Laporan ini memberikan ringkasan hasil perhitungan struktur box culvert berdimensi 2 x 3 m yang akan dibangun di Jombang. Perhitungan struktur meliputi analisis plat atas, plat bawah, dan dinding dengan mempertimbangkan berbagai kombinasi beban sesuai standar. Hasilnya menunjukkan momen dan gaya geser maksimum pada setiap elemen masih di bawah kapasitas struktur.
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
JURUSAN TEKNIK SIPIL
DESEMBER 2015
PROSEDUR PERENCANAAN PERKERASAN JALAN RAYA
Menghitung tebal rencana perkerasan lentur (flexible) dan kaku (rigid) menggunakan manual perkerasan jalan raya dan analisis komponen.
Dosen pengampu : Ir. Ary Setyawan, M.Sc., Ph.D.
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
JURUSAN TEKNIK SIPIL
DESEMBER 2015
PROSEDUR PERENCANAAN PERKERASAN JALAN RAYA
Menghitung tebal rencana perkerasan lentur (flexible) dan kaku (rigid) menggunakan manual perkerasan jalan raya dan analisis komponen.
Dosen pengampu : Ir. Ary Setyawan, M.Sc., Ph.D.
Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
2. 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
I. KRITERIA REVIEW DESIGN STRUKTUR...................................................................................3
A.Deskripsi Struktur Secara Umum.................................................................................................3
1. Nama Proyek............................................................................................................................ 3
2. Lokasi....................................................................................................................................... 3
3. Box Culvert.............................................................................................................................. 3
B. Kriteria Rencana Struktur............................................................................................................3
1. Standar dan Kode Referensi..................................................................................................... 3
2. Spesifikasi Material.................................................................................................................. 4
3. Pembebanan............................................................................................................................. 4
4. Kombinasi Pembebanan........................................................................................................... 7
II. PERHITUNGAN STRUKTUR BOX CULVERT .........................................................................8
A. Data Teknis Struktur ..................................................................Error! Bookmark not defined.
B. Pemodelan Struktur Box Culvert Tipe 2 x 3 m ..........................Error! Bookmark not defined.
C. Hasil Analisis Struktur Plat Atas.................................................................................................9
D. Hasil Analisis Struktur Plat Bawah...........................................................................................10
E. Hasil Analisis Struktur Dinding.................................................................................................11
F. Perhitungan Penulangan Struktur Plat Atas ...............................................................................13
G. Perhitungan Penulangan Struktur Plat Bawah...........................................................................16
H. Perhitungan Penulangan Struktur Dinding................................................................................19
3. 3
I. KRITERIA DESIGN STRUKTUR
A.Deskripsi Struktur Secara Umum
1. Nama Proyek : Pembangunan Box Culvert (Tipe 2 x 3 m )
2. Lokasi : Pembangunan Box Culvert Lintas Mojokerto-Jombang
3. Box Culvert
Box Culvert merupakan struktur yang memiliki fungsi seperti struktur jembatan namun memiliki
komponen yang lebih sederhana yaitu suatu konstruksi yang berfungsi untuk meneruskan jalan
melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah .Box Culvert merupakan bagian dari suatu sistem
operasi yang utuh di bidang Prasarana Kereta Api yang mendukung langsung moda transportasi
jalan rel. Bagian – bagian jembatan antara lain :
3.1.Struktur atas
Struktur atas box culvert meliputi struktur plat atas, dinding dan platt bawah. Dalam desain
ini Struktur atas box culvert menggunakan beton mutu K-300 dengan dimensi 2 x 3 m dan
panjang melintang 5.5 m.
3.2.Pondasi
Pondasi merupakan konstruksi pada suatu bangunan yang berfungsi untuk meneruskan beban
dari atas ke tanah dasar. Pondasi dalam desain box culvert diperlukan jika kondisi tanah dasar
memiliki daya dukung yang sangat kecil.
B. Kriteria Rencana Struktur
1. Standar dan Kode Referensi
- Tata Cara Perencanaan Pembebanan Struktur untuk Jembatan ( PPPJJR SKBI 1987 )
- Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI - 1726 -
2002)
- Peraturan Menteri Perhubungan No 60 Tahun 2012
- Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja untuk Jembatan (SNI-1729-2002)
- Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI-2847-2002)
- Mekanika Tanah untuk Endapan dan Residu (Lurence D. Wesley)
4. 4
2. Spesifikasi Material
2.1.Mutu beton
- Plat atas : fc’ = 24,9 MPa (K-300)
- Dinding : fc’ = 24,9 MPa (K-300)
- Plat bawah : fc’ = 24,9 MPa (K-300)
2.2.Mutu baja
fy = 400 MPa (untuk baja tulangan ulir)
fy = 240 MPa (untuk baja tulangan polos)
3. Pembebanan
3.1. Beban mati
Beban mati diperoleh dari berat sendiri pangkal jembatan yang dihitung berdasarkan berat
tiap bagian pangkal yang dibagi dalam beberapa segmen.
3.2. Beban mati tambahan
Beban mati tambahan (SDL) yang bekerja pada struktur atas jembatan adalah beban yang
berasal dari material rel, bantalan beton, balas yang besarnya ditentukan berdasarkan
peraturan dinas 10 (PD 10) untuk jembatan beton single track (lebar dek 4,4 m), q SDL= 5,337
t/m, untuk jembatan baja single track, q SDL = 0,12 t/m
3.3. Beban hidup
Beban hidup (L) yang bekerja pada struktur atas jembatan adalah beban yang berasal dari
rangkaian kereta api yang besarnya ditentukan berdasarkan Rencana Muatan 1921 (RM
1921).
3.4. Beban tumbuk
Beban tumbuk yang bekerja pada struktur atas jembatan adalah beban yang berasal dari
rangkaian kereta api yang melintas akibat pengaruh penggunaan balas yang besarnya
ditentukan sebagai berikut :
5. 5
3.5. Beban sentrifugal
Beban sentrifugal (C) dihitung dari perkalian beban kereta dengan faktor α. Beban bekerja
tepat di pusat gravitasi kereta pada arah sudut horizontal terhadap rel yang besarnya
ditentukan sebagai berikut :
3.6. Beban lateral
Beban lateral (Lf) bekerja tepat di kepala rel pada arah sudut horizontal terhadap rel. Beban
lateral didapat dari presentase 15 – 20% representasi beban sumbu lokomotif.
3.7. Beban rem
Beban rem (B) dihitung dari presentase beban kereta sebesar 25%, bekerja tepat pada pusat
gravitasi dari kereta pada arah longitudinal (searah) rel.
3.8. Beban longitudinal
Beban longitudinal (LR) yang bekerja di sepanjang satuan rel, secara prinsip memiliki nilai
sebesar 1000 Kg/m, dimana nilai maksimum yang dapat diaplikasikan sebesar 200 ton.
Beban angin
- Beban angin (W0) yang bekerja tegak lurus dari penampang bidang jembatan, dengan
kondisi tanpa kereta yang melintas memiliki nilai sebesar 300 Kg/m2 dapat digunakan
6. 6
pada kondisi bagian penampang rangka batang tidak termasuk sistem penampang
pembaginya
- Beban angin (W1) yang bekerja tegak lurus dari penampang bidang jembatan, dengan
kondisi kereta yang melintas memiliki nilai sebesar 150 Kg/m2 . Dimana, nilai beban
sebesar 80 Kg/m2 dapat digunakan pada kondisi bagian penampang rangka batang dan
untuk rasuk girder maupun jembatan komposit memiliki nilai beban sebesar 120 Kg/m2
3.8.1. Beban gempa
Beban geser
V :
R
WtxIxC1
V : Gaya geser dasar nominal
C1 : Nilai faktor respon gempa yang didapat dari spektrum respon gempa
rencana
I : Faktor keutamaan
Wt : Berat total gedung termasuk beban hidup.
R : Faktor reduksi gempa representatif dari struktur gedung yang
bersangkutan.
3.8.2. Faktor respon gempa
Lokasi bangunan terletak pada Zona 3 (Jombang) berdasarkan peta lokasi wilayah
gempa di Indonesia. Tipe tanah yang digunakan “tanah sedang” dengan nilai Nspt <15,
kedalaman 20-50 m, sehingga faktor respon gempa, C = Ao
Percepatan respon maksimum :
Am = 2,5 x Ao
Perhitungan faktor respon gempa, C mengikuti:
T Tc, C = Am
T > Tc, Ar = Am x Tc
C =
T
Ar
7. 7
4. Kombinasi Pembebanan
Tabel 1. Kombinasi Pembebanan
No kombinasi
beban
Beban
permanen
Beban sementara
D L I C LR LF B W1 W2 E
1 1.0 1.1 1.1 1.1 1.0
2 1.0 1.1 1.1 1.1 1.0 1.0 1.0
3 1.0 1.1 1.0 1.0 1.0
4 1.0 1.2
5 1.0 1.1
6 1.1 1.0
7 1.0
8 1.0 1.0 1.0 1.0
9 1.0
10 1.0 1.0 1.0
8. 8
II. PERHITUNGAN STRUKTUR BOX CULVERT
A. Data Teknis Struktur
B. Pemodelan Struktur Box Culvert Tipe 2 x 3 m
Pemodelan struktur box culvert tipe 2 x 3 m menggunkan model shel atau plat slab 3D. Berikut
ketentuan desain yang diterapkan pada struktur box culvert 2 x 3 m :
a. Pembebanan disesuaikan dengan ketentuan pembebanan jembatan Kereta Api Indonesia
b. Elemen masing-masing struktur dimodelkan sebagai struktur plat yang dimodelkan sesuai
dengan dimensi desain.
c. Beban-beban yang bekerja pada struktur di distribusikan pada garis sumbu struktur.
Gambar 1. Pemodelan Struktur Box Culvert 2 x 3 m
Section Material MatAngle AreaType Type Thickness BendThick
Text Text Degrees Text Text m m
Dinding beton 0 Shell Plate-Thick 0.4 0.4
Plat Atas beton 0 Shell Plate-Thick 0.3 0.3
Plat Bawah beton 0 Shell Plate-Thick 0.3 0.3
13. 13
F. Perhitungan Penulangan Struktur Plat Atas
1). Data Bahan Struktur
Kuat tekan beton, fc' = 24.9 MPa
Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, fy = 400 MPa
Modulus elastisitas beton Ec = 4700 * √ fc' =23452.95 MPa
Modulus elastisitas baja Es = 200000 MPa
2) Data Struktur Plat
Tinggi pelat , Lx = 2 m
Lebar Pelat, Ly = 5.5 m
Diameter tulangan yang digunakan, Æ = 13 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 40 mm
Tebal Pelat t = 0.3 m
3). Momen Pelat Akibat Beban Rencana Terfaktor
Momen Arah X ( M11) 25.30 kNm/m
Momen Arah Y (M22) 97.40 kNm/m
4). Penulangan
Untuk : fc' ≤ 30 MPa, b1 = 0.85
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = 0.85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * fc'/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.027
Rasio tulangan maksimum rmaks = 0,75 * rb = 0.020
Rasio tulangan minimum rmin =1,4 / fy = 0.00350
a) Penulangan Utama ( sejajar jalan rel )
Analisis Momen SAP 2000
Analisis Momen SAP 2000
14. 14
Momen rencana (maksimum) plat, Mu = 97.40 kNm/m
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d = ts + Æ / 2 = 253.5 mm
Jarak tulangan tekan terhadap sisi luar beton d' = 46.5 mm
Ditinjau b selebar 1 m, b = 1000 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu / f = 121.75 kNm
Regangan Ultimate Beton c= 0.003
Regangan Leleh baja es= 0.002
Regangan Leleh Baja Tekan es'= 0.000367
Tegangan Baja Tekan fs'= 73.37278 mpa
regangan yang terjadi pada Beton ec= 0.000449
Ketebalan Blok Tekan Beton a= 56.94565 mm
Menentukan Kebutuhan Tulangan
Mn=AS*Fy*(d-a/2)-As'*fs*(d'-a/2)-0.85*fc'*a*b*(0)
As=As'
AS*FY*(d-a/2)-As'*fs*(a-d')=0.85*fc'*a*b*(a/2)
88688.17 As= Mn- 0
As= = 1373 mm2
Luas Tulangan yang Dipakai = 1373 mm2
Jumlah Tulangan Dalam 1 m = 11 Buah
Jarak Penulangan = 100 mm
b) Penulangan melintang ( tegak lurus jalan rel )
15. 15
Momen rencana (maksimum) plat, Mu = 25.30 kNm/m
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.8
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d = ts+Æ/2 = 253.5 mm
Jarak tulangan tekan terhadap sisi luar beton d' = 46.5 mm
Ditinjau b selebar 1 m, b = 1000 mm
Momen nominal rencana, Mn =Mu/f 31.625 kNm
Regangan Ultimate Beton c= 0.003
Regangan Leleh baja es= 0.002
Regangan Leleh Baja Tekan es'= 0.000367
Tegangan Baja Tekan fs'= 73.37278 mpa
Regangan yang terjadi pada Beton ec= 0.000449
Ketebalan Blok Tekan Beton a= 56.94565 mm
Menentukan Kebutuhan Tulangan
Mn=AS*Fy*(d-a/2)-As'*fs*(d'-a/2)-0.85*fc'*a*b*(0)
As=As'
AS*FY*(d-a/2)-As'*fs*(a-d')=0.85*fc'*a*b*(0)
88688.17 As= Mn- 0
As= = 357 mm2
Luas Tulangan yang Dipakai = 787.5 mm2
Jumlah Tulangan Dalam 1 m = 6 Buah
Jarak Penulangan = 200 mm
16. 16
G. Perhitungan Penulangan Struktur Plat Bawah
1). Data Bahan Struktur
Kuat tekan beton, fc' = 24.9 MPa
Tegangan leleh baja untuk tulangan lentur, fy = 400 MPa
Modulus elastisitas beton Ec = 23452.95 MPa
Modulus elastisitas baja Es = 200000 MPa
2) Data Struktur Plat
Tinggi pelat , Lx = 2 m
Lebar Pelat, Ly = 5.5 m
Diameter tulangan yang digunakan, Æ = 13 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 40 mm
Tebal Pelat t = 0.3 m
3). Momen Pelat Akibat Beban Rencana Terfaktor
Momen Arah X ( M11) 7.90 kNm/m
Momen Arah Y (M22) 20.10 kNm/m
4). Penulangan
Untuk : fc' ≤ 30 MPa, b1 = 0.85
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, b1 = 0.85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * fc'/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.027
Rasio tulangan maksimum rmaks = 0,75 * rb = 0.020
Rasio tulangan minimum rmin =1,4 / fy = 0.00350
a) Penulangan Utama ( sejajar jalan rel )
Analisis Momen SAP 2000
Analisis Momen SAP 2000
17. 17
Momen rencana (maksimum) plat, Mu = 20.1 kNm/m
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.8
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d = ts + Æ / 2 = 253.5 mm
Jarak tulangan tekan terhadap sisi luar beton d' = 46.5 mm
Ditinjau b selebar 1 m, b = 1000 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu / f = 25.125 kNm
Regangan Ultimate Beton c= 0.003
Regangan Leleh baja es= 0.002
Regangan Leleh Baja Tekan es'= 0.000367
Tegangan Baja Tekan fs'= 73.37278 mpa
regangan yang terjadi pada Beton ec= 0.000449
Ketebalan Blok Tekan Beton a= 56.94565 mm
Menentukan Kebutuhan Tulangan
Mn=AS*Fy*(d-a/2)-As'*fs*(d'-a/2)-0.85*fc'*a*b*(0)
As=As'
AS*FY*(d-a/2)-As'*fs*(a-d')=0.85*fc'*a*b*(a/2)
88688.17 As= Mn- 0
As= = 284 mm2
Luas Tulangan yang Dipakai = 1050.000 mm2
Jumlah Tulangan Dalam 1 m = 8.000 Buah
Jarak Penulangan = 140.00000 mm
b) Penulangan melintang ( tegak lurus jalan rel )
18. 18
Momen rencana (maksimum) plat, Mu = 7.90 kNm/m
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.8
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d = ts+Æ/2 = 253.5 mm
Jarak tulangan tekan terhadap sisi luar beton d' = 46.5 mm
Ditinjau b selebar 1 m, b = 1000 mm
Momen nominal rencana, Mn=Mu /f = 9.875 kNm
Regangan Ultimate Beton c= 0.003
Regangan Leleh baja es= 0.002
Regangan Leleh Baja Tekan es'= 0.000367
Tegangan Baja Tekan fs'= 73.37278 mpa
Regangan yang terjadi pada Beton ec= 0.000449
Ketebalan Blok Tekan Beton a= 56.94565 mm
Menentukan Kebutuhan Tulangan
Mn=AS*Fy*(d-a/2)-As'*fs*(d'-a/2)-0.85*fc'*a*b*(0)
As=As'
AS*FY*(d-a/2)-As'*fs*(a-d')=0.85*fc'*a*b*(0)
88688.17 As= Mn- 0
As= = 112 mm2
Luas Tulangan yang Dipakai = 787.5 mm2
Jumlah Tulangan Dalam 1 m = 6 Buah
Jarak Penulangan = 200 mm
19. 19
H. Penulangan Struktur Dinding
1 Data Bahan Struktur
Mutu beton :K -
Kuat tekan beton, fc' = MPa
Modulus Elastisitas Beton Es = MPa
Mutu baja : U - 40
Tegangan leleh baja fy = MPa
Modulus Elastisitas Baja Ey = MPa
2. Data Struktur Dinding
Dimensi Dinding Bx = m
Hz = m
Ditinjau dinding selebar 1 m :
Lebar dinding b = mm
Tebal dinding h = mm
Momen ultimit kNm
Gaya aksial Pu = kN
3.Penulangan
a.Tulangan Utama
Luas penampang badan pangkal yang ditinjau Ag = b * h = mm
2
α = ɸ.Pn / (fc'. Ag) = Pu * 10
4
/ (fc' * Ag)
β = ɸ.Mn / (fc' . Ag . h) = Mu * 107
/ (fc' * Ag * h)
α =
β =
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton
d' = mm
h' = h - 2*d' = mm
h'/h =
Nilai α = ɸ . Pn / ( fc' . Ag) dan β = ɸ . Mn / (fc' . Ag . h) diproyeksikan ke dalam diagram interaksi,
3
1000
400
97.415
23452.953
24.9
400
200000
5.5
400000
ɸ.Pn = Pu
524.34
100
200
0.5
300
ɸ.Mn = Mu
0.05
0.02
Mu =
20. 20
maka diperoleh rasio tulangan yang diperlukan ρ =
Luas tulangan yang diperlukan : As = ρ * b * h = mm
2
Diameter tulangan yang digunakan, D = 16 mm
Tulangan tekan dibuat sama dengan tulangan tarik :
mm
2
Jarak tulangan yang diperlukan 200 mm
Tulangan tekan D 16
D 16
Rasio tulangan yang digunakan ρ =
b.Tulangan Bagi
Untuk tulangan bagi diambil 50% tulangan pokok
As' = 50% * As = mm
2
Diameter tulangan yang digunakan D = mm
Jarak tulangan S = π / 4 * D
2
* b / As' = mm
2
Digunakan tulangan 13 -
mm2
ρtekan = 0.3%
0.5%
ρtarik = 0.3%
2000
As (tekan) = As (tarik) = 1/2 * As = 1000
S = π / 4 * D
2
* b / (1/2 * As) =
Juml. Lapis dia. Tulangan Jarak
1
As' = π / 4 * D2
* b / s = 663.7
Tulangan tarik 1 200
0.5%
200
500
13
265
200D =