan Menjadikan Murid KristusJohan Setiawan
Gereja dan Pemuridan
Pola Pelayanan Amanat Agung
Sasaran Kualitas: Murid Kristus
Sasaran Kuantitas: Semua (Suku) Bangsa
Proses Menjadikan Murid Kristus
Pelipatgandaan Pekerja Kristus
Pengertian Pemuridan
Gereja yang Menghasilkan Murid
Tidak akan ada pengalaman tanpa pemuridan
Di sinilah letak keindahan dari pemuridan. Tentu saja, jika Anda mengikut Yesus, maka Anda akan ada bersama dia dan dia bersama Anda. Banyak orang Kristen yang tidak mau mengikut Yesus dan karena itu mereka tidak mengalami hadirat Yesus. Tapi mereka malah bertanya, "Mengapa Yesus tidak datang dan menyertai saya?" Jika Anda ingin agar Yesus menyertai Anda, maka Anda yang harus menyertai dia terlebih dahulu.
Setiap kitayang telah diselamatkan dalam iman kepada Kristus, senantiasa bertumbuh mencapai kedewasaan sambil membimbing orang lain juga bertumbuh bersama sampai mencapai keserupaan dengan Kristus
Modul dan kelas diskusi Pembimbing Perjanjian Baru (PPB) akan menolong membuka wawasan kita tentang latar belakang dunia Alkitab Perjanjian Baru.
Melalui presentasinya dalam pembukaan kelas MLC - Pembimbing Perjanjian Baru (PPB), Ibu Yulia Oeniyati berbagi pemahaman tentang cara memahami dunia Alkitab dengan baik agar kita tidak salah mengerti maksud yang dituliskan penulis Alkitab.
Simak materinya sampai akhir dan dorong diri Anda untuk setia belajar dunia Perjanjian Baru dan alamilah Allah dalam hidup Anda. Tuhan Yesus memberkati.
#YLSA, #MinistryLearningCenter, #SABDAEvent, #IT4GOD, #YuliaOeniyati #perjanjianbaru #belajaralkitab
Setiap orang yang telah diselamatkan dalam Kristus senantiasa terus bertumbuh dalam kedewasaan sambil membimbing orang lain mencapai kedewasaan serupa dengan Kristus
Persahabatan Rohani
Komponen Kelompok Kecil
Indikator Kelompok Kecil
Lebih dari sekadar kelas dan khotbah, pemuridan harus didasarkan pada persahabatan dan waktu bersama.
Untuk menumbuhkan murid seperti yang Yesus lakukan, kita harus mengubah paradigma kita dari aktivitas dan relasi permukaan menjadi hubungan yang mendalam dan akuntabel.
(DISCIPLESHIFT)
Visi memiliki kekuatan yang dahsyat bagi hidup kita. Salah satunya ialah memberi motivasi kuat kepada kita untuk mewujudkan cita-cita, dream/mimpi di masa depan.
Tidak akan ada pengalaman tanpa pemuridan
Di sinilah letak keindahan dari pemuridan. Tentu saja, jika Anda mengikut Yesus, maka Anda akan ada bersama dia dan dia bersama Anda. Banyak orang Kristen yang tidak mau mengikut Yesus dan karena itu mereka tidak mengalami hadirat Yesus. Tapi mereka malah bertanya, "Mengapa Yesus tidak datang dan menyertai saya?" Jika Anda ingin agar Yesus menyertai Anda, maka Anda yang harus menyertai dia terlebih dahulu.
Setiap kitayang telah diselamatkan dalam iman kepada Kristus, senantiasa bertumbuh mencapai kedewasaan sambil membimbing orang lain juga bertumbuh bersama sampai mencapai keserupaan dengan Kristus
Modul dan kelas diskusi Pembimbing Perjanjian Baru (PPB) akan menolong membuka wawasan kita tentang latar belakang dunia Alkitab Perjanjian Baru.
Melalui presentasinya dalam pembukaan kelas MLC - Pembimbing Perjanjian Baru (PPB), Ibu Yulia Oeniyati berbagi pemahaman tentang cara memahami dunia Alkitab dengan baik agar kita tidak salah mengerti maksud yang dituliskan penulis Alkitab.
Simak materinya sampai akhir dan dorong diri Anda untuk setia belajar dunia Perjanjian Baru dan alamilah Allah dalam hidup Anda. Tuhan Yesus memberkati.
#YLSA, #MinistryLearningCenter, #SABDAEvent, #IT4GOD, #YuliaOeniyati #perjanjianbaru #belajaralkitab
Setiap orang yang telah diselamatkan dalam Kristus senantiasa terus bertumbuh dalam kedewasaan sambil membimbing orang lain mencapai kedewasaan serupa dengan Kristus
Persahabatan Rohani
Komponen Kelompok Kecil
Indikator Kelompok Kecil
Lebih dari sekadar kelas dan khotbah, pemuridan harus didasarkan pada persahabatan dan waktu bersama.
Untuk menumbuhkan murid seperti yang Yesus lakukan, kita harus mengubah paradigma kita dari aktivitas dan relasi permukaan menjadi hubungan yang mendalam dan akuntabel.
(DISCIPLESHIFT)
Visi memiliki kekuatan yang dahsyat bagi hidup kita. Salah satunya ialah memberi motivasi kuat kepada kita untuk mewujudkan cita-cita, dream/mimpi di masa depan.
This article examines the philosophical foundations of Islamic counseling guidance. Any scientific discipline produced by ijtihadi process must be historical. Therefore, the scientific status of a science is no longer placed parallel to the sacred doctrine, so it is taken for granted. Similarly, the existence of Islamic counseling guidance should not be placed higher above other counseling theories, or other scientific disciplines of counseling. Counseling process that is part of humanitarian activities, if used as one of the objects of scientific studies, should give birth to a scientific discipline that is historical. The right approach, therefore, appropriate for the study of it, would be more humanistic-transcendental rather than transcendental-theological. Based on the ontological studies, there is no significant ontological difference between Islamic counseling and other counseling disciplines. Both are only distinguished from the aspect of counselor status and spirit of morality that is used as paying counseling activities.
Keywords: Da’wah Science; Counseling; Philosophy
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. KEPEMIMPINAN KRISTEN
Oleh Betsy Edith Christie, 0906521713
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Arkeologi
Nama Sumber:
1. Materi Rancangan Pembelajaran MPK Agama Kristen
2. Memulai Hidup Baru
3. God’s Answers For Your Every Question for Students
Disusun Oleh:
1. Tim Pengajar MPK Agama Kristen Universitas Indonesia
2. Lea Santoso, Jimmy Kuswadi, dan Tim Staf Perkantas
3. Penerbit PT Bhuana Ilmu Populer
Hakekat kepemimpinan Kristen adalah pelayanan. Landasan alkitab mengenai
kepemimpinan Kristen terdapat dalam Markus 10 : 45 “Karena Anak Manusia juga datang
bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya
menjadi tebusan bagi banyak orang”. Pelayanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari hidup orang percaya. Pelayanan meliputi banyak hal dan memiliki cakupan aplikasi yang
luas. Pelayanan tidak hanya meliputi pelayanan gerejawi seperti berkhotbah atau pelayanan
gerejawi lainnya, akan tetapi dapat mencakup pelayanan lain yang lebih sederhana. Pelayanan
lain yang lebih sederhana misalnya memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkan.
Pelayanan harus dimengerti secara utuh karena pelayanan tidak hanya di gereja, akan
tetapi di lingkungan masyarakat dan keluarga. Pelayanan merupakan sarana untuk melayani
sesama. Subjek kepemimpinan Kristen adalah yang dilayani. Implikasi pendapat ini bahwa di
dalam sebuah kepemimpinan, seorang pemimpin harus dapat mengerti akan posisi dari
2. bawahannya. Seorang pemimpin harus dapat bersikap, berperilaku, bertindak dengan cara yang
dapat dipahami, dihayati, dilaksanakan bawahan. Pemimpin harus dapat menciptakan suasana
yang kondusif sehingga bawahan yang bersangkutan tidak merasa dipaksa untuk menjalani
sesuatu keputusan tertentu. Hal ini diperlukan agar kerja bawahan dapat optimal.
Hal ini memiliki relevansi dengan teori Maslow mengenai kebutuhan dasar manusia.
Kebutuhan dasar manusia berjenjang, di mana kebutuhan yang lebih tinggi baru akan mendesak
untuk dipenuhi setelah kebutuhan dasar yang lebih rendah terpenuhi. Akan tetapi, aktualisasi diri
sebagai kebutuhan dasar manusia apalagi untuk ‘menjadi’ (Maslow, 1964, 1970: being) akan
lebih mudah terpenuhi apabila seseorang berada di dalam suasana yang aman, merasa bebas
untuk berkreasi (Rogers, 1965). Kesulitan seorang bawahan untuk memenuhi kebutuhan dasar
misalnya kebutuhan dasar fisik, aman, sosial, harga diri, aktualisasi diri, membaktikan diri
kepada Tuhan dapat menurunkan produktivitas, mutu, dan hasil kerja.
Hal ini apabila dibiarkan terus menerus di dalam waktu lama, akan mempengaruhi
ketenangan, ketenteraman yang dapat bermuara pada sikap menolak, perilaku negatif,
membangkang, mengganggu, dan merusak lingkungan. Sesuai dengan Markus 10:45 dan teori
Maslow maka pelayanan yang baik adalah pelayanan yang memiliki penghargaan organisasi,
manajemen, pimpinan, dan atasan terhadap bawahan. Penghargaan atasan terhadap bawahan
akan memiliki dampak positif pada stabilitas, peningkatan loyalitas, mutu kerja, kualitas
produktivitas, hasil kerja bawahan, dan personalia.
Berdasarkan Markus 10: 45, kepemimpinan berwawasan kebangsaan Indonesia secara
konkret merupakan penerapan nilai pelayanan pada kepemimpinan Seorang pemimpin harus
dapat bersikap objektif yaitu tidak membedakan bawahan dalam keadaan apapun juga. Pemimpin
juga harus berperilaku sesuai dengan nilai-nilai tut wuri handayani (Ki Hajar Dewantara), ing
ngarso sung tulodo dan ing madyo mangun karso (Sosrokartono), keteladanan, pendidikan,
pengendalian diri, berintegritas dengan lingkungan (Bahan Penataran, 1996, hh. 58,59), dan
penguasaan diri (Surat Yakobus).
Sesuai dengan apa yang telah dikemukakan di atas, terlihat bahwa kepemimpinan yang
berwawasan kebangsaan Indonesia lebih mengutamakan kepada subjek atau yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin lebih mengutamakan kondisi secara menyeluruh dari bawahan. Hal ini dapat
3. berupa fokus kepada pendidikan terhadap bawahan ataupun pembinaan pegawai yang merupakan
bagian dari bawahan (Goenawan Wardana, Munandar, 1980).
Kepimpinan berwawasan kebangsaan Indonesia lebih mengutamakan kepada subjeknya.
Ini menjadi ciri khas dari kepemimpinan itu sendiri. Kepimpinan ini lebih menghargai bawahan
sebagai individu yang juga harus dihargai layaknya manusia. Hal ini karena seorang bawahan
juga merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Seorang pemimpin juga diharapkan untuk menciptakan
kondisi atau lingkungan kerja yang nyaman. Lingkungan yang nyaman dapat menunjang kinerja
bawahan agar dapat bekerja lebih optimal.
Karakter kepemimpinan berwawasan Indonesia yaitu mensubyekkan yang dipimpin
menggambarkan tingkah laku, perilaku, tindakan kepemimpinan Kristen yang menghadirkan
pemimpin berciri local wisdom, berkearifan lokal Indonesia dengan wibawa bernuansa
internasional. Hal ini sesuai dengan teladan dari Tuhan Yesus sendiri yang memiliki karakter
sebagai pemimpin yang mengasihi yang dipimpin-Nya. Di dalam perumpamaan Yesus
diibaratkan sebagai seorang gembala dan manusia sebagai kawanan domba. Tuhan tidak pernah
mengkucilkan, memusuhi, ataupun membenci yang sesat, melainkan mencari dan mengajak yang
sesat untuk memperbaiki diri melalui proses pendidikan dan pembinaan yang dilakukan Tuhan
Yesus terhadap dirinya.
Keteladanan yang diberikan Yesus lewat kepemimpinan-Nya yang berlandaskan kasih
merupakan contoh yang dapat ditiru pemimpin yang berwawasan kebangsaan Indonesia. Di
dalam sebuah kepemimpinan yang diperlukan adalah sikap seorang pemimpin yang dapat
memimpin bawahannya dengan baik tanpa adanya hak untuk menguasai bawahan. Sikap
menguasai bawahan dapat berujung kepada kinerja bawahan yang tidak optimal. Pemimpin
dalam hal ini hakekatnya Tuhan Yesus Kristus dengan kekuatan Roh Kudus, memampukan
manusia untuk mengalami perubahan dan perkembangan yang akan berdampak positif terhadap
pelaksanaan segala kewajiban baik di kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat dalam hal
ini organisasi tertentu, gereja, ataupun keluarga. Kepemimpinan yang demikian dapat
memampukan bawahan untuk bekerja secara optimal sehingga menghasilkan hasil yang optimal.