Modul ini membahas perencanaan program untuk organisasi masyarakat sipil yang bekerja dalam penanggulangan HIV. Modul ini memberikan panduan tentang proses perencanaan program mulai dari mengidentifikasi masalah dan kebutuhan, menentukan tujuan dan strategi, merencanakan tugas dan anggaran, hingga monitoring dan evaluasi program. Modul ini juga menekankan pentingnya memperhatikan bukti-bukti dari penelitian dan evaluasi program sebelumnya dalam meranc
3. 3
Daftar Isi
Daftar Singkatan...............................................................................................................................4
Tujuan Modul Ini .............................................................................................................................6
1. Pengenalan Perencanaan Program .............................................................................................8
2. Menggunakan Bukti sebagai Informasi dalam Perencanaan Program.......................................9
2.1 Apa yang Dimaksud dengan Bukti?........................................................................................9
2.2 CDC dan Intervensi Perilaku HIV Berbasis Bukti...................................................................12
2.3 Rujukan ke Strategi dan Rencana AKSI HIV dan AIDS Nasional Tahun 2010‐2014.............13
3. Peran Potensial untuk OMS PPB .............................................................................................14
4. Berkonsultasi dengan Klien, Relawan, Staf dan Pemangku Kepentingan Lain.........................23
5. Memastikan bahwa Tujuan Cukup Menantang namun Realistis...............................................24
6. Mengembangkan Rencana .........................................................................................................25
6.1 Mengidentifikasi dan Mendefinisikan Masalah atau Kebutuhan ........................................25
6.2 Analisis Situasi – Menilai Realita dan Kesenjangan yang Harus Diatasi...............................28
7. Menentukan Maksud, Tujuan, Titik Pencapaian Kunci, Indikator Pencapaian dan Sumber
Daya .........................................................................................................................................39
7.1 Format dan Bahasa Perencanaan ........................................................................................39
7.2 Indikator Pencapaian............................................................................................................41
7.3 Perencanaan Kerja yang Rinci – Titik Pencapaian dan Tugas ..............................................43
7.4 Menghitung Sumber Daya dan Menentukan Anggaran dan Jadwal ...................................46
8. Monitoring dan Evaluasi Program .............................................................................................50
8.1 Monitoring Kinerja Program ................................................................................................50
8.2 Evaluasi Program..................................................................................................................56
8.2.1 Evaluasi Formatif...........................................................................................................57
9. Prinsip-Prinsip Pemrograman HIV ............................................................................................64
Lampiran A ....................................................................................................................................67
Lampiran B.....................................................................................................................................71
Lampiran C.....................................................................................................................................88
4. 4
Daftar Singkatan
CDC Center for Disease Control dan Prevention
ERA Expanded readiness assessments (penilaian kesiapan)
FGD Focus group discussion (diskusi kelompok terfokus)
HIV Human Immunodeficiency Virus
KIE Komunikasi, Informasi, Edukasi
Penasun Pengguna Narkoba Suntik
PPB Populasi Paling Berisiko
LSL Laki‐Laki yang suka Laki‐Laki
KO Kinerja organisasi
KPAN Komisi Penanggulangan AIDS Nasional
KT Kapasitas Teknis
LSM Lembaga Swadaya Masyarakat
ODHIV Orang hidup dengan HIV atau AIDS
OMS Organisasi Masyarakat Sipil
PS Pekerja Seks
SRAN Strategi dan Rencana Aksi Nasional
SSCC Start, stop, continue, change (mulai, berhenti, lanjutkan, ubah)
SWOT Strengths, weaknesses, opportunities, threats
UNAIDS Joint United Nations Programme on HIV/AIDS
USAID United States Agency for International Development
WPS Wanita Pekerja Seks
6. 6
Tujuan Modul Ini
Modul Perencanaan Program OMS ini adalah sebuah pedoman cara kerja yang dikembangkan
untuk mendukung empat manual utama yang dibuat oleh Program Scaling Up for Most‐at‐Risk
Populations (SUM) USAID untuk OMS yang bekerja di bidang penanggulangan HIV. Keempat
manual utama itu adalah:
Mendukung Penangggulangan HIV: Manual untuk Organisasi Masyarakat Sipil yang
Bekerja dengan Laki‐Laki yang Suka Laki‐Laki
Mendukung Penangggulangan HIV: Manual untuk Organisasi Masyarakat Sipil yang
Bekerja dengan Wanita Pekerja Seks
Mendukung Penangggulangan HIV: Manual untuk Organisasi Masyarakat Sipil yang
Bekerja dengan Waria
Mendukung Penangggulangan HIV: Manual untuk Organisasi Masyarakat Sipil yang
Bekerja dengan Pengguna Narkoba Suntik
Versi Satu dari keempat modul utama ini dibuat pada tahun 2011. Setiap modul terdiri dari bab‐
bab terkait kinerja organisasi dan kapasitas teknis organisasi.
Tantangan utama pada saat mengembangkan Versi Satu adalah berapa banyak informasi yang
harus dimasukkan ke dalam manual tetapi pada saat bersamaan manual‐manual tersebut tidak
boleh menjadi terlalu panjang. Keputusan kemudian diambil untuk memfokuskan manual‐
manual utama tersebut dan membuat suplemen yang berbentuk serangkaian modul cara kerja.
Modul ‐4 : Perencanaan Program OMS merupakan modul keempat dari rangkaian 8 modul
tambahan tersebut dan modul ini terkait dengan kinerja organisasi. Keseluruhan Modul yang
tersedia dalam bahasa Indonesia dan Inggris untuk melengkapi Manual ini meliputi :
Modul 1 ‐ Start‐Up untuk OMS
Modul 2 – Perencanaan Strategik untuk OMS
Modul 3 – Manajemen Sumber Daya Manusia untuk OMS
Modul 4 – Perencanaan Program untuk OMS
Modul 5 – Kebijakan dan Prosedur untuk OMS
Modul 6 – Mobilisasi Populasi Kunci
Modul 7 – Strategi untuk Advokasi berbasis populasi kunci yang Efektif
Modul 8 – Megembangkan Kerja Sama
Versi Dua dari keempat manual utama akan diproduksi di awal tahun 2012. Modul‐modul
tersebut akan merupakan versi penyempurnaan dan penguatan dari modul sebelumnya dengan
8. 8
1. Pengenalan Perencanaan Program
Dalam kehidupan nyata hampir tidak ada satu hal pun yang dapat diimplementasikan atau
dilaksanakan tanpa perencanaan terlebih dahulu meskipun kadang‐kadang Anda sudah begitu
hapal di luar kepala sehingga Anda bahkan tidak sadar bahwa Anda sudah membuat
perencanaan seperti misalnya ketika Anda memasak atau menyiapkan makanan kesukaan
Anda. Anda tahu bahan‐bahan apa yang harus Anda gunakan untuk membuat makanan
tersebut dan bagaimana cara menyiapkan serta memasaknya. Hanya saja, Anda tidak
menuliskan langkah‐langkahnya. Dalam hal ini, Anda
sudah berpengalaman dalam melakukannya. Ketika
Anda ingin mencoba masakan baru, Anda harus
menggunakan buku resep untuk memandu Anda
dalam memasaknya. Resep yang berisi semua
instruksi mengenai bagaimana Anda harus menangani
semua bahan‐bahan dan membuat masakan tersebut
merupakan rencana masak Anda.
Perencanaan merupakan proses sistematis dalam
menetapkan kebutuhan lalu mencari cara terbaik
untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan
menggunakan kerangka strategis yang membuat
Anda mamu mengidentifikasi prioritas dan
menentukan prinsip‐prinsip operasional Anda.
Perencanaan berarti berpikir mengenai masa depan
sehingga Anda dapat melakukan sesuatu untuk masa
depan tersebut saat ini. Tidak berarti bahwa
semuanya akan berjalan sesuai rencana. Mungkin saja
pada kenyataannya tidak semua berjalan sesuai
rencana. Namun, jika Anda sudah merencanakan
denganbaik maka kemampuan Anda untuk
melakukan penyesuaian tanpa harus menganggu
tujuan keseluruhan Anda akan menjadi jauh lebih baik.
Proses perencanaan terbaik bukanlah proses yang dibuat hanya oleh satu atau dua orang
melainkan proses yang melibatkan orang‐orang lain dan para pengampu kepentingan serta
memadukan gagasan‐gagasan mereka terhadap gagasan.
Kompetensi‐Kompetensi Utama dalam
Perencanaan Program
Kompetensi‐kompetensi utama untuk
perencanaan program yang berhasil
adalah:
Mengidentifikasi masalah dan
kebutuhan
Menentukan dan mengkonfirmasi
maksud, tujuan, strategi dan
indikator program untuk
pencapaiannya
Mengidentifikasi tugas‐tugas yang
harus dilakukan
Menghitung sumber daya yang
diperlukan, dan menentukan
anggaran serta jadwal untuk
penyelesaian tugas (timeline)
9. 9
2. Menggunakan Bukti sebagai Informasi dalam
Perencanaan Program
2.1 Apa yang Dimaksud dengan Bukti?
Bukti berkisar dari informasi objektif hingga subjektif seperti yang dipaparkan di bawah ini:
Data Surveilans
Kajian Sistematis terhadap Beberapa Penelitian Intervensi
Penelitian Riset sebuah Intervensi
Evaluasi Program
Berita lisan
Pengalaman Pribadi
Mengapa program berbasis bukti itu penting?
Program‐program berbasis bukti merespon secara lebih baik terhadap kebutuhan‐kebutuhan
kelompok‐kelompok yang paling rentan terhadap HIV dan konsekuensi‐konsekuensinya.
Komunitas internasional telah mengembangkan suatu kesepakatan yang disebut “Code of Good
Practice” dalam respon terhadap HIV. Kesepakatan ini telah ditandatangani oleh ratusan
organisasi di seluruh dunia termasuk PKBI di Indonesia. Di dalam boks di bawah ini terdapat
ringkasan dari kesepakatan tersebut.
OBJECTIVE
SUBJECTIVE
11. 11
Semakin banyak donor yang mengharuskan
bahwa rencana program harus didasarkan
pada bukti:
Sebagian menganggap bahwa bukti
adalah yang dibuktikan melalui
penelitian atau riset
Sebagian menganggap bahwa bukti
adalah yang diperoleh dari
pengalaman atau praktek
Bukti terbaik mungkin datang dari
kombinasi penelitian dan praktek.
Apa keuntungan dari program‐program
berbasis bukti?
Efektif untuk membawa program
dan layanan yang tepat untuk orang
yang paling membutuhkannya
Efektif dari segi biaya
Memperpendek waktu yang
diperlukan untuk mengembangkan
program
Mengurangi waktu yang diperlukan
untuk meneliti suatu komunitas
Membantu mempersempit evaluasi
kebutuhan
Program berbasis bukti dapat didefinisikan
secara sederhana sebagai:
Suatu program yang telah:
o Diimplementasikan pada
seuatu kelompok
o Dievaluasi
o Dinyatakan efektif
berdasarkan evaluasi
Selain itu, untuk membuat definisi ini
menjadi lebih ketat, evaluasi yang dilakukan
terhadap program juga harus dikaji oleh
para ahli yang memiliki kualifikasi.
Gambaran Singkat Program Berbasis Bukti dan
Telah Dikaji oleh Ahli
Kutipan dari HIV Evidence Report, San Francisco
AIDS Foundation, Mei 2008
Proyek RESPECT – Dua Model Intervensi Konseling
Pencegahan HIV Individual yang Berfokus pada
Klien dan Efektif: Dua Intervensi konseling
pencegahan HIV empat mata yang berfokus pada
klien: “Konseling singkat” (dua sesi) dan “Konseling
mendalam” (empat sesi) yang berupaya mengurangi
perilaku seksual berisiko tinggi dan mencegah IMS
baru tercakup dalam proyek ini. Dibandingkan
dengan peserta di kondisi pembanding, pria dan
wanita pada kedua intervensi tersebut melaporkan
pemakaian kondom dan penurunan perilaku berisiko
yang sangat berkurang serta lebih sedikit IMS baru.
“LIGHT”—Living in Good Health
Together,Percobaan Pencegahan HIV di Multi
Tempat NIMH: Intervensi kelompok kecil yang
ditujukan untuk menurunkan hubungan seks tanpa
pelindung dan peningkatan pemakaian kondom di
kalangan perempuan dan laki‐laki di klinik IMS dan
perempuan berpenghasilan rendah di lingkungan
klinik layanan kesehatan. Para peserta dalam
kelompok intervensi melaporkan penurunan jumlah
hubungan intim tanpa pelindung sebanyak 50%,
peningkatan penggunaan kondom sebanyak 40%
dan peningkatan konsistensi pemakaian kondom
atau tidak melakukan hubungan seksual sebanyak
lebih dari 40%.
VOICES/VOCES: Video Opportunities for Innovative
Condom Education dan Safer Sex: Sebuah program
percegahan HIV/IMS berbasis video dengan sesi
tunggal (dalam Bahasa Inggris dan Spanyol) yang
dirancang untuk mendorong penggunaan kondom
dan meningkatkan keterampilan negosiasi kondom.
Para peserta dalam kelompok intervensi memiliki
pengetahuan mengenai penularan HIV dan IMS lebih
tinggi, penilaian yang lebih realistis terhadap risiko
pribadi mereka, kemungkinan yang lebih besar untuk
memperoleh kondom dengan niat untuk
menggunakannya dan lebih sedikit IMS yang diderita
serta lebih sedikit IMS yang kambuh.
13. 13
Lebih jauh lagi, CDC menawarkan Pencegahan dan Perawatan HIV Berkesinambungan Ideal
berikut ini:
Program efektif bekerja di banyak tingkatan dalam waktu bersamaan – tingkat
individual, jejaring sosial dan tingkat komunitas serta tingkat masyarakat yang lebih luas.
Program tersebut menangani kebutuhan dan isu yang relevan bagi mereka yang berisiko
tertular dan mereka yang telah tertular dengan didukung dengan pencegahan dan
perawatan HIV yang berkesinambungan dimana:
o Individu menggunakan seluruh rangkaian layanan dan intervensi yang tersedia untuk
mengadopsi dan memelihara perilaku pengurangan risiko
o Individu mengetahui status HIV mereka melalui konseling dan test HIV sedini
mungkin setelah kemungkinan terpapar HIV
o Jika statusnya HIV negatif, individu menggunakan serangkaian penuh layanan dan
intervensi yang tersedia untuk mengadopsi dan mempertahankan perilaku
pengurangan risiko
o Jika statusnya HIV positif, individu menggunakan layanan pencegahan berkualitas
dan berusaha untuk mengadopsi dan mempertahankan perilaku yang bersifat
melindungi kesehatannya seumur hidup untuk menghindari dari kemungkinan
menularkan virus kepada orang lain dan memasuki sistem perawatan sesegera
mungkin untuk memperoleh keuntungan dari perawatan dan pengobatan yang terus
berlangsung
o Segera setelah berada di dalam sistem perawatan, individu mengambil keuntungan
dari layanan berkualitas tinggi yang bersifat komprehensif termasuk layanan
kesehatan jiwa dan penyalahgunaan napza, pengobatan untuk infeksi HIV dan
pengobatan infeksi oportunistik serta infeksi lainnya seperti IMS dan TB
o Dengan jejaring provider dan dukungan mereka, individu mengembangkan strategi
untuk mengoptimalkan kepatuhan mereka terhadap terapi yang diresepkan
2.3 Rujukan ke Strategi dan Rencana AKSI HIV dan AIDS Nasional Tahun 2010‐
2014
Di Indonesia, KPAN merupakan institusi tertinggi yang bertanggung jawab untuk
mengkoordinasi program respon terhadap HIV bersama‐sama dengan Kementerian Kesehatan
dan pemangku kepentingan relevan lainnya. KPAN telah membuat sebuah Strategi dan Rencana
Aksi HIV dan AIDS Nasional Tahun 2010‐2014, dimana strategi‐strategi yang diadopsi
merupakan aplikasi dari perencanaan, penetapan prioritas dan implementasi berdasarkan
data.
14. 14
Strategi ini akan memastikan bahwa pertimbangan dalam perencanaan dan implementasi
mencakup:
o Sifat epidemi setempat
o Variasi jalur penularan
o Faktor‐faktor sosio‐ekonomi yang mempengaruhi peningkatan epidemi
o Situasi stigma dan diskriminasi
o Kebutuhan masyarakat, termasuk akses terhadap pencegahan, layanan pengobatan,
akses ke pendidikan dan informasi serta akses ke layanan mitigasi
Idealnya, panduan‐panduan yang disiapkan oleh KPAN sebagai bagian dari strategi nasionalnya
akan diikuti oleh OMS‐OMS yang dipimpin oleh PPB dan organisasi‐organisasi lain dalam
merencanakan dan mengimplementasikan program‐program HIV dan AIDS untuk memastikan
adanya respon yang kuat, terpadu dan terkoordinasi untuk HIV di negara ini.
Oleh karena itu, tujuan, indikator dan aktivitas‐aktivitas program dan layanan yang mungkin
dipertimbangkan oleh OMS sedikit banyaknya telah ditetapkan dalam konteks yang lebih luas
dalam dokumen Strategi dan Rencana Aksi HIV dan AIDS Nasional. Bergantung pada jenis
aktivitas yang direncanakan oleh OMS untuk diimplementasikan, OMS dapat merujuk kepada
kategori‐kategori yang sesuai di dalam SRAN dan seandainya OMS ingin berinovasi dalam
pemprograman HIV‐nya mereka tidak boleh menyimpang dari yang telah diformulasi dalam
dokumen tersebut. Meskipun demikian, target mereka dapat disesuaikan dengan situasi lokal
dan kapasitas OMS itu sendiri.
3. Peran Potensial untuk OMS PPB
Aktivitas‐aktivitas dan layanan‐layanan terpilih yang ditetapkan dalam SRAN 2010‐2014 dan
disebutkan di bawah ini dapat digunakan sebagai menu bagi OMS PPB yang bisa dipilih, baik
salah satunya atau lebih dari satu, untuk diadopsi dan dikembangkan sebagai kontribusi OMS
terhadap respon tingkat kota/kabupaten.
Sebagian besar dari apa yang harus dilakukan di bawah setiap aktivitas yang disebutkan di
bawah ini hanya memerlukan penyesuaian dan/atau penyempurnaan untuk memenuhi
kebutuhan lokal seperti yang diindikasikan dalam data‐data daerah (data epidemiologis serta
perilaku, dll.). Mohon diperhatikan bahwa peran‐peran OMS yang dipimpin oleh PPB pada
daftar ini tidak berarti telah mencakup seluruh peran yang mungkin ada dan setiap OMS harus
dapat menemukan dan berinovasi dalam hal peran tambahan yang sesuai dan diperlukan.
Hanya aktivitas‐aktivitas dan layanan‐layanan yang sesuai dengan populasi paling berisiko yang
dimasukkan ke dalam matriks yang dipaparkan di halaman‐halaman berikut ini.
16. 16
PERAN POTENSIAL UNTUK OMS PPB
A. PENCEGAHAN
1. PENCEGAHAN INFEKSI HIV MELALUI PENULARAN SEKSUAL
Aktivitas
Peran Potensial untuk
OMS PPB
OMS PPB
i. Melanjutkan penjangkauan yang mengarah ke
perubahan perilaku dan melibatkan peningkatan
pengetahuan dan pemahaman, kapasitas untuk
menilai risiko dan mengakses layanan.
Melakukan
penjangkauan yang
menargetkan PPB
LSL, WPS,
Waria, Penasun
ii. Promosi, pemasaran dan jaminan ketersediaan
kondom dan pelicin yang didukung oleh
pengembangan kebijakan lokal untuk
pemakaian kondom (termasuk kondom pria dan
wanita)
Promosi kondom di
kalangan PPB
Advokasi kebijakan
LSL, WPS,
Waria, Penasun
2. PENCEGAHAN INFEKSI HIV MELALUI JARUM SUNTIK
Aktivitas
Peran Potensial untuk
OMS PPB
OMS PPB
i. Melanjutkan penjangkauan yang mengarah ke
perubahan perilaku dan melibatkan peningkatan
pengetahuan dan pemahaman, kapasitas untuk
menilai risiko dan mengakses layanan.
Melakukan
penjangkauan yang
menarget Penasun
LSL, WPS,
Waria, Penasun
ii. Penyuluhan/edukasi dan pelatihan mengenai
kapasitas individu, termasuk pelatihan
keterampilan dan penyediaan beasiswa.
Advokasi kebijakan
Mobilisasi Penasun
Penasun
iii. Program layanan jarum suntik steril yang
menyediakan jarum steril
Advokasi kebijakan
Penasun
iv. Penyediaan dukungan termasuk dukungan
konseling dan psikologis serta dukungan untuk
masalah‐masalah adiksi
Mobilisasi Penasun Penasun
3. PROGRAM KOMPREHENSIF UNTUK LSL
Aktivitas
Peran Potensial untuk
OMS PPB
OMS PPB
i. Penyediaan kondom dan promosi pemakaian
kondom dan pelicin untuk setiap aktivitas
seksual berisiko tinggi.
Melakukan
penjangkauan dan
penyuluhan/edukasi;
target LSL
Advokasi kebijakan
LSL
ii. Meningkatkan pemahaman dan pengenalan Melakukan LSL
17. 17
terhadap isu kesehatan seksual, orientasi
seksual, termasuk topik mengenai IMS dan HIV
& AIDS
penjangkauan dan
penyuluhan/edukasi;
target LSL
Advokasi kebijakan
iii. Advokasi untuk kebijakang yang lebih
mendukung, memperkuat jejaring gay dan LSL di
tingkat nasional dan regional, pengembangan
lingkungan yang lebih kondusif untuk
implementasi program yang lebih ramah untuk
LSL dengan menghormati hak asasi manusia.
Advokasi kebijakan LSL
4. PROGRAM KOMPREHENSIF UNTUK WARIA
Aktivitas
Peran Potensial untuk
OMS PPB
OMS PPB
i. Penyediaan kondom dan promosi kondom dan
pelicin untuk setiap aktivitas seksual berisiko
tinggi.
Melakukan
penjangkauan dan
penyuluhan/edukasi;
target Waria
Advokasi kebijakan
Waria
ii. Meningkatkan pemahaman dan pengenalan
terhadap isu kesehatan seksual, gaya hidup
waria dan kekhawatiran waria, termasuk topik‐
topik mengenai IMS dan HIV & AIDS
Melakukan
penjangkauan dan
penyuluhan/edukasi;
target Waria
Advokasi kebijakan
Waria
iii. Advokasi untuk kebijakan yang lebih
mendukung, memperkuat jejaring waria di
tingkat nasional dan regional, mengembangkan
lingkungan yang lebih kondusif untuk
implementasi program yang lebih ramah untuk
waria dengan menghormati hak asasi manusia.
Advokasi kebijakan Waria
. 5. PMTCT
Aktivitas
Peran Potensial untuk
OMS PPB
OMS PPB
i. Edukasi dan pelatihan untuk implementasi
PMTCT untuk provider layanan kesehatan dan
masyarakat sehingga provider dapat
menyediakan layanan PMTCT di tempat karena
dan fasilitas kesehatan (dasar & rujukan)
Melakukan
penjangkauan dan
penyuluhan/edukasi;
target ODHIV
Perempuan
Menyediakan layanan
PMTCT dasar berbasis
komunitas
WPS, Penasun
ii. Meningkatkan sikap positif di kalangan provider
kesehatan dalam memberikan layanan yang
ramah untuk ODHIV perempuan dan bayi
Advokasi ke petugas
kesehatan
WPS, Penasun
20. 20
meningkatkan kinerja program provider layanan
kesehatan.
pengobatan
2. TERAPI ARV
Aktivitas
Peran Potensial untuk
OMS PPB
OMS PPB
i. Penyediaan ARV untuk ODHIV yang
membutuhkan pengobatan, termasuk warga
binaan dan anak dengan HIV positif
Memobilisasi ODHIV
untuk memperoleh
terapi ARV
Semua PPB
ii. Memantau program kepatuhan terapi yang
diintegrasikan ke dalam layanan kesehatan
komprehensif yang diberikan oleh pusat
kesehatan masyarakat, LSM, dan kelompok
sebaya.
Memantau kepatuhan
terapi ODHIV
Semua PPB
ODHIV
iii. Menerapkan jaminan mutu untuk program
pemberian layanan kesehatan untuk
memastikan bahwa layanan sesuai dengan
kebutuhan ODHIV.
Memantau dan
memberikan umpan
balik terhadap
pemberian layanan
Semua PPB
ODHIV
3. DUKUNGAN PSIKOLOGIS DAN SOSIAL
Aktivitas
Peran Potensial untuk
OMS PPB
OMS PPB
i. Memperkuat keterampilan dan kapasitas
kelompok dukungan sebaya dan organisasi
berbasis masyarakat untuk memberikan
dukungan psikologis dan sosial untuk ODHIV.
Berpartisipasi dalam
pelatihan
Membentuk kelompok
dukungan sebaya
Menerapkan
dukungan sebaya
(psikologis dan sosial)
Semua PPB
ii. Penyuluhan mengenai HIV dan KIE yang
menarget anggota komunitas kunci dan opinion
leader untuk mengurangi stigma dan
diskriminasi terhadap orang dengan HIV positif
dan keluarga mereka.
Penyuluhan atau
edukasi
anggota/tokoh
komunitas atau
masyarakat
Kampanye
pengurangan stigma
Semua PPB
iii. Memberikan penyuluhan/edukasi dan
pelatihan untuk komunitas dalam upaya
meningkatkan dukungan psikologis dan sosial
Community training Semua PPB
4. KESEMPATAN UNTUK EDUKASI, PELATIHAN DAN PENINGKATAN KETERAMPILAN ODHIV
Aktivitas Peran Potensial untuk OMS PPB
21. 21
OMS PPB
i. Memberikan penyuluhan/edukasi dan pelatihan
untuk ODHIV dalam upaya meningkatkan akses
ke layanan kesehatan
Berpartisipasi atau
menyelenggarakan
pelatihan
Semua PPB
ii. Memberikan pelatihan untuk komunitas dan
kelompok dukungan sebaya
Berpartisipasi dalam
menyelenggarakan
pelatihan
Memobilisasi peserat
pelatihan
Semua PPB
C. MITIGASI DAMPAK
1. MITIGASI DAMPAK
Aktivitas
Peran Potensial untuk
OMS PPB
OMS PPB
i. Penyediaan program‐program pembelajaran
dan pelatihan mengenai mencari pendapatan,
mobilisasi sumber daya dan mengakses
pinjaman bisnis kecil atau mikro kredit bagi
orang yang hidup dengan HIV berpenghasilan
rendah, terutama janda, orang tua tunggal dan
mereka yang mengalami dampak sosioekonomi
negatif dari HIV dan AIDS.
Menyelenggarakan sesi
pembelajaran dan
pelatihan
Membuat jejaring
dengan provider
pinjaman
Memobilisasi peserta
Semua PPB
ii. Meningkatkan ketersediaan dan akses tehradap
beasiswa untuk melanjutkan sekolah/kuliah,
kursus singkat dan sponsor untuk peningkatan
kapasitas dan program pelatihan bagi ODHIV
Menyelenggarakan sesi
pembelajaran dan
pelatihan
Membuat jejaring
dengan provider
beasiswa
Memobilisasi peserta
Semua PPB
iii. Menyelenggarakan pengembangan kapasitas
untuk meningkatkan keterampilan ODHIV dan
populasi kunci melalui pendidikan non formal,
pelatihan kursus singkat dan pelatihan
keterampilan.
Menyelenggarakan sesi
pembelajaran dan
pelatihan
Membuat jejaring
dengan provider
pinjaman
Memobilisasi peserta
Semua PPB
iv. Mengintensifkan upaya untuk bekerja dengan
keluarga dan komunitas dalam upaya mencapai
pemahaman yang lebih tinggi dan memperoleh
dukungan untuk orang yang hidup dengan HIV.
Penjangkauan
komunitas dan
keluarga
Semua PPB
23. 23
serta diskriminasi terhadap orang yang hidup
dengan HIV dan populasi kunci.
iii. Membuat panduan operasional dan panduan
teknis untuk intervensi yang menarget populasi
kunci
Mengadvokasi untuk
kebijakan
kota/kabupaten baru
Mengawali
pembuatan draft
operasional
Semua PPB
4. MEMBERIKAN DUKUNGAN HUKUM KEPADA ODHA DAN POPULASI KUNCI
Aktivitas
Peran Potensial untuk
OMS PPB
OMS PPB
i. Menyediakan ruang konsultasi hukum untuk
populasi kunci
Membentuk jejaring
untuk bantuan hukum
Semua PPB
ii. Menyediakan bantuan hukum dan mendukung
penegakan hukum untuk mengurangi stigma
dan diskriminasi yang dialami oleh orang yang
hidup dengan HIV
Membentuk jejaring
untuk bantuan hukum
Memobilisasi klien
untuk bantuan hukum
Semua PPB
iii. Mendukung upaya advokasi yang dilakukan
oleh kelompok populasi kunci dengan bantuan
dari kelompok ahli hukum untuk AIDS
Advokasi untuk
bantuan hukum
Membentuk jejaring
untuk dukungan
hukum
Semua PPB
4. Berkonsultasi dengan Klien, Relawan, Staf dan
Pemangku Kepentingan Lain
Proses konsultasi dengan orang‐orang kunci juga disebut analisis pemangku kepentingan. Baik
Code of Good Practice CDC maupun Strategi dan Rencana Aksi HIV dan AIDS Nasional 2010‐2014
jelas‐jelas menunjukkan pentingnya pemahaman mengenai kondisi dan situasi yang ada dan
kebutuhan masyarakat/komunitas.
Pembentukan pemahaman mengenai kondisi dan situasi yang ada serta kebutuhan
komunitas/masyarakat mengharuskan dilakukannya konsultasi dengan klien, relawan, staf dan
pemangku kepentingan lain. Berbicara dan mendengarkan mereka merupakan langkah kunci
yang harus dilakukan sebelum menentukan aktivitas dan layanan yang akan dilaksanakan.
Salah satu cara untuk berkonsultasi dengan orang‐orang ini adalah dengan bertemu langsung
dengan mereka. Cara lain adalah membawa perwakilan dari kelompok‐kelompok ini beserta
para pemangku kepentingan untuk menghadiri suatu lokakarya partisipatoris. Identifikasi
pertanyaan‐pertanyaan kunci sebelum lokakarya dan memfasilitasi diskusi sehingga semua
orang memiliki kesempatan untuk didengar. Jika jumlah orang yang menghadiri lokakarya lebih
24. 24
dari 6 atau 7 orang, mintalah mereka untuk berdiskusi secara berpasangan untuk menjawab
pertanyaan‐pertanyaan yang diajukan. Dengan cara ini, sudut pandang dan gagasan mereka
juga akan didengarkan.
Memutuskan program dan layanan apa yang akan disediakan dapat dilakukan di atas meja
dengan menggunakan pengetahuan dan pemahaman Anda sendiri mengenai situasi. Namun,
konsultasi dengan pihak lain akan memberikan informasi yang lebih baik untuk pemilihan
keputusan Anda dan mengarahkan Anda ke arah rencana yang lebih sesuai dan realistis.
Pembahasan lebih lanjut mengenai analisis pemangku kepentingan akan dipaparkan dalam
subbab modul ini yang berjudul Menuliskan Rencana Program atau Layanan.
5. Memastikan bahwa Tujuan Cukup Menantang namun
Realistis
Respon terhadap HIV di tingkat kota/kabupaten dan terhadap kebutuhan
komunitas/masyarakat harus bersifat tegas, asertif dan luas. Dengan tidak memandang
seberapa besar peran kelompok atau organisasi Anda dalam hal ini, aktivitas dan layanan yang
Anda rencanakan harus memiliki tujuan yang realistis tetapi juga menjangkau secara luas dan
menantang.
Aktivitas dan layanan yang terkait dengan kebutuhan masyarakat/komunitas perlu memiliki
tujuan yang menantang. Tujuan yang menantang memiliki keuntungan‐keuntungan tertentu.
Tujuan yang menantang:
Menginspirasi dan memotivasi staf, relawan dan pemangku kepentingan. Orang
berespon terhadap tujuan yang menginspirasi dengan semangat, gembira dan antusias.
Tujuan‐tujuan yang menginspirasi membuat orang ingin melakukan yang terbaik
sehingga organisasi akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk menjangkau dan
mencapai tingkat tertinggi yang mungkin dicapai.
Membuka kekuatan dan kecerdasan organisasi dan orang‐orang di dalamnya. Keyakinan
akan suatu tujuan yang menantang akan membantu orang untuk mengeluarkan semua
kekuatna diri untuk mencapai tujuan tersebut. Orang mejadi lebih kreatif dan mampu
mengumpulkan sumber daya.
Mendorong individu untuk menjadi bagian tim karena mereka memiliki tujuan dan
semangat yang sama. Ketika seseorang menjadi anggota suatu tim yang memiliki kinerja
tinggi, orang tersebut akan dapat menyelesaikan dan mencapai lebih banyak hal.
25. 25
Mengembangkan kemampuan individu dengan mendorong dan membuat mereka
berkinerja melebihi apa yang mereka pikir sebagai batas kemampuan mereka. Tujuan
yang menantang membantu mengembangkan bakat, kemampuan dan kepercayaan diri
individu dan mereka menjadi individu baru dalam prosesnya. Kondisi ini merupakan
pengembangan pribadi dan profesional terbaik.
Mengatur tim untuk efisiensi dengan memaksa orang‐orang untuk mengatur waktu dan
sumber daya secara lebih baik. Sebagian besar orang yang berusaha untuk mencapai
suatu tujuan yang menantang menjadi individu yang lebih baik dalam mengatur waktu.
Anda dapat membuat sebuah rencana aksi atau cetak biru yang membantu Anda
mencapai maksud dan tujuan Anda.
Memprioritaskan aktivitas dan tindakan spesifik karena tim tidak bisa berjalan lambat
atau kewalahan dan mencapai tujuan yang menantang. Ketika Anda memiliki tujuan
yang menantang, Anda belajar untuk menyusun prioritas. Anda akan menyisihkan tugas‐
tugas dan hal‐hal yang hanya membuang waktu yang tidak membantu Anda mengejar
tujuan Anda dan Anda akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan tugas‐
tugas yang membantu Anda mencapai maksud dan tujuan Anda.
6. Mengembangkan Rencana
6.1 Mengidentifikasi dan Mendefinisikan Masalah atau Kebutuhan
Pertanyaan untuk OMS
Sambil memikirkan peran yang dapat dimainkan oleh organisasi Anda dalam merespon HIV
kota/kabupaten, jawablah pertanyaan‐pertanyaan berikut:
1. Apa saja tujuan yang menantang dalam repson HIV yang bersifat spesifik untuk
komunitas Anda?
2. Dari tujuan‐tujuan tersebut, tujuan mana yang meskipun menantang tetapi realistis
untuk diupayakan oleh organisasi Anda?
Informasi dalam modul ini akan membantu Anda menentukan tujuan yang menantang,
namun realistis, dan mengembangkan rencana untuk mencapainya.
26. 26
Einstein pernah mengatakan bahwa jika ia hanya memiliki satu jam saja untuk menyelamatkan
dunia, Ia akan menghabiskan waktu limapuluh lima menit untuk mendefinisikan masalah dan
hanya lima menit untuk mencari solusinya.
Langkah pertama dalam memilih tujuan yang menantang untuk organisasi Anda adalah
mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah atau kebutuhan dengan benar. Langkah ini
merupakan langkah yang sangat penting untuk kesuksesan dan dampak program Anda terhadap
respon HIV kota/kabupaten Anda.
Terdapat berbagai definisi untuk masalah dan kebutuhan dalam dunia perencanaan, namun
cara paling langsung untuk mendefinisikan masalah atau kebutuhan adalah sebagai berikut:
Suatu masalah atau kebutuhan adalah situasi ketika Anda memiliki kesempatan untuk
membuat perubahan, membuat sesuatu menjadi lebih baik.
Misalnya, kebutuhan komunitas Anda mungkin mencakup aktivitas penjangkauan dan
penyuluhan/edukasi mengenai pencegahan HIV. Dengan demikian, tujuanyang menantang
adalah membangun kader relawan dari komunitas yang mampu menyampaikan pesan‐pesarn
pencegahan HIV dan memberikan sesi edukasi/penyuluhan efektif yang ditargetkan pada satu
atau lebih populasi berisiko.
Kesulitan dalam mendefinisikan masalah atau kebukthan adalah bahwa pemangku kepentingan,
tokoh berpengaruh dan lain‐lain mungkin memiliki sudut pandang yang berbeda. Misalnya,
tokoh agama mungkin meyakini bahwa perilaku homoseksual adalah masalah sementara laki‐
laki yang berhubungan seks dengan laki‐laki akan mengatakan stigma dan diskriminasilah
masalahnya.
Matriks di bawah ini dapat membantu mengklarifikasi bagaimana masalah itu BUKAN dan TIDAK
seharusnya dan apa masalah itu seharusnya:
Masalah TIDAK boleh dinyatakan seperti ini: Tetapi harus:
Suatu konsep yang besar dan samar,
misalnya tidak adanya layanan
Didefinisikan secara lebih tepat: layanan
untuk tes dan pengobatan IMS di
Puskesmas tidak ramah
Tidak memiliki solusi, misalnya PPB tidak
punya uang untuk mengakses layanan
kesehatan yang baik
Didefinisikan lebih tepat: Biaya
pengobatan “ini dan itu” terlalu mahal
Situasi yang tidak ada atau sebelumnya
ada: Waria tidak terorganisasi
Didefinisikan lebih tepat: Waria dapat
diorganisai dengan memobilisasi dan
melatih relawan
27. 27
Masalah TIDAK boleh dinyatakan seperti ini: Tetapi harus:
Terbuka untuk berbagai interpretasi,
misalnya pemerintah tidak mendukung
Lebih tepat didefinisikan: Partisipasi PPB
dalam sesi perencanaan pemerintah untuk
memperoleh dukungan dan pagu
anggaran untuk program dan layanan
OMS
Dalam program dan layanan HIV, Stabndar untuk kondisi ideal atau yang diharapkan telah
ditentukan. Stabndar ini terkait dengan:
Pengetahuan, sikap, perilaku dan praktek (dari populasi paling berisiko, provider
layanan kesehatan, masyarakat dan pemerintah)
Sifat kondusif dari lingkungan
Ketersediaan layanan yang ramah, mudah diakses dan suportif dengan suplai yang
memadai
Karena suatu masalah atau kebutuhan merupakan kesenjangan antara realita dan kondisi yang
diinginkan maka Standar ini dapat membantu organisasi menilai realita di komunitas atau
masyarakat mereka dan kesenjangan yang harus diatasi.
Penting pula untuk memahami keparahan masalah atau kebutuhan dan penentuan tersebut
memerlukan data‐data setempat seperti statistik kota/kabupaten, hasil survei, laporan
pemerintah (terutama dari bagian layanan sektor kota/kabupaten terkait misalnya dinas
kesehatna, dinas sosial, polisi, dinas ketenagakerjaan, dan lain‐lain).
Ingatlah bahwa sebaiknya data dan informasi yang dikumpulkan hanya dibatasi pada aspek‐
aspek yang telah dipaparkan di atas. Banyak orang cenderung membebani diri mereka sendiri
secara berlebihan dengan terlalu banyak data dan informasi yang tidak relevan atau tidak
diperlukan.
Pertanyaan dan Tugas untuk OMS
Pikirkan pertanyaan berikut:
1. Bagaimana tepatnya Anda mendefinisikan suatu masalah atua kebutuhan di
komunitas atau masyarakat Anda terkait dengan respon HIV?
Mintalah rekan‐rekan Anda untuk melakukan hal yang sama dan bandingkan pernyataan
masalahnya. Uji pernyataan dengan matriks di atas, yaitu bagaimana masalah seharusnya
dinyatakan. Buat konsensus mengenai pernyataan masalah.
29. 29
Analisis Pemangku Kepentingan2
Analisis pemangku kepentingan dilakukan melalui wawancara dan konsultasi dengan klien,
relawan, staf dan pemangku kepentingan luar. Analisis ini merupakan proses untuk
mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif secara sistematis untuk menentukan
kepentingan siapa saja yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan dan menerapkan
suatu program, layanan atau kebijakan.
Siapakah pemangku kepentingan? Seseorang, kelompok atau organisasi dengan kepentingan
dalam menangani masalah atau kepentingan terkait HIV (atau mungkin memiliki kepentingan
terhadap advokasi). Pemangku kepentingan‐pemangku kepentingan atau “pihak‐pihak
berkepentingan” ini biasanya dapat dikelompokkan ke dalam kategori‐kategori berikut ini:
Populasi paling berisiko, jejaring dan organisasi masyarakat
Pejabat dan dinas pemerintah lokal, regional dan nasional
Layanan dan fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta
Tokoh masyarakat
Pemilik lokalisasi/wisma dan manajernya (dan bisnis seks formal non formal lain seperti
panti pijat, bar karaoke, dll.)
LSM nasional dan lokal/OMS nasional dan lokal
Organisasi dan tokoh agama
Universitas
Sektor swasta
Organisasi politik dan para politisi
Organisasi buruh, konsumen, dan lain‐lain
Lain‐lain
Karakteristik‐karakteristik pemangku kepentingan apa yang dianalisis? Karakteristik yang akan
dianalisis meliputi hal‐hal di bawah ini:
Pengetahuan terhadap kesenjangan – realita di masyarakat versus Stabndar yang akan
dicapai.
Ketertarikan terhadap masalah atau kebutuhan dan aspirasi mengenai masalah atau
kebutuhan spesifik.
Hubungan saat ini dengan masalah atau kebutuhan. Misalnya, seberapa dekat mereka
dengan masalah atau kebutuhan dan apakah mereka melakukan sesuatu mengenai
masalah atau kebutuhan tersebut.
Posisi untuk atau terhadap suatu kebijakan dan layanan tertentu terkait dengan
“kesenjangan”.
Aliansi yang sudah ada atau potensial dibangun dengan pemangku kepentingan lain.
2
Sebagian didasarkan pada Guidelines for Conducting a Stakeholder Analysis, oleh Kammi Schmeer, Abt Associates
Inc., 1999
30. 30
Potensi pengaruh atau kemampuan untuk mempengaruhi masalah atau kebutuhan
(melalui kekuasaan dan kepemimpinan mereka.
Potensi keuntungan atau dampak (positif dan negatif) yang mungkin mereka peroleh
atau rasakan jika masalah atau kebutuhan dapat ditangani.
Anda akan perlu membuat pertanyaan yang tepat dan sesuai secara spesifik terkait
karakteristik‐karakteristik ini untuk wawancara dan diskusi terfokus.
Mengapa analisis ini berguna? Dengan mengetahui siapa aktor‐aktor kunci, pengetahuan,
ketertarikan, posisi, aliansi dan kepentingan mereka terkait dengan masalah atau kebutuhan,
Anda, staf Anda dan relawan Anda akan dapat berinteraksi secara lebih efektif dengan
pemangku kepentingan kunci dan meningkatkan kemungkinan untuk memperoleh kepercayaan,
dukungan dan kolaborasi mereka dalam upaya mencapai tujuan yang menantang dan telah
Anda tetapkan sebelumnya.
Dengan melaksanakan analisis ini di tahap awal perencanaan, Anda akan mampu mendeteksi
potensi kesalahpahaman atau pertentangan dan membangun rencana Anda dengan
memasukkan langkah‐langkah untuk mengatasi hambatan‐hambatan ini. Anda juga akan
menemukan potensi pendukung dan advokat untuk program Anda dan membangun rencana
Anda dengan memasukkan langkah‐langkah untuk memadukan individu dan kelompok ini untuk
mendukung Anda dalam mencapai tujuan yang menantang dalam program Anda.
Observasi di Tempat (Langsung)
Tujuan dari observasi langsung adalah untuk memperoleh pemahaman lebih baik mengenai
dunia nyata yang menjadi tempat kerja untuk peran dan program potensial dari OMS.
Pemahaman terhadap dunia nyata ini akan mengarah ke perencanaan yang lebih baik, dari
mulai menetapkan tujuan hingga penjadwalan dan metodologi pelayanan. Observasi langsung
mungkin kurang penting bagi OMS yang diprakarsai oleh PPB dibandingkan dengan yang tidak
diprakarsai oleh PPB karena dalam OMS yang diprakarsai oleh PPB sebagian besar orang yang
terlibat dalam perencanaan sudah akrab dengan situasi dan kondisi komunitas.
Diskusi Kelompok Terfokus
Diskusi kelompok terfokus adalah, seperti yang tercantum dalam namanya, suatu diskusi. Cara
terbaik untuk menggambarkan diskusi kelompok terfokus atau focus group discussions (FGD)
tanpa harus menjelaskan panjang lebar adalah untuk memaparkan apa yang termasuk ke dalam
FGD dan apa yang bukan:
Yang dimaksud dengan FGD adalah:
Diskusi dengan sejumlah kecil peserta (8‐12 orang) dengan karakteristik yang sama.
Mencampurkan individu dengan karakteristik‐karakteristik berbeda seperti WPS,
Penasun, Waria dan/atau LSL tidaklah ideal.
31. 31
Berlangsung kurang dari 2 jam
Difasilitasi dengan mengajukan serangkaian pertanyaan terbuka dan memastikan bahwa
semua peserta memiliki kesempatan untuk didengar. Kadang‐kadang, melaksanakanFGD
dengan fasilitator netral akan membantu, terutama jika Anda menduga akan terjadi
debat yang panas atau diskusi yang berkepanjangan. Notulen juga penting (dan
perekam).
Bersifat seimbang (diseimbangkan oleh fasilitator) yang artinya bahwa individu‐individu
vokal ditangani dengan rasa hormat sehingga mereka tidak mendominasi diskusi. Ini juga
berarti bahwa sudut pandang berbeda dieksplorasi dan didengar tetapi tidak didebat
(kecuali pilihan debat adalah tujuan dari FGD dan bukan pengumpulan informasi dan
pemahaman).
Menggunakan pertanyaan‐pertanyaan yang telah dirancang sebelumnya dan telah
dipikirkan secara seksama untuk topik‐topik khusus. Topik dan pertanyaan, misalnya,
berfokus pada pengalaman, persepsi, perasaan, kekhawatiran, sudut pandang dan
pendapat, serta harapan dan aspirasi. Topik‐topik dibatasi atau dipilah‐pilah dalam
bagian‐bagian berbeda sesuai dengan prioritas untuk memastikan adanya eksplorasi
yang memadai dan kesempatan menjawab untuk semua peserta.
Mendorong semua peserta untuk secara aktif terlibat dalam tanya jawab, sehingga
sebanyak mungkin sudut pandang dan pendapat akan muncul ke permukaan. Peserta
yang lebih pasif atau diam harus didorong untuk berkontribusi. Teknik yang mudah dan
sederhana untuk mendorong partisipasi adalah meminta peserta untuk berdiskusi
terlebih dahulu dengan peserta lain di sebelahnya mengenai pertanyaan yang Anda
ajukan. Beri waktu beberapa menit dan mintalah mereka untuk mengungkapkan intisari
dari hasil diskusi mereka.
FGD bukan:
Suatu forum untuk mencapai konsensus atau kesepakatan
Forum tanya jawab atau wawancara langsung
Setting untuk kuliah atau presentasi data statistik, dll.
Sayangnya, FGD seringkali hanya menjadi forum “tanya jawab kelompok” dengan diskusi yang
terbatas. Peserta hanya berbicara ketika ditanya oleh fasilitator yang mungkin disebabkan oleh
kesalahan dalam pemilihan peserta, kurang pengalaman terkait diskusi terbuka, atau fasilitasi
yang kurang baik. Dalam kasus semcam ini, akan masuk akal untuk melanjutkan forum menjadi
wawancara kelompok dan mencoba mendapatkan sebanyak mungkin informasi dari peserta.
Bahkan seorang fasilitator berpengalaman bisa saja menemui masalah seperti ini.
Kelemahan dari diskusi kelompok terfokus berada pada analisis data. FGD merupakan aktivitas
kualitatif yang berarti Anda tidak punya angka‐angka untuk dirangkum. Alih‐alih, Anda akan
bergantung pada catatan dan rekaman untuk merangkum kesan Anda. Pengetahuan Anda
mengenai topik yang dieksplorasi, pengalaman Anda, intuisi dan akal sehat Anda akan
memberitahu Anda mengenai apa yang penting dan yang tidak penting. Analisis yang baik.
32. 32
Analisis data FGD yan gbaik akan memilih sikap, kutipan, kata kunci dan frase peserta yang
relevan serta pernyataan yang bersifat mewakili. Rangkuman Anda harus cukup rinci sehingga
orang yang tidak hadir akan memahami “bagaimana dan mengapa” peserta berpikiran dan
berperasaan seperti itu. Terdapat cara‐cara yang berbeda untuk mengatur rangkuman.
Misalnya, jika topik potensial untuk sesi perencanaan kota/kabupaten partisipasi PPB maka
kategorinya bisa berupa: optimis, pesimis dan pesimis ekstrim. Untuk setiap kategori, berikan
kutipan dan pernyataan deskriptif untuk menggambarkan setiap kategori. Responden seringkali
mengungkapkan pernyataan yang paling luar biasa sehingga harus dipastikan bahwa
pernyataan‐pernyataan tersebut dituliskan dan dilaporkan. Sebuah analisis FGD yang baik harus
juga mengidentifikasi gagasan kunci para responden dan persepsi teori terkait mengapa kondisi
menjadi seperti yang terjadi.
Analisis Pohon Masalah
Suatu sesi perencanaan yang mencakup berbagai pemangku kepentingan sebagai peserta
merupakan forum yang baik untuk melaksanakan analisis pohon masalah. Akan sangat baik
untuk melakukan aktivitas ini bersama fasilitator yang berpengalaman.
Jika langkah‐langkah perencanaan seperti yang telah disebutkan di atas telah dilaksanakan maka
Anda kemungkinan akan telah menarik sejumlah kesimpulan mengenai masalah atau
kebutuhan. Sebagai bagian dari kesimpulan ini, Anda mungkin harus mengklarifikasi berbagai
penyebab dan efek dari masalah atau kebutuhan. Sebuah pohon masalah akan membantu Anda
dan peserta sesi perencanaan Anda untuk memvisualisasi secara kolektif masalah tersebut serta
sebab akibatnya.
Diagram yang dipresentasikan di halaman berikut merupakan contoh dari pohon masalah yang
dibuat dalam suatu sesi perencanaan dengan sejumlah pemangku kepentingan. Kita dapat
membiarkan pohon masalah mengembang pada awalnya atau kita dapat menentukan batas‐
batas atau kriteria yang paling relevan dengan organisasi dan potensi perannya dalam respon
HIV sejak awal. Jika waktu memungkinkan, mungkin akan sangat baik untuk menerapkan
pendekatan pertama (membiarkan pohon mengembang secara luas) untuk melihat semua
cabang dan kemungkinannya. Kemudian, ketika semua kemungkinan masalah dan sebab
akibatnya telah dipetakan, Anda dapat memilih dan memotong cabang‐cabang pohon yang
telah diidentifikasi dan hanya meninggalkan cabang‐cabang yang berhubungan dengan daerah
fokus pgrom spesifik atau potensi fokus, yaitu wilayah yang menurut Anda mencakup tujuan
yang menantang tapi realistis yang bisa dikerjakan oleh organisasi menuju kesuksesan yang
sangat luar biasa.
Seperti yang bisa dilihat dalam diagram, hampir semua pernyataan dalam kotak dapat menjadi
sebab dan akibat dari satu atau dua pernyataan masalah lain. Semua pernyataan adalah
pernyataan negatif. Perhatikan bahwa stigma dan penyangkalan serta dukungan pemerintah
yang kurang memiliki panah bolak‐balik sehingga memperlihatkan bahwa unsur‐unsur tersebut
dapat menjadi sebab dan akibat terhadap satu sama lain.
33. 33
Poin‐poin kunci lain terkait dengan pohon masalah:
Segera setelah pohon masalah dibuat, Anda dan para peserta sesi perencanaan
kemudian harus menganalisis cabang‐cabang dari pohon dan memilih cabang‐cabang
yang diinginkan atau mampu ditangani oleh organisasi saja. Sedikit sekali OMS yang
memiliki kapasitas dan sumber daya untuk menangani semua masalah yang
teridentifikasi.
Jika sesi perencanaan mencakup banyak peserta, maka yang terbaik adalah melakukan
analisis dengan kelompok yang lebih kecil yang diambil dari kelompok besar pemangku
kepentingan tadi. Pilihan lain adalah membagi kelompok besar menjadi kelompok‐
kelompok kecil dengan setiap kelompok diberi satu bagian analisis untuk dikerjakan.
Analisis dapat dilakukan dengan menggunakan teknik SWOT yang akan dibahas di bagian
selanjutnya dari manual ini.
34. 34
Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities
(kesempatan) dan Threats (ancaman). Analisis ini merupakan perangkat yang sering digunakan
untuk perencanaan dan pengambilan keputusan dalam segala jenis situasi dalam bisnis dan
organisasi. Latar belakang SWOT berasal dari kebutuhan untuk mencari tahu mengapa rencana
perusahaan gagal. Risetnya didanai oleh 500 perusahan Fortune untuk mencari tahu apa yang
bisa dilakukan untuk mengatasi kegagalan ini.3
3
http://www.businessballs.com/swotanalysisfreetemplate.htm#SWOT%20analysis%20inventors,%20origins%20and
%20history%20of%20SWOT%20analysis
Peningkatan kasus
infeksi HIV di
kalangan PPB
Penggunaan
kondom di kalangan
PS rendah
Penggunaan jarum
non steril oleh
Penasun tinggi
Praktek menyusui bayi
tidak benar di kalangan
perempuan dgn HIV
Pengetahuan mengenai
cara infeksi HIV di
kalangan PPB rendah
Akses kurang
untuk jarum
steril
Akses kurang
untuk kondom
dan pelicin
????
Peningkatan kasus
AIDS pada ODHIV
Pengetahuan status
HIV rendah di
komunitas
Akses untuk VCT
gratis kurang
Akses ART pada
ODHIV rendah
Peningkatan infeksi
oportunistik pada
ODHA
Dukungan dan
kebijakan HIV
pemerintah kurang
STIGMA &
PENYANGKALAN
Peningkatan angka
kematian akibat
AIDS
Peningkatan
pengeluaran keluarga
(kapasitas rendah)
untuk pengobatan
Peningkatan
kemiskinan
Peningkatan jumlah
anak yatim piatu
Aksi preventif di
kalangan PLHA
rendah
Pengetahuan tentang
pencegahan buruk
T
I
D
A
K
A
D
A
P
R
O
G
R
A
M
H
I
V
E
F
E
K
T
I
F
35. 35
Sebuah analisis SWOT merupakan perspektif terhadap satu hal, bisa terhadap perusahaan,
produk, proposisi, ide, metode, atau pilihan, dan lain‐lain. Oleh karena itu, jika kita akan
menggunakan teknik SWOT, subjek harus diidentifikasi dengan jelas. Berikut ini beberapa
contoh mengenai hal‐hal yang bisa dinilai melalui analisis SWOT:
Organisasi
Program atau aktivitas program secara khusus
Metode pemberian layanan
Peran potensial atau gagasan program
Pilihan strategis seperti memperluas cakupan intervensi atau menggeser daerah
geografis
Potensi kemitraan
Sama halnya dengan analisis pohon masalah, analisis SWOT dapat menjadi sangat efektif untuk
mengidentifikasi situasi saat ini dalam suatu komunitas dan respon HIV yang kemudian dapat
menginformasikan kepada Anda hal‐hal yang dapat membantu Anda mengambil keputusan
mengenai intervensi HIV potensial dan rencana yang lebih baik untuk itu. Analisis ini juga bisa
membantu Anda ketika OMS Anda masih berada di tahap pemikiran awal mengenai apa yang
ingin dikerjakan. Dalam kasus ini, Anda dapat menganalisis apakah OMS atau komunitas Anda
serta situasinya berada di tengah‐tengah respon HIV kota/kabupaten secara umum. Analisis
tersebut akan berpotensi untuk memberikan petunjuk pada Anda mengenai apa yang dapat
dijadikan nilai tambah bagi OMS Anda terkait respon HIV.
Gambaran mengenai SWOT adalah sebagai berikut:
Strength atau kekuatan merupakan karakteristik internal dari OMS Anda, apa yang
menurut Anda dan rekan Anda atau pemangku kepentingan dimiliki saat ini oleh
organisasi relatif terhadap respon HIV dan masalah‐masalah atau kebutuhan‐kebutuhan
spesifik yang mungkin ditangani oleh OMS. Sebagai contoh kekuatan untuk OMS yang
dipimpim oleh PPB adalah “Kita jelas memiliki pemahaman yang baik mengenai
komunitas LSL”.
Weakness atau kelemahan adalah karakteristing internal OMS Anda yang menurut Anda
dan rekan Anda atau pemangku kepentingan dimiliki saat ini oleh organisasi terkait
dengan masalah‐masalah atau kebutuhan‐kebutuhan HIV yang menurut mereka perlu
ditangani. Contoh kelemahan adalah “Kita merupakan organisasi baru yang tidak
memiliki pengalaman dan tidak memiliki staf terlatih”.
Opportunity atau kesempatan adalah hal‐hal yang saat ini berada di luar organisasi Anda
yang mungkin membawa efek positif atau keuntungan bagi organisasi Anda di masa
depan. Contoh kesempatan adalah “pejabat pemerintah setempat mengakui peran yang
dapat dimainkan oleh OMS dalam respon terhadap HIV” atau “Pejabat Dinas Kesehatan
baru mendukung keberadaan layanan ramah PPB”.
36. 36
Threat atau ancaman adalah hal‐hal yang saat ini berada di luar organisasi Anda yang
mungkin membawa efek negatif terhadap organisasi Anda di masa datang. Salah satu
contoh mungkin: “Sikap tidak bersahabat anggota DPRD terhadap waria”.
Keempat dimensi ini dapat dianalisis dalam sesi curah pendapat SWOT. Keterlibatkan pemangku
kepentingan dalam sesi‐sesi curah pendapat ini sangat diharapkan karena dengan demikian
mereka juga akan merasa memiliki tujuan yang ditetapkan dan merasa terinspirasi dan
termotivasi untuk bertindak.
Anda dapat melakukan sesi curah pendapat SWOT sebagai satu kelompok utuh atau Anda dapat
membaginya menjadi kelompok‐kelompok kecil. MIsalnya, satu sub kelompok kecil dapat
diminta untuk memikirkan dimensi “internal”, yaitu kekuatan dan kelemahan, dan subkelompok
lain dapat membahas dimensi‐dimensi “eksternal” yaitu kesempatan dan ancaman. Jika peserta
kelompok cukup besar, Anda dapat membaginya menjadi empat subkelompok dan masing‐
masing mengerjakan satu dimensi. Alternatif lain, Anda dapat meminta keempat sub kelompok
tersebut mambahas dua dimensi sehingga dua daftar dihasilkan untuk setiap dimensi. Pilihan
terakhir ini terutama bermanfaat jika hanya terdapat sedikit peserta yang berpengalaman dan
banyak peserta yang tidak berpengalaman (meskipun bersemangat).
Strength (kekuatan)
Kemampuan OMS?
Keuntungan kompetitif?
Nilai “jual” unik?
Sumber daya, aset, manusia?
Pengalaman, pengetahuan, data?
Aspek inovatif?
Profil lokasi dan geografis?
Akreditasi, kualifikasi, sertifikasi?
Proses, sistem, jejaring, komunikasi?
Budaya, sikap, perilaku?
Cakupan manajemen, kaderisasi?
Nilai?
Weakness (kelemahan)
Kesenjangan dalam kemampuan?
Keuntungan kompetitif terbatas?
Reputasi?
Finansial?
Kerentanan yang diketahui?
Aliran uang, modal awal?
SDM?
Kehandalan data, rencana yang dapat
diprediksi?
Moral, komitmen, kepemimpinan?
Nilai?
Proses dan sistem?
Lain‐lain
Opportunities (kesempatan)
Tidak adanya program HIV lokal yang efektif?
Dana tersedia?
Contoh kesuksesan (berbasis bukti)?
Kemitraan, dukungan luar?
Praktek terbaik yang sudah diakui?
Kelompok target?
Respon dari komunitas target?
Keahlian eksternal?
Dll.
Threats (ancaman)
Politis?
Legislatif?
Agama?
Stigma dan diskriminasi?
Kompetisi di kalangan OMS/LSM?
Tuntutan pasar?
Kesinambungan finansial?
Kesinambungan SDM?
Hambatan yang dihadapi?
37. 37
Dll.
Pertanyaan‐pertanyaan sub kategori di setiap dimensi dari keempat dimensi SWOT tersebut
dapat membantu mendefinisikan setiap dimensi pada saat pertama kali Anda melakukan sesi
curah pendapat SWOT. Daftar pertanyaan juga harus memberikan petunjuk kepada Anda
mengenai apakah Anda dapat memperluasnya ke arah‐arah berbeda yang sesuai dengan
audiens peserta spesifik. Misalnya, jika subyek SWOT adalah penggunaan kondom oleh klien
WPS dan advokasi kebijakan kota/kabupaten untuk lokalisasi WPS, analisis SWOT akan menilai
apakah Anda memiliki “kemampuan implementasi” yang Anda bisa masukkan ke dalam kotak
‘kekuatan’ dan jika tidak, masuk ke dalam kotak ‘kelemahan’.
Curah Pendapat
Curah pendapat merupakan teknik yang paling sering digunakan oleh para manajer dan
fasilitator untuk menarik gagasan‐gagasan dari sekelompok orang dalam suatu forum. Curah
pendapat merupakan bagian penting dari cara berpikir yang baik dan juga merupakan bagian
penting dalam upaya mencapai keputusan yang baik. Bagaimana curah pendapat membantu
Anda untuk berpikir lebih baik dan membuat keputusan yang lebih baik?
Pertama, curah pendapat membantu Anda mengeluarkan gagasan‐gagasan dan
informasi‐informasi yang baik
Kedua, curah pendapat mendorong kreatifitas karena kegiatan ini membantu orang
melihat kemungkinan‐kemungkinan yang ada. Curah pendapat menyebabkan Anda
memperluas pandangan – dan tidak berhenti di satu hal pertama yang Anda pikirkan,
melainkan memacu Anda untuk terus berpikir.
Ketiga, curah pendapat mendorong semua orang di kelompok untuk berpartisipasi.
Keempat, curah pendapat adalah kegiatan yang menyenangkan karena membuat kita
tertarik terus‐menerus untuk berpikir dengan menggunakan cara yang membuat kita
ingin terus menerus berpikir.
Berikut ini sejumlah usulan untuk membantu Anda secara pribadi untuk masuk ke dalam pola
pikir curah pendapat:
Rileks. Biarkan pikiran dan
khayalan Anda bergerak bebas dalam
pikiran Anda.
Berkonsentrasi pada apa yang
menjadi topik curah pendapat.
Cobalah untuk menyisihkan semua
hal lain dari pikiran Anda dan fokuslah
terhadap subjek yang sedang
dikerjakan.
38. 38
Jangan mengkritik atau
menghakimi gagasan Anda
secara internal karena jika Anda
melakukannya, Anda akan mulai
menjadi ragu dan terlalu hati‐
hati.
Ambil risiko kreatif, berpikirlah
seolah‐olah tidak ada batasan.
Yakini dan gunakan pengalaman
Anda sendiri sebagai papan
tempat menempelkan gagasan.
Semua orang memiliki
pengalaman yang ia perlukan
untuk melakukan curah
pendapat.
Dalam suatu kelompok curah pendapat,
Anda harus:
Dorong sebanyak mungkin
gagasan agar keluar.
Jangan menghakimi gagasan
(dengan mengatakan gagasan
tersebut baik atau buruk) selama
curah pendapat. Tidak ada
gagasan yang benar atau salah
dalam sesi curah pendapat.
Jangan mempertimbangkan
masa depan saat membuat
keputusan, tetaplah berada
dalam pola pikir curah pendapat
secara utuh.
Kembangkan gagasan‐gagasan
yang sudah ada.
Beri dorongan untuk partisipasi
dari semua orang dalam
kelompok.
Jangan khawatir dengan kata‐
kata yang Anda gunakan untuk mengekspresikan gagasan. Coba untuk menggambarkan
gagasan yang Anda pikirkan tanpa menyusun kata‐kata yang ideal.
Buat daftar gagasan yang dihasilkan oleh kelompok Anda sehingga tidak akan ada yang
terlupakan.
Gunakan flipchart atau kartu untuk menulis dan menangkap gagasan. Dengan
mempresentasikan daftar gagasan agar terlihat oleh semua orang, lebih banyak lagi
gagasan akan terbentuk (gagasan sebelumnya akan memicu munculnya gagasan baru).
Pertanyaan untuk OMS
Diskusi Kelompok Terfokus
1. Bagaimana pengalaman Anda melaksanakan
diskusi kelompok terfokus?
2. Bagaimana pengalaman Anda tersebut jika
dibandingkan dengan pemaparan dalam
modul ini?
3. Apa yang berhasil atau apa yang tidak terlalu
berhasil?
4. Apa yang akan Anda lakukan secara berbeda
dalam diskusi selanjutnya?
Analisis Pohon Masalah
1. Bagaimana pengalaman Anda melaksanakan
Analisis Pohon Masalah?
2. Apa yang berhasil atau apa yang tidak terlalu
berhasil?
3. Apa yang akan Anda lakukan secara berbeda
dalam analisis selanjutnya?
Analisis SWOT
1. Bagaimana pengalaman Anda melaksanakan
Analisis SWOT?
2. Apa yang berhasil atau apa yang tidak terlalu
berhasil?
3. Apa yang akan Anda lakukan secara berbeda
dalam analisis selanjutnya?
Curah Pendapat
1. Bagaimana pengalaman Anda melaksanakan
Curah Pendapat?
2. Apa yang berhasil atau apa yang tidak terlalu
berhasil?
3. Apa yang akan Anda lakukan secara berbeda
dalam curah pendapat selanjutnya?
39. 39
7. Menentukan Maksud, Tujuan, Titik Pencapaian Kunci,
Indikator Pencapaian dan Sumber Daya
Menentukan maksud, tujuan, titik pencapaian kunci, indikator pencapaian dan sumber daya
merupakan bagian penting dalam pengembangan suatu program atau rencana layanan. Lebih
jauh lagi, kesepakatan, format yang konsisiten dan definisi yang dipahami bersama merupakan
inti dari pengembangan kapasitas suatu organisasi untuk dapat membuat rencana secara
efektif. Kapasitas ini merupakan suatu pencapaian khusus dari kinerja organisasi yang efektif
sehingga selalu menjadi kriteria penilaian dalam aplikasi untuk memperoleh hibah atau service
contract.
7.1 Format dan Bahasa Perencanaan
Ketika staf dan relawan OMS mempelajari format dan
bahasa perencanaan, mereka diberdayakan oleh
organisasi untuk berpikir, merencanakan,
mengimplementasikan dan memantau kemajuan
terhadap titik‐titik pencapaian dan indikator‐indikator
kesuksesan spesifik. Contoh format di bawah ini biasanya
digunakan oleh OMS:
Prioritas Strategis: Suatu prioritas strategis
merupakan suatu pernyataan yang luas yang
berisi respon terhadap suatu masalah, kebutuhan,
tantangan atau kesempatan.
Maksud (Goal): Maksud atau goal ini
mendefinisikan salah satu dari tujuan yang perlu
ditangani dalam prioritas strategis (masalah atau kebutuhan yang Anda putuskan untuk
tangani). Serangkaian maksud atau goal dapat ditetapkan secara bersama‐sama atau
secara berurutan. Kerangka waktu untuk menyelesaikan rangkaian maksud ini – baik
yang ditetapkan secara bersamaan atau berurutan – harus disebutkan.
Tujuan: Suatu tujuan mendefinisikan intervensi‐intervensi yang diperlukan untuk
mencapai tujuan. Pernyataan tujuan bersifat SMART – Specific (Spesifik), Measurable
(Dapat diukur), Action‐Oriented (Beriorientasi pada Aksi), Realistic (Realistis), dan Time‐
bound (dibatasi waktunya).
Titik‐titik pencapaian kunci (Milestone): Suatu titik pencapaian atau milestone
mendefinisikan aksi atau hasil yang perlu dipenuhi untuk dapat mencapai tujuan.
Aktivitas Pelatihan Perencanaan
Program
Sebagai aktivitas pelatihan untuk staf
dan relawan Anda dalam mempelajari
format dan definisi perencanaan:
1. Berikan satu atau lebih pernyataan
pada ilustrasi pohon masalah di atas
pada setiap individu (atau pasangan)
(lihat halaman 30).
2. Minta mereka mengembangkan
prioritas strategis, maksud, tujuan,
sejumlah titik pencapaian dan
indikator pencapaian.
40. 40
Indikator Pencapaian: Pernyataan pencapaian menggambarkan hasil‐hasil dari tujuan
yang tercapai.
Sumber daya: Dikaitkan kepada titik‐titik pencapaian yang diidentifikasi untuk
memenuhi suatu tujuan tertentu.
Terdapat banyak format dan definisi perencanaan yang berbeda. Kuncinya adalah memiliki
format yang dipahami bersama dan serangkaian definisi dalam organisasi yang juga mudah
dijelaskan dan dipahami oleh pemangku kepentingan, mitra dan penyandang dana potensial.
Staf dan relawan tidak akan berdaya untuk berpikir, merencanakan, mengimplementasikan,
memantau kemajuan dan mengevaluasi dampak jika format dan definisi terlalu rumit. Rencana
tidak akan menjadi panduan implementasi yang hidup jika format dan definisikan terlalu
abstrak. Kegagalan dalam perencanaan di banyak organisasi adalah kegagalan untuk menjaga
agar pendekatan perencanaan dan bahasa yang digunakannya tetap mudah, praktis, nyata dan
dapat diakses oleh semua orang setiap hari.
Jika tujuan Anda dalam mengembangkan rencana
program hanyalah untuk memperoleh hibah dana,
Anda mungkin akan memperoleh hibah tersebut
tetapi Anda mungkin tidak membangun kapasitas
organisasi untuk merencanakan,
mengimplementasi, memantau dan mengevaluasi
secara efektif yang merupakan kapasitas‐kapasitas
utama dalam membangun suatu organisasi yang
berhasil dan bertahan sejalan dengan waktu.
Intinya adalah: mulailah dengan rencana program
yang dipikirkan dengan baik yang dibuat oleh organisasi Anda sendiri dan didasarkan pada
pemikiran bersama dan pemahaman bersama staf, relawan dan pemangku kepentingan Anda
dengan tidak memandang apakah Anda membuat rencana untuk hibah dana di masa datang
atau tidak. Dalam banyak kasus, suatu program yang kokoh dapat dengan mudah disesuaikan
dengan persyaratan format dan bahasa dari berbagai organisasi pemberi dana berbeda. Lihatlah
Lampiran A untuk perbandingan bahasa dan format perencanaan pada beberapa organisasi dan
penyandang dana internasional.
Contoh di bawah ini menggambarkan format perencanaan berdasarkan definisi‐definisi di atas.
Terdapat banyak format dan definisi
perencanaan berbeda. Kuncinya
adalah memiliki format dan definisi
yang dipahami bersama dalam
organisasi yang juga mudah
dijelaskan dan dipahami oleh
pemangku kepentingan, mitra dan
penyandang dana potensial.
41. 41
7.2 Indikator Pencapaian
Seperti yang tercantum dalam definisi perencanaan dan ilustrasi di atas, suatu indikator
pencapaian merupakan pernyataan “bukti” yang akan dianggap (dilihat dan dirasakan) sebagai
suatu kondisi tertentu yang ditemui atau hasil tertentu yang telah dicapai. Dalam contoh di atas,
Sesi Pencegahan dan Edukasi/Penyuluhan HIV 2 hari yang Ditargetkan untuk WPS, terdapat dua
indikator yang dinyatakan untuk Tujuan 1 (Duapuluh relawan OMS telah menyelesaikan
Pencegahan dan Edukasi/Penyuluhan HIV yang Ditargetkan untuk WPS yang dilaksanakan
selama 2 hari):
Contoh Format Perencanaan
Prioritas Strategis: Meningkatkan Aktivitas Penjangkauan dan Penyuluhan/Edukasi WPS
Goal 1: Kader relawan OMS menyampaikan pesan‐pesan dan sesi‐sesi edukasi/penyuluhan
efektif terkait dengan pencegahan HIV yang ditargetkan pada WPS.
Pada bulan Desember 2011
Tujuan 1: Duapuluh relawawn IMS telah menyelesaikan Sesi Pencegahan dan Edukasi HIV untuk
Target WPS selama 2 hari, yaitu kursus yang didasarkan pada panduan nasional untuk intervensi
pencegahan dan edukasi/penyuluhan WPS.
Titik Pencapaian Kunci di tahun 2011:
Perancangan kursus dan materi difinalisasi pada bulan Oktober 2011
Relawan diidentifikasi pada bulan Oktober 2011
Pelatihan pelatih di organisasi dan persiapan kursus diselesaikan pada bulan November
Dua kursus yang masing‐masing 10 relawan dilaksanakan pada bulan Desember 2011
Indikator‐indikator pencapaian:
Angka yang dicapai peserta pada evaluasi kursus sangat baik pada akhir kursus.
20 lulusan kursus mampu memperlihatkan komunikasi pesan pencagahan efektif dan
keterampilan dalam menggunakan materi pencegahan (kondom dan pelicin).
Sumber daya:
Estimasi Anggaran Rp. 6.000.000 – Rp. 8.000.000
Pelatih utama (nama)
42. 42
Angka yang dicapai peserta pada evaluasi kursus sangat baik pada akhir kursus.
20 lulusan kursus mampu memperlihatkan komunikasi pesan pencagahan efektif dan
keterampilan dalam menggunakan materi pencegahan (kondom dan pelicin).
Kedua indikator mendefinisikan seperti apa kesuksesan yang diharapkan oleh para perencana
OMS untuk kursus pelatihan dua hari tersebut.
Contoh di atas tidak menyertakan Tujuan 2, tetapi seandainya Tujuan 2 dicantumkan (dan
dengan menggunakan kriteria SMART) maka tujuan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
Tujuan 2: Pada bulan Juni 2012, relawan OMS akan telah menjangkau 90% dari wanita
pekerja seks berbasis lokalisasi di kota/kabupaten X (yang diestimasi sekitar 600 WPS
di 23 wisma) dengan sesi tatap muka dan sesi kelompok untuk penyuluhan
pencegahan HIV dan keterampilan menggunakan kondom dan pelicin.
Untuk tujuan ini, indikator‐indikator pencapaian akan bergantung pada di mana para perencana
ingin menetapkan “tolok ukur kesuksesan”, tolok ukur yang lebih rendah atau lebih tinggi akan
bergantung pada jumlah sumber daya dan pengalaman penyuluhan/pendidikan pencegahan
HIV OMS, yaitu pengalaman penyuluhan/edukasi OMS sendiri dan pengalaman
penyuluhan/pendidikan dari 20 relawan 20 terlatih.
Sebagai contoh, OMS yang baru terbentuk mungkin ingin meluncurkan program pencegahan
baru WPS dengan tolok ukur kesuksesan lebih rendah, yaitu apa yang mereka yakini masuk akal
dan bisa dilakukan sebagai indikator pencapaian tahun pertama:
90% WPS berbasis lokalisasi di kota/kabupaten X melaporkan bahwa mereka telah
menghadiri setidaknya satu sesi pencegahan HIV yang dilaksanakan oleh OMS.
Indikator ini menunjukkan jumlah “bukti” pencapaian yaitu 90% dari WPS telah bertemu dan
mengenal satu atau lebih dari 20 relawan OMS terlatih dan telah menghadiri setidaknya satu
sesi pencagahan HIV dan pemakaian kondom. Apakah indikator pencapaian ini mungkin
dilaksanakan? Ini berarti bahwa secara rata‐rata satu orang relawan OMS terlatih akan harus
telah melaksanakan setidaknya satu kali sesi pencegahan dengan 27 WPS dalam jangka waktu
antara berakhirnya pelatihan dua hari dan bulan Juni 2012. Seberapa sulit indikator ini diukur
untuk menentukan apakah sekitar 540 WPS dari estimasi 600 WPS benar‐benar bertemu
dengan relawan OMS dan menghadiri sesi pencegahan HIV?
Penetapan tolok ukur kesuksesan yang tepat untuk apa yang diyakini sebagai sesuatu yang
dapat dilakukan oleh organisasi (dengan sedikit upaya keras!) merupakan bagian dari keputusan
mengenai apa yang harus didefinisikan sebagai indikator pencapaian. Bagian lain mencakup
seberapa mungkinkah untuk benar‐benar melaksanakan evaluasi di bulan Juni 2012 untuk
melihat apakah benar 90% WPS terjangkau oleh program. Perencana OMS perlu menentukan
hal ini dan memfinalisasi indikator.