Dokumen tersebut merangkum tentang percobaan untuk mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan hewan selama respirasi dengan menggunakan respirometer. Percobaan dilakukan dengan memasukkan jangkrik ke dalam tabung respirometer dan mengukur perpindahan kedudukan eosin setiap 2 menit untuk menentukan jumlah oksigen yang terkonsumsi. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin besar massa jangkrik, semakin bany
1. I. Tujuan
Untuk mengetahui jumlah oksigen yang diperlukan hewan pada saat melakukan
respirasi dalam waktu tertentu
II. Dasar Teori
Respirasi atau oksidasi glukosa secara lengkap merupakan proses
pembentukan energy yang utama untuk kebanyakan sel. Pada waktu glukosa
dipecah dalam suatu rangkaian reaksi enzimatis, beberapa energy dibebaskan dan
diubah menjadi bentuk ikatan phosphate bertenaga tinggi (ATP)dan sebagian lagi
hilang sebagai panas. Proses keseluruhan dari respirasi merupakan reaksi oksidasi
reduksi, yaitu senyawa dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap
direduksi membentuk H2O. pati, fruktan, sukrosa, atau gula lainnya, lemak, asam
organic, protein dapat bertindak sebagai substrat respirasi. Respirasi umum
glukosa, dapat ditulis sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + energy (ATP + panas)
Respirasi merupakan rangkaian dari 50 atau lebih reaksi komponen, masing-masing
dikatalisis oleh enzim yang berbeda. Respirasi merupakan oksidasi yang
berlangsung di medium air, dengan pH mendekati netral, dan pada suhu sedang.
Respirasi merupakan reaksi oksidasi senyawa organic yang menghasilkan energy
yang digunakan untuk aktivitas sel dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi
tinggi lainnya.
Lebih lanjut, sejalan dengan berlanngsungnya pemecahan, kerangka karbon
antara disediakan untuk menghasilkan berbagai produk esensial lainnya.
Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen respirasi dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
1. Respirasi aerob
Yang menggunakan O2 sebagai terminal electron akseptor (respirasi yang
memerlukan oksigen,penguraian lengkap sampai dihasilkan CO2 + H2O à
oksidasi sempurna).
Raksinya : C6H12O6 6CO2 + 6H2O + ATP
2. Respirasi anaerob
2. Yang tidak memerlukan oksigen tetapi asam organic sebagai electron akseptor
(respirasi yang tidak memerlukan oksigen, penguraian bahan organic tidak
lengkap à oksidasi tidak sempurna )
Raksinya : C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + ATP
Respirasi pada insecta
Kelas hexapoda seringkali disebut sebagai insecta atau serangga, yang
memiliki kaki yang berjumlah emanam. Namun tidak semua anggotanya selalu
memiliki kaki enam. Golongan serangga primitif memmiliki kaki setiap ruas
tubuhnya. Selama daur hidupnya serangga mengalami pergantian bentuk yang
disebut metamorfosis, dengan jalan melakukan pengelupasan kulit yang disebut
ekdisis. Metamorfosis ada dua macam, yaitu metamorfosis tak sampurna dan
metamorfosis sempurna.
Serangga dapat ditemukan di mana-mana, misalnya di air, darat, dan udara
atau di tumpukan buku-buku. Ada yang hidup bebas ada juga yang pasarit. Ada
yang mengeluarkan cahaya di malam hari, ada pula yang mengeluarkan suara
yang nyaring. Ada yang memiliki nilai ekonomi dan ada juga yang merugikan.
Serangga merpakan hewan yang paling sukses hidup didunia karena dapat
beradaptasi dengan segala kondisi lingkungan.Anggota Insekta sekitar 900.000
jenis yang berbagi menjadi 25 ordo. Insekta dipelajari dalam ilmu khusus yaitu
entomologi.
Sistem respirasi pada insecta
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga
dan arthopoda lainya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di
kerangka luar (eksosleketon) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembulu
silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen
tubuh. Spirakel mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka
dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada ummunya spirakel terbuka
selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel
menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya trakea bercabang lagi
bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat
mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam.Trakeolus tidak berlapis
kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas
terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi
3. yang sama dengan kalpiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada
vertebrata.
Makanisme pernapasan pada serangga, misalanya belalang, adalah sebagai
berikut :
Jika otot perut belalang berkontraksi, maka trekea mexrupih sehingga udara
kaya CO2 keluar. Sebaliknya, kerja otot perut belalang berelaksasi maka trakea
kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil
dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya O2
masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke seluruh
tubuh, dan sebaliknya mengangkut CO2 basil respirasi untuk dikeluarkan dari
tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari
makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi
ke jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan
menjulurkan tabung pernapasan ke permukaan air untuk mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat
menyelam ke dalam air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp.
Mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan
vertikal. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem
trakea ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi
menyerap udara dari air atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus
serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui
pembuluh trakea.
III. Alat dan Bahan
Respirometer
Timbangan
Stopwatch
Pipet tetes
Eosin
Jangkrik/belalang
Kapas
4. Plastisin
Kristal NaOH/KOH
IV. Cara Kerja
1. Mengambil 5 butir kristal NaOH/KOH dan membungkusnya dengan kapas,
lalu memasukkannya dalam tabung respirometer
2. Memasukkan jangkrik/belalang yang sudah ditimbang ke dalam botol
respirometer, kemudian menutupnya dengan pipa berskala
3. Mengoleskan plastisin pada celah tutup tabung
4. Menutup ujung pipa berskala dengan jari ±1 menit, kemudian lepaskan dan
memasukkan setetes eosin dengan menggunakan pipet
5. Mengamati dan mencatat perubahan kedudukan eosin pada pipa berskala
setiap 2 menit
6. Melakukan percobaan yang sama (langkah 1-5) dengan menggunakan
jangkrik/belalang dengan berat yang berbeda
7. Mencatat hasil pengamatan
V. Data Pengamatan
No.
Berat Tubuh
Hewan
Perpindahan Kedudukan Eosin (dalam skala)
2 menit 2 menit 2 menit 2 menit 2 menit
1 0,2 gr 0,2 0,4 0,54 0,62 0,75
2 0,7 gr 0,36 0,51 0,62 0,73 0,91
VI. Kesimpulan
Semakin besar massa jangkrik, semakin banyak O2 yang dibutuhkan dalam
respirasi